Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Pola Tidur Terhadap Prestasi Belajar

Siswa
Kebutuhan merupakan sesuatu hal yang harus dipenuhi oleh
manusia agar dapat berlangsungnya kehidupan yang sehat. Salah satu
kebutuhan pokok kita adalah tidur yang merupakan kebutuhan fisiologis
manusia. Tidur merupakan kebutuhan universal , tidak ada manusia yang
semasa hidupnya tidak tidur. Sehingga dapat dipastikan tidur memiliki
peranan penting dalam kehidupan kita (Kozier. 2000). Sedangkan
sekolah merupakan salah satu pendidikan formal yang ditempuh oleh
setiap orang dan tentunya memiliki harapan akan keberhasilan studi demi
masa depannya. Prestasi belajar merupakan keseluruhan kegiatan
pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh individu. Hasil
belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu
merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa (Hamalik O.
2003).

Sebagian besar siswa mengalami kualitas tidur yang kurang


optimal. Sejak berkembangnya teknologi, banyak siswa yang tidak bisa
mengontrol dirinya dan tidur hingga larut malam. Akibatnya siswa tidak
dapat berkonsentrasi secara penuh. Waktu untuk tidur adalah malam hari,
sedangkan waktu untuk tidak tidur adalah siang hari. Pada waktu malam
hari,siswa cenderung tidak memiliki aktivitas berlebih dan juga keadaan
yang sunyi senyap menjadi alasan yang membuat malam menjadi waktu
yang tepat untuk beristirahat. Efek terburuk dari tidur yang buruk
bukanlah bagaimana kita merasakannya di malam hari akan tetapi
bagaimana hal itu mempengaruhi kita di siang hari, baik secara fisik
maupun emosional. Menurut hasil survei sebuah studi tidur di Inggris
didapati bahwa orang yang kurang tidur cenderung 3 kali lebih besar
menderita gangguan konsentrasi, 2 kali menderita kelelahan, gangguan
mood, produktivitas, dan lain-lain. Batas maksimal tanpa tidur yang
tercatat sejauh ini adalah 264 jam atau sekitar 11 hari. Jika tanpa makan,
manusia mampu bertahan sekitar 40 hari. Sementara tanpa minum,
sekitar 3 hari. Apabila dibuat berurutan, berarti aktivitas paling vital
dalam hidup manusia adalah udara (bernafas), cairan (minum), tidur dan
makan. Udara menduduki peringkat pertama karena beberapa menit saja
tanpa udara manusia tidak dapat bertahan hidup.

Setiap manusia memiliki kebiasaan tidur yang berbeda-beda.


Salah satunya tergantung dari aktivitas yang dilakukan. Mulai dari usia
balita sampai lansia memiliki waktu tidur yang berbeda. Salah satu tahap
paling unik adalah waktu tidur di usia Remaja. Masa Remaja di bagi
menjadi 2, yaitu masa dewasa muda (usia16-30 tahun) dan dewasa tua
(usia 31-60). Keunikan justru terjadi pada masa usia dewasa muda
dimana terjadi pergeseran irama sirkadian sehingga jam tidur pun
bergeser akibat dari perubahan hormonal yang terjadi pada akhir masa
pubertas. Secara umum, kebutuhan tidur remaja akan meningkat menjadi
8,5-9,25 jam setiap hari, akan tetapi waktu tidurnya berubah. Uniknya,
saat orang lain mulai mengantuk pada pukul 21.00 atau 22.00, ia justru
bersemangat untuk berkarya, baik itu belajar maupun menyelesaikan
pekerjaannya. Sementara di pagi hari, remaja sudah harus bangun lebih
awal untuk mempersiapkan diri ke sekolah, kuliah, maupun bekerja. Pada
umumnya, remaja mengalami kekurangan tidur sehingga tidak
mengherankan jika banyak fenomena pelajar atau mahasiswa yang
tertidur saat jam pelajaran dimulai. Sampai saat ini di Indonesia masih
jarang dilakukan penelitian yang berkaitan dengan tidur dan
permasalahannya, terutama di kalangan siswa. Ironisnya, berdasarkan
penelitian-penelitian di Amerika Serikat dan Eropa, siswa SMA dan
Mahasiswa merupakan kelompok yang paling rentan menderita kurang
tidur kronis.. Menurut penelitian, orang yang tidur selama 6,5 sampai 7,5
jam dalam sehari akan memiliki hidup yang lebih panjang dari pada yang
tidurnya hanya memakan waktu kurang dari 6,5 jam atau lebih dari 8 jam
perhari (Japan Epidemiology Association). Pada tidur REM terjadi
perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal,
peningkatan konsumsi oksigen dan pelepasan epinefrin, sehingga
membantu penyimpanan memori dan pembelajaran maka tidur REM
penting untuk pemulihan kognitif. Tanpa kebutuhan tidur dan istirahat
yang cukup, konsentrasi dan pengambilan keputusan akan menurun
(Potter & Perry, 2005).

Oleh karena itu, pola tidur sangat berpengaruh pada prestasi


belajar siswa ,karena menurut beberapa ahli, memiliki pola tidur yang
baik akan membantu kita memperbaruhi sel-sel tubuh setiap harinya,
memperlancar peredaran darah, sehingga membantu kita lebih
berkonsentrasi dan cepat menangkap sesuatu. Tidak terlalu mengalami
kelelahan, gangguan mood, produktivitas. Dan yang terakhir kita dapat
lebih mudah untuk menimpan memori dan juga pembelajaran yang kita
dapatkan dibandingkan seseorang yang tidak memiliki pola tidur yang
baik. Tetapi yang paling penting adalah kita memiliki tubuh yang sehat
dan tidak cepat sakit.

Anda mungkin juga menyukai