Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar dari manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi

untuk meningkatkan derajat kesehatan.Tidur merupakan salah satu kebutuhan

dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan fisiologis.Selain merupakan

kebutuhan dasar, tidur juga merupakan suatu hal yang Universal. Dikatakan hal

yang Universal karena umumnya semua individu dimanapun ia berada

membutuhkan tidur dan tidak pernah ada individu yang semasa hidupnya tidak

tidur. Hal ini membuktikan, bahwa tidur memiliki peranan penting dalam

kehidupan (Kozier.2000).Kebutuhan tidur setiap individu berbeda-beda,

tergantung usia setiap individu tersebut, dan setiap individu harus memenuhi

kebutuhan tidurnya agar dapat menjalankan aktifitas dengan baik.

Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan

tidur.Keadaan ini adalah keluhan tidur yang paling sering.Insomnia mungkin

sementara atau persisten.Periode singkat insomnia paling sering berhubungan

dengan kecemasan, baik sebagai sekuela terhadap pengalaman yang

mencemaskan ataudalam menghadapi pengalaman yang menimbulkan

kecemasanPola tidur yang buruk dapat berakibat pada gangguan keseimbangan

fisiologis dan psikologis.Dampak fisiologis meliputi penurunan aktifitas sehari-

hari, rasa lelah, penurunan daya tahan tubuh dan ketidakstabilan tanda-tanda vital

(potter & Perry, 2010).


2

Beberapa penelitian juga telah dilaksanakan untuk menilai akibat dari

kekurangan tidur dan didapati bahwa kehilangan satu malam dari tidur akan

mengganggu proses berpikir inovatif, proses pengambilan keputusan yang

fleksibel dan beberapa fungsi kognitif yang lain (Lima dkk, 2009). Menurut

Wicaksono (2012), kelelahan juga termasuk dalam faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Semakin tinggi tingkat kelelahan yang

dialami seseorang, maka kualitas tidurnya pun semakin buruk. Kebutuhan tidur

pada usia dewasa awal berkisar 7 sampai 9 jam, namun ternyata hanya sekitar

6jam sehari karena faktor aktivitas dan kehidupan sosial. Hal ini akan

memberikan pengaruh terhadap waktu tidur

Pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa adalah orang-orang yang

sedang mengikuti pendidikan tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan

studi demi masa depannya. Prestasi belajar merupakan keseluruhan kegiatan

pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan

tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh individu.Hasil belajar menunjuk

pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya

derajat perubahan tingkah laku siswa (Hamalik O, 2003).Ada banyak faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar baik dari luar maupun dari dalam, yang termasuk

dari luar individu yaitu salah satunya faktor lingkungan karena lingkungan

merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Selama hidup anak didik tidak bisa

menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya,

sedangkan dari dalam individu yaitu faktor psikologis antara lain minat,
3

kecerdasan, bakat, motivasi,. Nilai prestasi belajar dapat diketahui melalui proses

evaluasi terhadap hasil belajar mahasiswa.

Hasil belajar tidak dapat langsung terlihat, tanpa seseorang melakukan

sesuatu yang memperlihatkan hasil belajar tersebut melalui prestasi belajar. Jadi,

dalam prestasi hasil belajar akan tampak. Perbedaan tingkat prestasi antara orang

yang satu dengan orang yang lain dalam mencapai apa yang dituju, merupakan

akibat adanya perbedaan karakteristik individu. Orang yang sama dapat

menghasilkan prestasi yang berbeda dalam situasi yang berbeda sehingga dapat

dikatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor individu dan faktor

situasi, hal ini sejalan dengan pendapat Ngalim Purwanto (2006) yang

menjelaskan bahwa : “berhasil tidaknya belajar itu tergantung pada macam-

macam faktor”. Setelah rentang waktu tertentu, biasanya pada akhir semester

semua penilaian untuk masing-masing bidang studi ditulis dalam sebuah transkrip

nilai yang disebut IPK ( Indeks Prestasi Kumulatif ). IPK inilah yang menjadi alat

bukti keberhasilan atau kegagalan mahasiswa di universitas. Dari nilai ini, orang

tua ,mahasiswa yang bersangkutan, dan dosen pengajar dapat melihat sendiri

prestasi belajar yang dicapai mahasiswa.

Jumlah tidur yang cukup, penting bagi kesehatan mental dan fisik, fungsi

kognitif, memori dan belajar. Syarat tidur untuk orang dewasa bervariasi, tetapi 7-

8 jam per hari dianggap normal untuk orang dewasa. Telah dilaporkan bahwa

kurang tidur dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional, kehilangan memori,

dan penurunan konsentrasi. Berbagai penelitian telah dilakukan dan hasilnya

menunjukkan bahwa kurang tidur berpengaruh pada prestasi akademik siswa dan
4

juga menyebabkan gangguan suasana hari, ketiakpuasan beraktivitas, mengantuk,

obesitas dan penurunan fungsi kognitif .

Sebuah studi serupa dilakukan di Pakistan yang mengungkapkan fakta

bahwa kerja terus-menerus dengan tidur yang kurang akan menyebabkan

kemerosotan status kognitif dan perilaku. Ada berbagai alasan untuk kurangnya

tidur pada remaja termasuk menonton TV dan internet. Studi yang dilakukan di

Universitas keperawatan Pakistan menunjukkan bahwa 58,9 persen dari remaja

tidur kurang dari 8 jam sehari dan penyebab paling umum dari kurang tidur ialah

menonton TV dan mendengarkan musik.8. Stres pada remaja juga punya

kuntribusi sangat penting pada kemampuan remaja untuk tidur dimalam hari

Selain itu, konsumsi kafein, merokok dan penyalahgunaan obat atau zat-zat yang

dapat menghilangkan rasa kantuk akan dapat mempengaruhi prestasi akademik .

Keadaan tidur menyebabkan timbulnya 2 macam efek fisiologis utama

yaitu : Pertama, efek pada system sarafnya sendiri dan kedua, efek pada system

fungsional tubuh lainnya. Efek pada system saraf pusat tampaknya jauh lebih

penting, karena kekurangan tidur tentu saja akan mempengaruhi fungsi system

saraf pusat. Kualitas tidur yang baik sangat berperan penting dalam kemampuan

berpikir dan belajar. “Memori” di otak kita akan terasa susah di akses . Sehingga

kurang tidurakan menurunkan kemampuan konsentrasi anda sehingga akan

berdampak pada menurunnya daya talar, dan kemampuan memecahkan masalah.

Karena data dan informasi akan terasa susah dikeluarkan dari memori otak kita.

Menurut Deshinta (2009) pelajar dan mahasiswa sangat rentan

mengalami kualitas tidur yang buruk, hal itu dibuktikan dengan penelitiannya di
5

dapatkan 220 pelajar dari jumlah total 287 pelajar SMA Negeri 1 TanjungMorawa

mempunyai kualitas tidur yang buruk. Menurut Hanafi Nilifda (2015), yang telah

melakukan penelitian pada 177 orang mahasiswa FK Universitas Andalas ada 99

orang yang memiliki kualitas tidur buruk dan 78 orang memiliki kualitas tidur

baik yang memberikan dampak pada prestasinya.

Penelitian Listiani (2005) menunjukkan bahwa responden yang

mengalami gangguan tidur pada malam hari akan merasa lelah dan merasa

mengantuk pada saat siang hari sehingga tidak konsentrasi dalam belajar dan

menyebabkannilai anak didik menurun.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan kepada 15 orang

mahasiswa dengan sedikit wawancara mengenai tidurnya.Didapatkan hasil 12

orang memiliki kebiasan tidur diatas jam 12 malam dan 3 orang sisanya memiliki

jam tidur yang cukup, dan rata-rata kebiasaan para mahasiswa tidur larut malam

beragam, kebanyakan dari mereka sering memainkan handphone dan laptop

sebelum tidur. Padahal di pagi harinya mereka harus terbangun untuk

kuliah.Apalagi jurusan keperawatan ini menganut sistem blok dimana mahasiswa

lebih aktif dalam proses belajar.

Nilai akhir mahasiswa merupakan gabungan dari 3 komponen, yaitu

ujian tulis, ujian skill lab dan diskusi tutorial, sehingga prestasi akademik

memenuhi segala aspek yang ada, yaitu penguasaan matakuliah dari penilaian

ujian tulis, penilaian lisan dari diskusi dan keterampilan dari penilaian skill lab.

Namun,cukup banyak mahasiswa yang mengeluh mengantuk ketika

perkuliahanberlangsung bahkan sering ditegur dosen dan kurang aktif dalam


6

diskusitutorial.Selain itu, mahasiswa juga biasanya tidak menghadiri perkuliahan

dipagi hari, terutama jam 7-8 pagi dengan keluhan mengantuk. Keluhan

inilahyang nantinya dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang akan

berdampakpada prestasi belajar mahasiswa sehingga perlu menjadi

pertimbanganbersama.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertarik

untukmelakukan penelitian mengenai “Hubungan antara Insomnia denganPrestasi

Belajar pada Mahasiswa Keperawatan di STIKes Pekanbaru Medical Centre”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat di rumuskan

masalah penelitian sebagai berikut : Apakah ada hubungan kejadian insomnia

dengan prestasi belajar mahasiswaKeperawatan di STIKes Pekanbaru Medical

Centre?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan kejadianinsomnia dengan prestasi belajar

pada Mahasiswa Keperawatan di STIKes Pekanbaru Medical Centre.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi distribusi frekuensi karakteristik responden

mahasiswa keperawatan STIKes PMC.

b. Mengidentifikasi insomnia yang dialami mahasiswa keperawatan

STIKes PMC.
7

c. Mengidentifikasi prestasi belajar mahasiswa keperawatan

STIKes PMC.

d. Menganalisa hubungan kejadian insomnia dengan prestasi

belajar mahasiswa keperawatan STIKes PMC.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Sebagai media pembelajaran dan pengalaman berharga bagi peneliti dalam

rangka menambah wawasan pengetahuan serta pengembangan diri

khususnya dalam bidang penelitian.

2. Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran dan referensiserta

acuan rujukan bagi penelitian hubungan antara kualitas tidur dengan

prestasi belajar.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

bacaan sehingga dapat menambah wawasan keilmuan khususnya

mengenai hubungan kualitas tidur dengan prestasi belajar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat luasnya permasalah yang telah dibahas di latar belakang,

maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian mengenai hubungan kejadian

insomnia dengan prestasi belajar mahasiswa keperawatan STIKes PMC.Penelitian


8

ini akan dilakukan pada bulan Oktober2019 dengan sasaran penelitian adalah

mahasiswa keperawatan STIKes PMC.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain adalah sebagai berikut:

1. Andrean Dedy Wibowo (2009), Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam penelitiannya

tentang “Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Insomnia Pada Lansia Di

Desa Tambak Merang Girimarto Wonogiri”. Subjek penelitian pada

penelitian ini Lansia Di Desa Tambak Merang Girimarto Wonogiri. Jenis

penelitian non eksperimen. dengan metode penelitian deskriptif analitik

dengan rancangan penelitian crossectional dilaksanakan bulan Juni 2009.

Jumlah sampel 35 Orang penentuan sampel dengan purposive sampling.

Penelitian ini dilakukan di Di Desa Tambak Merang Girimarto Wonogiri.

Dari 35 responden yang diobservasi diperoleh data sebagian besar

responden sejumlah 25 Orang lansia (83,3%) depresi kategori sedang-berat

yaitu skor GDS 10-15 dan terjadi insomnia.. Kategori Depresi Ringan 5

Lansia (16,7%). Depresi ringan dengan kejadian Insomnia 1 lansia.

Sedangkan depresi ringan tidak ada insomnia 4 lansia. Dengan kategori

tidak ada gejala depresi 5 Lansia (14,3%). Uji koefisien hasil nilai

signifikansi atau asym.sig (p)= 0,000 dan taraf kepercayaan = 0,05 maka Ho

ditolak artinya ada hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian

Insomnia pada lansia. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat Pada

metode penelitian, subjek penelitian, dan variabel penelitian.


9

2. Fuad Nashori (2004), Fakultas Psikologi, Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta. Dalam penelitiannya tentang “Hubungan Antara Kualitas

Tidur dengan prestasi belajar Mahasiswa”. Subjek penelitian pada penelitian

ini Mahasiswa. Jenis penelitian non eksperimen. dengan metode penelitian

deskriptif analitik dengan rancangan penelitian crossectional. dilaksanakan

bulan September 2009. Jumlah sampel 126 mahasiswa penentuan sampel

dengan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi

Universitas Islam Yogyakarta. Dari 126 responden yang diobservasi

menunjukkan bahwa tingkat kesiapan tidur berkualitas sebagian besar

tergolong tinggi (70,6%) dan sedang (26,2%). Sisanya sangat tinggi (3,2%).

Dari hasil uji statistic dengan menggunakan product moment dapat

disimpulkan Ada hubungan yang signifikan antara aspek nyenyak selama tidur

dengan prestasi belajar (r=0.170, p=0.029/p<0.05). Semakin tinggi aspek

nyenyak selama tidur semakin tinggi prestasi belajar . Perbedaan dengan

penelitian ini terdapat Pada metode penelitian, pengambilan sampel, uji

statistik yang digunakan, dan variabel peneliti.

Anda mungkin juga menyukai