JEFRIANSYAH
210701552015
L
FAKULTAS PSIKOLOGI
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
tinggi yang sedang mempersiapkan diri untuk keahlian tertentu (Hartaji, 2012).
dan masih banyak lagi. Beberapa dari mahasiswa merasakan kecemasan saat
tugas yang diberikan belum selesai dan batas pengumpulan semakin dekat, hal
akan berkurang sehingga saat malam hari akan sulit tidur dan juga
tubuh (Dewi, 2020). Kurangnya kepedulian terhadap masalah kualitas tidur ini
banyak dijumpai pada anak sekolahan, pekerja yang mempunyai jam terbang
tinggi dan mahasiswa. Kelompok yang paling tinggi risikonya untuk terkena
yang buruk maka akan mendapat dampak negatif, seperti lebih sulit
domain, antara lain subyektif kualitas tidur, penilaian terhadap lama waktu
tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur pada siang hari, efisiensi
kurang tidur akan sulit untuk menggunakan informasi yang didapat dengan
mengalami gangguan belajar dan bahkan turunnya prestasi akademik (Potter &
Perry, 2005).
lainnya (Guyton & Hall, 2014). Kualitas tidur yang cukup sangat dibutuhkan
Amerika,
orang yang memiliki kualitas tidur yang buruk karena kesulitan tidur menjadi
menjadi lebih emosional, dan mudah marah. Hal ini berdampak kepada
seorang dewasa awal seharusnya memiliki total jam tidur per hari 7 sampai 8
jam untuk memperoleh fungsi kepuasan tidur. Akan tetapi, banyak kelompok
dewasa awal yang kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi secara maksimal. Hal ini
dikarenakan faktor gaya hidup, baik tuntutan pekerjaan atau kegiatan sosial.
cukup padat. Saat pagi hari sebagian besar dari mahasiswa sudah harus bangun
tertidur sampai hari telah larut dan terbangun di pagi buta. Adanya beban tugas
juga menuntut mereka untuk terjaga hingga larut, bahkan pagi hari karena harus
Menurut Potter dan Perry (2006) kualitas tidur yang baik dapat
penting bagi tubuh, yaitu membuat tubuh lebih sehat, membantu pertumbuhan
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas belum diketahui, akan tetapi diyakini
umum ada dua efek dari fisiologi tidur yaitu efek pada sistem saraf yang
berbagai susunan saraf, dan kedua yaitu pada struktur tubuh dengan
memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur
Studi awal yang peneliti lakukan yaitu dengan menyebar kuesioner dan
yang diperoleh rata-rata subjek mengalami kualitas tidur yang buruk akibat
sebanyak 93,3% responden dan ada juga yang yang tidak mengalami kualitas
tidur yang buruk sebanyak 6,7% responden, faktor yang menyebabkan subjek
kesehatan, gaya hidup, diet, dan stres akademik. Lingkungan tempat tinggal
lingkungan semakin sulit mahasiswa untuk tidur dan mahasiswa tertarik untuk
tidur, individu yang sedang sakit memerlukan lebih banyak waktu tidur dari
biasanya. Kualitas tidur yang kurang baik akan mengganggu siklus tidur-
bangun tubuh, hal ini dapat mengganggu sistem kerja otak dan akan
kualitas tidur buruk akibat aktivitas yang padat dan tuntutan tugas kuliah serta
kehidupan sosial.
yang sehingga akan mengganggu kualitas tidur. Kecemasan dan depresi yang
Dari data penelitian dilakukan lebih spesifik kepada 5 subjek yang merujuk
mengarah pada adanya kecemasan akibat selalu memikirkan tugas yang belum
seperti berdebar dengan diiringi detak jantung, itulah yang menyebabkan rasa
cemas pada seseorang muncul dan mengakibatkan susah tidur. Mahasiswa
subjek frekuensi tertinggi yaitu adanya kecemasan dari individu yang membuat
adalah kemampuan individu untuk dapat tidur dan memperoleh jumlah istirahat
kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya.
yang dialami ketika berpikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan
sebagai reaksi
umum akan ketidakmampuan dalam menghadapi masalah, konflik atau
ancaman.
dan nafas tidak beraturan,keringat dingin, nafsu makan hilang, kemudian aspek
aspek emosional, seperti mudah merasa malu, mudah tersinggung, merasa tidak
air, nafas sesak disertai tremor pada otot. Kartono (Trismiati, 2004)
mudah tersinggung dan marah, sering dalam keadaan excited atau gelisah.
tentunya sudah melewati proses yang berbeda-beda dengan hasil yang samaatau
penelitian ini maka dapat dibuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada mahasiswa. Hal ini
tidur. Oleh karena itu, tubuh menjadi lelah dan kurang tidur (Permata &
Widiasavitri, 2019).
Susanto & Sari 2022) Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapatnya
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah dan Aretha
kecemasan dengan kualitas tidur dengan nilai p=0,030. Hasil ini diperkuat
dengan teori Yang, Yu, Xu, Liu, & Mao (Novianti & Suadnyana, 2022)
kualitas tidur yang dilakukan penelitian masih diperlukan untuk diteliti lebih
signifikan dan ada juga yang tidak signifikan. Penelitian sebelumnya ada yang
tidak memuat identitas jurnal seperti nomor halaman. Secara teoritis penelitian
ini diharapkan mampu menambah informasi maka dari itu saya akan
serta bermanfaat bagi pembaca, yang mana penelitian ini mengenai “hubungan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
TINJAUAN PUSTAKA
dengan jumlah rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement
(NREM) merupakan siklus tidur yang terdiri empat tahap yang menunjukan
perlambatan denyut jantung dan laju pernafasan, gerakan mata yang lambat,
kualitas tidur adalah kemampuan individu untuk dapat tetap tidur, tidak
mengemukakan bahwa kualitas tidur adalah suatu kondisi yang dijalani oleh
dari tidurnya, sedangkan kuantitas tidur merupakan jumlah jam tidur normal
mengemukakan bahwa kualitas tidur adalah suatu kondisi yang dijalani oleh
dari tidurnya. Perumal, Narasimhan & Kramer (Maisa, Andrial, Murni &
domain, antara lain subyektif kualitas tidur, penilaian terhadap lama waktu
tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur pada siang hari,
bagi seseorang, yaitu dirinya terarah secara fisk dan spiritual kepada
terganggu.
4. Badan dalam keadaan rileks (tidak aktivitas tidur yang berat) menjelang
tidur.
fisik yang berat sesaat menjelang tidur. Maas (Nashori & Diana, 2021)
olahraga. Aktivitas olahraga yang terlalu dekat dengan waktu tidur akan
Sebenarnya orang tidur melalui beberapa fase tidur, mulai dari fase tidak
internal adalah mudah terbangun karena ingin kencing, suhu tubuh yang
dan sebagainya).
Bila seseorang dapat tidur dalam waktu yang cukup, maka ia akan siap
Tentang waktu tidur yang cukup, Maas (Nashori & Diana, 2021)
Setiap orang perlu menyimpan cukup tidur dalam rekening tersebut agar
dapat menjaga kondisi homeostatis tidur tetap stabil, suatu hal yang akan
rasa segar atau bugar saat terbangun. Dengan kebugarannya itu, ia siap
orang yang tidur merasa bugar saat terbangun. Banyak orang yang
menunjukkan bahwa pria tidur lebih malam dan menyebabkan kualitas tidur
buruk lebih besar dari pada wanita pada usia dewasa muda. Disebabkan
karena pria sering mengkonsumsi kafein dan alkohol dimalam hari. Fakihan
Selain mendatangkan efek positif bagi kesehatan tubuh, aktivitas dan tidur
dan mengurangi rasa bosan yang pada akhirnya dapat meningkatkan rentang
ketegangan dan kesulitan dalam memulai tidur. Alimul (Ardiani & Subrata,
stress psikologi, obat-obatan dan zat kimia serta diet dan kalori. Faktor
2019). kualitas tidur merupakan suatu keadaan di mana tidur yang dijalani
(Nashori, 2002).
sesuatu menjadi turun, namun aktivitas otak tetap memainkan peran yang
& Polii 2016) kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,
terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak
E. Pengertian Kecemasan
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini
atau intern dari tubuh, ketegangan ini akibat suatu dorongan dari dalam atau
dari luar dan dikuasai oleh susunan urat saraf yang otonom. Misalnya,
kecemasan merupakan hal yang dialami oleh semua orang ketika mereka
suatu peningkatan yang berbahaya dari perasaan tak berteman dan tak
berdaya dalam dunia penuh ancaman. Sedangkan (Harianto, Wilson & Putri
somatik pertanda aktivitas sistem saraf otonom yang hiperaktif seperti sakit
rasa aman.
F. Aspek-aspek Kecemasan
1. Perilaku
3. Afektif
1. fisiologis
sering buang air kecil, tidur tidak nyenyak, kepala pusing, nafsu
2. psikologis
memusatkan perhatian.
manusia.
mengancam.
larut, maka mahasiswa tidak mampu mencapai prestasi akademis yang telah
kecemasan merupakan hal yang dialami oleh semua orang ketika mereka
bahwa kecemasan adalah masalah setiap manusia, bisa muncul setiap saat
pada orang dewasa remaja ataupun anak anak di sekolah. Ada bermacam
dirinya dan kecemasan dalam bentuk yang kurang jelas. Sudrajat (Mukholi,
emosi individu yang berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu,
menyusun tugas akhir maka semakin baik kualitas tidur mahasiswa tersebut,
buruk kualitas tidur pada mahasiswa tersebut. Mahasiswa akan terlalu keras
berdampak pada kesulitan dalam memulai tidur. Kesulitan ini yang akan
I. Kerangka Teori
tidur pada mahasiswa, dibawah ini terdapat aspek kecemasan yakni aspek
takut dan merasa dalam. Kemudian kualitas tidur memiliki aspek seperti
nyaman secara psikologis, badan rileks, nyenyak selama tidur, waktu tidur
yang cukup dan merasa segar ketika terbangun. Jadi semakin tinggi tingkat
Mahasiswa
mengkonsum Perilaku :
mengkonsum
si kafein dan Gelisah si kafein dan
alkohol tremor alkohol
dimalam hari dimalam hari
Psikologis :
takut
merasa dalam bahaya
Kualitas Tidur
Nyaman secara
psikologis
Badan rileks
Nyenyak selama
tidur
Waktu tidur yang
cukup
Merasa segar
Baik ketika terbangun Buruk
mengkons mengkonsu
umsi
J. Hipotesis msi kafein
kafein dan dan alkohol
alkohol Ada hubungan Antara kecemasan terhadap kualitasdimalam tidur pada
dimalam hari
hari
mahasiswa fakultas psikologi universitas negeri makassar. Semakin tinggi
tingkat kecemasan maka kualitas tidur yang dimiliki semakin buruk.
Amir, N. (2019). Gangguan Tidur pada Lanjut Usia Diagnosis dan Penatalaksaan. Cermin
Dunia Kedokteran, 157, 196–206.
Anggraini, A. R., & Oliver, J. (2019). Hubungan Antara Expressive Writing Terhadap
Kecemasan Pada Mahasiswa Fresh Graduate Yang Sedang Mencari Kerja. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
http://eprints.ums.ac.id/77127/1/NASPUB.pdf
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
(Lansia). Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00
Ariani, M., Elita, V., & Zulfitri, R. (2015). Hubungan Intensitas Penggunaan Jejaring
Sosial Terhadap Kualitas Tidur Remaja di SMAN 3 Siak. Journal of Nurshing Care,
1–11.
Buysse, D. J., Reynolds, C. F., Monk, T. H., Berman, S. R., & Kupfer, D. J. (1989). PSQI
article.pdf. In Psychiatry Research (Vol. 28, pp. 193–213).
Craske, M. G., Rauch, S. L., Ursano, R., Prenoveau, J., Pine, D. S., & Zinbarg, R. E.
(2009). What is an anxiety disorder? Depression and Anxiety, 26(12), 1066–1085.
https://doi.org/10.1002/da.20633
Dariah, E., & Okatiranti. S3 (2015). Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Tidur
Lansia Di Posbindu Anyelir Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Jurnal
Ilmu Keperawatan, III(2), 87–104.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/viewFile/156/149
Djamalilleil, S. F., Rosmaini, R., & Dewi, N. P. S3 (2020). Hubungan Kualitas Tidur
Terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturahmah Padang Angkatan 2018. Health and Medical Journal, 3(1), 43–50.
https://doi.org/10.33854/heme.v3i1.339
Faried, L., & Nashori, F. (2013). Hubungan Antara Kontrol Diri Dan Kecemasan
Menghadapi Masa Pembebasan Pada Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan
Wirogunan Yogyakarta. Khazanah, 5(2), 63–74.
https://doi.org/10.20885/khazanah.vol5.iss2.art6
Fenny, F., & Supriatmo, S. S2 (2016). Hubungan Kualitas dan Kuantitas Tidur dengan
Prestasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Jurnal Pendidikan
Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education, 5(3), 140.
https://doi.org/10.22146/jpki.25373
Firmansyah, Q. D., Qorahman, W., Wayan, N., & Ningtyas, R. (2021). Hubungan
Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Dalam Penyelesaian Tugas Akhir Di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendekia Medika. Jurnal Borneo Cendekia,
5(2), 148–157.
http://journal.stikesborneocendekiamedika.ac.id/index.php/jbc/article/view/253
Frydman, J. L., Li, W., Gelfman, L. P., & Liu, B. (2022). Telemedicine Uptake Among
Older Adults During the COVID-19 Pandemic. Annals of Internal Medicine, 175(1),
145–148. https://doi.org/10.7326/M21-2972
Hafifatul Auliya Rahmy, M. (2021). Depresi dan Kecemasan Remaja Ditinjau dari
Perspektif Kesehatan dan Islam. Journal of Demography, Etnography, and Social
Transformation, 1(1), 35–44.
Harianto, M. H., Wilson, W., & Putri, E. A. (2020). Hubungan antara Tingkat
Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III di
Rumah Sakit Bersalin Jeumpa Kota Pontianak. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 7(3), 31–34.
Hastuti, R. Y., Sukandar, A., & Nurhayati, T. (2016). Hubungan tingkat kecemasan
dengan kualitas tidur pada mahasiswa yang menyusun skripsi di STIKES
Muhammadiyah Klaten. Jurnal Motorik, 11(22), 9–21.
K. Pavlova, M., & Latreille, V. (2019). Sleep Disorders. American Journal of Medicine,
132(3), 292–299. https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2018.09.021
Lima, R. A., de Barros, M. V. G., dos Santos, M. A. M., Machado, L., Bezerra, J., &
Soares, F. C. (2020). The synergic relationship between social anxiety, depressive
symptoms, poor sleep quality and body fatness in adolescents. Journal of Affective
Disorders, 260(March 2019), 200–205. https://doi.org/10.1016/j.jad.2019.08.074
Maisa, E. A., Andrial, A., Murni, D., & Sidaria, S. S4 (2021). Hubungan Stres Akademik
dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Keperawatan Tingkat Akhir Program Alih Jenjang.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(1), 438.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v21i1.1345
Murwani, A., & Utari, H. S. S4 (2021). Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Tidur
Pada Mahasiswa Yang Menyusun Skripsi Di Stikes Surya Global Yogyakarta. Jurnal
Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati, 6(2), 129.
https://doi.org/10.35842/formil.v6i2.353
Nashori, F., Indonesia, U. I., & Wulandari, E. D. (2021). Psikologi tidur. March 2017.
Nilifda, H., Nadjmir, N., & Hardisman, H. S3 (2016). Hubungan Kualitas Tidur dengan
Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2010 FK
Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1), 243–249.
https://doi.org/10.25077/jka.v5i1.477
Ohayon, M., Wickwire, E. M., Hirshkowitz, M., Albert, S. M., Avidan, A., Daly, F. J.,
Dauvilliers, Y., Ferri, R., Fung, C., Gozal, D., Hazen, N., Krystal, A., Lichstein, K.,
Mallampalli, M., Plazzi, G., Rawding, R., Scheer, F. A., Somers, V., & Vitiello, M.
V. (2017). National Sleep Foundation’s sleep quality recommendations: first report.
Sleep Health, 3(1), 6–19. https://doi.org/10.1016/j.sleh.2016.11.006
Ratnaningtyas, T. O., & Fitriani, D. S5 (2019). Hubungan Stres Dengan Kualitas Tidur
Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Edu Masda Journal, 3(2), 181.
https://doi.org/10.52118/edumasda.v3i2.40
Silvia, E., Febriyanti, A., Nando, R., & Riza, A. (2020). Hubungan antara kualitas tidur
dengan. 4, 33–38.
Simatupang, N. R. Y., Lestari, I. C., Susanti, M., Sari, S., Fakultas, M., Universitas, K.,
& Sumatera, I. (2022). Hubungan Kecemasaniiidenganiiikualitasiitidur Mahasiswa
Fk Uisu Padaiimasa Pandemiiiicovid-19. Jurnal Kedokteran STM, V(Ii), 72–79.
Sulistiyani, C. (2012). Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur Pada
Mahasiswa. Kesehatan Masyarakat, 1(2), 280–292.
https://media.neliti.com/media/publications/18762-ID-beberapa-faktor-yang-
berhubungan-dengan-kualitas-tidur-pada-mahasiswa-fakultas-k.pdf
Tentero, I. N., Pangemanan, D. H. C., & Polii, H. S4 (2016). Hubungan diabetes melitus
dengan kualitas tidur. Jurnal E-Biomedik, 4(2).
https://doi.org/10.35790/ebm.4.2.2016.14626
Vanya, N., Hendratno, M., Kedokteran, F., Kedokteran, U., & Wacana, D. (2021).
Pengaruh kecemasan terhadap kualitas tidur mahasiswa selama menyusun skripsi di
fakultas kedokteran universitas kristen duta wacana.