SOAL
Buatlah artikel penelitian dari laporan skripsi di bawah ini sesuai dengan
template yang diminta dalam bentuk pdf ! (template terlampir)
https://bit.ly/UASMETLITganjil2021
RISET
DISUSUN OLEH :
ARI KRISTANTI
Pengaruh Dongeng Terhadap Kualitas Tidur Pada Anak Usia Sekolah yang
Riset ini telah disetujui, diperiksa dan di pertahankan di hadapan Tim Penguji
Riset Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju
Pembimbing
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata
kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006). Kualitas tidur
tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. Kualitas tidur
yang baik dapat memberikan perasaan tenang dipagi hari, perasaan energik,
tidur, waktu yang diperlukan untuk dapat tertidur, frekuensi terbangun, dan
laboratorium yaitu EEG yang merupakan rekaman arus listrik dari otak.
Perekaman listrik dari permukaan otak atau permukaan luar kepala dapat
menunjukan adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam otak.
1
2
sebagai akibat dari keadaan tidur, keadaan siaga atau karena penyakit lain
dalam semalam dan jarang tidur siang. Tidur dengan pola yang teratur itu
lebih penting jika dibandingkan dengan jumlah tidur. Pada beberapa orang,
mereka merasa cukup dengan tidur selama lima jam saja pada tiap
anak usia sekolah kebutuhan tidurnya sekitar 9,5-10 jam sehari, dan anak
usia sekolah tidur antara 8-12 jam semalam tanpa tidur siang, anak usia 8
pada usia remaja kebutuhan tidurnya sekitar 8,5 jam sehari (Wong, 2009;
yang terpenuhi dengan baik dan ada pula yang mengalami gangguan dalam
pasien anak yang mengalami sulit tidur kurang lebih 50% dari data yang
didapat. Anak yang dirawat di rumah sakit, dimana hospitalisasi pada anak
merupakan pengalaman yang penuh dengan stres, baik bagi anak itu sendiri
maupun orang tua. Banyaknya stresor yang dialami anak ketika menjalani
3
dengan penyakit kronis lebih banyak. Hal tersebut akan masalah dalam
memulai tidur dan lebih sering terbangun pada malam hari (Hysing et al,
dan neurologis. Tidur yang buruk memiliki dampak negatif terhadap mood
Kualitas tidur yang tidak baik pada anak akan cenderung berbeda
dengan orang dewasa. Pada anak, mereka lebih cenderung jadi makin aktif
ketika merasa lelah, dan bukannya melambat pada orang dewasa. Gejala
kurang tidur pada anak yaitu murung dan mudah tersinggung, gampang
dan hiperaktif, tidur di siang hari, merasa pusing ketika bangun pagi, enggan
bangkit dari tempat tidur pada pagi hari (Sivertsen et al, 2009).
4
merasa lebih santai dan nyaman sehingga dapat membantu anak melupakan
sejenak perasaan atau emosi negatif akibat stresor yang diterima sehingga
anak dapat tidur dengan lebih baik (Hedo & Sudhana, 2014).
keadaan terjaga dan siaga kondisi ini lah yang membuat tubuh melepaskan
menimbulkan rasa tenang bagi tubuh. Timbulnya rasa tenang dari tubuh
5
tersebut akan dapat menghilangkan rasa cemas yang di rasakan anak akibat
bentuk stres fisikologis yang dapat menjadi penyebab tidur pada anak
memberikan pula suatu pengalihan perhatian dri rasa sakit yang dapat
cijantung didapatkan bahwa 7 dari 10 anak yang dirawat atau 70% rata-rata
pada hari pertama dirawat sulit tidur dikarenakan lingkungan rumah sakit
yang kurang nyaman, tindakan yang dilakukan di rumah sakit, tempat tidur
yang kurang nyaman. Cara mengatasi tidur pada anak di rumah sakit hanya
sebagian kecil orang tua melakukan dengan cara menghibur seperti bercerita
atau mengajak bermain, untuk mengurangi rasa stres pada anak sehingga
besar orang tua hanya bercerita biasa dan hanya sebentar saja dan hanya
menasehati.
hospitalisasi.
6
B. Rumusan Penelitian
berkurang. Hal tersebut terjadi hampir 50% pada anak yang pertama kali
yang menarik sehingga diupayakan anak bisa merasa lebih santai dan
emosi negatif akibat stresor yang diterima sehingga anak dapat tidur dengan
mengalami hospitalisasi.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
dongeng
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
tidur yang dialami anak pada saat masuk perawatan hari pertama di rumah
tepat untuk mengurangi gangguan kualitas tidur pada anak di rumah sakit
2. Manfaat Teoritis
gangguan tidur yang mempengaruhi kualitas tidur pada anak di rumah sakit.
3. Manfaat Metodologis
sakit.
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
konsep atau abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan
variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan
(Nursalam, 2014).
(terkait), Sugiono (2012) adapun variable dalam penelitian ini adalah sugesti
pemberian dongeng.
8
9
B. Hipotesis
Luknis, 2014). Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti di
bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.
kebenarannya.
Ha : Ada pengaruh dongeng terhadap kualitas tidur pada anak sekolah yang
mengalami hospitalisasi.
Ho : Tidak ada pengaruh dongeng terhadap kualitas tidur pada anak sekolah
C. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur dan Hasil Ukur Skala Ukur
cara ukur
1 Dongeng media komunikasi yang lebih efektif Alat ukur: 0 = (Tidak Nominal
dilakukan pada anak yang belum Observasi, dilakukan)
mampu mengekspresikan perasaaan ibu responden
secara verbal. melakukan 1 = (Ya) dilakukan
Jenis dongeng di sesuaikan dengan dongeng pada
kesukaan anak anaknya
10
2 Kualitas Kepuasan anak terhadap kualitas Alat ukur: 0 = kualitas tidur Nominal
Tidur tidur . Kuesioner. baik (skor 0)
Tdak dapat tertidur dalam waktu 30 1= kualitas tidur
menit Ibu tidak baik (skor 1-
Terbngun di tengah malam atau pagi Responden 21)
sekali megisi
Terbngun karna ingin ke kamar kusioner
mandi
Terganggu pernapasan
Batuk atau mendengkur
Merasa kedinginan
Merasa kepanasan
Mimipi buruk
merasa kesakitan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, pada saat yang sama dapat
(Notoatmodjo, 2012)
group pre test post test). Dalam rancangan ini peneliti akan mengadakan
pengamatan langsung terhadap satu kelompok subjek dengan dua kondisi yang
1. Populasi
11
12
2. Sampel
yang didasarkan pada suatu pertimbangan tetentu yang dibuat oleh peneliti
responden.
3. Anak dalam keadaan sadar saat dirawat dan tidak mengidap penyakit
terminal.
sakit atau anak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya lebih dari
2002).
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)𝜋
𝑛" = 𝑛% =
(𝑃" − 𝑃% )
Π = 0,3
(",=>?",%@)A .C,D
N= = 26,44
(C,D)A
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
D. Etika Penelitian
1. Inform Consent
responden tidak bersedia maka tidak ada paksaan untuk menjadi responden.
nama responden pada lembar alat ukur, tetapi hanya menuliskan kode nomer
3. Confidentiality (kerahasian)
privasi responden dan hanya kelompok data tersebut tertentu yang akan
skor 0-21. Pertanyaan yang kedua mempunyai skor 0=0, skor 1-2=1, 3-4=2, 5-
6=3, dan pada pertanyaan ke empat mengenai durasi tidur dari 7 nilainya 0, 6-
7 jam= 1, 5-6 jam =2, kurang dari 6 jam = 3. Lalu prertanyaan yang kelima
untuk nilai tidak pernah= 0, kurang dari sekali seminggu= 1,1 atau 2 kali
Dalam penelitian ini tidak digunakan uji validitas dan uji relabilitas
kepada pasien untuk disi secara langsung. Tahapan yang dilakukan yaitu :
3. Penelitian ini sudah lolos kaji etik yang dilakukan pada Komite Etik
persetujuan atau inform konsen serta tanda tangan pada lembar persetujuan
dongeng
pasien bergantian.
dilakukan dongeng.
H. Pengolahan Data
Daftar pertanyaan dan pernyataan yang telah diisi dikumpulkan dan dilakukan
a. Editing
jawaban yang ada dalam kuesioner lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
Pada penelitian ini proses editing dilakukan dengan cara memeriksa atau
b. Coding
saat analisa data dan juga mempercepat pada saat entry data. Dalam
c. Processing
komputer.
d. Cleaning
I. Analisis Data
18
a. Anlisa Univariat
frekuensi.
b. Analisis Bivariat
variabel bebas dan varibel terikat. Analisa yang dilakukan adalah analisis
Bivariat yang digunakan dalam penelitian ini uji Mc Nemar dimana tabel
kualitas tidur tersebut jenis datanya adalah data kategorik. Uji tersebut
HASIL PENELITIAN
responden anak usia sekolah. Tabel 5.1 menggambarkan kualitas tidur anak
dongeng.
Tabel 5.1
Gambaran Kualitas Tidur Anak Usia Sekolah Yang Mengalami
Hospitalisasi Sebelum Dilakukan Intervensi Dongeng di Rs Kesdam
Cijantung (n=27)
Kualitas Tidur Frekuensi (n) Presentase (%)
Baik 0 0
Tidak baik 27 100
Jumlah 27 100
Tabel 5.1 menyajikan gambaran kualitas tidur anak usia sekolah yang
(100%) responden.
19
20
Tabel 5.2
Gambaran Kualitas Tidur Anak Usia Sekolah Yang Mengalami
Hospitalisasi Setelah Dilakukan Intervensi Dongeng di Rs Kesdam
Cijantung (n=27)
Kualitas Tidur Frekuensi (n) Presentase (%)
Baik 23 85.2
Tidak baik 4 14.8
Jumlah 27 100
Tabel 5.2 menyajikan gambaran kualitas tidur anak usia sekolah yang
dimana Pvalue< 0.05, maka ada perbedaan bermakna kedua variabel yang
sedang diuji. Sedangkan Pvalue> 0.05 maka tidak ada perbedaan bermakna
Tabel 5.3
Pengaruh Dongeng Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia Sekolah
Yang Mengalami Hospitalisasi di Rs Kesdam Cijantung (n=27)
CI=95%)
BAB VI
Gambaran kualitas tidur anak usia sekolah disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 5.1 menunjukan semua anak usia sekolah yang dirawat di Ruang
Anak RS Kesdam Cijantung memiliki kualitas tidur yang tidak baik 27 anak
(100%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Penelitian lain yang sejalan dilakukan oleh Kurniawati (2016) Sebagian besar
81% anak mengalami kecemasan dan sulit tidur saat dirawat di Bangsal
kemampuan anak untuk tidur atau tetap tertidur. Menurut Mayoral (2006)
dalam Wulandari (2012) menyatakan bahwa stres berat sangat lekat dengan
jam tidur yang rendah. Sters berat yang dialami anak hospitalisasi dikarenakan
anak berada pada kondisi lingkungan asing yaitu rumah sakit. Anak takut akan
22
23
diberikan menyakitkan. Selain itu anak yang dirawat dirumah sakit akan
merasa sendiri dan kesepian karena jauh dari keluarga dan suasana rumah yang
akrab. Kondisi tersebut menjadi faktor stressor pada anak. Selain itu, stres berat
sangat berpengaruh dan berhubungan positif dengan mimpi buruk dan keluhan
tidur. Potter & Perry (2005) dalam Wulandari (2012) menyatakan bahwa stres
emosional dapat menyebabkan individu merasa tegang dan putus asa. Perasaan
tersebut menyebabkan individu menjadi sulit tidur, sering terbangun saat tidur
mengalami gangguan pola tidur buruk, anak dengan stres hospitalisasi sedang
mengalami gangguan pola tidur buruk sejumlah 34% dan anak dengan stres
terhadap gangguan pola tidur pada anak di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis
hospitalisasi memiliki kualitas tidur yang tidak baik karena anak yang
menimbulkan ketakutan dan kecemasan bagi anak. Anak usia sekolah yang
dirawat di rumah sakit akan merasa khawatir akan berpisah dengan sekolah dan
24
Tabel 5.2 menyajikan data gambaran kualitas tidur anak usia sekolah yang
Yuniartini, Widastra & Utami (2008) terdapat perubahan kualitas tidur anak
setelah diberikan terapi bercerita sebesar 33.3% responden. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kapti, Ahsan & Setianingrum
gangguan tidur. Penelitian lain yang sejalan dilakukan oleh Anggraeni (2014)
terdapat 68.8% responden memiliki kualitas tidur yang baik setelah diberikan
intervensi musik.
Menurut Potter dan Perry (2005) dongeng atau cerita membawa anak kedalam
25
fantasi. Cerita yang mengandung hiburan akan menimbulkaan rasa tenang dan
sebagian besar kualitas tidur anak usia sekolah menjadi baik. Hal ini karena
Reticular Activating System (RAS) yang berakibat anak menjadi rileks dan
menjadi tertidur.
kualitas tidur tidak baik, dari 4 responden tersebut 1 responden memiliki skor
Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) yang tetap dan 3 responden memiliki
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriana &
pengaruh stres hospitalisasi terhadap gangguan pola tidur pada anak di Ruang
Mengalami Hospitalisasi
pengaruh yang signifikan dongeng terhadap kualitas tidur anak usia sekolah
Widiastra & Utami (2008) yang menyatakan bahwa Ada penagaruh terapi
cukup efektif dalam meningkatkan kualitas tidur anak. Penelitian lain yang
sejalan dilakukan oleh Kapti, Ahsan & Setianingrum (2017) terapi dongeng
memiliki pengaruh terhadap gangguan tidur pada anak usia pra sekolah yang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli Utami
anak yang dirawat dengan penyakit akut. Penelitian lain yang sejalan dilakukan
oleh Ratnaningsih & Wahyuni setelah dilakukan intervensi kualitas tidur anak
terpenuhi lebih dari 10 jam sebanyak 18 anak (60%) dari responden yang
Anak kecil menyukai cerita yang sangat imajinatif, terdapat bukti bahwa
mereka lebih menyukai cerita tentang hal-hal yang dapat terjadi. Dengan kata
lain, mereka lebih menyukai cerita yang dibumbui dengan sedikit khayal
ketimbang yang terjadi sebenarnya atau tentang sesuatu yang jauh diluar
kecil lebih menyukai cerita tentang orang dan hewan yang dikenalnya. Mereka
menyukai karakter ini karena kualitas pribadi atau humornya. Karena mereka
yang besar dari mendengarkan hal-hal yang dilakukan karakter itu (Hurlock,
2012).
Menurut Potter dan Perry (2005) dongeng atau cerita membawa anak
tenang dan membuat anak menjadi rileks Menurut analisa peneliti terdapat
di dalam cerita dan terbawa dalam alur cerita, sehingga cerita yang
sehingga anak terhindar dari stres dan meningkatkan kualitas tidur anak.
D. Keterbatasan Penelitian
berbeda-beda setiap harinya, terkadang pasien pagi ditunggu oleh ayahnya dan
malam ditunggu oleh ibunya atau keluarga lainnya. Hal tersebut dapat
berbeda peneliti menyiapkan buku dongeng bergambar dan tulisan yang dapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Ada pengaruh dongeng terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang
mengalami hospitalisasi.
B. Saran
1. Rumah Sakit
28
29
2. Keperawatan
3. Peneliti Selanjutnya