Anda di halaman 1dari 37

TELAAH JURNAL

Dosen Pengampu: Ns.Kamariyah, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4A
Abella Dwi Ariesti G1B123007
Amanda Nefpepno G1B123019
Dina Sofia Rahmawati G1B123029
Lovviana Cahyani Rumadi G1B123037
Tiara Ayu Fera Wati G1B123047
Putra Ade Arari Napitupulu G1B123059
Gessika Sri Amelia G1B123069
Cahya Kamila G1B123085
Mesy Sri Handayani G1B123099
Andina Ryanti G1B123107
Delfia G1B123115
Rizka Abellia G1B123123

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Telaah Jurnal yang
berjudul “Meningkatkan Kualitas Tidur Anak Penderita Infeksi Saluran
Pernapasan Akut Dengan Terapi Pijat Bayi”. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah blok Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia (PKDM).

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
kamiharapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, khususnya juga kepada
dosen mata kuliah blok Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia yang telah
membimbing dalam penulisan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
terutama bagi pembaca.

Jambi, 25 November 2023

Kelompok 4A

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 4

1.2Tujuan............................................................................................................... 5

BAB II RESUME JURNA.................................................................................... 6

2.1 Jurnal Utama.................................................................................................... 6

2.2 Jurnal Pendukung 1........................................................................................ 12

2.3 Jurnal Pendukung 2 ………………………………………………………... 17

BAB III ANALISIS JURNAL............................................................................. 28

BAB IV IMPLIKASI........................................................................................... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 35

5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 35

5.2 Saran ............................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) saat ini masih merupakan masalah
kesehatan yang utama. Beberapa penyakit ISPA antara lain adalah influenza,
sinusitis, laryngitis, faringitis, tonsilitis, epiglotitis dan pneumoni. Pneumonia
merupakan salah satu penyakit ISPA yang menjadi pembunuh utama balita di
Indonesia. Oleh karena itu upaya Pemberantasan dan Pencegahan ISPA
(P2ISPA), merupakan hal yang sangat penting dilakukan baik oleh tenaga
kesehatan maupun oleh masyarakat sampai ketingkat keluarga yaitu orang tua
terutama yang mempunyai balita. Menurut WHO tahun 2012, sebesar 78%
balita yang datang berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA
(Mardiah et al., 2017).
Balita dikatakan ISPA dengan tanda dan gejala pilek, batuk dan demam
dalam kurun waktu 2 minggu berdasarkan tanda dan gejala tersebut akan
menimbulkan gangguan pola tidur yang tidak tercukupi (Oktaviani et al., 2010).
Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi bayi, maka kebutuhan tidurnya
harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap
perkembangannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut adalah pijatan, bayi atau balita yang dipijat akan dapat tidur
dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya konsentrasinya akan lebih
penuh (Roesli, 2008).
Pijat digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi
dan salah satu teknik terapi yang paling tertua di dunia. Pijat bayi sebagai bentuk
pengobatan alternatif menjadi lebih popular karena lebih sederhana dan efektifi
biaya serta mudah di pelajari dan dapat di lakukan sendiri di rumah oleh
keluarga (Pitre, 2012). Pijat bayi membantu merangsang kekebalan
(pembawaan lahir), sehingga bisa membantu melawan infeksi. Sentuhan

4
pemijatan terhadap jaringan otot peredaran dapat meningkatkan jaringan otot
ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan dapat di perbaiki sehingga bisa
meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baiknya (Widyastuti &
Widyani, 2009).

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas penulis memiliki tujuan penelitian


dimana akan membahas mengenai peran perawat untuk meningkatkan kualitas
tidur anak penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut dengan terapi pijat bayi.

5
BAB II
REVIEW JURNAL

2.1 Jurnal Utama

Judul Meningkatkan kualitas tidur anak penderita Infeksi


Saluran Pernapasan Akut dengan terapi pijat bayi
Penulis Saidatul Umah, Amin Samiasih
Tahun 2022
Sumber Jurnal Unimus, Ners Muda
Volume dan halaman Vol 3 No 2, Agustus 2022
Reviewer Kelompok 4A
Tanggal 25 November 2023
Abstrak Proses pematangan otak terjadi ketika bayi tidur.
anak yang kurang tidur akan menurunkan sistem
kekebalan tubuh, sehingga anak mudah sakit. Saat ini
berbagai terapi untuk mengatasi masalah tidur bayi sudah
banyak dikembangkan, salah satu cara yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tidur bayi yaitu
dengan pijatan bayi yang membantu merangsang
kekebalan, sehingga bisa membantu melawan infeksi.
Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat
memberikan jaminan adanya kontak tubuh yang
berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan
aman pada bayi. Metode penulisan yang digunakan
adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan tentang
proses keperawatan dengan memfokuskan pada salah
satu masalah penting dalam kasus yang dipilih yaitu
asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pola
tidur. Kriteria responden dalam studi kasus ini yaitu anak
balita usia 2 – 4 tahun. Sampel yang diambil berjumlah 2

6
anak dengan dilakukan intervensi pemijatan selama 10 –
15 menit.
Pengumpulan data menggunakan rekam medik,
wawancara, observasi serta peran aktif dalam pemberian
asuhan keperawat Responden 2 Alat yang digunakan
adalah lembar observasi pemantauan tidur dan terjaga
anak. Setelah dilakukan intervensi pada kedua responden
dapat di gambarkan bahwasanya respon kedua anak
setelah dilakukan pemijatan bayi pada ke dua anak terjadi
peningkatan kualitas tidur dari sebelum dilakukan
pemijatan rata-rata terjadi kenaikan 2 jam lama tidur
malam dan intensitas terbangun terjadi penurunan rata-
rata 2 kali saat tidur malam. Responden anak dengan
masalah keperawatan gangguan pola tidur akan sangat
efektif untuk meningkatkan kualitas tidur dengan
intervensi pemijatan bayi yang di berikan 1 jam sebelum
tidur. Aplikasi pemijatan bayi pada anak agar bisa di
terapkan pada semua responden anak yang kesulitan saat
tidur.
Pendahuluan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang utama.
Beberapa penyakit ISPA antara lain adalah influenza,
sinusitis, laryngitis, faringitis, tonsilitis, epiglotitis dan
pneumoni. Pneumonia merupakan salah satu penyakit
ISPA yang menjadi pembunuh utama balita di Indonesia.
Oleh karena itu upaya Pemberantasan dan Pencegahan
ISPA (P2ISPA), merupakan hal yang sangat penting
dilakukan baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh
masyarakat sampai ketingkat keluarga yaitu orang tua
terutama yang mempunyai balita. Menurut WHO tahun
2012, sebesar 78% balita yang datang berkunjung ke

7
pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA (Mardiah et al.,
2017).
Balita dikatakan ISPA dengan tanda dan gejala pilek,
batuk dan demam dalam kurun waktu 2 minggu
berdasarkan tanda dan gejala tersebut akan menimbulkan
gangguan pola tidur yang tidak tercukupi (Oktaviani et
al., 2010). Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi
bayi, maka kebutuhan tidurnya harus benar-benar
terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap
perkembangannya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut adalah pijatan, bayi atau
balita yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap,
sedangkan pada waktu bangun, daya konsentrasinya akan
lebih penuh (Roesli, 2008). Pijat digunakan untuk
pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi dan
salah satu teknik terapi yang paling tertua di dunia. Pijat
bayi sebagai bentuk pengobatan alternatif menjadi lebih
popular karena lebih sederhana dan efektifi biaya serta
mudah di pelajari dan dapat di lakukan sendiri di rumah
oleh keluarga (Pitre, 2012).
Pijat bayi membantu merangsang kekebalan
(pembawaan lahir), sehingga bisa membantu melawan
infeksi. Sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot
peredaran dapat meningkatkan jaringan otot ataupun
posisi otot dapat dipulihkan dan dapat di perbaiki
sehingga bisa meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh
dengan sebaik-baiknya (Widyastuti & Widyani, 2009).
Pijat bayi akan meningkatkan kadar sekresi serotonin
yang akan meningkatkan kualitas tidur bayi (Roesli,
2008). Serotonin akan berubah menjadi melatonin yang

8
mempunyai peran dalam tidur dan membuat tidur lebih
lama dan lelap pada saat malam (Lilik & Diah, 2014).
Hasil tudi kasus (Widyastutik, 2019), menunjukkan
bahwa pada pasien infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
dilakukan tindakan pemberian pijat terbukti efektif untuk
mengatasi gangguan pola tidur dengan kualitas tidur
setelah dilakukan pemijatan menunjukkan sebagian besar
responden mempunyai kualitas tidur dalam kategori baik
dengan pola tidur bayi menjadi teratur, tidur lebih
nyenyak, menenangkan bayi, tidak rewel.
Metode Penelitian Metode penulisan yang digunakan dalam studi kasus
ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan
tentang proses keperawatan dengan memfokuskan pada
salah satu masalah penting dalam kasus yang dipilih yaitu
asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pola
tidur.
Hasil Penelitian Hasil pengkajian menunjukkan responden 1
diagnosa Febris, ISPA, usia 2 tahun, perempuan dengan
keluahan panas naik turun, batuk dan pilek sudah 1
minggu, tadi malam tidur tidak tenang sering bagun tidak
seperti biasanya, semalam terbagun sampai 4 kali dan
agak sulit jika tidur lagi. Tampak lemes. Keadaan umum
sadar penuh, komposmentis, BB 13 Kg, Nadi 120 x/mnt,
suhu 38, dan RR 26 x/mnt. nadi kuat, akral hangat, hari
pertama dirawat d rumah sakit. Responden 2 diagnosa
GEDR, ISPA, usia 1.5 tahun, perempuan, BB 15 dengan
keluhan panas naik turun, batuk pilek,diare tampak
lemes, semalam Responden 2 juga sulit tidur, tidur diatas
jam 22.00 padahal kalau dirumah jam 19.00 sudah tidur,
dan terbangun paling banyak 2 kali, tadi malam terbagun

9
5 kali. Keadaan umum sadar penuh, komposmentis, BB
14 Kg, Nadi 110x/mnt, suhu 37, 5 dan RR 24 x/mnt. nadi
kuat, akral hangat, hari pertama dirawat d rumah sakit.
Berdasarkan keluhan utama maka masalah keperawatan
yang muncul dari kedua responden sama yaitu gangguan
pola tidur berhubungan dengan tidak familier dengan
peralatan tidur karena hospitalisasi. Intervensi yang
dilakukan untuk mengatasi gangguan pola tidur karena
hospitalisasi adalah peningkatan kualitas tidur dengan
melakukan pemijatan bayi 1 jam sebelum tidur selama 10
-15 menit. Implementasi yang dilakukan selama 10 – 15
menit dengan melakukan pengkaji kebiasaan istirahat dan
tidur, ciptakan suasana tenang dan nyaman, libatkan
dukungan dari orang lain yang dekat, melakukan
pemijatan anak 1 jam sebelum tidur, memonitor tanda-
tanda vital dan mengalihkan perhatian.
Hasil studi kasus efektif tindakan pijat bayi di
berikan pada anak dengan gangguan pola tidur. Melalui
teknik pemijatan disebabkan oleh adanya peningkatan
kadar sekresi serotonin yang dihasilkan pada saat
pemijatan. Serotonin merupakan zat transmitter utama
yang menyertai pembentukan tidur dengan menekan
aktivitas sistem pengaktivasi retikularis maupun aktivitas
otak lainnya. Sehingga anak dapat tidur dengan tenang
Kesimpulan Responden anak dengan kasus ISPA apa lagi anak
yang pertama kali merasakan opname di rumah sakit akan
selalu memiliki masalah gangguan pola tidur berhubugan
dengan tidak familier dengan peralatan tidur karena
hospitalisasi, implementasi madiri perawat yang
diberikan adalah pijat bayi dengan cara memposisikan
bayi tiduran, bersihkan dan hangatkan tangan perawat,

10
gosok tangan perawat dengan baby oil atau baby lotion,
lakukan pemijatan dengan lembut dan bertahap, lakukan
pijatan pada kaki bayi dari pangkal paha seperti memerah
susu, peras dan putar kaki bayi dengan lembut dari
pangkal paha kearah mata kaki, urut telapak kaki bayi
dengan kedua ibi jari secara bergantian, lakukan pijatan
pada perut bayi dengan gerakan seperti mengayuh sepeda
dimulai dari bagian atas ke bawah, lakukan pijatan pada
tangan, lakukan pijatan pada ketiak dari atas ke bawah,
peras dan putar lengan bayi mulai dari pundak dan
pergelangan tangan, pijat telapak tangan dengan kedua
ibu jari dari pergelangan tangan kearah jarijari, lakukan
pemijatan pada daerah muka, lakukan pijatan pada dahi
dengan cara letakan jari-jari ibu ke pertengahan dahi bayi,
tekankan dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar
kesasmping kanan dan kiri, lakukan pijatan pada alis,
letakan kedua ibu jari diantara kedua alis mata dengan
menggunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut
pada alis mata dan kelopak mata mulai dari tengah
kesamping, lakukan pijatan pada belakang telinga,
gunakan ujung-ujung jari berikan tekanan lembut pada
daerah belakang telinga kanan dan kiri. Hasil studi pada
dua responden anak tindakan pijat bayi sangat efektif
dalam meningkatkan kualitas tidur anak.

11
2.2 Jurnal Pendukung 1
Judul PENTINGNYA MANFAAT PIJAT BAYI PADA BAYI
USIA 0-12 BULAN
Penulis Nurwinda Saputri
Tahun 2019
Sumber DINAMISIA - Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Volume dan halaman Vol. 3, Special Issue Juni 2019, Hal. 49-52
Reviewer Kelompok 4A
Tanggal 25 November 2023
Abstrak Kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi tentang
Pengabdian kepada Masyarkat ini adalah bertujuan untuk
memberikan ilmu pengetahuan dan cara bagaimana
melakukan pija bayi, karna hal ini sangat penting untuk
membantu perkembangan bayi secara optimal.
Pengabdian ini memberikan bekal bagaimana cara
memijat bayi yang benar. Sasaran pengabdian ini
berfokus pada ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-12
bulan. Penyelesaian ini diselesaikan dengan 3 tahapan
penyelesaian, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi, dalam kegiatan perencanaan ini dilakukan
dengan cara survey pendahuluan, kegiatan ini dilakukan
untuk melihat kondisi di lapangan mengenai pijat bayi.
Pelaksanaan dilakukan dengan melakukan training
dengan cara ceramah yaitu degan teknik presentasi
kemudian dilanjutkan dengan demontrasi praktik
pemijatan bayi. Evaluasi kegiatan ini dilakukan pada
masing-masing tahapan pemijatan. Hasil dalam kegiatan
training pijat bayi ini sesuai dengan kebutuhan ibu – ibu
dalam membantu perkembangan bayi. Menfaat pijat bayi

12
ini dapat membuat bayi merasa nyaman, dan relaks, pijat
membuat otot – otot bayi menjadi renggang, pijat bayi
dapat membantu konsentrasi, memicu perkembangan
otak, meringankan pencernaan, dan membantu oksigen
menuju ke otak. Adanya respon yang baik (80%) ibu
memahami pentingnya pijat bayi. Namun beberapa
kekhawatiran yang dialami oleh peserta adalah mereka
belum pernah melakukan pijatan pada bayinya, sehingga
ibu merasa takut, namun tidak perlu dikhawatirkan
dikarenakan kegiatan ini dapat dilakukan dengan santai
di rumah dengan membaca Booklet dengan seksama.
Hasil pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu
memotivasi dan menambah keterampilan ibu – ibu dalam
pijat bayi.
Pendahuluan Pijat bayi ini telah dilakukan di Indonesia sejak
dahulu kala, turun temurun tanpa diketahui bagaimana
pijatan atau sentuhan berdampak positif bagi tubuh
manusia. Bagian sentuhan adalah kulit, yaitu bagian yang
teluas dari tubuh manusia, bayi dapat merasakan fungsi
ini sejak dari kandungan. Ujung saraf pada permukaan
kulit akan langsung bereaksi terhadap sentuhan yang
diberikan. Beberapa kasus dengan bayi lahir prematur
juga sangat efektif untuk dilakukan sentuhan lembut.
Pijat bayi bisa dikatakan juga dengan terapi sentuh,
dikarenakan adanya pijatan dan komunikasi yang baik
dan nyaman antara ibu dan bayinya. Sentuhan ini
memberikan pijatan yang ringan, sehingga bayi merasa
aman dan nyaman. Banyak para ibu yang melakukan pijat
bayi pada dukun bayi atau pijat tradisional. Beberapa dari
mereka menganggap pijat ke dukun untuk
menyembuhkan penyakit pada bayi mereka, pada

13
kenyataannya pijat ini dapat dilakukan sendiri dengan
ibu, ayah, atau sanak sodara lainnya yang merupakan
pijatan terbaik karena adanya sentuhan kasih saying dari
orang tua. Perkembangan dan pertumbuhan bayi akan
optimal jika adanya interaksi antara genetik, tingkah laku,
lingkungan dan rangsangan yang berguna. Pengaruh yang
positif pada stimulus pijat ini telah lama dilakukan.
Permasalahan pada gangguan pertumbuhan (Grow
Faltering) pada anak di Indonesia sudah sejak usia 1
sampai 6 bulan, sehingga perlu adanya upaya dalam
mengurangi gangguan perumbuhan yang dapat
menghambat kenaikan berat badan bayi.
Penelitian Lilik M, dkk 2014 mengatakan bahwa
pijat bayi berpengaruh pada kuatitas tidur bayi, tidur bayi
merupakan bagian penting untuk perkembangan bayi
karena pada saat inilah terjadi repair neural-brain dan
terjadi pertumbuhan hormon kurang lebih 75%.
Kebutuhan tidur bayi harus terpenuhi agar tidak
berpengaruh terhadap perkembangannya, salah satu cara
untuk membantu bayi tetap sehat adalah dengan
melakukan pijat bayi. Terjadinya penigkatan tidur bayi
karna pemijatan dipengaruhi karna hormon serotonim.
Serotonim merupakan zat tansmittter utama yang serta
merta ada ketika pembentukan tidur yang menekan otak
Metode Penelitian Metode pembelajaran yang digunakan adalah
Ceramah Tanya jawab dan Demonstrasi pijat bayi.
Ceramah Tanya jawab ini dipilih pertama untuk
memangun pengetahuan ibu tentang manfaat pijat bayi
dan membangun motivasi ibu agar percaya diri untuk
melakukan pijat bayi sendiri dirumah. Sasaran pada
pengabdian masyarakat ini adalah ibu – ibu yang

14
memiliki bayi 0-12 bulan di PMB Ernawati, Way Jepara.
Sasaran ini ditujukan untuk 20 peserta.
Metode selanjutnya adalah Demonstrasi, metode ini
dilakukan untuk memperjelas apa itu pijat bayi dan
bagaimana cara melakukan pijat bayi dengan benar.
Demonstrasi ini dilakuan denan Booklet pijat bayi,
sehingga peserta akan lebih mudah mengingat gerakan –
gerakan apa saja yang harus dilewati dalam pijat bayi.
Setelah itu peserta dapat latihan melakukan pijat bayi
secara langsung terhadap bayinya dengan benar.
Hasil Penelitian Pelaksanaan kegiatan training pijat bayi ini
membutuhkan bantuan tenaga dari para tenaga kesehatan
untuk mendampingi para ibu dalam melakukan pijat bayi,
training ini membutuhkan waktu 1 bulan untuk
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
yang dilaksanakan pada bulan Februari 2019. Ada
beberapa hal yang harus dibahas dalam hasil pengabdian
ini, yaitu motivasi peserta yang semula kurang karna
tidak percaya diri dalam melakukan pijat bayi ini.
Selanjutnya adalah antusias para peserta setelah
mendapatkan materi meningkat, dan mereka mau untuk
melakukan pijat bayi, mereka menyimak materi dengan
baik dengan terjadinya diskusi didalamnya. Hal pertama
yang harus diselesaikan adalah masalah motivasi. Hasil
wawancara yang dilakukan dari beberapa peserta ini
adalah 80% mengatakan tidak pernah melakukan
pemijtan pada bayinya dikarenakan takut melakukan
pijatan, dengan alasan anaknya masih terlalu kecil.
Setelah diberikan gambaran tentang manfaat pijat
bayi dan sangat mudah untuk dilakukan, para peserta
menjadi tertarik untuk melakukan pijat bayi dirumah.

15
Kesiapan diri perlu dilakukan untuk membuat peserta
percaya diri dalam melakuan pemijatan. Kedua adalah
masalah antusias peserta dalam mengikuti training ini.
Setelah diberikan motivasi terkait mudahnya pemijatan
bayi, para peserta sangat berantusias dalam mengikuti
training pijat bayi, beberapa alasan yang dilontarkan oleh
para peserta adalah ingin meningkatkan keterampilan
dalam melakukan pijat bayi dirumah. Agar anak mereka
dapat tumbuh dengan optimal dan para peserta dapat
memantau perembangan dengan mudah. Saat training
berlangsung, ada beberapa kendala seperti bayi rewel
karna suhu ruangan yang meningkat, sehingga terasa
lebih panas, beberapa peserta kesulitan dalam mengikuti
training karena masih takut untuk memijat bayinya,
dalam penelitian Nurwinda Saputri dkk tahun 2014
mengatakan bahwa tingkat pendidikan juga
mempengaruhi prilaku ibu dalam melakukan pijat bayi.
Namun masalah – masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan baik dan berjalan dengan lancar.
Peserta juga merasa training ini masih belum maksimal
jika dilakukan dalam waktu satu hari, namun pemijatan
ini dapat dilakukan sedikit demi sedikit dengan membaca
Booklet yang sudah disampaikan, sehingga peserta tidak
perlu khawatir.
Kesimpulan Kegiatan training pijat bayi ini berbentuk laporan
hasil berupa peningkatan pengetahuan ibu dan
bertambahnya keterampilan ibu dalam melakukan pijat
bayi. Keberhasilan ini dapat dilihat dari: 1. Terjadinya
diskusi dari kegiatan pijat bayi. 2. Adanya respon yang
positif terhadap kegiatan pijat bayi ini. 3. 80% peserta
memahami pentingnya manfaat pijat bayi.

16
2.3 Jurnal Pendukung 2

Judul Penggunaan Virgin Coconut Oil (Vco) Dalam Pijat


Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Di Desa
Berembeng, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten
Tabanan
Penulis Ni Nyoman Anggita Candra Dewi, A.A Putu Agung
Mediastari, Ni Made Putri Ariyanti
Tahun 12 Mei 2023
Sumber E-jurnal Widya Kesehatan
Volume dan Halaman Vol 5 no 01, 5(1), 1-10
Reviewer Kelompok 4A
Tanggal 30 Desember 2023
Abstrak Bayi adalah masa yang baik untuk pertumbuhan
manusia, sehingga bayi memerlukan perhatian khusus
dalam setiap perkembangannya. Salah satu faktor
penting dalam tumbuh kembang bayi adalah tidur dan
istirahat. Waktu yang dibutuhkan bayi untuk tidur
adalah 14 jam dalam sehari. Bayi yang kurang tidur
akan mengakibatkan. penurunan kekebalan tubuh,
gangguan pertumbuhan, perkembangan fisik dan
memiliki dampak terhadap tumbuh. kembang otak bayi.
Gangguan kualitas tidur pada anak dapat berdampak
buruk bagi perkembangan fisik dan kognitifnya yang
menjadi indikator perkembangan kesehatannya
terutama kemampuan berfikir ketika dewasa. Sehingga
kualitas tidur bayi perlu dijaga, serta dapat distimulus
melalui pemberian pijat bayi. Tujuan peneliltian. adalah
mengetahui penggunaan Virgin Coconut Oil dalam
pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi di Desa

17
Berembeng. Penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif dengan menggunakan teori fungsionalisme
struktural. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan,
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
Virgin Coconut Oil efektif untuk meningkatkan kualitas
tidur bayi, karena VCO mengandung beberapa zat
alami yang menyebabkan bayi tetap merasa hangat dan
menurunkan kehilangan panas tubuhnya, merasa
nyaman dan lebih rileks. Tata cara pemijatan bayi
dilakukan dengan SOP yang berlaku. Serta implikasi
dari penggunaan VCO dalam pijat bayi terhadap
kualitas tidur bayi adalah memperlancar sistem
peredaran darah, memberi rasa nyaman, merileksasi
sistem otot, serta dapat memperlancar sistem
pencernaan. Kata kunci: Kualitas tidur, Pijat bayi;
Virgin Coconut Oil
Pendahuluan Bayi adalah masa yang baik untuk pertumbuhan
manusia, sehingga bayi memerlukan perhatian khusus
dalam setiap perkembangannya. Menurut Roesli
(2013). bayi adalah anak usia 0 sampai 12 bulan. Salah
satu faktor penting dalam tumbuh kembang bayi adalah
tidur dan istirahat. Waktu yang dibutuhkan bayi untuk
tidur adalah 14 jam dalam sehari. Pada saat bayi tidur
maka tubuh akan mengeluarkan 75% hormon
pertumbuhan, lalu hormon pertumbuhan akan
merangsang pertumbuhan tulang dan juga mampu
memperbaiki sel dalam tubuh seperti sel kulit, sel darah
sampai sel saraf otak.

18
Menurut Surininah (2009), tidur merupakan kebutuhan
bagi manusia dimana manusia mengistirahatkan
tubuhnya setelah beraktifitas. Pertumbuhan dan
perkembangan sel saraf pada bayi yang belum
sempurna membutuhkan stimulus untuk
memaksimalkan pertumbuhan sel saraf dengan
mencukupi waktu tidur. Bayi yang kurang tidur akan
mengakibatkan penurunan kekebalan tubuh, gangguan
pertumbuhan, perkembangan fisik dan memiliki
dampak terhadap tumbuh kembang otak bayi
(Febriyanti, 2014).
Berdasarkan data World Health Organization atau
WHO (2012) yang tercantum dalam jurnal Pediatrics
tercatat sekitar 33% bayi mengalami masalah tidur.
Banyak bayi memiliki masalah tidur di Indonesia, yaitu
sekitar 44,2%. Namun, lebih dari 72% orang tua tidak
menganggap gangguan tidur pada bayi sebagai
masalah. Padahal gangguan tidur dapat berdampak
pada pertumbuhan bayi, fungsi kekebalan tubuh
menjadi rentan, dan mengganggu regulasi sistem
endokrin (Trivedi, 2015). Menurut Dewi, dkk. (2014)
bayi dikatakan mengalami gangguan tidur jika pada
malam hari tidurnya kurang dari 9 jam, terbangun lebih
dari 3 kali dan lamanya terbangun lebih dari 1 jam.
Selama tidur, bayi mudah rewel, sering menangis, dan
sulit untuk memulai tidur kembali.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas tidur bayi, salah satunya adalah dengan teknik
pijat bayi (baby spa). Menurut Yuniarti et al, (2008)
Pijat bayi (baby spa) merupakan salah satu teknik yang
dapat merangsang stimulasi proses tumbuh kembang

19
pada bayi. Karena dengan sentuhan, bayi akan merasa
rileks dan merasa nyaman sehingga bayi dapat tertidur
dengan nyenyak. Pijat bayi (baby spa) juga merupakan
fisioterapi yang dapat merangsang gerakan motorik
bayi. Pijat bayi adalah memberikan sentuhan pada
tubuh bayi atau anak merupakan kebiasaan yang sudah
lama dilakukan oleh orang timur.
Sentuhan dan pijat pada bayi setelah lahir dapat
memberikan jaminan adanya kontak tubuh
berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan
aman pada bayi. Pemijatan bayi dapat menjadi terapi
untuk mendapatkan banyak manfaat, jika dilakukan
sacara teratur sesuai dengan tata cara dan teknik pijat
bayi yang benar. Pijat bayi bermanfaat untuk tumbuh
kembang. mengatasi stres dan meningkatkan daya
tahan tubuh (Roesli, 2006). Pijat dikatakan mempunyai
efek positif pada kesehatan bayi, karena berpengaruh
terhadap kerja nervus vagus sehingga memperbaiki
motilitas saluran cerna termasuk pengosongan
lambung. Keadaan tersebut menyebabkan absorpsi
makanan dan. kualitas tidur yang lebih baik (Anonim,
2008).
Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan
Virgin Coconut Oil dalam pijat bayi terhadap
peningkatan kualitas tidur bayi. Desain penelitian ini
menggunakan pengumpulan data kualitatif dengan
pendekatan ilmu Ayurweda, yakni snehana. Snehana
merupakan suatu tindakan manipulasi tubuh berupa
sentuhan atau pijatan, ditekan, diurut, mandi uap,
dilulur hangat dan sebagainya (Dash 1992:19). Terapi
snehana merupakan teknik pelumasan minyak dengan

20
cara dipijat (abhyangga) pada tubuh lalu meresap pada
kulit, sehingga ama (racun) dapat mengalir keluar dari
tubuh. (Nala, 2001:109).
Data penelitian terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara
dengan ibu bayi dan observasi saat melakukan pijat
bayi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pustaka
yang terkait dengan penggunaan VCO dalam pijat bayi
terhadap kualitas tidur bayi. Teknik pengambilan data
menggunakan teknik purposive sampling dengan
metode studi kepustakaan, wawancara, observasi serta
dokumentasi. Data dikumpulkan menggunakan alat
atau instrumen berupa pedoman wawancara, perekam
suara, dan kamera. Data yang didapat kemudian
dianalisa menggunakan metoder reduksi data,
penyajian data, dan melakukan verifikasi data.
Hasil Penelitian Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan sarana utama
yang digunakan dalam memberikan treatment kepada
bayi dalam penelitian ini. Virgin Coconut Oil (VCO)
digunakan dengan mempertimbangkan kandungan dan
manfaat yang terkadung didalamnya. Pijatan yang
diberikan kepada bayi merupakan terapi sentuhan
lembut yang diharapkan dapat memberikan efek
positif terhadap bayi, salah satu diantaranya
memperbaiki kualitas tidur bayi sehingga membuat
tidur bayi menjadi lebihlelap. Kualitas tidur bayi
berpengaruh tidak hanya untuk perkembangan fisik
saja, namun juga terhadap perkembangan emosional
bayi. Bayi yang tidur cukup tanpa terbangun akan
terlihat lebih bugar dan tidak gampang rewel keesokan
harinya.

21
Tata cara penggunaan Virgin Coconut Oil dalam Pijat
Bayi yang dilakukan oleh terapis atau praktisi sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
pemijatan terhadap bayi.
Tahap awal terdiri dari:
(1). memperhatikan waktu pemijatan,
(2). melakukan perhatian khusus, seperti tidak
memaksa bayi, tidak memijat bayi setelah makan atau
menyusui, tidak memaksakan posisi pijatan, dan
lainnya.
(3) mempersiapkan sarana dan prasarana pemijatan,
(4) mengetahui gerakan-gerakan dasar pemijatan
bayi, seperti gerakan. mengusap, meremas, dan gerakan
urut lingkar.
Tahap kerja sebagai berikut:
(1) melepaskan pakaian dan memposisikan bayi
secara telentang,
(2) menyentuh atau mengusap bayi sebagai
pemanasan,
(3) menuangkan minyak ke telapak tangan. terapis,
dan mengusapnya,
(4) memijat bagian kaki, perut, dada, wajah, kepala,
dan punggung.
Berkaitan dengan penelitian ini sesuai dengan teori
fungsionalisme struktural berasumsi bahwa setiap
struktur dalam sistem sosial, fungsional dengan yang
lain. Sebaliknya jika tidak fungsional, maka struktur
tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya
(Ritzer. 2011:21). Mengacu kepada asumsi teori ini, tata
cara pemijatan bayi dilakukan dengan keteraturan
secara terstruktur yang dapat diartikan telah memiliki

22
rangkaian dari sistem penanganan yang saling
berkaitan. dan tidak dapat dipisahkan.
Pada penelitian ini seluruh praktisi pijat bayi juga
telah memenuhi SOP (Standar Operasional Prosedur)
dalam. menangani klien mulai. Sehingga penelitian ini
sesuai dengan teori fungsionalisme struktural karena
terstruktur secara penanganan klien dan fungsional
secara strata sosial karena seluruh kalangan masyarakat
dapat menggunakan pijat bayi dalam meningkatkan
kualitas tidur bayinya.
Kesimpulan Penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO) sangat
efektif dalam pijat bayi untuk meningkatkan kualitas
tidur bayi, karena VCO mengandung zat alami yang
menyebabkan bayi tetap merasa hangat dan
menurunkan kehilangan panas tubuhnya. Serta dengan
pemijatan dapat merangsang otot-ototnya. yang
menyebabkan bayi merasa nyaman dan lebih rileks,
sehingga bayi dapat tertidur lebih mudah dengan durasi
waktu lebih atau sama dengan 9 jam, terbangun kurang
dari 3 kali saat tidur malam, serta mudah tertidur
kembali jika bayi terbangun pada tidur malam.
Tata cara pemijatan bayi dilakukan. dengan
beberapa tahapan, seperti melepaskan pakaian,
menyentuh atau mengusap bayi sebagai pemanasan,
menuangkan VCO ke tubuh bayi, melakukan pemijatan
secara halus dan lembut pada bagian kaki, perut, dada,
wajah, kepala dan punggung bayi. Rangkaian tersebut
telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang diterapkan praktisi pijat bayi. Implikasi
dari penggunaan VCO dalam pijat bayi terhadap

23
kualitas tidur bayi adalah memperlancar sistem
peredaran. darah, memberi rasa nyaman.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK PEMIJATAN BAYI

A. PENGERTIAN

Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, sejak ia
lahir hingga usia 3 tahun untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut jantung,
pernafasan dan system kekebalan tubuh.

B. TUJUAN

1. Memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut jantung, sistem pernafasan, sistem
pencernaan, dan sistem pernafasan dan sistem kekebalan tubuh.

2. Mengajarkan bayi untuk lebih tenang dalam menghadapi stress.

3. Memperbaiki pola tidur (membantu bayi tidur nyenyak)

4. Mendorong pertumbuhan susunan otot dan kelenturan yang penting bagi


kemampuan fisik.

5. Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi.

C. INDIKASI

Pemijatan boleh dilakukan sejak:

1. Bayi dapat dipijat sejak lahir.

2. Bila bayi dibawah usia 2 bulan, pemijatan dilakukan dengan lembut.

3. Pemijatan setiap hari selama 15 menit dalam 6 hingga 7 bulan pertama hidupnya
akan sangat bermanfaat bagi bayi.

4. Pemijatan dapat dilakukan hingga usia 3 tahun.

D. HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN SELAMA PEMIJATAN

24
1. Selama pemijatan, buat kontak mata dengan bayi.

2. Ajarkan bayi bicara atau bersenda gurau/bernyanyi.

3. Mulai dengan sentuhan lembut dan secara bertahap tambahkan pada pijatan.

4. Bila bayi sedikit menangis tenangkan dahulu. Bila menangis lebih keras,
hentikan pijatan.

5. Jangan bangunkan bayi tidur untuk dipijat.

6. Jangan memijat bayi langsung sehabis makan.

7. Jika menggunakan baby oil, mandikan bayi setelah dipijat.

E. PROSEDUR PELAKSANAAN PEMIJATAN BAYI

1. Bersihkan dan hangatkan tangan ibu/perawat.

2. Kuku dan perhiasan jangan sampai menggores kulit bayi.

3. Ruangan hangat dan tidak pengap.

4. Bayi tidak sedang lapar atau setelah makan

5. Baringkan bayi diatas permukaan rata dan lembut da tanggalkan pakaian.

6. Gosok tangan ibu/perawat dengan baby oil atau baby lotion.

7. Lakukan pemijatan dengan lembut dan bertahap

a. Wajah

1). Tekan jari-jari ibu/perawat pada tengah kening bayi, turunkan ke pelipis dan
pipi.

2). Gunakan kedua ibu jari untuk memijat daerah atas alis.

3). Dengan tekanan lembut, tarik garis dengan ibu jari dari hidung bayi kea rah pipi.

4). Gunakan kedua ibu jari untuk memijat sekitar mulutnya, tarik sehingga ia
tersenyum.

25
5). Pijat lembutrahang bawah bayi, dari tengah ke samping seolah membuat bayi
tersenyum, dan pijat daerah belakang telinga.

b.. Dada

1). Letakkan kedua tangan ibu/perawat di tengah dada bayi, gerakan ke atas lalu ke
sisi dan kembali ke tengah tanpa mengangkat tangan seperti membentuk hati.

2). Dari tengah dada bayi, pijat menyilang dengan telapak tangan kea rah bahu maju
mundur.

c.. Tangan

1). Peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang pemukul
soft ball. Dengan gerakan memerah, pijat tangan bayi dari bahu kepergelangannya
dengan irama perlahan india.

2). Lakukan gerakan sebaliknya, memerah tangan dari arah pergelangan tangan ke
pangkal lengan bayi dengan irama perlahan swedia.

3). Tarik lembut jari-jari bayi dengan gerakkan memutar.

4). Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh permukaan telapak tangan
dan punggung tangan.

5). Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakkan seperti menggulung.

d. Perut

1). Ingat jangan memijat diatas tulang rusuk atau diatas ulu hati.

2). Lakukan gerakan memijat diata perut seperti mengayuh sepeda, dari atas kearah
bawah perut.

3). Angkat kedua kaki bayi dan leatkkan lututnya perlahan-lahan kearah perut.

4). Buat gerakkan melingkar dengan kedua tangan secara bergantian. Searah jarum
jam dimulai dari sebelah kanan ibu/perawat

5). Gerakkan “I love u”. Pemijatan “I love u” terdiri dari 3 gerakkan.

26
a). “I” pijatlah sisi kiri perut bayi kearah bawah perut dengan menggunakan jari-
jari tengah kanan ibu membentuk huruf “I”.

b). “Love” membentuk huruf “L” terbalik pijatlah dari sebelah kanan kesebelah kiri
perut bayi kemudian dari atas ke bawah perut.

c). “U” gerakkan memijat membentuk huruf “U” terbalik. Pijat dari kanan bawah
keatas kemudian ke kiri, kebawah dan berakhir diperut kiri bawah.

6). Rasakan gelembung angina dengan jemari anda dorong searah jarum jam untuk
mengakhiri pijatan.

e.. Kaki

Ikuti cara yang sama seperti teknik memijat tangan.

f. Punggung

1). Tengkurapkan bayi diatas bantalan lembut atau paha ibu.

2). Pijat dengan gerakkan maju mundur, menggunakan kedua telapak tangan di
sepanjang punggungnya.

3). Luncurkan salah satu telapak tangan ibu dari leher sampai kepantat bayi dengan
sedikit tekanan.

4). Dengan jari-jari ibu, buatlah gerakkan melingkar terutama pada otot disebelah
tulang punggung.

5). Buat pijatan memanjang dengan telapak tangan dari leher ke kaki untuk
mengakhiri pijatan.

27
BAB III

ANALISIS JURNAL

Menurut WHO tahun 2012, sebesar 78% balita yang datang berkunjung ke
pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA (Mardiah et al., 2017).

Infeksi saluran pernafasan Akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan
atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik ataupun bakteri, virus,
maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru (Wijayaningsih,
2013).

Penyebab ISPA pada balita bervariasi. ISPA dapat disebabkan oleh faktor
agent yang disebabkan oleh virus dan bakteri, faktor lingkungan, faktor prilaku dan
faktor individu anak itu sendiri. Penyebab ISPA yang berasal dari faktor individu
anak antara lain; umur anak, jenis kelamin, berat badan lahir, status gizi, vitamin A
dan imunisasi (Maryunani, 2010).

Balita dikatakan ISPA dengan tanda dan gejala pilek, batuk dan demam dalam
kurun waktu 2 minggu berdasarkan tanda dan gejala tersebut akan menimbulkan
gangguan pola tidur yang tidak tercukupi (Oktaviani et al., 2010).

Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi bayi, maka kebutuhan tidurnya
harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap
perkembangannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut adalah pijatan, bayi atau balita yang dipijat akan dapat tidur
dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya konsentrasinya akan lebih penuh
(Roesli, 2008).

Pijat digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi
dan salah satu teknik terapi yang paling tertua di dunia. Pijat bayi sebagai bentuk
pengobatan alternatif menjadi lebih popular karena lebih sederhana dan efektifi

28
biaya serta mudah di pelajari dan dapat di lakukan sendiri di rumah oleh keluarga
(Pitre, 2012).

Pijat bayi membantu merangsang kekebalan (pembawaan lahir), sehingga


bisa membantu melawan infeksi. Sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot
peredaran dapat meningkatkan jaringan otot ataupun posisi otot dapat dipulihkan
dan dapat di perbaiki sehingga bisa meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh
dengan sebaik-baiknya (Widyastuti & Widyani, 2009).

Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke
10) yang membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin meningkat sehingga
penyerapan sari makanan lebih baik yang akan meningkatkan pertumbuhan. Pijat
bayi akan meningkatkan kadar sekresi serotonin yang akan meningkatkan kualitas
tidur bayi (Roesli, 2008).

Serotonin akan berubah menjadi melatonin yang mempunyai peran dalam


tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap pada saat malam (Lilik & Diah, 2014).

Hasil tudi kasus (Widyastutik, 2019), menunjukkan bahwa pada pasien infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA) dilakukan tindakan pemberian pijat terbukti efektif
untuk mengatasi gangguan pola tidur dengan kualitas tidur setelah dilakukan
pemijatan menunjukkan sebagian besar responden mempunyai kualitas tidur dalam
kategori baik dengan pola tidur bayi menjadi teratur, tidur lebih nyenyak,
menenangkan bayi, tidak rewel.

Hasil pengakajian kedua responden juga mengalami gangguan pola tidur,


sering terbangun, karena berada dilingkungan baru efek hospitalisasi dan dari sakit
ISPA yang sering terbagun karena badan merasa tidak enak. Dari masalah tersebut
maka muncul diagnosa keperawatan ganggun pola tidur berhubungan dengan tidak
familier dengan peralatan tidur karena hospitalisasi (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017).

Gangguan pola tidur didefisinikan merupakan ganggaun kualitas dan


kuantitas waktu tidur karena faktor external diakibatkan oleh hambatan lingkungan,

29
kurang control tidur, kurang privasi, restraint fisik dan tidak familiar tempat tidur
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

Intervensi yang di berikan pada responden dengan gangguan pola tidur adalah
Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur, Jelaskan pentingnya tidur yang
adekuat Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca),
Ciptakan lingkungan yang nyaman, dan pemberian pijat bayi untuk meningkatkan
kualitas tidur pada balita (Herdman, 2018).

Intervasi lain yaitu dengan Monitor/catat jumlah jam tidur responden ,


monitor pola tidur responden dan kondisinya (misal: apnea tidur, sumbatan jalan
nafas, nyeri), mulai/terapkan langkah-langkah kenyamanan seperti pijat , ajarkan
keluarga klien teknik pemijatan sesuai prosedur Saat ini berbagai terapi untuk
mengatasi masalah tidur bayi sudah banyak dikembangkan, salah satu cara yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tidur bayi yaitu dengan pijatan bayi
sehingga akan tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya
konsentrasinya akan lebih penuh (Roesli, 2008).

Masa bayi atau balita merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Salah satu
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang adalah tidur dan istirahat. Tidur
nyenyak sangat penting bagi pertumbuhan bayi, karena saat tidur pertumbuhan otak
bayi mencapai puncaknya (Minarti & Utami, 2012).

Proses pematangan otak terjadi ketika bayi tidur ditahap Rapid Eye
Movement (REM). Kematangan otak dibutuhkan bayi untuk belajar bermacam hal.
Bayi yang kurang tidur akan menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga bayi
mudah sakit (Handayani, 2012).

Pijat bayi dapat merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan,


meningkatkan nafsu makan, mengubah gelombang otak yang dapat membuat bayi
tidur lelap, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel, meningkatkan
kenaikan berat badan dan mengeratkan ikatan batin antara bayi dengan orang tua
(bonding) (Fitriani & Nurhidayanti, 2015).

30
Setelah diberikan pijat bayi, tidur bayi lebih lama, nyenyak, dan nyaman
aktivitas tidur merupakan salah satu stimulus bagi proses tumbuh kembang otak,
karena 75 persen hormon pertumbuhan dikeluarkan saat anak tidur. Hormon
pertumbuhan ini yang bertugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan.
Selain itu, hormon pertumbuhan juga memungkinkan tubuh memperbaiki dan
memperbaharui seluruh sel yang ada di tubuh, dari sel kulit, sel darah sampai sel
saraf otak. Proses pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat bila si bayi sering
terlelap sesuai dengan kebutuhan tidur bayi. Selain itu, tidur juga membantu
perkembangan psikis emosi, kognitif, konsolidasi pengalaman dan kecerdasan.
Oleh karena itu kebutuhan tidur pada bayi sesuai usianya perlu mendapat perhatian
dari keluarga agar nantinya bayi dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal (Soedjatmiko, 2006).

Hasil studi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Touch Research
Institute Amerika yang menunjukkan bahwa anakanak yang dipijat selama 2x15
menit setiap minggunya dalam jangka waktu 4 minggu, tidurnya menjadi lebih
nyenyak sehingga pada waktu bangun konsentrasinya lebih baik daripada sebelum
diberi pemijatan (Roesli, 2008).

Penelitian lain dilakukan oleh tentang the relationship massage infant with
pattern and sleep in infants. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sentuhan sentuhan
yang diberikan pada saat pijat bayi memiliki hubungan dengan peningkatan kualitas
tidur bayi yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah durasi tidur bayi serta
berkurangnya gangguan tidur bayi (Roth, 2010).

Terapi pijat bayi dapat menghasilkan perubahan fisiologi yang membantu


kadar hormone dalam tubuh berperan aktif. Sehingga penemuan ini sangat
dianjurkan untuk pekembangan selanjutnya (dr. Utami Roesli, buku Yazid).

Penelitian Lilik M, dkk 2014 mengatakan bahwa pijat bayi berpengaruh pada
kuatitas tidur bayi, tidur bayi merupakan bagian penting untuk perkembangan bayi
karena pada saat inilah terjadi repair neural-brain dan terjadi pertumbuhan hormon
kurang lebih 75%. Kebutuhan tidur bayi harus terpenuhi agar tidak berpengaruh

31
terhadap perkembangannya, salah satu cara untuk membantu bayi tetap sehat adalah
dengan melakukan pijat bayi. Terjadinya penigkatan tidur bayi karna pemijatan
dipengaruhi karna hormon serotonim. Serotonim merupakan zat tansmittter utama
yang serta merta ada ketika pembentukan tidur yang menekan otak.

Hasil penelitian dari Pertiwi A, 2014, mengatakan bahwa dukungan keluarga


sangat membantu dalam komunikasi verbal dan non verbal karena dampak
emosional sang bayi yang sudah ia kenal. Hal ini tentu saja dapat membantuk bayi
merasa lebih nyaman. Pada penelitian Devi, R. 2012, ibu yang melakukan pijat bayi
secara mandiri dengan metode yang lengkap lebih signifikan dalam melakukan pijat
bayi dibanding ibu yang hanya diberi leaflet saja, artinya pengetahuan ibu harus
diasah dahulu untuk dapat menerima training dalam melakukan pijat bayi. Sehingga
pijat bayi ini akan maksimal dilakukan dengan benar oleh peserta. Hasil survey
yang ditemukan masih banyak ibu – ibu yang tidak pernah melakukan pijat bayi
sendiri, mereka cenderung lebih percaya kepada dukun bayi atau pijat tradisional,
sehingga pengabdi tertarik untuk memberikan training tentang pijat bayi.

Dalam penelitian Nurwinda Saputri dkk tahun 2014, mengatakan bahwa


tingkat pendidikan juga mempengaruhi prilaku ibu dalam melakukan pijat bayi. 2
Namun masalah – masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan berjalan
dengan lancar. Peserta juga merasa training ini masih belum maksimal jika
dilakukan dalam waktu satu hari, namun pemijatan ini dapat dilakukan sedikit demi
sedikit dengan membaca Booklet yang sudah disampaikan, sehingga peserta tidak
perlu khawatir.

32
BAB IV

IMPLIKASI

Frekuensi kualitas tidur bayi usia 2-12 bulan setelah dilakukan pijat bayi di
shabrina Care yaitu berjumlah 37 orang. Diperoleh hasil tertinggi yaitu kualitas
tidur baik sebanyak 28 bayi atau 75,7% dan hasil terendah yaitu kualitas tidur
kurang sebanyak 0 bayi atau 0%.

Menurut (Roesli, 2012) mengatakan bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap
sedangkan pada waku bangun konsentrasinya akan lebih penuh. Peningkatan
kualitas tidur bayi yang telah diberi terapi pijat tersebut disebabkan adanya
peningkatan kadar sekresi serotonin, dihasilkan pada saat terapi pijat dilakukan dan
disamping itu juga terdapat adanya perubahan gelombang otak karena terjadi
penurunan gelombang alpha dan peningkatan gelombang beta serta theta yang
dapat dilihat dengan melalui penggunaan Elelctroensephalografi. Menurut
(Sulistiyanti, 2016) Salah satu faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
tidur adalah pijat bayi.

Keletihan akibat aktifitas fisik yang tinggi dapat mempengaruhi kualitas tidur,
hal tersebut terjadi karena tahap gelombang lambatnya diperpendek sehingga dapat
mempercepat proses tidur. Seperti halnya bayi yang melakukan aktifitas sehari-hari
atau setelah diberikan pemijatan maka bayi tersebut akan mudah tertidur.

Latihan dua jam atau lebih dari dua jam, pemijatan yang dilakukan sebelum
tidur dapat membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan
kelelahan yang dapat meningkatkan relaksasi karena pemijatan sehingga
mempengaruhi keluarnya hormon tidur seperti melantonin Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmawati (2018)
Pemijatan juga akan merangsang peredaran darah dan menambah energi karena
oksigen lebih banyak dikirim ke otak dan ke seluruh tubuh.

Tidur efektif pada bayi dapat membantu mengarahkan perkembangan otak di


awal kehidupan. Pada saat itu otak mengembangkan sinapsis, yaitu koneksi penting
yang memungkinkan manusia untuk belajar, bergerak dan berpikir dan

33
mengembangkan berbagai keterampilan baru. Saat tidur kadar hormon
pertumbuhan dalam keadaan yang tinggi. Hormon pertumbuhan berfungsi untuk
menstimulasi pertumbuhan tulang dan jaringan, selain itu juga mampu
memperbaiki dan memperbarui sel-sel pada kulit, sel darah dan sel otak.
Kemampuan kognitif, mental, emosi dan konsentrasi juga dibangun saat tidur. Oleh
karena itu, tidur yang berkualitas sangat dibutuhkan pada bayi (Praptiningsih,
P.R.L, 2011).

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh T. Field dari Universitas Miami, AS
(2008) menyebutkan bahwa terapi pijat bayi dapat membuat tidur lebih lelap, terapi
pemijatan sebagai bagian dari pengobatan alternatif, kini diterima sebagai empiris
sebagai sarana untuk membantu pertumbuhan, mengurangi rasa sakit,
meningkatkan kesiagaan, mengurangi depresi dan meningkatkan fungsi system
imun pada bayi. Pijat bayi akan memberikan keuntungan lebih besar jika dilakukan
setiap hari sejak kelahiran sampai usia 12 bulan. Menurut Subakti (2008) pijatan
lembut pada bayi bermanfaat mengurangi masalah tidur pada bayi, memberikan
pengalaman positif bagi ibu dan bayi serta mampu meningkatkan fungsi motorik
dan mempengaruhi 82% perbaikan pada otot lengan dan kaki bayi.

Usia 6 bulan merupakan usia bayi memasuki tahap perkembangan, dimana bayi
akan lebih banyak menggunakan aktifitas fisiknya, selain itu meningkatnya
kemampuan bayi untuk berkomunikasi dengan lingkungannya membuat bayi akan
sulit tertidur, atau akan mengalami berbagai gangguan tidur, menurut penelitian
yang dilakukan Sekartini dan Nuri (2006) pada lima kota di Indonesia mengenai
gangguan tidur pada balita, didapatkan rata-rata bayi yang berusia 12 bulan
mengalami gangguan tidur.

Oleh sebab perlunya memberikan terapi pijat bayi karena dapat membantu
mengurangi gangguan tidur pada bayi selain itu pijat bayi juga dapat meningkatkan
berat badan bayi, meningkatkan daya tahan tubuh meciptakan hubungan batin
antara ibu dan bayi, mengurangi rasa sakit, sehingga proses tumbuh kembang pada
bayi dapat berjalan dengan optimal.

34
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Anak dengan kasus ISPA apa lagi anak yang pertama kali merasakan
opname di rumah sakit akan selalu memiliki masalah gangguan pola tidur
berhubugan dengan tidak familier dengan peralatan tidur karena hospitalisasi,
implementasi madiri perawat yang diberikan adalah pijat bayi dengan cara
memposisikan bayi tiduran, bersihkan dan hangatkan tangan perawat, gosok
tangan perawat dengan baby oil atau baby lotion, lakukan pemijatan dengan
lembut dan bertahap, lakukan pijatan pada kaki bayi dari pangkal paha seperti
memerah susu, peras dan putar kaki bayi dengan lembut dari pangkal paha
kearah mata kaki, urut telapak kaki bayi dengan kedua ibi jari secara bergantian,
lakukan pijatan pada perut bayi dengangerakan seperti mengayuh sepeda
dimulai dari bagian atas ke bawah, lakukan pijatan pada tangan, lakukan pijatan
pada ketiakdari atas ke bawah, peras dan putar lengan bayi mulai dari pundak
dan pergelangan tangan, pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari
pergelangan tangan kearah jarijari, lakukan pemijatan pada daerah muka,
lakukan pijatan pada dahi dengan cara letakan jari-jari ibu ke pertengahan dahi
bayi, tekankan dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar kesasmping kanan
dankiri, lakukan pijatan pada alis, letakan kedua ibu jari diantara kedua alis mata
dengan menggunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis
mata dan kelopakmata mulai dari tengah kesamping, lakukan pijatan pada
belakang telinga, gunakan ujung-ujung jari berikan tekanan lembutpada daerah
belakang telinga kanan dan kiri. Hasil studi pada dua responden anak tindakan
pijat bayi sangat efektif dalam meningkatkan kualitas tidur anak.

5.2 Saran

Pelatihan dan Sertifikasi Pentingnya memastikan bahwa terapi pijat


dilakukan oleh praktisi yang terlatih dan bersertifikat untuk memastikan
keamanan dan efektivitas terapi. Keterlibatan Orang Tua Manfaat dari

35
melibatkan orang tua dalam proses terapi pijat, baik dalam hal memberikan
pijatan itu sendiri atau dalam membuat keputusan terkait perawatan.
Pendekatan Individual Setiap anak adalah individu, dan pendekatan terapi pijat
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan respons setiap anak

36
DAFTAR PUSTAKA

Saidatul Umah, A. S. (2022, Agustus 20). Studi Kasus Meningkatkan kualitas tidur
anak penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut dengan terapi pijat
bayi. Retrieved from Ners Muda:
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/nersmuda
Saputri, N. (2019, Juni). PENTINGNYA MANFAAT PIJAT BAYI . Retrieved from
DINAMISIA:
https://journal.unilak.ac.id/index.php/dinamisia/article/download/2
844/1694/
Widyastutik, E. N. (2019). Terapi pijat bayi terhadap peningkatan kualitas tidur
balita pada asuhan keperawatan anak ispa.
Mardiah, W., Mediawati, A. S., & Setyorini, D. (2017). Pencegahan Penularan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut Dan Perawatannya Pada Balita
Dirumah Di Kabupaten Pangandaran.
Roesli, U. (2008). Pedoman PijatBayi (EdisiRevisi). PT.Trubus Agriwidya.
Mardiana L, Martini DE., 2014, Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi
Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo Kecamatan Ngimbang
Kabupaten Lamongan. Jurnal SURYA. Vol.02, No. XVIII, Juni
Dewi, N. N. A. C., Mediastari, A. P. A., & Ariyanti, N. M. P. (2023). Penggunaan
Virgin Coconut Oil (Vco) Dalam Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur
Bayi Di Desa Berembeng, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten
Tabanan. Widya Kesehatan, 5(1), 1-10.
https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v5i1.4061

37

Anda mungkin juga menyukai