Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH BABY MASSAGE UNTUK BATUK PILEK TERHADAP

EFEKTIFITAS PENYEMBUHAN BAYI PILEK DI KLINIK Z

Proposal

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

Pada Program Studi….

Didah Mahmudah

NIM: 200603056

PROGRAM STUDI……

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA

TAHUN, 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil'alamin, berkat rahmat Allah maka segala puji dan


syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yan telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehinggaa penilis telah dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul “PENGARUH BABY MASSAGE UNTUK BATUK PILEK TERHADAP
EFEKTIFITAS PENYEMBUHAN BAYI PILEK”. Shalawat dan Salam peneliti
sampaikan keharibaan Nabi Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk, dan
telah membawa umat manusia dari alam jahiliah kepada alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada semua pihak yang terlibat
dalam penelitian ini, baik dukungan moril maupun materi. Ucapan terima kasih
sampaikan kepada:
1. Bapak Rektor.
2. Bapak …………. Selaku Dekan Fakultas
3. Bapak ……………….. selaku Ketua Program Studi
4. Ibu …………… pembimbing pertama yang telah meluangkan waktu
dan tenaga untuk membimbing peneliti dalam penyelesaian proposal ini.
5. Ibu ……………… selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk membimbing peneliti dalam penyelesaian
proposal ini.
6. Orang tua yang telah mendidik dan memberi dukungan serta do'a untuk
kesuksesan peneliti.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan motivasi dalam
penelitian proposal ini.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian dalam
menambah wawasan terutama untuk peneliti sendiri guna menambah wawasan
ilmu pengetahuan.

……………………., 2021
Nama Kamu
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................5

1.5 Ruang Lingkup......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................6

2.1 Batuk Pilek..................................................................................................6

2.2 Massage Bayi..............................................................................................7

2.3 Penelitian Terdahulu...................................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................10

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian.....................................................................10

3.2 Sifat Penelitian.....................................................................................10

3.3 Sumber Data........................................................................................11

3.4 Teknik Pengumpulan...........................................................................11

3.5 Teknik Analisa.....................................................................................13


BAB I

PENDAHULUAN

2.5 Latar Belakang

Pijat merupakan salah satu metode pengobatan tertua di dunia. Pijat meliputi
seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang mampu melemaskan sendi yang
terlalu kaku dan menyatukan organ tubuh dengan gosokan yang kuat. Terapi pijat
tidak hanya digunakan disalon dan spa saja, tapi juga diberbagai rumah sakit dan
pusat perawatan kesehatan. Saat ini, teknik pijat telah banyak digunakan untuk
kesehatan dan peningkatan berat badan pada bayi (Ilmu et al., 2020)

Pada tahun 2007 cakupan penimbangan balita yaitu yang ditimbang dibagi
jumlah sasaran (D/S) mencapai 81,99%, untuk cakupan balita yang mengalami
kenaikkan berat badan dibagi jumlah sasaran (N/D) yaitu pada balita mencapai
97,56%. Menargetkan cakupan penimbangan balita diposyandu mencapai 90%.
Cakupan penimbangan balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S)
mencapai 76%. Untuk cakupan balita yang mengalami kenaikan berat badan
dibagi jumlah sasaran (N/D) yaitu pada balita mencapai 86%.

Pemerintah menargetkan penimbangan balita mencapai 100%. Berdasarkan


survey data awal hasil penimbangan bayi di bulan Januari-April di wilayah kerja
Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara, terdapat 160 bayi yang tercatat
melakukan penimbangan di posyandu dan hasilnya hanya terdapat 128 bayi atau
sekitar 49% yang mengalami kenaikan berat badan, 5 sisanya 132 bayi atau
sekitar 51% bayi tidak mengalami kenaikan berat badan yang seharusnya. Rata-
rata ibu bayi tersebut tidak mengetahui cara perawatan kesehatan bayi dengan
stimulasi pertumbuhan bayi menggunakan pijat bayi (Abiyoga et al., 2018).

Observasi awal yang dilakukan oleh penulis pada petugas kesehatan di


wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara bahwa disemua
desa belum ada yang melakukan teknik pemijatan bayi secara spesifik yang
berguna untuk meningkatan kesehatan dan perawatan pada bayi. Pijat bayi dapat

1
digolongkan sebagai aplikasi stimulasi sentuhan, karena dalam pijat bayi terapat
unsur sentuhan berupa kasih sayang, perhatian, suara atau bicara, pandangan
mata, gerakan, dan pijatan. Stimulasi ini akan merangsang perkembangan struktur
maupun fungsi sel-sel otak.

Saat ini telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa pijat bayi memiliki
banyak manfaat baik fisik maupun emosional. Beberapa manfaat pijat bayi adalah
diantaranya meningkatkan nafsu makan, melipatgandakan keuntungan ASI
ekslusif, meningkatkan berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh, membuat
bayi tidur lebih nyenyak, dan membina keterikatan antara orang tua dan anak.
Beberapa penelitian mengatakan pijat bayi bisa merangsang nervus vagus, dimana
saraf ini meningkatkan peristaltik usus sehingga pengosongan lambung meningkat
dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi. Disisi lain pijat juga
melancarkan peredaran darah 6 dan meningkatkan metabolisme sel, dari
rangkaian tersebut berat badan bayi akan meningkat. Roesli mengutip penelitian
Field dan Scafidi yaitu pada bayi prematur yang dilakukan pemijatan 3x10 menit
selama 10 hari, kenaikan berat badannya tiap hari 20%-47% dan pada bayi cukup
bulan usia 1-6 bulan dipijat 15 menit, dua kali seminggu selama enam minggu,
kenaikan berat badannya lebih baik daripada yang tidak dipijat (Journal, 2015).

Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada
permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang bertujuan
untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, sistem pernafasan serta sirkulasi
darah dan limpha.

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar
anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi
adalah perangsangan yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat
stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak
yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Studi tentang bayi telah
menunjukkan bahwa sentuhan, gerakan dan juga suara akan merangsang jalan
syaraf, selain itu juga akan mempercepat pertumbuhan jaringan syaraf.
Penambahan berat badan akan semakin cepat dan aktifitas sel akan ditingkatkan
bersamaan dengan meningkatnya fungsi endokrin.

2
Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan
adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman
pada bayi. Pemijatan tidak hanya bermanfaat untuk bayi tetapi juga untuk pemberi
pijatan, ini adalah alat yang akan membebaskan diri dari stres dan merupakan alat
untuk membangun ikatan antar orangtua dan juga ikatan antara orangtua dengan
bayi. Manfaat lain dari pemijatan pada bayi adalah meningkatnya keyakinan
pemberi pijatan dalam mengurus bayi itu.

Batuk pilek merupakan alasan tersering membawa anak ke dokter. Umumnya


karena orangtua merasa khawatir akan batuk, pilek dan radang tenggorokan si
anak (kadang juga karena anak menolak makan); mereka khawatir ada masalah
yang serius terkait keluhan tersebut. Kekhawatiran ini disebabkan karena para
orangtua tidak memahami patofisiologi batuk pilek (yang dikenal juga sebagai
common cold, faringitis akut atau rhinofaringitis akut) sehingga mereka tidak
menyadari bahwa tidak ada satupun obat yang dapat menyembuhkan common
cold. Tenaga kesehatan banyak tersita waktu dan tenaganya untuk menangani
kasus seperti ini dan mereka pun mendapat “tekanan” yang besar dari para
orangtua yang menuntut obat untuk menyembuhkan. Kondisi ini dipersulit dengan
banyaknya sediaan untuk mengatasi batuk pilek pada anak, termasuk obat-obatan
dalam kategori “OTC” (Korompis & Pesik, 2018).

Common cold memang menimbulkan konsekuensi ekonomi yang tinggi


karena balita bisa mengalaminya sekitar 6-9 kali dalam setahun. Padahal batuk
pilek umumnya merupakan gejala ISPA (common cold), sifatnya ringan dan
swasirna. Dalam edisi ini akan dibahas mengenai anatomi, mekanisme pertahanan
saluran napas, patofisiologi common cold dan flu, serta obatobatan yang sering
diberikan untuk batuk dan pilek pada anak.

Di Indonesia kasus ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab


kematian bayi. Sebanyak 36,4% kematian bayi pada tahun 2008 (32,1%) pada
tahun 2009 (18,2%) pada tahun 2010 dan 38,8% pada tahun 2011 disebabkan
karena ISPA. Selain itu, ISPA sering berada pada daftar sepuluh penyakit
terbanyak penderitanya di rumah sakit. Berdasarkan data dari P2 program ISPA
tahun 2009, cakupan penderita ISPA melampaui target 13,4%, hasil yang

3
diperoleh 18.749 penderita. Survei mortalitas yang dilakukan Subdit ISPA tahun
2010 menempatkan ISPA sebagai penyebab terbesar kematian bayi di Indonesia
dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita.

Bayi atau balita yang menderita ISPA banyak yang mengalami kekurangan
tidur, yaitu sekitar 44,2% bayi mengalami gangguan tidur seperti sering terbangun
di malam hari. Namun lebih dari 72% orang tua menganggap gangguan tidur pada
bayi bukan suatu masalah atau hanya masalah kecil (Febrianti & Yanti, 2021).

Balita dikatakan ISPA dengan tanda dan gejala pilek, batuk dan demam
dalam kurun waktu 2 minggu berdasarkan tanda dan gejala tersebut akan
menimbulkan gangguan pola tidur yang tidak tercukupi. Mengingat akan
pentingnya waktu tidur bagi bayi, maka kebutuhan tidurnya harus benar-benar
terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap perkembangannya. Salah satu
cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah pijatan,
bayi atau balita yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu
bangun, daya konsentrasinya akan lebih penuh.

Untuk itu penulis berniat untuk menganalisis dan mengangkat judul


penelitian dengan “Pengaruh Baby Massage Untuk Batuk Pilek Terhadap
Efektifitas Penyembuhan Bayi Pilek”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas maka daapt


diketahui bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
Pengaruh Baby Massage Untuk Batuk Pilek Terhadap Efektifitas Penyembuhan
Bayi Pilek

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini ialah

1. Mengetahui efektifitas Baby Massage Untuk Batuk Pilek Terhadap


Penyembuhan Bayi Pilek

4
2. Mengetahui bagaimanakah pengaruh dari pijatan yang diberikan kepada
bayi terhadap Penyembuhan Bayi Pilek
3. Mengetahui bagaimana alur atau proses tindakan baby massage pada bayi
yang sedang terserang flu

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai


berikut:
1. Manfaat Dari Segi Teoritis
Manfaat akademis yang diharapkan adalah hasil penelitian dapat
dijadikan sebagai referensi tentang Efektifitas Desinfection Chamber Terhadap
Resiko Penularan Covid-19 Pada Bidan.
2. Manfaat Dari Segi Praktis
1. Bagi penulis, penelitian ini akan menjadi tambahan ilmu yang berguna
untuk mengetahui Efektifitas Desinfection Chamber Terhadap Resiko
Penularan Covid-19 Pada Bidan
2. Bagi peneliti lain, penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi
pengembangan teori tentang Efektifitas Desinfection Chamber
Terhadap Resiko Penularan Covid-19 Pada Bidan
3. Bagi usaha produksi tahu, penelitian ini menjadi menjadi referensi
tentang Efektifitas Desinfection Chamber Terhadap Resiko Penularan
Covid-19 Pada Bidan
1.5 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian dalam review literatur ini yaitu semua jenis
penelitian yang berkaitan dengan Efektifitas Desinfection Chamber Terhadap
Resiko Penularan Covid-19 Pada Bidan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batuk Pilek

Batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering
mengenai bayi dan anak. Penyakit batuk pilek pada balita cenderung berlangsung
lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus paranasal, telinga bawah, dan
nasofaring disertai demam yang tinggi. Penyakit ini sebenarnya merupakan self
limited diseased yang sembuh sendiri 5- 6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain.
Batuk pilek adalah infeksi virus yang menyerang saluran nafas atas (hidung
sampai tenggookan) dan menimbulkan gejala ingus meler atau hidung mampet,
batuk sering disertai demam dan sakit kepala yang berlebih.

Banyak virus yang dapat menyebabkan batuk pilek, tetapi yang paling sering
adalah rinovirus (terdapat 100 jenis rinovirus berbeda yang dapat menginfeksi
manusia, diikuti dengan respiratory sincytial virus (RSV), dan adenovirus. Virus
yang masuk ke tubuh dan menginfiltrasi saluran nafas di hidung sampai
tenggorokan kita akan memicu rangkaian reaksi sitem imun (pertahanan tubuh)
dan bermanifestasi sebagai gejala-gejala yang dialami (Nurjanah & Pratiwi,
2020).

Penyebab batuk pilek hampir selalu virus. Lebih dari dua ratus virus dikenal
sebagai penyebab batuk-pilek (termasuk rhinovirus, virus parainfluenza, dan virus
sinsitial pernafasan), dan diduga ada lebih dari 1.500 virus batuk pilek atau
kombinasi virus. Karena anak balita belum mempunyai banyak kesempatan untuk
membangun daya tahan tubuh terhadap virus-virus ini, maka anak balita sangat
peka terhadap batuk pilek.

Batuk dan pilek merupakan suatu respon tubuh yang diciptakan untuk
membuang benda asing, termasuk virus, bakteri, debu, lendir, dan partikel kecil
lain yang berusaha mengotori saluran nafas dimulai dari tenggorokan hingga
paruparu. Batuk menjaga saluran nafas tetap bersih agar seseorang tidak
mengalami sesak nafas. Ingus atau lendir yang diproduksi saat seseorang

6
mengalami batuk pilek adalah upaya tubuh mengeluarkan benda asing, termasuk
partikel virus dan bakteri dari saluran napas atas manusia (Rofifah, 2020).

Batuk, pilek, dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) pada anak, dapat
memicu otitis media. Ketika anak terserang batuk-pilek (flu) atau ISPA, terjadi 11
penyumbatan pada saluran eustachia, yakni saluran yang menghubungkan telinga
tengah dengan rongga hidung bagian belakang dan tenggorokan, dapat
menyebabkan penimbunan cairan atau nanah di belakang gendang telinga.
Penimbunan nanah tersebut menimbulkan nyeri, telinga seperti penuh, dan
berdenging, bahkan dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran.

Prevalensi terjadinya otitis media di seluruh dunia untuk usia 1 tahun sekitar
62%, sedangkan anak-anak berusia 3 tahun sekitar 83%. OMA terjadi pada 2
kelompok umur berbeda, lebih sering pada kelompok yang lebih muda yaitu 0
sampai 5 tahun, dibandingkan pada kelompok yang lebih tua yaitu 5 sampai 11
tahun.

Penyakit ISPA dapat berkembang menjadi radang tenggorokan, peradangan


pada pita suara (laryngitis) yang menyebabkan suara serak, serta radang saluran
pernapasan yang menuju paru-paru (bronchitis). Penyakit ini umumnya dapat
sembuh sendiri jika daya tahan tubuh baik atau self limiting diseases. ISPA dapat
mencetuskan kejang demam dan serangan asma, terkadang merupakan prekursor
demam spesifik akut terutama campak atau bronkiolitis

2.2 Massage Bayi

Massage therapy merupakan suatu bentuk therapy yang menggunakan


sentuhan kelembutan yang sistematik, yang difokuskan pada bagian tubuh
tertentu, atau secara keseluruhan, dengan tujuan untuk penyembuhan dan
relaksasi. Massage bagi seorang anak sangat berperan sebagai booster terhadap
stress, karena sering kali anak-anak mendapatkan stres yang kuat dari sekolah,
keluarga atau dengan teman sebaya. Stress ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan sistem imune dan sistem hormon. Dengan memberikan
massage secara rutin akan dapat membantu menurunkan stres sehingga anakanak
bisa tidur nyenyak (Nurjanah & Pratiwi, 2020).

7
Anak-anak berespon positif terhadap berbagai bentuk massage. Sensasi
sentuhan dan bonding memberikan effect therapeutic pada anak yang sedang
dimassage, sehingga kadang akan tertidur sebelum massage selseai. Hal ini
merupakan tanda atau point effect positive dari therapy massage.

Pediatric massage therapy didefinisikan sebagai manipulasi secara manual


pada jaringan lunak untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi anak-
anak dengan tekanan, kecepatan dan teknik yang bervariasi sesuai dengan
kebutuhan. Pada saat memberikan massage therapy kecepatan tekanan harus
disesuaikan dengan tujuannya dimana ada bagian tubuh tertentu yang tidak boleh
dipijat atau harus diberikan kecepatan yang tinggi atau berulang.

Pediatric massage therapy terbukti sangat efektif untuk anak-anak yang


menderita asma, batuk pilek, konstipasi dan colic abdomen serta bayi prematur.
Anak yang menderita batuk pilek (commond cold) berkepanjangan dan lendirnya
sangat kental, tidak cukup dipulihkan dengan obat minum. Untuk mendukung
proses penyembuhan anak, bisa dilakukan dengan chest terapi atau terapi dada
(Pujiarto, 2014).

Prosedur pediatric massage therapy pada common cold: Sinus line, Ears, neck
and chin Check rain drop, Big love, Butterfly, Toby top-intercosta, , Chest rain
drop, Back and forth, Sweeping neck to bottom, Sweeping neck to feet, Back
circles, Circle over the scapula, Back rain drop, Back rain drop, Pitching,
Relaxation. Setiap gerakan dilakukan sebanyak 6 kali (Gitawati, 2014).

2.3 Penelitian Terdahulu

Bedasarkan dengan penelitian terdahulu yang mana mengkaji tentang


penelitian yang masih searah dengan judul yang penulis angkat ialah menurut
Ajeng (2014) mengungkapkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pijat bayi terhadap praktik pijat bayi oleh ibu bayi. Hal ini di dukung oleh metode
yang dipakai dalam memberikan pendidikan kesehatan ini menggunakan metode
ceramah dan mendemonstrasikan atau mempraktikkan secara langsung langkah
memijat bayi yang baik dan benar. Materi yang disampaikan sesuai dengan
kebutuhan responden dan dalam penyampaian pendidikan kesehatan

8
menggunakan alat bantu berupa leaflet dan audio visual berupa rekaman video
dalam bentuk compact disc tentang cara memijat bayi yang baik dan benar.

Pada penelitian Siti Nurjanah (2020) juga mengungkapkan Terapi pijat telah
menunjukkan efek positif untuk mengatasi permasalahan pada bayi prematur,
masalah pencernaan termasuk sembelit dan diare, serta untuk penyakit saluran
pernapasan seperti asma dan common cold.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif lapangan, yaitu: prosedur


penelitian yang berupa kata-kata tertulis dan lisan dari beberapa narasumber yang
sudah ditargetkan sebelumnya. Dalam hal demikian maka pendekatan ini terkait
erat dengan pengamatan-berperan serta. penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur statistik atau
bentuk hitungan lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan menghimpun data dalam
keadaan yang sewajarnya, mempergunakan cara bekerja yang sistematis, terarah
dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga tidak kehilangan sifat ilmiahnya atau
serangkaian kegiatan atau proses menjaring data/informasi yang bersifat
sewajarnya.

3.2 Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian


deskriptif adalah penelitian yang mengamati sesuatu (objek penelitian) dan
kemudian menjelaskan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat yang sesuai dengan kondisi soal tertentu. Berdasakan sifat
penelitian di atas, maka penelitian ini berupaya mendeskripsikan secara sistematis
dan faktual peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak didasarkan
pada data-data yang terkumpul selama penelitian dan dituangkan dalam bentuk
laporan atau uraian. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.
Penelitian deskriptif ini memusatkan perhatian pada masalah yang aktual
sebagaimana adanya saat penelitian berlangsung.

Mencermati jenis penelitian deskriptif di atas, maka penelitian ini termasuk


penelitian deskriptif jenis studi kasus. Studi kasus meliputi analisis yang
mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang sama dengan organisasi lain, di

10
mana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan masalah yang
dialami saat ini.

3.3 Sumber Data

Data merupakan hasil pencatatan Penulis, baik berupa fakta maupun angka.
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari data yang diperoleh. “Sumber
data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya”. Adapun sumber yang
Penulis gunakan dalam menyusun Skripsi ini dikelompokkan menjadi dua yakni
sumber primer dan sumber sekunder.

1. Sumber Primer

Sumber primer adalah data yang diperoleh dari pelaku peristiwa itu sendiri,
dengan pertanyaan yang bersifat umum yang bertujuan untuk mengungkap data.
Adapun yang dimaksud dari data primer adalah data yang berbentuk verbal atau
kata-kata yang diungkapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang
dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek
penelitian (informan) yang berkenanaan dengan variabel yang diteiti.

2. Sumber Sekunder

Sumber sekunder dapat disebut juga dengan sumber tambahan atau sumber
penunjang. Sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung dalam
memberikan data pada pengumpulan data, misalnya dalam bentuk dokumen atau
lewat orang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah pasien
yang berkunjung ke klinik Z dan refrensi jurnal terkait.

3.4 Teknik Pengumpulan

Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis


dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat
data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Dalam rangka untuk memperoleh
data yang alami dan obyektif dilokasi penelitian, hendaklah seorang penulis

11
menggunakan bermacammacam metode pengumpulan data untuk mencapai tujuan
penelitian tersebut. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan maka penulis
menggunakan metode sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan


dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan. Jadi wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan
mengadakan dialog atau tanya jawab dengan orang yang dapat memberikan
keterangan atau informasi. Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah
wawancara mendalam, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dan cara tanya jawab sambil bertatap muka anatar pewawancara dengan
informan dengan menggunakan pedoman waweancara, dimana pewawancara dan
informan terlibat dalam proses terjadinya pijat bayi tersebut.

2. Observasi

Metode observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan


atas gejala, fenomena, dan fakta empiris yang terkait dengan masalah dalam
penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
efektivitas pijat pada bayi yang terkena flu.

3. Dokumentasi

Metode dokumtasi adalah kumpulan fakta dan datayang tersimpan dalam


bentuk tes atau artefak. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat,
catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Metode ini gunakan untuk
mencari data efektivitas penggunaan alat tersebut.

4. Teknik Penjamin

Keabsahan Data Teknik penjamin keabsahan data dalam penelitian kualitatif


bertujuan untuk mengetahui kreadibilitas data yang dikumpulkan selama
penelitian. Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data dalam

12
penelitian ini adalah triangulasi data. Triangulasi data yaitu teknik yang lebih
mengutamakan efektifitas hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu menggunakan kata-kata, hal ini
bisa dipengaruhi oleh kredibilitas informannya, waktu pengungkapan, kondisi
yang dialami. Maka peneliti perlu melakukan triangulasi yaitu pengecekkan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Sehingga ada triangulasi
dari sumber dan triangulasi waktu.

3.5 Teknik Analisa

Data Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisa data kualitatif, yaitu analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan
semantik antarmasalah penelitian. Analisis kualitatif dilaksanakan dengan tujuan
agar peneliti mendapatkan makna data untuk menjawab masalah penelitian. Oleh
karena itu, dalam analisis kualitatif data-data yang terkumpul perlu
disistematisasikan, distrukturkan, disemantikkan, dan disintesiskan agar memiliki
makna yang utuh.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abiyoga, A., Ana, R. A., & Arifin, R. F. (2018). Hubungan antara Perilaku
Kesehatan Orang Tua dan Status Gizi Anak terhadap Kejadian Common
Cold pada Balita. Jurnal Darul Azhar, 5(1), 1–7.

Febrianti, R., & Yanti, J. (2021). PIJAT BATUK PILEK PADA BAYI DI
KELURAHAN MAHARANI KECAMATAN RUMBAI PESISIR.
Prosiding Hang Tuah Pekanbaru, 95–98.
https://doi.org/10.25311/prosiding.Vol1.Iss2.92

Gitawati, R. (2014). BAHAN AKTIF DALAM KOMBINASI OBAT FLU DAN


BATUK-PILEK, DAN PEMILIHAN OBAT FLU YANG RASIONAL
ACTIVE INGREDIENTS IN COMMON COLD FIXED-DOSE
COMBINATION PRODUCTS AND ANALYSIS OF ITS RATIONALE
Retno Gitawati. Media Litbangkes, 24(1), 10–18.
https://media.neliti.com/media/publications/20690-ID-bahan-aktif-dalam-
kombinasi-obat-flu-dan-batuk-pilek-dan-pemilihan-obat-flu-yang.pdf

Ilmu, F., Universitas, K., Ilmu, F., & Universitas, K. (2020). the Risk Factor of
Frequency Visit on Underfive Children With the Case of Cough. 15(2).
https://doi.org/10.36086/jpp.v15i1.559

Journal, H. S. (2015). Vol 1 No.2 Oktober 2015. 1(2).

Korompis, M., & Pesik, D. M. D. (2018). Pentingnya Pijat Pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan Anak. Politeknik Kesehatan Menado, 516–524.

Nurjanah, S., & Pratiwi, E. N. (2020). Common Cold Massage Therapy di


wilayah pada balita dan anak-anak . Gejala lebih kental , berwarna kuning
hijau cukup dijadikan andalan untuk obat . Sehingga diperlukan metode
penyembuhan anak ( Sutarmi , 2018 ). positif dalam hal penambahan berat
peningka. 2(1), 75–81.

Pujiarto, P. S. (2014). Batuk pilek (common cold) pada anak. November, 1–8.

Rofifah, D. (2020). 済無 No Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward

14
a Media History of Documents, 12–26.

15

Anda mungkin juga menyukai