Anda di halaman 1dari 33

REFLECTIVE LEARNING

TERAPI KOMPLEMENTER PIJAT BAYI PADA KUALITAS TIDUR


BAYI

Disusun Oleh :

Lili Jenni Suebu

22805005

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA RIA HUSADA
JAKARTA
2022
BERITA ACARA PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

TERAPI KOMPLEMENTER PIJAT BAYI PADA KUALITAS TIDUR


BAYI

Waktu : 09.00 WIT


Pelaksanaan
Tempat : Puskesmas Sentani
Judul Kasus : Terapi Komplementer Pijat Bayi dengan Kualitas Tidur
Bayi
PKKP : Bayi
Semester : 1 (Satu)

Mahasiswa Pembimbing Institusi

Lili Jenni Suebu (…………………………….…..)


22805023
4

REFLECITIVE LEARNING

A. Deskripsi Refleksi

Periode emas dimulai sejak janin dalam kandungan sampai anak


berusia 2 tahun diman pada periode ini penting terkait pertumbuhan dan
perkembangan anak karena pertumbuhan otak anak sangat pesat sehingga
butuh perhatian khusus. Status kesehatan, nutrisi yang baik dan cukup, dan
pengasuhan yang benar serta stimulasi yang tepat akan membantu anak untuk
tumbuh sehat memiliki kemampuan optimalnya. Stimulasi yang tepat akan
merangsang otak anak sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada anak sesuai dengan usianya (Depkes
RI, 2016).

Tumbuh kembang bayi dan anak penting untuk diperhatikan orang


tua. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan yakni memberikan Air Susu
Ibu secara 6 bulan berturut-turut (eksklusif), pemberian MPASI dan makanan
yang bervariatif serta yang memiliki nutrisi seimbang. Sedangkan kebutuhan
psikologis pada buah hati dapat dipenuhi dengan asah asih dan asuh dari
keluarga dan orang-orang terdekat. Hal ini lebih bersifat pada peningkatan
sistem imunitas tubuh, pada kebutuhan psikologis dapat diberikan melalui
dekatnya hubungan antara buah hati dengan orang tuanya. Baby massage, ini
dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan buah hati metode tersebut
adalah metode pijat bayi yang dapat dilakukan sendiri oleh orang tua bayi
(Maharani, 2017). Sesuai data dari Badan Kesehatan Dunia (World Health
Organization), menyatakan terdapat 33% bayi menghadapi permasalahan
tidur. Salah satu penyebab masalah ini adalah pola asuh orang tua atau
kebiasaan tidur anak yang kurang benar dalam menidurkan anak. Hal ini, cara
tidur yang sehat sebaiknya diajarkan sejak dini. Tidur adalah aktivitas penting
bagi bayi, yang merangsang perkembangan pada otak, berperan dalam
pengaturan daya ingat dan informasi (Rismawati et al., 2019).

Salah satu yang penting bagi bayi adalah tidur. Perkembangan otak
bayi akan berkembang dengan baik, melindungi dan mengatur seluruh
aktivitas yang luar biasa dan daya ingat kognitif bayi (Fauziah & Wijayanti,
5

2018). Tidur merupakan prioritas utama bagi bayi, karena pada saat ini lah
terjadi repair neuro-brain dan kurang lebih 75% hormon pertumbuhan
diproduksi. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas tidur bayi perlu di jaga.
Kualitas dan kuantitas tidur bayi dapat dilihat dari cara tidurnya, kenyamanan
tidur dan pola tidur. Perkembangan tidur bayi berkaitan dengan umur dan
maturitas otak, maka jumlah total tidur yang diperlukan akan berkurang
diikuti dengan penurunan proporsi bayi. Tidur adalah salah satu bentuk
adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Bayi usia 0-5 bulan akan menjalani
hidup barunya dengan 80-90% tidur. Sesaat setelah bayi lahir, ia biasanya
tidur selama 16-20 jam sehari yang dibagi menjadi 4-5 periode. Memasuki
usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Seorang
bayi yang baru lahir sampai kira-kira usia 3 bulan, akan menghabiskan waktu
tidurnya sekitar 15-17 jam, dengan pembagian waktu 8 jam untuk tidur siang
dan 9 jam untuk tidur malam. Semakin usia bayi bertambah, jam tidurnya
juga semakin berkurang. Pada usia 3-6 bulan jumlah tidur siang semakin
berkurang, kira-kira 3 kali dan terus berkurang. Total jumlah waktu tidur
berkisar antara 13-15 jam/hari. Pada bayi usia 6 bulan pola tidurnya mulai
tampak mirip dengan orang dewasa (Gola, 2019).

Bayi mempunyai kebutuhan tidur yang berbeda sehingga jumlah


waktu tidur, bangun, menangis akan bervariasi pada setiap bayi. Selama fase
bayi, pertumbuhan sel-sel syaraf belum sempurna sehingga diperlukan waktu
tidur yang lebih lama untuk perkembangan syaraf, sehingga untuk tubuh yang
maksimal bayi membutuhkan waktu yang cukup (Cahyaningrum dan E.
Sulistyorini, 2013; Noorbaya S, Johan H, 2018).

Bayi yang mengalami masalah tidur dapat mengganggu pada


pertumbuhan bayi (Sukmawati, 2020). Terkadang bayi terlihat selalu rewel,
menangis, dan sulit tidur kembali selama tidur. Apabila hal ini sering terjadi
pada kebiasaan tidur bayi, maka akan mempengaruhi pertumbuhannya baik
secara fisik maupun psikis (Fauziah, 2018). Penatalaksanaan fisioterapi untuk
memenuhi kebutuhan tidur bayi yaitu dengan massage. Massage merupakan
sentuhan pada kulit yang banyak memberi manfaat bagi bayi meliputi dapat
membantu rileksasi, mengubah gelombang otak menjadi positif, memperbaiki
6

sistem sirkulasi darah dan pernapasan sehingga meningkatkan aliran oksigen


dan nutrisi ke sel, serta meningkatkan daya tahan tubuh (Muawamah, 2019).

Beragam cara telah dilakukan untuk memelihara kesehatan manusia,


tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak. Salah satu
pengobatan tradisional yang terus berkembang hingga kini yaitu terapi pijat,
yang terbukti cukup efektif, efesien, ekonomis, dan aman. Tetapi pijat telah
menjadi bagian dari pediatri yang memiliki efektifitas tinggi bila dilihat dari
aspek fisiologis, klinis, dan biokimia. Mengingat akan pentingnya waktu tidur
bagi perkembangan bayi, maka kebutuhan tidurnya harus benar-benar
terpenuhi agar tidak terpengaruh buruk terhadap perkembangannya. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah
dengan pijatan. Bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap, sedangkan
pada waktu bangun, daya konsentrasinya akan lebih penuh (Noorbaya S dan
Reni D.P, 2018; Roesli, 2013).

Pijat bayi merupakan cara yang baik untuk komunikasi bersama ibu,
serta memperkenalkan cara bermain yang menyenangkan padanya (Riksani,
2018). Stimulus touch yakni pijatan yang diberikan pada si kecil melalui
sentuhan-sentuhan atau usapan lembut, dilakukan setiap hari selama 20 menit.
Bayi merasakan rileks melalui pijatan ini dan dapat menstimulasi saraf
otaknya (Sinaga, 2020).

Manfaat pijat bayi antara lain meningkatkan berat badan dan


pertumbuhan, meningkatkan dayatahan tubuh, meningkatkan konsentrasi bayi
dan membuat bayi tidur lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan
anak (bounding), meningkatkan produksi ASI. Selain ada manfaat, pijat bayi
juga memiliki dampak komplikasi bila dilakukan dengan tidak benar akibat
kesalahan pemijat seperti trauma atau lebam pada kulit dan otot, rasa sakit
pada bayi sehingga bayi menjadi rewel, cedera otot dan tulang,
pembengkakan, bayi semakin rewel. Tetapi selama pijat bayi dilakukan
dengan benar dan lembut, maka pijat bayi aman dilakukan, bahkan
bermanfaat terhadap durasi tidur bayi (Cahyaningrum dan E. Sulistyorini,
2013).
7

Pada saat penulis dinas pagi di Puskesmas Sentani datang seorang ibu
membawa bayinya yakni By. T untuk melakukan pemeriksaan, ibu tersebut
bernama Ny. R umur 21 tahun datang bersama suami pada pukul 08.30 WIT
dengan keluhan bayi selalu rewel, menagis dan sulit tidur kembali saat
bangun dari tidurnya. Hasil pemeriksaannya : RR: 40x/menit, bayi rewel
karena terlihat mengantuk. Dari kasus tersebut penulis berinisiatif untuk
memberikan terapi dalam memperbaiki kualitas dan kuantitas tidur bayi
dengan terapi komplementer terapi pijat bayi (Message).

B. Perasaan

Sebagai tenaga kesehatan penulis sangat prihatin dengan kondisi By. T,


karena bayi terlihat rewel dan mengantuk akan tetapi tidak bisa tertidur pulas.
Keadaan yang dialami oleh bayi akan berpengaruh pertumbuhannya baik
secara fisik maupun psikis sehingga bidan memiliki peran penting dalam
melakukan asuhan pada bayi dengan memberikan terapi pijat untuk
memperbaiki kualitas dan kuantitas tidur bayi.

C. Evaluasi

Dari kejadian tersebut, penulis mendapat pelajaran yang berharga yaitu bidan
perlu memberikan edukasi kepada ibu sehingga dapat melakukan terapi pijat
bayi sendiri dirumah agar bayi mendapatkan manfaat yang lebih dari pijat
yang telah dilakukan ibunya terutama dalam memperbaiki kualitas dan
kuantitas tidur bayi sehingga tidak juga menganggu proses tumbuh kembang
bayi.
D . Tinjauan Teori
1. Konsep Pijat Bayi
a. Pengertian
Baby massage adalah pemijatan yang dilakukan lebih
mendekati usapan-usapan halus atau rangsangan raba (taktil) yang
dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan atau organ
tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot, dan
sistem pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah (Roesli, 2012).
Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia
8

dan yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan
pengobatan yang di praktekkan sejak berabad - abad silam lamanya.
Bahkan diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia
diciptakan, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan
kehamilan dan proses kelahiran manusia (Wati, 2012).
Pijat adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia dan
yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan
pengobatan yang dipraktikan sejak berabad-abad silam. Bahkan,
diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke
dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan
kehamilan dan proses kelahiran manusia (Roesli,2001). Pijat bayi
dilakukan tidak seperti pijat untuk orang dewasa, tetapi lebih banyak
menekankan pada sentuhan, karena itu pijat bayi biasa disebut dengan
stimulus touch (Prasetyono, 2009).
Sentuhan dan pijatan pada bayi setelah kelahiran dapat
memeberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat
mempertahankan perasaan aman pada bayi Pemijatan pada bayi yang
dilakukan secara benar tidak hanya bermanfaat untuk bayi yang sakit
atau kurang sehat. Bahkan bayi yang prematur pun perlu dipijat
karena dapat meningkatkan berat badan per hari 20% - 47% selama
dilakukan pemijatan 10 hari (Roesli, 2001).
b. Manfaat pijat bayi
Efek fisik / klinis pijat bayi adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem imunitas (sel
pembunuh alami).
2) Mengubah gelombang otak secara positif.
3) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan.
4) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.
5) Meningkatkan kenaikan berat badan.
6) Mengurangi depresi dan ketegangan.
7) Meningkatkan kesiagaan.
8) Membuat tidur lelap.
9

9) Mengurangi rasa sakit.


10) Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut).
11) Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya
(bounding).
c. Mekanisme Dasar Pijat Bayi
Mekanisme dasar dari pijat bayi belum banyak diketahui.
Walaupun demikian, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa
teori tentang mekanisme dasar pemijatan. Mekanisme dasar pemijatan
(fisiologi pijat bayi) menurut Roesli (2001), yaitu:
1) Beta Endorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan
Penelitian mengungkapkan pijatan akan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989, Schanberg
dari Duke Universiti Medical School melakukan penelitian pada
bayi-bayi tikus. Pakar ini menemukan bahwa jika hubungan taktil
(jilatan-jilatan) ibu tikus ke bayinya terganggu akan menyeabkan
penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase), penurunan
pengeluaran hormone pertumbuhan dan purunan kepekaan ODC
jaringan terhadap pemberian hormone pertumbuhan. Pegurangan
sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu
neurochemical beta-endorphine, yang akan mengurangi
pembentukan hormone pertumbuhan karena menurunnya jumlah
dan aktivitas ODC jaringan.
2) Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan
makanan
Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukan bahwa pada
bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus
(sara otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar
enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian,
penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya
mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak
dari pada yang tidak dipijat.
3) Aktivitas Nervus Vagus meningkatkan Volume ASI
10

Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena peningkatan


aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga
akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan
lebih banyak diproduksi jika semakin banyak diminta. Selain itu,
ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini
berdampak positif pada peningkatan volume ASI.
4) Produksi Serotin meningkat daya tahan tubuh
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter seroti,
yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi
meningkat glucocorticoid (adrenalin, suatu hormon stress). Proses
ini akan menybabkan terjadinya penurunan kadar hormone
adrenalin (hormone stress). Penurunan kadar hormone stres ini
akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.
5) Pijatan dapat megubah gelombang otak Pijat
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan
kesiagaan (altertness) atau konsetrasi. Hal ini disebabkan pijatan
dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan
cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang
beta serta tetha, yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG
(electro encephalogram).
1. Waktu Pijat Bayi

Waktu yang tepat untuk memijat bayi (Riksani, 2013), yaitu:


a. Pada pagi hari sebelum mandi, saat orang tua dan anak siap untuk
mulai beraktivitas. Hal ini dilakukan agar mudah membersihkan
minyak yang membandel ditubuh bayi.
b. Pada malam hari, sebelum tidur. Jika pijat dilakukan pada saat ini akan
membantu tidur bayi agar lebih nyenyak.

Berikut ini fase perkembangan untuk proses pijat bayi menurut Riksani (2013) :
a. Usia bayi 0-1 bulan, bayi cukup dipijat dengan gerakan halus seperti
mengusap-usap.
11

b. Usia bayi 1-3 bulan, dilakukan gerakan halus sambil sedikit


memberikan tekanan ringan dalam waktu yang singkal.
c. Usia bayi > 3 bulan, tekanan pemijatan semakin meningkat.
2. Persiapan Memijat

Hal-hal yang dipersiapkan sebelum melakukan pemijatan antara lain. (Riksani,


2013) :
a. Mencuci tangan dengan bersih dan tangan terasa hangat.
b. Kuku harus pendek dan lepaskan perhiasan yang dapat menyakiti kulit
bayi.
c. Ruangan untuk memijat sebaiknya hangat dan terhindar dari paparan
angin secara langsung.
d. Bayi sudah selesai makan dan tidak lapar.
e. Secara khusus, menyediakan waktu untuk tidak diganggu, kurang lebih
15-20 menit untuk menyelesaikan seluruh tahapan pemijatan bayi.
f. Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang.
g. Baringkanlah bayi pada tempat dengan permukaan rata, lembut, hangat
dan bersih.
h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan minyak baby (baby oil).
i. Mintalah izin pada bayi sebelum melakkan pemijatan dengan cara
membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara.
3. Hal-hal yang dilakukan selama pemijatan

Selama pemijatan dianjurkan untuk selalu melakukan hal-hal berikut (Santi,


2013) :
a. Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama
pemijartan berlangsung.
b. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk
membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan.
c. Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan kemudian
secara bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan yang dilakukan,
khususnya apabila anda sudah merasakan yakin bahwa bayi mulai
nyaman dengan pemijatan yang sedang dilakukan.
12

d. Sebelum melakukan pemijatan lumurkan baby oil atau lotion yang


lembut sesering mungkin.
e. Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi, umumnya bayi lebih
menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian akan
memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum
bagian lain disentuh. Oleh karena itu, urutan pemijatan dianjurkan
dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan akhiri pada
bagian punggung.
f. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi, seperti menangis.
Cobalah menenangkan sebelum melakukan pemijatan lebih keras.
Hentikan pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan untuk
digendong, disusui atau sudah ingin tidur.
g. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa
segar dan bersih setelah terlumuri baby oil. Namun apabila pemijatan
dilakukan pada malam hari, bayi cukup dilap menggunakan kain
dengan air hangat agar bersih dari baby oil.
h. Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk lanjut tentang
pemijatan bayi.
i. Hindarkan mata bayi dari baby oil atau lotion.

4. Hal-hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan

Hal-hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan antara lain (Dewi, 2013):
a. Memijat bayi sebelum makan.
b. Membangunkan bayi untuk pemijatan bayi.
c. Memijat bayi saat sakit.
d. Memijat bayi saat tidak mau dipijat.
e. Memaksakan posisi pijat pada bayi.
5. Teknik Pijat Bayi

Beberapa gambar-gambar teknik pijat bayi yang berdasarkan dari (Santi, 2013) :
a. Kaki
13

Sumber: Roesli (2016) Edisi Revisi


1) Perahan Cara India
a) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang
pemukul soft ball.
b) Gerakan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah
susu.
2) Perah dan Putar
a) Pegang kaki bayi pada pangkal kedua tanggan secara bersama.
b) Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal
paha ke arah mata kaki.
3) Telapak Kaki
Urutlah kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai
dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki.
4) Tarikan Lembut Pada Jari
14

5) Gerakan Peregangan
a) Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak
kaki mulai dari batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi
lagi dari perbatasan jari kearah tumit.
b) Dengan jari tangan lain regengkan dengan lembut punggung
kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit.
6) Titik Tekan
7) Punggung Kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah
punggug kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara
pergantian.
8) Peras dan Putar Pergelangan kaki
Buatlah gerakan seperti memeras dengan menggunakan ibu jari
dan jari-jari lainnya dipegelangan kaki bayi.
9) Perahan Cara Swesdia
a) Perahlah pergelangan kaki.
b) Gerakan tangan secara bergantian dari pergelangan kaki ke
pangkal paha.
10) Gerakan menggulung
a) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan.
b) Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju
pergelangan kaki.
11) Gerakan Akhiri
a) Setelah semua gerakan dilakukan pada kaki kanan dan kiri
rapatkanlah kedua kaki bayi.
b) Letakan kedua tangan secara bersama pada bokong dan
pangkal paha.
c) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari ke arah
pergelangan.
b. Perut
15

Sumber: Roesli (2016) Edisi Revisi

1) Mengayuh Sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal
sepeda, dari atas ke bawah perut lalu bergantian dengan tangan
kanan dan kiri.
2) Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat
a) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan.
b) Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas
sampai ke jari-jari kaki
3) Ibu Jari ke Samping
a) Letakkan kedua ibu jari disamping kanan-kiri pusar perut.
b) Gerakkan kedua ibu jari kea rah tepi perut kanan dan kiri.
4) Bulan Matahari
a) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai
dari perut sebelah kanan bawah ke atas, kemudian kembali ke
daerah kanan bawah, seolah membentuk gambar matahari
beberapa kali.
b) Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setegah
lingkaran mulai dari bawah perut bayi sampai bagian kiri perut
bayi seolah membentuk gambar bulan.
16

c) Lakukan kedua gerakan ini secara bersama-sama. Tangan kiri


selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan
kanan membuat gerakan setegah lingkaran (bulan).
5) Gerakan I Love You
a) “I”. pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah
dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf
“I”.
b) “Love”. Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik
mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian ke kiri, ke bawah
dan terakhir di perut kiri bawah.
c) “You”. Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik
mulai dari kanan bawah atas, kemudian ke kiri, ke bawah dan
terakhir di perut kiri bawah.
6) Gelembung atau Jari-jari Berjalan
a) Letakan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian
kanan.
b) Gerakan jari-jari pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian
kiri guna mengeluarkan gelembung udara.
c. Dada

Sumber: Roesli (2016) Edisi Revisi


1) Jantung Besar
17

a) Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan


meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan di tengah
dada atau uluh hati.
b) Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke
samping di atas tulang selangka lalu ke bawah membentuk
jantung dan kembali ke uluh hati.
2) Kupu-Kupu
a) Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu dimulai
dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari
tengah dada.
b) Gerakan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke uluh hati.
d. Tangan

Sumber: Roesli (2016) Edisi Revisi


1) Memijat Ketiak
Buatlah gerakan memijatt pada daerah ketiak dari atas ke bawah.
2) Perahan Cara India
a) Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan
seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang
pergelangan tangan bayi.
18

b) Gerakan tangan mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan


tangan, kemudian gerakan tangan kiri dari pundak ke arah
pergelangan tangan.
c) Gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan
berulang-ulang seolah memeras susu sapi.
3) Peras dan Putar
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.
4) Membuka Tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari pergelangan tangan ke
arah jari-jari.
5) Putar jari-jari
a) Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke arah ujung jari
dengan gerakan memutar.
b) Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.
6) Punggung Tangan
a) Letakan tangan bayi di antara kedua tanagn kita.
b) Usaplah punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah
jari-jari dengan lembut.
7) Peras dan Putar Pergelangan Tangan
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
8) Perahan Cara Swesdia
a) Gerakan tangan kanan dan kiri kita secara bergantian mulai dari
pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.
b) Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah
pundak.
9) Gerakan Menggulung
a) Peganglah lengan bagi bagian atas bahu dengan kedua telapak
tangan.
b) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke
arah pergelangan tangan atau jari-jari.
19

e. Muka

1) Dahi atau Menyetrika Dahi

Letakan kedua jari tangan pada pertengahan dahi.


a) Tekan dahi dengan lembut dari dahi bagian tengah keluar ke
samping kanan dan kiri.
b) Gerakan ke bawah ke daerah pelipis, membuat lingkaran kecil di
daerah pelipis gerakan ke bawah melalui daerah pipi di bawah
mata.
2) Alis
a) Letakan kedua ibu jari di antara alis mata.
b) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis
mata dan di atas kelopak mata, mulai dari pertengahan ke
samping seolah menyetrika alis.
3) Hidung
a) Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis.
b) Tekankan ibu jari kita dari pertengahan kedua alis turun
melalui hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke
samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
4) Mulut Bagian Atas
a) Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bwah sekat hidung.
20

b) Gerakan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke daerah


pipi seolah membuat bayi tersenyum.
5) Mulut Bagian Bawah

Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu.


a) Tekankan kedua ibu jari kita pada dagu dengan gerakan dari
tengah ke samping kemudian ke arah pipi seolah membuat bayi
tersenyum.
6) Lingkaran Kecil di Rahang

Dengan jari kedua tangan membuat karan kecil di daerah rahang bayi.
7) Belakang Telinga
a) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari berikan tekanan
lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.
b) Gerakan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.
f. Punggung

1) Gerakan Maju Mundur


a) Tengkurapkan bayi melintang di depan kita dengan kepala di
sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan kita.
b) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju
mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher
sampai ke bokong bayi lalu kembali lagi ke leher.
2) Gerakan Menyetrika
a) Pegang bokong bayi dengan tangan kanan.
21

b) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai


bertemu dengan tangan kanan yang menahan bokong bayi
seolah menyetrika punggung.
3) Gerakan Menyetrika dan Mengangkat Kaki
Ulangi gerakan menyetrika punggung hanya kali ini tangan kanan
memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kak
bayi.
4) Gerakan Melingkar
a) Dengan jari-jari kedua tangan buatlah gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah
di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke bokong.
b) Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher
kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah bokong.
5) Gerakan Menggaruk
(1) Tekan dengan lembut dengan menggunakan kelima jari tangan
kanan kita pada punggung bayi.
(2) Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai
kebokong bayi.
g. Sentuhan Relaksasi (Touch Relaxation)
Gerakan relaksasi ini dapat berupa goyangan-goyangan ringan,
tepuk-tepukan halus, atau ayun-ayunan lembut. Teknik sentuhan
relaksasi mudah dan sedserhana. Dapat dikerjakan bersama-sama pijat
bayi atau secara tersendiri. Misalnya, waktu ibu memulai memijat
bagian kaki bayi, ternyata kakinya menegang dan kaku. Untuk
mengatasinya, gunakanlah sentuhan relaksasi dan suara ibu agar bayi
menjadi rileks dan lemas (Riksani, 2013).
Sentuhan relaksasi ini dapat dikerjakan setiap bagian badan bayi
seperti di daerah tangan, pundak dan perut dengan cara yang sama.
Untuk bagian pundak misalnya, tepuk-tepuk dan goyangkan secara
halus kedua pundak dengan kedua tangan kita sambil mengajaknya
bicara (Roesli, 2012). Membuat goyangan-goyangan ringan tepukan-
tepukan halus dan melambung-lambungkan secara lembut.
22

h. Gerakan Peregangan Lembut

Gerak-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi,


dapat berupa sentuhan pada bagian perut bayi dan panggul serta
gerakan yang bertujuan meluruskan tulang belakang. Peregangan
lembut ini dilakukan pada akhir pemijatan atau diantara pijatan, setiap
gerakan peregangan dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali (Roesli, 2012).
1) Tangan Disilangkan
a) Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya
didada.
b) Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping.
2) Membentuk Diagonal tangan-kaki
a) Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi di atas
tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal.
b) Selanjutnya tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi
keposisi semula.
c) Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tanagn kanan di atas
tubuh bayi.
23

d) Selanjutnya tarik kembali tangan dan kaki bayi ke posisi


semula.
3) Menyilangkan Kaki
a) Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan ke
atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu
mata kaki kiri dalam, setelah itu kembalikan posisi kaki pada
posisi semula.
b) Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua
kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu
dengan mata kaki kiri luar, setelah itu kembalikan pada posisi
semula.
4) Menekuk Kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi dalam posisi
kaki lurus lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju ke arah perut.
5) Menekuk Kaki Bergantian
Gerakannya sama seperti menekuk kaki tetapi dengan
mempergunakan kaki secara bergantian.

2 . Konsep Bayi
a . Pengertian
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan
pertama kehidupan setelah periode baru lahir selama dua minggu.
Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya dimana
bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga di akhir masa
bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan (Susila,
2017). Masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya
karena pada saat ini banyak pola prilaku, sikap, dan pola ekspresi
emosi terbentuk (Desy, 2019).
b. Perkembangan Bayi
1) Perkembangan fisik
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik
bayi berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki
24

kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lain.


Tubuhnya bergerak terus-menerus ke kiri dan ke kanan, sering kali
tidak dapat dikendalikan. Mereka juga memiliki refleks yang di
dominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam
rentang waktu 12 bulan bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk,
memanjat, dan bahkan berjalan. Kemudian selama dua tahun,
pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi pada aktivitasnya seperti
berlari dan memanjat pertumbuhannya justru berlangsung cepat
(Desy , 2019).
2) Perkembangan refleks
Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut
refleks. Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat
otomatis dan tidak terkoordinasi sebagai reaksi terhadap
rangsangan tertentu serta memberi bayi respons penyesuaian diri
terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan pertama kehidupannya,
kebanyakan refleks disengaja atau penuh arti. Pada saat anak
menguasai kemampuan tersebut, maka ia disebut sudah memiliki
skill atau keterampilan.
3) Pola tidur dan bangun
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunya
untuk tidur. Rata-rata bayi baru lahir tidur selama 16-17 jam
sehari, walaupun ada beberapa bayi yang ratarata tidurnya lebih
sedikit, yaitu sekitar 10 hingga 11 jam per hari dan ada pula yang
lebih lama, yaitu selama 21 jam per hari. Biasanya jumlah tidur
bayi akan berkurang secara teratur setiap bulan.
4) Pola makan dan minum
Perkembangn fisik bayi bergantung pada makanan yang baik
selama 2 tahun pertama. Bayi membutuhkan makanan yang
mengandung sejumlah protein, kalori, vitamin dan mineral. Bagi
bayi usia 6 bulan pertama, ASI, merupakan sumber makanan dan
energi yang utama, karena ASI adalah susu yang bersih dan dapat
dicerna serta mengandung zat antibodi.
25

5) Pola buang air


Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk
keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi.
Kemampuan untuk mengendalikan buang air ini sangat
bergantung pada kematangan otot dan motivasi yang memiliki.
Ketika baru lahir bayi belum mampu mengendalikan buang airnya,
sehingga buang air dilakukan setiap saat. Pada usia 4 bulan,
interval buang airnya dilakukan setiap saat. Pada usia 4 bulan,
interval buang airnya sudah dapat diramalkan.
6) Perkembangan intelegensi
Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi intelegensi sudah
mulai tampak dalam tingkah lakunya, umpamanya dalam tingkah
lakunya motorik dan berbicara. Anak yang cerdas menunjukkan
gerakan-gerakan yang lancar, serasi dan terkoordinasi.
7) Perkembangan Bahasa
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi
antara gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak. Untuk dapat
memahami secara pasti mengenai kondisi emosi bayi bukanlah hal
mudah, sebab informasi mengenai aspek emosi yang subjektif
hanya dapat diperoleh dengan cara intropeksi, sedangkan bayi
masih sangat muda tidak dapat menggunakan cara tersebut dengan
baik.
8) Perkembangan moral
Seorang anak yang baru dilahirkan belum memiliki konsep
tentang apa itu baik atau apa itu buruk. Pada masa ini tingkah laku
bayi hampir semuanya didominasi oleh dominan naluriah belaka
(Desy, 2019).
3. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Pijat Bayi
Indikasi dari pijat bayi menurut Globalmed Learning Center (2015)
terdapat 5 indikasi dari pijat bayi yaitu:
a. Bayi lahir premature
b. Bayi dengan berat badan kurang
26

c. Bayi sulit makan


d. Bayi yang rewel
e. Bayi yang sehat untuk merangsang perkembangan motorik
Kontra indikasi dari pijat bayi menurut Globalmed Learning Center
(2015) terdapat 6 poin kontra indikasi dari pijat bayi yaitu:
a. Memijat bayi langsung setelah selesai makan
b. Memijat saat bayi tidur
c. Memijat dalam keadaan demam
d. Memaksa bayi yang tidak mau di pijat
e. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
f. Membangunkan bayi khususnya untuk pemijatan
4. Konsep Tidur
a. Pengertian
Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal
dan periodik. Pada saat tidur aktivitas saraf parasimpatik akan
bertambah dengan efek perlambatan pernapasan dan turunnya
kegiatan jantung serta stimulasi aktivitas saluran pencernaan
(peristaltik dan sekresi getah-getah lambung diperkuat), sehingga
proses pengumpulan energi dan pemulihan tenaga dalam tubuh
dipercepat. Dengan demikian, tidur dapat memberikan kesegaran
fisik dan psikis (Lenywati, 2017). Menurut Camaru (2016) tidur
merupakan fenomena alami yang dikategorikan sebagai berkurangnya
atau hilangnya kesadaran, kinerja otot dan aktivitas sensorik.
b. Manfaat tidur bagi bayi
Bayi yang otot-ototnya distimulus dengan urut atau pemijatan
akan nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi akan tidur dengan
waktu yang lama begitu pemijatan usai dilakukan. Selain lama, bayi
nampak tidur terlelap dan tidak rewel seperti sebelumnya, hal ini
menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ketika bayi
tidur, maka saat bangun akan menjadi bugar sehingga menjadi faktor
yang mendukung konsentrasi dan kerja otak bayi (Anggraini, 2019).
Tidur bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik,
27

tapi juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa sering
terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Bayi dikatakan
mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari
9 jam terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya lebih dari 1
jam. Selama tidur bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit tidur
kembali (Wahyuni, 2018). Tidur memegang peranan penting dalam
meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi. Jika tidurnya
sampai terganggu, kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun
dan efektivitas sistem daya tahan tubuh bayi juga menurun. Sehingga
bayi mudah sakit dan pertumbuhannya akan terganggu. Bayi yang
tidurnya kurang memiliki pertumbuhan fisik yang terhambat,
dibandingkan bayi yang tidurnya cukup. Hal ini karena pada saat
tidur pertumbuhan fisik bayi akan terpacu, dan berkaitan erat dengan
pertambahan berat badan, tinggi badan, dan kesehatan fisiknya secara
umum (Stirling, 2016).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
Pemenuhan kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda-beda, ada yang
yang dapat terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya. Seseorang bisa
tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
diantaranya sebagai berikut, (Asmadi, 2019):
1) Status Kesehatan
2) Lingkungan
3) Stress psikologis
4) Diet
5) Gaya hidup
6) Obat-obatan
d. Pola tidur bayi
Tahapan tidur pada anak dan orang dewasa ternyata terdapat pula
pada bayi baru lahir, yaitu tidur tenang atau nonREM dan tidur aktif
atau REM. Pada bayi normal, anak dan orang dewasa mempunyai
periode REM dan nonREM yang berubah-ubah, beberapa kali selama
tidur malam hari (Medise, 2021).
28

E. Analisa
Salah satu strategi untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas tidur
bayi adalah pemberian terapi komplementer berupa terapi pijat bayi.
Pelayanan kesehatan tradisional komplementer sebagaimana dimaksud dalam
PP 103 tahun 2014 Pasal 7 ayat (1) huruf b merupakan pelayanan kesehatan
darurat dengan menggunakan ilmu biocultural dan ilmu biomedis yang
bermanfaat dan keamanannya terbukti secara ilmiah. Pelayanan kesehatan
tradisional komplementer dapat menggunakan satu cara pengobatan atau
kombinasi cara pengobatan dalam satu kesatuan pelayanan komplementer.
Berdasarkan UU Kebidanan No. 4 tahun 2019, BAB VI bagian
kedua pasal 45 paragraf 1 tentang tugas dan wewenang bidan, bidan
dalam menjalankan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 43 ayat 1 huruf a, bidan profesi berwenang :
1. Memberikan asuhan kebidanan, bimbingan, serta komunikasi, informasi,
dan edukasi kesehatan dalam rangka perencanaan kehamilan, persalinan,
dan persiapan menjadi orangtua.
2. Memberikan asuhan pada masa kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan ibu dan janin, mempromosikan air susu ibu eksklusif, dan deteksi
dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan, masa persalinan,
pasca persalinan, masa nifas, serta asuhan pasca keguguran.
3. Melakukan pertolongan persalinan normal
4. Memfasilitasi inisiasi menyusu dini
5. Memberikan asuhan pasca persalinan, masa nifas, komunikasi,
informasi, dan edukasi serta konseling selama ibu menyusui, dan deteksi
dini masalah laktasi
6. Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin,
pasca persalinan, dan masa nifas dilanjutkan dengan perujukan
7. Merujuk ibu hamil, bersalin, pasca persalinan, dan masa nifas
dengan risiko dan atau komplikasi yang membutuhkan pertolongan lebih
lanjut
8. Memberikan obat bebas dan obat bebas terbatas.
Menurut Kepmenkes No. 320 Tahun 2020 Tentang Standar Profesi
29

Bidan menyebutkan bahwa Bidan mempunyai kewenangan untuk 4


melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan anak.
Salah satu bentuk stimulasi tumbuh kembang yang dilakukan adalah dengan
melakukan pijat bayi (Salsabila, 2022).
Berdasarkan beberapa bukti ilmiah bahwa pijat bayi pada kualitas dan
kuantitas tidur bayi adalah menurut penelitian sebelumnya kualitas tidur bayi
sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi, dalam
mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil pada 1000 hari pertamanya. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan kualitas dan
lamanya waktu tidur bayi adalah melalui baby massage, dan dapat
mengurangi frekuensi menangis. pijat bayi memiliki pengaruh pada
meningkatnya kualitas tidur pada bayi 0-6 bulan di lemah Abang Rt. 001 Rw.
001 Dusin 01 Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon Tahun 2022, besar
responden memiliki kualitas tidur kurang sebanyak 21 orang (70,0%). Setelah
dilakukan pijat bayi sebagian besar responden memiliki kualitas tidur yang
baik sebanyak 13 orang (43,3%). Kemudian terdapat peningkatan kualitas
tidur pada bayi 0-6 bulan setelah dilakukan pijat bayi (Supriatin, dkk, 2022).
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya bahwa Kualitas
dan kuantitas tidur bayi dapat dilihat dari tidurnya, kenyamanan tidurnya, dan
pola tidurnya. Perkembangan tidur bayi berkaitan dengan usia dan
kematangan otak. kuantitas tidur bayi sesudah dilakukan pemijatan yaitu
minimum 14 jam sebanyak 4 orang (13,3%) dan maximum 17 jam sebanyak
11 orang (36,7%). Hal ini berarti bahwa setelah pemijatan bayi mengalami
kuantitas tidur baik karena maksimum tidur bayi adalah 17 jam. Teknik
pemijatan akan meningkatkan tonus vagal sehingga merangsang safar vagus.
Rangsangan pada saraf vagus (saraf parasimpatis) akan merangsang sel
enterochromaffin dalam saluran gastrointestinal untuk mengeluarkan hormon
serotonin. Serotonin dapat menginduksi rasa kantuk dan memberikan
ketenangan (antidepressan). Peningkatan kuantitas tidur pada bayi yang diberi
pemijatan tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan kadar sekresi
serotonin yang dihasilkan pada saat pemijatan. Serotonin merupakan zat
transmitter utama yang berkaitan dengan timbulnya keadaan tidur dengan
30

menekan akitivitas sistem pengaktivasi retikularis maupun aktivitas otak


lainnya. Tidur nyenyak sangat penting bagi pertumbuhan bayi, karena saat
Loving Touch Baby tidur pertumbuhan otak bayi mencapai puncaknya. Saat
tidur Massage, Pola Tidur pertumbuhan otak mencapai puncaknya dan
hormon pertumbuhan diproduksi tiga kali lebih banyak dibandingkan pada
saat bangun (Yulianingsih dan Rasyid, 2019).
Penelitian sebelumnya tentang pijat bayi terhadap kualitas dan
kuantitas tidur bayi yakni diperoleh dari hasil uji Paired t-test didapatkan nilai
p = 0,00 dimana p < 0,05, sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh
pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan di Kelurahan Sempaja
Selatan Samarinda Utara. Kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan sesudah
dilakukan pemijatan lebih tinggi (rerata 13,78 jam/hari) dari pada sebelum
pemijatan (rerata 12,42 jam/hari) dengan rerata peningkatan sebesar 1,29
jam/hari. Sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan terdapat
pengaruh pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan di Kelurahan
Sempaja Selatan Samarinda Utara Tahun 2019. Bayi yang terpenuhi
kebutuhan tidurnya dengan bayi apabila lama tidurnya biasanya hampir
seimbang antara siang dan malam, bayi bisa tidur dengan tenang, bayi merasa
sangat segar saat bangun tidur di pagi hari dan bayi merasa penuh semangat
untuk melakukan aktifitas fisik ringan lainnya. Tidur mempunyai efek yang
besar terhadap kesehatan mental, emosi dan fsik serta sistem imunitas tubuh.
Bayi yang tidur mengalami perbaikan sel otak dan produksi hormon
pertumbuhan, oleh karena itu tingkat pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi
harus terpenuhi. Pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi maka
kebutuhan tidurnya harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk
terhadap perkembangannya (Saidah, dkk 2019).
Pada penelitian sebelumnya disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang siginifikan dari pemberian pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi pada
usia 1–6 bulan. Peneliti menemukan kualitas tidur bayi terlihat meningkat
dimana setelah dilakukan pijat bayi, kualitas tidur bayi kurang sebesar
menurun dari 11 bayi (31,4%) menjadi 2 bayi (5,7%). Hal tersebut juga
terlihat pada kategori kualitas tidur bayi baik, meningkat signifikan dari 3
31

bayi (8,6%) menjadi sebesar 20 bayi (57,1%) setelah dilakukan pijat bayi.
Peneliti berharap para petugas kesehatan dapat memberi sosialisasi tentang
pijat bayi dan para ibu bisa selanjutnya menerapkan pijat bayi di kehidupan
sehari-hari pada bayinya, serta tenaga kesehatan diharapkan dapat
mengembangkan ilmu dan praktek pijat bayi sebagai sarana stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak mengingat manfaat pijat bayi baik
untuk kualitas tidur yang berkaitan erat dengan kesehatan dan tumbuh
kembang anak (Pratiwi, 2021).

F. Kesimpulan dan RTL


Evaluasi pemberian terapi pijat bayi bagian perut bayi hingga hari ke 6 untuk
melihat perubahan yang terjadi pada kualitas dan kuantitas tidur bayi.
32

DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningrum dan E. Sulistyorini. (2013). Hubungan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6
Bulan. Surakarta: Akademi Kebidanan Mambaul Ulum.

Depkes RI. (2016). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi


tumbuh kembang anak.

Fauziah, A. & Wijayanti H. N. (2018). Effect Of Baby Massage To Increase Weight And
Baby Sleep Quality At Jetis Public Health Center Yogyakarta. Placemntum:
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya. Vol 6(2): 14-19.

Fauziah, A., & Wijayanti, H. N. (2018). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat
Badan Dan Kualitas Tidur Bayi Di Puskesmas Jetis Yogyakarta.

Gola, G. (2019). Ayo Bangun! Dengan Bugar Karena Tidur Yang Benar. Jakarta:
Penerbit Hikmah.

Maharani. (2017). Pengaruh Kombinasi Pijat Bayi Dengan Music Klasik Mozart
Terhadap Berat Badan Dan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan.
Https://Core.Ac.Uk/Download/Pdf/23 1018234.Pdf

Muawamah, S., Zaimsyah, F. R., & Samosir, N. R. (2019). Efek Pemberian Massage
Bayi Dapat Meningkatkan Kualitas Tidur Bayi Normal Usia 0 – 6 Bulan di
Posyandu Permata Hati. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin. Vol.3
No.1: 48-54.

Noorbaya S, Johan H, dan M. A. (2018). The Effect of Health Education About Baby
Massage By Traditional Supply in Samarinda City. International Journal of
Allied Medical Siciences and Clinical Research 7.

Pratiwi Tiara (2021). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi usia 1-6 bulan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (J-KESMAS) Vol 7 No 1 Mei 2021 Hal 9-13.
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v7i1

Riksani, R. (2018). Cara Mudah Dan Aman Pijat Bayi. Dunia Sehat.

Rismawati, Nahira, & Nuraeni. (2019). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur
Bayi Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Kassi- Kassi Makassar. Seminar
Nasional Sains, Teknologi, Dan Sosial Humaniora Uit, 2019.

Saidah Siti, Besse Lidia, Fauziah (2020). Pengaruh Pijat Bayi teradap Kuantitas Tidur
Bayi Usia 3-6 bulan di Keluarahan Sempaja Selatan Samarinda. BUNDA
EDU-Midwifry Journal (BEMJ). Vol 3 No 2 (2020).

Sinaga, A. (2020). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Bpm Pera Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2019.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.55 541/Emj.V3i1.126
33

Sukmawati, E., Didik, N., Imanah, N., & Serulingmas, S. (2020). The Effectiviness Baby
Massage To The Baby’s Sleeping Quality. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad.
13(1): 11–18.

Supriatin Titin, Yani Nurhayani, Ruswati, Yani Trihandayani, Marwati, 2022. Efektivitas
Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur Umur 0-6 bulan di Lemahabang RT 001
Dusun 01 Cirebon. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Helath Scinences
Journal. Vol 13 No 2 Desember 2022. DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.575

Yulianingsih Endah, Puspita Sukmawaty Rasyid, 2019. Pijat Bayi Berpengaruh terhadap
Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 bulan. Jurnal Ilmiah Bidan (JIDAN).
ISSN2339-1731 (print), 2581-1029 (online). Vo; 07 Nom 1 Juli-Desember
2019.

Anda mungkin juga menyukai