Disusun Oleh :
22805005
LAPORAN KASUS
REFLECITIVE LEARNING
A. Deskripsi Refleksi
Salah satu yang penting bagi bayi adalah tidur. Perkembangan otak
bayi akan berkembang dengan baik, melindungi dan mengatur seluruh
aktivitas yang luar biasa dan daya ingat kognitif bayi (Fauziah & Wijayanti,
5
2018). Tidur merupakan prioritas utama bagi bayi, karena pada saat ini lah
terjadi repair neuro-brain dan kurang lebih 75% hormon pertumbuhan
diproduksi. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas tidur bayi perlu di jaga.
Kualitas dan kuantitas tidur bayi dapat dilihat dari cara tidurnya, kenyamanan
tidur dan pola tidur. Perkembangan tidur bayi berkaitan dengan umur dan
maturitas otak, maka jumlah total tidur yang diperlukan akan berkurang
diikuti dengan penurunan proporsi bayi. Tidur adalah salah satu bentuk
adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Bayi usia 0-5 bulan akan menjalani
hidup barunya dengan 80-90% tidur. Sesaat setelah bayi lahir, ia biasanya
tidur selama 16-20 jam sehari yang dibagi menjadi 4-5 periode. Memasuki
usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Seorang
bayi yang baru lahir sampai kira-kira usia 3 bulan, akan menghabiskan waktu
tidurnya sekitar 15-17 jam, dengan pembagian waktu 8 jam untuk tidur siang
dan 9 jam untuk tidur malam. Semakin usia bayi bertambah, jam tidurnya
juga semakin berkurang. Pada usia 3-6 bulan jumlah tidur siang semakin
berkurang, kira-kira 3 kali dan terus berkurang. Total jumlah waktu tidur
berkisar antara 13-15 jam/hari. Pada bayi usia 6 bulan pola tidurnya mulai
tampak mirip dengan orang dewasa (Gola, 2019).
Pijat bayi merupakan cara yang baik untuk komunikasi bersama ibu,
serta memperkenalkan cara bermain yang menyenangkan padanya (Riksani,
2018). Stimulus touch yakni pijatan yang diberikan pada si kecil melalui
sentuhan-sentuhan atau usapan lembut, dilakukan setiap hari selama 20 menit.
Bayi merasakan rileks melalui pijatan ini dan dapat menstimulasi saraf
otaknya (Sinaga, 2020).
Pada saat penulis dinas pagi di Puskesmas Sentani datang seorang ibu
membawa bayinya yakni By. T untuk melakukan pemeriksaan, ibu tersebut
bernama Ny. R umur 21 tahun datang bersama suami pada pukul 08.30 WIT
dengan keluhan bayi selalu rewel, menagis dan sulit tidur kembali saat
bangun dari tidurnya. Hasil pemeriksaannya : RR: 40x/menit, bayi rewel
karena terlihat mengantuk. Dari kasus tersebut penulis berinisiatif untuk
memberikan terapi dalam memperbaiki kualitas dan kuantitas tidur bayi
dengan terapi komplementer terapi pijat bayi (Message).
B. Perasaan
C. Evaluasi
Dari kejadian tersebut, penulis mendapat pelajaran yang berharga yaitu bidan
perlu memberikan edukasi kepada ibu sehingga dapat melakukan terapi pijat
bayi sendiri dirumah agar bayi mendapatkan manfaat yang lebih dari pijat
yang telah dilakukan ibunya terutama dalam memperbaiki kualitas dan
kuantitas tidur bayi sehingga tidak juga menganggu proses tumbuh kembang
bayi.
D . Tinjauan Teori
1. Konsep Pijat Bayi
a. Pengertian
Baby massage adalah pemijatan yang dilakukan lebih
mendekati usapan-usapan halus atau rangsangan raba (taktil) yang
dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan atau organ
tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot, dan
sistem pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah (Roesli, 2012).
Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia
8
dan yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan
pengobatan yang di praktekkan sejak berabad - abad silam lamanya.
Bahkan diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia
diciptakan, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan
kehamilan dan proses kelahiran manusia (Wati, 2012).
Pijat adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia dan
yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan
pengobatan yang dipraktikan sejak berabad-abad silam. Bahkan,
diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke
dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan
kehamilan dan proses kelahiran manusia (Roesli,2001). Pijat bayi
dilakukan tidak seperti pijat untuk orang dewasa, tetapi lebih banyak
menekankan pada sentuhan, karena itu pijat bayi biasa disebut dengan
stimulus touch (Prasetyono, 2009).
Sentuhan dan pijatan pada bayi setelah kelahiran dapat
memeberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat
mempertahankan perasaan aman pada bayi Pemijatan pada bayi yang
dilakukan secara benar tidak hanya bermanfaat untuk bayi yang sakit
atau kurang sehat. Bahkan bayi yang prematur pun perlu dipijat
karena dapat meningkatkan berat badan per hari 20% - 47% selama
dilakukan pemijatan 10 hari (Roesli, 2001).
b. Manfaat pijat bayi
Efek fisik / klinis pijat bayi adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem imunitas (sel
pembunuh alami).
2) Mengubah gelombang otak secara positif.
3) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan.
4) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.
5) Meningkatkan kenaikan berat badan.
6) Mengurangi depresi dan ketegangan.
7) Meningkatkan kesiagaan.
8) Membuat tidur lelap.
9
Berikut ini fase perkembangan untuk proses pijat bayi menurut Riksani (2013) :
a. Usia bayi 0-1 bulan, bayi cukup dipijat dengan gerakan halus seperti
mengusap-usap.
11
Hal-hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan antara lain (Dewi, 2013):
a. Memijat bayi sebelum makan.
b. Membangunkan bayi untuk pemijatan bayi.
c. Memijat bayi saat sakit.
d. Memijat bayi saat tidak mau dipijat.
e. Memaksakan posisi pijat pada bayi.
5. Teknik Pijat Bayi
Beberapa gambar-gambar teknik pijat bayi yang berdasarkan dari (Santi, 2013) :
a. Kaki
13
5) Gerakan Peregangan
a) Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak
kaki mulai dari batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi
lagi dari perbatasan jari kearah tumit.
b) Dengan jari tangan lain regengkan dengan lembut punggung
kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit.
6) Titik Tekan
7) Punggung Kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah
punggug kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara
pergantian.
8) Peras dan Putar Pergelangan kaki
Buatlah gerakan seperti memeras dengan menggunakan ibu jari
dan jari-jari lainnya dipegelangan kaki bayi.
9) Perahan Cara Swesdia
a) Perahlah pergelangan kaki.
b) Gerakan tangan secara bergantian dari pergelangan kaki ke
pangkal paha.
10) Gerakan menggulung
a) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan.
b) Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju
pergelangan kaki.
11) Gerakan Akhiri
a) Setelah semua gerakan dilakukan pada kaki kanan dan kiri
rapatkanlah kedua kaki bayi.
b) Letakan kedua tangan secara bersama pada bokong dan
pangkal paha.
c) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari ke arah
pergelangan.
b. Perut
15
1) Mengayuh Sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal
sepeda, dari atas ke bawah perut lalu bergantian dengan tangan
kanan dan kiri.
2) Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat
a) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan.
b) Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas
sampai ke jari-jari kaki
3) Ibu Jari ke Samping
a) Letakkan kedua ibu jari disamping kanan-kiri pusar perut.
b) Gerakkan kedua ibu jari kea rah tepi perut kanan dan kiri.
4) Bulan Matahari
a) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai
dari perut sebelah kanan bawah ke atas, kemudian kembali ke
daerah kanan bawah, seolah membentuk gambar matahari
beberapa kali.
b) Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setegah
lingkaran mulai dari bawah perut bayi sampai bagian kiri perut
bayi seolah membentuk gambar bulan.
16
e. Muka
Dengan jari kedua tangan membuat karan kecil di daerah rahang bayi.
7) Belakang Telinga
a) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari berikan tekanan
lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.
b) Gerakan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.
f. Punggung
2 . Konsep Bayi
a . Pengertian
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan
pertama kehidupan setelah periode baru lahir selama dua minggu.
Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya dimana
bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga di akhir masa
bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan (Susila,
2017). Masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya
karena pada saat ini banyak pola prilaku, sikap, dan pola ekspresi
emosi terbentuk (Desy, 2019).
b. Perkembangan Bayi
1) Perkembangan fisik
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik
bayi berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki
24
tapi juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa sering
terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Bayi dikatakan
mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari
9 jam terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya lebih dari 1
jam. Selama tidur bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit tidur
kembali (Wahyuni, 2018). Tidur memegang peranan penting dalam
meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi. Jika tidurnya
sampai terganggu, kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun
dan efektivitas sistem daya tahan tubuh bayi juga menurun. Sehingga
bayi mudah sakit dan pertumbuhannya akan terganggu. Bayi yang
tidurnya kurang memiliki pertumbuhan fisik yang terhambat,
dibandingkan bayi yang tidurnya cukup. Hal ini karena pada saat
tidur pertumbuhan fisik bayi akan terpacu, dan berkaitan erat dengan
pertambahan berat badan, tinggi badan, dan kesehatan fisiknya secara
umum (Stirling, 2016).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
Pemenuhan kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda-beda, ada yang
yang dapat terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya. Seseorang bisa
tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
diantaranya sebagai berikut, (Asmadi, 2019):
1) Status Kesehatan
2) Lingkungan
3) Stress psikologis
4) Diet
5) Gaya hidup
6) Obat-obatan
d. Pola tidur bayi
Tahapan tidur pada anak dan orang dewasa ternyata terdapat pula
pada bayi baru lahir, yaitu tidur tenang atau nonREM dan tidur aktif
atau REM. Pada bayi normal, anak dan orang dewasa mempunyai
periode REM dan nonREM yang berubah-ubah, beberapa kali selama
tidur malam hari (Medise, 2021).
28
E. Analisa
Salah satu strategi untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas tidur
bayi adalah pemberian terapi komplementer berupa terapi pijat bayi.
Pelayanan kesehatan tradisional komplementer sebagaimana dimaksud dalam
PP 103 tahun 2014 Pasal 7 ayat (1) huruf b merupakan pelayanan kesehatan
darurat dengan menggunakan ilmu biocultural dan ilmu biomedis yang
bermanfaat dan keamanannya terbukti secara ilmiah. Pelayanan kesehatan
tradisional komplementer dapat menggunakan satu cara pengobatan atau
kombinasi cara pengobatan dalam satu kesatuan pelayanan komplementer.
Berdasarkan UU Kebidanan No. 4 tahun 2019, BAB VI bagian
kedua pasal 45 paragraf 1 tentang tugas dan wewenang bidan, bidan
dalam menjalankan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 43 ayat 1 huruf a, bidan profesi berwenang :
1. Memberikan asuhan kebidanan, bimbingan, serta komunikasi, informasi,
dan edukasi kesehatan dalam rangka perencanaan kehamilan, persalinan,
dan persiapan menjadi orangtua.
2. Memberikan asuhan pada masa kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan ibu dan janin, mempromosikan air susu ibu eksklusif, dan deteksi
dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan, masa persalinan,
pasca persalinan, masa nifas, serta asuhan pasca keguguran.
3. Melakukan pertolongan persalinan normal
4. Memfasilitasi inisiasi menyusu dini
5. Memberikan asuhan pasca persalinan, masa nifas, komunikasi,
informasi, dan edukasi serta konseling selama ibu menyusui, dan deteksi
dini masalah laktasi
6. Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin,
pasca persalinan, dan masa nifas dilanjutkan dengan perujukan
7. Merujuk ibu hamil, bersalin, pasca persalinan, dan masa nifas
dengan risiko dan atau komplikasi yang membutuhkan pertolongan lebih
lanjut
8. Memberikan obat bebas dan obat bebas terbatas.
Menurut Kepmenkes No. 320 Tahun 2020 Tentang Standar Profesi
29
bayi (8,6%) menjadi sebesar 20 bayi (57,1%) setelah dilakukan pijat bayi.
Peneliti berharap para petugas kesehatan dapat memberi sosialisasi tentang
pijat bayi dan para ibu bisa selanjutnya menerapkan pijat bayi di kehidupan
sehari-hari pada bayinya, serta tenaga kesehatan diharapkan dapat
mengembangkan ilmu dan praktek pijat bayi sebagai sarana stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak mengingat manfaat pijat bayi baik
untuk kualitas tidur yang berkaitan erat dengan kesehatan dan tumbuh
kembang anak (Pratiwi, 2021).
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningrum dan E. Sulistyorini. (2013). Hubungan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6
Bulan. Surakarta: Akademi Kebidanan Mambaul Ulum.
Fauziah, A. & Wijayanti H. N. (2018). Effect Of Baby Massage To Increase Weight And
Baby Sleep Quality At Jetis Public Health Center Yogyakarta. Placemntum:
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya. Vol 6(2): 14-19.
Fauziah, A., & Wijayanti, H. N. (2018). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat
Badan Dan Kualitas Tidur Bayi Di Puskesmas Jetis Yogyakarta.
Gola, G. (2019). Ayo Bangun! Dengan Bugar Karena Tidur Yang Benar. Jakarta:
Penerbit Hikmah.
Maharani. (2017). Pengaruh Kombinasi Pijat Bayi Dengan Music Klasik Mozart
Terhadap Berat Badan Dan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan.
Https://Core.Ac.Uk/Download/Pdf/23 1018234.Pdf
Muawamah, S., Zaimsyah, F. R., & Samosir, N. R. (2019). Efek Pemberian Massage
Bayi Dapat Meningkatkan Kualitas Tidur Bayi Normal Usia 0 – 6 Bulan di
Posyandu Permata Hati. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin. Vol.3
No.1: 48-54.
Noorbaya S, Johan H, dan M. A. (2018). The Effect of Health Education About Baby
Massage By Traditional Supply in Samarinda City. International Journal of
Allied Medical Siciences and Clinical Research 7.
Pratiwi Tiara (2021). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi usia 1-6 bulan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (J-KESMAS) Vol 7 No 1 Mei 2021 Hal 9-13.
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v7i1
Riksani, R. (2018). Cara Mudah Dan Aman Pijat Bayi. Dunia Sehat.
Rismawati, Nahira, & Nuraeni. (2019). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur
Bayi Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Kassi- Kassi Makassar. Seminar
Nasional Sains, Teknologi, Dan Sosial Humaniora Uit, 2019.
Saidah Siti, Besse Lidia, Fauziah (2020). Pengaruh Pijat Bayi teradap Kuantitas Tidur
Bayi Usia 3-6 bulan di Keluarahan Sempaja Selatan Samarinda. BUNDA
EDU-Midwifry Journal (BEMJ). Vol 3 No 2 (2020).
Sinaga, A. (2020). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Bpm Pera Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2019.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.55 541/Emj.V3i1.126
33
Sukmawati, E., Didik, N., Imanah, N., & Serulingmas, S. (2020). The Effectiviness Baby
Massage To The Baby’s Sleeping Quality. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad.
13(1): 11–18.
Supriatin Titin, Yani Nurhayani, Ruswati, Yani Trihandayani, Marwati, 2022. Efektivitas
Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur Umur 0-6 bulan di Lemahabang RT 001
Dusun 01 Cirebon. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Helath Scinences
Journal. Vol 13 No 2 Desember 2022. DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.575
Yulianingsih Endah, Puspita Sukmawaty Rasyid, 2019. Pijat Bayi Berpengaruh terhadap
Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 bulan. Jurnal Ilmiah Bidan (JIDAN).
ISSN2339-1731 (print), 2581-1029 (online). Vo; 07 Nom 1 Juli-Desember
2019.