Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH KEBUGARAN BAYI

“Menerapkan Pijat Bayi Dan Balita Untuk Perawatan Harian Dan Mengatasi Keluhan
Umum Dan Bayi Balita Dengan Kebutuhan Khusus”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kebugaran Bayi
Dosen Pengampu:
Catur Erty Suksesty, M.Keb, RYT

Disusun Oleh:
Kelompok 4 – 3B Kebidanan
Bunga Tiara Rediyana P17124020047
Inka Masayu P17124020060
Jihan Salsabila Herlianto P17124020061
Laely Dwi Alviansyahrini P17124020063
Nevi Anggraeni P17124020068
Yaskyva Nurfaiza J P17124020079

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA I


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PIJAT BAYI DAN BALITA UNTUK PERAWATAN HARIAN

2.1.1 Perawatan Kebugaran Setelah Mandi

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar bayi
bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan terjadinya infeksi. Prinsip dalam
memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah menjaga jangan sampai bayi
kedinginan serta kemasukan air ke hidung, mulut, atau telinga yang dapat
mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2009).
Dalam memandikan bayi, sebagian besar ibu bayi menjawab bahwa mereka
melakukan pemijatan bayi walaupun metode masing-masing ibu berbeda. Ada yang
melakukan pemijatan sebelum memandikan, ada juga yang melakukan pemijatan saat
memandikan atau setelah memandikan.
Menurut Ardhilla (2012), manfaat pijat bayi adalah merangsang syaraf motorik,
memperbaiki pola tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan ketenangan
emosional, selain itu juga menyehatkan tubuh dan otot-ototnya. Bayi yang dipijat
dengan baik dan teratur dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih baik.
Menurut Mathew T. Puspanjono (2011), pijatan yang dilakukan sebelum bayi
mandi lalu dilanjutkan dengan mandi akan membuat bayi merasa lebih segar serta
nyaman. Kondisi ini akan membuatnya lebih mudah makan dan tidur lebih nyenyak
serta meningkatkan ikatan antara orangtua dengan anak karena adanya kontak kulit
(Bararah, 2011).
Dokter spesialis anak, Bernie Endiarini Medise mengatakan bahwa pijat bayi
mesti dilakukan pada waktu yang tepat dan tak perlu terlalu lama. Waktu paling tepat
untuk pijat bayi adalah sebelum mandi, sesudah mandi, dan sebelum tidur. Cukup
lakukan pijat bayi selama kurang lebih 15 menit sebanyak tiga kali sehari (Medise,
2017).

2
Pada bayi usia 0-1 bulan disarankan hanya diberi gerakan usapan halus dan
sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dipijat didaerah perut. Bayi dengan usia 1 -3
bulan sudah dapat diberikan gerakan pijat, namun pijatan halus dengan tekanan ringan.
Setelah bayi berusia 3 bulan ke atas bayi sudah dapat diberikan pijat bayi dengan
tekanan yang lebih (Roesli, 2010).
Menurut Roesli (2010) ada hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan
pemijatan, seperti :
a. Bayi tidak baru saja selesai makan ataupun dalam kondisi lapar
b. Tangan pemijat bersih, tidak berkuku panjang dan tidak menggunakn perhiasan
c. Ruang untuk saat melakukan pemijatan tidaklah harus khusus cukup diupayakan
ruangan hangat tidak terlalu dingin dan sirkulasi udara berjalan dengan lancar
d. Siapkan waktu kurang lebih 15 menit untuk orang tua ataupun pengasuh bayi
untuk memberikan pijatan pada bayi. Orang tua ataupun pengasuh harus dalam
kondisi yang sehat dan nyaman tidak dalam kondisi yang stres ketika melakukan
pemijatan, karena akan berdampak juga pada bayi yang diberikan pijatan
e. Baringkan bayi pada permukaan yang rata, lembut dan bersih
f. Siapkan handuk bayi, popok dan baju ganti, dan minyak bayi (baby oil atau
lotion)
g. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai
wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara Akhiri dengan peregangan.
Kemudian pemijatan bisa dimulai

2.1.2 Perawatan Kebugaran Saat Tidur

Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh
dapat berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar
manusia terdiri atas hygiene, nutrisi, tidur, kenyamanan, oksigenasi, dan eliminasi,
kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar yang paling penting dan esensial, karena
ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka manusia tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry, 2010).
Tidur adalah salah satu kebutuhan bayi atau anak yang sama pentingnya dengan
kebutuhan utama lainnya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tidur bayi

3
adalah dengan Massage (sentuhan). Sentuhan pada kulit akan merangsang peredaran
darah dan akan menambah energi gelombang oksigen yang lebih banyak dikirim ke
otak sehingga memacu system sirkulasi dan respirasi menjadi lebih baik. Rasa nyaman
dan rileks akibat massage akan meningkatkan kualitas tidur. Selain itu dapat
meningkatkan produksi Asi, meningkatkan berat badan, meningkatkan daya tahan
tubuh, pada bayi 0-6 bulan.
Tidur dengan kualitas dan kuantitas yang baik akan banyak membantu
perkembangan bayi. Biasanya anak-anak dengan usia yang sama akan mempunyai
rentang waktu tidur yang kurang lebih sama (Handjani, 2010).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada bayi baik dalam diri
ataupun dari luar bayi itu sendiri di antaranya faktor : lingkungan, nutrisi, kondisi
fisik, dan penyakit. Jika faktor-faktor ini tidak dapat ditangani sehingga membuat bayi
kekurangan tidur yang akan berdampak buruk terhadap bayi pada fisik, emosi, kognitif
dan gerak, dan bahkan keluarga juga, dimana akan menimbulkan stress dan depresi
terhadap ibu bayi yang baru melahirkan (Heath dan Bainbridge, 2006).
a. Fisiologis Metabolisme Pada Saat Tidur
Metabolisme tubuh menurun saat bayi tidur karena adanya penurunan aktivitas
organ-organ tubuh tersebut selama tidur. Akan tetapi pada periode tidur REM
metabolisme meningkat karena tidur REM merupakan tidur aktif. Tidur
merupakan interaksi inti yang kompleks dari multiple system neurotransmitter, dan
system regulasi tidur dengan mekanisme lain, sebagai contoh mekanisme yang
mengatur temperature, pola pernapasan dan tekanan darah. Kira-kira 2/3
kehidupan bayi baru lahir di gunakan untuk tidur. Seluruh kejadian selama tidur
merupakan refleksi dari aktivitas neuron tertentu di susunan saraf pusat, yang
berubah secara dramatis sesuai dengan perkembangan bayi. Oleh karena itu tidur
sangat berhubungan dengan perkembangan anak dan sekaligus merupakan jendela
dari perkembangan otak anak selanjutnya.
b. Massage Bayi 0 – 6 Bulan
Massage merupakan sentuhan yang diberikan pada jaringan lunak yang memberi
banyak manfaat bagi anak maupun orang tua. Massage adalah sentuhan dan
tekanan yang akan merangsang peredaran darah dan menambah energi. Massage

4
merupakan kebutuhan yang sama pentingnya pada bayi sebagaimana kebutuhan
lain seperti makan dan minum.
Massage merupakan alat komunikasi untuk menjalin ikatan emosional antara
orang tua dan bayinya. Para orang tua kita telah melakukan pemijatan pada
bayinya, dengan tujuan untuk menjaga kesehatan, melemaskan otot, ataupun kalau
bayinya demam, meskipun para orang tua kita belum mengetahui dengan pasti
manfaatnya, jadi bisa di katakan lebih kepada tradisi atau kepercayaan.

Dalam pengembangan massage, ada beberapa cara atau metode yang di lakukan
diantaranya :
1. Perahan Cara India.
Arah pijatan cara india ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan
cara ini adalah utuk relaksasi atau melemaskan otot. Dengan gerakan tangan
kanan dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah
susu sapi (Roseli, 2001).
2. Perahan Cara Swedia.
Arah pijatan cara swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan.
Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru. Dengan
gerakan tangan kanan dan kiri tarapist secara bergantian mulai dari
pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak. Kemudian lanjutkan dengan
pijitan dengan pijitan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak (Subakti dan
Rizky, 2009).
3. Pijat Tradisional Cara Jawa.
Pemijat terhadap anak kecil, yakni bayi sampai dengan balita, disebut
dadah. Istilah pijit memang tidak terlalu tepat, karena pada bayi misalnya,
sama sekali tidak boleh dipijat tetapi hanya dipegang-pegang saja. Pemijatan
harus selalu dilakukan dari bagian-bagian badan yang letaknya berjauhan dari
letak jantung. Misalnya, bagian ujung kaki dulu, atau ujung jari dulu. Ada
bagian-bagian tubuh bayi yang harus di perlakukan dengan ekstra hati-hati.
Bagian-bagian itu kepala, terutama disekitar ubun-ubunnya. Sepanjang tulang

5
belakang juga tergolong bagian yang rawan. Dan yang terakhir daerah dada
(Roseli, 2001).
4. Pijat cina.
Pijat adalah tentang sentuhan. Kita ketahui bahwa energi seorang anak
mudah di capai, dan pijat yang di lakukan tidak membutuhkan tekanan kuat
agar efektif. Dengan menggunakan teknik gerakkan yaitu:
a) Teknik tekan, teknik ini melibatkan penggunaan tekanan ringan dan diam
pada titik tertentu. Dengan menggunakan ibu jari, jari tengah atau telapak
tangan untuk menekan titik.
b) Teknik dorong, menggunakan jari-jari tunggal atau kombinasi ibu jari,
telunjuk dan jari tengah dan sisi telapak tangan untuk mendorong dengan
kuat pada arah yang berhubungan dengan titik. Teknik ini harus ringan dan
cepat dan bergerak kearah membentuk garis sepanjang titik atau meridian.

2.1.3 Perawatan Kebugaran Saat Bermain

a. Pengertian Stimulasi dan Bermain


Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar
individu anak (Soetjiningsih, 1995). Anak yang lebih banyak mendapat stimulasi
cenderung lebih cepat berkembang. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat
(reinforcement). Dengan memberikan stimulasi yang berulang dan terus menerus
pada setiap aspek perkembangan anak, berarti telah memberikan kesempatan pada
anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut Moersintowarti (2002), stimulasi adalah perangsangan dan
latihan-latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan diluar
anak. Stimulasi ini dapat dilakukan oleh orang tuanya, anggota keluarga atau
orang dewasa lain di sekitar anak. Orang tua hendaknya menyadari pentingnya
memberikan stimulasi bagi perkembangan anak. Berdasarkan pedoman
pelaksanaan SIDTK (2005) stimulasi adalah kegiatan merang- sang kemampuan
dasar anak usia 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus
pada setiap kesempatan.

6
Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah. Dengan
mengasah kemampuan anak secara terus menerus, akan semakin meningkatkan
kemampuan anak. Untuk memberikan stimulasi, dapat dilakukan dengan latihan
dan bermain. Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat
berkembang dibanding anak yang kurang mendapat stimulasi. Aktivitas bermain
tidak selalu menggunakan alat-alat permainan, meskipun alat permainan penting
untuk merangsang perkembangan anak.
Membelai, bercanda, petak umpet dan sejenisnya yang dilakukan oleh
orang tua, mer- upakan aktivitas bermain yang menyenangkan bagi bayi dan
balita serta memberikan kontribusi yang penting bagi perkembangan anak.
Meskipun tidak menghasilkan komoditas tertentu misalnya keuntungan financial
(uang), orang tua harus memahami bahwa dunia anak adalah dunia bermain.
Dengan bermain anak akan memperoleh stimulasi mental yang merupakan
cikal bakal proses belajar untuk pengembangan, kecerdasan, keterampilan,
kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral, etika, dan sebagainya. Selain
itu anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan
lainnya, sehingga dengan memberikan kebebasan bermain, orang tua tahu suasana
hati anak.
Bermain pada anak dapat disamakan dengan bekerja pada orang dewasa
karena sama-sama melakukan suatu aktivitas. Misalnya dalam bermain, anak
dapat peran sebagai orang tua dan anak, akan ada pembagian tugas siapa yang
memerankan ibu, bapak dan anak. Walaupun stimulasi merupakan kebutuhan
yang penting bagi anak, tetapi saudara harus tahu bahwa dalam stimulasi ada
prinsip-prinsip yang harus diperhatikan. Selanjutnya pelajari tentang prinsip-
prinsip dalam stimulasi tumbuh kembang berikut ini.

b. Prinsip – Prinsip Dalam Stimulasi Tumbuh Kembang


Pada dasarnya aktivitas bermain pada anak tidak hanya dengan alat
permainan saja. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua
terhadap anaknya, seperti sentuhan, bercanda, dan belaian, merupakan aktivitas
yang menyenangkan bagi anak, terutama pada tahun pertama kehidupannya.

7
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak (2005) ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan agar aktivitas bermain bisa merupakan stimulasi yang efektif bagi
tumbuh kembang anak yaitu :
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dari orang-
orang terdekatnya. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan
mengakrabkan hubungan dan sekaligus mengetahui setiap kelainan yang
dialami anaknya.
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
tingkah laku orang-orang didekatnya. Anak mudah sekali meniru apa yang
dilakukan orang-orang disekilingnya, karena belum tahu makna perilaku yang
baik dan buruk.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok usia anak. Saat bermain anak perlu
teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang tuanya. Namun saat-saat
tertentu anak akan bermain sendiri untuk menemukan kebutuhannya. Teman
diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam
memahami perbe- daan.
4. Lakukan aktivits bermain secara bervariasi, menyenangkan bagi anak, tanpa
paksaan dan tidak ada hukuman. Anak sehat memerlukan aktivitas bermain
yang bervariasi, baik secara aktif maupun pasif. Pada anak sakit, keinginan
untuk bermain umum ya menurun karena energi yang ada digunakan untuk
mengatasi penyakitnya. Namun anak tetap perlu bermain secara pasif,
misalnya dengan nonton TV, mendengar musik, dan menggambar.
5. Lakukan stimulasi terhadap 4 aspek perkembangan anak secara bertahap dan
berkelanjutan yaitu stimulasi terhadap motorik kasar, matorik halus, bicara
dan bahasa, mandiri dan sosialisasi.
6. Gunakan alat bantu permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak
serta mempunyai unsur edukatif (alat permainan edukatif/APE). Alat
permainan harus dis- esuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak.
Orang tua hendaknya mem- perhatikan hal ini sehingga alat permainan yang
diberikan dapat berfungsi dengan benar.

8
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. Namun
hendaknya anak juga diperkenalkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan
terutama dalam bentuk fisiknya.
8. Selalu beri pujian, bila perlu beri hadiah atas keberhasilannya. Hal ini perlu
diberikan untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya. Setelah saudara
mempelajari tentang prinsip-prinsip dalam stimulasi tumbuh kembang,
selanjutnya pelajari tentang fungsi bermain pada anak

c. Fungsi Bermain
Pada Anak Telah disinggung bahwa dunia anak tidak bisa dipisahkan
dengan dunia bermain. Keduanya bersifat universal pada semua bangsa dan
kultur. Diharapkan dengan bermain, anak mendapatkan stimulasi yang cukup agar
dapat berkembang secara optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, Wong (1995)
menjelaskan bahwa bermain pada anak hendaknya mempunyai fungsi-fungsi
berikut.
1. Perkembangan sensori motor Aktivitas sensori motor merupakan bagian yang
berkembang paling dominan pada masa bayi. Perkembangan sensori motor ini
didukung stimulasi visual, stimulasi pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan)
dan stimulasi kinetik. Stimulasi sensorik yang diberikan oleh lingkungan anak
akan direspons dengan memperlihatkan aktivitas-aktivitas motoriknya.
2. Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting untuk tahap
permulaan perkembangan anak. Anak akan meningkatkan perhatiannya pada
lingkungan sekitar melalui penglihatannya misalnya dengan memberikan
mainan berwarna-warni pada usia tiga bulan pertama. Stimulasi pendengaran
(stimulasi auditif) sangat pent- ing untuk perkembangan bahasanya (verbal),
terutama untuk tahun pertama kehidupannya. Adanya sentuhan (stimulasi
taktil) yang cukup pada anak berarti memberikan perhatian dan kasih sayang
yang diperlukan anak. Stimulasi semacam ini akan menimbulkan rasa aman
dan percaya diri anak sehingga akan lebih responsif dan berkembang.
Stimulasi kinetik akan membantu anak mengenal lingkungan yang berbeda.

9
3. Perkembangan kognitif (Intelektual). Anak belajar mengenal warna,
bentuk/ukuran, tekstur dari berbagai macam obyek, angka, dan benda. Anak
belajar merangkai kata, berpikir abstrak, dan memahami hubungan ruang
seperti naik, turun, di bawah dan terbuka. Aktivitas bermain juga dapat
membantu perkembangan keterampilan dan mengenal dunia nyata atau fan-
tasi.
4. Sosialisasi Sejak awal masa anak, bayi telah menunjukkan ketertarikan dan
kesenangan terhadap orang lain, terutama terhadap ibu. Dengan bermain, anak
akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi, belajar mengatasi
persoalan yang timbul, mengenal nilai-nilai moral dan etika, belajar hal yang
salah dan benar, serta bertanggung jawab terhadap hal yang diperbuatnya.
Pada tahun pertama, anak hanya mengamati obyek di sekitarnya. Antara usia
2-3 tahun biasanya anak suka bermain peran seperti peran sebagai ayah, ibu,
dan lain-lain. Pada usia prasekolah, anak lebih banyak bergabung dengan
kelompok sebayanya (peer group) dan mempunyai teman favorit.
5. Kreativitas Tidak ada situasi yang lebih menguntungkan /menyenangkan
untuk berkreasi daripada bermain. Anak-anak dapat bereksperimen dan
mencoba ide - idenya. Sekali anak merasa puas untuk mencoba sesuatu yang
baru dan berbeda, ia akan memindahkan kreasinya ke situasi yang lain.
Namun demikian, jika terjadi perceraian, orang tua sibuk bekerja, atau orang
tua tunggal (single parent), dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk
bermain se- cara spontan dan perkembangan imaginasinya. Oleh karena itu
untuk mengembangkan kreasi anak diperlukan lingkungan yang mendukung.
6. Kesadaran Diri Dengan aktivitas bermain, anak akan menyadari dirinya
berbeda dengan yang lain, memahami dirinya sendiri. Anak belajar
memahami kelemahan dan kemampuannya dibanding anak yang lain. Anak
juga mulai melepaskan diri dari orang tuanya.
7. Nilai-nilai Moral Anak belajar perilaku yang benar dan salah dari lingkungan
rumah maupun sekolah. Interaksi dengan kelompoknya memberi makna untuk
latihan moral mereka. Jika masuk dalam suatu kelompok, anak harus taat
terhadap aturan, misalnya kejujuran. Nilai Terapeutik Bermain dapat

10
mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan. Dengan bermain, anak dapat
mengekspresikan emosi dan ketidakpuasan atas situasi sosial serta rasa
takutnya yang tidak dapat diekspresikan di dunia nyata.

d. Alat Permainan Edukatif


Alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak sesuai usia dan tingkat perkembangannya
yang berguna untuk pengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif, dan sosial
(Soetjiningsih, 1995). Pengem- bangan aspek fisik dilakukan dengan kegiatan-
kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, seperti
belajar berjalan atau merangkak, naik turun tangga, dan bersepeda.
Pengembangan bahasa dilakukan dengan melatih bicara dan menggunakan
kalimat yang benar. Pengembangan aspek kognitif dilakukan dengan pengenalan
suara, ukuran, bentuk, warna obyek, dan lain-lain, sedangkan pengembangan
aspek sosial dilakukan dengan berhubungan atau berinteraksi dengan orang tua,
saudara, keluarga dan masyarakat.
Untuk memberikan stimulasi berbagai aspek perkembangan, diperlukan
alat permainan yang bervariasi. Permainan yang monoton membuat anak merasa
bosan atau jenuh. Misalnya, saat anak bermain pasir atau crayon perlu diselingi
dengan aktivitas otot sep- erti bermain tali, naik sepeda dan lain-lain. Dengan
demikian ada keseimbangan antara bermain aktif dan bermain pasif. Bermain
pasif merupakan suatu hiburan atau kesenangan yang diperoleh dari orang lain.
Anak hanya melihat atau mendengar saja, misalnya melihat gambar,
mendengarkan cerita, menonton TV, dan lain-lain.
Sedangkan bermain aktif merupakan aktivitas bermain yang membuat
anak memperoleh kesenangan yang dilakukan sendiri, yang bisa dilakukan
dengan:
1. Mengamati atau menyelidiki (exploratory play), misalnya memeriksa,
memperhatikan alat permainan, mencium, menekan dan kadang berusaha
membongkar;

11
2. Membangun (construction play), misalnya berusaha menyusun balok-balok
menjadi bentuk rumah, mobil, dan lain-lain;
3. Bermain peran (dramatic play), misalnya bermain sandiwara, rumah-
rumahan, dan boneka
4. Bermain bola voli, sepak bola dan lain-lain. Alat permainan hendaknya tidak
membahayakan anak dan sesuai tahapan usianya. Alat bermain untuk anak
dibawah satu tahun, tentunya tidak sesuai untuk anak diatas 1 tahun.
Sebaliknya mainan anak berusia 2-3 tahun seperti puzzle atau manik-manik
tentunya akan membahayakan bayi jika diberikan.
Ada beberapa syarat alat permainan edukatif yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Keamanan Alat
Permainan untuk anak di bawah 1 tahun hendaknya tidak terlalu kecil, catnya
tidak beracun, tidak ada bagian yang tajam dan tidak mudah pecah, karena
anak suka memasukkan benda kedalam mulut.
2. Ukuran dan berat
Prinsipnya mainan tidak membahayakan dan sesuai dengan usia anak. Bila
mainan terlalu besar atau berat, anak akan sukar menjangkau atau
memindahkannya. Sebaliknya, bila terlalu kecil, mainan akan mudah tertelan
3. Desain APE
Sebaiknya mempunyai desain yang sederhana, namun mempunyai ukuran,
susunan dan warna yang jelas. Selain itu, hendaknya tidak terlalu rumit untuk
menghindari kebingungan anak
4. Fungsi yang jelas
APE sebaiknya mempunyai fungsi yang jelas untuk menstimuli ke 4 aspek
perkembangan anak
5. Variasi APE
APE sebaiknya dapat dimainkan secara bervariasi (dapat dibongkar pasang),
hendaknya tidak terlalu sulit agar anak tidak frustasi, sebaliknya bila terlalu
mudah, anak akan cepat bosan
6. Universal

12
APE sebaiknya mudah diterima dan dikenali oleh semua kultur dan bangsa.
Jadi, dalam menggunakannya, APE mempunyai prinsip yang bisa dimengerti
oleh semua orang.
7. Tidak mudah rusak
mudah didapat, dan terjangkau masyarakat luas Karena APE berfungsi untuk
stimulasi perkembangan anak, setiap lapisan mas- yarakat, baik yang
bertingkat sosial ekonomi tinggi maupun yang rendah, hendaknya dapat
menyediakannya. APE bisa didesain sendiri asal memenuhi persyaratan

e. Stimulasi dan Aktivitas Bermain Pada Masa Balita dan Prasekolah


Sebagaimana telah dijelaskan bahwa agar anak dapat tumbuh dan
berkembang optimal perlu ada stimulasi, salah satunya dengan aktivtas bermain.
Dalam melaksanakan aktivitas bermain, selalu harus dipertimbangkan usia dan
tingkat perkembangan anak, mengingat alat permainan yang digunakan
merupakan salah satu alat untuk menstimulasi perkembangan anak. Menurut
Wong (1998), aktivitas bermain dapat diklasifikasikan berdasarkan isi dan
karakteristik sosial (Wong, 1998).
Berdasarkan isi, bermain ditekankan atau diutamakan pada aspek fisik,
meskipun demikian hubungan sosial tidak dapat diabaikan. Bermain diawali
dengan yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Bermain berdasarkan isi,
dapat dibedakan atas permainan yang berhubungan dengan orang lain (social
effective play), permainan yang berhubungan dengan kesenangan (sense pleasure
play), permainan dengan memperhatikan saja (unocupied behavior), dan
permainan tentang ketrampilan (skill play).
Berdasarkan karakteristik sosial, bermain merupakan interaksi antara anak
dan orang dewasa dan dipengaruhi oleh usia anak. Pada tahun-tahun pertama,
anak lebih suka bermain sendiri. Tipe bermain berdasarkan karakteristik sosial di
antaranya adalah permainan dengan mengamati teman-temannya bermain
(onlooker play), Permainan dengan bermain sendiri (solitary play), permainan
bersama teman tanpa interaksi (parallel play), permainan dengan bermain bersama
tanpa tujuan kelompok (associative play), permainan dengan bermain bersama

13
yang diorganisir (cooperative play). Agar stimulasi dapat efektif, tentunya
disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak.
Berikut ini stimulasi pada masa bayi, balita dan prasekolah yang meliputi 4
aspek yaitu motorik halus, motorik kasar, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian anak.
1. Masa bayi (0 – 1 tahun)
Stimulasi yang diberikan pada anak seharusnya sudah dimulai sejak dalam
kandungan, misalnya dengan bisikan, sentuhan pada perut ibu, gizi ibu
cukup, dan menghindari pemicu stres yang mempengaruhi psikologis ibu.

Setelah lahir, stimulasi langsung dilakukan pada bayi. Pada tahun pertama
kehidupan, stimulasi diberikan untuk perkembangan sensori motor, meskipun
pada tahun berikutnya tetap harus dilakukan.
Stimulasi pada masa bayi bertujuan untuk:
a. Melatih dan mengevaluasi reflek-reflek fisiologis;
b. Melatih koordinasi mata dan tangan, mata dan telinga;
c. Melatih mencari obyek yang tidak kelihatan;
d. Melatih sumber asal suara;
e. Melatih kepekaan perabaan.

14
15
Karakteristik permainan pada masa bayi adalah permainan yang memungkinkan anak
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya (social affektive play) dan permainan yang
memberikan kesenangan (sense of pleasure play).

2. Masa Balita
Pada masa ini anak cenderung melekat pada satu macam mainan yang
diperlakukan sesuka anak. Tujuan bermain pada masa balita terutama 1-3
tahun pertama (toddler) adalah :
a) Mengembangkan ketrampilan bahasa;
b) Melatih motorik halus dan kasar;
c) Mengembangkan kecerdasan (mengenal warna, berhitung);
d) Melatih daya imajinasi;
e) Menyalurkan perasaan anak.
Alat permainan yang dianjurkan misalnya lilin yang dapat dibentuk, alat
untuk meng- gambar, puzzle sederhana, manik-manik, alat-alat rumah tangga.
Pada masa ini keakuan anak sangat menonjol (egosentris) dan belum

16
mengerti makna memiliki sehingga sering anak berebut mainan karena
masing-masing menganggap mainan itu miliknya.
Berdasarkan karakteristik isi bermain, permainan anak pada masa ini
tergolong permainan untuk suatu ketrampilan (skill play), karena mulai
berkembang fase otonomi (kemandirian) dan independennya (kebebasan).
Pada tahun-tahun pertama, anak ter- kesan bermain bersama dengan
temannya tetapi tanpa interaksi (parallel play), karena perkembangan
sosialnya belum memadai. Yang perlu diperhatikan adalah anak ber- main
secara spontan dan bebas serta berhenti sesukanya.

17
2.2 MENGATASI KELUHAN UMUM BAYI DAN BALITA DENGAN KEBUTUHAN
KHUSUS

2.2.1 Pijat bayi berkebutuhan khusus

Sindrom Down (SD) merupakan suatu kelainan genetik yang paling sering terjadi
dan paling mudah diidentifikasi. SD atau yang lebih dikenal sebagai kelainan genetik
trisomi, di mana terdapat tambahan kromosom pada kromosom 21. Kromosom ekstra
tersebut menyebabkan jumlah protein tertentu juga berlebih sehingga mengganggu
pertumbuhan normal dari tubuh dan menyebabkan perubahan perkembangan otak
yang sudah tertata sebelumnya.

Anak down sindrom memiliki banyak masalah yang berhubungan tumbuh


kembangnya meliputi ukuran tubuh pendek, keterlambatan kognitif, bahasa dan
interaksi sosial, mototrik kasar dan halus (Megasari & Kristiana, 2016). Padma adalah
singkatan dari pijat anak down sindrom Mastakaraga shobia. Matakaraga berasal dari
bahasa sunda, yaitu Mastaka berarti kepala dan Raga artinya badan. Mastakaraga
berarti memberikan terapi pijat dari kepala hingga seluruh tubuh. Shobia adalah

18
kepanjangan dari Sindrom Hiper for Balita dan Anak, merupakan bagian dari terapi
pijat mastakaraga dengan kekhususan pada anak berkebutuhan khusus.

Manfaat Pemijatan Teknik Padma :

a. Menstabilkan tanda vital anak


b. melancarkan sirkulasi darah tubuh
c. memberikan kenyamanan pada anak
d. menstimulasi otot, syaraf, kelenjar, sirkulasi dan pencernaan tubuh
e. meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus

Langkah – langkah pemijatan Padma

1. Terapis mencuci tangan


2. Terapis melakukan pendekatan dan minta ijin pada anak
Periksa tanda vital anak: nadi, pernafasan, suhu tubuh dan tekanan darah (bila
perlu) dan pertumbuhan dan perkembangan anak atau keluhan anak
3. Mulailah pijatan pada area yang disukai anak dan hindarkan pemijatan yang
menyakitkan atau pemaksaan satu posisi yang tidak nyaman bagi anak diawal
pemijatan
4. Lakukan pemijatan mencakup area kepala, tulang belakang, sacral, otot,
pencernaan dan kelenjar (sesuai dengan masalah klien).
5. Pemijatan dilakukan dengan teknik usapan, tekanan, gerakan sirkuler, getaran, dan
pompa.
6. Perhatikan respon anak selama dilakukan pijatan.
7. Ajak anak bercerita atau berbicara selama pemijatan
8. Hadirkan orangtua selama proses pemijatan untuk kenyamanan anak
9. Beritahu anak bila pijatan sudah selesai
10. Rapikan dan bersihkan anak dari sisa minyak yang digunakan
11. Periksa kembali tanda vital anak
12. Rencanakan waktu untuk terapi kembali
13. Catat semua hal terkait klien dan tindakan yang dilakukan

19
14. Ucapkan terima kasih atas kerjasam anak selama pemberian pijat dan beri reward
positif pada anak

Contoh gerakannya sebagai berikut

2.2.2 Pijat bayi kurang bulan (Premature)

Pengertian pijat bayi premature yaitu stimulasi yang dapat diberikan kepada bayi
prematur yaitu pijat bayi. Pijat bayi sebagai salah satu bentuk bahasa sentuhan yang
memiliki efek positif untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Riksani, 2012).

Manfaat pijat bayi premature melancarkan peredaran darah serta meningkatkan


hormon katekolamin (epinefrin dan neropinefrin) yang akan memicu stimulasi tumbuh
kembang yang mana memiliki manfaat untuk meningkatkan nafsu makan,
meningkatkan berat badan dan merangsang perkembangan struktur maupun fungsi
otak.

Persiapan alat dan bahan untuk pijat bayi

a. Ruangan hangat dan tidak berangin

20
b. Sediakan waktu yang cukup
c. Usahakan pada posisi yang nyaman dan santai (untuk ibu dan bayi)
d. Alas yang rata dan lembut e. Sediakan handuk, baju ganti, dan lotion/ baby oil
e. Kuku pendek dan tidak memakai perhiasan di jari tangan
f. Tangan bersih, cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemijatan
g. Bila bayi masih di rumah sakit, pemijatan dilakukan didalam inkubator atau
dibawah penghangat khusus (infant warmer)

Stimulasi pijat pada bayi kurang bulan dilakukan jika bayi dalam kondisi stabil dan
lamanya 15 menit. Pemijatan dilakukan dalam 3 rangkaian rangsangan yaitu

1. Rangsangan taktil (raba)


o Bayi dalam posisi ditengkurapkan
o Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2x5 detik
o Tiap gerakan diulanag 6 kali

Dikerjakan selama 5 menit

1) PIijatan kepala

a. Letakkan telapak tangan pada dahi.


b. Usap dari dahi dengan telapak tangan (tidak dengan ujung jari) sampai
pangkal leher dan kembali ke dahi secara perlahan.
2) Pijatan bahu

21
Dengan menggunakan 2-3 bagian jari tangan kanan dan kiri secara bersamaan.
Lakukan gerakan menyilang pada tengkuk dan turun ke siku kemudian masing-
masing menuju kearah sebaliknya bersilangan di tengkuk.
3) Pijatan punggung

Dengan menggunakan bantalan jari-jari dari kedua tangan secara bersama pijat
secara perlahan kedua sisi tulang belakang dari leher ke pinggang dan kembali ke
leher. Pastikan tidak melakukan penekanan pada tulang belakang.

4) Pijatan kaki belakang

Dengan menggunakan bantalan jari dari tiap tangan, pijat bagian belakang kedua
kaki pada saat bersamaan dari pangkal paha ke pergelangan kaki dan kembali ke
pangkal paha.
5) Pijatan lengan

Pijat bagian belakang kedua lengan pada saat yang bersamaan, mulai dari bahu
kemudian turun ke pergelangan tangan kembali ke bahu.

22
2. Rangsangan kinestetik (gerak)
o Bayi dalam posisi ditelentangkan
o Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2x5 detik
o Tiap gerakan diulang 6 kali

Dikerjakan selama 5 menit

1. Menggerakan siku

a. Letakkan tangan kita di pangkal lengan untuk menahan.


b. Dengan menggunakan tangan yang satunya secara lembut menggerakkan
lengan bawah kearah bahu secara perlahan kemudian diluruskan kembali.
Lakukan hal yang sama pada lengan yang satunya.

2. Pijatan telapak tangan

a. Letakkan tangan di pergelangan tangan bayi.


b. Menggerakkan dan memijat telapak tangan bayi dengan lembut kearah
jari. Akhiri pijatan telapak tangan dengan menarik lembut setiap jari
tangan bayi.
3. Menggerkan lutut

23
a. Memegang tungkai bawah bayi.
b. Menggerakkan sendi lutut secara lembut kearah perut kembali keposisi.
4. Menggerakan sendi pinggul

a. Memegang kedua pergelangan kaki.


b. Menggerakkan paha kearah perut dengan mendorong perlahan kemudian
mengembalikan ke posisi lurus.
5. Pijat telapak kaki

a. Letakkan tangan di pergelangan kaki.


b. Menggerakkan dan memijat telapak kaki bayi dengan lembut.

3. Rangsangan taktil (raba)

Lakukan gerakan rangsangan taktik sama seperti sebelumnya

24
2.2.3 Pijat bayi sakit perut (kolik) dan masuk angin

a. Pijat bayi sakit perut (Kolik)

Melunakkan Perut

a) Baringkan bayi Anda


Pijat menggunakan kedua tangan secara bergantian pada bagian kanan
perutnya, mulai dari pinggul dan rusuk bagian bawah secara melintang
hingga di bawah pusar. Lanjutkan selama 2- 3 menit dan ulangi dengan
bagian kiri perutnya.

b) Tangkupkan tangan Anda membentuk mangkok dan posisikan horisontal


melintang di perut bayi. Tekan perlahan dari satu sisi ke sisi yang lain.
Jangan tekan ke bawah karena bayi Anda akan menolak atau justru menjadi
tegang. Lakukan dengan hati-hati dan menyenangkan hingga perutnya
melunak. Lanjutkan sekitar 20 detik.

25
c) Dengan tangan yang rileks dan membentuk mangkok, pijat perut dan
gerakkan melingkar searah jarum jam dari kiri ke kanan Anda. Ulangi 4-5
kali.

b. Pijat bayi masuk angin


1. Gerakan pedal Sepeda  

Letakkan kedua tangan diatas perut sejajar secara vertikal. Tangan kanan
dibagian atas perut dan tangan kiri pada bagian bawah perut. Gerakkan tangan
kanan ke bawah menggantikan posisin tangan kiri dan tangan kiri bergerak
keatas menggantikan posisi tangan kanan. Demikian seterusnya hingga gerakan
ini seperti mengayuh sepeda. Gerakan ini dapat parents ulang 6-12 kali.

2. Gerakan I Love You

26
a) ”I” pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf ”I”
b) ”LOVE”, pijatlah perut bayi membentuk huruf ”L” terbalik, mulai dari
kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah
c) ”YOU”, pijatlah perut bayi membentuk huruf ”U” terbalik, mulai dari
kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah,
& berakhir di perut kiri bawah

3. Gerakan peregangan lembut

Tekankan kedua lutut kearah perut dengan lembut, pertahankan selama 15-
20 detik kemudian, luruskan Kembali
4. Gerakan matahari bulan

Buat gerakan yang membentuk gerakan matahari dan bulan sabit. Buat


lingkran searah jarum jam dengan  jari tangan kiri mulai dari perut sebelah
kanan bawah daerah usus buntu keatas, kemudian kembali ke daerah kanan
bawah (seolah membentuk gambar matahari) beberapa kali.\Gunakan tangan

27
kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan
bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi ( seolah membentuk gambar
bulan ). Lakukan kedua gerakan  ini secara bersamaan. Tangan kiri
membentuk bulatan penuh (matahari), sedangakn tangan kanan akan
membuat gerakan setengah lingkaran (bulan). Gerakan ini dapat diulang 6-12
kali.

5. Gerakan gelembung atau jari-jari berjalan

a) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan
b) Gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri
guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara

6. Ulangi Gerakan peregangan lembut

Tekankan kedua lutut kerah perut dengan lembut ,pertahankan selama 15-20
detik. Kemudian ,luruskan kembali. Gerakan –gerakan pijat untuk mengatasi
Kembung dan Kolik ini dapat parents lakukan sebanyak  2 kali sehari selama
1-2 minggu . Dengan pemijatan  yang tepat dan teratur, maka keluhan-
keluhan tersebut dapat teratasi dengan baik.

2.2.4 Pijat Bayi Kontipasi

Konstipasi adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan sulit atau


menurunnya frekuensi buang air besar, frekuensi kurang dari 3 kali dalam seminggu.
Konstipasi dapat terjadi karena perubahan diet, pengobatan, operasi abdominal atau
stress emosi akut.

28
Buang air besar terjadi saat tekanan rektum mencapat 55 mmHg yang
mengakibatkan melemasnya sfingter ani internus dan eksternus sehingga feses
terdorong keluar. Gerakan peristaltik pada kolon sigmoid dan distensi dinding rektum
menstimulasi kontraksi otot di rektum sehingga meningkatkan tekanan rectal dan
menstimulasi relaksasi sfingter internal dan eksternal. Otot dinding abdomen,
normalnya berkontraksi secara volunter untuk meningkatkan tekanan intra abdominal
selama gerakan usus besar, juga meningkatkan buang air besar dengan tekanan feses
ke dalam dan ke bawah. Pada satu kasus, tekanan sedang dari tangan pada bagian
bawah abdomen pasien menimbulkan gelombang bermakna dari kontraksi otot rektal
selama 10 detik.

Pijat merupakan suatu gerakan manipulasi jaringan lunak di area seluruh tubuh
untuk memberikan kenyamanan kesehatan, seperti relaksasi, peningkatan kualitas
tidur, menurunkan kecemasan, atau manfaat pada bagian fisik tertentu seperti nyeri
otot.

Pijat dapat memakan waktu sekitar 15-90 menit tergantung dari kondisi individu
tersebut. Pijat pada anak memiliki efek yang positif terhadap tumbuh kembang anak.
Beberapa manfaat pijat anak diantaranya: membantu meningkatkan sistem imunitas,
merilekskan tubuh anak sehingga dapat membuatnya tetap tenang meski dalam kondisi
stres, mengatasi kesulitan tidur, meningkatkan proses tumbuh kembang anak,
menumbuhkan perasaan positif pada anak, mencegah timbulnya gangguan pencernaan,
melancarkan buang air besar, meningkatkan kesigapan anak dan koordinasi otot,
meningkatkan kerja sistem pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah perifer,
meningkatkan rangsangan dan konduksi impuls saraf, mengurangi rasa sakit, proses
pemijatan dapat mempengaruhi kerja jaringan tubuh dalam melebarkan pembuluh
darah kapiler sehingga meningkatkan aliran darah ke seluruh jaringan dan organ,
merangsang produksi hormon endorfin sebagai pereda rasa sakit sehingga
menimbulkan rasa nyaman, merelaksasikan otot-otot dan melenturkan persendian, dan
membantu menghilangkan sel-sel mati dan membuang racun-racun tubuh melalui
kulit.

29
Manfaat lain dari terapi pijat diantaranya: pijat tidak memiliki efek samping, pijat
dapat dilakukan oleh pasien sendiri karena pijat mudah dipelajari, dan biaya murah.

Mekanisme pijat abdomen terhadap konstipasi belum sepenuhnya dimengerti, tapi


kemungkinan akibat kombinasi dari stimulasi dan relaksasi. Tekanan langsung pada
dinding abdomen secara bergantian sesi tekan lepas pada traktus gastrointestinal,
distorsi ukuran lumen dan mengaktivasi reseptor peregang yang dapat memperkuat
refleks gastrokolik dan memicu kontraksi intestinal dan rektal. Pijat abdomen
dipikirkan dapat mendorong feses dengan peningkatan tekanan intra abdominal. Pada
beberapa kasus neurologi, pijat dapat memproduksi gelombang rektum yang
menstimulasi refleks somato-autonomik dan memberikan sensasi pada usus besar.

Pijat dapat menstimulasi gerakan peristaltik, menurunkan waktu transit kolon,


meningkatkan frekuensi buang air besar pada pasien konstipasi, dan menurunkan
perasaan tidak nyaman saat buang air besar. Laporan kasus menunjukkan bahwa pijat
efektif pada pasien dengan konstipasi kronik karena berbagai diagnosis kelainan
fisiologis dan pada pasien dengan konstipasi fungsional jangka panjang.

Terapi pijat dapat membantu mempercepat perbaikan konstipasi kronis


fungsional. Bayi yang dipijat jarang mengalami mulas, sembelit, dan diare. Dengan
pijat pada abdominal atau perut secara teratur terjadi perubahan pola makan. Pijat
umumnya menstimulasi metabolism seluler dan meningkatkan distribusi nutrisi ke sel
dan jaringan. Ketika nutrisi telah digunakan, tubuh mengenali kebutuhan nutrisi
dengan memicu nafsu makan. Pijat secara mekanik dapat mendorong sisa pencernaan
ke usus, tapi pijat juga memicu respon saraf para simpatik yang meningkatkan
aktivitas pencernaan sehingga rasa lapar dapat menjadi efek refleks dari pijat.

Terapi pijat tidak boleh dilakukan dalam kondisi seperti demam, menderita
penyakit kulit menular, menderita penyakit atau infeksi menular, dan gangguan
jantung seperti trombosis atau radang pembuluh darah. Selain itu tidak boleh memijat
varises, luka baru, luka memar, dan tulang sendi yang meradang atau bergeser.

2.2.5 Pijat bayi Cengeng (mudah marah / tantrum)

30
Tantrum adalah bentuk ekspresi kemarahan, seperti teriakan, pukulan dan
tendangan, berguling – guling di lantai, serta menahan napas untuk beberapa saat.
Tantrum merupakan salah satu perilaku normal dari tahapan perkembangan anak.
Sikap orang tua dalam menghadapi bayi tantrum ditentukan dari:

o Penyebab dari tantrum


o Bagaimana sikap anak terhadap tantrum yang mereka alami
o Kemampuan orang tua dalam berhadapan dengan situasi yang menekan
a. Tantrum Kecil

Tantrum kecil tidak berlangsung lama dan perasaan bayi pun tidak sepenuhnya
out of control. Bayi maupun balita mash belum tahu bagaimana cara
mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Mereka juga belum dapat berhadapan
dengan stress dan frustasi. Terkadang anak belajar dari pengalamannya bahwa
orang tua yang sibuk sering kali memberi apapun yang dia minta jika tetap teguh
dalam memperjuangkannya. Tantrum kecil seperti sikap manja anak ataupun
merengek dapat menjadi bibit dari sebuah tantrum besar.

Hal – hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam menghadapi anak yang
mengalami tantrum kecil :

1. Perhatikan tingkat pemikiran anak

Terkadang, hal “remeh” yang terjadi sebelum tantrim tersebut timbul,


sebenarnya ada di tumpukan paling atas dari kumpulan stress dan frustasi yang
telah dialami anak dalam kehidupannya. Sehingga, hal ini langsung menjadi
“pemantik” timbulnya tantrum.

2. Beberapa poin yang harus diperhatikan :


a) Apakah anak frustasi karena tidak diberi atau tidak diizinkan untuk
mendapatkan atau melakukan sesuatu?
b) Apakah dia hanya ingin diperhatikan, lelah, lapar, atau sedang senewen?
c) Apakah ada penyebab stres lain terhadapnya, seperti : kehadiran adik baru,
pertengkaran orang tua, atau orang tua yang sering marah – marah kepada
dirinya sendiri?

31
d) Apakah sebelumnya kita selalu memberi apapun yang dia minta?
e) Apakah terlalu banyak kata “tidak” dalam keseharian kita?

3. Jika hal – hal tersebut terjadi, cobalah untuk :


a) Luangkan waktu lebih banyak untuk si kecil
b) Beri dia kamar yang lebih luas untuk bergerak dan bereksplorasi
c) Ungkapkan hal – hal baik yang telah dilakukannya, dan pastikan dia tahu
bahwa kita memang benar – benar mengakui hal tersebut
b. Tantrum Besar

Perilaku ini dapat terjadi apabila perilaku anak dengan tantrum kecil tidak segera
ditangani. Ketika anak memasuki fase tantrum besar, perasaan anak akan tampak
menjadi lebih tidak terkendali dan kebanyakan orang tua akan merasa tidak tahu
bagaimana cara untuk mengalihkan perhatiannya.

Tips menghadapi anak dengan tantrum besar :

1. Untuk anak batita paling muda, hingga 2 tahun, tindakan selalu lebih berarti
daripada kata – kata. Memberikan alasan mungkin tidak berfungsi, tetapi
sebaiknya angkatlah ia dari depan video atau pindahkan sebuah tempat uang
aman seperti kursi dorong. Alihkan ia dari hal berbahaya disekitarnya dengan
biskuit. Orang tua juga dianjurkan untuk mendekapnya dengan erat ketika
tantrum sudah mulai mengancam.
2. Lakukan segala hal yang bisa menenangkan diri sendiri sebelum berkontak
langsung kembali dengan anak. Bernafaslah dalam – dalam, hitung sampai
sepuluh, dan beristirahatlah terlebih dahulu jika emosi diri sendiri belum stabil.
Usahakan agar anak tidak membuat diri sendiri menjadi kehilangan kendali.
3. Berbicaralah dengan tenang kepada anak dalam suara pelan dan
membiarkannya mengetahui bahwa anak tidak akan dihukum atau
ditinggalkan, terkadang sikap seperti ini dapat lebih mudah diterima oleh anak
atau setidaknya dapat mengurangi keributan yang terjadi.

32
4. Mendekap anak erat – erat, namun hal ini dapat berhasil terjadi jika orang tua
juga sudah dalam keadaan stabil (tenang).

Dalam bukunya yang berjudul Holding Time, Martha Welch memberikan


nasihat dalam menghadapi anak tantrum :

a) Membuat kontak mata langsung


b) Berbicara dengan tenang
c) Terus memeluk dengan erat
c. Tips Menghindari Tantrum

Tantrum dapat dihindari dengan memahami kebutuhan anak dan berusaha untuk
memenuhinya. Kebutuhan dasar dari seorang anak agar terhindar dari tantrum
diantaranya :

1. Cinta

Jika orang tua mampu mencintai anaknya tanpa syarat, anak akan tumbuh
menjadi lebih percaya diri dan berpikir positid tentang dirinya

2. Perhatian

Anak – anak akan selalu berjuang untuk mendapatkan banyak perhatian


positif

3. Pujian

Bukan sekadar terhadap prestasi, tetapi pujian juga dibutuhkan ketika anak
mencoba berbagai hal. Pujian khusus dengan memaparkan secara tepat
alasan pujian itu diberikan, hal ini akan berfungsi sangat baik pada anak.

4. Rasa hormat

Perlakukan anak dengan kesopanan yang sama dengan memperlakukan


orang dewasa.

5. Berbicara dan mendengar

33
Keduanya menjadi kunci utama untuk menghindari dan menangani anak
tantrum. Karena ketika orang tua menyampaikan pendapatnya pada anak,
anak juga berhak untuk didengar pendapatnya, sehingga keinginan anak
dapat tersampaikan dengan baik.

6. Kemandirian bertahap

Membantu anak untuk belajar mengerjakan berbagai hal mandiri akan


menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Hal ini juga dapat mendorong
anak untuk menghadapi dan mengambil rintangan baru jika sudah siap.

7. Konsistensi

Berikan ketegasan yang konsisten pada anak, jangan sampai anak


diperlakukan dengan keras terhadap suatu aturan, tetapi dibiarkan
kemudian. Hal seperti ini akan mengakibatkan anak menjadi bingung
dengan aturang yang digunakan oleh orang tuanya.

2.2.6 Pijat bayi Tumbuh gigi

Tumbuh gigi adalah salah satu proses yang ditunggu pada bayi berusia 6 bulan
sampai 1 tahun. Namun, proses ini kerap menyebabkan rasa sakit dan nyeri pada si
kecil sehingga membuatnya suka menggigit benda-benda di sekitarnya lalu rewel dan
menangis. Bahkan, ada juga bayi yang sampai mengalami gangguan tidur dan gejala
flu ketika tumbuh gigi.

Untuk membantu meredakan ketidaknyamanan tersebut pada si kecil, kita dapat


memberikan mainan dari bahan lunak untuk si kecil gigit-gigit, atau washlap yang
sudah didinginkan untuk ia kunyah-kunyah. Cara tersebut telah direkomendasikan
oleh American Academy of Pediatric Dentistry. Cara yang kedua adalah memijat gusi
si kecil menggunakan ujung jari kita. Memijat gusi dapat membantu mengatasi
tekanan dari gigi yang ada di bawah gusi sehingga mengurangi rasa sakit dan nyeri.

Namun, karena gusi si kecil masih sangat empuk dan sensitif, pastikan tangan ibu
sudah dicuci bersih dan pijat dengan pelan-pelan. Cara yang ketiga juga masih berupa
pijat, tapi pijat untuk seluruh tubuh si kecil. Lakukan Pijat Sehat yang meliputi wajah,

34
dada, lengan, kaki, dan punggung si kecil. Berikut ini cara memijat bayi untuk
membantu meredakan sakit karena tumbuh gigi :

a. Gunakan tangan ibu untuk mengangkat kepala si kecil sementara ujung jari
mengusap-usap bagian dahi dan memijat lembut area wajah sampai tengkuk.
b. Gunakan ujung jari tangan ibu, 2 atau 3 jari, untuk membuat pijatan-pijatan
kecil melingkar di atas dada berbentuk huruf I, tanda ‘love’, dan huruf U
terbalik.
c. Remas lembut dan tepuk-tepuk lengan si kecil. Remas juga pergelangan tangan
dan pijat telapak tangannya.
d. Pijat kaki si kecil, variasikan dengan gerakan menepuk-nepuk, meremas-remas
dan memutar lembut.
e. Telungkupkan si kecil lalu pijat punggung dan tekan lembut bokongnya dengan
gerakan melingkar.
f. Pemijatan pada bagian kaki dapat merangsang meridian energi yang langsung
terhubung ke mulut dan gigi sehingga membantu mengatasi nyeri dengan lebih
baik.

2.2.7 Pijat bayi dengan Flu/ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang menyerang


saluran pernapasan baik itu saluran pernapasan atas ataupun saluran pernapasan
bawah. Saluran pernapasan atas dimulai dari bagian lubang hidung, pita suara, laring,
sinus parasanal, sehingga telinga tengah, dan saluran pernapasan bawah terdiri dari
trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveoli (Saputri,I.W. 2016). ISPA yang terjadi pada
saluran pernapasan atas sering ditemui sebagai common cold, influenza, sinusitis,
tonsilitis, bahkan dapat meluas hingga menyebabkan otitis media. Sementara ISPA
yang menyerang saluran pernapasan bawah adalah bronchitis dan pneumonia
(Saputri,I.W. 2016). Penyakit ISPA pada balita dapat menimbulkan bermacam -
macam tanda dan gejala. Tanda dan gejala ISPA seperti batuk, kesulitan bernafas,
sakit tenggorokan, pilek, sakit telinga, dan demam (Rosana,E.N. 2016).

Gejala ISPA adalah sebagai berikut (Masriadi,2017) :

35
a. Gejala dari ISPA ringan:
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih
gejala-gejala sebagai berikut:
1. Batuk
2. Serak, yaitu anak bersuara perau pada waktu mengeluarkan suara (missal
pada waktu berbicara atau menangis).
3. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba.
b. Gejala dari ISPA Sedang
1. Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari
satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun
atau lebih. Cara menghitung pernapasan ialah dengan menghitung jumlah
tarikan nafas dalam satu menit dengan menggerakkan tangan.
2. Suhu lebih dari 39oC (diukur dengan termometer).
3. Tenggorokan berwarna merah.
4. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
5. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
6. Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).
7. Pernapasan berbunyi seperti menciut-ciut.
c. Gejala dari ISPA Berat
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala ISPA
ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut :
1. Bibir atau kulit membiru.
2. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar ) pada waktu bernapas.
3. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
4. Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.
5. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas.
6. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
7. Tenggorokan berwarna merah.

Baby massage adalah pemijatan yang dilakukan lebih mendekati usapanusapan


halus atau rangsangan raba (taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi

36
terhadap jaringan atau organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf
otot, dan sistem pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah (Roesli, 2012).
Manfaat fisik / klinis pijat bayi adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem imunitas (sel pembunuh


alami).
b. Mengubah gelombang otak secara positif.
c. Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan.
d. Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.
e. Meningkatkan kenaikan berat badan.
f. Mengurangi depresi dan ketegangan.
g. Meningkatkan kesiagaan.
h. Membuat tidur lelap.
i. Mengurangi rasa sakit.
j. Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut).
k. Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya (bonding).

37
2.2.8 Pijat bayi pada Berat badan kurang/menaikkan nafsu makan

Menurut Dr. Frederick Leboyar, sentuhan, elusan serta pijatan adalah makanan
bagi bayi. Makanan ini sama pentingnya dengan mineral, vitamin dan protein. Jadi
sentuhan itu sangat penting apalagi dalam masa golen age. Bayi sangat membutuhkan
kehangatan dari ibunya, hanya dengan sentuhan ibu bayi memiliki daya tahan tubuh
yang lebih kuat (Julianti, 2017). Beberapa dengan teknik pijatan yang lain, pijatan
pada bayi ini tidak sekedar memberi efek rileks dan membantu memperlancar
peredaran darah pada si kecil, tapi juga menjadi salah satu cara untuk memberi
stimulus pada perkembangan selruh indra bayi, meningkatkan berat badan dan
meningkatkan pertumbuhan (Prasetyono, 2017).

Pijat bayi dapat merangsang saraf nervus vagus dimana saraf ini bertaggung
jawab untuk menginervasi perut dan paru-paru dan meningkatkan fungsi sensorik dan
motorik lambung sehingga membuat lambung kosong lebih cepat dan membuat bayi
menjadi lapar sehingga meningkatkan konsumsi ASI. Dengan adanya peningkatan
konsumsi ASI maka penyerapan nutrisinya menjadi lebih baik dan dapat
meningkatkan berat badan. Pijat merupakan teknik yang paling tepat untuk bayi
karena tidak hanya meningkatkan nafsu makan, akan tetapi memperkuat ikatan anak
dan orang tua. Karena sentuhan adalah stimulasi yang dapat merangsang visual,
pendengaran, kinetik dan sentuhan pada si kecil. Cara pijat untuk menambah nafsu
makan bayi, orang tua dapat melakukan nya di rumah dengan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:

a. Cara pijat untuk menambah nafsu makan bayi dapat dimulai dengan mengusap
perut si kecil secara perlahan.
b. Selanjutkan tekan perut si buah hati dengan ibu jari kemudian lakukan gerakan
memutar, hal tersebut berfungsi untuk menyelaraskan fungsi usus.
c. Fokus pijat pindah dari perut ke area tangan dengan mulai menggosok tepi ibu jari
bayi dari arah kuku ke pergelangan tangan.
d. Kemudian lanjut hingga pangkal ibu jari si kecil dan tekan dengan gerakan
melingkar, hal tersebut juga berlaku hingga kelingking si buah hati.

38
e. Untuk membuat syaraf pencernaan rileks bisa dilakukan dari belakang yaitu
dengan menekan kedua sisi tulang punggung sang buah hati dari atas ke bawah.
f. Lanjut ke bagian kaki, orang tua dapat memijat titik kaki di bawah dan samping
luar tempurung lutut si kecil selama kurang lebih 1 menit, gerakan ini berfungsi
meningkatkan daya tahan tubuh serta melancarkan pencernaan si buah hati.
g. Turun ke kedua telapak kaki, orang tua dapat menggenggam dan menekannya
dengan ibu jari secara perlahan.
h. Cara pijat untuk menambah nafsu makan bayi yang terakhir adalah menyentuh
kepala dan perut si kecil secara bersamaan. Agar hasil yang diperoleh optimal
sebaiknya seluruh rangkaian cara pijat untuk menambah nafsu makan bayi
dilakukan secara rutin atau setiap hari.

2.2.9 Pijat Bayi Susah tidur

Pijat bayi dapat meningkatkan waktu atau jumlah tidur bayi, sehingga tidur bayi
terpenuhi sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi optimal. Bayi yang
memiliki tidur yang cukup sesuai usianya akan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan
dan perkembangannya, sedangkan bayi yang memiliki tidur yang kurang dari
kebutuhan tidurnya akan memiliki dampak yang negatif bagi bayi tersebut, seperti
dampak fisik yaitu seperti mengganggu sekresi hormon bayi yang banyak di produksi
saat tidur, dan bayi akan sering rewel.

Suatu penelitian menjelaskan bahwa, pijat bayi sangat bermanfaat bagi ibu bayi
karena bagi ibu bisa menambah ilmu agar bisa memijat bayinya sendiri dan dapat
memenuhi kebutuhan tidur bayinya setelah mengetahui waktu tidur yang baik sesuai
usia bayi. Selain itu, pijat bayi selain memberikan dampak positif terhadap bayi, pijat
bayi juga memberikan hasil yang positif antara ibu dan bayi karena sentuhan ibu
membuat bayi nyaman dan merasakan kasih saying ibu. Sesudah dilakukan pijat bayi
selain terjadi peningkatan kuantitas tidur, juga sangat bermanfaat bagi bayi karena
sentuhan dan pandangan kasih orang tua pada bayinya mengalirkan kekuatan jalinan
kasih antara ibu dan bayi. Sentuhan sangat penting bagi bayi karena dasar

39
perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta dan kasih secara timbal balik.
Bagi bayi sendiri akan lebih merasakan kasih sayang dari ibu.

Langkah langkah pemijatan bayi (Julianti, 2016)

a. Pijatan Kaki
1. Relaxation touch : Usapan dan goyangan halus disertai dengan kata-kata
lembut “rilekskan kakimu sayang”
2. Memerah susu india : Pegang pergelangan kaki di bagian atas mulai dari paha
hinngga pergelagan kaki secara bergantian
3. Memutar dan memeras : Memutar dan memeras kaki dengan kedua tangan
mulai dari pangkal paha sampai ujung kaki
4. Telapak kaki : Pijat telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari
arah tumit ke perbatasan jari kaki
5. Tekan titik telapak kaki : Tekan telapak kaki dengan kedua ibu jari mulai dari
bawah, tengah, atas, tengah dan kembali ke bawah.
6. Memilin jari : Mulailah memilin dengan tarikan lembut dengan ibu jari dan jari
telunjuk pada setiap ujung jari mulai dari ibu jari.
7. Punggung kaki : Gerakan mengurut dengan kedua ibu jari pada punggung kaki
dimulai dari jari kaki ke pergelangan kaki.
8. Gerakan lingkaran : Buatlah lingkaran-lingkaran dipergelangan kaki
9. Gerakan V : Dilakukan dari pergelangan kaki bawah menuju pangkal paha
secara bergantian membentuk huruf V
10. Gerakan menggulung : Gerakan menggulung dari pangkal paha kea rah bawah
11. Gerakan akhir : Tepukkan kedua telapak kaki bayi dan biarkan lututnya
tertekuk keluar.

40
b. Pijatan Perut
1. Relaxation Touch : Sentuhan lembut dan halus di perut bayi “usap perutnya ya
sayang”
2. Mengusap perut : Menusap perut bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
3. Mengusap perut dengan kaki diangkat : Angkat kaki dengan satu tangan,
kemudian tangan yang lain mengusap dari perut sampai kaki
4. Ibu jari kesamping : Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar perut
dan gerakkan kea rah samping kiri dan kanan
5. Matahari dan bulan
a) Matahari : Lingkaran penuh searah jarum jam
b) Bulan : Setengah lingkaran
c) Lakukan gerakan matahari dan bulan bersama-sama
6. I Love You

I : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari perut kiri atas bayi lurus ke bawah
seperti membentuk huruf I.

LOVE : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari kanan atas ke kiri atas perut
bayi, kemudian ke bawah membentuk huruf L terbalik.

YOU : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari kanan atas kemudian ke perut
kiri atas menuju bawah, membentuk huruf U terbalik.

41
c. Pijat Punggung
1. Relaxation Touch : Sentuhan lembut dan halus di punggung bayi
2. Maju mundur : Pijatlah punggung bayi dengan gerakan maju mundur dari
bawah leher sampai bokong
3. Usapan punggung : Tahan bokong dengan tangan kiri lalu tangan kanan
mengusap dari leher sampai bokong
4. Usapan punggung kaki diangkat : Tangan kiri memegang kaki bayi dan tangan
kanan mengusap dari punggung sampai tumit bayi
5. Gerakan Circle : Gerakan melingkar kecil-kecil menggunakan jari dari batas
tenguk sampai ke pantat dipunggung sebelah kiri dan kanan.
6. Gerakan menggaruk : Gerakan menggaruk dari pangkal leher ke arah bawah
sampai pantat bayi.
7. Gerakan akhir : Sedikit tangkupkan kedua tangan, lalu tepuk punggung dan
Pundak dari atas ke bawah. Semua orang suka tepukan di punggung begitu
juga bayi.

d. Pijat Dada
1. Relaxation Touch : Sentuhan lembut dan halus di dada bayi

42
2. Gerakan love : Letakkan ujung jari kedua tangan di tengah dada, lalu gerakkan
ke atas bahu lalu ke samping hingga ke bawah membentuk LOVE dan kembali
lagi ke ulu hati.
3. Gerakan kupu-kupu : Gerakan menyilang dimulai dengan tangan kanan
membuat Gerakan memijat, menyilang dari tengah dada kearah bahu kiri dan
kembali ke tengah dada.

2.3 YOGA FOR KIDS


2.3.1 Pengertian Yoga For Kids
Yoga atau meditasi menjadi salah satu cara alternatif yang saat ini digunakan
didunia barat dan Indonesia (Safari, 2012). Yoga memiliki manfaat untuk
meningkatkan kemampuan fisik, menurunkan stress, meningkatkan kemampuan
kognitif, sangat baik dalam menurunkan agresi, prilaku negatif, ketakutan, dan
perasaan tidak berdaya. Manfaat yoga pada anak diantaranya adalah menstimulasi
motorik kasar sehingga anak dapat memperoleh tumbuh kembang yang baik. Sesuai
yang diungkapkan oleh Asana atau gerakangerakan yoga memiliki manfaat bagi fisik
maupun psikis antara lain, dapat menguatkan fikiran atau konsentrasi, melatih disiplin
diri, memberikan efek rileksasi dan menguatkan tubuh (Khotijah et al., 2021)
Yoga kids merupakan terapi komplementer berupa seni olah tubuh dan pernafasan.
Selain itu, Yoga kids juga sebagai salah satu cara kontruksi dan kreatif untuk melatih
anak. Yoga tidak hanya bermanfaat untuk kesegarahan jasmani dan daya tahan tubuh,
tetapi juga bermanfaat untuk membantu tumbuh kembang anak. Yoga juga dapat
mempengaruhi keseimbangan mental, emosional, intelektual, dan fisik. Sehingga yoga
dapat dipelajari oleh anak-anak untuk membangun daya tahan tubuh dan kekuatan
tubuh, serta fleksibilitas dengan melatih kelenturan baik kepada anak-anak yang lemas
atau kaku (S et al., 2021)

2.3.2 Manfaat Yoga For Kids


Yoga anak adalah salah satu cara kontruksi dan kreatif untuk melatih anak
mengatur pola nafas dan aktifitas jasmani yang bisa memberikan banyak manfaat
untuk pertumbuhan dan perkembangan, sebagai salah satu aktifitas yang

43
menyenangkan untuk anggota keluarga (Maladi, 2018). Febriani (2015), mengatakan
dari yoga kids dapat meningkatkan kemampuan fisik, dan kepribadian optimal,
meningkatkan konsentrasi sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Salah satu upaya untuk melakukan stimulasi pada anak agar tidak
terjadi ganguan pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan yoga kids.

2.3.3 Alat Yoga For Kids


Alat yang diperlukan untuk melakukan Yoga for Kids antara lain : (Wiguna, 2022)
a. Matras
b. Baju Olahraga
c. Speaker (pengeras suara)

2.3.4 Bahan Yoga For Kids


a. Matras
Selain ketebalan, bahan dasar matras juga perlu diperhatikan. Pastikan matras
berbahan yang mudah menyerap keringat, tidak licin, dan kuat, karena matras
cenderung lebih sering dipakai apabila berlatih yoga di rumah.
b. Pakaian olahraga
Lebih baik menggunakan pakaian yang berbahan elastis dan lentur yang akan
memudahkan melakukan berbagai gerakan atau pose yoga.
c. Iringan musik relaksasi
d. Lingkungan yang kondusif
e. Handuk kecil
Peralatan yoga yang juga tak kalah penting adalah handuk dengan bahan
yang mudah menyerap keringat. Handuk tangan yang berukuran kecil ideal untuk
menyeka keringat dari wajah. Selain itu benda ini juga bisa berfungsi sebagai
bantalan lutut saat melakukan pose yoga tertentu

2.3.5 Langkah-Langkah Yoga For Kids


a. Praṇamāsana (Sikap Berdoa)
Berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka seperti saat kaki membentuk
istirahat ditempat kurang lebih dibuka 20 CM. Kedua telapak tangan diarahkan

44
bersamaan kedepan dada. Lemaskan seluruh tubuh. Pandangan lurus ke depan dan
bernafas secara perlahan (Wirawan, 2018).
Manfaatnya: Melatih peserta untuk fokus berkonsentrasi dan ketenangan
dalam persiapan untuk melakukan latihan dengan menikmati udara segar
disekitar. Pada gerakan ini anak dikondisikan untuk berkonsetrasi, sehingga fokus
untuk mengikuti kegiatan yoga dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan oleh
tim pengabdian atau fasilitator. Gerakan ini melatih motorik halus dan motorik
kasar anak usia dini dalam berdiri tegak dan mempertahankan keseimbanagan
serta gerakan tangan didepan dada.

b. Kedua Hasta Uttanāsana (Sikap Lengan Terangkat)

Angkat kedua tangan diatas kepala. Kedua tangan direnggangkan


sepanjangpanjangnya, kedua telapak tangan bisa disatukan atau dihadapkan
keatas (Tripathi & Bharadwaj, 2013). Tekuk kepala ke belakang, pandangan
sejauh mungkin ke belakang. Pinggul sedikit diangkat keatas. Dan tarik nafas
ketika mengangkat tangan keatas. Tahan nafas saat pandangan kebelakang dan
buang nafas saat mengakhiri gerakan ini.

Manfaat: Merenggangkan isi rongga perut, menghilangkan kelebihan lemak, dan


memperbaiki sistem metabolisme tubuh atau pencernaan. Melatih otot-otot lengan
dan bahu, menyelaraskan urat-urat syaraf, tulang belakang, dan membuka seluruh
bilik paru-paru (Sarasvatī, 2002). Poin observasi atau indikator yang dapat
diamati adalah badan bergoyang, kaki bergeser, postur dan mimik wajah bergerak
secara perlahan kaitannya dengan fisik dan motorik anak ialah terjadi stimulus

45
saat merentangkan tangan keatas melaih otot tangan dan leher guna memperkuat
sistem syaraf dan motorik anak usia dini.

c. Ketiga Pādahastāsana (Sikap tangan sampai kaki)


Membungkuk ke depan sampai jari-jari tangan menyentuh tanah di depan
kedua kaki. Jika memungkinkan untuk mencium lutut. posisi lutut tetap lurus
tanpa ada tekukan, dan konsentrasikan pandangan pada lutut. menhembuskan
nafas selama membungkuk kedepan. Manfaat: Dapat menghilangkan atau
mencegah sakit perut. Mengurangi kelebihan lemak pada daerah perut,
memperbaiki metabolisme atau pencernaan, melancarkan peredaran darah ke
kepala. Membuat tulang belakang menjadi rileks (Dewi, 2019). Poin observasi
ada pada lengan bergerak dari axial tubuh searah gerakan kepala serta gangguan
keseimbangan yang menstimulasi penumbuhkemabangan motorik halus anak usia
dini.

d. Keempat Aṡva Sancalanāsana (Sikap menunggang kuda)

Meletakan kedua tangan pada kedua sisi kaki yang sejajar, tekuk lutut kaki
kanan dan melempar kaki yang kiri ke belakang. Jari kaki dan lutut kaki kiri
menyentuh lantai, jari kaki kiri ditekuk. Panggul didorong ke depan,
lengkungkantulang belakang dan menengadah keatas. Tubuh dalam posisi
seimbang. Nafas: Tarik nafas ketika melemparkan kaki kiri ke belakang dan
kepala mendongak keatas. Manfaat: Terjadi pijatan organ-organ perut dan
memperbaiki fungsi. Otot kaki diperkuat. Keseimbangan urat dan syaraf akan
tercapai (Saraswatī, 2005). Poin observasi atau indikator yang dapat diamati
adalah badan bergerak gemetar, badan bertumpu di telapak tangan, gerakan
koordinatif antara kaki dan tangan, keseimbangan yang baik. Sangat baik bagi
pengembangan motorik halus dan kasar anak usia dini.

e. Kelima Parvatāsana (Sikap gunung)

Kaki kanan dan kaki kiri sejajar dibelakang. Perlahan angkat pinggul
keatas serta rendahkan posisi kepala dan letakkan kedua lengan yang sejajar,
sehingga tubuh membentuk segitiga di lantai. Letakkan tumit di lantai pandangan
mengarah ke lutut lehernya didorong kedalam. Nafas dihembuskan pada waktu
meluruskan kaki dan saat membungkukan tubuh.

46
Manfaat: Menguatkan urat syaraf dan otot-otot kedua lengan dan kaki.
Melenturkan tulang belakang. Menyelaraskan urat syaraf tulang belakang dan
melancarkan peredaran darah serta meningkatkan konsentrasi (Saraswatī, 2005).
Poin observasi yang dapat diamati adalah badan bergetar, badan bertumpu pada
kedua telapak tangan, serta kedua telapak kaki menjaga keseimbangan sehingga
motorik anak usia dini bisa berkembang.

f. Keenam Astāngga Namaskāra (Pemberi hormat kepada delapan anggota badan)

Tekuk lutut dan jari kaki kelantai, letakkan dada dan dagu kelantai,
pertahankan agar pinggul condong keatas. Kedua tangan, dagu, dada, lutut dan
jari kaki menyentuh lantai serta tulang belakang dilengkungkan. Nafas tetap
dalam penghembusan seperti parvatāsana hanya pada tahap ini penarikan nafas
dan penghembusan nafas berubah perlahan.

Manfaat: Menguatkan otot kaki dan lengan serta memperkuat otot di dada
beserta dengan otot perut (Sarasvatī, 2002) Poin observasi yang dapat diamati
adalah badan bertumpu pada telapak tangan, serta lutut, keseimbangan dalam
mengontrol motorik anak usia dini.

g. Bhujaṅgāsana (Sikap ular kobra)

Turunkan posisi pinggul dan mendorong dada kedepan sampai keatas


dengan bertumpu pada kedua lengan, sampai tulang belakang melengkung kedua
kaki dibelakang meluruskan jari kaki. Badan dan dada kedepan dan kepala
didongakkan keatas. Kaki dan perut bagian bawah tetap menyentuh lantai dan
lengan menyangga tubuh. Tarik nafas ketika mendongakkan kepala keatas dan
membuka rongga dada ketika melengkungkan tulang belakang (Deorari et al.,
2016).

47
Manfaat: Otot perut ditekan, membantu menekan darah yang berhenti dari
organ-organ perut dan mendorong aliran darah segar. Sikap ini sangat bermanfaat
bagi semua penyakit yang ada diperut, termasuk ketidak mampuan mencerna dan
sembelit. Melengkungkan punggung melatih tulang belakang, membuat otot-otot
lemas dan meningkatkan konsentrasi. Poin observasi yang dapat diamati adalah
badan bertumpu pada telapak tangan membuat motoric kasar semakin kuat dan
masa otot berkembang.

h. Parvatāsana (Sikap gunung)

Posisi ini mengulang posisi nomor 5. Perhatikan agar lengan dan lutut
lurus. Sementara menggunakan bahu sebagai titik putar, angkat pinggul dan
turunkan kepala lipat lehernya, pandangan keujung jari kaki (Muliartini, 2020).
Poin observasi yang dapat diamati adalah badan bergetar, badan bertumpu pada
kedua telapak tangan, serta kedua telapak kaki menjaga keseimbangan sehingga
motorik anak usia dini bisa berkembang.

i. Aṡva Sancalanāsana (Sikap menunggang kuda)

Posisi ini mengulang posisi nomor 4 namun kakinya bergiliran. Meletakan


kedua tangan pada kedua sisi kaki yang sejajar, tekuk lutut kaki kiri dan
melempar kaki yang kanan ke belakang. Lengkungkan tulang belakang dan
pandang sejauh mungkin ke belakang (Harliana, 2019) Poin observasi atau
indikator yang dapat diamati adalah badan bergerak gemetar, badan bertumpu di
telapak tangan, gerakan koordinatif antara kaki dan tangan menjaga
keseimbangan yang baik untuk melatih motorik kasar dan motorik halus anak usia
dini.

j. Pādahastāsana (Sikap tangan sampai kaki)

Posisi ini mengulang posisi nomor 3. Membungkuk ke depan sampai jari-


jari tangan menyentuh tanah di depan kedua kaki. Jika memungkinkan untuk
mencium lutut. posisi lutut tetap lurus tanpa ada tekukan, dan konsentrasikan
pandangan pada lutut. menhembuskan nafas selama membungkuk kedepan. Poin
observasi ada pada lengan bergerak dari axial tubuh searah gerakan kepala serta
gangguan keseimbangan yang menstimulasi penumbuhkemabangan motorik anak
usia dini (Werdi Purniasih & Suyanta, 2019).

k. Hasta Uttanāsana (Sikap kedua lengan terangkat)

Posisi ini mengulang posisi nomor 2. Angkat kedua tangan diatas kepala.
Kedua tangan direnggangkan sepanjang-panjangnya, kedua telapak tangan bisa
disatukan atau dihadapkan keatas. Tekuk kepala ke belakang, pandangan sejauh
mungkin ke belakang. Pinggul sedikit diangkat keatas (Perbowosari, 2018). Dan

48
tarik nafas ketika mengangkat tangan keatas. Poin observasi atau indikator yang
dapat diamati adalah badan bergoyang, kaki bergeser, postur dan mimik wajah
bergerak secara perlahan kaitannya dengan fisik dan motorik anak ialah terjadi
stimulus saat merentangkan tangan keatas melaih otot tangan dan leher guna
memperkuat sistem motorik anak usia dini.

l. Praṇamāsana (Sikap berdoa)

Posisi ini mengulang posisi nomor 1. Turunkan kedua tanggan dan


cakupkan kedua tangan di depan dada sikap sempurna dan nafas perlahan
(Sarasvatī, 2002) Dari kedua belas gerakan yang dipaparkan diatas memang
sangat berpengaruh untuk menstimulasi motorik anak seperti motorik kasar dan
motorik halus akan dilatih untuk bergerak dan lentur dan mengurangi ketegangan
otot pada anak usia dini dalam menjalani kegiatan sehati-hari dalam pelatihan
yoga agar manfaatnya didapatkan secara optimal perlunya disiplin dalam
melaksanakan latihan.

DAFTAR PUSTAKA
Akib, H., & Merina, N. D. (2018). The Influence of Baby Massage on Baby Sleep Quantity in
Bedadung Village, Sumbersari Subdistrict Jember District. Jurnal Kesehatan dr. Soebandi, 6(1).

Carolin Bunga Tiara, Syamsiah Siti, Khasri Mita Mauliah. “PIJAT BAYI DAPAT
MENINGKATKAN BERAT BADAN BAYI”. JURNAL KEBIDANAN Vol 6, No 3, Juli
2020:383-387

Hanik Lutfiyah 2019, Modul Stimulasi Pijat Bayi dan Balita, Surabaya, Adi Buana University
Press

Hayes, Eileen. 2003.Tantrums.Jakarta: Erlangga.

Irwanto.Henri wicaksono.Aini Aierafa.Sunny Mariana Simosir.2019.A-Z Sydrom Down. t


Penerbitan Universitas Airlangga (AUP) (OC 283/06.19/AUP-B2E). Mulyorejo Surabaya
Kadim M, Endyarni B. Manfaat Terapi Pijat pada Konstipasi Kronis Anak. Sari Pediatri. 2011; 12(5): 342-6.

49
Kemenkes RI. 2010. Pelayanan Kesehatan Neonatus Essensal.
Khotijah, A. N., Windayanti, H., Nurviana, A., Sari, D. M., & Safitri, M. D. (2021). Penerapan
Yoga Anak untuk Anak Pra Sekolah. 1–7.
LUH EMI RISKA, Y. U. N. I. A. S. T. R. I. (2021). Literature Review Pengaruh Pemberian
Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi (Doctoral dissertation, JURUSAN
KEBIDANAN 2021).

Mardiana, L., & Martini, D. eko. (2014). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi
Usia 3-6 Bulan. Jurnal Penelitian Kesehatan, 02(Xviii), 109–115.

Modul Stimulasi Pijat Bayi & Balita/FIKes/Unipa Sby/2019.


Putri, & Astriana, D. (2016). Hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi. Jurnal Penelitian
Kesehatan, 1, 67–75.\

Riksani, Ria. 2012. Cara Mudah Dan Aman Pijat Bayi. jakarta: Dunia Sehat.
Rochsitasari N, Santosa B, Puruhita N. Perbedaan Frekuensi Defekasi dan Konsistensi Tinja Bayi Sehat
Usia 0-4 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif, Non Eksklusif, dan Susu Formula. Sari Pediatri. 2011; 13(3):
191-9

S, E. N., Christiani, N., Putri, S., Febrianti, F., & Elka, W. (2021). Yoga Kids Salah Satu Upaya
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak Usia 5-10 Tahun Dimasa Pandemi C-19. 180–190.
Sri Idariani, N. K. (2019). Gambaran Sanitasi Rumah Penderita ISPA pada Balita di Desa Mas
Kecamatan Ubud KABUPATEN Gianyar Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Politeknik
Kesehatan Denpasar).

Sofiyanti, I., & Setyowati, H. (2021). Satu Bulan Penerapan Yoga Anak Meningkatkan Konsentrasi Belajar
Usia Prasekolah. Indonesian Journal of Midwifery (IJM), 4(2), 150-156.

Suranto A. 2011. Pijat Anak. Jakarta: Penebar Swadaya Grup.

Wiguna, I. B. A. A. (2022). Pelatihan Praktik Yoga Asana Untuk Meningkatkan Perkembangan


Fisik Dan Motorik Anak Usia Dini. Caraka: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2),
109–118.

https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/tumbuhkembang/index diakses pada tanggal 22 Juli 2022


pukul 18.00

https://www.haibunda.com/parenting/20180111125448-65-12120/pijatan-seperti-ini-bisa-bantu-
redakan-pilek-pada-anak diakses pada tanggal 22 Juli 2022 pukul 18.40

50
https://medi-call.id/blog/cara-pijat-untuk-menambah-nafsu-makan-bayi/ diakses pada tanggal 22
Juli 2022 pukul 19.30

51

Anda mungkin juga menyukai