Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH KEBUGARAN BAYI

“Menerapkan Pijat Bayi Dan Balita Untuk Perawatan Harian Dan Mengatasi Keluhan
Umum Dan Bayi Balita Dengan Kebutuhan Khusus”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kebugaran Bayi
Dosen Pengampu:
Catur Erty Suksesty, M.Keb, RYT

Disusun Oleh:
Kelompok 4 – 3B Kebidanan
Bunga Tiara Rediyana P17124020047
Inka Masayu P17124020060
Jihan Salsabila Herlianto P17124020061
Laely Dwi Alviansyahrini P17124020063
Nevi Anggraeni P17124020068
Yaskyva Nurfaiza J P17124020079

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA I


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah Kebugaran Bayi mengenai
“Menerapkan Pijat bayi dan balita untuk perawatan harian dan mengatasi keluhan umum dan
bayi dan balita dengan kebutuhan khusus” dapat selesai pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebugaran Bayi yang bertujuan
agar pembaca dapat mengetahui “Menerapkan Pijat bayi dan balita untuk perawatan harian dan
mengatasi keluhan umum dan bayi dan balita dengan kebutuhan khusus”. Pada kesempatan ini
juga, penulis menyampaikan ucapakan terima kasih yang ditujukan kepada:
1. Allah SWT yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami
3. Nurul Lidya, SST, M.Kes selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Kebugaran
Bayi di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1
4. Catur Erty Suksesty, M.Keb, RYT selaku dosen pengampu mata kuliah Kebugaran
Bayi di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1
Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan,
karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu arahan, koreksi, dan saran
yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca.

Jakarta, 22 Juli 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.......................................................................................................1
1.4 Manfaat Makalah.....................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
2.1 Pijat Bayi Untuk Perawatan Harian....................................................................3
a. Perawatan Kebugaran Setelah Mandi......................................................................3
b. Perawatan Kebugaran Saat Tidur............................................................................4
c. Perawatan Kebugaran Saat Bermain.......................................................................6
2.2 Mengatasi Keluhan Umum Dan Bayi Berkebutuhan Khusus ..........................16
a. Pijat bayi berkebutuhan khusus...............................................................................16
b. Pijat bayi premature.................................................................................................17
c. Pijat bayi Sakit perut (kolik) dan masuk angin........................................................21
d. Pijat bayi Konstipasi................................................................................................24
e. Pijat bayi Cengeng (mudah marah / tantrum)..........................................................26
f. Pijat bayi Tumbuh gigi............................................................................................29
g. Pijat bayi dengan Flu/ISPA......................................................................................29
h. Pijat bayi pada Berat badan kurang/menaikkan nafsu makan.................................32
i. Pijat Bayi Susah tidur..............................................................................................33
2.3 Yoga For Kids........................................................................................................36
a. Pengertian Yoga for kids.........................................................................................36
b. Alat yoga kids..........................................................................................................36
c. Bahan yiga kids........................................................................................................36
d. Langkah praktik Yoga for kids................................................................................36
e. Manfaat Yoga for kids.............................................................................................36
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................42
2.1 Kesimpulan .............................................................................................................42
2.2 Saran........................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iv
LAMPIRAN.......................................................................................................................vi

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa tumbuh kembang bayi merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis
perkembangan seseorang yaitu usia 0-12 bulan. Dikatakan masa keemasan karena masa bayi
berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali. Dikatakan masa kritis karena masa
bayi sangat peka terhadap lingkungan dan membutuhkan asupan gizi serta stimulasi lingkungan
yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan (Korompis dan Pesik, 2018)
Kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat
unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak tersebut (Harlock,
2016).
Salah satu cara yang mudah dilaksanakan dalam upaya memperbaiki pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita adalah menyebarluaskan metode pemijatan. Pijat adalah
kombinasi pengetahuan anatomi tubuh dan seni perawatan kesehatan dan penyembuhan yang
dikenal sejak peradaban manusia muncul. Pijat bayi merupakan salah satu terapi sentuhan yang
dapat memenuhi kebutuhan fisik-biologis, emosi, dan stimulasi (Riksani, 2014).
Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan
ketegangan dan kerewelannya. Karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan
ototototnya sehingga ia menjadi tenang dan tertidur (Nestle, 2005). Pijat bayi merupakan salah
satu stimulasi yang dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan bayi
dan balita. Anak yang mendapat banyak stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak
yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi (Riksani, 2014).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
apakah terdapat pengaruh pijat bayi terhadap keluhan umum bayi dan balita dengan
kebutuhan kusus.
1.3 Tujuan Makalah
Untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap keluhan umum bayi dan balita dengan
kebutuhan kusus.
1.4 Manfaat Makalah
1. Bagi Penulis
Dapat mengetahui dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari makalah mata kuliah
Kebugaran Ibu.
2. Bagi Institusi
Sebagai tambahan sumber pengetahuan dan perbandingan pada Kebugaran Ibu di Poltekkes
Jakarta 1.

1
3. Bagi Mahasiswa Kebidanan
Dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang Menerapkan Pijat Bayi dan Balita
Untuk Perawatan Harian dan Mengatasi Keluhan Umum dan Bayi dan Balita Dengan Kebutuhan
Khusus, serta menerapkannya dalam lingkungan sekitar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PIJAT BAYI DAN BALITA UNTUK PERAWATAN HARIAN

a. Perawatan Kebugaran Setelah Mandi

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar bayi bersih, terasa
segar, dan mencegah kemungkinan terjadinya infeksi. Prinsip dalam memandikan bayi yang
harus diperhatikan adalah menjaga jangan sampai bayi kedinginan serta kemasukan air ke
hidung, mulut, atau telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2009).
Dalam memandikan bayi, sebagian besar ibu bayi menjawab bahwa mereka melakukan
pemijatan bayi walaupun metode masing-masing ibu berbeda. Ada yang melakukan pemijatan
sebelum memandikan, ada juga yang melakukan pemijatan saat memandikan atau setelah
memandikan.
Menurut Ardhilla (2012), manfaat pijat bayi adalah merangsang syaraf motorik,
memperbaiki pola tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan ketenangan emosional, selain
itu juga menyehatkan tubuh dan otot-ototnya. Bayi yang dipijat dengan baik dan teratur dapat
tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih baik.
Menurut Mathew T. Puspanjono (2011), pijatan yang dilakukan sebelum bayi mandi lalu
dilanjutkan dengan mandi akan membuat bayi merasa lebih segar serta nyaman. Kondisi ini akan
membuatnya lebih mudah makan dan tidur lebih nyenyak serta meningkatkan ikatan antara
orangtua dengan anak karena adanya kontak kulit (Bararah, 2011).
Dokter spesialis anak, Bernie Endiarini Medise mengatakan bahwa pijat bayi mesti
dilakukan pada waktu yang tepat dan tak perlu terlalu lama. Waktu paling tepat untuk pijat bayi
adalah sebelum mandi, sesudah mandi, dan sebelum tidur. Cukup lakukan pijat bayi selama
kurang lebih 15 menit sebanyak tiga kali sehari (Medise, 2017).
Pada bayi usia 0-1 bulan disarankan hanya diberi gerakan usapan halus dan sebelum tali
pusat lepas sebaiknya tidak dipijat didaerah perut. Bayi dengan usia 1 -3 bulan sudah dapat
diberikan gerakan pijat, namun pijatan halus dengan tekanan ringan. Setelah bayi berusia 3 bulan
ke atas bayi sudah dapat diberikan pijat bayi dengan tekanan yang lebih (Roesli, 2010).

3
Menurut Roesli (2010) ada hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan,
seperti :
a) Bayi tidak baru saja selesai makan ataupun dalam kondisi lapar
b) Tangan pemijat bersih, tidak berkuku panjang dan tidak menggunakn perhiasan
c) Ruang untuk saat melakukan pemijatan tidaklah harus khusus cukup diupayakan ruangan
hangat tidak terlalu dingin dan sirkulasi udara berjalan dengan lancar
d) Siapkan waktu kurang lebih 15 menit untuk orang tua ataupun pengasuh bayi untuk
memberikan pijatan pada bayi. Orang tua ataupun pengasuh harus dalam kondisi yang sehat
dan nyaman tidak dalam kondisi yang stres ketika melakukan pemijatan, karena akan
berdampak juga pada bayi yang diberikan pijatan
e) Baringkan bayi pada permukaan yang rata, lembut dan bersih
f) Siapkan handuk bayi, popok dan baju ganti, dan minyak bayi (baby oil atau lotion)
g) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan
kepala bayi sambil mengajaknya bicara Akhiri dengan peregangan. Kemudian pemijatan
bisa dimulai
b. Perawatan Kebugaran Saat Tidur
Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat
berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri atas
hygiene, nutrisi, tidur, kenyamanan, oksigenasi, dan eliminasi, kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan dasar yang paling penting dan esensial, karena ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi
maka manusia tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter &
Perry, 2010).
Tidur adalah salah satu kebutuhan bayi atau anak yang sama pentingnya dengan kebutuhan
utama lainnya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tidur bayi adalah dengan Massage
(sentuhan). Sentuhan pada kulit akan merangsang peredaran darah dan akan menambah energi
gelombang oksigen yang lebih banyak dikirim ke otak sehingga memacu system sirkulasi dan
respirasi menjadi lebih baik. Rasa nyaman dan rileks akibat massage akan meningkatkan kualitas
tidur. Selain itu dapat meningkatkan produksi Asi, meningkatkan berat badan, meningkatkan
daya tahan tubuh, pada bayi 0-6 bulan.

4
Tidur dengan kualitas dan kuantitas yang baik akan banyak membantu perkembangan bayi.
Biasanya anak-anak dengan usia yang sama akan mempunyai rentang waktu tidur yang kurang
lebih sama (Handjani, 2010).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada bayi baik dalam diri ataupun dari
luar bayi itu sendiri di antaranya faktor : lingkungan, nutrisi, kondisi fisik, dan penyakit. Jika
faktor-faktor ini tidak dapat ditangani sehingga membuat bayi kekurangan tidur yang akan
berdampak buruk terhadap bayi pada fisik, emosi, kognitif dan gerak, dan bahkan keluarga juga,
dimana akan menimbulkan stress dan depresi terhadap ibu bayi yang baru melahirkan (Heath dan
Bainbridge, 2006).
a) Fisiologis Metabolisme Pada Saat Tidur
Metabolisme tubuh menurun saat bayi tidur karena adanya penurunan aktivitas organ-organ
tubuh tersebut selama tidur. Akan tetapi pada periode tidur REM metabolisme meningkat
karena tidur REM merupakan tidur aktif. Tidur merupakan interaksi inti yang kompleks dari
multiple system neurotransmitter, dan system regulasi tidur dengan mekanisme lain, sebagai
contoh mekanisme yang mengatur temperature, pola pernapasan dan tekanan darah. Kira-
kira 2/3 kehidupan bayi baru lahir di gunakan untuk tidur. Seluruh kejadian selama tidur
merupakan refleksi dari aktivitas neuron tertentu di susunan saraf pusat, yang berubah secara
dramatis sesuai dengan perkembangan bayi. Oleh karena itu tidur sangat berhubungan
dengan perkembangan anak dan sekaligus merupakan jendela dari perkembangan otak anak
selanjutnya.
b) Massage Bayi 0 – 6 Bulan
Massage merupakan sentuhan yang diberikan pada jaringan lunak yang memberi banyak
manfaat bagi anak maupun orang tua. Massage adalah sentuhan dan tekanan yang akan
merangsang peredaran darah dan menambah energi. Massage merupakan kebutuhan yang
sama pentingnya pada bayi sebagaimana kebutuhan lain seperti makan dan minum.
Massage merupakan alat komunikasi untuk menjalin ikatan emosional antara orang tua dan
bayinya. Para orang tua kita telah melakukan pemijatan pada bayinya, dengan tujuan untuk
menjaga kesehatan, melemaskan otot, ataupun kalau bayinya demam, meskipun para orang
tua kita belum mengetahui dengan pasti manfaatnya, jadi bisa di katakan lebih kepada tradisi
atau kepercayaan.
Dalam pengembangan massage, ada beberapa cara atau metode yang di lakukan diantaranya :

5
1. Perahan Cara India.
Arah pijatan cara india ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah
utuk relaksasi atau melemaskan otot. Dengan gerakan tangan kanan dan kiri kebawah secara
bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi (Roseli, 2001).
2. Perahan Cara Swedia.
Arah pijatan cara swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan. Pijatan ini berguna
untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru. Dengan gerakan tangan kanan dan kiri
tarapist secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak. Kemudian
lanjutkan dengan pijitan dengan pijitan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak (Subakti dan
Rizky, 2009).
3. Pijat Tradisional Cara Jawa.
Pemijat terhadap anak kecil, yakni bayi sampai dengan balita, disebut dadah. Istilah pijit
memang tidak terlalu tepat, karena pada bayi misalnya, sama sekali tidak boleh dipijat tetapi
hanya dipegang-pegang saja. Pemijatan harus selalu dilakukan dari bagian-bagian badan yang
letaknya berjauhan dari letak jantung. Misalnya, bagian ujung kaki dulu, atau ujung jari dulu.
Ada bagian-bagian tubuh bayi yang harus di perlakukan dengan ekstra hati-hati. Bagian-bagian
itu kepala, terutama disekitar ubun-ubunnya. Sepanjang tulang belakang juga tergolong bagian
yang rawan. Dan yang terakhir daerah dada (Roseli, 2001).
4. Pijat cina.
Pijat adalah tentang sentuhan. Kita ketahui bahwa energi seorang anak mudah di capai, dan
pijat yang di lakukan tidak membutuhkan tekanan kuat agar efektif. Dengan menggunakan
teknik gerakkan yaitu:
a) Teknik tekan, teknik ini melibatkan penggunaan tekanan ringan dan diam pada titik tertentu.
Dengan menggunakan ibu jari, jari tengah atau telapak tangan untuk menekan titik.
b) Teknik dorong, menggunakan jari-jari tunggal atau kombinasi ibu jari, telunjuk dan jari
tengah dan sisi telapak tangan untuk mendorong dengan kuat pada arah yang berhubungan
dengan titik. Teknik ini harus ringan dan cepat dan bergerak kearah membentuk garis
sepanjang titik atau meridian.
c. Perawatan Kebugaran Saat Bermain
1. Pengertian Stimulasi dan Bermain

6
Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak
(Soetjiningsih, 1995). Anak yang lebih banyak mendapat stimulasi cenderung lebih cepat
berkembang. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat (reinforcement). Dengan memberikan
stimulasi yang berulang dan terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak, berarti telah
memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut Moersintowarti (2002), stimulasi adalah perangsangan dan latihan-latihan terhadap
kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan diluar anak. Stimulasi ini dapat dilakukan oleh
orang tuanya, anggota keluarga atau orang dewasa lain di sekitar anak. Orang tua hendaknya
menyadari pentingnya memberikan stimulasi bagi perkembangan anak. Berdasarkan pedoman
pelaksanaan SIDTK (2005) stimulasi adalah kegiatan merang- sang kemampuan dasar anak usia
0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.
Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah. Dengan mengasah
kemampuan anak secara terus menerus, akan semakin meningkatkan kemampuan anak. Untuk
memberikan stimulasi, dapat dilakukan dengan latihan dan bermain. Anak yang mendapatkan
stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurang mendapat stimulasi.
Aktivitas bermain tidak selalu menggunakan alat-alat permainan, meskipun alat permainan
penting untuk merangsang perkembangan anak.
Membelai, bercanda, petak umpet dan sejenisnya yang dilakukan oleh orang tua, mer- upakan
aktivitas bermain yang menyenangkan bagi bayi dan balita serta memberikan kontribusi yang
penting bagi perkembangan anak. Meskipun tidak menghasilkan komoditas tertentu misalnya
keuntungan financial (uang), orang tua harus memahami bahwa dunia anak adalah dunia
bermain.
Dengan bermain anak akan memperoleh stimulasi mental yang merupakan cikal bakal proses
belajar untuk pengembangan, kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral, etika, dan sebagainya. Selain itu anak bebas mengekspresikan perasaan
takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya, sehingga dengan memberikan kebebasan bermain,
orang tua tahu suasana hati anak.
Bermain pada anak dapat disamakan dengan bekerja pada orang dewasa karena sama-sama
melakukan suatu aktivitas. Misalnya dalam bermain, anak dapat peran sebagai orang tua dan
anak, akan ada pembagian tugas siapa yang memerankan ibu, bapak dan anak. Walaupun

7
stimulasi merupakan kebutuhan yang penting bagi anak, tetapi saudara harus tahu bahwa dalam
stimulasi ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan. Selanjutnya pelajari tentang prinsip-
prinsip dalam stimulasi tumbuh kembang berikut ini.

2. Prinsip – Prinsip Dalam Stimulasi Tumbuh Kembang


Pada dasarnya aktivitas bermain pada anak tidak hanya dengan alat permainan saja. Perhatian
dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya, seperti sentuhan, bercanda,
dan belaian, merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak, terutama pada tahun pertama
kehidupannya. Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak (2005) ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan agar
aktivitas bermain bisa merupakan stimulasi yang efektif bagi tumbuh kembang anak yaitu :
a) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dari orang-orang
terdekatnya. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan mengakrabkan hubungan
dan sekaligus mengetahui setiap kelainan yang dialami anaknya.
b) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-
orang didekatnya. Anak mudah sekali meniru apa yang dilakukan orang-orang
disekilingnya, karena belum tahu makna perilaku yang baik dan buruk.
c) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok usia anak. Saat bermain anak perlu teman, bisa
teman sebaya, saudara, atau orang tuanya. Namun saat-saat tertentu anak akan bermain
sendiri untuk menemukan kebutuhannya. Teman diperlukan untuk mengembangkan
sosialisasi anak dan membantu anak dalam memahami perbe- daan.
d) Lakukan aktivits bermain secara bervariasi, menyenangkan bagi anak, tanpa paksaan dan
tidak ada hukuman. Anak sehat memerlukan aktivitas bermain yang bervariasi, baik secara
aktif maupun pasif. Pada anak sakit, keinginan untuk bermain umum ya menurun karena
energi yang ada digunakan untuk mengatasi penyakitnya. Namun anak tetap perlu bermain
secara pasif, misalnya dengan nonton TV, mendengar musik, dan menggambar.
e) Lakukan stimulasi terhadap 4 aspek perkembangan anak secara bertahap dan berkelanjutan
yaitu stimulasi terhadap motorik kasar, matorik halus, bicara dan bahasa, mandiri dan
sosialisasi.
f) Gunakan alat bantu permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak serta
mempunyai unsur edukatif (alat permainan edukatif/APE). Alat permainan harus dis-

8
esuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak. Orang tua hendaknya mem- perhatikan
hal ini sehingga alat permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar.
g) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. Namun hendaknya anak
juga diperkenalkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan terutama dalam bentuk
fisiknya.
h) Selalu beri pujian, bila perlu beri hadiah atas keberhasilannya. Hal ini perlu diberikan untuk
menumbuhkan kepercayaan dirinya. Setelah saudara mempelajari tentang prinsip-prinsip
dalam stimulasi tumbuh kembang, selanjutnya pelajari tentang fungsi bermain pada anak
3. Fungsi Bermain
Pada Anak Telah disinggung bahwa dunia anak tidak bisa dipisahkan dengan dunia bermain.
Keduanya bersifat universal pada semua bangsa dan kultur. Diharapkan dengan bermain, anak
mendapatkan stimulasi yang cukup agar dapat berkembang secara optimal. Berkaitan dengan hal
tersebut, Wong (1995) menjelaskan bahwa bermain pada anak hendaknya mempunyai fungsi-
fungsi berikut.
a) Perkembangan sensori motor Aktivitas sensori motor merupakan bagian yang berkembang
paling dominan pada masa bayi. Perkembangan sensori motor ini didukung stimulasi visual,
stimulasi pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan) dan stimulasi kinetik. Stimulasi sensorik
yang diberikan oleh lingkungan anak akan direspons dengan memperlihatkan aktivitas-
aktivitas motoriknya.
b) Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting untuk tahap permulaan
perkembangan anak. Anak akan meningkatkan perhatiannya pada lingkungan sekitar melalui
penglihatannya misalnya dengan memberikan mainan berwarna-warni pada usia tiga bulan
pertama. Stimulasi pendengaran (stimulasi auditif) sangat pent- ing untuk perkembangan
bahasanya (verbal), terutama untuk tahun pertama kehidupannya. Adanya sentuhan
(stimulasi taktil) yang cukup pada anak berarti memberikan perhatian dan kasih sayang yang
diperlukan anak. Stimulasi semacam ini akan menimbulkan rasa aman dan percaya diri anak
sehingga akan lebih responsif dan berkembang. Stimulasi kinetik akan membantu anak
mengenal lingkungan yang berbeda.
c) Perkembangan kognitif (Intelektual). Anak belajar mengenal warna, bentuk/ukuran, tekstur
dari berbagai macam obyek, angka, dan benda. Anak belajar merangkai kata, berpikir
abstrak, dan memahami hubungan ruang seperti naik, turun, di bawah dan terbuka. Aktivitas

9
bermain juga dapat membantu perkembangan keterampilan dan mengenal dunia nyata atau
fan-tasi.
d) Sosialisasi Sejak awal masa anak, bayi telah menunjukkan ketertarikan dan kesenangan
terhadap orang lain, terutama terhadap ibu. Dengan bermain, anak akan mengembangkan
dan memperluas sosialisasi, belajar mengatasi persoalan yang timbul, mengenal nilai-nilai
moral dan etika, belajar hal yang salah dan benar, serta bertanggung jawab terhadap hal yang
diperbuatnya. Pada tahun pertama, anak hanya mengamati obyek di sekitarnya. Antara usia
2-3 tahun biasanya anak suka bermain peran seperti peran sebagai ayah, ibu, dan lain-lain.
Pada usia prasekolah, anak lebih banyak bergabung dengan kelompok sebayanya (peer
group) dan mempunyai teman favorit.
e) Kreativitas Tidak ada situasi yang lebih menguntungkan /menyenangkan untuk berkreasi
daripada bermain. Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba ide - idenya. Sekali anak
merasa puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda, ia akan memindahkan kreasinya
ke situasi yang lain. Namun demikian, jika terjadi perceraian, orang tua sibuk bekerja, atau
orang tua tunggal (single parent), dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk bermain se-
cara spontan dan perkembangan imaginasinya. Oleh karena itu untuk mengembangkan
kreasi anak diperlukan lingkungan yang mendukung.
f) Kesadaran Diri Dengan aktivitas bermain, anak akan menyadari dirinya berbeda dengan
yang lain, memahami dirinya sendiri. Anak belajar memahami kelemahan dan
kemampuannya dibanding anak yang lain. Anak juga mulai melepaskan diri dari orang
tuanya.
g) Nilai-nilai Moral Anak belajar perilaku yang benar dan salah dari lingkungan rumah maupun
sekolah. Interaksi dengan kelompoknya memberi makna untuk latihan moral mereka. Jika
masuk dalam suatu kelompok, anak harus taat terhadap aturan, misalnya kejujuran. Nilai
Terapeutik Bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan. Dengan bermain,
anak dapat mengekspresikan emosi dan ketidakpuasan atas situasi sosial serta rasa takutnya
yang tidak dapat diekspresikan di dunia nyata.
4. Alat Permainan Edukatif
Alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak sesuai usia dan tingkat perkembangannya yang berguna untuk
pengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif, dan sosial (Soetjiningsih, 1995). Pengem- bangan

10
aspek fisik dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang
pertumbuhan fisik anak, seperti belajar berjalan atau merangkak, naik turun tangga, dan
bersepeda. Pengembangan bahasa dilakukan dengan melatih bicara dan menggunakan kalimat
yang benar. Pengembangan aspek kognitif dilakukan dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk,
warna obyek, dan lain-lain, sedangkan pengembangan aspek sosial dilakukan dengan
berhubungan atau berinteraksi dengan orang tua, saudara, keluarga dan masyarakat.
Untuk memberikan stimulasi berbagai aspek perkembangan, diperlukan alat permainan yang
bervariasi. Permainan yang monoton membuat anak merasa bosan atau jenuh. Misalnya, saat
anak bermain pasir atau crayon perlu diselingi dengan aktivitas otot sep- erti bermain tali, naik
sepeda dan lain-lain. Dengan demikian ada keseimbangan antara bermain aktif dan bermain
pasif. Bermain pasif merupakan suatu hiburan atau kesenangan yang diperoleh dari orang lain.
Anak hanya melihat atau mendengar saja, misalnya melihat gambar, mendengarkan cerita,
menonton TV, dan lain-lain.
Sedangkan bermain aktif merupakan aktivitas bermain yang membuat anak memperoleh
kesenangan yang dilakukan sendiri, yang bisa dilakukan dengan:

a) Mengamati atau menyelidiki (exploratory play), misalnya memeriksa, memperhatikan alat


permainan, mencium, menekan dan kadang berusaha membongkar;
b) Membangun (construction play), misalnya berusaha menyusun balok-balok menjadi bentuk
rumah, mobil, dan lain-lain;
c) Bermain peran (dramatic play), misalnya bermain sandiwara, rumah-rumahan, dan boneka
d) Bermain bola voli, sepak bola dan lain-lain. Alat permainan hendaknya tidak
membahayakan anak dan sesuai tahapan usianya. Alat bermain untuk anak dibawah satu
tahun, tentunya tidak sesuai untuk anak diatas 1 tahun. Sebaliknya mainan anak berusia 2-3
tahun seperti puzzle atau manik-manik tentunya akan membahayakan bayi jika diberikan.
Ada beberapa syarat alat permainan edukatif yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Keamanan Alat
Permainan untuk anak di bawah 1 tahun hendaknya tidak terlalu kecil, catnya tidak beracun,
tidak ada bagian yang tajam dan tidak mudah pecah, karena anak suka memasukkan benda
kedalam mulut.
b) Ukuran dan berat

11
Prinsipnya mainan tidak membahayakan dan sesuai dengan usia anak. Bila mainan terlalu
besar atau berat, anak akan sukar menjangkau atau memindahkannya. Sebaliknya, bila terlalu
kecil, mainan akan mudah tertelan
c) Desain APE
Sebaiknya mempunyai desain yang sederhana, namun mempunyai ukuran, susunan dan
warna yang jelas. Selain itu, hendaknya tidak terlalu rumit untuk menghindari kebingungan anak
d) Fungsi yang jelas

APE sebaiknya mempunyai fungsi yang jelas untuk menstimuli ke 4 aspek perkembangan anak

e) Variasi APE
APE sebaiknya dapat dimainkan secara bervariasi (dapat dibongkar pasang), hendaknya
tidak terlalu sulit agar anak tidak frustasi, sebaliknya bila terlalu mudah, anak akan cepat bosan
f) Universal
APE sebaiknya mudah diterima dan dikenali oleh semua kultur dan bangsa. Jadi, dalam
menggunakannya, APE mempunyai prinsip yang bisa dimengerti oleh semua orang.
g) Tidak mudah rusak
mudah didapat, dan terjangkau masyarakat luas Karena APE berfungsi untuk stimulasi
perkembangan anak, setiap lapisan mas- yarakat, baik yang bertingkat sosial ekonomi tinggi
maupun yang rendah, hendaknya dapat menyediakannya. APE bisa didesain sendiri asal
memenuhi persyaratan
5. Stimulasi dan Aktivitas Bermain Pada Masa Balita dan Prasekolah
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa agar anak dapat tumbuh dan berkembang optimal
perlu ada stimulasi, salah satunya dengan aktivtas bermain. Dalam melaksanakan aktivitas
bermain, selalu harus dipertimbangkan usia dan tingkat perkembangan anak, mengingat alat
permainan yang digunakan merupakan salah satu alat untuk menstimulasi perkembangan anak.
Menurut Wong (1998), aktivitas bermain dapat diklasifikasikan berdasarkan isi dan karakteristik
sosial (Wong, 1998).
Berdasarkan isi, bermain ditekankan atau diutamakan pada aspek fisik, meskipun
demikian hubungan sosial tidak dapat diabaikan. Bermain diawali dengan yang sederhana
sampai yang lebih kompleks. Bermain berdasarkan isi, dapat dibedakan atas permainan yang
berhubungan dengan orang lain (social effective play), permainan yang berhubungan dengan

12
kesenangan (sense pleasure play), permainan dengan memperhatikan saja (unocupied behavior),
dan permainan tentang ketrampilan (skill play).
Berdasarkan karakteristik sosial, bermain merupakan interaksi antara anak dan orang
dewasa dan dipengaruhi oleh usia anak. Pada tahun-tahun pertama, anak lebih suka bermain
sendiri. Tipe bermain berdasarkan karakteristik sosial di antaranya adalah permainan dengan
mengamati teman-temannya bermain (onlooker play), Permainan dengan bermain sendiri
(solitary play), permainan bersama teman tanpa interaksi (parallel play), permainan dengan
bermain bersama tanpa tujuan kelompok (associative play), permainan dengan bermain bersama
yang diorganisir (cooperative play). Agar stimulasi dapat efektif, tentunya disesuaikan dengan
usia dan tahap perkembangan anak.
Berikut ini stimulasi pada masa bayi, balita dan prasekolah yang meliputi 4 aspek yaitu
motorik halus, motorik kasar, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak.
a) Masa bayi (0 – 1 tahun)
Stimulasi yang diberikan pada anak seharusnya sudah dimulai sejak dalam kandungan,
misalnya dengan bisikan, sentuhan pada perut ibu, gizi ibu cukup, dan menghindari pemicu stres
yang mempengaruhi psikologis ibu.
Setelah lahir, stimulasi langsung dilakukan pada bayi. Pada tahun pertama kehidupan,
stimulasi diberikan untuk perkembangan sensori motor, meskipun pada tahun berikutnya tetap
harus dilakukan.
Stimulasi pada masa bayi bertujuan untuk:
• Melatih dan mengevaluasi reflek-reflek fisiologis;
• Melatih koordinasi mata dan tangan, mata dan telinga;
• Melatih mencari obyek yang tidak kelihatan;
• Melatih sumber asal suara;
• Melatih kepekaan perabaan.

13
14
Karakteristik permainan pada masa bayi adalah permainan yang memungkinkan anak
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya (social affektive play) dan permainan yang
memberikan kesenangan (sense of pleasure play).

b) Masa Balita
Pada masa ini anak cenderung melekat pada satu macam mainan yang diperlakukan sesuka
anak. Tujuan bermain pada masa balita terutama 1-3 tahun pertama (toddler) adalah :
 Mengembangkan ketrampilan bahasa;
 Melatih motorik halus dan kasar;
 Mengembangkan kecerdasan (mengenal warna, berhitung);
 Melatih daya imajinasi;
 Menyalurkan perasaan anak.
Alat permainan yang dianjurkan misalnya lilin yang dapat dibentuk, alat untuk meng-
gambar, puzzle sederhana, manik-manik, alat-alat rumah tangga. Pada masa ini keakuan anak
sangat menonjol (egosentris) dan belum mengerti makna memiliki sehingga sering anak berebut
mainan karena masing-masing menganggap mainan itu miliknya.
Berdasarkan karakteristik isi bermain, permainan anak pada masa ini tergolong permainan
untuk suatu ketrampilan (skill play), karena mulai berkembang fase otonomi (kemandirian) dan
independennya (kebebasan). Pada tahun-tahun pertama, anak ter- kesan bermain bersama dengan
temannya tetapi tanpa interaksi (parallel play), karena perkembangan sosialnya belum memadai.
Yang perlu diperhatikan adalah anak ber- main secara spontan dan bebas serta berhenti
sesukanya.

15
2.2 MENGATASI KELUHAN UMUM BAYI DAN BALITA DENGAN KEBUTUHAN
KHUSUS

a. Pijat bayi berkebutuhan khusus

16
Sindrom Down (SD) merupakan suatu kelainan genetik yang paling sering terjadi dan paling
mudah diidentifikasi. SD atau yang lebih dikenal sebagai kelainan genetik trisomi, di mana
terdapat tambahan kromosom pada kromosom 21. Kromosom ekstra tersebut menyebabkan
jumlah protein tertentu juga berlebih sehingga mengganggu pertumbuhan normal dari tubuh dan
menyebabkan perubahan perkembangan otak yang sudah tertata sebelumnya.
Anak down sindrom memiliki banyak masalah yang berhubungan tumbuh kembangnya
meliputi ukuran tubuh pendek, keterlambatan kognitif, bahasa dan interaksi sosial, mototrik
kasar dan halus (Megasari & Kristiana, 2016). Padma adalah singkatan dari pijat anak down
sindrom Mastakaraga shobia. Matakaraga berasal dari bahasa sunda, yaitu Mastaka berarti
kepala dan Raga artinya badan. Mastakaraga berarti memberikan terapi pijat dari kepala hingga
seluruh tubuh. Shobia adalah kepanjangan dari Sindrom Hiper for Balita dan Anak, merupakan
bagian dari terapi pijat mastakaraga dengan kekhususan pada anak berkebutuhan khusus.
Manfaat Pemijatan Teknik Padma :

a) Menstabilkan tanda vital anak


b) melancarkan sirkulasi darah tubuh
c) memberikan kenyamanan pada anak
d) menstimulasi otot, syaraf, kelenjar, sirkulasi dan pencernaan tubuh
e) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus
Langkah – langkah pemijatan Padma :
1. Terapis mencuci tangan
2. Terapis melakukan pendekatan dan minta ijin pada anak
Periksa tanda vital anak: nadi, pernafasan, suhu tubuh dan tekanan darah (bila perlu) dan
pertumbuhan dan perkembangan anak atau keluhan anak
3. Mulailah pijatan pada area yang disukai anak dan hindarkan pemijatan yang menyakitkan atau
pemaksaan satu posisi yang tidak nyaman bagi anak diawal pemijatan
4. Lakukan pemijatan mencakup area kepala, tulang belakang, sacral, otot, pencernaan dan
kelenjar (sesuai dengan masalah klien).
5. Pemijatan dilakukan dengan teknik usapan, tekanan, gerakan sirkuler, getaran, dan
pompa.
6. Perhatikan respon anak selama dilakukan pijatan.
7. Ajak anak bercerita atau berbicara selama pemijatan

17
8. Hadirkan orangtua selama proses pemijatan untuk kenyamanan anak
9. Beritahu anak bila pijatan sudah selesai
10. Rapikan dan bersihkan anak dari sisa minyak yang digunakan
11. Periksa kembali tanda vital anak
12. Rencanakan waktu untuk terapi kembali
13. Catat semua hal terkait klien dan tindakan yang dilakukan
14. Ucapkan terima kasih atas kerjasam anak selama pemberian pijat dan beri reward
positif pada anak
Contoh gerakannya sebagai berikut

b. Pijat bayi kurang bulan


(Premature)
Pengertian pijat
bayi premature yaitu
stimulasi yang dapat diberikan kepada bayi prematur yaitu pijat bayi. Pijat bayi sebagai salah
satu bentuk bahasa sentuhan yang memiliki efek positif untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi (Riksani, 2012).
Manfaat pijat bayi premature melancarkan peredaran darah serta meningkatkan hormon
katekolamin (epinefrin dan neropinefrin) yang akan memicu stimulasi tumbuh kembang yang

18
mana memiliki manfaat untuk meningkatkan nafsu makan, meningkatkan berat badan dan
merangsang perkembangan struktur maupun fungsi otak.

Persiapan alat dan bahan untuk pijat bayi :

 Ruangan hangat dan tidak berangin


 Sediakan waktu yang cukup
 Usahakan pada posisi yang nyaman dan santai (untuk ibu dan bayi)
 Alas yang rata dan lembut e. Sediakan handuk, baju ganti, dan lotion/ baby oil
 Kuku pendek dan tidak memakai perhiasan di jari tangan
 Tangan bersih, cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemijatan
 Bila bayi masih di rumah sakit, pemijatan dilakukan didalam inkubator atau dibawah
penghangat khusus (infant warmer)

Stimulasi pijat pada bayi kurang bulan dilakukan jika bayi dalam kondisi stabil dan lamanya
15 menit. Pemijatan dilakukan dalam 3 rangkaian rangsangan yaitu :

a) Rangsangan taktil (raba)


o Bayi dalam posisi ditengkurapkan
o Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2x5 detik
o Tiap gerakan diulanag 6 kali
o Dikerjakan selama 5 menit
1) PIijatan kepala

 Letakkan telapak tangan pada dahi.


 Usap dari dahi dengan telapak tangan (tidak
dengan ujung jari) sampai pangkal leher dan
kembali ke dahi secara perlahan.

2) Pijatan bahu

19
Dengan menggunakan 2-3 bagian jari tangan kanan dan kiri secara bersamaan.
Lakukan gerakan menyilang pada tengkuk dan turun ke siku kemudian masing-
masing menuju kearah sebaliknya bersilangan di tengkuk.

3) Pijatan punggung

Dengan menggunakan bantalan jari-jari dari kedua


tangan secara bersama pijat secara perlahan kedua sisi
tulang belakang dari leher ke pinggang dan kembali ke
leher. Pastikan tidak melakukan penekanan pada tulang
belakang.

4) Pijatan kaki belakang

Dengan menggunakan bantalan jari dari tiap tangan,


pijat bagian belakang kedua kaki pada saat
bersamaan dari pangkal paha ke pergelangan kaki
dan kembali ke pangkal paha.

5) Pijatan lengan

Pijat bagian belakang kedua lengan pada saat yang


bersamaan, mulai dari bahu kemudian turun ke
pergelangan tangan kembali ke bahu.

b) Rangsangan kinestetik (gerak)


o Bayi dalam posisi ditelentangkan
o Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2x5 detik
o Tiap gerakan diulang 6 kali

20
o Dikerjakan selama 5 menit
1. Menggerakan siku

a. Letakkan tangan kita di pangkal lengan untuk


menahan.
b. Dengan menggunakan tangan yang satunya
secara lembut menggerakkan lengan bawah
kearah bahu secara perlahan kemudian
diluruskan kembali. Lakukan hal yang sama pada lengan yang satunya.
2. Pijatan telapak tangan

a. Letakkan tangan di pergelangan tangan bayi.


b. Menggerakkan dan memijat telapak tangan bayi dengan lembut kearah
jari. Akhiri pijatan telapak tangan dengan menarik lembut setiap jari
tangan bayi.
3. Menggerkan lutut

a. Memegang tungkai bawah bayi.


b. Menggerakkan sendi lutut secara lembut
kearah perut kembali keposisi.

4. Menggerakan sendi pinggul

a. Memegang kedua pergelangan kaki.

21
b. Menggerakkan paha kearah perut dengan mendorong perlahan kemudian
mengembalikan ke posisi lurus.

5. Pijat telapak kaki

a. Letakkan tangan di pergelangan kaki.


b. Menggerakkan dan memijat telapak kaki bayi dengan lembut.

c) Rangsangan taktil (raba)

Lakukan gerakan rangsangan taktik sama seperti sebelumnya

c. Pijat bayi sakit perut (kolik) dan masuk angin


a) Pijat bayi sakit perut (Kolik)
• Baringkan bayi AndaPijat menggunakan kedua tangan secara bergantian pada bagian kanan
perutnya, mulai dari pinggul dan rusuk bagian bawah secara melintang hingga di bawah
pusar. Lanjutkan selama 2- 3 menit dan ulangi dengan bagian kiri perutnya.

22
• Tangkupkan tangan Anda membentuk mangkok dan posisikan horisontal melintang di perut
bayi. Tekan perlahan dari satu sisi ke sisi yang lain. Jangan tekan ke bawah karena bayi
Anda akan menolak atau justru menjadi tegang. Lakukan dengan hati-hati dan
menyenangkan hingga perutnya melunak. Lanjutkan sekitar 20 detik.

• Dengan tangan yang rileks dan membentuk mangkok, pijat perut dan
gerakkan melingkar searah jarum jam dari kiri ke kanan Anda. Ulangi 4-5
kali.

b) Pijat bayi masuk angin


1. Gerakan pedal Sepeda  

23
Letakkan kedua tangan diatas perut sejajar secara vertikal. Tangan kanan
dibagian atas perut dan tangan kiri pada bagian bawah perut. Gerakkan tangan
kanan ke bawah menggantikan posisin tangan kiri dan tangan kiri bergerak
keatas menggantikan posisi tangan kanan.
Demikian seterusnya hingga gerakan ini
seperti mengayuh sepeda. Gerakan ini
dapat parents ulang 6-12 kali.

2. Gerakan I Love You

a) ”I” pijatlah perut bayi mulai dari


bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan
membentuk huruf ”I”
b) ”LOVE”, pijatlah perut bayi
membentuk huruf ”L” terbalik, mulai
dari kanan atas ke kiri atas, kemudian
dari kiri atas ke kiri bawah
c) ”YOU”, pijatlah perut bayi membentuk huruf ”U” terbalik, mulai dari
kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah,
& berakhir di perut kiri bawah

3. Gerakan peregangan lembut

Tekankan kedua lutut kearah perut dengan


lembut, pertahankan selama 15-20 detik
kemudian, luruskan Kembali

4. Gerakan matahari bulan


Buat gerakan yang membentuk gerakan matahari dan bulan
sabit. Buat lingkran searah jarum jam dengan  jari tangan kiri

24
mulai dari perut sebelah kanan bawah daerah usus buntu keatas, kemudian kembali ke daerah
kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari) beberapa kali.\Gunakan tangan kanan untuk
membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian
kiri perut bayi ( seolah membentuk gambar bulan ). Lakukan kedua gerakan  ini secara
bersamaan. Tangan kiri membentuk bulatan penuh (matahari), sedangakn tangan kanan akan
membuat gerakan setengah lingkaran (bulan). Gerakan ini dapat diulang 6-12 kali.

5. Gerakan gelembung atau jari-jari berjalan

a) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan
b) Gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan
gelembung-gelembung udara

6. Ulangi Gerakan peregangan lembut

Tekankan kedua lutut kerah perut dengan lembut ,pertahankan


selama 15-20 detik. Kemudian ,luruskan kembali. Gerakan –
gerakan pijat untuk mengatasi Kembung dan Kolik ini dapat
parents lakukan sebanyak  2 kali sehari selama 1-2 minggu .
Dengan pemijatan  yang tepat dan teratur, maka keluhan-
keluhan tersebut dapat teratasi dengan baik.

d. Pijat Bayi Kontipasi

Konstipasi adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan sulit atau menurunnya
frekuensi buang air besar, frekuensi kurang dari 3 kali dalam seminggu. Konstipasi dapat terjadi
karena perubahan diet, pengobatan, operasi abdominal atau stress emosi akut.
Buang air besar terjadi saat tekanan rektum mencapat 55 mmHg yang mengakibatkan
melemasnya sfingter ani internus dan eksternus sehingga feses terdorong keluar. Gerakan
peristaltik pada kolon sigmoid dan distensi dinding rektum menstimulasi kontraksi otot di rektum
sehingga meningkatkan tekanan rectal dan menstimulasi relaksasi sfingter internal dan eksternal.
Otot dinding abdomen, normalnya berkontraksi secara volunter untuk meningkatkan tekanan
intra abdominal selama gerakan usus besar, juga meningkatkan buang air besar dengan tekanan

25
feses ke dalam dan ke bawah. Pada satu kasus, tekanan sedang dari tangan pada bagian bawah
abdomen pasien menimbulkan gelombang bermakna dari kontraksi otot rektal selama 10 detik.
Pijat merupakan suatu gerakan manipulasi jaringan lunak di area seluruh tubuh untuk
memberikan kenyamanan kesehatan, seperti relaksasi, peningkatan kualitas tidur, menurunkan
kecemasan, atau manfaat pada bagian fisik tertentu seperti nyeri otot.
Pijat dapat memakan waktu sekitar 15-90 menit tergantung dari kondisi individu tersebut.
Pijat pada anak memiliki efek yang positif terhadap tumbuh kembang anak. Beberapa manfaat
pijat anak diantaranya: membantu meningkatkan sistem imunitas, merilekskan tubuh anak
sehingga dapat membuatnya tetap tenang meski dalam kondisi stres, mengatasi kesulitan tidur,
meningkatkan proses tumbuh kembang anak, menumbuhkan perasaan positif pada anak,
mencegah timbulnya gangguan pencernaan, melancarkan buang air besar, meningkatkan
kesigapan anak dan koordinasi otot, meningkatkan kerja sistem pernapasan, pencernaan, dan
peredaran darah perifer, meningkatkan rangsangan dan konduksi impuls saraf, mengurangi rasa
sakit, proses pemijatan dapat mempengaruhi kerja jaringan tubuh dalam melebarkan pembuluh
darah kapiler sehingga meningkatkan aliran darah ke seluruh jaringan dan organ, merangsang
produksi hormon endorfin sebagai pereda rasa sakit sehingga menimbulkan rasa nyaman,
merelaksasikan otot-otot dan melenturkan persendian, dan membantu menghilangkan sel-sel
mati dan membuang racun-racun tubuh melalui kulit.
Manfaat lain dari terapi pijat diantaranya: pijat tidak memiliki efek samping, pijat dapat
dilakukan oleh pasien sendiri karena pijat mudah dipelajari, dan biaya murah.
Mekanisme pijat abdomen terhadap konstipasi belum sepenuhnya dimengerti, tapi
kemungkinan akibat kombinasi dari stimulasi dan relaksasi. Tekanan langsung pada dinding
abdomen secara bergantian sesi tekan lepas pada traktus gastrointestinal, distorsi ukuran lumen
dan mengaktivasi reseptor peregang yang dapat memperkuat refleks gastrokolik dan memicu
kontraksi intestinal dan rektal. Pijat abdomen dipikirkan dapat mendorong feses dengan
peningkatan tekanan intra abdominal. Pada beberapa kasus neurologi, pijat dapat memproduksi
gelombang rektum yang menstimulasi refleks somato-autonomik dan memberikan sensasi pada
usus besar.
Pijat dapat menstimulasi gerakan peristaltik, menurunkan waktu transit kolon, meningkatkan
frekuensi buang air besar pada pasien konstipasi, dan menurunkan perasaan tidak nyaman saat
buang air besar. Laporan kasus menunjukkan bahwa pijat efektif pada pasien dengan konstipasi

26
kronik karena berbagai diagnosis kelainan fisiologis dan pada pasien dengan konstipasi
fungsional jangka panjang.
Terapi pijat dapat membantu mempercepat perbaikan konstipasi kronis fungsional. Bayi
yang dipijat jarang mengalami mulas, sembelit, dan diare. Dengan pijat pada abdominal atau
perut secara teratur terjadi perubahan pola makan. Pijat umumnya menstimulasi metabolism
seluler dan meningkatkan distribusi nutrisi ke sel dan jaringan. Ketika nutrisi telah digunakan,
tubuh mengenali kebutuhan nutrisi dengan memicu nafsu makan. Pijat secara mekanik dapat
mendorong sisa pencernaan ke usus, tapi pijat juga memicu respon saraf para simpatik yang
meningkatkan aktivitas pencernaan sehingga rasa lapar dapat menjadi efek refleks dari pijat.
Terapi pijat tidak boleh dilakukan dalam kondisi seperti demam, menderita penyakit kulit
menular, menderita penyakit atau infeksi menular, dan gangguan jantung seperti trombosis atau
radang pembuluh darah. Selain itu tidak boleh memijat varises, luka baru, luka memar, dan
tulang sendi yang meradang atau bergeser.
e. Pijat bayi Cengeng (mudah marah / tantrum)
Tantrum adalah bentuk ekspresi kemarahan, seperti teriakan, pukulan dan tendangan,
berguling – guling di lantai, serta menahan napas untuk beberapa saat. Tantrum merupakan salah
satu perilaku normal dari tahapan perkembangan anak. Sikap orang tua dalam menghadapi bayi
tantrum ditentukan dari:
o Penyebab dari tantrum
o Bagaimana sikap anak terhadap tantrum yang mereka alami
o Kemampuan orang tua dalam berhadapan dengan situasi yang menekan
a) Tantrum Kecil
Tantrum kecil tidak berlangsung lama dan perasaan bayi pun tidak sepenuhnya out of
control. Bayi maupun balita mash belum tahu bagaimana cara mengungkapkan apa yang mereka
inginkan. Mereka juga belum dapat berhadapan dengan stress dan frustasi. Terkadang anak
belajar dari pengalamannya bahwa orang tua yang sibuk sering kali memberi apapun yang dia
minta jika tetap teguh dalam memperjuangkannya. Tantrum kecil seperti sikap manja anak
ataupun merengek dapat menjadi bibit dari sebuah tantrum besar.
Hal – hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam menghadapi anak yang mengalami tantrum
kecil :
1. Perhatikan tingkat pemikiran anak

27
Terkadang, hal “remeh” yang terjadi sebelum tantrim tersebut timbul, sebenarnya ada
di tumpukan paling atas dari kumpulan stress dan frustasi yang telah dialami anak dalam
kehidupannya. Sehingga, hal ini langsung menjadi “pemantik” timbulnya tantrum.

2. Beberapa poin yang harus diperhatikan :


• Apakah anak frustasi karena tidak diberi atau tidak diizinkan untuk mendapatkan atau
melakukan sesuatu?
• Apakah dia hanya ingin diperhatikan, lelah, lapar, atau sedang senewen?
• Apakah ada penyebab stres lain terhadapnya, seperti : kehadiran adik baru, pertengkaran
orang tua, atau orang tua yang sering marah – marah kepada dirinya sendiri?
• Apakah sebelumnya kita selalu memberi apapun yang dia minta?
• Apakah terlalu banyak kata “tidak” dalam keseharian kita?
3. Jika hal – hal tersebut terjadi, cobalah untuk :
• Luangkan waktu lebih banyak untuk si kecil
• Beri dia kamar yang lebih luas untuk bergerak dan bereksplorasi
• Ungkapkan hal – hal baik yang telah dilakukannya, dan pastikan dia tahu bahwa kita
memang benar – benar mengakui hal tersebut
b) Tantrum Besar
Perilaku ini dapat terjadi apabila perilaku anak dengan tantrum kecil tidak segera ditangani.
Ketika anak memasuki fase tantrum besar, perasaan anak akan tampak menjadi lebih tidak
terkendali dan kebanyakan orang tua akan merasa tidak tahu bagaimana cara untuk mengalihkan
perhatiannya.
Tips menghadapi anak dengan tantrum besar :
1. Untuk anak batita paling muda, hingga 2 tahun, tindakan selalu lebih berarti daripada kata –
kata. Memberikan alasan mungkin tidak berfungsi, tetapi sebaiknya angkatlah ia dari depan
video atau pindahkan sebuah tempat uang aman seperti kursi dorong. Alihkan ia dari hal
berbahaya disekitarnya dengan biskuit. Orang tua juga dianjurkan untuk mendekapnya
dengan erat ketika tantrum sudah mulai mengancam.
2. Lakukan segala hal yang bisa menenangkan diri sendiri sebelum berkontak langsung
kembali dengan anak. Bernafaslah dalam – dalam, hitung sampai sepuluh, dan

28
beristirahatlah terlebih dahulu jika emosi diri sendiri belum stabil. Usahakan agar anak tidak
membuat diri sendiri menjadi kehilangan kendali.
3. Berbicaralah dengan tenang kepada anak dalam suara pelan dan membiarkannya mengetahui
bahwa anak tidak akan dihukum atau ditinggalkan, terkadang sikap seperti ini dapat lebih
mudah diterima oleh anak atau setidaknya dapat mengurangi keributan yang terjadi.
4. Mendekap anak erat – erat, namun hal ini dapat berhasil terjadi jika orang tua juga sudah
dalam keadaan stabil (tenang).

Dalam bukunya yang berjudul Holding Time, Martha Welch memberikan nasihat dalam
menghadapi anak tantrum :
• Membuat kontak mata langsung
• Berbicara dengan tenang
• Terus memeluk dengan erat
c) Tips Menghindari Tantrum
Tantrum dapat dihindari dengan memahami kebutuhan anak dan berusaha untuk
memenuhinya. Kebutuhan dasar dari seorang anak agar terhindar dari tantrum diantaranya :
1. Cinta
Jika orang tua mampu mencintai anaknya tanpa syarat, anak akan tumbuh menjadi lebih percaya
diri dan berpikir positid tentang dirinya
2. Perhatian
Anak – anak akan selalu berjuang untuk mendapatkan banyak perhatian positif
3. Pujian
Bukan sekadar terhadap prestasi, tetapi pujian juga dibutuhkan ketika anak mencoba berbagai
hal. Pujian khusus dengan memaparkan secara tepat alasan pujian itu diberikan, hal ini akan
berfungsi sangat baik pada anak.
4. Rasa hormat
Perlakukan anak dengan kesopanan yang sama dengan memperlakukan orang dewasa.
5. Berbicara dan mendengar
Keduanya menjadi kunci utama untuk menghindari dan menangani anak tantrum. Karena ketika
orang tua menyampaikan pendapatnya pada anak, anak juga berhak untuk didengar pendapatnya,
sehingga keinginan anak dapat tersampaikan dengan baik.
6. Kemandirian bertahap

29
Membantu anak untuk belajar mengerjakan berbagai hal mandiri akan menumbuhkan rasa
percaya diri pada anak. Hal ini juga dapat mendorong anak untuk menghadapi dan mengambil
rintangan baru jika sudah siap.
7. Konsistensi
Berikan ketegasan yang konsisten pada anak, jangan sampai anak diperlakukan dengan keras
terhadap suatu aturan, tetapi dibiarkan kemudian. Hal seperti ini akan mengakibatkan anak
menjadi bingung dengan aturang yang digunakan oleh orang tuanya.
f. Pijat bayi Tumbuh gigi
Tumbuh gigi adalah salah satu proses yang ditunggu pada bayi berusia 6 bulan sampai 1
tahun. Namun, proses ini kerap menyebabkan rasa sakit dan nyeri pada si kecil sehingga
membuatnya suka menggigit benda-benda di sekitarnya lalu rewel dan menangis. Bahkan, ada
juga bayi yang sampai mengalami gangguan tidur dan gejala flu ketika tumbuh gigi.
Untuk membantu meredakan ketidaknyamanan tersebut pada si kecil, kita dapat
memberikan mainan dari bahan lunak untuk si kecil gigit-gigit, atau washlap yang sudah
didinginkan untuk ia kunyah-kunyah. Cara tersebut telah direkomendasikan oleh American
Academy of Pediatric Dentistry. Cara yang kedua adalah memijat gusi si kecil menggunakan
ujung jari kita. Memijat gusi dapat membantu mengatasi tekanan dari gigi yang ada di bawah
gusi sehingga mengurangi rasa sakit dan nyeri.
Namun, karena gusi si kecil masih sangat empuk dan sensitif, pastikan tangan ibu sudah
dicuci bersih dan pijat dengan pelan-pelan. Cara yang ketiga juga masih berupa pijat, tapi pijat
untuk seluruh tubuh si kecil. Lakukan Pijat Sehat yang meliputi wajah, dada, lengan, kaki, dan
punggung si kecil. Berikut ini cara memijat bayi untuk membantu meredakan sakit karena
tumbuh gigi :
• Gunakan tangan ibu untuk mengangkat kepala si kecil sementara ujung jari mengusap-usap
bagian dahi dan memijat lembut area wajah sampai tengkuk.
• Gunakan ujung jari tangan ibu, 2 atau 3 jari, untuk membuat pijatan-pijatan kecil melingkar
di atas dada berbentuk huruf I, tanda ‘love’, dan huruf U terbalik.
• Remas lembut dan tepuk-tepuk lengan si kecil. Remas juga pergelangan tangan dan pijat
telapak tangannya.
• Pijat kaki si kecil, variasikan dengan gerakan menepuk-nepuk, meremas-remas dan memutar
lembut.

30
• Telungkupkan si kecil lalu pijat punggung dan tekan lembut bokongnya dengan gerakan
melingkar.
• Pemijatan pada bagian kaki dapat merangsang meridian energi yang langsung terhubung ke
mulut dan gigi sehingga membantu mengatasi nyeri dengan lebih baik.
g. Pijat bayi dengan Flu/ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang menyerang saluran
pernapasan baik itu saluran pernapasan atas ataupun saluran pernapasan bawah. Saluran
pernapasan atas dimulai dari bagian lubang hidung, pita suara, laring, sinus parasanal, sehingga
telinga tengah, dan saluran pernapasan bawah terdiri dari trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveoli
(Saputri,I.W. 2016). ISPA yang terjadi pada saluran pernapasan atas sering ditemui sebagai
common cold, influenza, sinusitis, tonsilitis, bahkan dapat meluas hingga menyebabkan otitis
media. Sementara ISPA yang menyerang saluran pernapasan bawah adalah bronchitis dan
pneumonia (Saputri,I.W. 2016). Penyakit ISPA pada balita dapat menimbulkan bermacam -
macam tanda dan gejala. Tanda dan gejala ISPA seperti batuk, kesulitan bernafas, sakit
tenggorokan, pilek, sakit telinga, dan demam (Rosana,E.N. 2016).
Gejala ISPA adalah sebagai berikut (Masriadi,2017) :
a) Gejala dari ISPA ringan:
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala
sebagai berikut:
1. Batuk
2. Serak, yaitu anak bersuara perau pada waktu mengeluarkan suara (missal pada waktu
berbicara atau menangis).
3. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba.
b) Gejala dari ISPA Sedang
1. Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau
lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung
pernapasan ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit dengan
menggerakkan tangan.
2. Suhu lebih dari 39oC (diukur dengan termometer).
3. Tenggorokan berwarna merah.

31
4. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
5. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
6. Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).
7. Pernapasan berbunyi seperti menciut-ciut.
c) Gejala dari ISPA Berat
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala ISPA ringan atau
ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut :
1. Bibir atau kulit membiru.
2. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar ) pada waktu bernapas.
3. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
4. Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.
5. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas.
6. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
7. Tenggorokan berwarna merah.
Baby massage adalah pemijatan yang dilakukan lebih mendekati usapanusapan halus atau
rangsangan raba (taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan atau
organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot, dan sistem pernafasan serta
memperlancar sirkulasi darah (Roesli, 2012). Manfaat fisik / klinis pijat bayi adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem imunitas (sel pembunuh alami).
b. Mengubah gelombang otak secara positif.
c. Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan.
d. Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.
e. Meningkatkan kenaikan berat badan.
f. Mengurangi depresi dan ketegangan.
g. Meningkatkan kesiagaan.
h. Membuat tidur lelap.
i. Mengurangi rasa sakit.
j. Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut).
k. Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya (bonding).

32
33
h. Pijat bayi pada Berat badan kurang/menaikkan nafsu makan
Menurut Dr. Frederick Leboyar, sentuhan, elusan serta pijatan adalah makanan bagi bayi.
Makanan ini sama pentingnya dengan mineral, vitamin dan protein. Jadi sentuhan itu sangat
penting apalagi dalam masa golen age. Bayi sangat membutuhkan kehangatan dari ibunya, hanya
dengan sentuhan ibu bayi memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat (Julianti, 2017). Beberapa
dengan teknik pijatan yang lain, pijatan pada bayi ini tidak sekedar memberi efek rileks dan
membantu memperlancar peredaran darah pada si kecil, tapi juga menjadi salah satu cara untuk
memberi stimulus pada perkembangan selruh indra bayi, meningkatkan berat badan dan
meningkatkan pertumbuhan (Prasetyono, 2017).
Pijat bayi dapat merangsang saraf nervus vagus dimana saraf ini bertaggung jawab untuk
menginervasi perut dan paru-paru dan meningkatkan fungsi sensorik dan motorik lambung
sehingga membuat lambung kosong lebih cepat dan membuat bayi menjadi lapar sehingga
meningkatkan konsumsi ASI. Dengan adanya peningkatan konsumsi ASI maka penyerapan
nutrisinya menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan berat badan. Pijat merupakan teknik yang
paling tepat untuk bayi karena tidak hanya meningkatkan nafsu makan, akan tetapi memperkuat
ikatan anak dan orang tua. Karena sentuhan adalah stimulasi yang dapat merangsang visual,
pendengaran, kinetik dan sentuhan pada si kecil. Cara pijat untuk menambah nafsu makan bayi,
orang tua dapat melakukan nya di rumah dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

 Cara pijat untuk menambah nafsu makan bayi dapat dimulai dengan mengusap perut si kecil
secara perlahan.
 Selanjutkan tekan perut si buah hati dengan ibu jari kemudian lakukan gerakan memutar, hal
tersebut berfungsi untuk menyelaraskan fungsi usus.
 Fokus pijat pindah dari perut ke area tangan dengan mulai menggosok tepi ibu jari bayi dari
arah kuku ke pergelangan tangan.
 Kemudian lanjut hingga pangkal ibu jari si kecil dan tekan dengan gerakan melingkar, hal
tersebut juga berlaku hingga kelingking si buah hati.
 Untuk membuat syaraf pencernaan rileks bisa dilakukan dari belakang yaitu dengan
menekan kedua sisi tulang punggung sang buah hati dari atas ke bawah.

34
 Lanjut ke bagian kaki, orang tua dapat memijat titik kaki di bawah dan samping luar
tempurung lutut si kecil selama kurang lebih 1 menit, gerakan ini berfungsi meningkatkan
daya tahan tubuh serta melancarkan pencernaan si buah hati.
 Turun ke kedua telapak kaki, orang tua dapat menggenggam dan menekannya dengan ibu
jari secara perlahan.
 Cara pijat untuk menambah nafsu makan bayi yang terakhir adalah menyentuh kepala dan
perut si kecil secara bersamaan. Agar hasil yang diperoleh optimal sebaiknya seluruh
rangkaian cara pijat untuk menambah nafsu makan bayi dilakukan secara rutin atau setiap
hari.
i. Pijat Bayi Susah tidur
Pijat bayi dapat meningkatkan waktu atau jumlah tidur bayi, sehingga tidur bayi terpenuhi
sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi optimal. Bayi yang memiliki tidur yang
cukup sesuai usianya akan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangannya,
sedangkan bayi yang memiliki tidur yang kurang dari kebutuhan tidurnya akan memiliki dampak
yang negatif bagi bayi tersebut, seperti dampak fisik yaitu seperti mengganggu sekresi hormon
bayi yang banyak di produksi saat tidur, dan bayi akan sering rewel.
Suatu penelitian menjelaskan bahwa, pijat bayi sangat bermanfaat bagi ibu bayi karena bagi
ibu bisa menambah ilmu agar bisa memijat bayinya sendiri dan dapat memenuhi kebutuhan tidur
bayinya setelah mengetahui waktu tidur yang baik sesuai usia bayi. Selain itu, pijat bayi selain
memberikan dampak positif terhadap bayi, pijat bayi juga memberikan hasil yang positif antara
ibu dan bayi karena sentuhan ibu membuat bayi nyaman dan merasakan kasih saying ibu.
Sesudah dilakukan pijat bayi selain terjadi peningkatan kuantitas tidur, juga sangat bermanfaat
bagi bayi karena sentuhan dan pandangan kasih orang tua pada bayinya mengalirkan kekuatan
jalinan kasih antara ibu dan bayi. Sentuhan sangat penting bagi bayi karena dasar perkembangan
komunikasi yang akan memupuk cinta dan kasih secara timbal balik. Bagi bayi sendiri akan
lebih merasakan kasih sayang dari ibu. (Julianti, 2016)
Langkah langkah pemijatan bayi :
1. Pijatan Kaki
 Relaxation touch : Usapan dan goyangan halus disertai dengan kata-kata lembut “rilekskan
kakimu sayang”

35
 Memerah susu india : Pegang pergelangan kaki di bagian atas mulai dari paha hinngga
pergelagan kaki secara bergantian
 Memutar dan memeras : Memutar dan memeras kaki dengan kedua tangan mulai dari
pangkal paha sampai ujung kaki
 Telapak kaki : Pijat telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari arah tumit ke
perbatasan jari kaki
 Tekan titik telapak kaki : Tekan telapak kaki dengan kedua ibu jari mulai dari bawah,
tengah, atas, tengah dan kembali ke bawah.
 Memilin jari : Mulailah memilin dengan tarikan lembut dengan ibu jari dan jari telunjuk
pada setiap ujung jari mulai dari ibu jari.
 Punggung kaki : Gerakan mengurut dengan kedua ibu jari pada punggung kaki dimulai dari
jari kaki ke pergelangan kaki.
 Gerakan lingkaran : Buatlah lingkaran-lingkaran dipergelangan kaki
 Gerakan V : Dilakukan dari pergelangan kaki bawah menuju pangkal paha secara bergantian
membentuk huruf V
 Gerakan menggulung : Gerakan menggulung dari pangkal paha kea rah bawah
 Gerakan akhir : Tepukkan kedua telapak kaki bayi dan biarkan lututnya tertekuk keluar.

2. Pijatan Perut
 Relaxation Touch : Sentuhan lembut dan halus di perut bayi “usap perutnya ya sayang”
 Mengusap perut : Menusap perut bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
 Mengusap perut dengan kaki diangkat : Angkat kaki dengan satu tangan, kemudian tangan
yang lain mengusap dari perut sampai kaki

36
 Ibu jari kesamping : Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar perut dan gerakkan
kea rah samping kiri dan kanan
 Matahari dan bulan :
a) Matahari : Lingkaran penuh searah jarum jam
b) Bulan : Setengah lingkaran
c) Lakukan gerakan matahari dan bulan bersama-sama
 I Love You
I : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari perut kiri atas bayi lurus ke bawah seperti
membentuk huruf I.
LOVE : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari kanan atas ke kiri atas perut bayi, kemudian
ke bawah membentuk huruf L terbalik.
YOU : Pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari kanan atas kemudian ke perut kiri atas
menuju bawah, membentuk huruf U terbalik.

3. Pijat Punggung
 Relaxation Touch : Sentuhan lembut dan halus di punggung bayi
 Maju mundur : Pijatlah punggung bayi dengan gerakan maju mundur dari bawah leher
sampai bokong
 Usapan punggung : Tahan bokong dengan tangan kiri lalu tangan kanan mengusap dari leher
sampai bokong
 Usapan punggung kaki diangkat : Tangan kiri memegang kaki bayi dan tangan kanan
mengusap dari punggung sampai tumit bayi
 Gerakan Circle : Gerakan melingkar kecil-kecil menggunakan jari dari batas tenguk sampai
ke pantat dipunggung sebelah kiri dan kanan.

37
 Gerakan menggaruk : Gerakan menggaruk dari pangkal leher ke arah bawah sampai pantat
bayi.
 Gerakan akhir : Sedikit tangkupkan kedua tangan, lalu tepuk punggung dan Pundak dari atas
ke bawah. Semua orang suka tepukan di punggung begitu juga bayi.

4. Pijat Dada
 Relaxation Touch : Sentuhan lembut dan halus di dada bayi
 Gerakan love : Letakkan ujung jari kedua tangan di tengah dada, lalu gerakkan ke atas bahu
lalu ke samping hingga ke bawah membentuk LOVE dan kembali lagi ke ulu hati.
 Gerakan kupu-kupu : Gerakan menyilang dimulai dengan tangan kanan membuat Gerakan
memijat, menyilang dari tengah dada kearah bahu kiri dan kembali ke tengah dada.

2.3 YOGA FOR KIDS


a. Pengertian Yoga For Kids
Yoga atau meditasi menjadi salah satu cara alternatif yang saat ini digunakan didunia barat
dan Indonesia (Safari, 2012). Yoga memiliki manfaat untuk meningkatkan kemampuan fisik,
menurunkan stress, meningkatkan kemampuan kognitif, sangat baik dalam menurunkan agresi,
prilaku negatif, ketakutan, dan perasaan tidak berdaya. Manfaat yoga pada anak diantaranya
adalah menstimulasi motorik kasar sehingga anak dapat memperoleh tumbuh kembang yang
baik. Sesuai yang diungkapkan oleh Asana atau gerakangerakan yoga memiliki manfaat bagi
fisik maupun psikis antara lain, dapat menguatkan fikiran atau konsentrasi, melatih disiplin diri,
memberikan efek rileksasi dan menguatkan tubuh (Khotijah et al., 2021)

38
Yoga kids merupakan terapi komplementer berupa seni olah tubuh dan pernafasan. Selain
itu, Yoga kids juga sebagai salah satu cara kontruksi dan kreatif untuk melatih anak. Yoga tidak
hanya bermanfaat untuk kesegarahan jasmani dan daya tahan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk
membantu tumbuh kembang anak. Yoga juga dapat mempengaruhi keseimbangan mental,
emosional, intelektual, dan fisik. Sehingga yoga dapat dipelajari oleh anak-anak untuk
membangun daya tahan tubuh dan kekuatan tubuh, serta fleksibilitas dengan melatih kelenturan
baik kepada anak-anak yang lemas atau kaku (S et al., 2021)
b. Manfaat Yoga For Kids
Yoga anak adalah salah satu cara kontruksi dan kreatif untuk melatih anak mengatur pola
nafas dan aktifitas jasmani yang bisa memberikan banyak manfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan, sebagai salah satu aktifitas yang menyenangkan untuk anggota keluarga (Maladi,
2018). Febriani (2015), mengatakan dari yoga kids dapat meningkatkan kemampuan fisik, dan
kepribadian optimal, meningkatkan konsentrasi sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Salah satu upaya untuk melakukan stimulasi pada anak agar tidak terjadi
ganguan pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan yoga kids. (Wiguna, 2022)
c. Alat Yoga For Kids
Alat yang diperlukan untuk melakukan Yoga for Kids antara lain :
 Matras
 Baju Olahraga
 Speaker (pengeras suara)
d. Bahan Yoga For Kids
a) Matras
Selain ketebalan, bahan dasar matras juga perlu diperhatikan. Pastikan matras berbahan yang
mudah menyerap keringat, tidak licin, dan kuat, karena matras cenderung lebih sering dipakai
apabila berlatih yoga di rumah.
b) Pakaian olahraga
Lebih baik menggunakan pakaian yang berbahan elastis dan lentur yang akan memudahkan
melakukan berbagai gerakan atau pose yoga.
c) Iringan musik relaksasi
d) Lingkungan yang kondusif
e) Handuk kecil
Peralatan yoga yang juga tak kalah penting adalah handuk dengan bahan yang mudah
menyerap keringat. Handuk tangan yang berukuran kecil ideal untuk menyeka keringat dari
wajah. Selain itu benda ini juga bisa berfungsi sebagai bantalan lutut saat melakukan pose yoga
tertentu
e. Langkah-Langkah Yoga For Kids
a) Praṇamāsana (Sikap Berdoa)

39
Berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka seperti saat kaki membentuk istirahat ditempat
kurang lebih dibuka 20 CM. Kedua telapak tangan diarahkan bersamaan kedepan dada.
Lemaskan seluruh tubuh. Pandangan lurus ke depan dan bernafas secara perlahan (Wirawan,
2018).
Manfaatnya: Melatih peserta untuk fokus berkonsentrasi dan ketenangan dalam persiapan
untuk melakukan latihan dengan menikmati udara segar disekitar. Pada gerakan ini anak
dikondisikan untuk berkonsetrasi, sehingga fokus untuk mengikuti kegiatan yoga dan dapat
mengikuti instruksi yang diberikan oleh tim pengabdian atau fasilitator. Gerakan ini melatih
motorik halus dan motorik kasar anak usia dini dalam berdiri tegak dan mempertahankan
keseimbanagan serta gerakan tangan didepan dada.
b) Kedua Hasta Uttanāsana (Sikap Lengan Terangkat)
Angkat kedua tangan diatas kepala. Kedua tangan direnggangkan sepanjangpanjangnya,
kedua telapak tangan bisa disatukan atau dihadapkan keatas (Tripathi & Bharadwaj, 2013).
Tekuk kepala ke belakang, pandangan sejauh mungkin ke belakang. Pinggul sedikit diangkat
keatas. Dan tarik nafas ketika mengangkat tangan keatas. Tahan nafas saat pandangan
kebelakang dan buang nafas saat mengakhiri gerakan ini.

Manfaat: Merenggangkan isi rongga perut, menghilangkan kelebihan lemak, dan


memperbaiki sistem metabolisme tubuh atau pencernaan. Melatih otot-otot lengan dan bahu,
menyelaraskan urat-urat syaraf, tulang belakang, dan membuka seluruh bilik paru-paru
(Sarasvatī, 2002). Poin observasi atau indikator yang dapat diamati adalah badan bergoyang,
kaki bergeser, postur dan mimik wajah bergerak secara perlahan kaitannya dengan fisik dan
motorik anak ialah terjadi stimulus saat merentangkan tangan keatas melaih otot tangan dan leher
guna memperkuat sistem syaraf dan motorik anak usia dini.

40
c) Ketiga Pādahastāsana (Sikap tangan sampai kaki)
Membungkuk ke depan sampai jari-jari tangan menyentuh tanah di depan kedua kaki. Jika
memungkinkan untuk mencium lutut. posisi lutut tetap lurus tanpa ada tekukan, dan
konsentrasikan pandangan pada lutut. menhembuskan nafas selama membungkuk kedepan.
Manfaat: Dapat menghilangkan atau mencegah sakit perut. Mengurangi kelebihan lemak pada
daerah perut, memperbaiki metabolisme atau pencernaan, melancarkan peredaran darah ke
kepala. Membuat tulang belakang menjadi rileks (Dewi, 2019). Poin observasi ada pada lengan
bergerak dari axial tubuh searah gerakan kepala serta gangguan keseimbangan yang
menstimulasi penumbuhkemabangan motorik halus anak usia dini.
d) Keempat Aṡva Sancalanāsana (Sikap menunggang kuda)
Meletakan kedua tangan pada kedua sisi kaki yang sejajar, tekuk lutut kaki kanan dan
melempar kaki yang kiri ke belakang. Jari kaki dan lutut kaki kiri menyentuh lantai, jari kaki kiri
ditekuk. Panggul didorong ke depan, lengkungkantulang belakang dan menengadah keatas.
Tubuh dalam posisi seimbang. Nafas: Tarik nafas ketika melemparkan kaki kiri ke belakang dan
kepala mendongak keatas. Manfaat: Terjadi pijatan organ-organ perut dan memperbaiki fungsi.
Otot kaki diperkuat. Keseimbangan urat dan syaraf akan tercapai (Saraswatī, 2005). Poin
observasi atau indikator yang dapat diamati adalah badan bergerak gemetar, badan bertumpu di
telapak tangan, gerakan koordinatif antara kaki dan tangan, keseimbangan yang baik. Sangat
baik bagi pengembangan motorik halus dan kasar anak usia dini.
e) Kelima Parvatāsana (Sikap gunung)
Kaki kanan dan kaki kiri sejajar dibelakang. Perlahan angkat pinggul keatas serta rendahkan
posisi kepala dan letakkan kedua lengan yang sejajar, sehingga tubuh membentuk segitiga di
lantai. Letakkan tumit di lantai pandangan mengarah ke lutut lehernya didorong kedalam. Nafas
dihembuskan pada waktu meluruskan kaki dan saat membungkukan tubuh.

Manfaat: Menguatkan urat syaraf dan otot-otot kedua lengan dan kaki. Melenturkan
tulang belakang. Menyelaraskan urat syaraf tulang belakang dan melancarkan peredaran darah
serta meningkatkan konsentrasi (Saraswatī, 2005). Poin observasi yang dapat diamati adalah

41
badan bergetar, badan bertumpu pada kedua telapak tangan, serta kedua telapak kaki menjaga
keseimbangan sehingga motorik anak usia dini bisa berkembang.
f) Keenam Astāngga Namaskāra (Pemberi hormat kepada delapan anggota badan)
Tekuk lutut dan jari kaki kelantai, letakkan dada dan dagu kelantai, pertahankan agar
pinggul condong keatas. Kedua tangan, dagu, dada, lutut dan jari kaki menyentuh lantai serta
tulang belakang dilengkungkan. Nafas tetap dalam penghembusan seperti parvatāsana hanya
pada tahap ini penarikan nafas dan penghembusan nafas berubah perlahan.
Manfaat: Menguatkan otot kaki dan lengan serta memperkuat otot di dada beserta dengan
otot perut (Sarasvatī, 2002) Poin observasi yang dapat diamati adalah badan bertumpu pada
telapak tangan, serta lutut, keseimbangan dalam mengontrol motorik anak usia dini.
g) Bhujaṅgāsana (Sikap ular kobra)
Turunkan posisi pinggul dan mendorong dada kedepan sampai keatas dengan bertumpu pada
kedua lengan, sampai tulang belakang melengkung kedua kaki dibelakang meluruskan jari kaki.
Badan dan dada kedepan dan kepala didongakkan keatas. Kaki dan perut bagian bawah tetap
menyentuh lantai dan lengan menyangga tubuh. Tarik nafas ketika mendongakkan kepala keatas
dan membuka rongga dada ketika melengkungkan tulang belakang (Deorari et al., 2016).
Manfaat: Otot perut ditekan, membantu menekan darah yang berhenti dari organ-organ perut
dan mendorong aliran darah segar. Sikap ini sangat bermanfaat bagi semua penyakit yang ada
diperut, termasuk ketidak mampuan mencerna dan sembelit. Melengkungkan punggung melatih
tulang belakang, membuat otot-otot lemas dan meningkatkan konsentrasi. Poin observasi yang
dapat diamati adalah badan bertumpu pada telapak tangan membuat motoric kasar semakin kuat
dan masa otot berkembang.
h) Parvatāsana (Sikap gunung)
Posisi ini mengulang posisi nomor 5. Perhatikan agar lengan dan lutut lurus. Sementara
menggunakan bahu sebagai titik putar, angkat pinggul dan turunkan kepala lipat lehernya,
pandangan keujung jari kaki (Muliartini, 2020). Poin observasi yang dapat diamati adalah badan
bergetar, badan bertumpu pada kedua telapak tangan, serta kedua telapak kaki menjaga
keseimbangan sehingga motorik anak usia dini bisa berkembang.
i) Aṡva Sancalanāsana (Sikap menunggang kuda)
Posisi ini mengulang posisi nomor 4 namun kakinya bergiliran. Meletakan kedua tangan
pada kedua sisi kaki yang sejajar, tekuk lutut kaki kiri dan melempar kaki yang kanan ke
belakang. Lengkungkan tulang belakang dan pandang sejauh mungkin ke belakang (Harliana,
2019) Poin observasi atau indikator yang dapat diamati adalah badan bergerak gemetar, badan
bertumpu di telapak tangan, gerakan koordinatif antara kaki dan tangan menjaga keseimbangan
yang baik untuk melatih motorik kasar dan motorik halus anak usia dini.
j) Pādahastāsana (Sikap tangan sampai kaki)
Posisi ini mengulang posisi nomor 3. Membungkuk ke depan sampai jari-jari tangan
menyentuh tanah di depan kedua kaki. Jika memungkinkan untuk mencium lutut. posisi lutut
tetap lurus tanpa ada tekukan, dan konsentrasikan pandangan pada lutut. menhembuskan nafas
selama membungkuk kedepan. Poin observasi ada pada lengan bergerak dari axial tubuh searah

42
gerakan kepala serta gangguan keseimbangan yang menstimulasi penumbuhkemabangan motorik
anak usia dini (Werdi Purniasih & Suyanta, 2019).
k) Hasta Uttanāsana (Sikap kedua lengan terangkat)
Posisi ini mengulang posisi nomor 2. Angkat kedua tangan diatas kepala. Kedua tangan
direnggangkan sepanjang-panjangnya, kedua telapak tangan bisa disatukan atau dihadapkan
keatas. Tekuk kepala ke belakang, pandangan sejauh mungkin ke belakang. Pinggul sedikit
diangkat keatas (Perbowosari, 2018). Dan tarik nafas ketika mengangkat tangan keatas. Poin
observasi atau indikator yang dapat diamati adalah badan bergoyang, kaki bergeser, postur dan
mimik wajah bergerak secara perlahan kaitannya dengan fisik dan motorik anak ialah terjadi
stimulus saat merentangkan tangan keatas melaih otot tangan dan leher guna memperkuat sistem
motorik anak usia dini.
l) Praṇamāsana (Sikap berdoa)
Posisi ini mengulang posisi nomor 1. Turunkan kedua tanggan dan cakupkan kedua tangan
di depan dada sikap sempurna dan nafas perlahan (Sarasvatī, 2002) Dari kedua belas gerakan
yang dipaparkan diatas memang sangat berpengaruh untuk menstimulasi motorik anak seperti
motorik kasar dan motorik halus akan dilatih untuk bergerak dan lentur dan mengurangi
ketegangan otot pada anak usia dini dalam menjalani kegiatan sehati-hari dalam pelatihan yoga
agar manfaatnya didapatkan secara optimal perlunya disiplin dalam melaksanakan latihan.

43
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pijat bayi dan balita untuk perawatan harian merupakan komponen yang sangat penting
dalam memciptakan kebugaran bayi dan balita, dikarenakan pijat ini adalah terapi kontak
fisik yang memberikan rasa nyaman dan aman pada bayi dan balita. Jika pijat ini dilakukan
secara teratur akan dapat memberikan banyak manfaat terhadap stimulasi tumbuh kembang
bayi.
Selain itu pijat bayi juga bisa menjadi solusi untuk mengatasi keluhan umum seperti
kolik, konstipasi, tantrum, tumbuh gigi, flu, kurang nafsu makan, susah tidur serta pijat bayi
juga bisa dilakukan untuk bayi dan balita berkebutuhan khusus yang juga bermanfaat
menstimulasi tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus.
B. Saran
Kelompok kami sangat menyarankan seluruh pembaca dapat memahami dan menerapkan
pijat bayi dan balita untuk perawatan harian dan mengatasi keluhan umum serta bayi dan balita
dengan kebutuhan khusus. Kita sebagai Bidan tentunya harus melaksanakan tugas kita dengan
baik dan maksimal agar tidak menimbulkan permasalahan yang dapat merugikan diri sendiri atau
orang lain

44
DAFTAR PUSTAKA
Akib, H., & Merina, N. D. (2018). The Influence of Baby Massage on Baby Sleep Quantity in
Bedadung Village, Sumbersari Subdistrict Jember District. Jurnal Kesehatan dr. Soebandi, 6(1).

Carolin Bunga Tiara, Syamsiah Siti, Khasri Mita Mauliah. “PIJAT BAYI DAPAT
MENINGKATKAN BERAT BADAN BAYI”. JURNAL KEBIDANAN Vol 6, No 3, Juli
2020:383-387

Hanik Lutfiyah 2019, Modul Stimulasi Pijat Bayi dan Balita, Surabaya, Adi Buana University
Press

Hayes, Eileen. 2003.Tantrums.Jakarta: Erlangga.

Irwanto.Henri wicaksono.Aini Aierafa.Sunny Mariana Simosir.2019.A-Z Sydrom Down. t


Penerbitan Universitas Airlangga (AUP) (OC 283/06.19/AUP-B2E). Mulyorejo Surabaya
Kadim M, Endyarni B. Manfaat Terapi Pijat pada Konstipasi Kronis Anak. Sari Pediatri. 2011; 12(5): 342-6.

Kemenkes RI. 2010. Pelayanan Kesehatan Neonatus Essensal.


Khotijah, A. N., Windayanti, H., Nurviana, A., Sari, D. M., & Safitri, M. D. (2021). Penerapan
Yoga Anak untuk Anak Pra Sekolah. 1–7.
LUH EMI RISKA, Y. U. N. I. A. S. T. R. I. (2021). Literature Review Pengaruh Pemberian
Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi (Doctoral dissertation, JURUSAN
KEBIDANAN 2021).

Mardiana, L., & Martini, D. eko. (2014). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi
Usia 3-6 Bulan. Jurnal Penelitian Kesehatan, 02(Xviii), 109–115.

Modul Stimulasi Pijat Bayi & Balita/FIKes/Unipa Sby/2019.


Putri, & Astriana, D. (2016). Hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi. Jurnal Penelitian
Kesehatan, 1, 67–75.\

Riksani, Ria. 2012. Cara Mudah Dan Aman Pijat Bayi. jakarta: Dunia Sehat.
Rochsitasari N, Santosa B, Puruhita N. Perbedaan Frekuensi Defekasi dan Konsistensi Tinja Bayi Sehat
Usia 0-4 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif, Non Eksklusif, dan Susu Formula. Sari Pediatri. 2011; 13(3):
191-9

S, E. N., Christiani, N., Putri, S., Febrianti, F., & Elka, W. (2021). Yoga Kids Salah Satu Upaya
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak Usia 5-10 Tahun Dimasa Pandemi C-19. 180–190.

iv
Sri Idariani, N. K. (2019). Gambaran Sanitasi Rumah Penderita ISPA pada Balita di Desa Mas
Kecamatan Ubud KABUPATEN Gianyar Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Politeknik
Kesehatan Denpasar).

Sofiyanti, I., & Setyowati, H. (2021). Satu Bulan Penerapan Yoga Anak Meningkatkan Konsentrasi Belajar
Usia Prasekolah. Indonesian Journal of Midwifery (IJM), 4(2), 150-156.

Suranto A. 2011. Pijat Anak. Jakarta: Penebar Swadaya Grup.

Wiguna, I. B. A. A. (2022). Pelatihan Praktik Yoga Asana Untuk Meningkatkan Perkembangan


Fisik Dan Motorik Anak Usia Dini. Caraka: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2),
109–118.

https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/tumbuhkembang/index diakses pada tanggal 22 Juli 2022


pukul 18.00

Anda mungkin juga menyukai