Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL KALA II


PERSALINAN NORMAL

Dosen Fasilitator:
Dr. Siti Saidah Nasution S.Kp., M.Kep., Sp. Mat

Disusun Oleh:
Khairun Nisa Putri 221101096
Aisyah Indriati 221101102
Ketrin Roma Uli Siringo-ringo 221101104
Farisa Rosalina Nasution 221101116

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
INTRANATAL KALA II PERSALINAN NORMAL” tanpa halangan yang berarti. Penyusunan
makalah ini didasarkan atas pemenuhan tugas kelompok untuk Mata Kuliah Keperawatan
Maternitas. Makalah ini terinterpretasikan oleh usaha dan kontribusi para anggota kelompok 5,
serta bantuan, arahan, dorongan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam proses pembuatan
makalah ini. Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 18 September 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................3
A. Pengertian Persalinan Kala II.......................................................................................3
B. Teori dan Konsep Persalinan Kala II...........................................................................3
C. Tanda dan Gejala Persalinan Kala II............................................................................5
D. Proses Persalinan Kala II..............................................................................................5
E. Manajemen Persalinan Kala II.....................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................7
A. Pengkajian Fisik...........................................................................................................7
B. Pengkajian Psikologis...................................................................................................8
C. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan....................................................................9
D. Intervensi Keperawatan dan Kriteria Hasil..................................................................9
E. Implementasi Keperawatan..........................................................................................13
F. Evaluasi Keperawatan..................................................................................................14
G. Pendidikan Kesehatan yang Disarankan......................................................................14
BAB IV PENUTUP................................................................................................................16
Kesimpulan.............................................................................................................................16
Saran........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan pengeluaran hasil konsepsi yang bisa hidup dari dalam uterus melalui
vagina ke dalam dunia luar pada (janin atau uri) yang telah terjadi pada kehamilan yang cukup
bulan yaitu dengan kehamilan (37-42 minggu) dan ditandai adanya kontraksi uterus yang bisa
mengakibatkan terjadi persalinan, dilatasi serviks dan mendorong janin keluar mencapai jalan
lahir dengan presentase belakang kepala tanpa menggunakan alat dan bantuan (lahir spontan) dan
tidak adanya komplikasi pada ibu dan bayinya (Fitriana & Nurwiandani, 2018)
Kala II persalinan merupakan fase dalam persalinan yang dimulai ketika dilatasi serviks lengkap
dan berakhir dengan kelahiran janin. Durasi rata-rata sekitar 50 menit untuk nulipara dan sekitar
20 menit untuk multipara. Kemajuan persalinan yang lambat atau tidak ada kemajuan merupakan
satu dari komplikasi persalinan yang mengkhawatirkan, rumit dan tidak terduga. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu power, passage, passenger, psychologic. Power
merupakan kontraksi otot-otot rahim dan tenaga mengejan. Passage merupakan keadaan dari
tulang panggul yang akan dilewati janin saat proses persalinan. Passanger merupakan keadaan
janin yang akan dilahirkan, sedangkan psychologic merupakan kondisi psikis ibu yang akan
melahirkan (Hidayat dan Sujiatini, 2018)
Upaya untuk mengatasi nyeri persalinan kala II baik secara nonfarmakologi dapat meningkatkan
kepuasan selama persalinan jika ibu dapat mengontrol perasaan dan ketakutannya. Teknik
relaksasi mengatur nafas adalah teknik nonfarmakologi yang dapat meningkatkan kenyamanan
ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh yang efektif terhadap pengalaman persalinan (Pinzon,
2017).

B. Rumusan Masalah
1. Apa teori dan konsep daripada persalinan kala II?
2. Apakah hasil dari pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien?
3. Apa diagnosa dan intervensi keperawatan pada klien?

C. Tujuan Penulisan
1. Melaksanakan manajemen asuhan keperawatan pada klien dengan persalinan kala II
lama.
2. Diperolehnya pengalaman nyata dalam pengumpulan data dasar, pengkajian, analisa, dan
merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan kasus persalinan kala II lama.
3. Diperolehnya pengalaman nyata dalam pengumpulan data dasar, kemungkinan timbulnya
diagnosa/masalah potensial pada klien dengan kasus persalinan kala II lama.

1
4. Diperolehnya pengalaman nyata dalam pengumpulan data dasar untuk
mendokumentasikan manajemen asuhan keperawatan dalam kasus persalinan kala II
lama.

D. Manfaat Penulisan
Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui jenjang
pendidikan dan merupakan bekal bagi mahasisiwi agar berhasil dalam menerapkan
asuhan keperawatan pada klien dengan kasus persalinan kala II lama.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persalinan Kala II
Persalinan kala II adalah waktu dikeluarkan janin. Kala II adalah proses persalinan berlangsung,
proses persalinan yang dilakukan dengan massage perineum mendapatkan hasil partisipan
pertama proses percepatan persalinan berlangsung dalam waktu 15 menit. Pada partisipan kedua
berlangsung dalam waktu 10 menit dan pada partisipan ketiga proses percepatan
persalinan berlangsung dalam waktu 20 menit (Laspiriyanti & Puspitasari, 2020).

B. Teori dan Konsep Persalinan Kala II


 Teori dan Konsep menurut Wiedenbach dan Swanson
“Need for help” adalah suatu kegiatan dari seorang tenaga profesional bidang keperawatan
maternitas yang mempunyai potensi dalam memberikan bantuan kepada individu atau klien agar
merasa nyaman (comfortable) dan mampu (capable) sehingga mempunyai kekuatan melakukan
koping dalam mengatasi masalah kesehatannya (for maintenance or stability in a situation),
(Tomey, 2006). Teori yang dikemukakan oleh Wiedenbach tersebut adalah teori yang
menjelaskan bagaimana seorang perawat maternitas membuat suatu ukuran atau kegiatan tertentu
yang diinginkan seseorang yang memiliki potensi untuk mengurangi atau memperbaiki
kemampuan dalam mengatasi suatu masalah (George, 1995).
Wiedenbach dalam George (1995), menyebutkan langkah-langkah pemecahan masalah melalui
empat tahap yaitu: (1) Identifikasi kondisi dan persepsi klien tentang kebutuhan, seperti:
pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi, pemenuhan kesejahteraan ibu dan janin, pemantauan
kemajuan persalinan dan pemantauan terjadinya perdarahan postpartum. (2) Seleksi (ministrasi)
kebutuhan yang tepat untuk dibantu, yaitu pemilihan tindakan yang tepat seperti: memberikan
cairan melalui infus, teknik non farmakologis, pemantauan DJJ, manajemen aktif kala III dan
pemantauan kala IV. (3) Validasi kemungkinan masalah dapat diatasi dengan bantuan yang
diberikan, yaitu melakukan evaluasi terhadap setiap tindakan yang diberikan. (4) Koordinasi
yang meliputi laporan, konsultasi yang selanjutnya diinterpretasikan dan dilakukan tindakan
bantuan (Tomey dan Alliogood, 2006).
Wiedenbach mendokumentasikan proses keperawatan dalam rumusan “SOAPIER”. Pada saat
proses pengkajian sebagai tahap identifikasi perawat melakukan data subjektif (S) dan Objektif
(O). Pada tahap menganalisa (A) perawat mengklarifikasi arti dan ketidaksesuaian yang ada dan
mencari penyebab ketidaksesuaian. Pada tahap ministration perawat menyusun perencanaan
pemberian bantuan (P). Selanjutnya intervensi/implementasinya (I) melalui koordinasi,

3
pendelegasian sesuai protap mandiri. Tahap terakhir adalah Evaluasi (E) dan dibuat replanning
(R), (Fitzpatrick dan Whall, 1989).
Berikut dicontohkan langkah pemecahan masalah dalam proses keperawatan pada ibu bersalin
grande multipara untuk mencegah perdarahan postpartum yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap I: Pengkajian
- Pengkajian fisik
- Pengkajian psikologis
2. Tahap II: Analisa
- Merumuskan diagnosa keperawatan
- Merumuskan Tujuan
3. Tahap III: Perencanaan
4. Tahap IV: Pelaksanaan
5. Tahap V: Evaluasi dan Replanning

 Teori dan Konsep menurut Dorothea E. Orem


Kebutuhan selfcare dibedakan dalam tiga kategori (Marriner-Tomey, 1994; George, 1995; Orem,
2001):
a. Universal Self Care Requisites
Merupakan serangkaian kebutuhan yang secara umum dimiliki oleh setiap individu,
meliputi kebutuhan oksigenisasi, makan dan minum, aktivitas dan istirahat, eliminasi,
terbebas dari nyeri, terbebas dari infeksi dan ketidaknyamanan, kebutuhan interaksi sosial
dan peran.
b. Developmental Self Care Requisites
Kebutuhan selfcare sesuai dengan proses perkembangan dan kematangan individu
menuju fungsi yang optimal.
c. Health Deviation Self Care Requisites
Kebutuhan yang berkaitan dengan penyimpangan status kesehatan, misalnya keadaan
nyeri akibat infeksi luka post SC paska pemulangan yang dapat menurunkan kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan selfcare-nya. Kebutuhan ini meliputi:
1) mencari pengobatan yang tepat dan aman, hal ini dilakukan klien dengan kembali
memeriksakan diri ke rumah sakit;
2) menyadari dampak dan patologi penyakit;
3) memilih prosedur diagnostik, terapi dan rehabilitasi yang tepat dan efektif;
4) memahami dan menyadari dampak tidak nyaman dari program pengobatan;
5) memodifikasi konsep diri untuk dapat menerima status kesehatannya;
6) belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak kondisi patologi.

 Teori dan Konsep menurut Roy

4
Roy mengembangkan model adaptasi dalam keperawatan, dengan asumsi dasar:
1. Pertama, manusia dipandang sebagai sistem adaptif yang mempunyai kemampuan berespons
terhadap stimulus apa pun, baik yang berasal dari lingkungan eksternal maupun internal untuk
mencapai kondisi sehat yang optimal.
2. Kedua, individu selalu berada pada rentang sehat-sakit yang berhubungan dengan keefektifan
yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi (Roy,1991; Tomey, 2002).
Menurut Roy (1991), elemen proses keperawatan meliputi pengkajian tingkat pertama dan
kedua, diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan evaluasi. Fokus dari model ini
adalah adaptasi dan tujuan pengkajian adalah mengidentifikasi tingkah laku yang aktual maupun
potensial dan memutuskan klien adaptif atau maladaptif.
Berikut merupakan langkah penerapan konsep model adaptasi Roy yang dicontohkan pada kasus
ibu hamil dengan asma bronchiale:
1. Pengkajian
a. Tahap I: Pengkajian perilaku
b. Tahap II: Pengkajian faktor-faktor yang berpengaruh
- Identifikasi Stimulus Fokal
- Identifikasi Stimulus Kontekstual
- Identifikasi Stimulus Residual
2. Diagnosa Keperawatan
3. Penentuan Tujuan
4. Intervensi
5. Evaluasi

C. Tanda dan Gejala Persalinan Kala II


a) His semakin sering dan kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai
100 detik.
b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran cairan secara
mendadak.
c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan.
d) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi kepala
membuka pintu, sub oksiput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-
ubun besar, dahi, hidung, muka dan kepala seluruhnya.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala
terhadap punggung.
f) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan: kepala
dipegang pada os oksiput dan di bawah dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan
bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir
ketika dikait untuk melahirkan sisa badan bayi, bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
g) Lamanya kala II untuk primigravida 1-1 ½ jam, pada multi ½- 1jam. (Manuaba,
2010:173)

5
D. Proses Persalinan Kala II
Partus Kala II dimulai dari dilatasi serviks 10 cm dan berakhir dengan kelahiran bayi Waktu
yang dibutuhkan pada kala dua persalinan rerata 50 menit untuk primipara dan 20 menit untuk
multipara (Reeder 2011; Cunningham et al., 2005; Ventura, 2011). Kala dua persalinan
dikatakan memanjang jika berlangsung lebih dari 2 jam pada primipara dan lebih dari satu jam
pada multipara (Brown, Gartland, Donath, & MacArthur, 2011). Penelitian yang dilakukan
terhadap 364 ibu nulipara di Rumah Sakit bersalin Hull United Kingdom, didapatkan hasil
bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan partus kala II lama adalah usia ibu, berat bayi dan
pemberian oksitosin. Menurut American College of Obstretician and Gynaecologist (ACOG)
faktorfaktor yang mempengaruhi partus kala II lama dibagi menjadi 3, yaitu kelainan kekuatan
(power), kelainan janin (passenger), dan kelainan jalan lahir (passage).
Komplikasi yang muncul akibat proses partus kala II lama adalah infeksi, kehabisan
tenaga/kelelahan, dehidrasi pada ibu, dan dapat terjadi perdarahan post partum yang dapat
menyebabkan kematian ibu (Chapman, 2010; Tzeng, Kuo, & Tsai, 2013). Pada janin akan terjadi
infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi (Chapman, 2010). Apabila
Kondisi tersebut tidak mendapatkan penanganan segera dari tim medis, akan mengakibatkan
kematian dan dapat mengancam jiwa ibu dan janin yang dikandungnya.

E. Manajemen Persalinan Kala II


Manajemen nyeri persalinan kalla ll yang digunakan yaitu terapi non farmakologis seperti teknik
relaksasi, massage, akupresur, akupunktur dan kompres panas atau dingin. Ibu intranatal tidak
diperbolehkan mengkonsumsi obat pereda nyeri dikarenakan bisa berdampak negatif pada janin,
termasuk mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan dan meningkatkan resiko
terjadinya kelainan bawaan lahir. terapi non farmakologis sangat dibutuhkan ibu intranatal, yang
dimana salah satu cara untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah,
merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun, serta meningkatkan kesehatan pikiran serta
membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan (Sukmaningtyas &
Windiarti, 2016)

6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Fisik
Kasus:
Kasus yang disajikan merupakan hasil asuhan yang dilakukan di Puskesmas Padasuka
yaitu sebagai berikut: Ny. I, usia 37 tahun, datang ke PONED pada tanggal 30 April 2021
jam 19.45 WIB mengeluh mulas sejak jam 17.00 WIB. Hasil anamnesis: ibu sudah keluar
lendir sekitar jam 14.00 WIB namun belum keluar air-air dan darah, Gerakan janin masih
dirasakan aktif. HPHT: 15-08-2020, TP: 22-05-2021. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit
yang diderita maupun penyakit keturunan, status imunisasi TT3, Riwayat ANC 5x di
bidan dan puskesmas dengan hasil tidak ada kelainan. Riwayat obstetri tidak ada
masalah, pernah melahirkan 1 kali dan tidak pernah keguguran.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan:


 Keadaan umum baik
- Kesadaran compos mentis
- TD 121/85 mmHg, P 20 x/m, N 86 x/m, S 36,8ºC,
 Hasil palpasi abdomen:
- TFU 30 cm
- Leopold I teraba bokong
- Leopold II teraba punggung sebelah kanan
- Leopold III presentasi kepala sudah masuk PAP
- Leopold IV sejajar, perlimaan 4/5,
- DJJ 138 x/m
- Kontraksi 2x/10’/25”
- TBJ 2635 gr
- PD: v/v t.a.k
- Portio tipis lunak
- Pembukaan 2 cm
- Ketuban (+)
- Presentasi kepala
- Tidak ada molase
- Tidak teraba bagian kecil
- Posisi UUK kanan depan
- Hodge I-II

7
- Station - 2.
 Kemudian pada pukul 23.00 WIB ibu mengeluh his semakin sering.
Hasil pemeriksaan tanda vital masih dalam batas normal:
- DJJ 140 x/menit
- his 3x/10’/x10”
- PD: pembukaan 3 cm
- ketuban (+)
- tidak ada molase
- tidak teraba bagian kecil janin
- penurunan kepala di hodge II-III station -1.
 Pada pukul 02.16 WIB ibu mengeluh mules yang kuat dan terasa nyeri serta ingin
mengedan, ketuban pecah spontan berwarna hijau.
Hasil pemeriksaan:
- kontraksi 5x10’x50”
- DJJ 136 x/m
- pembukaan lengkap
- ketuban (-) sisa meconium
- tidak ada molase
- tidak ada bagian kecil yang menumbung
- penurunan kepala di hodge III-IV
- station +1.
 Diagnosis G1P0A0 gravida ± 36-37 minggu kala II. Asuhan yang diberikan adalah
memberitahu hasil pemeriksaan, menyiapkan alat, perlengkapan ibu dan bayi,
memfasilitasi posisi yang nyaman, ibu memilih setengah duduk dan memimpin ibu untuk
meneran yang baik. Setelah dipimpin meneran 10 menit. Namun kemajuan persalinan
kurang baik, ibu diberi alternatif posisi melahirkan yaitu dengan berjongkok. Ibu
bersedia. Kemudian ibu dipimpin meneran dengan posisi jongkok selama 13 menit. Dan
pada jam 02.39 WIB bayi lahir spontan langsung menangis. Kemudian dilakukan
penanganan kala III. Jam 02.39 WIB diberikan suntik oksitosin 10 IU IM, kemudian bayi
dikeringkan dan dilakukan penjepitan tali pusat kemudian dilanjutkan dengan IMD dan
dilakukan PTT kemudian plasenta lahir spontan jam 02.46. perdarahan ± 200 cc, robekan
perineum derajat 2 dan melakukan penjahitan. Kala IV persalinan berjalan normal.

B. Pengkajian Psikologis
 Klien mengatakan takut kenapa bayinya tidak lahir-lahir
 Klien mengatakan takut bila terjadi apa-apa pada bayinya
 Klien mengatakan sudah tidak kuat lagi untuk mengejan, klien mengatakan tidak mampu
untuk mengejan.
 Klien tampak takut dan cemas dengan kondisi bayinya.
 Klien mengatakan sejak tadi pagi kepala bayi tidak ngajakin.

8
 Ibu terlihat cemas, gelisah dengan kondisi bayi dan dirinya, takut dan khawatir keadaan
bayinya.

C. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan


Tanda/gejala Etiologi Diagnosa
Ibu mengeluh mules yang Agen pencedera fisiologis => Nyeri akut (D.00132)
kuat dan terasa nyeri serta Agen pencemaran kimiawi
ingin mengedan => Agen cedera
fisik(prosedur operasi)
Tampak takut, cemas, dan 1. Perubahan irama jantung. Perubahan curah jantung
khwatir serta gelisah 2. Perubahan frekuensi (D.00029)
jantung.
3. Perubahan kontraktilitas.
4. Perubahan preload.
5. Perubahan afterload.
Pernah melahirkan 1x dan Faktor yang mempengaruhi Kerusakan integritas kulit
secara SC yang terjadinya kerusakan (D.00046)
mengakibatkan luka post integritas kulit/jaringan
section caesarea menjadi bagian faktor
eksogen dan endogen. Faktor
Endogen: genetik metabolik,
angiopati diabetik, neuropati
diabetik Faktor eksogen:
trauma, infeksi, obat Faktor
utama yang berperan

D. Intervensi Keperawatan dan Kriteria Hasil


Dx. Kep Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Nyeri akut 1.Mengungkapkan 1.Identifikasi derajat 1.Mengklarifikasi
(D.00132)
penurunan nyeri ketidaknyamanan dan kebutuhan;
2.Menggunakan sumbernya memungkinkan
teknik yang tepat 2.Pantau dan catat intevensi yang tepat
untuk aktivitas uterus pada 2.Memberikan
mempertahankan setiap kontraksi informasi/dokumentasi
kontrol, istirahat di 3.Berikan dukungan legal tentang
9
antara kontraksi. dan informasi yang kemajuan kontinu;
berhubungan dengan membantu
kemajuan persalinan mengidentifikasi pola
4.Anjurkan klien atau kontraksi abnormal,
pasangan untuk memungkinkan
mengatur upaya pengkajian dan
mengejan dengan intervensi segera
spontan, daripada 3.Pertahankan supaya
dilakukan terus- pasangan tetap
menerus, mendorong mendapatkan
selama kontraksi informasi tentang
5.Pantau penonjolan perkiraan kelahiran;
perineal dan rektal, menguatkan bahwa
pembukaan muara upaya-upaya yang
vagina dan tempat dilakukan itu berarti
janin
4.Upaya mengejan
6. Bantu klien
memilih posisi spontan yang bukan
optimal untuk terus menerus
mengejan (Misal
jongkok, rekumben menghindari efek
lateral, posisi semi negatif dai valsava
fowler atau
penggunaan kursi manuver berkenaan
melahirkan). Kaji denan penurunan
keefektifan upaya
untuk mengejan; kadar oksigen ibu dan
bantu klien untuk janin
merelakskan semua
otot dan beristirahat 5.Pemutaran anal ke
diantara kontraksi
arah luar dan
penonjolan perineal
terjadi saat verteks
janin turun,
menandakan

10
kebutuhan untuk
persiapan kelahiran

6.Posisi yang tepat


dengan relaksasi
jaringan perineal
mengoptimalkan
upaya mengejan,
memudahkan
kemajuan persalinan,
menurunkan
ketidaknyamanan dan
menurunkan
kebutuhan terhadap
penggunaan forsep
Perubahan curah 1.Mempertahankan 1.Pantau TD dan nadi 1.Peningkatan curah
jantung (D.00029)
tanda vital yang tepat (setiap 5-15 menit). jantung 30%-50%
terhadap tahap Perhatikan jumlah terjadi pada tahap
persalinan dan konsentrasi pengeluaran,
2.Menunjukkan DJJ haluaran urin penajaman pada
dan variabilitas 2.Anjurkan klien puncak kontraksi
dalam batas normal untuk uterus dan kembali
inhalasi/ekhalasi secara lambat pada
selama upaya status prakontraksi,
mengejan, dengan saat kontraksi
menggunakan teknik menurun atau berhenti
glotis terbuka dan 2.Valsava manuver
menahan napas tidak yang lama dan
lebih dari 5 detik. berulang, terjadi bila
Katakan pada klien klien menahan napas
untuk mendorong saat mendorong
hanya bila ia terhadap glotis yang
merasakan dorongan tertutup, akhirnya
untuk melakukannya mengganggu aliran
(dorongan tidak bali vena dan
boleh dipaksakan)

11
3.Pantau DJJ setelah menurunkan curah
kontraksi atau upaya jantung, TD dan
mengejan tekanan nadi
4.Anjurkan 3.Mendeteksi
klien/pasangan bradikardia janin dan
memilih posisi hipoksia berkenaan
persalinan yang dengan penurunan
mengoptimalkan sirkulasi maternal dan
sirkulasi seperti penurunan perfusi
posisi rekumben plasenta yang
lateral, posisi fowler disebabkan oleh
atau berjongkok valsava manuver atau
5.Atur infus IV posisi yang tidak tepat
sesuai indikasi;
pantau pemberian 4.Posisi rekumben
oksitosin dan
turunkan kecepatan tegak dan lateral
bila perlu mencegah oklusi vena
kava inferior dan
obstruksi aorta,
mempertahankan
aliran balik vena dan
mencegah hipotensi

5.Jalur IV harus
tersedia pada kasus
perlunya memperbaiki
hipotensi atau
menaikkan pemberian
obat kedaruratan
Kerusakan integritas 1.Otot-otot perineal 1.Bantu 1.Membantu
kulit
rileks selama upaya klien/pasangan meningkatkan
(D 00046)
mengejan dengan posisi yang peregangan bertahap
2.Bebas dari laserasi tepat, pernapasan dan dari perineal dan
yang dapat dicegah upaya untuk rileks jaringan vagina

12
2.Bantu sesuai 2.Menungkinkan
kebutuhan dengan melahirkan lambat
manuver tangan; saat kepala bayi telah
berikan tekanan pada distensi di perineum 5
dagu janin melalui cm; menurunkan
perineum ibu saat trauma pada jaringan
tekanan pengeluaran ibu
pada oksiput dengan 3.Episiotomi dapat
tangan lain mencegah robekan
perineum pada kasus
3.Bantu dengan bayi besar, persalinan
episiotomi garis cepat dan
ketidakcukupan
tengah atau relaksasi perineal
mediolateral bila 4.Trauma jaringan ibu
meningkat karena
perlu penggunaan forsep,
4.Bantu dengan yang dapat
penggunaan forsep mengakibatkan
pada kepala janin, kemungkinan laserasi
bila perlu atau ekstensi
episiotomi

E. Implementasi Keperawatan
Implementasi diagnosa pertama: Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama
persalinan. Knowing, mengkaji respon klien terhadap teknik pereda nyeri. Being With,
memberikan dukungan emosional kepada ibu. Doing For, mendiskusikan dengan klien metode
yang dapat digunakan untuk mengurangi intensitas nyeri, misalnya dengan tarik nafas dalam,
efflurage pressure pada area perut ibu, counter pressure pada area sakrum, melakukan terapi
massage pada punggung ibu. Enabling, menjelaskan penyebab nyeri yang dikarenakan tekanan
pada daerah segmen bawah rahim. Mengevaluasi pengalaman nyeri sebelumnya dan tindakan
yang pernah dilakukan untuk mengurangi nyeri. Mengajak klien berkomunikasi. Maintaining
Belief, memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya mengenai beratnya nyeri
yang dirasakan dan menunjukkan pada klien seberapa baik kemampuan toleransi nyerinya.
Melibatkan keluarga (suami) untuk mendampingi ibu. Membantu keluarga berespon positif pada
pengalaman nyeri klien. Memberi pujian atas kemampuan klien mentoleransi nyeri.
Implementasi diagnosa kedua: Ancietas (cemas) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
selama proses persalinan.yaitu mengkaji tingkat Implementasi keperawatan pada diagnosa ke
lima, ancietas (cemas) berhubungan dengan krisis situasi yaitu Knowing mengkaji kecemasan

13
klien. Mengkaji perasaan dan pemahaman klien terhadap situasi saat ini. Being With,
memberikan kesempatan klien mengungkapkan perasaannya. Memahami persepsi klien tentang
kecemasan yang dirasakan. Doing For, memberi penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang
keadaan ibu dan janin saat ini. Menjelaskan tentang semua prosedur tindakan yang mungkin
akan dilakukan, efek positif dan negatif baik bagi ibu maupun janin apabila tindakan tidak
dilakukan. Enabling, menganjurkan ibu untuk mengekpresikan perasaan, kecemasan dan
ketakutan yang dirasakan. Menemani ibu untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi
cemas. Meminta keluarga untuk memberikan motivasi dan support kepada ibu. Maintaining
Belief, meyakinkan ibu bahwa dengan berdoa, cemas yang dirasakan berkurang.

F. Evaluasi Keperawatan
S: Nyeri dan kecemasan berkurang atau terkontrol

O: Klien mempertahankan tanda vital yang tepat


TD 121/85 mmHg
P 20 x/m
N 86 x/m.
S 36,8ºC

A: Masalah teratasi
P: Persalinan berjalan dengan normal

G. Pendidikan Kesehatan yang Disarankan


Keberhasilan proses persalinan dipengaruhioleh faktor tenaga (power), jalan lahir (passage),
janin (passanger), dan psikologi (psyche). Dalam senamhamil dilakukan latihan pernafasan,
latihan mengejan, latihan penguatan dan peregangan otot serta latihan relaksasi. Latihan-latihan
ini dapat mempengaruhi power, passage, passangger, dan psikologi ibu pada saat persalinan
sehingga persalinan berjalan lancar. Menurut Maryunani (2011) senam hamil dapat membantu
persalinandengan memberikan efek positif terhadap pembukaan serviks dan aktivitas uterus yang
terkoordinasi saat persalinan. Latihan-latihan yang dilakukan pada senam hamil bertujuan
agar ibu hamil memperoleh kekuatan dan tonus otot yang baik, teknik pernafasan
yang baik pada saat proses persalinan. Hal ini didukung penelitian Diarini, dkk (2015)
dan penelitian Kabuhung, kk (2016) yang menemukan ada hubungan yang signifikan senam
hamil dengan persalinan pada ibu bersalin. Ibu yang melakukan senam hamil sebagian besar

14
mengalami persalinan normal dibandingkan ibu yang tidak melakukan senam hamil dan
kebanyakan mengalami kala II lama.
Tiga komponen inti dari senam hamil adalah latihan pernapasan, latihan penguatan dan
peregangan otot, serta latihan relaksasi. Saat ibu hamil melakukan latihan pernapasan
khususnya pernapasan dalam, mereka merasakan napasnya menjadi lebih teratur, ringan, tidak
tergesa-gesa, dan panjang. Latihan pernapasan akan membuka lebih banyak ruangan yang
dapat dipakai dalam paru-paru sehingga kapasitas total paru-paru akan meningkat dan
volume residu paru-paru akan menurun, serta melatih otot-otot sekeliling paru-paru untuk
bekerja dengan baik. Di samping tu, latihan penguatan dan peregangan otot juga berdampak
pada berkurangnya ketegangan ibu hamil. Di akhir program senam hamil, terdapat latihan
relaksasi yang menggabungkanantara relaksasi otot dan relaksasi pernapasan. Pada latihan ini,
ibu hamil melakukannya sambil membayangkan keadaan bayi di dalam perut baik-baik saja.
Pengaruh dari relaksasi dengan membayangkan sesuatu yang menyenangkan, dapat membuat
tubuh menjadi rileks. Secara keseluruhan, senam hamil membawa efek relaksasi pada tubuh
ibu hamil, baik yang bersifat relaksasi pernapasan maupun relaksasi otot. Jika ibu hamil merasa
rileks, maka ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi bayinya.
Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan lamanya persalinan kala 2, peningkatan
pengetahuan ibu hamil mengenai lama persalinan dan manfaat senam hamil adalah dengan
pemberian informasi yang baik dan benar secara intensif. Dengan memperhatikan kondisi dan
kebutuhan ibu hamil, pemberian informasi ini harus ditunjang dengan materi komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) yang menarik dan informatif, yang kemudian dimantapkan dengan
tindakan edukasi. Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian informasi dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang. Seperti penelitian Sirait, dkk (2013) yang menyimpulkan
pemberian informasi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua.

15
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Telah dilakukan pengkajian dan analisis data dasar pada Ny “I” dengan persalinan kala II
lama di Puskesmas Padasuka tahun 2021.
2. Telah dilakukan pengidentifikasian diagnose/masalah actual pada Ny “I” dengan
persalinan kala II lama di Puskesmas Padasuka pada tahun 2021.
3. Telah dilakukan penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan pada Ny “I” dengan
persalinan kala II lama di Puskesmas Padasuka pada tahun 2021. Intervensi dilakukan
dengan pimpinan persalinan secara normal, dengan kekuatan meneran ibu yang kurang
baik.
4. Telah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada Ny “I” dengan persalinan kala II lama di
Puskesmas Padasuka pada tahun 2021 berupa memberitahu hasil pemeriksaan, menyiapkan alat,
perlengkapan ibu dan bayi, memfasilitasi posisi yang nyaman, ibu memilih setengah duduk dan
memimpin ibu untuk meneran yang baik. Bayi lahir setelah dipimpin ±23 menit, dan pada jam
02.39 WIB bayi lahir spontan langsung menangis.
5. Telah dilakukan penanganan kala III. Jam 02.39 WIB diberikan suntik oksitosin 10 IU
IM, kemudian bayi dikeringkan dan dilakukan penjepitan tali pusat kemudian dilanjutkan
dengan IMD dan dilakukan PTT kemudian plasenta lahir spontan jam 02.46. perdarahan
± 200 cc, robekan perineum derajat 2 dan melakukan penjahitan. Kala IV persalinan
berjalan normal.

Saran
Bagi pasien: Diharapkan Ibu bersalin lebih kooperatif dalam menghadapi persalinan. Bagi
keluarga diharapkan bisa turut berpartisipasi dalam memberikan kenyamanan pada ibu bersalin
sehingga dapat membantu ibu melalui proses persalinan.
Bagi Tenaga Kesehatan/Profesi: Diharapkan dapat mempelajari asuhan counter-pressure
sehingga bisa diterapkan pada pasien dan juga dapat meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan.
Bagi Instansi/RSUD: Diharapkan dapat menerapkan kebijakan terkait pemberian asuhan dengan
teknik counter-pressure pada setiap ibu bersalin normal sehingga dapat mengurangi nyeri dan
meminimalisrikan kejadian lama kala II dan juga dapat membuat ibu bersalin merasa nyaman
serta rileks dalam menghadapi persalinannya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia Anggraeni, Nurul Hidayah, M.Kep “PENGARUH RANGSANGAN PUTING SUSU
TERHADAP PENINGKATAN KONTRAKSI UTERUS PADA IBU INPARTU KALA
II DI POLINDESAN YELIR TUNGGALPAGER PUNGGING MOJOKERTO”
HOSPITAL MAJAPAHIT Vol 4 No. 2 Nopember 2012
Henny Dwi Susanti, Yati Afiyanti, Imami Nur Rachmawati “APLIKASI TEORI
WIEDENBACH DAN SWANSON PADA KASUS IBU DENGAN PARTUS KALA II
LAMA” Volume 7, Nomor 1, Januari 2016
“MODEL KONSEP & TEORI KEPERAWATAN (Aplikasi pada Kasus Obstetri Ginekologi)”
Ns. Umi Sukowati, SH, M.Kep., Sp.Mat. Ns. Yulia Irvani Dewi, M.Kep., Sp.Mat.
Ermiati, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Santi Wahyuni, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Restuning
Widiasih, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat.
Nofiyanti, Penulis. HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDOWIA KONAWE UTARA TAHUN 2018.
Diss. Poltekkes Kemenkes Kendari, 2019.
Padila, Panzilion, Juli Andri, Nurhayati, Harsismanto J “PENGALAMAN IBU USIA REMAJA
MELAHIRKAN ANAK DI MASA PANDEMI COVID-19” Journal of Telenursing
(JOTING) Volume 3, Nomor 1, Juni 2021
T.Heather  Herdman, Shige  Kamitsuru, & Lopes, C. T. (2021). NANDA-I
DIAGNOSIS KEPERAWATAN DEFINISI dan KLASIFIKASI (12th ed.)
Tutik Hidayati, Maria Ulfah “PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA (SUAMI) DENGAN
LAMA PERSALINAN KALA II” Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
Yuliaji Siswanto, Mona Saparwati,Sigit Ambar Widyawati “Penyusunan Media Informasi
Tentang Lama Persalinan Kala 2 dan Manfaat Senam Hamil” Pro Health Jurnal Ilmiah
Kesehatan Vol.1 No. 1;2019:1-8
Yuyun Yuniyah, Diyanh Indrayani “PENGARUH POSISI JONGKOK PADA KALA II
PERSALINAN: EVIDENCE BASED CASE REPORT” JURNAL KESEHATAN
SILIWANGI Vol 2 No 3 April 2022

17
18

Anda mungkin juga menyukai