Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa bayi merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

sehingga perlu perhatian khusus. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang bayi adalah tidur dan istirahat. Menurut Rafknowledge (2004), pada

dasarnya tidur dibagi menjadi dua tahapan yaitu non REM (non Rapid Eye Movement)

atau bisa disebut tidur tenang dan REM (Rapid Eye Movement) atau biasa disebut

tidur aktif. Tidur nyenyak sangat penting bagi pertumbuhan bayi, karna saat tidur

pertumbuhan otak bayi mencapai puncaknya. Selain itu pada saat tidur tubuh bayi

memproduksi hormon pertumbuhan tiga kali lebih banyak pada saat bayi tidur

dibandingkan ketika bayi terbangun ( Vina, 2010 ).

Menurut Jodi Mindell, pakar tidur anak di Children’s Hospital Of

Philadelphia, tidur memiliki peran ganda bagi bayi, yaitu memberi kesempatan untuk

mengistirahatkan tubuh dan meningkatkan proses pengolahan pangan menjadi energi

yang dibutuhkan. Pada fase bayi pertumbuhan sel – sel saraf belum sempurna

sehingga diperlukan waktu tidur yang berkualitas dan sehat untuk perkembangan

saraf, pembentukan sinaps serta pelepasan 75% hormon pertumbuhan pada saat bayi

tidur (Permata A, 2017). Bayi yang baru lahir biasanya tidur lama, sekitar 17 – 18

jam/hari dalam minggu pertama sejak kelahiran, dan 15 jam per hari pada bulan

pertama sejak kelahiran. Seorang bayi yang baru lahir kira – kira usia 3 bulan akan

menghabiskan waktu tidurnya sekitar 15 – 17 jam, dengan pembagian waktu 8 jam

untuk tidur siang dan 9 jam untuk tidur malam. Bayi dikatakan memiliki kualitas tidur

yang baik apabila lama tidurnya hampir seimbang antara siang dan malam. Semakin

usia bayi bertambah, jam tidurnya juga semakin berkurang. Pada usia 3 – 6 bulan
jumlah tidur siang semakin berkurang, kira – kira 3 kali dan terus berkurang

(Rafknwoldge,2004).

Berdasarkan Data WHO tahun 2012 tercatat sekitar 33% bayi mengalami

masalah tidur. Sementara para peneliti Cincinnati Children’s Hospital Medical Center

menyatakan masalah tidur pada bayi tidak selalu hilang pada saat mereka dewasa. Di

Indonesia masih banyak bayi yang mengalami masalah tidur, yaitu sekitar 44,2% bayi

mengalami gangguan tidur seperti sering terbangun di malam hari. Namun lebih dari

72% orang tua menganggap gangguan tidur pada bayi bukan suatu masalah, hal

tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian pada tahun 2004 – 2005 yang

dilaksanakan di lima kota besar di Indonesia ( Jakarta, Bandung, Medan. Palembang,

dan Batam) (Minarti, 2012). Menurut hasil penelitian Sekartini tahun 2004, yang

dilakukan di 5 kota yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Palembang dan Batam dengan

jumlah responden 385 orang, diperoleh data 51,3% bayi mengalami gangguan tidur,

42% jam tidur malamnya kurang dari 9 jam, terbangun malam hari lebih dari tiga kali

dan lama terbangun pada malam hari lebih dari satu jam (Dalam Sekartini, 2004).

Proses pertumbuhan dan perkembangan terutama pada masa bayi dan masa

balita merupakan proses yang teramat penting bagi kehidupan manusia. Karena pada

masa itulah proses tumbuh kembang menentukan masa depan anak, baik secara fisik,

mental maupun perilaku. Laju pertumbuhan dan perkembangan pada setiap tahapan

usia tidaklah sama, tergantung dari faktor keturunan, konsumsi gizi, perilaku orang

tua dan lingkungannya, serta masih kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya

tidur. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa lingkungan turut mempengaruhi

perkembangan anak. Jika tidak mendapat kesempatan dan lingkungan yang baik

untuk berkembang, maka kecerdasan itu tidak akan mencapai kemampuan yang

maksimal (Bambang, 2011).


Kualitas tidur bayi sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan

bayi. Bayi dengan kualitas tidur yang baik akan memiliki perkembangan yang baik

pula, biasanya bayi yang aktif dan tumbuh normal mempunyai waktu tidur yang baik.

Membiasakan bayi tidur siang yang cukup akan meningkatkan kecerdasan otak bayi,

tetapi perlu diperhatikan juga jangan membiasakan bayi tidur pada sore hari karena

kebanyakan bayi akan rewel pada malam hari ( Wong, 2001 ).

Saat ini berbagai terapi untuk mengatasi masalah tidur bayi sudah banyak

dikembangkan, seperti terapi farmakologis dan non farmakologis. Salah satu contoh

terapi non farmakologis adalah dengan terapi pijat bayi. Pijat bayi adalah gerakan

usapan lambat dan lembut pada seluruh tubuh bayi yang dimulai dari kaki, perut,

dada, wajah, tangan dan punggung bayi. Pijat bayi disebut juga sebagai Stimulus

Touch atau terapi sentuh atau rangsangan raba ( taktil ) yang dilakukan dipermukaan

kulit, manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan

efek terhadap syaraf otot, dan sistem pernafasan serta melancarkan sirkulasi darah

(Ellyzabeth.S, Norif. D, 2020). Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi

inilah akan terjadi komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya.

Sebenarnya pijat bayi ini sudah dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan didunia

ini sejak berabad – abad lalu. Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk jenis

gerakan, terapi dan tujuan. Pijat bayi memiliki efek motorik positf, termasuk

kemampuan untuk mengontrol koordinasi jari, lengan, tubuh, dan kaki (Ellyzabeth.S,

Norif. D, 2020). Selain sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan manfaat,

pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih sayang antara orang

tua dan anak, melalui sentuhan pada kulit yang berdampak luar biasa pada

perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh kembang anak ( Riksani, 2012 ).


Buat atmosfer yang menyenangkan saat melakukan pijat bayi, ciptakan

suasana yang menyenangkan, dapat menyalakan musik yang menyengangkan atau

bersenandung lagu anak – anak namun hindari volume yang terlalu keras, bisa juga

menggunakan aromaterapi untuk menenangkan bayi (Gelania, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai

adakah hubungan antara baby massage dengan kualitas tidur bayi usia 5 – 12 bulan di

Hafimah SPA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian “ Hubungan Baby Massage Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 5 – 12 Bulan

di Hafimah SPA “.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah

Hubungan Baby Masaage Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 5 – 12 Bulan di

Hafimah SPA.

2. Tujuan Khusus

Diketahui Hubungan Baby Massage Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 5 – 12

Bulan di Hafimah SPA.

D. Manfaat Penelitian

1. Masalah Teoritis

Dapat dijadikan referensi informasi tentang adanya alternatif perawatan untuk

meningkatkan kualitas tidur bayi.

2. Masalah Praktis

a. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian teoritis dan

menambah pengetahuan khususnya tentang hubungan baby massage dengan

kualitas tidur bayi usia 5 – 12 bulan.

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pada masyarakat,

khususnya ibu – ibu tentang pijat bayi sehingga dapat menstimulasi secara

maksimal untuk membantu tumbuh kembang bayi, terutama dalam memenuhi

kualitas tidur bayi.

c. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai informasi dalam BPS sehingga mampu meningkatkan kualitas tidur

bayi.

d. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan peneliti terkait dengan pengaruh baby

massage terhadap kualitas tidur bayi.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan pembuatan penelitian

yang lebih baik di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai