Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi merupakan anak usia dibawah satu tahun yang baru memasuki

tahap awal kehidupan ditandai dengan terjadinya perkembangan yang cepat.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan pada bayi salah satunya adalah

istirahat atau lamanya waktu tidur. Tubuh bayi akan memproduksi hormon

pertumbuhan ketika tidur, sehingga bayi membutuhkan waktu tidur yang cukup

untuk mendapatkan perkembangan yang optimal (Permata, 2017)

Gangguan tidur pada bayi menjadi bentuk permasalahan yang

dihadapi oleh orang tua(Sadeh et al., 2009). Berdasarkan data WHO pada tahun

2012 dalam jurnal Pedriatrics, sebanyak 33% bayi mengalami gangguan tidur

(Abdurrahman, 2015). Di Indonesia dari penelitian yang dilakukan oleh

Sekartini pada tahun 2004 sebanyak 44,2% anak usia dibawah 3 tahun

mengalami gangguan tidur (Nughraheni et al., 2018). Di daerah Yogyakarta

pada tahun 2018, sebanyak 13,6% bayi yang tidak rutin diberi terapi pijat

mengalami permasalahan dalam tidurnya (Fauziah & Wijayanti, 2018).

Bayi usia 6-12 bulan akan mengalami peningkatan aktivitas fisik,

dimana bayi mulai belajar merangkak, duduk dan berjalan. Aktivitas tersebut

yang dapat membuat bayi menjadi kelelahan, sehingga akan terjadi

peningkatan waktu tidur pada bayi di siang hari dan bayi akan mengalami

1
2

gangguan tidur di malam hari (Shadik, 2011). Bayi usia 6-12 bulan mempunyai

waktu tidur sekitar 14 jam perhari (Erlawati & Oktaviani, 2019).

Kualitas tidur bayi merupakan ukuran yang digunakan untuk menilai

kemudahan bayi dalam memulai dan mempertahankan waktu tidurnya.

Kualitas tidur yang baik jika lama waktu tidurnya seimbangan antara tidur

malam dan siang hari (Abdurrahman, 2015). Bayi dengan kualitas tidur yang

buruk memberikan dampak yang negatif pada perkembangannya, seperti bayi

menjadi mudah emosi serta konsentrasi dan imunitas tubuh menurun. Faktor

yang mempengaruhi kualitas tidur pada bayi antara lain aktivitas atau

kelelahan, lingkungan, kondisi kesehatan dan pemenuhan nutrisi (Mardiana &

Martini, 2014). Bayi usia 6-12 bulan membutuhkan waktu tidur yang cukup,

sehingga perlu adanya pemberian stimulus dari luar yaitu berupa terapi pijat.

Terapi pijat yang bisa dilakukan salah satunya adalah pijat bayi (Nughraheni et

al., 2018).

Pijat bayi merupakan terapi sentuhan yang dapat memberikan rasa

aman dan nyaman pada bayi. Pijat dapat membantu mengurangi ketegangan

otot, sehingga manfaat yang diperoleh yaitu bayi menjadi lebih rileks dan

tidurnya menjadi lebih nyenyak (Permata, 2017). Terapi pijat juga menjadi

sarana untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dan membentuk hubungan

awal antara orang tua dengan bayinya (Vitrianingsih & Khadijah, 2017).

Pijat bayi membantu meningkatkan kadar sekresi serotonin. Serotonin

merupakan hormon neurotransmitter atau hormon yang menghantarkan pesan


3

dari satu bagian otak ke bagian otak yang lain. Hormon serotonin ini akan

diubah menjadi melatonin. Fungsi melatonin adalah memberikan rangsangan

berupa rasa kantuk serta memberi ketenangan yang membantu tidur bayi

menjadi lelap (Roesli, 2013). Hal ini di dukung oleh penelitian Field et al

(2016) yang menyatakan bahwa terapi pijat menggunakan lotion mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap total waktu tidur bayi dimalam hari

dibandingkan dengan waktu tidur bayi yang diberi terapi pijat tanpa

menggunakan lotion. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rahayu et al (2016)

menyatakan bahwa setelah dilakukan pemijatan pada kelompok intervensi

terjadi peningkatan kualitas tidur dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Peneliti ini juga menemukan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi

kualitas tidur pada bayi yaitu usia yang berpengaruh terdahap sistem imun

tubuh. Sistem imun tubuh bayi yang masih lemah mudah terserah oleh kuman

penyakit sehingga menyebabkan kualitas tidurnya menjadi terganggu.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan

melakukan wawancara kepada petugas kesehatan di Puskesmas Sewon II

Bantul diperoleh data jumlah bayi yang berusia 6-12 bulan sebanyak 67 bayi

dan di peroleh informasi bahwa sudah ada beberapa petugas kesehatan seperti

bidan dan fisioterapi yang membuka praktek pijat bayi. Dari hasil pengkajian

awal kepada 5 orang tua yang memiliki bayi usia 6-12 bulan, 3 orang tua bayi

mengatakan bayinya jarang dilakukan pemijatan, jika di pijat pemijatan

dilakukan oleh dukun bayi karena sudah tradisi di dalam keluarga dan sering

terbangun dimalam hari lebih dari 3 kali, dan jam tidur malamnya kurang dari
4

9 jam. Sedangkan 2 orang tua bayi lainnya megatakan bayinya sering

dilakukan pemijatan dan jam tidurnya normal dengan tidur malam lebih dari 9

jam.

Berdasarkan fenomena diatas, dilihat dari permasalahan gangguan

tidur pada bayi dan manfaat pijat bayi terhadap kualitas tidur serta didukung

oleh penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

guna mempelajari pengaruh pijat terhadap kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di

Komunitas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan permasalah

penelitian ini adalah : “Apakah ada pengaruh pijat terhadap kualitas tidur bayi

usia 6-12 bulan di Komunitas?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan pengaruh pijat terhadap kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan

di Komunitas.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan kualitas tidur bayi sebelum dilakukan pijat bayi

pada kelompok kontrol dan perlakuan di Komunitas.

b. Untuk mendeskripsikan kualitas tidur bayi sesudah dilakukan pijat bayi

pada kelompok kontrol dan perlakuan di Komunitas.


5

c. Untuk mendeskripsikan karakteristik responden di Komunitas.

D. Manfaat Penelitian

1. Instansi Pendidikan

Dapat dijadikan referensi bagi akademik/pendidik dan sumber pengetahuan

tentang ilmu keperawatan khususnya tentang pengaruh pijat bayi terhadap

qualitas tidur bayi sebagai bahan masukan.

2. Orang tua bayi

Diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan menambah pengalaman

untuk ibu agar mau memijatkan bayinya.

3. Manfaat bagi ilmu keperawatan

a. Untuk menambah wawasan serta sebagai bahan informasi tentang pijat

bayi

b. sebagai bahan masukan penelitian selanjutnya dalam mencari referensi

terkait pengaruh pijat bayi terhadap qualitas tidur bayi usia 3-6 bulan.

E. Keaslian Penelitian

1. Nughraheni, Ambarwati & Marni. 2018. Upaya Peningkatan Kualitas Tidur

Bayi Usia 3-12 Bulan Dengan Terapi Pijat. Hasil penelitian menunjukkan

terjadi peningkatan kualitas tidur pada 16 responden setelah diberikan

terapi pijat, sementara itu sebanyak 5 responden tidak mengalami

perubahan dalam kualitas tidurnya setelah diberikan pijatan. Dimana nilai p

value 0,000 (<0,05). Artinya terapi pijat mempunyai pengaruh dalam

meningkatkan kualitas tidur pada bayi. persamaan antara penelitian ini


6

dengan penulis adalah variabel yang akan diteliti. Sementara perbedaannya

adalah metode yang digunakan.

2. Rahayu, Nurhamidi & Astuti. 2016. Pengaruh Pijat Terhadap Kualitas

Tidur Bayi Umur 0-6 Bulan Di Klinik Bidan Praktik Mandiri (Bpm) “U”

Banjarbaru. Hasil penelitian adalah bayi memiliki waktu tidur yang

berbeda-beda, dimana sebelum dilakukan pemijatan didapatkan data

sebanyak 6 responden (60%) dari kelompok intervensi memiliki kualitas

tidur yang buruk, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 7 responden

(70%) memiliki kualitas tidur sedang. Setelah dilakukan pemijatan, data

yang diperoleh pada kelompok intervensi terjadi peningkatan kualitas tidur

sedang pada bayi yaitu sebanyak 9 responden (90%). Sementara itu pada

kelompok kontrol, sebagian besar bayi memiliki kualitas tidur sedang yaitu

sebanyak 8 responden (80%). Berdasarkan hasil analisa uji Wilcoxon

diperoleh nilai signifikansi p value 0,014 terjadi peningkatan sebanyak 3

responden pada kelompok intervensi yang mengalami kualitas tidur sedang,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bayi yang memiliki kualitas

tidur buruk berkurang setelah dilakukan pemijatan, artinya pijat bayi

berpengaruh terhadap kualitas tidur bayi. Perbedaan antara penelitian

dengan penulis adalah usia responden yang akan diteliti, pada penelitian ini

peneliti menggunakan responden dengan usia 0-6 bulan, sementara penulis

menggunakan responden dengan usia 6-12 bulan dan metode yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode quasy eksperimen

dengan pendekatan post test hanya pada kelompok kontrol saja, sedangkan
7

penulis menggunakan metode quasy-eksperimental dengan pendekatan pre-

test and post-testcontrol group design. Persamaan antara penelitian dengan

penulis terletak pada variabel yang akan diteliti, yaitu meneliti tentang

pengaruh pijat bayi dan kualitas tidur bayi.

3. Field, Gonzalez, Diego & Mindell. 2016. Mother massaging their

newborns with lotion versus no lotion enchances mother’ and newborns’

sleep. Hasil yang didapatkan adalah terjadi peningkatan waktu tidur pada

bayi baru lahir pada kelompok intervensi yang di pijat menggunakan lotion,

sementara itu waktu tidur pada kelompok intervensi yang dipijat tanpa

menggunakan lotion dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan

tidak terjadi peningkatan waktu tidur. Penelitian ini di analisis

menggunakan Mancova dan anova dengan mencari perbandingan

menggunakan test Boneferronit menggunakan SPSS. Perbedaan antara

peneliti dan penulis adalah variabel yang diteliti, peneliti ini meneliti

tentang pengaruh orang tua yang memijat bayinya yang baru lahir

menggunakan lotion, sementara penulis hanya meneliti tentang pijat bayi

saja, dan analisa data yang digunakan peneliti dan penulis tidak sama.

Persamaan peneliti dan penulis adalah peneliti menggunakan kuesioner

BISQ yang mana instrumen untuk mengukur kualitas tidur pada bayi sama

dengan instrumen yang digunakan penulis.

Anda mungkin juga menyukai