Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI

USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II


DENPASAR TIMUR
TAHUN 2012

Ns. Ni Made Aries Minarti, S.Kep. M.Ng. (pembimbing 1), Ns. Kadek Cahya
Utami, S.Kep. (pembimbing 2)
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract. Sleep is an important factor and influences the baby growth and
development. Sleep requirement isn’t only viewed from quantity aspect but quality as
well. With good sleep quality, baby’s growth and development can be achieved
optimally. One of the options to increase the baby’s sleep quality is by applying the
baby massage. The aim of this research is to know the impact of baby massage to
sleep quality on baby age of 3-6 months at work district of Puskesmas II Denpasar
Timur. The method which is used in this research is pre-experimental study (one
group pre-test dan post-test design) with Wilcoxon Signed Rank Test. The sample is
totally 30 samples without control group, gathered by purposive sampling technique.
Collecting data uses baby sleep questionnaire. The result is 80% of babies have good
sleep quality and 20% moderate sleep quality. Mean point of the sample before
massaged is 23,77, whereas mean point of the sample after massaged is 30,83. The
result of data analysis shows there is an impact of the baby massage to sleep quality
on baby age of 3-6 months at work district Puskesmas II Denpasar Timur (Asymp. ρ
value point 0,000 (ρ ≤ 0,05)).

Keyword: Baby Massage, sleep quality, Baby Age of 3-6 Months

PENDAHULUAN tidur pertumbuhan otak bayi mencapai


puncaknya. Selain itu pada saat tidur
Masa bayi merupakan masa tubuh bayi memproduksi hormon
emas untuk pertumbuhan dan pertumbuhan tiga kali lebih banyak
perkembangan anak sehingga perlu pada saat bayi tidur dibandingkan
mendapatkan perhatian khusus. Salah ketika bayi terbangun (Vina, 2010).
satu faktor yang mempengaruhi Kebutuhan tidur tidak hanya
tumbuh kembang bayi adalah tidur dan dilihat dari aspek kuantitas saja namun
istirahat. Tidur nyenyak sangat penting juga kualitasnya. Dengan kualitas tidur
bagi pertumbuhan bayi, karena saat yang baik, pertumbuhan dan
perkembangan bayi dapat dicapai raba. Rangsang raba adalah yang
secara optimal (Kartini Kartono, paling penting dalam perkembangan.
1996:100 dalam Maya Widyanti dkk, Sensasi sentuhan merupakan sensori
2008). yang paling berkembang saat lahir
Di Indonesia cukup banyak (Liaw, 2000 dalam Hikmah, 2010).
bayi yang mengalami masalah tidur, Pijat bayi merupakan salah satu cara
yaitu sekitar 44,2% bayi mengalami yang menyenangkan untuk
gangguan tidur seperti sering menghilangkan ketegangan dan
terbangun di malam hari. Namun lebih perasaan gelisah terutama pada bayi.
dari 72% orang tua menganggap Pijatan lembut akan membantu
gangguan tidur pada bayi bukan suatu mengendurkan otot-ototnya sehingga
masalah atau hanya masalah kecil, hal bayi menjadi tenang dan tidurnya
tersebut diungkapkan oleh sebuah nyenyak. Sentuhan lembut pada bayi
penelitian pada tahun 2004-2005 yang merupakan sarana ikatan yang indah
dilaksanakan di lima kota besar di antara bayi dan orang tuanya (Roesli,
Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, 2001).
Palembang dan Batam). Namun fakta menunjukkan
Bayi yang mengalami masih banyak ibu-ibu yang enggan
gangguan tidur akan mengalami untuk melakukan pemijatan secara
gangguan yang sama dimasa-masa rutin kepada bayinya apalagi diawal
selanjutnya terutama pada masa kelahirannya. Hal tersebut karena
pertumbuhan. Dalam sebuah penelitian adanya perasaan takut salah memijat
yang dilakukan oleh Harriet Hiscock et bayinya, badan bayi yang masih lemah
al (2002) di Melbourne, Australia serta tidak tahu bagaimana teknik
didapatkan hasil 32% ibu melaporkan memijat yang benar (Subakti dan
terdapat kejadian berulang masalah Anggraini, 2009).
tidur pada anak mereka. Hasil Penelitian klinis menunjukkan
penelitian tersebut menggambarkan bahwa sentuhan sayang dan pijatan
bahwa masih banyak kejadian masalah membantu bayi tumbuh lebih kuat dan
tidur yang dialami bayi dan kejadian tidur lebih nyenyak, mempersingkat
tersebut bisa menetap ataupun terulang masa tinggal perawatan bayi di rumah
kembali (Hiscock et all, 2002). sakit (setelah dilahirkan). Menurut
Saat ini berbagai terapi telah penelitian Dieter et al (2003), pijat
dikembangkan, baik terapi dapat meningkatkan berat badan bayi
farmakologis maupun non sampai 47%. Pada penelitian yang
farmakologis. Salah satu terapi non dilakukan oleh Scafidi et all (1989)
farmakologis untuk mengatasi masalah memperlihatkan bahwa terapi sentuhan
tidur bayi adalah pijat bayi. Pijat bayi yang dilakukan pada bayi prematur
adalah gerakan usapan lambat dan dapat memperbaiki pola tidur. (Subakti
lembut pada seluruh tubuh bayi yang dan Anggraini, 2009).
dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, Studi pendahuluan yang
tangan dan punggung bayi. Pijat bayi dilakukan di Puskesmas II Denpasar
merupakan salah satu bentuk rangsang Timur pada bulan Januari 2012
diperoleh data dari 30 bayi yang Pengambilan sampel dalam penelitian
berkunjung untuk melakukan ini dilakukan dengan cara Non
imunisasi, 22 bayi dilaporkan Probability Sampling dengan teknik
mengalami masalah ketika tidur. Purposive Sampling.
Keluhan yang dilaporkan oleh ibu
berbeda-beda pada setiap bayi. Ada Instrumen Penelitian
yang melaporkan sering terbangun Pengumpulan data dilakukan
ketika tidur dimalam hari, menangis dengan menggunakan kuesioner
ketika terbangun dan sebagainya. Dari kualitas dur bayi yang telah di uji
30 ibu yang membawa bayi ke poli validitasnya. Kuesioner kualitas tidur
imunisasi, 20 orang mengatakan tahu bayi yang digunakan dalam peneitian
atau pernah mendengar tentang pijat ini mengacu pada Morrell’s Infant
bayi namun tidak tahu bagaimana Sleep Qustionairre (MISQ) dan A
teknik memijat yang benar, 10 orang Brief Screening Questionnaire For
mengatakan sama sekali tidak tahu Infant Sleep Problems (BISQ).
tentang pijat bayi.
Berdasarkan latar belakang di Prosedur Pengumpulan Data dan
atas, penulis ingin meneliti tentang Analisis Data
“Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Sampel yang terpilih akan
Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan di diberikan intervensi pijat bayi selama
Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar 10 hari oleh ibu dari masing-masing
Timur.” bayi. Sebelumnya orang tua sampel
akan diberikan penjelasan mengenai
prosedur penelitian dan tujuan
METODE PENELITIAN penelitian, kemudian orang tua sampel
Rancangan Penelitian menandatangani informed consent
Penelitian ini merupakan Pre sebagai responden. Setelh itu orang tua
Eksperimental dengan rancangan one sampel akan di beri pelatihan
group pre-test and post-test design mengenai cara pijat bayi dan
tanpa kelompok kontrol, yang melakukan redemostrasi mengenai
membandingkan kualitas tidur pada teknik pijat bayi yang telah diajarkan.
bayisebelum dan sesudah intervensi Setelah itu dilakukan pre test
pijat bayi. kemudian sampel akan diberikan
intervensi pijat bayi selama 10 hari
Populasi dan Sampel oleh ibu masing-masing, setelah itu
Populasi penelitian ini adalah pada hari ke 10 aka dilakukan post tes.
semua bayi dengan usia 3-6 bulan Setelah data terkumpul maka
yang berkunjung ke Puskesmas II data dideskripsikan dan diberikan skor
Denpasar Timur yang menjalani serta dikategorikan menjadi 3 yakni
prosedur imunisasi selama periode kualitas tidur baik (28-36), kualitas
waktu pengumpulan data. Peneliti tidur sedang (20-27) dan kualitas tidur
mengambil 30 sampel sesuai dengan buruk (12-19). Selanjutnya data
kriteria inklusi dan eksklusi.
ditabulasi, dimasukkan kedalam tabel
frekuensi dan diinterpretasikan. PEMBAHASAN
Untuk menganalisis pengaruh Berdasarkan hasil analisis data
pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi dapat dilihat dengan jelas perubahan
maka dilakukan uji Wilcoxon Sign tingkat kualitas tidur bayi usia tiga
Rank Test dengan tingkat signifikansi sampai enam bulan di wilayah kerja
p ≤ 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Puskesmas II Denpasar Timur sebelum
dan setelah pemberian intervensi pijat
HASIL PENELITIAN bayi. Sebelum diberikan pijat bayi
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 26,67% atau 8 responden
sebagian besar responden mengalami dengan tingkat kualitas tidur buruk,
peningkatan kualitas tidur setelah 43,33% atau 13 responden dengan
diberikan intervensi pijat bayi yaitu 21 tingkat kualitas tidur sedang, dan 30%
responden (70%), sedangkan 9 atau 9 responden dengan tingkat
responden (30%) tidak mengalami kualitas tidur baik. Setelah diberikan
peningkatan kualitas tidur setelah pijat bayi, tidak terdapat responden
diberikan intervensi pijat bayi. Hasil dengan tingkat kualitas tidur buruk
penelitian juga menunjukkan mean (0%), 20% atau 6 responden dengan
atau rata-rata kualitas tidur pre sebesar tingkat kualitas tidur sedang, dan 80%
23,77 dan mean kualitas tidur post atau 24 responden dengan tingkat
sebesar 30,83. Hal tersebut kualitas tidur baik. Selain itu, juga
menunjukkan adanya peningkatan didapatkan hasil sebagian besar bayi
rata-rata skor kualitas tidur bayi usia tiga sampai enam bulan di
setelah diberikan intervensi pijat bayi. wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Berdasarkan uji Wilcoxon Timur mengalami peningkatan kualitas
Signed Rank Test dengan tidur setelah diberikan intervensi pijat
menggunakan system komputerisasi bayi yaitu 21 responden (70%),
dengan tingkat kepercayaan 95% (p ≤ sedangkan 9 responden (30%) tidak
0,05) yang dilakukan untuk mengalami peningkatan kualitas tidur
mengetahui ada atau tidaknya setelah diberikan intervensi pijat bayi.
pengaruh pemberian pijat bayi Tabel 6 juga menunjukkan bahwa
terhadap kualitas tidur bayi usia tiga tidak terdapat bayi usia tiga sampai
sampai enam bulan di wilayah kerja enam bulan di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar Timur, maka Puskesmas II Denpasar Timur yang
diperoleh nilai asymp sig (2-tailed) mengalami penurunan kualitas tidur
0,000 (kurang dari nilai α = 0,05) setelah diberikan intervensi pijat bayi.
sehingga dapat disimpulkan bahwa Setelah dilakukan uji hipotesis
Hipotesa (Ha) dalam penelitian ini dengan menggunakan uji beda dua
diterima, dimana ada pengaruh sampel berpasangan untuk skala data
pemberian pijat bayi terhadap kualitas ordinal, yaitu Wilcoxon Signed Rank
tidur bayi usia tiga sampai enam bulan Test pada program komputerisasi
di wilayah kerja Puskesmas II dengan tingkat kepercayaan 95% (p ≤
Denpasar Timur Tahun 2012. 0,05) yang dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya Florida menunjukkan bayi yang
pengaruh pemberian pijat bayi mendapatkan pijatan lebih aktif dan
terhadap kualitas tidur bayi usia tiga waspada, selain itu pijatan
sampai enam bulan di wilayah kerja menyebabkan neurologis pada bayi
Puskesmas II Denpasar Timur, yang dipijat lebih cepat matang
diperoleh nilai asymp sig (2-tailed) daripada bayi yang tidak dipijat. Anak-
atau nilai p = 0,000 (kurang dari nilai α anak yang mendapatkan sentuhan
= 0,05) sehingga dapat disimpulkan penuh cinta kasih sejak usia dini
bahwa ada pengaruh pemberian pijat mempunyai ketrampilan bahasa dan
bayi terhadap kualitas tidur bayi usia membaca, maupun IQ yang lebih kuat.
tiga sampai enam bulan di wilayah Ini dibuktikkan pada kajian yang
kerja Puskesmas II Denpasar Timur. diselenggarakan di Rainbow Babies
Adanya pengaruh pemberian and Children’s Hospital di Cleveland,
pijat bayi terhadap kualitas tidur Ohio. Suatu tim peneliti dari Warwick
tersebut sesuai dengan penelitian Medical School dan Institute of
Dieter, et al (2003), yang meneliti Education dari University of Warwick,
mengenai pengaruh pijat bayi terhadap meneliti sembilan macam gerakan
berat badan dan pola tidur bayi. massage yang diterapkan kepada 598
Tujuan penelitian ini adalah menguji bayi usia dibawah enam bulan. Hasil
keefektifan pijat bayi selama lima hari penelitian tersebut salah satunya
pada kenaikan berat badan dan pola disebutkan bahwa pijatan dapat
tidur pada bayi prematur yang sudah mempengaruhi keluarnya hormon tidur
stabil. Metode yang dilakukan adalah melatonin, dimana dengan hormon
pijat bayi dilakukan lima hari tersebut bayi dapat memiliki pola tidur
sebanyak tiga kali sehari selama 15 yang teratur (Roesli, 2009).
menit. Jumlah bayi yang diikut Selain itu, Harrison et al (2000)
sertakan dalam penelitian ini adalah 16 juga melakukan penelitian yang
bayi kelompok kontrol dan 16 mengidentifikasi pengaruh pijat bayi
kelompok intervensi, yang dilihat terhadap kualitas tidur bayi, orientasi
adalah peningkatan berat badan, stabilitas autonomy Brazelton
asupan nutrisi, kilokalori, dan perilaku Neonatal Behavioral Assesment Scale
tidur. Hasil penelitian pada kelompok (BNBS), saturasi oksigen dan
intervensi menunjukkan berat badan frekuensi denyut nadi. Penelitian ini
53% lebih tinggi dibandingkan dilakukan terhadap 12 bayi premature
kelompok kontrol. Pada kelompok masing-masing dikelompok control
intervensi menunjukkan pola tidur dan kelompok intervensi. Hasil yang
yang lebih teratur dan perilaku tidur didapatkan ada perbedaan bermakna
yang lebih sedikit dibandingkan terhadap kualitas tidur dan BNBS
kelompok kontrol. antara bayi di kelompok kontrol dan
Penelitian serupa juga bayi dikelompok intervensi
dilakukan oleh Tiffany Field, direktur menunjukkan hasil yang lebih baik
Touch Research Institute di University pada kualitas tidurnya dan skor BNBS.
of Miamy School of Medicine di
Penelitian yang dilakukan oleh terdapat di permukaan kulit bereaksi
Beider & Moyer (2007) juga terhadap sentuhan. Selanjutnya saraf
memperlihatkan bahwa pijat bayi yang tersebut mengirimkan pesan-pesan ke
dilakukan pada bayi premature dapat otak melalui jaringan saraf yang
memperbaiki pola tidur. Bayi berada di medula spinalis. Proses
premature yang mendapatkan tersebut dapat menyebabkan
intervensi pijat bayi sebelum tidur perangsangan pada reseptor saraf
menunjukkan pola tidurnya lebih baik sensorik perifer terutama reseptor
dibandingkan dengan bayi yang tidak tekanan. Rangsangan ini mengaktifkan
mendapatkan pijat bayi. Dengan pola sistem saraf parasimpatis.
tidur yang lebih baik bayi ini Perangsangan sistem saraf
menunjukkan kenaikkan berat badan. parasimpatis yang paling utama
Penelitian di atas diperkuat oleh terlibat dalam proses tidur adalah
teori dari Pengamat T.Field yang beberapa area dalam saraf otonom
dikutip dr. J. David Hull, ahli virologi parasimpatis nuclei rafe dan nukleus
molekuler dari Inggris, dalam makalah tractus solitarius, yang merupakan
berjudul Touch Therapy : Science regio sensorik medula dan pons yang
Confirms Instinct, menyebutkan terapi dilewati oleh sinyal sensorik viseral
pijat 30 menit per hari bisa yang memasuki otak melalui saraf-
mengurangi depresi dan kecemasan. saraf vagus dan glosovaringeus, juga
Tidur bayi bertambah tenang. Terapi menimbulkan keadaan tidur (Roesli,
pijat 15 menit selama enam minggu 2009; Guyton 2007).
pada bayi usia satu sampai tiga bulan Pemijatan akan meningkatkan
juga akan meningkatkan kesiagaan tonus vagal sehingga merangsang saraf
(alertness) dan tangisnya berkurang. vagus. Suplai saraf parasimpatis
Ini akan diikuti peningkatan berat dihantarkan ke dan dari abdomen
badan, perbaiki kondisi psikis, melalui saraf vagus. Saraf vagus
berkurangnya kadar hormon stres, dan adalah saraf kepala kesepuluh yang
bertambahnya kadar serotonin. mengatur fungsi organ tubuh termasuk
Pemijatan juga akan dibagian dada dan perut. Rangsangan
merangsang peredaran darah dan pada saraf vagus (saraf parasimpatis)
menambah energi karena oksigen lebih akan merangsang sel enterochromaffin
banyak dikirim ke otak dan ke seluruh dalam saluran gastrointestinal untuk
tubuh (Field 2002). Peningkatan mengeluarkan hormon serotonin
kualitas tidur pada bayi yang diberi (Guyton, 2007).
pemijatan tersebut disebabkan oleh Secara teori dapat dijelaskan
adanya peningkatan kadar sekresi bahwa pada manusia, lebih dari 90%
serotonin yang dihasilkan pada saat serotonin dalam tubuh ditemukan
pemijatan (Roesli, 2009). dalam sel enterochromaffin dalam
Melalui pijat bayi, dimana ibu saluran gastrointestinal (duodenum).
memberikan sentuhan disertai dengan Sel enterochromaffin merupakan
penekanan lembut pada bayi akan tempat sintesis dan penyimpanan
menyebabkan ujung-ujung saraf yang utama dari serotonin dalam tubuh.
Serotonin juga ditemukan dalam sel Berdasarkan data yang
raphe dalam batang otak, terdapat diperoleh pada penelitian, pada bayi
neuron serotoninergik yang yang diberi perlakuan pemijatan,
mensintesis, menyimpan, dan tidurnya lebih lama dengan frekuensi
melepaskan serotonin sebagai bangun yang lebih sedikit, selama tidur
neurotransmiter. Serotonin dapat bayi tidak rewe, dan ketika bangun
menginduksi rasa kantuk dan tidur bayi tampak ceria. Setelah
memberikan ketenangan diberikan intervensi pijat bayi, rata-
(antidepressan). Pelepasan serotonin rata frekuensi bangun malam harinya
dirangsang oleh adanya makanan dan sebanyak 2x dan frekuensi tidur
stimulasi pada nervus vagus. Serotonin siangnya sebanyak 2x. Menurut Roesli
merupakan neurotransmiter utama (2009), pada pemijatan terdapat
yang berkaitan dengan timbulnya perubahan gelombang otak yaitu
keadaan tidur dengan menekan terjadinya penurunan gelombang alpha
aktivitas sistem pengaktivasi dan peningkatan gelombang beta serta
retikularis maupun aktivitas otak theta yang dapat dilihat melalui
lainnya (Guyton, 2007). Menurut penggunaan EEG
Mas’ud (2001), serotonin yang (Elektroensefalografi).
disintesis dari asam amino tripthophan Perubahan gelombang otak
akan diubah menjadi 5- tersebut terjadi akibat terangsangnya
hidroksitriptophan (5HTP) kemudian aktivitas sistem saraf otonom
menjadi N-asetil serotonin yang pada parasimpatis nuclei rafe. Nuclei rafe
akhirnya berubah menjadi melatonin. adalah nukleus yang berasal dari rafe
Melatonin mempunyai peran dalam medial batang otak dan berproyeksi
tidur dan membuat tidur lebih lama disebagian besar daerah otak,
dan lelap pada saat malam hari. Hal ini khususnya yang menuju radiks dorsalis
disebabkan karena melatonin lebih medula spinalis dan menuju
banyak diproduksi pada keadaan gelap hipotalamus dimana salah satu
saat cahaya yang masuk ke mata fungsinya adalah menyekresikan
berkurang (Mas’ud, 2001). hormon serotonin. Nuclei rafe adalah
Selain itu, sistem daerah perangsangan yang paling
neurotransmiter serotonin juga mencolok yang dapat menimbulkan
meningkatkan kapasitas sel reseptor keadaan tidur alami. Perangsangan
untuk mengikat glukokortikoid saraf parasimpatis pada nuclei rafe
(adrenalin suatu hormon stres) akan mengakibatkan penurunan
sehingga menyebabkan terjadinya metabolisme tubuh, denyut nadi,
penurunan kadar hormon adrenalin tekanan darah, frekuensi pernapasan
(cortisol hormone), proses ini dan peningkatan sekresi serotonin
menyebabkan perasaan rileks pada (Guyton, 2007:778).
bayi sehingga merasa lebih nyaman Nuclei rafe juga berproyeksi
dan tenang saat tidur. (Roesli, 2009; menuju ke hipotalamus, sehingga
Yahya, 2011) perangsangan pada nuclei rafe juga
akan mengakibatkan perangsangan
pada hipotalamus. Perangsangan pada meningkatkan kadar serotonin yang
hipotalamus menyebabkan akan menghasilkan melatonin yang
disekresikanya Corticotropin berperan dalam tidur dan membuat
Releasing Factor (CRF). Selanjutnya tidur lebih lama dan lelap pada malam
CRF merangsang kelenjar pituitary hari. Seperti yang telah dijelaskan di
untuk meningkatkan produksi atas, serotonin juga akan
proopioidmelanocortin (POMC) meningkatkan kapasitas sel reseptor
sehingga produksi enkephalin oleh yang berfungsi mengikat
medula adrenal meningkat. Kelenjar glukokortikoid (adrenalin, suatu
pituitary juga menghasilkan endorphin hormon stress). Proses ini
sebagai neurotransmitter yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan
mempengaruhi suasana hati menjadi kadar hormon adrenalin (hormon
rileks. Peningkatan endorphin dan stress) sehingga bayi yang diberi
enkephalin menyebabkan tubuh perlakuan pemijatan akan tampak lebih
menjadi rileks, dan menimbulkan tenang dan tidak rewel. Pemijatan juga
perasaan tenang sehingga meningkatkan mekanisme penyerapan
keteganganpun berkurang dan makanan oleh nervus vagus sehingga
memudahkan bayi untuk jatuh tidur. nafsu makan bayi juga meningkat.
Dengan perasaan rileks dan tenang Namun pada penelitian ini
bayi akan lebih mudah untuk terdapat beberapa faktor yang ikut
memperoleh tidur yang lelap dan berpengaruh dalam peningkatan
berkualitas. kualitas tidur bayi. Faktor-faktor
Keadaan tenang dan rileks tersebut mencakup faktor internal dan
menyebabkan gelombang otak faktor eksternal. Faktor eksternal
melambat, semakin lambat akhirnya diantaranya adalah faktor lingkungan.
membuat seseorang dapat beristirahat Lingkungan yang ramai dan tidak
dan tertidur. Perubahan gelombang kondusif akan mempengaruhi
otak yang terjadi adalah penurunan kuantitas tidur bayi tersebut. Pada
gelombang alpha dan peningkatkan penelitian ini faktor lingkungan tidak
gelombang beta theta, dimana dikendalikan secara ketat, sehingga
gelombang-gelombang otak tersebut menimbulkan pengaruh pula terhadap
sangat berpengaruh dalam proses tidur kualitas tidurnya. Sedangkan faktor
(Roesli, 2009; Yahya, 2011:34). internal diantaranya adalah kondisi
Berdasarkan data pendukung kesehatan bayi. Pada saat penelitian
dari hasil wawancara dengan ibu ada 2 responden (no.1 dan no. 4) yang
masing-masing bayi didapatkan data mengalami sakit influenza, batuk dan
bahwa bayi mereka tidurnya lebih demam pada saat diberi perlakuan
tenang, bayi tidak rewel ketika bangun pemijatan sehingga pemijatan
tidur, buang air besar lancar dan nafsu dihentikan selama 2 hari dan
makannya juga meningkat dalam dilanjutkan ketika bayi sudah sehat
mengkonsumsi air susu ibu (ASI). Hal kembali.
ini sesuai dengan pendapat Roesli Kebiasaan minum susu sebelum
(2009) bahwa pemijatan dapat tidur juga akan berpengaruh terhadap
kualitas tidur bayi. Susu mengandung atau rata-rata kualitas tidur pre sebesar
alfa protein yang dapat meningkatkan 23,77 dan mean kualitas tidur post
kadar triptophan. Triptophan sebesar 30,83.
merupakan prekursor dari hormon
melatonin dan serotonin yang bertugas SARAN
sebagai penghubung antar syaraf Pada penelitian selanjutnya
(neurotransmitter) serta pengatur diharapkan peneliti dapat
kebiasaan (neurobehavioral). menggunakan jumlah sampel yang
Sehingga selain berpengaruh pada pola lebih banyak, dapat menggunakan
kesadaran, persepsi dan rasa sakit juga desain penelitian dengan kelompok
akan berpengaruh terhadap pola tidur kontrol dan juga dapat mengontrol
(Widianto, 2005). Pada penelitian ini variabel luar yang masih berpengaruh
sebagian bayi mempunyai kebiasaan terhadap penelitian ini, memberikan
minum susu sebelum tidur. Hal ini pelatihan yang lebih intensif pada ibu
tentunya juga mempengaruhi kualitas bayi yang menjadi responden,
tidurnya. menggunakan parameter yang lebih
Faktor usia juga berpengaruh tepat dan akurat untuk mengukur
terhadap peningkatan kualitas tidur kualitas tidur bayi sehingga hasil
bayi. Semakin bertambahnya usia penelitian nantinya dapat lebih
maka kualitas tidurnya semakin signifikan.
berkurang. Dalam penelitian ini, bayi Bagi petugas kesehatan
yang digunakan sebagai responden Puskesmas II Denpasar Timur
usianya berkisar antara tiga bulan diharapkan dapat menyebarluaskan
sampai enam bulan. Hal ini bisa metode pemberian pijat bayi ini ke
menjadi penyebab adanya perbedaan masyarakat, terutama bagi ibu-ibu
kualitas tidur pada masing-masing yang baru melahirkan atau sedang
bayi. melakukan imunisasi kepada bayinya
sehingga ibu dapat melakukan teknik
KESIMPULAN DAN SARAN pijat bayi itu sendiri dan sedini
mungkin kepada bayinya sebagai salah
KESIMPULAN satu intervensi yang dapat membantu
meningkatkan kualitas tidur bayi
Pemberian intervensi pijat bayi Bagi para ibu-ibu yang menjadi
dapat mempertahankan serta responden dalam penelitian ini untuk
meningkatkan kualitas tidur bayi. selanjutnya diharapkan dapat tetap
Dimana hasil penelitian menunjukkan menerapkan intervensi pijat bayi pada
peningkatan kualitas tidur setelah bayinya dan juga membantu
diberikan intervensi pijat bayi yaitu 21 menyebarluaskan metode pemberian
responden (70%), sedangkan 9 pijat bayi ini ke masyarakat.
responden (30%) tidak mengalami
peningkatan kualitas tidur setelah
diberikan intervensi pijat bayi. Hasil
penelitian juga menunjukkan mean
DAFTAR PUSTAKA
Dieter, J. dkk. 2003. Stable Preterm
Alimul, H.A. 2005. Pengantar Ilmu Infants Gain More Weight and
Keperawatan Anak. Edisi 1. Sleep Less after Five Days of
Jakarta: Salemba Medika. Massage Therapy. Journal Of
Pediatric Psychology. 28(6):
Ammon, Jill. 2008. Gelombang Otak 03-11.
Alpha/Theta Dapat Membuat
Anda Lebih Cerdas, (online), Dowshen, S.A, dkk. 2001.Kids Health
(http://forum.detik.com/gelom Guide For Parents; Pregnancy
bang-otak-alpha-theta-dapat- To Age 5. USA: Mc. Graw-
membuat-anda-lebih-cerdas- Hill Companies.
t49081.html, diakses 19
Januari 2012) Elisabeth, T. 2006. Buku Ajar
Keperawatan Komunitas Teori
Arikunto, S. 2002. Prosedur dan Praktik. Jakarta : EGC.
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipt Febriani, N. 2008. Pijat Bayi Kaya
Manfaat, (online), available :
Azwar, Azrul. 2002. Pengantar http://www.pikiran-
Epidemiologi. Penerbit rakyat.com/prprint.php?mib=b
Binarupa Aksara. Edisi Revisi. eritadetail&id=17825, diakses
Jakarta Barat. 15 Januari 2012
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Field,T.M. 2002. Massage Therapy.
2010. Bali dalam angka 2010. Journal of Medical Research,
Denpasar: BPS Propinsi Bali 86(1): 71-163
Beider, S. dan Moyer, C.A. 2007. Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar
Randomized Controlled Trials Fisiologi Kedokteran. Edisi
of Pediatric Massage. Journal Sebelas. Jakarta: EGC.
of Pediatric Research: Review,
4(1): 23-34. Handy. 2010. Gangguan Tidur Pada
Bayi, (online),
BPS. Proyeksi Penduduk Indonesia per (http://keluargabesar.net/index.
Provinsi 2005-2015, (online) php?view=article&catid=34%
(http://www.bps.go.id/booklet/ 3Aibudananak&id=579%3Aga
Boklet_Agustus_2010.pdf, ngguantidurpadabayi&format=
diakses 15 Februari 2012) pdf&option=com_content&Ite
mid=54, diakses : 13 Januari
Bock S.J. dan Boyette, M. 2002. Awet 2012)
Muda Bersama Melatonin.
Solo: Dabara Publishers.
Harrison, L. dkk. 2000. Effect of
developmental, health Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Anak
statusand environmental Bandung. Jilid Ketiga. Edisi
variable on preterm infants Kedua. Bandung: Mandar
responses to a gentle of human Maju
touch intervention. Journal Of
Pediatric Psychology. Kelly, Paula. 2001. Bayi Anda Tahun
Alabama: Johnson and Pertama. Jakarta; Arcan
Jhonson Institute
Kundarti, F. Isti. 2011. Pengaruh
Hartini. 2009. Kebutuhan Tidur Bayi Pemijatan Terhadap Kenaikan
dan Anak-nak. Artikel Berat Badan dan lama Tidur
Kesehatan, (online), Bayi Usia 1 Sampai 3 Bulan.
(http://berbagisehat.com/index. Jurnal Penelitian Kesehatan
php/advertorial/index.php?vie Suara Forikes. 2(3): 13-23
w=article&catid=93:baby-
atoddler&id=319:kebutuhan- Laila, Nurnarita. 2010. Pengaruh Pijat
tidur-bayi&format=pdf, Bayi terhadap Lama Tidur
diakses 25 Mei 2012) Bayi Usia 0-3 Bulan Di Klinik
Fisioterapi. Skripsi Tidak
Heath dan Bainbridge, 2007. Baby Diterbitkan. Suurakarta :
Massage. Dian Rakyat: Program Studi Diploma IV
Jakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah.
Heffner, L.J dan Schust, D.J. 2005. At
a Glance Reproduksi Sistem. Liaw, J.J. 2000. Tactile Stimulation
Jakarta: Erlangga: 32-4 and Preterm Infant, (online),
(http://journals.lww.com.jpnnj
Hidayat, A.A. 2008. Pengantar Ilmu ournal/abstrack/2000/06000/T
Keperawatan Anak Untuk actileStimulation and Preterm
Pendidikan Kebidanan. Infants.7.axpx, diakses 15
Jakarta: Salemba Medika. Januari 2012)

Hikmah, Ema. 2010. Pengaruh Terapi Luce,SS. & Segal, J. 1970. Insomnia
Sentuhan Terhadap Suhu Dan (The Guide For Troubled
Frekuensi Nadi Bayi Prematur Sleeper). London: Longman
Yang Dirawat Di Ruang
Perinatologi RSUD Kabupaten Lumantombing. 2004. Gangguan tidur.
Tangerang. Thesis tidak Jakarta: Balai Penerbit FK-UI
diterbitkan. Depok : Fakultas
Ilmu Keperawatan Maharani, Sabrina. 2009. Pijat Dan
Kekhususan Keperawatan Senam Sehat Untuk Bayi.
Anak Universitas Indonesia. Jogjakarta: Kata Hati.
Rakhmawati, W. 2007. Pijat Bayi.
Mas’ud, I. 2001. Fisiologi: Persepsi Makalah disajikan dalam
Kerja Otak. UM Press Seminar pelatihan Pijat Bayi,
Malang: Malang. Cibiru Bandung, 3 November.

Mordcin, M.A. 1996. The Rakyat, Dian. 2002. 101 Tips


Physiological And Behavioral Terpenting Merawat Bayi.
Effect Of A Gentle Human Jakarta: Dian Rakyat
Touch Nursing Intervention
On Preterm Infant. . Journal of Riadiani, L. 2010. Hubungan Pijat
Medical Research. Tennessee: Bayi Dengan kualitas Tidur
University of Tennessee Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa
Kertosari Kecamatan
Murtiah, N. 2008. Kekuatan Singorojo Kabupaten Kendal.
Menenangkan dari Sentuhan. Skripsi tidak diterbitkan.
Jakarta: Dian Rakyat: 12-39 Semarang : Program Studi S1
Keperawatan Fakultas
Nugroho, Adimas. 2005. Pengaruh Keperawatan dan Kesehatan
Pemberian Suplemen Universitas Muhammadiyah.
Melatonin Terhadap Jumlah
Sel Busa Dan Ketebalan Rizema, Sitiatava. 2011. Tips sehat
Dinding Aorta Abdominalis Dengan Pola Tidur Tepat dan
Tikus Wistar Yang Diinduksi Cerdas. Jogjakarta : Buku Biru
Aterosklerosis, (online),
(Error! Hyperlink reference Roekistiningsih, dkk. 2006. Pengaruh
not valid., diakses : 20 Januari Pemijatan Terhadap
2012) Peningkatan Kuantitas Tidur
Bayi Usia 4-6 Bulan Di
Nursalam. 2008. Konsep Dan Kelurahan Sumbersari
Penerapan Metodologi Kecamatan Lowokwaru Kota
Penelitian Ilmu Keperawatan. Malang. Jurnal Penelitian,
Edisi 2. Jakarta: Salemba 1(1): 1-10
Medika.
Roesli, U. 2009. Pedoman Pijat Bayi.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Edisi Revisi. Jakarta: PT
Fundamental Keperawatan. Trubus Agriwidia
Edisi Keempat. Jakarta : EGC.
Rudolph, A.M, dkk. 2002. Rudolph’s :
Rafknowledge. 2004. Insomnia, Fundamental of Pediatric.
Gangguan Tidur. Jakarta : Edisi Ketiga, USA: the Mc
Elek Media Komputindo. Graw-Hill Companies, Inc
Soedjatmiko. 2006, Pedoman Praktis Hyperlink reference not
Pemijatan Bayi. Tangerang: valid., diakses 11 Januari
Karisma Publishing Group 2012)

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Warnetty. 2009. Efektifitas Pijat Bayi


Anak. Jakarta ; EGC terhadap Pertumbuhan Berat
Badan lahir rendah Di Bidan
Subakti, Y. A. 2008. Keajaiban Pijat Praktik Swasta Kota Padang.
Bayi dan Balita. Jakarta: PT Artikel Penelitian. 1(1): 1-4.
Wahyu Media.
Widianto, S. 2005. Pentingnya Tidur
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Nyenyak Bagi Si Kecil. Artikel
Kualitatif Kuantitatif dan Kesehatan, (Online)
R&D. Bandung: Alfabeta (http://www. pikiran-
rakyat.com/cetak/2005/0805/2
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk 8/hikmah/ lainnya2.htm,
Penelitian. Bandung : Alfabeta diakses 25 Mei 2012)

Tarwoto dan Wartonah. Widiyanti, M. dkk. 2008. Hubungan


2006. Kebutuhan Dasar Pijat Bayi Dengan Pola Tidur
Manusia dan Bayi Usia 3 – 6 Bulan Di
Proses Keperawatan. Jakarta : Bidan Praktek Swasta Ny.
Salemba Medika. Nurmusriah Kota Kediri.
Jurnal Kesehatan, 6(2): 79–83
Tim Penyusun PSIK. 2010. Pedoman
penulisan skripsi edisi revisi. Wong, L. D. 2003. Pedoman Klinis
Denpasar: CV. Setria Grafika. Keperawatan Pediatrrlk. Edisi
Keempat. Jakarta: ECG.
Triandari, R. 2011. Pengaruh Pijat
Bayi Terhadap Kemampuan Yahya, Nadjibah. 2011. SPA Bayi &
Mengangkat Kepala Pada Anak. Solo: Metagraf.
Posisi Tengkurap Bayi usia 3-
4 Bulan. Skripsi tidak
diterbitkan. Surakarta :
Diploma fisioterapi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah.

Vina. 2010. Kualitas Tidur Sangat


Penting Bagi Pertumbuhan
Anak, (online), (Error!

Anda mungkin juga menyukai