Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KESEHATAN

Vol. (8) No. (1) Bulan (2) Tahun (2022)


e-ISSN : 2777-1083 p-ISSN: 2442-4013
LPPM Akademi Keperawatan YPIB Majalengka

PENATALAKSANAAN DEMONSTRASI PIJAT BAYI


TERHADAP KEMAMPUAN IBU DALAM MELAKUKAN
PIJAT BAYI DI DESA CIPINANG
Windri Dewi Ayu*1D.Lia Apriliani*2,
Akper YPIB Majalengka, Jalan kasokandel timur no.63 kasokandel majalengka
e-mail: deliaapriliani359@gmail.com / windri.ners@gmail.com

ABSTRAK

Pijat bayi dapat dikatakan suatu terapi sentuh dengan kontak secara langsung melalui tubuh yang
memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
penatalaksanaan demosntrasi pijat bayi terhadap kemampuan ibu dalam melakukan pijat bayi di
posyandu nusa indah desa cipinang kecamatan rajagaluh kabupaten majalengka tahun 2021. Jenis
penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian bertujuan untuk
mengetahui kemampuan ibu dalam melakukan pijat bayi sebelum, sesudah dan penatalaksanaan
demonstrasi pijat bayi. Sampel penelitian ini yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di Posyandu Nusa
Indah Desa Cipinang Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka sebanyak 5 responden.
Instrument penelitian ini menggunakan penilaian sebelum dan sesudah dilakukan demosntrasi
dengan menggunakan lembar observasi yang berupa ceklis. Hasil penelitian diperoleh kemampuan
ibu dalam melakukan pijat bayi sebelum dilakukan demonstrasi pijat bayi bahwa seluruh responden
(100%) memiliki kemampuan dengan kriteria kurang. Dan setelah dilakukan demosntrasi bahwa
sebagian responden (80%) memiliki kemampuan dengan kriteria baik. Hasil penelitian disimpulkan
bahwa kemampuan ibu dalam melakukan pijat bayi di Posyandu Nusa Indah Desa Cipinang
Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah
dilakukan demosntrasi pijat bayi.

Kata Kunci : Kemampuan Ibu, Metode Demonstrasi, Pijat Bayi

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
64
ABSTRACT

Baby massage can be said to be a touch therapy with direct contact through the body that provides
a sense of security and comfort for babies. This study was conducted to determine the management
of baby massage demonstrations on the mother's ability to perform baby massage at the Nusa Indah
Posyandu, Cipinang Village, Rajagaluh District, Majalengka Regency in 2021. This type of research
uses descriptive qualitative research. This type of research aims to determine the mother's ability to
do baby massage before, after and management of baby massage demonstrations. The sample of
this study which has babies aged 0-12 months at Posyandu Nusa Indah, Cipinang Village, Rajagaluh
District, Majalengka Regency as many as 5 respondents. This research instrument uses an
assessment before and after the demonstration by using an observation sheet in the form of a
checklist. The results showed that the mother's ability to do baby massage before the demonstration
of baby massage was that all respondents (100%) had the ability with less criteria. And after the
demonstration that some respondents (80%) have the ability with good criteria. The results of the
study concluded that the mother's ability to perform baby massage at the Posyandu Nusa Indah,
Cipinang Village, Rajagaluh District, Majalengka Regency experienced an increase between before
and after the baby massage demonstration.

Keywords : Mother's Ability, Demonstration Method, Baby Massage

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
65
PENDAHULUAN
Masa bayi dikatakan suatu masa kritis dan keemasan perkembangan
seseorang. Yang katakan masa kritis itu adalah masa bayi sangatlah peka terhadap
lingkungan sedangkan yang dikatakan masa keemasan itu dapat dikatakan pada
masa bayi ini akan berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali
(Departemen Kesehatan, 2011). Orang tua sangat berperan pada saat melakukan
pijatan pada bayi. Agar dapat memperoleh komunikasi diantara orang tua dan bayi,
maka orang tualah yang sangat berperan penting dalam memberikan pijatan,
melalui sentuhan dan pijatan yang bisa memiliki unsur kasih sayang, kontak
mata,suara dan gerakan.
Menurut Roesli (2012) Pijat bayi dapat dikatakan suatu terapi sentuh dengan
kontak secara langsung melalui tubuh yang memberikan rasa aman dan nyaman
pada bayi. Pijat bayi apabila diberikan secara teratur maka dapat meningkatkan
berat badan, nafsu makan, dan merangsang perkembangan bayi akibat adanya
hormon katekolamin. Anak mengalami proses tumbuh kembang mulai dari sejak
dalam kandungan, masa bayi, balita usia sekolah, dan remaja. Setiap pada tahapan
proses tumbuh kembang anak mempunyai ciri khas yang tersendiri, sehingga jika
terjadi masalah pada salah satu tahap tumbuh kembangnya maka akan berdampak
pada kehidupan selanjutnya, tidak semua anak mengalami proses tumbuh kembang
secara khusus. (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Pelayan kesehaan tradisional
sesuai dengan kondisis caranya msing - masing dan
Di indonesia ada lebih dari 30% menilai kurang pengertahuan ibu- ibu tentang
pijat bayi yang benar dan sesuai, sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku ibu
dalam melakukan pijat pada bayi (Ariffudin, 2015). Jenis pijat di Indonesia juga
sudah lama berkembang di masyarakat. Gerakan yang dapat dilakukan pada
pemijatan tradisional yaitu tidak disertai penjelasan ilmiah, untuk itu pijat
tradisional diyakini oleh masyarakat dengan sugesti banyak manfaat bagi bayi
(Roesli, 2012). Menurut Field (2011) bahwa bayi jika dilakukan pemijatan selama
5 hari, mampu memperkuat daya tahan tubuh sekitar 40%.
Metode dalam pendidikan kesehatan ialah suatu kombinasi antara cara-cara
atau metode dengan alat bantu yang akan digunakan untuk setiap pelaksanaan
promosi kesehatan (Notoadmodjo, 2012). Pendidikan kesehatan dapat di lakukan
dengan berbagi macam metode yaitu dengan cara ceramah, seminar dan
demonstrasi. Suatu pertunjukan yang mengenai peristiwa dengan penampilan dan
tingkah laku yang serupa dan bisa dipahami oleh peserta yang mendengarkan secara
nyata, demonstrasi menurut Syaiful (2013).
Setelah melakukan studi pendahuluan melalui wawancara pada tanggal 20
Maret 2021 di Desa Cipinang Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka,
terdapat 72 bayi usia 0-12 bulan. Khususnya di posiyandu Nusa Indah terdapat 9
bayi pada usia 0-12 bulan yaitu sebanyak 4 orang yang pernah melakukan pijat bayi
dan 5 orang yang belum mengetahui tentang manfaat dari pijat bayi dan belum
mengetahui dan memahami bagaimana memijat bayi dengan benar sehingga tidak
dapat dilakukan pemijatan secara sendiri. Alasan orang tua melakukan atau
memijatkan bayinya karena pada saat itu bayi sedang rewel atau sakit batuk atau
terjatuh.
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
66
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dipakai untuk
memecahkan sebuah masalah, jenis informasi yang diteliti dengan menggunakan
penelitian. Menurut Sugiyono (2014), penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah
penelitian dengan metode menggambarkan suatu hasil penelitian. Penelitian ini
hanya melakukan intervensi pada satu kelompok responden. Intervensi dinilai
dengan cara membandingkan kemampuan ibu sebelum dilakukan intervensi dan
sesudah dilakukan intervensi. Penelitian dalam identifikasi variabel dapat
digunakan untuk menentukan pengumpulan data dan analisis data yang akan
digunakan.
Variabel penelitian ini tediri dari Variabel Independen (Bebas), Variabel ini
merupakan suatu variabel yang dapat mempengarui dan menjadi penyebab
terjadinya perubahan atau karena timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2014).
Dalam penelitian ini Variabel Independennya adalah demonstrasi pijat bayi. Dan
Variabel Depeden (Terikat) Manurut Sugiyono (2014) bahwa variabel dependen
adalah suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat dengan adanya
variabel bebas atau independen. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah
kemampun ibu.
Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 9 responden ibu yang
mempunyai bayi usia 0-12 bulan. Dan Sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 5
responden dengan menggunakan Teknik Purposive Sampling yaitu dengan
menentukan kriteria inklusi dan eksklusi.
Instrument yang digunakan pada penelitian ini diantaranya: lembar observasi
yang berupa lembar ceklis daftar litik kemampuan pijat bayi (pretest/posttest)
dengan pernyataan benar dan salah, media informasi berupa media elektronik
(Power Point), panthom bayi, SOP pijat bayi diantaranya definisi, tujuan, hal yang
perlu diperhatikan dalam pijat bayi, hal yang tidak dianjurkan saat pijat bayi,
persiapan, penatalaksanaan pijt bayi, media pijat bayi.
Pengumpulan data pada penelitian ni terbagi menjadi 2 yaitu tahap persiapan
dan tahap administrasi. Pada tahap persiapan peneliti menyiapkan instrument dan
administrasi. Dan pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan penelitian dimulai
dari pertemuan pertama meminta ijin dan memberikan informant consent atau
persetujuan selanjutannya dilakuka kontrak waktu selanjutnya pelaksanaan pretest,
demosntrasi dan posttest.
Pengolahan data pada penelitian ini yaitu peneliti mengumpulkan data dari
hasil penelitian kemudian melakukan pengecekan kembali lembar observasi berupa
ceklis pijat bayi, lalu dilakukan kembali perhitungan nilai dengan menjumlahkan
Nilai : Total skor x 100% .
Skor maksimal (43)
Kemudian skor tersebut masuk kedalam kategori penilain persentasi
kemampuan pijat bayi Baik (76%-100%) dengan skor nilai checklist 33-43, Cukup
(56%-75%) dengan skor nilai checklist 23-32, Kurang (<55%) dengan skor nilai
checklist 0-22 (Roesli, 2012).
Proses analisa Data yang dilakukan pada penelitian ini adalah menilai
kemampuan ibu dalam melakukan pijat bayi sebelum dilakukan demonstrasi dan
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
67
menilai kemampuan ibu dalam melakukan pijat bayi sesudah dilakukan
demonstrasi

HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada bulan Maret – April tahun 2021 dengan jumlah
responden sebanyak 5 orang. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah :
1. Pretest
Tabel 4.1 Kemampuan ibu dalam melakukan pijat bayi sebelum
demonstrasi (Pretest)
No Responden Nilai(%) Kriteria
1. Ny.N 34,88 Kurang

2. Ny.W 37,20 Kurang

3. Ny.L 27,90 Kurang


4. Ny.I 25,58 Kurang
5. Ny.S 16,27 Kurang
Sumber : Data Primer,2021
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa kemampuan ibu dalam melakukan
pijat bayi sebelum dilakukan demosntrasi pada responden 1 Ny.N dengan
nilai 34,88 % kriteria kurang, responden 2 Ny.W dengan nilai 37,20% kriteria
kurang , responden 3 Ny.L 27,90% kriteria kurang. Responden 3 Ny.I dengan
nilai 25,58 %, dan responden 5 Ny.S dengan nilai 16,27% kriteria kurang.
2. Posttest
Tabel 4.2 Kemampuan ibu dalam melakukan pijat bayi sesudah
demonstrasi (Postest)

No Responden Nilai(%) Kriteria


1. Ny.N 83,72 Baik
2. Ny.W 79,06 Baik
3. Ny.L 76,74 Baik
4. Ny.I 76,74 Baik
5. Ny.S 72,09 Cukup
Sumber : Data Primer,2021
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa hasil postest responden 1 Ny.N
memiliki nilai 83,72% dengan kategori baik, responden 2 Ny.W dengan nilai
79,06% kriteria baik, responden 3 Ny.L dengan nilai 76,74% kriteria baik,
responden 4 Ny.I 76,74 % kriteria baik dan responden 5 Ny.S dengan nilai
72,09% kriteria cukup.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
68
3. Efektifitas (pretest dan posttest)
Tabel 4.3 Efektifitas penatalaksanaan demonstrasi pijat bayi (pretest
dan posttest)
Pre postest (%)
No Responden test Kriteria Kriteria
( %)

1. Ny.N 34,88 Kurang 83,72 Baik


2. Ny.W 37,20 Kurang 79,06 Baik
3. Ny.L 27,90 Kurang 76,74 Baik
4. Ny.I 25,58 Kurang 76,74 Baik
5. Ny.S 16,27 Kurang 72,09 Cukup
Sumber : Data Primer,2021
Berdasarkan tabel 4.3 Efektifitas penatalaksanaan demonstasi pijat bayi
(pretest dan posttest) bahwa pada responden 1 Ny.N sebelum di berikan
demosntrasi dengan nilai 34,88% kriteria kurang dan sesudah diberikan
demosntrasi dengan nilai 83,72% kriteria baik, responden 2 Ny.W nilai
pretestnya yaitu 37,20% kriteria kurang dan nilai postestnya yaitu 79,06%
kriteria baik, responden 3 Ny.L nilai pretestnya yaitu 27,90% kriteria kurang
dan nilai postestnya yaitu 76,74% kriteria baik, responden 4 Ny.I nilai
pretestnya 25,58% kriteria kurang dan nilai postestnya yaitu 76,74% kriteria
baik, dan responden 5 Ny.S nilai pretestnya 16,27% kriteria kurang dan nilai
postestnya yaitu 72,09% kriteria cukup.

PEMBAHASAN
1. Pretest
Hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh responden (100%) memiliki
kriteria kurang dalam dalam melakukan pijat bayi sebelum dilakukan
demonstrasi. Hal ini terjadi disebabkan karena masih banyak ibu yang kurang
mengetahui tentang pijat bayi yang akan mempengaruhi kemampuannya
dalam melakukan pijat bayi dan akan berdampak pada bayinya. Keadaan ini
berdampak karena belum pernahnya ibu melakukan pijat bayi yang termasuk
dilakukan atau dipijit oleh ayah, ibu, kakek, dan nenek dikarenakan pemijatan
pada bayinya bisa dilakukan oleh dukun secara tradisional saat bayi
mengalami sakit. Sehingga kondisi ini dilakukan sebelum praktik pijat bayi
dan diberikan demosntrasi pijat bayi, sehingga saat dilakukan penilaian
kemampuan pijat bayi pretest dapat dinilai dari ketepatan pemijatan sesuai
dengan teknik-teknik yang telah diajarkan melalui arahan peneliti dan dapat
menghindari resiko salah pemijatan yang dapat membahayakan kesehatan
bayi yang digunakan dengan boneka.
2. Postest
Hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden (80%) yang
memiliki kriteria baik dalam melakukan pijat bayi setelah dilakukan
demonstrasi . Dengan keadaan ini menggambarkan bahwa demonstrasi pijat
bayi dapat membantu ibu dalam memahami dan mengenal pijat bayi dengan
baik. Yakni ibu lebih mudah mempelajari teknik pijat bayi ini dan
mempergunakan contoh yang telah didemonstrasikan saat praktik sehingga
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
69
proses pijat bayi dapat berlangsung dengan baik. Hal ini Nampak pemijatan
yang dilakukan pada saat pretest ibu masih kurang meningkat namun setelah
dikembangkan dan diberikan demontrasi pijat bayi kemampuan ibu dapat
memperagakan dengan benar dan dengan tidak ragu-ragu.
3. Efektifitas (pretest dan posttest)
Hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan ibu dalam melakukan
pijat mengalami peningkatan kemampuan pijat bayi antara sebelum dan
sesudah diberikan demonstrasi pijat bayi. Hal ini bahwa sebelum dilakukan
demonstrasi seluruh responden (100%) memiliki kriteria kurang dan setelah
dilakukan demonstrasi sebagian besar responden (80%) memiliki kriteria
baik. Hal ini terjadi karena sebelum demonstrasi ibu belum pernah melakukan
pijat bayi, sehingga belum mengetahui tentang pijat bayi baik dalam segi
tujuan, manfaat, waktu pemijatan dan teknik dalam pemijatan dan akibatnya
kemampuan ibu dalam melakukan pemijatan masih kurang.

SIMPULAN
Sisimpul dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan demonstrasi pijat bayi di Posyandu Nusa Indah Desa
Cipinang Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka seluruh responden
(100%) memiliki kemampuan dengan kriteria kurang dalam melakukan pijat
bayi
2. Sesudah dilakukan demonstrasi pijat bayi di Posyandu Nusa Indah Desa
Cipinang Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka sebagian besar
responden (80%) memiliki kemampuan dengan kriteria baik dalam
melakukan pijat bayi
3. Penatalaksanaan demonstrasi pijat bayi terdapat efektifitas terhadap
kemampuan ibu dalam melakukan pijat bayi di Posyandu Nusa Indah Desa
Cipinang Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka , bahwa terjadi
peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan demosntrasi pijat bayi
ditunjukan bahwa sebelum demosntrasi seluruh responden (100%) memiliki
kriteria kurang dan sesudah demosntrasi sebagian besar responden (80%)
memiliki kriteria baik dalam melakukan pijat bayi.

SARAN
Saran dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagi posyandu
Diharapkan hasil penelitian dapat menambah bahan informasi bagi kader
posyandu untuk mengembangkan metode demonstrasi pada proses stimulasi
tumbuh kembang bayi yang dapat dilakukan melalui demonstrasi pijat bayi.
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi perpustakaan
AKPER YPIB Majalengka dalam menunjang materi perkuliahan mengenai
Keperawatan Maternitas terutama tentang pijat bayi yang dapat mendukung
proses pembelajaran mahasiswa dalam penerapan metode demonstrasi pijat
bayi secara praktek
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
70
3. Masyarakat/Ibu Bayi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khusunya
bagi ibu dalam memperoleh pengetahuan dan kemampuan yang berharga
dalam melakukan perawatan bayi melalui tindakan pijat bayi sesuai prosedur
guna meningkatkan tumbuh kembang bayi yang normal sesuai dengan usia
pertumbuhan dan perkembangannyai
4. Bagi Peneliti lain
Diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan yang dapat digunakan
sebagai masukan bagi peneliti lain

DAFTAR PUSTAKA
Ariffudin, 2015. Buku Acuan Nasional pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Saifuddin, Adbul Bahri, 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternitas dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Mahayu 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta: YBP-SP
Bobak, Lowdwemik, Jensen,2014. Buku Ajaran Maternitas Edisi I. Alih Bahasa
Maria A. Wijayanin. Jakarta: EGC
Soetjiningsih, 2012. Tumbuh kembang Anak. Jakarta: EGC
Cahyaningrum,2014. Panduan Pijat Bayi Praktis Balita Anda Agar Cerdas dan
Sehat. Yogyakarta: Pustaka Salomon.
Departement Kesehatan, 2011. Pedoman Umum perlindungan Kesehatan Bagi anak
kebutuhan Khusu. Jakarta: Departement kesehatan
Dermawan, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: PR.
Rineka Cipta
Syaiful, 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sujianti & Budiarti, 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka: PT. Rineka
Cipta
WHO,2015. Ilmu kesehatan masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Feld, 2011. Teknik-teknik yang tepat memijat bayi sendiri: Cetakan I Yogyakarta:
Diva Press
Roesli, Utami, 2012. Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi usia 0-12 Bulan. Jakarta:
Trubus Agriwidya
Kementrian Kesehatan RI,2014. Kurikulum dan Pemelajarn. Jakarta, Bumi Aksa
Maharani, Sabrina, 2011. Pijat dan Senam Sehat Untuk bayi. Yogyakarta: Kata Hati
Murjito. 2011. Pijat Bayi. Online diakses 18 Maret 2021 jam 09.04.
http://rsjlawang.com/artikel_070411.html
NANDA NIC-NOC, 2015. Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Cetakan I. Yogyakarta: Mediaction Jogja
Notoatmodjo.2012. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Online diakses 18 Maret 2021 jam 08.23. http://repostory.ui.ac.id
Nursalam, 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
pedoman Skipsi, Tesis dan Ilnstrumen Penelitian Keperawatan, Jakarta:
Salemba medika
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
71
Sadiman, 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika
Nuraeni,2015. Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi Terhadap Keterampilan Ibu
Melakukan Pijat Bayi Di Posyandu Nusa Indah Dusun Pranti Pundong Bantul
Yogyakarta Tahun 2015. Jurnal penelitian Reguler Mahasiswa Program Studi
Kebidanan Jenjang Diploma IV STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
Rona Riasma Oktobriariani,2010. Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang Pijat
Bayi Terhadap Praktik pijat bayi di Polindes Harapan Bunda Sukoharjo
Tahun 2010: Jurnal Penelitian Reguler Fakultas kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Sugiyono,2014 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:CV.
Alfabeta, 2014), hal. 44
Subakti dan Anggraini, 2012. Pijat Bayi Mestinya Dilakukan Oleh Sendiri. Jakarta:
Kompas. Di akses pada 18 Maret 2021 pukul 13.42 WIB.
http://www.health.kompas.com

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
72

Anda mungkin juga menyukai