TIM PENGUSUL
3. Lokasi penelitian
A. Wilayah : Indonesia
B. Kota : Padang
C. Propinsi : Sumatera Barat
D. Jarak PT ke Lokasi :-
Mengetahui,
Ketua Stikes
Pertumbuhan dan perkembangan yang diberikan pada saat bayi akan memberikan
efek stimulus dalam kemampuan motorik dan adaptasi sosial di masa
perkembangan hingga dewasa, maka perlunya di berikan pijat bayi untuk
membantu pertambahan panjang badan dan berat badan bayi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat terhadap pertumbuhan bayi. Jenis
penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan pre and post test desain
with control group desain. Jumlah sampel penelitian sebanyak 16 bayi yang
terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok perlakukan (8 bayi) dan kelompok
kontrol (8 bayi). Teknik samping dalam penelitian ini adalah accidental samping
dengan melakukan intervensi pada kemlompok perlakuan selama 30 hari. Hasil
penelitian bahwa hasil analisa univariat di dapatkan rata-rata panjang bayi pada
kelompok perlakuan setelah postes adalah 67 cm sedangkan pada kelompok
kontrol adalah 63 cm sedangkan untuk berat badan bayi setelah posttes adalah
9,2kg untuk kelompok perlakuan dan 7,7 kg untuk kelompok kontrol. Analisis
bivariat menunjukkan tindakan massage memiliki pengaruh yang positif terhadap
peningkatan pertumbuhan dan perkembangan. Pada pertumbuhan (berat badan)
diperoleh nilai p = 0,017. Pada pertumbuhan (panjang badan) diperoleh nilai p =
0,012 atau < 0,05, Hal ini membuktikan efektifitas pemijatan terhadap
pertumbuhan (panjang badan). Pada perkembangan diperoleh nilai p = 0,028 atau
< 0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh antara pemijatan dengan
pertumbuhan yaitu panjang bayi dan berat badan bayi
1.1Latar Belakang
A. Bayi
kelahiran. Masa bayi adalah periode dari saat lahir hingga berusia genap 1 tahun
(Gruendemann & Fernsebner, 2006). Menurut Kasdu (2004) yang dikatakan bayi
adalah individu yang berusia 0 hingga 1 tahun. Masa bayi merupakan kehidupan
awal saat usia 18 bulan pertama (Papalia dan Old dalam Akbar & Hawadi, 2008).
Masa bayi atau infancy adalah masa perkembangan yang pertama setelah
dan perkembangan bayi (Public Health Agency of Canada, 2012). Masa bayi
sebagai dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan dari fisik, psikologis dan
Newman & Warren, 2011). Setiap bayi yang lahir ke dunia ini memiliki potensi
masa ini bayi masih sangatlah bergantung kepada orang tuanya maupun orang
bayi adalah periode kehidupan yang terjadi selama usia 0 hingga 12 bulan, seluruh
2. Pertumbuhan Bayi
a. Pertumbuhan
meliputi ukuran, jumlah, atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang
bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan
metabolik. Pertumbuhan dapat dilihat secara fisik, seperti ukuran lingkar kepala,
berat badan, panjang badan, lingkar lengan, dan lain-lain (Pratiwi, 2013).
Pertumbuhan adalah suatu ukuran dari kematangan fisik (Gupte, 2004). Keunikan
umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda.
Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun
balita dapat dilakukan melalui penimbangan saat kegiatan posyandu tiap bulannya
(Chamida, 2009).
cukup cepat dan signifikan. Pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan
sampai 6 bulan. Bayi akan mengalami penambahan panjang badan sekitar 2,5 cm
usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti
dan faktor lingkungan. Faktor genetik atau keturunan adalah faktor yang
berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor
a) Faktor keturunan
b) Faktor nutrisi
a) Keturunan
hubungan yang besar antara orangtua dan anak dalam hal sifat tinggi badan,
b) Faktor Neuroendokrin
c) Nutrisi
lebih besar. Saat masa ini kebutuhan kalori dan protein jauh lebih tinggi,
seperti yang dibuktikan oleh peningkatan berat badan dan tinggi badan yang
sangat cepat.
d) Hubungan Interpersonal
e) Tingkat Sosioekonomi
pasti, tingkat derajat kesehatan dan nutrisi yang berada pada level sosial
dan tinggi.
f) Penyakit
gangguan lainnya seperti yang terjadi pada sindrom klineferter dan marfan.
B. Pijat Bayi
Sentuhan adalah hal yang paling mendasar bagi kehidupan dalam kehidupan
sentuhan lebih sering digunakan (Cheng, Volk & Marini, 2011). Sentuhan
merupakan bagian dalam dari perawatan pada bayi untuk membantu dalam
kematangan dari fisik bayi dan hubungan emosi antara orang tua dan bayi
(Underdown, Barlow & Stewart-Brown, 2010). Sentuhan adalah suatu bentuk dari
stimulus bagi bayi yang merupakan bagian dari pengalaman awal dalam beberapa
dapat dilakukan saat orang tua melakukan perawatan seperti mengganti popok,
kangoro mother care, memberikan susu dan berupa sentuhan minimal lainnya.
Sentuhan pasif atau metodologis berupa pemijatan yang dilakukan oleh orang tua
pada bayinya sebagai cara menstimulasi rangsangan yang diberikan yang biasa
disebut baby massage atau pijat bayi (Leonard, 2008). Pijat bayi merupakan cara
memberikan stimulasi berupa sentuhan dengan cara pemijatan (Lee HK, 2006).
Pijat bayi merupakan praktek yang sudah ada sejak dahulu di sebagian besar
belahan dunia, seperti Asia, Afrika, Amerika dan Eropa yang dilakukan secara
awal abad ke-20 banyak folk practices seperti pijat bayi yang terlewatkan dalam
kemajuan ilmu pengetahuan. Namun sekarang ini, banyak peneliti modern yang
kaidah-kaidah ilmu yang ada sekarang (Lappin & Kretschmer, 2005). Pijat bayi
adalah salah satu “folk practices” yang saat ini sangat banyak dieksplorasi oleh
para ilmuan, dokter, ahli fisiologi, spesialis perkembangan anak dan para pendidik
Pijat bayi telah menjadi bagian dalam perawatan umum sehari-hari yang
dilakukan oleh orang tua ataupun pengasuh bayi. Selain sebagai bagian dari
perawatan umum sehari-hari pijat bayi juga merupakan cara sederhana dalam
berkomunikasi antara orang tua dan bayi yang menciptakan kontak mata langsung
sehingga menjadikan rasa hubungan fisik dan emosional yang kuat antar
2010).
Pijat bayi dilakukan dengan cara sederhana yang mudah untuk dipelajari
dan dilakukanya, hanya memerlukan sedikit perlengkapan dan kita tidak perlu
mengeluarkan uang lebih kecuali waktu yang kita butuhkan. Pijat bayi dapat
dilakukan sendiri di rumah saat luang oleh orang tua, pengasuh bayi, maupun
kakek dan nenek si bayi (Moszkowski & Stack, 2007; Heath & Bainbridge, 2004).
suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang tua ataupun pengasuh bayi sebagai
tindakan menstimulasi bayi dan otot-ototnya untuk lebih berkembang dengan cara
Pijat bayi memberikan manfaat sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
relaksasi (Field, Diego, Medina, Delgado & Hernandez, 2011). Dari berbagai
literature review yang ada, pijat bayi dapat membantu pertambahan panjang badan
dan berat badan bayi serta memberikan manfaat stimulasi untuk kematangan
motorik kasar, motorik halus, sosial adaptif dan meningkatkan kuantitas tidur
seorang bayi (Inal& Yildiz, 2012; Jin Jing et al, 2007). Pada penelitian yang
Menurut Lorenz, Moyse dan Surguy (2005) manfaat dari pijat bayi antara
lain:
a) Physical health
Para peneliti menemukan bahwa pijat dapat memiliki dampak yang baik
pada kenaikan berat badan bayi premature. Pada bayi yang sehat dan cukup
bulan saat lahir ketika diberikan pijatan, tidurnya lebih nyenyak dan jatuh
tertidur lebih cepat. Bayi yang nyenyak tidurnya dapat membantu bayi
senantiasa sehat.
b) Psychological development
Ibu yang melakukan pemijatan pada bayi mereka lebih banyak merasakan
pemijatan.
Para orang tua yang berpartisipasi dalam kelompok pijat bayi mereka dapat
Manfaat pijat bayi bagi ibu yaitu, menjadikan ibu semakin dekat hubungan
batinnya dengan sang anak, membuat ibu merasa rileks dan merasakan stresnya
berkurang, ibu lebih memiliki waktu yang banyak untuk berkomunikasi dengan
bayinya dan dapat memperbanyak produksi ASI (Air Susu Ibu). Sedangkan
manfaat pijat bayi bagi bayi itu sendiri seperti, bayi akan merasakan kenyamanan
setelah mendapatkan pijat bayi sehingga dapat tidur lebih nyaman, bayi menjadi
perkembangan mental bayi, dan meningkatkan kekuatan otot serta sirkulasi darah
Pijat bayi memberikan begitu banyak manfaat untuk bayi dan orangtua.
Pemberian pijat bayi sedini mungkin akan memberikan manfaat yang lebih
banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Subakti & Rizki, 2008).
Setelah orangtua mengetahui manfaat dari pijat bayi adahal yang harus
diperhatikan oleh orangtua untuk melakukan pijat bayi, seperti waktu dan semua
Pada bayi usia 0 – 1 bulan disarankan hanya diberi gerakan usapan halus
dan sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dipijat didaerah perut. Bayi dengan
usia 1 – 3 bulan sudah dapat diberikan gerakan pijat, namun pijatan halus dengan
tekanan ringan. Setelah bayi berusia 3 bulan ke atas bayi sudah dapat diberikan
Pijat bayi dapat dilakukan pada pagi hari saat orangtua serta bayi akan
memulai hari baru dan pada sore hari ataupun malam hari sebelum bayi tidur
dengan pemberian pijatan akan membuat bayi merasa rileks dan nyaman sehingga
dapat tidur dengan nyenyak. Selain waktu menurut Roesli (2013) ada hal – hal
a) Bayi tidak baru saja selesai makan ataupun dalam kondisi lapar.
b) Tangan pemijat bersih, tidak berkuku panjang dan menggunakan
perhiasan.
d) Siapkan waktu kurang lebih 15 menit untuk orang tua ataupun pengasuh
bayi untuk memberikan pijatan pada bayi. Orang tua ataupun pengasuh
harus dalam kondisi yang sehat dan nyaman tidak dalam kondisi yang stres
ketika melakukan pemijatan, karena akan berdampak juga pada bayi yang
diberikan pijatan.
yang tenang dan lembut untuk menciptakan suasanan yang nyaman untuk orang
tua dan bayi. Pemijatan dapat dilakukan menggunakan baby lotion atau minyak
kelapa yang lembut untuk bayi. Tidak disarankan untuk pemberian pijatan setelah
bayi selesai makan, membangunkan bayi yang tertidur khusus untuk pijat,
memijat saat kondisi bayi sedang tidak sehat dan memaksakan pemberian pijatan
A. Desain Penelitian
kemudian efek dari perlakuan tersebut diukur dan dianalisa (Polit & Hungler,
2006). Pendekatan penelitian ini dengan non randomized pre and post test with
control group design. Digunakan untuk mengetahui efektifitas dari pijat bayi
terhadap pertumbuhan bayi dengan cara melihat hasil pertumbuhan bayi sebelum
diberi perlakuan (pre) saat bayi dengan usia 4-6 bulan dan sesudah diberi
perlakuan (post) selama 30 hari pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
yang kemudian akan dilihat hasil efektifitas dari perlakuan yang didapatkan kedua
kelompok tersebut.
peneliti memilih lokasi ini karena peneliti melihat keadaan pada pola asuh dan
perawatan serta pemberian stimulasi pada anak masih sedikit sekali yang
diberikan orang tua kepada anak dan masih sedikit orang tua yang mengerti
1. Populasi
wilayah generalisasi yang memiliki jumlah dan telah memenuhi kriteria dalam
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang bertempat
2. Sampel
b. Instrumen Penelitian
timbangan dengan gram (gr) yang sudah dikalibrasi Lembar identitas digunakan
pengukuran panjang badan bayi. Timbangan bayi yang sudah dikalibrasi sebagai
d) Orang tua sampel penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi diberikan
e) Orang tua yang bersedia menjadi responden dan berkomitmen penuh untuk
penelitian.
dengan/ timbangan
b) Orang tua dan keluarga ataupun tetangga dekat dengan responden yang
dilakukan oleh peneliti kepada orang tua selama 60 menit. Orang tua pun
dibekali dengan booklet dan video langkah-langkah pijat bayi. Setelah orang
responden tinggal.
c) Selama demonstrasi kegiatan pijat bayi orang tua dan keluarga ataupun
dengan teknik pemijatan yang kurang jelas dan belum dapat dimengerti.
d) Waktu pemberian pijat bayi dilakukan secara intensif 2 kali sehari dengan
e) Selama 30 hari orang tua sebagai responden melakukan pijat bayi langsung
yang diberikan.
timbangan
j) Pada kelompok kontrol tidak ada intervensi khusus, hanya saja orang tua
anak.
stimulasi dan sentuhan lembut yang diberikan pada bayi dan leaflet sebagai
Hasil penelitian pengaruh pijat bayi terhadap pertumbuhan bayi panjang dan berat
badan bayi dapat di jelaskan pada tabel di bawah ini:
Berdasarkan tabel 1. didapatkan hasil pre-test dari 8 bayi pada kelompok perlakuan
selama 30 hari rerata panjang badan 62 cm dan sesudah dilakukan pemijatan rerata
menjadi 6 7cm. sedangkan pada kelompok kontrol pre test dari 8 bayi di dapatkan 59
cm dan hasil post test 63 cm. Selanjutnya dilakukan hasil uji statistis t independen
terhadap kelompok perlakuan dan kontrol di dapatkan P value 0,012 yang berarti
terdapat perngaruh pijat bayi terjahap pertumbuhan panjang badan bayi usia 4-6
bulan.
Berdasarkan tabel 2. didapatkan hasil pre-test dari 8 bayi pada kelompok perlakuan
selama 30 hari rerata berat badan 8,6 kg dan sesudah dilakukan pemijatan rerata
menjadi 9,2kg . sedangkan pada kelompok kontrol pre test dari 8 bayi di dapatkan 7,5
kg dan hasil post test 7,7 kg. Selanjutnya dilakukan hasil uji statistis t independen
terhadap kelompok perlakuan dan kontrol di dapatkan P value 0,028 yang berarti
terdapat perngaruh pijat bayi terjahap pertumbuhan Berat badan bayi usia 4-6 bulan.
BAB V PEMBAHASAN
Pengaruh pijat bayi terhadap pertumbuhan berat badan bayi kelompok intervensi
dan kelompok kontrol usia 4-6 bulan. Dari hasil penelitian didapatkan nilai P =
0,028 atau < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh pijat bayi terhadap berat badan
bayi pada usia 4-6 bulan dengan mean posttes kelompok perlakuan 9,2 kg dan mean
posttes kelompok kontrol 7,7 kg. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dasuki
2016 yang menyatakan bahwa ada pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat
badan bayi. Pijat bayi dapat menaikan berat badan dikarenakan pemijatan pada bayi
akan merangsang nervus vagus, dimana saraf ini akan meningkatkan peristaltik usus
untuk mengosongkan lambung, dengan begitu bayi cepat lapar sehingga masukan
makanan akan meningkat.
Syaraf ini juga merangsang peningkatan produksi enzim pencernaan, sehingga
penyerapan nutrisi meningkat. Nutrisi yang diserap akan ikut dalam peredaran darah
yang juga meningkat oleh potensial aksi saraf simpatis. Selain itu peningkatan
distribusi mikro dan makro nutrien akan membantu peningkatan metabolisme organ
dan sel sehingga ada penyimpanan bawah kulit dan pembentukan sel baru. Keadaan
ini yang dapat meningkatkan berat badan bayi (Roseli, 2016).
Penelitian serupa dilakukan oleh Jin Jing, et al (2007) dengan judul “Pijat dan
Latihan Gerak Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi” yang menyatakan
pemberian pijatan dan latihan gerak dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan
kecerdasan bayi mulai dari bayi lahir dengan p=0,010 untuk index berat badan.
Penelitian pijat bayi juga dilakukan oleh Universitas Gajah Mada pada tahun
2012, pijat bayi merupakan peluang yang berpengaruh terhadap peningkatan berat
badan sebesar 2,68%. Kenaikan berat bayi berat lahir rendah yang diberikan
perlakuan pijat selama 10 hari lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidak
dilakukan pijat (Asmar, 2012).
Jenny Swcliffe dalam Roesli (2013) juga mengemukakan bahwa bayi- bayi yang
dipijat secara teratur sejak lahir sering memperoleh peningkatan berat badan yang
lebih cepat dari yang lainnya, dia beranggapan bahwa mungkin karena pijatan
merangsang produksi hormon-hormon pertumbuhan.
Peningkatan berat badan bayi tentunya sangat dipengaruhi oleh pemberian pijat
bayi yang diberikan secara kontiniu. Pada dasarnya bayi yang dipijat akan
mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan
terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik hasilnya bayi menjadi cepat lapar dan
karena itu lebih sering menyusu sehingga meninggkatkan produksi ASI (Suparyanto,
2011). Pemijatan juga meningkatkan penyerapan makanan oleh nervus vagus
sehingga nafsu makan bayi juga akan meningkatkan yang dapat secara langsung
meningkatkan berat badan bayi (Syaukani, 2015).
Aktifitas pemijatan akan meningkakan aktifitas neorotransmitter serotin, yaitu
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi meningkatkan glucocorticoid
(adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan
kadar hormon adrenalin (hormon stres) penurunan kadar hormon stres ini akan
meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG. Pijat bayi akan membuat
bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal
ini dikarenakan pijatan yang baik dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini
terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta
serta tetha yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram)
(Syaukani, 2015).
Gichara (2006) lebih lanjut juga mengemukakan bahwa terdapat dua aspek dalam
tubuh bayi yang dipengaruhi ketika pemijatan berlangsung, yaitu: 1). Aspek
emosional, meliputi: a. Menanamkan rasa percaya diri, bebas dan aman, serta
seimbang, b. Menanamkan kepercayaan antara orang tua dan anak, c. Mengurangi
hormon Kortisol (pemicu stres) dalam aliran darah atau menjaga kestabilannya
selama pemijatan, d. Merangsang produksi hormon Endokrin (pereda rasa sakit)
sehingga menimbulkan rasa nyaman pada bayi,e. Menjaga kedekatan antara orang
tua dan bayi lewat kontak fisik, seperti kontak mata, mencium, membelai lembut,
mengusap, dan mengajaknya berbicara 2). Aspek fisik yang meliputi: a. Melancarkan
pencernaan dan pembuangan sehingga bayi terangsang untuk menyusui dengan baik,
b.Menghindari sembelit, kolik dan diare, c. Meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi, d. Meningkatkan hormon-hormon pertumbuhan yang dihasilkan
oleh kelenjar Pituitari, e. Melancarkan aliran darah dalam tubuh sehingga timbul rasa
hangat pada tangan dan kaki, f. Merileksasikan otot-otot
dan melenturkan persendian terutama saat bayi meregangkan tubuh untuk memulai
lebih banyak gerakan fisiknya, g. Membantu menghilangkan sel-sel mati dan
membuang racun-racun tubuh melalui kulit, h. Melancarkan pernafasan seperti:
mengurangi lendir, mengatasi batuk, flu, infeksi pada telinga, dan gangguan pada
hidung. Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke
10), ini membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga
penyerapan makanan lebih baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan
menyebabkan bayi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu akibatnya
produksi ASI akan lebih banyak dan berat badan bayi cepat naik. Bayi yang dipijat
juga mengalami penurunan kadar hormone stress karena pijatan pada bayi dapat
membuat bayi lebih tenang, tidak mudah rewel karena capek sehingga bayi dapat
tidur lebih nyenyak. Pijatan juga dapat membuat bayi mengalami peningkatan daya
tahan tubuh sehingga bayi tidak gampang sakit maka pertumbuhan bayi tidak akan
terganggu dan berat badannya akan meningkat (Roesli, 2001).
Pengaruh pijat bayi terhadap pertumbuhan panjang badan bayi kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Pada pertumbuhan panjang badan diperoleh nilai P
= 0,012 atau < 0,05, Hal ini membuktikan ada pengaruh pemijatan terhadap
pertumbuhan (Panjang badan). Penelitian ini senada dengan penelitian yang
dilakukan Jin Jing (2017), yang menyatakan bahwa pemberian pijatan dan latihan
gerak dapat meningkatkan perkembangan fisik dan kecerdasan bayi mulai dari lahir
sampai usia 6 bulan dengan P=0,019 pada kelompok eksperimen dibandingkan
dengan kelompok control.
Hormon pertumbuhan(Growth hormone) yang mempengaruhi pertumbuhan tulang
pada bayi dapat dirangsang melalui terapi pijat bayi yang diberikan menyebabkan
disekresikannya serotonin. Dalam fisiologi pijat bayi disebutkan bahwa serotonin
yang disekresikan oleh sistim saaraf dalam hipotalamus akan meningkatkan
kecepatan sekresi hormone pertumbuhan yang pada akhirnya akan meningkatkan
pertumbuhan bayi termasuk tulang (Rosalina, 2017).
BAB VI PENUTUP
Pemijatan yang dilaksanakan secara rutin pada bayi dengan gerakan pemijatan pada
kaki, perut, dada, tangan, punggung dan gerakan peregangan berpengaruh pada
pertumbuhan bayi seperti berat badan bayi dan panjang badan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Rena & Hawadi. (2008). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Grasindo.
Ariani. (2013). Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai Faktor Risiko Gangguan
Perkembangan Anak. Malang: Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar.
Bainbridge, N. & Heath, A. 2007. Baby Massage (Kekuatan Menenangkan dari
Sentuhan). Jakarta: Dian Rakyat
Briawan, Dodik & Herawati, Tin. (2008). Peran Stimulasi Orang Tua Terhadap
Perkembangan Anak Balita Keluarga Miskin. Vol. 1 No. 1/Januari 2008 – 63.
Chamida, Atien N. (2009). Deteksi Dini Gangguan Prtumbuhan dan Perkembangan
Anak. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar Biasa UNY.
Fitriani, Lourentina & Nurhidayati, Novita. (2007). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan Nafsu Makan Bayi Usia Diatas 6 Bulan Di Poli Klinik Fisioterapi
Handicamp International Wedi Klaten. Semarang: UNS.
Gurol, Asye & Polat, Sevinc. (2012). The Effects of Baby Massage on Attachment
between Mother and their Infants. Asian Nursing Research.
Heath, Alan & Bainbridge, Nicki. (2004). Baby Massage: The Calming Power of
Touch. New York: DK Publishing, Inc.
Jing, Jin et al. (2007). Massage and Motion Training For Growth and Development of
Infants.Guangzhou : World J Pediatr.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Instrumen Stimulasi, Deteksi
Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Kristanto, Heny. (2008). Pengaruh Terapi Sentuh Terhadap Antropometri Pada Bayi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren I Kediri. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
Merineherta. (2009). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi
Usia 3-6 Bulan di Kelurahan Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang. Padang: Universitas Andalas.
Pratiwi, Anindita R. (2013). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Bayi Di
Desa Pamdak Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas. Purwokerto: Jurusan
Keperawatan UNSOED.
Rosalina, I. 2007. Fisioligis Pijat Bayi. Bandung: Trikarsa Multi Media dan
Johnson & Johnson Indonesia
Syaukani, Aulia. 2015. Petunjuk Praktis Pijat, Senam, dan Yoga Sehat untuk
Bayi agar Tumbuh Kembang Maksimal . Yogyakarta: Araska
LAMPIRAN RAB PENELITIAN