Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN KENYAMANAN

A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
Suhu tubuh merupakan salah satu tanda vital yang
menggambarkan sattsu kesehatan seseorang. Suhu adalah
pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat.
Dapat juga dikatakan sebagai ukuran panas/dinginnya suatu
benda. Suhu tubuh adalah perbedaan anatar jumlah panas yang
diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang diproduksi
oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan
luar. Produksi panas – kehilangan panas = suhu badan/tubuh.
[ CITATION Has176 \l 1057 ]
2. Organ Pengatur Suhu Tubuh
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hipotalamus,
hipotalamus dikenal dengan termostat ang berada di bawah
otak. Terdapat dua hipotalamus, yaitu :
a. Hipotalamus anterior, berfungsi mengatur pembuangan
panas.
b. Hipotalamus posterior, berfungsi megatur penyimpanan
panas.
Saraf-saraf yang terdapat pada bagian preoptik hipotalamus
anterior dan hipotalamus posterior memperoleh 2 sinyal, yaitu :
a. Berasal dari saraf perifer ang menghantarkan sinyal dari
reseptor panas/dingin.
b. Berasal dari suhu darah yang memperdarahi bagian
hipotalamus itu sendiri.
Termostat hipotalamus memiliki semacam titik kontrol yang
disesuaikan untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu tubuh
turun sampai dibawah atau naik sampai titik ini, maka pusat akan
memulai impuls untuk menahan panas atau meningkatkan
pegeluaran panas. [ CITATION Has176 \l 1057 ]
3. Mekanisme Pemindahan/Kehilangan Panas
a. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan pana dari permukaan satu obyek
ke permukaan lain tanpa kontak langsung antara keduanya.
Radiasi terjadi karena peprindahan kalor melalui gelombang
elektromagnetik.
b. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas dari suatu obyek ke
obyek lain dengan kontak langsung.
c. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui pergerakan
udara atau air. panas konduksi ke udara terlebih dahulu
sebelum dibawa aliran konveksi.
d. Evaporasi
Evaporasi adalah perpindahan energi panas dengan
penguapan. Pembuangan panas dengan evaporasi
menyebabkan kita merasa lebih dingin ketika baju renag
basah daripada ketika kering. [ CITATION Has176 \l 1057 ]
4. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
a. Usia, pada saat lahir mekanisme kontrol suhu masih imatur.
Produksi panas meningkat seiring dengan pertumbuhan.
b. Latihan/exercise, aktivitas otot memerlukan penginkatan
suplai darah dan metabolisme lemak dan karbohidrat.
c. Lingkungan, mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi
oleh suhu disekitar.
d. Stres dan emosional dapat menungkatkan suhu tubuh
melalui stimulus hormone dan persarafan. Perubahan
fisiologi tersebut menumbulkan panas.
e. Kondisi sakit, proses peradangan dan demam dapat
menyebabkan peningkatan metabolisme rate sebesar 120%
untuk tiap penigkatan suhu 10˚C.
f. Gangguan organ, seeprti trauma atau keganasan pada
hipotalamus, dapat menyebabka mekanisme regulasi suhu
tubuh mengalami gangguan. [ CITATION Has176 \l 1057 ]
5. Tempat Untuk mamantau Suhu Tubuh
a. Mulut
b. Askila
c. Rektum
d. Gendang telinga (membran tympani)
e. Arteri temporalis (alat terkomputerisasi ditembakkan dari satu
sisi ke sisi lain menyebrangicdahi melewati arteri temporalis,
yang terletak kurang 2 mm di bawah permukaan kulit pada
daerah ini. [ CITATION Has176 \l 1057 ]
6. Masalah – Maslaah Perubahan Suhu Tubuh
a. Demam
Demam atau hiperpireksia terjadi karena mekanism
pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan
kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal.
b. Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak
mengakiatkan kehilagan cairan dan elektrolit secara
berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan
panas.
c. Hipertermia
Merupakan peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran
panas atau menurunka produksi panas.
d. Heat stroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan
dengan suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme
pengeluaran panas.
e. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap
dingin memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi
panas sehingga akan mengakibatkan hipotermia. [ CITATION
Has176 \l 1057 ]
7. Pengertian Kenyamanan
Kenyamanan suatu keadaan dimana telah terpenuhi
kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi),
dan tersenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
atau nyeri). Konsep kenyamanan memiliki subyektifitas yang
sama dengan nyeri, (Kolcaba, 2012).
8. Fisiologi Nyeri
Menurut [CITATION hid141 \l 1033 ] fisiologi nyeri yaitu munculnya
nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan
ujung-ujung saraf sangat bebas yang dimiliki sedikit atau bahkan
tidak memiliki myelin yang tersebar pa da kulit dan mukosa,
khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan
kantong empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon
akibat adanya stimulasi atau rangsangan stimulasi tersebut
dapat berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin,
prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila
terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi.
Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik, atau mekanis.
Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut,
distransmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang
belakang oleh dua jenis tersebut yang bermielin rapat atau
serabut A (delta) danserabut lamban (serabut c). Impuls-impuls
yang ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai soifat
inhibitor yang ditransmisikan ke serabut c. serabut-serabut
aferen masuk ke spinalis melalui akar dorsal (dorsal root) serta
sinaps pada dorsal horn.
9. Klasifikasi Nyeri
Menurut [ CITATION has172 \l 1033 ] klasifikasi nyeri yaitu :
a. Jenis Nyeri
Berdasarkan jenisnya nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri
perifer, sentral, dan psikogenik.
1) Nyeri Perifer dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu :
a) Nyeri superfisial : Rasa nyeri yang muncul akibat
rangsangan pada kulit dan mukosa
b) Nyeri visceral : rasa nyeri timbul akibat rangsangan
pada reseptor nyeri di rongga abdomen, kranium dan
toraks
c) Nyeri alih : Nyeri dirasakan didaerah lain yang jauh
dari jaringan penyebab nyeri.
2) Nyeri Sentral, nyeri yang muncul akibat rangsangan pada
medulla spinialis, batang otak dan telamus.
3) Nyeri Psikogenik, nyeri yang penyebab fisiknya telah
diketahui. Umunya nyeroi ini disebabkan karena faktor
psikologi.
b. Bentuk Nyeri
Bentuk nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeroi
kronik.
Table perbedaan nyeri akut dan nyeri kronik

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik


Pengalaman Suatu kejadian Situasi, status
eksistensi nyeri.
Sumber Faktor eksternal atau
pernyakit dalam Tidak diketahui
mendadak.
Serangan Mendadak Bisa mendadak
atau bertahap,
tersembunyi.
Durasi Sampai 6 bulan 6 bulan lebih
atau sampai
bertahun-tahun.
Pernyataan nyeri Daerah nyeri diketahui Daerah nyeri
dengan pasti sulit dibedakan
intensitasnya
dengan daerah
yang tidak nyeri
sehingga sulit di
evaluasi.
Gejala khas Pola respon yang khas Pola respon
dengan gejala yang bervariasi
lebih jelas.
Perjalanan Umumnya gejala Gejala
berkurang setelah berlangsung
beberapa waktu. terus dengn
intensitas yang
tetap atau
bervariasi
Prognosis Baik dan mudah Penyembuhan
dihilangkan. total umumnya
tidak terjadi.

c. Stimulus Nyeri
Menurut [CITATION hid141 \l 1033 ] seseorang dapat
mentoleransi, menahan nyeri (pain toleransi) atau dapat
mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri
(pain threshoid). Terdapat beberapa jenis stimulasi nyeri,
diantaranya sebagai berikut :
1) Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah
akibat terjadinya kerusakan dan iritasi secara langsung
pada reseptor.
2) Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema
akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.
3) Tumor, dapat menekan pada reseptor nyeri.
4) Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi biokade pada
arteri koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat
tertumpuknya asam laktat.
5) Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik
10. Pengukuran Intensitas Nyeri
Menurut [ CITATION has172 \l 1033 ] pengukuran intensitas nyeri
ialah :
a. Skala nyeri menurut [ CITATION hay \l 1033 ]
Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala
menurut Hayward dilakukan dengan meminta penderita
untuk memilih salah satu bilangan dari 0-10 yang
menurutnya paling menggambarkan pengalaman nyeri yang
sangat ia rasakan.

b. Skala Nyeri menurut[ CITATION mcg \l 1033 ]


Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala
[ CITATION mcg \l 1033 ] dilakukan dengan meminta penderita
untuk meminta salah satu bilangan dari 0-5 yang
menurutnya paling menggambarkan pengalaman nyeri yang
sangat ia rasakan.
Skala nyeri menurut [ CITATION mcg \l 1033 ] dapat dituliskan
sebagai berikut :
O = Tidak nyeri
1 = Nyeri ringan
2= Nyeri sedang
3 = Nyeri berat atau parah
4 = Nyeri sangat berat
5 = Nyeri hebat
B. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Pekerjaan
b. Status kesehatan
1) Keluhan utama : panas
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat kesehatan lalu
1) Hipertermi : sejak kapan timbul demam, gejala lain yang
menyertai demam, apakah meggigil atau gelisah.
2) Hipotermi : tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak
kapan timbul gejala gemetar, hilang ingatan, depresi, dan
gangguan menelan.
e. Pemeriksaan fisik : ttv, inspeksi dan palpasi kulit, tanda tanda
dehidrasi, peerubahan tingkah laku (bingung, gelisah,
disorientasi)

Pengkajian Keperawatan
Menurut [CITATION hid141 \l 1033 ] pengkajian pada masalah
nyeri yang dapat dilakukan adalah riwayat nyeri, serta keluhan
nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas, dan waktu
serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PORST,
yaitu sebagai berikut :
a. P ( Pemacu ) yaitu faktor yang memengaruhi gawat atau
ringannya nyeri.
b. Q ( Quality ) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul,
atau tersayat
c. R ( Region ) yaitu daerah perjalanan nyeri
d. S ( Seventy ) adalah keparahan atau intensitas nyeri
e. T ( Time ) adalah lama / waktu serangan atau frekuensi
nyeri.
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut [ CITATION PPN16 \l 1033 ] keperawatan merupakan
suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap maalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial.
a. Gangguan Rasa Nyaman
1) Definisi
Perasan kurang senang, lega dan sempurna dala dimensi
fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial.
2) Penyebab
a) Gejala penyakit
b) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c) Ketidakadekuatan sumber daya ( mis. Dukungan
finansial, sosial dan pengetahuan ).
d) Kurangnya privasi
e) Gangguan stimulus lingkungan
f) Efek samping terapi ( mis.medikasi,radiasi,kemoterapi )
g) Gangguan adaptasi kehamilan
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
a) Mengeluh tidak nyaman
Objektif
a) Gelisah
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
a) Mengeluh sulit tidur
b) Tidak mampu rileks
c) Mengeluh kedinginan atau kepanasan
d) Merasa gatal
e) Mengeluh mual
f) Mengeluh lelah
Objektif :
a) Menunjukkan gejala distress
b) Tampak merintih atau menangis
c) Pola eliminasi berubah
d) Postur tubuh berubah
e) Iritabilitas
5) Kondisi yang Terkait
a) Penyakit kronis
b) Keganasan
c) Distress psikologis
d) Kehamilan
b. Ketidaknyamanan Pasca Partum
1) Definisi
Perasaan tidak nyaman berhubungan dengan kondisi setelah
melahirkan
2) Penyebab
a) Trauma perineum selama persalinan dan kelahiran
b) Involusi uterus, proses pengembalian ukuran Rahim ke
ukuran semula
c) Pembengkakan payudara dimana alveoli mulai terisi
ASI
d) Kekurangan dukungan dari keluarga dan tenaga
kesehatan
e) Ketidaktepatan posisi duduk
f) Faktor budaya
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
a) Mengeluh tidak nyaman
Objektif :
a) Tampak meringis
b) Terdapat kontraksi uterus
c) Luka episiotomi
d) Payudara bengkak
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
( tidak tersedia )
Objektif :
a) Tekanan darah meningkat
b) Frekuensi nadi meningkat
c) Keringatan berlebihan
d) Menangis atau merintih
e) Naemorrid
5) Kondisi Klinis yang Terkait
a) Kondisi pasca persalinan

c. Nausea
1) Definisi
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan
atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah.
2) Penyebab
a) Gangguan biokimiawi ( mis. Uremia, ketoasidosis
diabetic
b) Gangguan pada esophagus
c) Distensi lambung
d) Iritasi lambung
e) Gangguan pancreas
f) Peregangan kapsul limpa
g) Tumor terlokalisasi ( mis. Neuroma akustik, tumor otak
primer atau sekunder, metastasis tulang di dasar
tengkorak
h) Peningkatan tekanan intra abdominal ( mis. Keganasan
intra abdomen )
i) Peningkatan tekanan intracranial
j) Peningkatan tekanan intraorbital ( mis. Glaucoma )
k) Mabuk perjalanan
l) Kehamilan
m)Aroma tidak sedap
n) Rasa makanan atau minuman yang tidak enak
o) Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
p) Faktor psikologis ( mis. Kecemasan, ketakutan,stress )
q) Efek agem farmakologis
r) Efek toksin
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
a) mengeluh mual
b) Merasa ingin muntah
c) Tidak berminat makan
Objektif :
( tidak tersedia )
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
a) Merasa asam dimulut
b) Sensari panas atau dingin
c) Sering menelan
Objektif :
a) Sallva meningkat
b) Pucat diaphoresis
c) Takikardia
d) Pupil diatas
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Meningitis
b) Labiritis
c) Uremia
d) Ketoasidosis diabetik
e) Ulkus paptikum
f) Penyakit esophagus
g) Tumor intraabdomen
h) Penyakit Meniere
i) Neuroma akustik
j) Tumor otak
k) Kanker
l) Glaucoma.
d. Nyeri Akut
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
2) Penyebab
a) Agen pencedera fisiologis ( mis. Imflamasi, iskemia,
neoplasma)
b) Agen pencedera kimiawi ( mis. Terbakar, bahan kimia
iritan )
c) Agen pencedera fisik ( mis. Abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma, latihan fisik berlebihan ).
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
a) Mengeluh nyeri
Objektif :
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif ( mis. Waspada, posisi menghindari
nyeri )
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
( Tidak tersedia )
Objektif :
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Nefsu makan berubah
d) Proses berpikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaphoresis
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sindrom koroner akut
e) Glaukoma
e. Nyeri Kronis
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yeng berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual dan fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
2) Penyebab
a) Kondisi muskuloskeletal
b) Kerusakan sistem saraf
c) Penekanan saraf
d) Inflintrasi tumor
e) Ketidakseimbangan neurotransmiter, neuromodulator,
dan reseptor
f) Gangguan imunitas ( mis. Neuropati terkait HIV, virus
varicella-zoster )
g) Gangguan fungsi metabolik
h) Riwayat posisi kerja statis
i) Peningkatan indeks massa tubuh
j) Kondisi pasca trauma
k) Tekanan emosional
l) Riwayat penganiayaan ( mis. Fisik, psikologis, seksual )
m)Riwayat penyalahgunaan obat/zat
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
a) Mengeluh nyeri
b) Merasa depresi ( tertekan )
Objektif :
a) Tampak meringis
b) Gelisah
c) Tidak mampu menuntaskan aktivitas
4) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
a) Merasa takut mengalami cedera berulang
Objektif :
a) Bersikap protektif ( mis. Posisi menghindari nyeri )
b) Waspada
c) Pola tidur berubah
d) Anoreksia
e) Fokus menyempit
f) Berfokus pada diri sendiri
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Kondisi kronis ( mis. Arthritis rheumatoid )
b) Infeksi
c) Cedera medulla spinialis
d) Kondisi pasca trauma
e) Tumor
f.Hipertermia
1) Definisi
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.
2) Penyebab
a) Dehidrasi
b) Terpapar lingkungan panas
c) Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
d) Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
e) Peningkatan laju metabolisme
f) Respon trauma
g) Aktivitas berlebihan
h) Penggunaan inkubator
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
( tidak tersedia )
Objektif
a) Suhu tubuh di atas normal
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardia
d) Takipnea
e) Kulit terasa hangat
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Proses infeksi
b) Hipertiroid
c) Stroke
d) Dehidrasi
e) Trauma
f) Prematuritas
g. Hipotermia
1) Definisi
Suhu tubuh meningkat di bawah rentang normal tubuh
2) Penyebab
a) Kerusakan hipotalamus
b) Konsumsi alkohol
c) Berat badan ekstrem
d) Kekurangan lemak subkutan
e) Terpapar suhu lingkungan rendah
f) Malnutrisi
g) Pemakain pakaian tipis
h) Penurunan laju metabolisme
i) Tidak beraktivitas
j) Transfer panas (mis. konduksi, konveksi, evaporasi,
radiasi)
k) Trauma
l) Proses penuaan
m) Efek agen farmakologis
n) Kurang terpapar infromasi tentang hipotermia
3) Gejala Dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Kulit teraba dingin
b) Menggigil
c) Suhu tubuh di bawah nilai normal
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Akrosianosis
b) Bradikardi
c) Dasar kuku sianotik
d) Hipoglikemia
e) Hipoksia
f) Pengisian kapiler > 3 detik
g) Konsumsi oksigen meningkat
h) Ventilasi menurun
i) Piloereksi
j) Takikardia
k) Vasokontriksi perifer
l) Kutis memorata (pada neonatus)
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Hipotiroidisme
b) Anoreksia nervosa
c) Cedera batang otak
d) Prematuritas
e) Berat badan lahir rendah (BBLR)
f) Tenggelam
h. Risiko Hipertermia
1) Definisi
Berisiko mengalami kegagalan termoreguler yang dapat
,mengakibatkan suhu tubuh berada di bawah rentang
normal.
2) Faktor Risiko
a) Berat badan ekstrem
b) Kerusakan hipotalamus
c) Konsumsi alkohol
d) Kurangnya lapisan lemak subkutan
e) Suhu lingkungan rendah
f) Malnutrisi
g) Pemakaian pakaian yang tipis
h) Penurunan laju metabolisme
i) Terapi radiasi
j) Tidak beraktivitas
k) Transfer panas (mis.konduksi, konveksi, evaporasi,
radiasi)
l) Trauma
m) Prematuritas
n) Penuaan
o) Bayi baru lahir
p) Berat badan lahir rendah
q) Kurang terpapar informasi tentang pencegahan
hipotermia
r) Efek agen farmakologis
3) Kondisi Klinis Terkait
a) Berat badan ekstrem
b) Dehidrasi
c) Kurang mobilitas fisik
i.Risiko Hipotermia Perioperatif
1) Definisi
Berisiko mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 36 C
secara tiba-tiba yang terjadi satu jam sebelum pembedahan
hingga 24 jam setelah pembedahan.
2) Faktor Risiko
a) Berat badan ekstrem
b) Kerusakan hipotalamus
c) Konsumsi alkohol
d) Kurangnya lapisan lemak subkutan
e) Suhu lingkungan rendah
f) Malnutrisi
g) Pemakaian pakaian tipis
h) Penurunan laju metabolisme
i) Terapi radiasi
j) Tidak beraktivitas
k) Transfer panas (mis. konduksi, konveksi, evaporasi,
radiasi)
l) Trauma
m) Prematuritas
n) Penuaan
o) Bayi baru lahir
p) Berat badan lahir rendah
q) Kurang terpapar informasi tentang pencegahan
hipotermia
r) Efek agen farmakologis
3) Kondisi Klinis Terkait
(1) Berat badan ekstrem
(2) Dehidrasi
(3) Kurang mobilitas fisik
j.Risiko Termoregulasi Tidak Efektif
1) Definisi
Berisiko mengalami kegagalan mempertahankan suhu tubuh
dalam rentang normal.
2) Faktor Risiko
a) Cedera otak akut
b) Dehidrasi
c) Pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan
d) Peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio
berat badan
e) Kebutuhan oksigen meningkat
f) Perubahan laju metabolisme
g) Proses penyakit (mis. infeksi)
h) Suhu lingkungan ekstrim
i) Suplai lemak subkutan tidak memadai
j) Proses penuaan
k) Berat badan ekstrem
l) Efek agen farmakologis (mis. sedasi)
3) Kondisi Klinis Terkait
a) Cedera akut
b) Dehidrasi
c) Trauma

k. Termoregulasi Tidak Efektif


1) Definisi
Kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang
normal.
2) Faktor Risiko
a) Stimulasi pusat termoregulasi hipotalamus
b) Fluktuasi suhu lingkungan
c) Proses penyakit (mis. infeksi)
d) Dehidrasi
e) Proses penuaan
f) Ketidaksesuaian pakaian untuk suhu lingkungan
g) Kebutuhan oksigen meningkat
h) Perubahan laju metabolisme
i) Suhu lingkungan ekstrim
j) Ketidakadekuatan suplai lemak subkutan
k) Berat badan ekstrem
l) Efek agen farmakologis (mis. sedasi)
3) Gejala Dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
(1) Kulit dingin/hangat
(2) Mengigil
(3) Suhu tubuh fluktualtif
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Piloereksi
b) Pengisian kapiler > 3 detik
c) Tekanan darah meningkat
d) Pucat
e) Frekuensi napas meningkat
f) Takikardia
g) Kejang
h) kulit kemerahan
i) Dasar kuku sianotik
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Cedera medula spinalis
b) Infeksi/sepsis
c) Pembedahan
d) Cedera otak akut
e) Trauma
3. Intervensi Keperawatan [ CITATION Tim187 \l 1057 ]
a. Manajemen Hipertermia
1) Tujuan
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu tubuh
akibat disfungsi termoregulasi.
Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam Termoregulasi
Membaik dengan kriteria hasil :
a) Menggigil 1-5 ( Meningkat – Menurun)
b) Kulit Merah 1-5 ( Meningkat – Menurun )
c) Kejang 1-5 ( Meningkat – Menurun )
d) Akrosianosis 1-5 ( Meningkat – Menurun )
e) Konsumsi Oksigen 1- 5 ( Meningkat – Menurun )
f) Piloereksi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
g) Vasokonstriksi Perifer ( Meningkat – Menurun )
h) Kutis Memorata 1-5 ( Meningkat – Menurun )
i) Pucat 1-5 ( Meningkat – Menurun )
j) Takikardi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
k) Takipnea 1-5 ( Meningkat – Menurun )
l) Bradikardi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
m)Dasar Kuku Sianotik 1-5 ( Meningkat – Menurun )
n) Hipoksia 1-5 (Meningkat – Menurun )
o) Suhu Tubuh 1-5 ( Memburuk – Membaik )
p) Suhu Kulit 1-5 ( Memburuk – Membaik )
q) Kadar Glukosa Darah 1-5 ( Memburuk – Membaik )
r) Pengisian Kapiler 1-5 ( Memburuk – Membaik)
s) Ventilasi 1-5 ( Memburuk – Membaik )
t) Tekanan Darah ( Memburuk – Membaik )
2) Tindakan
Observasi
a) Identivikasi penyebaba hipertermia(mis. Dehidrasi,
terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator)
b) Monitor suhu ttubuh
c) Monitor kadar elektrolit
d) Monitor haluaran urin
e) Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
a) Sediakan lingkungan yang dingin
b) Longgarkan atau lepaskan pakaian
c) Basahi dan kipasi permukaan tubuh
d) Berikan cairan oral
e) Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hyperhidrosis(keringat berlebih)
f) Lakukan pendinginana eksternal(mis. Selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
g) Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
h) Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
a) Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
jika perlu
b. Manajemen Hipotermia
1) Tujuan
Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah rendah.
Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam Termoregulasi
Membaik dengan kriteria hasil :
a) Menggigil 1-5 ( Meningkat – Menurun)
b) Kulit Merah 1-5 ( Meningkat – Menurun )
c) Kejang 1-5 ( Meningkat – Menurun )
d) Akrosianosis 1-5 ( Meningkat – Menurun )
e) Konsumsi Oksigen 1- 5 ( Meningkat – Menurun )
f) Piloereksi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
g) Vasokonstriksi Perifer ( Meningkat – Menurun )
h) Kutis Memorata 1-5 ( Meningkat – Menurun )
i) Pucat 1-5 ( Meningkat – Menurun )
j) Takikardi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
k) Takipnea 1-5 ( Meningkat – Menurun )
l) Bradikardi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
m)Dasar Kuku Sianotik 1-5 ( Meningkat – Menurun )
n) Hipoksia 1-5 (Meningkat – Menurun )
o) Suhu Tubuh 1-5 ( Memburuk – Membaik )
p) Suhu Kulit 1-5 ( Memburuk – Membaik )
q) Kadar Glukosa Darah 1-5 ( Memburuk – Membaik )
r) Pengisian Kapiler 1-5 ( Memburuk – Membaik)
s) Ventilasi 1-5 ( Memburuk – Membaik )
t) Tekanan Darah ( Memburuk – Membaik )
2) Tindakan
Observasi
a) Monitor suhu tubuh
b) Identifikasi penyebab hiportermia (mis. Terpapar suhu
lingkungan rendah, pakaian tipis, kerusakan
hipotalamus, penurunan laju metabolisme, kekurangan
lemak subkutan)
c) Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia (hiportermia
ringan: takipnea, disatria, menggigil, hipertensi,
diuresis, hiportermia sedang: aritmia, hipotensi, apatis,
koagulopati, refleks menurun, hipotermia berat: oliguria,
refleks menghilang, edema paru, asam basa abnormal)
Terapeutik
a) Sediakan lingkungan yang hangat(mis. atur suhu
ruangan, inkubator)
b) Ganti pakaian dan atau linen yang basah
c) Lakukan penghangatan pasif (mis. Selimut, menutup
kepala, pakaian tebal)
d) Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis. Kompres
hangat, botol hangat , selimut hangat, perawatan
metode kangguru)
e) Lakukan penghangatan aktif internal (mis. Infus cairan
hangat, oksigen hangat, lavase peritoneal dengan
cairan hangat)
Edukasi
a) Anjurkan makan atau minum hangat
c. Regulasi Temperatur
1) Tujuan
Mempertahankan suhu tubuh dalam rentan normal.
Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam Termoregulasi
Neonatus Membaik dengan kriteria hasil :
a) Kegelisahan 1-5 ( Meningkat – Menurun )
b) Frustrasi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
c) Sifat Lekas Merah 1-5 ( Meningkat – Menurun )
d) Tidak Mampu Menahan Diri 1-5 ( Meningkat – Menurun
)
e) Mondar Mandir 1-5 ( Meningkat – Menurun )
f) Pergerakan Berulang 1-5 ( Meningkat – Menurun )
g) Ketidak Mampuan Untuk Tetap Duduk 1-5 ( Meningkat
– Menurun )
h) Menolak Bantuan 1-5 ( Meningkat – Menurun )
i) Memukul 1-5 ( Meningkat – Menurun )
j) Menendang 1-5 ( Meningkat – Menurun )
k) Melempar 1-5 ( Meningkat – Menurun )
l) Meludah 1-5 ( Meningkat – Menurun )
m)Menggigit 1-5 ( Meningkat – Menurun )
n) Memaki 1-5 ( Meningkat - Menurun )
o) Uangkapan Yang Tidak Tepat 1-5 ( Meningkat –
Menurun )
p) Syarat Tidak Pantas 1-5 ( Meningkat – Menurun )
q) Emosi 1-5 ( Memburuk – Membaik )
r) Status Hidrasi 1-5 ( Memburuk – Membaik )
s) Tekanan Darah 1-5 ( Memburuk – Mebaik )
t) Nadi Radial 1-5 ( Memburuk – Membaik )
u) Tidur 1-5 ( Memburuk – Membaik )
2) Tindakan
Observasi
a) Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5°C-37,5°C)
b) Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam jika perlu
c) Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan dan nadi
d) Monitor warna dan suhu kulit
e) Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau
hipertermia
Terapeutik
a) Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
b) Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
c) Bedong bayi segera setelah lahir untuk mencegah
kehilangan panas
d) Masukan bayi BBLR ke dalam plastic segera setelah
lahir(mis. Bahan polyethylene, polyurethane)
e) Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan panas
pada bayi baru lahir
f) Tempatkan bayi baru lahir dibawah radiant warmer
g) Pertahankan kelembaban incubator 50% atau lebih
untuk mengurangi kehilangan panas karna proses
evaporasi
h) Atur suhu inkubator sesuai dengan kebutuhan
i) Hangatkan terlebih dahulu bahan bahan yang akan
kontak dengan bayi(mis. Selimut, kain bedongan,
stetoskop)
j) Hindari meletakkan bayi di dekat jendela terbuka atau
diarea aliran pendingin ruangan atau kipas angin
k) Gunakan matras penghangat, selimutt hangat, dan
penghangat ruangan untuk menaikkan suhu tubuuh jika
perlu
l) Gunakan kasur pendingin untuk menurunkan suhu
tubuh
m)Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
Edukasi
a) Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan heat
stroke
b) Jelaskan cara pencegahan hipotermi karna terpapar
udara dingin
c) Demonstrasikan teknik perawatan metode
kangguru(PMK) untuk bayi BBLR
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
d. Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh
1) Tujuan
Mengajarkan cara pengukuran suhu tubuh.
Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam Termoregulasi
Membaik dengan kriteria hasil :
a) Menggigil 1-5 ( Meningkat – Menurun)
b) Kulit Merah 1-5 ( Meningkat – Menurun )
c) Kejang 1-5 ( Meningkat – Menurun )
d) Akrosianosis 1-5 ( Meningkat – Menurun )
e) Konsumsi Oksigen 1- 5 ( Meningkat – Menurun )
f) Piloereksi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
g) Vasokonstriksi Perifer ( Meningkat – Menurun )
h) Kutis Memorata 1-5 ( Meningkat – Menurun )
i) Pucat 1-5 ( Meningkat – Menurun )
j) Takikardi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
k) Takipnea 1-5 ( Meningkat – Menurun )
l) Bradikardi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
m)Dasar Kuku Sianotik 1-5 ( Meningkat – Menurun )
n) Hipoksia 1-5 (Meningkat – Menurun )
o) Suhu Tubuh 1-5 ( Memburuk – Membaik )
p) Suhu Kulit 1-5 ( Memburuk – Membaik )
q) Kadar Glukosa Darah 1-5 ( Memburuk – Membaik )
r) Pengisian Kapiler 1-5 ( Memburuk – Membaik)
s) Ventilasi 1-5 ( Memburuk – Membaik )
t) Tekanan Darah ( Memburuk – Membaik )
2) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
a) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c) Berikan kesempatan untuk bertanya
d) Dokumentasikan hasil pengukuran suhu
Edukasi
a) Jelaskan prosedur pengukuran suhu tubuh
b) Anjurkan terus menerus memegang bahu dan menahan
dada saat pengukuran aksila
c) Ajarkan memilih lokasi pengukuran suhu oral atau
aksila
d) Ajarkan cara meletakkan ujung termometer di bawah
ludah atau dibagian tengah aksila
e) Ajarkan cara membaca hasil termometer raksa dan/
elektronik
e. Edukasi Termoregulasi
1) Tujuan
Mengajarkan pasien untuk mendukung keseimbangan antara
produksi panas, mendapatkan panas, dan kehilangan panas.
Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam Termoregulasi
Membaik dengan kriteria hasil :
a) Menggigil 1-5 ( Meningkat – Menurun)
b) Kulit Merah 1-5 ( Meningkat – Menurun )
c) Kejang 1-5 ( Meningkat – Menurun )
d) Akrosianosis 1-5 ( Meningkat – Menurun )
e) Konsumsi Oksigen 1- 5 ( Meningkat – Menurun )
f) Piloereksi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
g) Vasokonstriksi Perifer ( Meningkat – Menurun )
h) Kutis Memorata 1-5 ( Meningkat – Menurun )
i) Pucat 1-5 ( Meningkat – Menurun )
j) Takikardi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
k) Takipnea 1-5 ( Meningkat – Menurun )
l) Bradikardi 1-5 ( Meningkat – Menurun )
m)Dasar Kuku Sianotik 1-5 ( Meningkat – Menurun )
n) Hipoksia 1-5 (Meningkat – Menurun )
o) Suhu Tubuh 1-5 ( Memburuk – Membaik )
p) Suhu Kulit 1-5 ( Memburuk – Membaik )
q) Kadar Glukosa Darah 1-5 ( Memburuk – Membaik )
r) Pengisian Kapiler 1-5 ( Memburuk – Membaik)
s) Ventilasi 1-5 ( Memburuk – Membaik )
t) Tekanan Darah ( Memburuk – Membaik )
2) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
a) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
a) Ajarkan kompres hangat jika demam
b) Ajarkan cara pengukuran suhu
c) Anjurkan penggunaan pakaian yang dapat menyerap
keringat
d) Anjurkan tetap memandikan pasien, jika memungkinkan
e) Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai indikasi
f) Anjurkan menciptakan lingkungan yang nyaman
g) Anjurkan memperbanyak minum
h) Anjurkan analgesik jika merasa pusing, sesuai indikasi
i) Anjurkan melakukan pemeriksaan darah jika demam
.>3 hari.
4. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi-intervensi keperawatan.
Implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang
diperlukan untuk melaksanakan intervensi. [CITATION Bar11 \l 1057 ]
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncakan
dalam rencana perawat. Tindakan keperawatan mencakup
tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi. [CITATION
Tar15 \l 1057 ].
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan evaluasi intervensi keperawatan dan
terapi dengan membandingkan kemajuan klien dengan tujuan
dan hasil yang diinginkan dan direncanakan keperawatan.
[CITATION Pot10 \l 1057 ]
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi. Perawat
harus mempersiapkan untuk mengubah rencana jika tidak
berhasil. [CITATION Sar112 \l 1057 ]
Evaluasi keperawatan adalah aktivitas yang direncanakan
berkelnajutan dan terarah ketika klien menuju pencapaian
tujuan/hasil dan keefektifan rencana asuhan keperawatan.
[CITATION Bar11 \l 1057 ]
DAFTAR PUSTAKA

Haswita, & Sulistyowati, R. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk


Mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & J.Snyder, S. (2011). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik Edisi 7
Volume 1. Jakarta: EGC.
Potter, & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7.
Jakarta: EGC..
Saryono, & Widianti, A. T. (2011). Catatan Kuliah Kebtuuhan Dasar
Manusia (KDM). Yogyakarta: Nuha Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Salemba
Medika.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP
PPNI.
Wartonah, & Tarwoto. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai