Anda di halaman 1dari 15

Tabel 4.

1 Data Sekunder (Systemic Review)

Instrumen
No Judul/Penulis/Kota Tujuan Metode Sampel Intervensi Hasil
(Jika Ada)

1 Judul : Efektivitas Untuk mengetahui Rancangan Sampel penelitian Diberikan Teknik pijat Lembar Hasil penelitian didapatkan p value = 0,034
pijat bayi terhadap efektifitas pijat penelitian menunjukkan bayi untuk Observasi dimana p value < α (0,05) berarti H0 ditolak
kualitas tidur bayi bayi terhadap yang jumlah sampel 21 meningkatkan kualitas penelitian dan H1 diterima artinya ada pengaruh
usia 3-6 bulan di kualitas tidur bayi digunakan bayi, yang tidur serta meningkatkan efektifitas pijat bayi terhadap kualitas tidur
Posyandu usia 3 – 6 bulan. adalah Pre mengalami perkembangan motorik bayi usia 3 – 6 bulan.
Penulis : Dessy Eksperiment- peningkatan kasar dan motorik halus.
Lutfiasari al dengan kualitas tidur Rutinitas pijat bayi yang
Kota : Kediri, Jawa pendekatan sebanyak 7 dilakukan sebelum tidur
Timur. pre-test post- responden, yang akan menghilangkan
test one grop mengalami gangguan tidur
design. penurunan
kualitas tidur 1
responden
sedangkan yang
tidak mengalami
perubahan
sebanyak 13
orang.
2 Judul : Efektivitas Untuk mengetahui Pre Sampel penelitian Sebelum dilakukan Menggunakan Hasil penelitian menunjukan 16 responden
Peningkatan apakah terapi Experimental diambil dengan terapi pijat disajikan kuesioner dan mengalami peningkatan kualitas tidur
Kualitas Tidur Bayi pijat dapat design tekhnik sampling kualitas tidur minimal, lembar setelah dilakukan pemijatan dibandingkan
usia 3-12 Bulan meningkatkan rancangan Non Probability kualitas tidur maksimal observasi. sebelum dilakukan pemijatan. Sedangkan 5
Dengan Terapi Pijat kualitas tidur bayi penelitian Purposive, dan rata-rata. Setelah Instrumen yang respoden tidak mengalami peningkatan
Penulis : Rizki usia 3-12 bulan di one gruppre sebanyak 21 itu bayi diberikan terapi digunakan kualitas tidur. Bayi yang dipijat dapat tidur
Indah Nughraeni, Desa Purwosari responden yang pijat, bayi dipijat selama adalah nyenyak, tidak rewel, dan masalah-masalah
Retno Ambarwati, Kecamatan memenuhi kriteria 15 menit dengan pijatan kuesioner PSQI yang dapat mengganggu tidur berkurang.
Marni Wonogiri inklusi, populasi lembut yang dapat (The Pittsburgh Hasil penelitan didapatkan p
Kota : Wonogiri, Kabupaten yang digunakan menenangkan dan Sleep Quality value=0,00<0,05 maka Ho ditolak dan
Solo, Jawa Tengah Wonogiri. semua bayi usia menurunkan produksi Index). Hipotesis (Ha) diterima yang berarti ada
3-12 bulan, hormon andrenalin yang pengaruh peningkatan kualitas tidur bayi
semua bayi selanjutkan akan dengan terapi pijat.
bersedia meningkatkan daya
diberikan Teknik tahan tubuh bayi.
pijat bayi.
Terdapat 10 bayi
yang memiliki
kualitas tidur baik
dengan nilai skore
4 sampai 5,
sedangkan 11
bayi memiliki
kualitas tidur
sedang dengan
nilai skore 6
sampai 8.
3 Judul : Pengaruh Penilitian ini Pre- Tekhnik Intervensi dimulai Instrumen yang Hasil penelitian diperoleh nilai p-value < α
Pijat Bayi dengan bertujuan untuk Eksperiment pengambilan non dengan terapi Teknik digunakan 0,002 (p < 0,05), maka H0 ditolak dan H1
Kualitas Tidur Bayi mengetahui dengan probability pijat bayi untuk dalam penelitian diterima, artinya ada pengaruh pijat bayi
Usia 3-6 Bulan di pengaruh pijat menggunaka sampling dengan meningkatkan kualitas ini adalah dengan kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan.
Desa Bandung bayi dengan n rancangan tekhnik purposive tidur bayi. Dilaksanakan Kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bayi sebelum
Kecamatan Diwek kualitas tidur bayi One Group sampling sebelum bayi tidur dipijat tidak memiliki kualitas tidur yang baik.
Kab. Jombang usia 3-6 bulan di Pra-Post test didapatkan jumlah dengan frekuensi Kualitas tidur yang tidak baik itu dapat
Penulis : Devi Desa Bandung Design sampel populasi gerakan sesuai usia dikarenakan lingkungan bayi yang tidak
Indah, Nurmalasari, Kecamatan Diwek 17 bayi yang bayi mendukung, keletihan fisik, nutrisi dan
Erika A, M. Agung, Kabupaten berusia 3-6 bulan. penyakit. Sesudah dilakukan intervensi pijat
Pepin Nahariani Jombang. bayi tidak ada satu pun responden yang
Kota : Jombang, kualitas tidurnya buruk padahal sebelumnya
Jawa Timur ada 4 responden (25,0%) yang kualitas tidur
bayi buruk dan 5 responden (31,3%) yang
kualitas tidurnya baik setelah dilakukan
intervensi pijat bayi langsung melonjak
drastis menjadi 12 responden (75,0%) yang
kualitas tidurnya baik. Yang sebelumnya
sering terbangun lebih dari 3 kali pada saat
tidur malam menjadi terbangun kurang dari
2 kali sesudah dilakukan pijat bayi.

4 Judul : Efektivitas Tujuan penelitian Pre Teknik Pemberian terapi pijat Teknik Hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi
pijat bayi terhadap ini adalah Eksperiment pengambilan bayi yang dilakukan pengumpulan peningkatan kualitas tidur bayi setelah
peningkatan mengetahui al atau sampel selama dua minggu data pada dilakukan pijat bayi yaitu yang semul 60%
kualitas tidur bayi efektivitas pijat quasy menggunakan untuk menunjukkan penelitian ini mempunyai kualtas tidur yang buruk
Penulis : bayi terhadap eksperiment total sampling bahwa waktu tidur menggunakan sebelum dilakukan pijat bayi mengalami
Ellyzabeth kualitas tidur bayi dengan population menjadi lebih mudah kuisioner. kenaikan menjadi 73,33% kualitas tidur bayi
Sukmawati, Norif sebelum dan pendekatan dengan jumlah dan bayi mengalami menjadi baik setelah dilakukan pemijatan.
Didik Nur Imanah sesudah pijat Pre-Test sebanyak 30 sedikit terjaga di malam Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa
Kota : Kesugihan, bayi. Post-Test orang responden. hari. yang mengalami peningkatan kualitas tidur
Cilacap, Jawa one group sebanyak 19 responden, yang mengalami
Tengah design. penurunan kualitas tidur 1 responden
sedangkan yang tidak mengalami
perubahan sebanyak 10 orang. Hasil
menunjukkan bahwa p-value sbesar 0,03
dimana p-value < α (0,05) sehingga H0
ditolak dan H1 diterima yang artinya pijat
bayi efektif dalam meningkatkan kualitas
tidur bayi 3-6 bulan.
5 Judul : Pengaruh Tujuan penelitian Rancangan Sample dalam Dilakukan intervensi Kusioner yang Hasil pretest kualitas tidur bayi sebelum
Pijat Bayi terhadap ini adalah untuk penelitian penelitian ini dengan cara terapi dilakukan oleh diberikan pijat bayi menunjukkan kulitas
Kualitas tidur bayi mengetahui Pre- berjumlah 15 sentuhan (touch penelitian ini tidur dengan kategori cukup baik yang
1-4 Bulan. pengaruh pijat Experimental bayi. therapy) atau pijat mengacu pada paling dominan yakni 60%, sedangkan yang
Penulis : Aco bayi terhadap dengan Pre- (massage) sebanyak 6 Morrel’s Infant paling sedikit yaitu kualitas tidur dengan
Tang, Djohan Aras kualitas tidur bayi Test Post- kali. Sentuhan dan Sleep kategori buruk yakni 6,7%. Sedangkan hasil
Kota : Makassar, 1-4 bulan Test one tekanan lembut dari pijat Questionnaire posttest kualitas tidur bayi setelah diberikan
Sulawesi Selatan group bayi menyebabkan dan A Brief pijat bayi sebanyak 6 kali dimana kualitas
design. ujung-ujung saraf yang Screening tidur yang paling dominan kategori baik
terdapat dipermukaan Questionnaire (73,3%) dan tidak ada bayi yang memiliki
kulit menimbulkan For Infant Sleep kualitas tidur buruk (0%). Dapat disimpulkan
reaksi. Intervensi lain Problems . Data bahwa terdapat pengaruh signifikan dari
bayi diberi ASI. diolah dengan pemberian pijat bayi terhadap kualitas tidur
SPPS Statistic bayi 1-4 bulan diana kualitas tidur bayi
Data Editor 22. meningkat yani kategori buruk 0%, cukup
baik 26,7%, dan baik 73,3% sedangkan
sebelum dilakukan pemijitan ketegori buruk
6,7%, cukup baik 60%, dan baik 33,3%.
Hasil penelitian (p=0,003) menunjukkan
bahwa pijat bayi efektif dalam memberikan
pengaruh terhadap kuaitas tidur bagi bayi.
6 Judul : Pengaruh Tujuan penelitian Penelitian ini Menggunakan Pemberian intervensi Menggunakan Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada
pijat bayi terhadap ini untuk merupakan teknik sampling terapi pijat bayi sehari lembar kelompok bayi yang diberi tindakan pijat
lama tidur bayi di mengetahui penelitian yaitu simple sekali selama 1 minggu observasi bayi maka lama tidur paling sedikit adalah
desa Duwet pengaruh pijat Eksperiment- random sampling untuk mengetahui penelitian 11 jam dan paling lama tidur 18 jam dengan
Kecamatan bayi terhadap al dengan didapatkan pengaruh lama tidur rata-rata tidur 15,90 jam perhari.
Wonosari lama tidur bayi di rancangan sejumlah 45 bayi. bayi. Sedangkan pada bayi yang tidak diberi pijat
Penulis : Warsini, desa Duwet post-test bayi maka lama tidur paling sedikit 12 jam
Dyah Nugraini Kecamatan design. dan paling lama 17 jam dengan rata-rata
Kota : Wonosari, Wonosari tidur adalah 13,90 jam perhari. Dengan
Klaten, Jawa Kabupaten demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
Tengah Klaten. pengaruh secara signifikan pada pijat bayi
terhadap kualitas tidur bayi. Dari hasil
analisis statistic independent t-test diperoleh
nilai p : 0,047 dengan batas bawah 0,33.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang secara statistik
signifikan pada pijat bayi terhadap lama
tidur bayi.
7 Judul : Pengaruh Tujuan dari Quasi Sampel dalam Pemberian intervensi Menggunakan Hasil yang diperoleh dari 10 respoden
Pijat bayi terhadap penelitian ini Eksperiment penelitian ini yang dilakukan terapi lembar sebelum dilakukan pemijatan bayi rewel,
kualitas tidur bayi adalah untuk dengan berjumlah 10 pijat bayi dengan durasi observasi susah tidur, sering terbangun pada malam
usia 0-6 bulan di mengetahui rancangan orang dengan waktu 20 menit selama penelitian hari, dan rata-rata kualitas tidur responden
BPM Pera pengaruh pijat One Group Teknik sebulan. adalah 11 jam/hari dan sesudah dilakukan
Penulis : Asnita bayi terhadap Pre test- pengambilan pemijatan ada perbedaan signifikan dimana
Sinaga, Natalia kualitas tidur bayi Post test purposive bayi menjadi rileks, bugar saat bangun tidur
Laowo usia 0-6 bulan. sampling. dan tidak rewel, mengatasi sakit perut dan
Kota : Medan, adanya ikatan kasih sayang antara ibu dan
Sumatera Utara bayinya, peningkatan kualitas tidur dari 11
jam/hari menjadi 15 jam/hari. Dari hasil uji
paired t-test didapatkan nilai P = 0,000
dimana P≤0,05 yang artinya terdapat
pengaruh pijat bayi terhadp kualitas tidur
bayi usia 0-6 bulan.
1. Metode
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh
efektivitas terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi. Dari 7 jurnal yang
dipilih metode yang digunakan yaitu metode Pre-Eksperimental atau Quasy
Eksperiment dengan pendekatan Pre-Test Post-Test One Group Design.
Penelitian Pre-Eksperimental (n=6) yang masing-masing dilakukan di
posyandu Teratai kota Kediri, Desa Purwosari Kecamatan Wonogiri
Kabupaten Wonogiri, Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang, bidan praktik mandiri Emy Winarni Kesugihan Cilacap,
puskesmas Tamalanrea Kota Makassar, Desa Duwet Kecamatan Wonosari
Kabupaten Klaten. Sedangkan Quasy Eksperiment (n=1) dilakukan di BPM
Pera Kecamatan Medan Tuntungan kota Medan.
2. Sampel
Dari 7 artikel yang diinklusi, sempel pada penelitian yang dilakukan
Dessy Lutfiasari (2018) berjumlah 21 bayi berusia 3-6 bulan dengan kriteria
sebanyak 7 bayi mengalami peningkatan kualitas tidur, 1 bayi mengalami
penurunan kualitas tidur, dan 13 bayi lainnya tidak mengami perubahan
setelah dilakukan intervensi terapi pijat bayi.
Penelitian lain dilakukan oleh Rizki Indah Nughraeni, Retno Ambarwati,
Marni (2018) total sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 responden
dengan bayi usia 3-12 bulan menunjukkan sebanyak 16 responden
mengalami peningkatan kualitas tidur bayi setelah dilakukan pemijatan
sedangkan 5 responden tidak mengalami peningkatan kualitas tidur.
Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Devi Indah, Nurmalasari,
Erika A, M. Agung, Pepin Nahariani (2016) total sampel pada penelitian
adalah 17 responden dengan kriteria bayi berusia 3-6 bulan, setelah
dilakukan intervensi terapi pijat bayi pengaruh kualitas tidur bayi yang
dirasakan baik oleh bayi sebanyak 12 responden (75,0%) sedangkan
sebagian besar dirasakan cukup sebanyak 5 responden (45,5%) .
Selanjutnya penelitian yang dilakukan Ellyzabeth Sukmawati, Norif Didik
Nur Imanah (2020) total sampel berjumlah 30 bayi menunjukkan bahwa
yang mengalami peningkatan kualitas tidur sebanyak 19 responden, yang
mengalami penurunan kualitas tidur 1 responden sedangkan yang tidak
mengalami perubahan sebanyak 10 orang dengan intervensi terapi
pemijatan rangsangan raba (taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit.
Penelitian lain dilakukan oleh Aco Tang, Djohan Aras (2018) total
sampel penelitian berjumlah 15 bayi dengan usia 1-4 bulan dengan
intervensi bayi beri ASI dan dipijat sebanyak 6 kali pemijatan selama 2
minggu, di dapatkan hasil yakni kategori baik (73,3%) dan tidak ada bayi
yang mengalami kualitas tidur buruk (0%) dibandingkan bayi sebelum diberi
terapi pijat yakni cukup baik (60%) dan kualitas tidur dengan kategori buruk
(6,7%).
Artikel yang diteliti oleh Warsini, Dyah Nugraini (2016) total sampel yang
memenuhi kriteria penelitian sejumlah 20 bayi kemudian dibagi menjadi 2
kelompok yaitu 10 bayi sebagai kelompok yang diberi perlakuan dan 10 bayi
sebagai kelompok kontrol dengan usia bayi 2-12 bulan.
Kemudian artikel lain yang dilakukan oleh Asnita Sinaga, Natalia Laowo
(2019) total sampel 10 responden dengan rata-rata kualitas tidur 11 jam/hari
dan setelah diberikan edukasi tentang pijat bayi kepada masyarakat
memberikan pegaruh peningkatan kualitas tidur menjadi 15 jam/hari, dengan
kategori bayi berusia 0-6 bulan.
3. Intervensi
Dari ketujuh artikel pada masing-masing kelompok diberikan intervensi
yang sama yaitu pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi yang
dilakukan oleh Dessy Lutfiasari (2018), yaitu dilakukan terapi pijat bayi
sebelum tidur untuk menghilangkan gangguan tidur. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Rizki Indah Nughraeni, Retno Ambarwati, Marni (2018),
umumnya bayi dipijat dua kali selama 15 menit pijatan yang lembut
membantu bayi mengusir gejala kembung, membantu bayi tidur lebih
nyenyak, serta dapat membantu melepaskan hormon oksitosin dan
endorphine.
Selain itu pada penelitian lain yang dilakukan Devi Indah, Nurmalasari,
Erika A, M. Agung, Pepin Nahariani (2016) menyebutkan terapi pijat bayi
dapat dilakukan sebelum bayi tidur, terapi pijat diberikan ke semua umur
bayi dengan frekuensi gerakan sesuai umur bayi, semakin banyak usia bayi
maka semakin banyak frekuensi gerakan pijat yang dilakukan. Adapun jurnal
yang diteliti oleh Ellyzabeth Sukmawati, Norif Didik Nur Imanah (2020),
menyebutkan bahwa bayi tertidur lebih lama setelah diberikan intervensi
berupa pijatan, kelompok non-pijat memiliki durasi rata-rata bangun di
malam hari 16 menit lebih lama dibanding kelompok pijat yang diberikan
intervensi terapi pijat bayi.
Penelitian lain dilakukan oleh Aco Tang, Djohan Aras (2018), pijat
dilakukan sebanyak 6 kali dalam 2 minggu dan diperoleh hasil rata-rata
kenaikan berat badan 440 gram dan melebihi kenaikan berat badan normal.
Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh Warsini, Dyah Nugraini (2016),
dilakukan intervensi terapi pijat bayi dengan cara bayi dipijat sehari sekali
selama 1 minggu untuk mengukur lama tidur bayi setelah diberikan
intervensi.
Kemudian artikel yang dilakukan oleh Asnita Sinaga, Natalia Laowo
(2019), Dr. Tiffany Field melakkan pemijatan yag diberikan pada bayi seperti
usapan-usapan atau sentuhan-sentuhan yang dilakukan setiap hari dengan
durasi waktu 20 menit selama sebulan, pijatan ini dapat membantu system
kekebalan tubuh bayi, membantu merelaksasi, dan membuat tidur lebih lelap
4. Instrument
Terdapat beberapa instrument yang digunakan dalam penelitian untuk
menilai penerapan ini efektif dilakukan dan mempunyai pengaruh terhadap
perubahan responden atau tidak. Dari 7 artikel yang telah diinklusi, Dessy
Lutfiasari (2018) menggunakan instrument lembar observasi penelitian, Rizki
Indah Nughraeni, Retno Ambarwati, Marni (2018) menggunakan instrument
kuesioner PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index), Devi Indah,
Nurmalasari, Erika A, M. Agung, Pepin Nahariani (2016) dan Ellyzabeth
Sukmawati, Norif Didik Nur Imanah (2020) menggunakan instrument
kuisioner.
Penelitian yang dilakukan Aco Tang, Djohan Aras (2018) menggunakan
instrument Morrel’s Infant Sleep Questionnaire dan A Brief Screening
Questionnaire For Infant Sleep Problems, Warsini, Dyah Nugraini (2016) dan
Asnita Sinaga, Natalia Laowo (2019) menggunakan pengolahan data SPPS
versi 18.
5. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari penerapan terapi pijat
bayi terhadap kualitas tidur bayi. Penelitian yang dilakukan oleh Dessy
Lutfiasari (2018) menunjukkan bahwa hasil penelitian didapatkan p value =
0,034 dimana p value < α (0,05) berarti H0 ditolak dan H1 diterima artinya
ada pengaruh efektifitas pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 3 – 6
bulan. Hasil penelitian dapat dijadikan rekomendasi bagi para ibu untuk
dapat menggunakan pijat bayi sebagai alternatif dalam meningkatkan
kualitas tidur bayi sehingga pertumbuhan dan perkembangannya dapat
dimaksimalkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Indah Nughraeni, Retno Ambarwati,
Marni (2018) maka diperoleh hasil penelitian menunjukan 16 responden
mengalami peningkatan kualitas tidur setelah dilakukan pemijatan
dibandingkan sebelum dilakukan pemijatan. Sedangkan 5 respoden tidak
mengalami peningkatan kualitas tidur. Bayi yang dipijat dapat tidur nyenyak,
tidak rewel, dan masalah-masalah yang dapat mengganggu tidur berkurang.
Hasil penelitan didapatkan p value=0,00<0,05 maka Ho ditolak dan
Hipotesis (Ha) diterima yang berarti ada pengaruh peningkatan kualitas tidur
bayi dengan terapi pijat.
Adapun penelitian yang dilakukan Devi Indah, Nurmalasari, Erika A, M.
Agung, Pepin Nahariani (2016), hasil penelitian diperoleh nilai p value < α
0,002 (p < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh
pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan. Hasil penelitian
menunjukkan bayi sebelum dipijat tidak memiliki kualitas tidur yang baik.
Kualitas tidur yang tidak baik itu dapat dikarenakan lingkungan bayi yang
tidak mendukung, keletihan fisik, nutrisi dan penyakit. Sesudah dilakukan
intervensi pijat bayi tidak ada satu pun responden yang kualitas tidurnya
buruk padahal sebelumnya ada 4 responden (25,0%) yang kualitas tidur bayi
buruk dan 5 responden (31,3%) yang kualitas tidurnya baik setelah
dilakukan intervensi pijat bayi langsung melonjak drastis menjadi 12
responden (75,0%) yang kualitas tidurnya baik. Yang sebelumnya sering
terbangun lebih dari 3 kali pada saat tidur malam menjadi terbangun kurang
dari 2 kali sesudah dilakukan pijat bayi.
Penelitian yang dilakukan Ellyzabeth Sukmawati, Norif Didik Nur Imanah
(2020), hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi peningkatan kualitas tidur
bayi setelah dilakukan pijat bayi yaitu yang semul 60% mempunyai kualtas
tidur yang buruk sebelum dilakukan pijat bayi mengalami kenaikan menjadi
73,33% kualitas tidur bayi menjadi baik setelah dilakukan pemijatan. Hasil uji
Wilcoxon menunjukkan bahwa yang mengalami peningkatan kualitas tidur
sebanyak 19 responden, yang mengalami penurunan kualitas tidur 1
responden sedangkan yang tidak mengalami perubahan sebanyak 10 orang.
Hasil menunjukkan bahwa p-value sbesar 0,03 dimana p-value < α (0,05)
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya pijat bayi efektif dalam
meningkatkan kualitas tidur bayi 3-6 bulan.
Penelitian juga dilakukan Aco Tang, Djohan Aras (2018), hasil pretest
kualitas tidur bayi sebelum diberikan pijat bayi menunjukkan kulitas tidur
dengan kategori cukup baik yang paling dominan yakni 60%, sedangkan
yang paling sedikit yaitu kualitas tidur dengan kategori buruk yakni 6,7%.
Sedangkan hasil posttest kualitas tidur bayi setelah diberikan pijat bayi
sebanyak 6 kali dimana kualitas tidur yang paling dominan kategori baik
(73,3%) dan tidak ada bayi yang memiliki kualitas tidur buruk (0%). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari pemberian pijat bayi
terhadap kualitas tidur bayi 1-4 bulan diana kualitas tidur bayi meningkat
yani kategori buruk 0%, cukup baik 26,7%, dan baik 73,3% sedangkan
sebelum dilakukan pemijitan ketegori buruk 6,7%, cukup baik 60%, dan baik
33,3%. Hasil penelitian (p=0,003) menunjukkan bahwa pijat bayi efektif
dalam memberikan pengaruh terhadap kuaitas tidur bagi bayi.
Penelitian dilakukan oleh Warsini, Dyah Nugraini (2016), hasil penelitian
diperoleh bahwa pada kelompok bayi yang diberi tindakan pijat bayi maka
lama tidur paling sedikit adalah 11 jam dan paling lama tidur 18 jam dengan
rata-rata tidur 15,90 jam perhari. Sedangkan pada bayi yang tidak diberi pijat
bayi maka lama tidur paling sedikit 12 jam dan paling lama 17 jam dengan
rata-rata tidur adalah 13,90 jam perhari. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh secara signifikan pada pijat bayi terhadap kualitas
tidur bayi. Dari hasil analisis statistic independent t-test diperoleh nilai p :
0,047 dengan batas bawah 0,33. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang secara statistik signifikan pada pijat bayi
terhadap lama tidur bayi.
Penelitian lain juga dilkukaan oleh Asnita Sinaga, Natalia Laowo (2019),
Hasil yang diperoleh dari 10 respoden sebelum dilakukan pemijatan bayi
rewel, susah tidur, sering terbangun pada malam hari, dan rata-rata kualitas
tidur responden adalah 11 jam/hari dan sesudah dilakukan pemijatan ada
perbedaan signifikan dimana bayi menjadi rileks, bugar saat bangun tidur
dan tidak rewel, mengatasi sakit perut dan adanya ikatan kasih sayang
antara ibu dan bayinya, peningkatan kualitas tidur dari 11 jam/hari menjadi
15 jam/hari. Dari hasil uji paired t-test didapatkan nilai P = 0,000 dimana
P≤0,05 yang artinya terdapat pengaruh pijat bayi terhadp kualitas tidur bayi
usia 0-6 bulan.
B. Pembahasan
1. Metode
Dari hasil literature ditemukan bahwa desain penelitian yang paling
sering digunakan pada penerapan pijat bayi adalah Pre-Eksperiment.
Desain penelitian Pre-Eksperiment merupakan metode yang menggunakan
kelompok control dan kelompok intervensi. Menurut Suharsimi (2019),
mengatakan bahwa Pre-Eksperiment design ialah rancangan yang meliputi
hanya satu kelompok atau kelas yang diberikan pra dan pasca uji.
Rancangan one grup pretest dan posttest design ini, dilakukan terhadap
satu kelompok tanpa adanya kelompok kontrol atau pembanding.
Penelitian lain juga mengatakan design Pre-Eksperiment menerapkan
perlakuan kepada subjek penelitian tanpa adanya kelompok kontrol
(bandingan yang tidak diberi perlakuan). Selain itu, Pre-Eksperiment proses
penelitiannya fokus pada dampak perubahan dari perlakuan subjek
penelitian yang diamati (Indrawan, 2016).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang di ungkapkan oleh Sukmadita
(2017), apabila seorang peneliti menggunakan rancangan penelitian
eksperimental, dia akan sangat tergantung oleh kondisi saat observasi
dilakukan. Peneliti harus melakukan kendali terhadap kemungkinan adanya
kontaminasi hubungan di antara variabel-variabel independen dan
dependen.
Berbeda dengan metode quasy eksperiment yaitu dalam penelitian
penulis menggunakan jenis one group pre test dan post test design. Quasy
eksperiment ialah rancangan yang meliputi hanya satu kelompok atau satu
kelas yang diberikan pra dan pasca uji (Sugiyono, 2017).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan penelitian Pre-Eksperiment bahwa di
rekomendasikan dalam penerapan pijat bayi
2. Sampel
Dari hasil artikel yang sudah di teliti terdapat jumlah sampel tertinggi
yang digunakan yaitu 45 sampel. Hal ini sesuai dengan metode penelitian
untuk menilai efektivitas suatu penerapan maka diperlukan jumlah sampel
yang cukup agar memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap intervensi
yang diberikan (Rinaldi & Mujianto, 2017)
Dari analisis karakteristik responden yang paling sering terdapat dalam
artikel yaitu bayi yang berusia 3-6 bulan karena bayi memiliki kualitas tidur
yang tidak baik dikarenakan lingkungan bayi yang tidak mendukung,
keletihan fisik, nutrisi dan penyakit. Bayi yang berusia 3-6 bulan mengalami
penyusutan waktu tidur karena bayi mulai mengerti dengan orang-orang
yang dia temui dan mainan-mainan yang menyenangkan sehingga waktu
tidur bayi semakin berkurang. Oleh karena itu untuk membantu
memudahkan waktu jam tidur bayi maka diberikan terapi pijat bayi untuk
meningkatkan kualitas tidur bayi. (Steven, et al., 2018). Bayi yang
mendapatkan pijatan lebih aktif menyebabkan neurologis pada bayi yang
dipijat lebih cepat matang daripada bayi yang tidak dipijat. Anak-anak yang
mendapatkan sentuhan penuh cinta kasih sejak usia dini mempunyai
keterampilan bahasa dan membaca, maupun IQ yang lebih kuat. Ini
dibuktikkan pada kajian yang diselenggarakan di Rainbow Babies and
Children’s Hospital di Cleveland, Ohio (Handy, 2010). Suatu tim peneliti dari
Warwick Medical School dan Institute of Education dari University of
Warwick, meneliti sembilan macam gerakan massage yang diterapkan
kepada 598 bayi usia dibawah enam bulan. Hasil penelitian tersebut salah
satunya disebutkan bahwa pijatan dapat mempengaruhi keluarnya hormon
tidur melatonin, dimana dengan hormon tersebut bayi dapat memiliki pola
tidur yang teratur (Roesli, 2013).
3. Intervensi
Beberapa artikel pada tabel 4.1 diberikan perlakuan yang sama yaitu
dilakukan penerapan terapi pijat bayi untuk meningkatkan kualitas tidur bayi.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi rata-
rata bayi mengalami penurunan kualitas tidur pada malam hari. Secara teori
terapi pijat merupakan sentuhan tertua yang dikenal manusia dan paling
popular. Menurut Prasetyo (2017), yaitu pijat adalah seni perawatan
kesehatan dan pengobatan yang dipraktikkan sejak berabad-abad silam.
Pijat bayi disebut stimulus touch yang merupakan sentuhan kulit yang
berdampak luar biasa dengan pengungkapan rasa kasih sayang antara ibu
dan anak. (Haniyyah, 2013)
Dalam pemberian terapi pijat bayi direkomendasikan pemberian terapi
pijat sebelum bayi tidur dengan frekuensi gerakan sesuai usia bayi
(Setiawan, 2015).
4. Instrument
Dari hasil literature yang paling sering digunakan dalam artikel adalah
lembar observasi penelitian. Lembar observasi penelitian adalah pedoman
terperinci yang berisi langkah-langkah melakukan observasi mulai dari
merumuskan masalah, kerangka teori untuk menjabarkan perilaku yang
akan diobservasi prosedur, teknik perekaman, kriteria analisis, hingga
interpretasi.
Pelopor penyusunan lembar observasi adalah orang yang bernama Dr.
Dorothy Thomas dan Dr.Charlotte Buhler. Keduanya menemukan bahwa
cara mereka dalam melakukan observasi dalam setting suasana bermain
anak-anak balita sewaktu mereka bertemu untuk pertama kali.
5. Hasil
Hasil penelitian yang ada pada tabel 4.1 semua peneliti mengatakan
bahwa penerapan terapi pijat bayi memberikan pengaruh terhadap kualitas
tidur. Hasil penelitian mengatakan bahwa rata-rata bayi yang diberikan terapi
pijat memiliki kualitas tidur lebih baik daripada bayi yang tidak diberikan
terapi pijat (Ifalahma, 2016). Pijatan yang dilakukan pada bayi akan
mengubah gelombang otak yaitu menurunkan gelombang alpha dan
meningkatkan gelombang beta serta tetha sehingga akan membuat bayi
tidur lelap, meningkatkan kesiagaan dan konsentrasi pada bayi
(Mirmohammadali, et al., 2015).
Menurut Syaukani (2015) mengatakan bahwa pijat memiliki banyak
manfaat diantaranya meningkatkan berat badan, membuat bayi semakin
tenang, meningkatkan efektifitas istirahat bayi, meningkatkan pertumbuhan,
membantu meringankan ketidaknyamanan dalam pencernaan,
meningkatkan peristaltic usus, memperkuat system kekebalan tubuh,
menstimulasi aktivitas Nervus Vagus untuk perbaikan sistem pernafasan,
dan meningkatkan aliran oksigen serta nutrisi menuju sel.
Penelitian lain juga mengatakan aktivitas pemijatan akan meningkatkan
aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel
reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (adrenalin, yaitu hormon
pelepas stress) sehingga terapi ini berpegaruh untuk bayi (Walker, et al.,
2017). Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan maka terapi pijat bayi
sangat berpengaruh untuk kesehatan bayi.
B. Pembahasan
1. Metode
Dari hasil analisis terdapat 2 metode yang sering digunakan dalam
artikel penelitian yaitu pre eksperiment dan quasy eksperiment. Desain
penelitian pre eksperiment dilakukan untuk menilai tindakan pemberian
terapi pijat bayi yang berfokus pada 1 kelompok kontrol. Sedangkan untuk
metode quasy eskperiment dilakukan untuk menilai efektivitas pemberian
terapi pijat bayi melalui perbandingan kelompok.
Hal tersebut menunjukan bahwa metode penelitian quasy eksperiment
merupakan metode yang paling sesuai digunakan untuk menilai efektivitas
pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi karena quasy
eskperiment menggunakan perbandingan kelompok atau dengan kata lain
tidak menerapkan randomisasi baik kelompok intervensi maupun kelompok
kontrol (Ratminingsih, 2010)

Anda mungkin juga menyukai