Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL

PENGARUH LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL


TERHADAP TEKANAN DARAH, PROFIL LIPID DAN BERAT BADAN

THE EFFECT OF LONG USE OF HORMONAL CONTRACEPTION ON BLOOD


PRESSURE, LIPID PROFILE AND WEIGHT

Yuliana Delila Wayoi


P102202041

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN


SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS
HASANUDDIN MAKASSAR
2022
PENGARUH LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL
TERHADAP TEKANAN DARAH, PROFIL LIPID DAN BERAT BADAN

Proposal Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencagai Gelar Magister

Program Studi
Ilmu Kebidanan

Disusun dan Diajukan Oleh

Yuliana Delila Wayoi

Kepada

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
PROPOSAL

PENGARUH LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL


TERHADAP TEKANAN DARAH, PROFIL LIPID DAN BERAT BADAN

Disusun dan Diajukan Oleh:


Yuliana Delila Wayoi
Nomor Pokok: P102202068

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Proposal


Pada tanggal 05 September 2022
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendampingan

Prof. Dr.dr. Andi Wardihan Sinrang.,MS Dr. Mardiana Ahmad.,S.SiT.,M.Keb

Ketua Program Studi


Magister Ilmu Kebidanan

Dr.dr.Sharvianty Arifuddin.,Sp.OG(K)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.........................................................................................................................i
DAFTAR TABEL................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................iv
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................4
1.4 Manfaat...............................................................................................................4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian................................................................................5
1.6 Sistematika Penulisan.......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
2.1 Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi............................................................6
2.2 Tinjauan Umum Tentang Tekanan Darah...................................................10
2.3 Tinjauan Umum Tentang Profil Lipid Low Density Lipoprotein(LDL)......11
2.4 Tinjauan Umum Tentang Berat Badan.........................................................15
2.5 Kerangka Teori.................................................................................................17
2.6 Kerangka Konsep............................................................................................17
2.7 Hipotesis Penelitian.........................................................................................18
2.8 Definisi Operasional........................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................................20
3.1 Desain Penelitian.............................................................................................20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................20
3.3 Populasi dan Sampel......................................................................................20
3.4 Alur Penelitian..................................................................................................22
3.5 Instrumen Penelitian.......................................................................................22
3.6 Tehnik Pengumpulan Data.............................................................................23
3.7 Pengelolaan dan Analisis Data.....................................................................24
3.8 Etika Penelitian................................................................................................25
3.9 Izin Penelitian dan Kelayakan Etik................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional...................................................................................18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema regulasi metode hormonal COCs (Combined Oral


Contraceptives).............................................................................................8

Gambar 2 Kerangka Teori............................................................................................17

Gambar 3 Kerangka Konsep.......................................................................................17

Gambar 4 Alur Penelitian.............................................................................................22

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Naskah Penjelasan Kepada Responden Penelitian


Lampiran 2 Formulir Persetujuan
Lampiran 3 Lembar Kuesioner

iv
DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Keterangan
ASEAN Association of South East Asian Nations
BB Berat Badan
COCs Combined Oral Contraceptives
DMPA Depo-Medroxyprogesterone Acetate
FSH Follicle Stimulating Hormone
HDL High Density Lipoprotein
IM Intramuscular
KB Keluarga Berencana
LDL Low Density Lipoprotein
LH Luteinizing Hormone
POPs Progestin-Only Pills
PUS Pasangan Usia Subur
WUS Wanita Usia Subur

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga berencana adalah suatu program dan tindakan untuk menghindari

kehamilan yang tidak diinginkan, kelahiran yang sangat diinginkan, pengaturan interval

kehamilan, dan dapat juga digunakan sebagai pengontrol kelahiran serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam upaya

program keluarga berencana adalah pemilihan alat kontrasepsi yang tepat. Terdapat dua

kategori pilihan metode kontrasepsi berdasarkan efektivitasnya yaitu metode kontrasepsi

jangka pendek (non MKJP) seperti suntik, pil, dan kondom, metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP) seperti Intrauterine Device (IUD), implant, Metode Operasi Wanita

(MOW), dan Metode Operasi Pria (MOP). (Farhanni, 2020), (Prasetyorini et al., 2021)

Menurut Kementerian Kesehatan RI, (2017) Kontrasepsi adalah upaya untuk

mencegah terjadinya kehamilan. Upaya yang dilakukan dalam pelayanan kontrasepsi

dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen. Pelayanan kontrasepsi adalah

pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan – tindakan lain yang

berkaitan kontrasepsi kepada calon dan peserta Keluarga Berencana yang dilakukan

dalam fasilitas pelayanan KB. Penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan

cara yang dapat dipertanggung jawabkan dari segi agama, norma budaya, etika, serta

segi kesehatan. (Kemenkes RI, 2020)

World Population Data Sheet, tahun 2020 mencatat, Indonesia merupakan negara

dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa, yang juga berarti bahwa menempati urutan ke-4

negara dengan penduduk terbanyak diantara 9 negara anggota ASEAN lainnya. Oleh

karena itu, pengendalian laju penduduk melalui keluarga berencana menjadi prioritas

dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. (Susanti et al., 2020)

Pengguna kontasepsi hormonal di Provinsi Papua dalam dua tahun terakhir masing-

masing untuk pil tahun 2020 sebesar;32.576 dan tahun 2021 sebesar;26.651. Suntik

tahun 2020 sebesar 87.560 dan tahun 2021 sebesar; 90.342. Implant tahun 2020

6
sebesar;34.112 dan tahun 2021 sebesar;20.661, sementara di Kabupaten Biak Numfor,

jumlah pengguna akseptor KB pil tahun 2020 sebesar 311 dan tahun 2021 sebesar;1816.

suntik tahun 2020 sebesar 527 dan 2021 sebesar ; 3199 .implant tahun 2020 sebesar

452 dan tahun 2021 sebesar;1924, untuk wilayah kerja Puskesmas Ridge jumlah

pengguna akseptor KB Pil tahun 2020 sebesar; Pil 50, suntik sebesar; 196 , implan

sebesar;103 dan tahun 2021 akseptor KB pil sebesar;39 ,suntik 182 dan implant 206 jika

menilik jumlah kelahiran dan pengguna akseptor secara keseluruhan, maka dapat

dikatakan bahwa laju pertambahan penduduk di Kabupaten Biak Numfor belum

berbanding lurus dengan pengguna akseptor secara keseluruhan, artinya fertilitas masih

lebih tinggi dibanding akseptor KB. Hal ini menunjukkan masih perlunya digalakkan

sosialisasi secara intensif mengenai pengaturan jarak kelahiran dan pentingnya keluarga

berencana. (Data Sekunder 2022)

Data di atas juga memberi bukti bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) dan Wanita Usia

Subur (WUS) masih sangat meminati alat kontrasepsi hormonal dengan berbagai alasan.

Walaupaun demikian kontrasepsi hormonal juga memiliki efek samping mulai dari efek

samping ringan hingga berat. Salah satu efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan

kontrasepsi hormonal yakni peningkatan tekanan darah,peningkatan lipid dan berat

badan. Insiden hipertensi dari pengguna akseptor KB hormonal di Puskesmas Ridge

tercatat sebesar 52 sementara yang mengalami penigkatan berat badan (BB) sebanyak

224 (Profil Dinkes Prov. Papua, Biak Numfor dan PKM Ridge tahun 2020-2021)

Menurut WHO pada penelitialn Nation, (2019) bahwa Kontrasepsi hormonal seperti

halnya pil, suntik dan implant merupakan alat ataupun obat yang dapat mencegah

kehamilan, dengan kandungan hormon estrogen dan progesterone. Pil KB digunakan

lebih dari 20% wanita usia subur di 27 negara diseluruh dunia dengan prevalensi tertinggi

negara-negara Eropa. Pemilihan jenis kontrasepsi di Indonesia menunjukkan sebagian

besar akseptor memilih menggunakan metode KB suntik (72,9%), diikuti pil sebesar

19,4%. Jika dilihat dari efektivitas, metode suntik dan pil KB merupakan metode

kontrasepsi jangka pendek dimana efektifitasnya lebih rendah.(Catur Setyorini, 2022)

7
Hasil penelitian Marlina (2017) dan Andriana dan Amami (2018), ada beberapa faktor

yang diduga memiliki kontribusi didalam penggunaan kontrasepsi hormonal jenis implant,

antara lain, umur, paritas (jumlah anak yang dilahirkan), jarak kehamilan, pendidikan,

pekerjaan, biaya, jarak ke tempat pelayanan kesehatan, dan dukungan suami.


(Diyah Herowati, 2019)

Pada kontrasepsi hormonal seperti Oral, suntik dan implan mengandung hormon

estrogen dan progesteron yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Hal ini

terjadi karena jantung mengalami hipertrofi dan peningkatan respon presor angiotensi II

dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System. Kepustakaan mencatat bahwa

kontrasepsi hormonal terdapat juga kandungan etinilestradiol yang merupakan penyebab

terjadinya hipertensi, sementara Etinilestradiol dapat meningkatkan angiostensinogen

sebesar 3 hingga 5 kali dari kadar normalnya. Mengingat jumlah akseptor kontrasepsi

suntikan semakin meningkat, maka perlu diwaspadai dan antisipasi kemungkinan efek

samping yang dapat terjadi. Efek sampingnya antara lain, gangguan haid seperti (siklus

memendek atau memanjang, perdarahan spooting, tidak haid sama sekali), penambahan

berat badan, begitu juga pada penggunaan jangka panjang terjadi perubahan pada lipid

serum, penurunan densitas tulang, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, jerawat dan

juga dapat menimbulkan kekeringan pada vagina dan menurunkan libido


(Prasetyorini et al., 2021), (Catur Setyorini, 2022)

Penelitian mendapati bahwa pengguna kontrasepsi Oral berisiko 3,458 kali

mengalami kejadian hipertensi pada wanita usia subur dibandingkan dengan Wanita Usia

Subur (WUS) yang tidak menggunakan kontrasepsi Oral, demikian juga penelitian yang

mendapati bahwa ada hubungan antara kejadian hipertensi dengan lama penggunaan

kontrasepsi suntik Depo Medroxi Progestine Asetat (DMPA) pada wanita usia subur.

Demikain pula dengan kontrasepsi suntik, juga memiliki pengaruh terhadap metabolisme

lemak, khususnya lipoprotein. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh hormonal yang

menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan profil lipid dalam tubuh atau

dislipidemia yang jika digunakan dalam jangka panjang dapat menjadi faktor risiko

terjadinya penyakit atherosclerosis. (Diyah Herowati, 2019), (Muhimatul Inayah, Tin Utami, 2021)

Dalam sebuah studi meta-analisis oleh Liu et al., (2017) ditemukan hubungan positif
8
antara lama penggunaan kontrasepsi oral dan risiko hipertensi dimana terjadinya risiko

hipertensi akan meningkat sebesar 13% pada penggunaan kontrasepsi oral selama 5

tahun. Hasil yang sama juga dilaporkan pada penelitian Sonou et al., (2018). Dikatakan

bahwa wanita di Porto-Novo yang menggunakan kontrasepsi hormonal didapatkan 24%

mengalami tekanan darah tinggi, 1,5% hiperglikemia, 26,9% kelebihan berat badan,

23,2% mengalami obesitas dan 47,5% mengalami obesitas perut. Sebuah studi kuantitatif

yang dilakukan di Brazil menyebutkan beberapa pengguna kontrasepsi hormonal

dilaporkan memiliki penyakit kardiovaskular, hipertensi arteri sistemik (75%), stroke, dan

diabetes mellitus (DM) yang perlu mendapat perhatian karena dapat mengancam

kesehatan wanita.(Ratih Ayuningtiyas, 2021)

Beberapa penelitian mendapati pengaruh penggunaan jangka panjang DMPA

terhadap metabolisme lipid, dimana akseptor KB yang telah menggunakan Alkon DMPA

lebih dari 2 tahun menunjukkan bahwa kadar trigliserida, kolesterol total dan Low Density

Lipoprotein (LDL) dibanding non akseptor, sedangkan kadar High Density Lipoprotein

(HDL) menurun. Hal ini menunjukkan bahwa DMPA dapat menyebabkan perubahan

metabolisme lipid yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular . (Putri Nur Aini,
Dwi Laksono Adiputro, 2021)

Selain peningkatan tekanan darah dan lipid, penggunaan kontrasepsi hormonal juga

dapat memengaruhi berat badan. Efek peningkatan berat badan pada akseptor

kontrasepsi DMPA ini dapat dirasakan setelah penggunaan minimal 6 bulan pemakaian.

Selain itu, dilaporkan juga oleh WHO seperti yang dikutip oleh Cunningham, yaitu pada

tahun pertama pemakaian terjadi peningkatan berat badan rata- rata 2,7 kg, 4 kg setelah

2 tahun, dan 7 kg setelah 3 tahun pemakaian. Hal ini menunjukkan bahwa lama

penggunaan kontrasepsi suntik khususnya DMPA dapat menyebabkan peningkatan berat

badan yang berisiko terjadinya obesitas. Apabila kenaikan berat badan ini tidak dikontrol

akibat ketidaktahuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas.


(Diyah Herowati, 2019)

Berat Badan merupakan suatu parameter antropometri yang sangat labil, dalam

keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi

dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur.
9
Penambahan berat badan,akan juga memengaruhi profil lipid. Profil lipid yang utama

adalah kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida. Studi literatur memberikan gambaran

bahwa penggunaan kontrasepsi Medroxyprogesteron acetate (DMPA) menaikkan kadar

LDL kolesterol. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari kadar kolesterol total dan HDL

pada akseptor KB DMPA lebih tinggi dibandingkan dengan pil kombinasi. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Dasuki, et al lama pemakaian kontrasepsi suntik lebih dari

12 bulan mengakibatkan gangguan keseimbangan hormon estrogen dan progesteron

yang mengakibatkan penurunan High Density Lipoprotein (HDL) dan peningkatan Low

Density Lipoprotein (LDL) sehingga berpengaruh pada kadar kolesterol total meningkat.
(Prasetyorini et al., 2021)

Berbeda dari penelitian sebelumnya, fokus pada penelitian ini yakni menilai lama

penggunaan kontrasepsi hormonal (pil,suntik dan implant) terhadap perubahan Tekanan

darah, berat badan dan profil Low Density Lipoprotein (LDL). Metode kontrasepsi yang

paling banyak dimintai di Indonesia bahkan di dunia yakni alat kontrasepsi hormonal, hal

ini disebabkan karena selain harganya yang murah juga mudah untuk mendapatkannya.

Namun, kontrasepsi hormonal juga memiliki efek samping seperti sakit kepala, munculnya

jerawat, peningkatan tekanan darah, peningkatan berat badan bahkan spotting

(perdarahan bercak) hingga withdrawl bleeding. Perbedaan komposisi, dosis dan metode

penggunaan alat kontrasepsi hormonal juga akan menyebabkan perbedaan pada tingkat

risiko, efek dan efek samping. (Catur Setyorini, 2022)

Berdasarkan hasil uraian latar belakang di atas maka penting untuk dilakukan

penelitian terkait pengaruh kontrasepsi hormonal tersebut. Diketahui bahwa kenaikan

tekanan darah, perubahan status profil lipid dan peningkatan berat badan disebabkan

salah satunya oleh penggunaan kontrasepsi hormonal sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Pengaruh Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal

Terhadap Tekanan Darah, Profil Lipid Dan Berat Badan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini

yakni, “Bagaimana pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap tekanan darah, profil lipid

10
LDL dan berat badan akseptor KB Hormonal?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengevaluasi hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal, terhadap

perubahan tekanan darah, profil lipid LDL dan berat badan akseptor KB Hormonal.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi hubungan lama penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan

peningkatan tekanan darah.

b. Menganalisis hubungan antara lama penggunaan alat kontrasepsi hormonal

dengan profil lipid LDL.

c. Menganalisis hubungan antara lama penggunaan alat kontrasepsi hormonal

dengan peningkatan berat badan ibu.

D. Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kontrasepsi

khususnya kontrasepsi hormonal terhadap perubahan Tekanan Darah, profil lipid

LDL dan Berat Badan ibu.

b. Sebagai referensi dan dasar bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan kesehatan kontrasepsi hormonal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman langsung tentang

penelitian mengenai kontrasepsi hormonal dalam kaitannya dengan biokimia .

b. Bagi Instansi Tempat Penelitian

Bagi responden diharapkan dapat lebih memahami kelebihan dan kekurangan

11
kontrasepsi hormonal serta efek samping penggunannya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan desain analitik observasional dengan

menggabungkan rancangan case-control study (studi kasus-kontrol) dan cross sectional

study (studi potong lintang) (hybrid method) dengan mengambil sampel pada ibu-ibu yang

berada di wilayah Puskesmas Ridge

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan menggunakan latar belakang, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika penulisan

BAB II : Tinjauan pustaka, kerangka teori, kerangka konsep, hipotesis, definisi

operasional, alur penelitian dan penelitian yang relevan.

BAB III : Metode penelitian mencakup tempat dan waktu penelitian, alat dan bahan,

instrumen penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, analisa data,

izin penelitian dan kelayakan etik.

BAB IV : Hasil mencakup analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat.

BAB V : Kesimpulan dan saran.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi

1. Konsep Kontrasepsi

a. Pengertian kontrasepsi

Menurut Kasim & Muchtar (2019), Kontrasepsi adalah alat atau obat yang

salah satunya upaya untuk mencegah kehamilan atau tidak ingin menambah

keturunan. Cara kerja kontrasepsi yaitu mencegah ovulasi, mengentalkan

lender serviks dan membuat rongga inding rahim yang tidak siap menerima

pembuahan dan menghalangi bertemunya sel telur dengan sel sperma .


(Farhanni, 2020)

b. Tujuan menggunakan kontrasepsi

Rusmin et al., (2019) mengatakan bahwa Tujuan menggunakan

kontrasepsi adalah mengatur pendewasaan perkawinan, mengatur

kehamilan dan kelahiran, memelihara kesehatan ibu dan anak, dan

peningkatan ketahanan, kesejahteraan keluarga. (Midwifery, 2020)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam

pemilihan metode kontrasepsi. Semakin tinggi pendidikan seseorang

maka akan mudah menerima informasi mengenai KB. Pendidikan sangat

penting untuk mendapatkan informasi, sehingga dapat meningkatkan

kesehatan dan kualitas hidup seseorang. (Maharani, 2018)

2) Pengetahuan

13
Pengetahuan sangat penting dalam pemilihan kontrasepsi, karena

seseorang yang kurang pengetahuan tidak bisa memilih jenis- jenis

kontrasepsi. Sehingga seseorang tersebut memilih kontrasepsi seperti

kebanyakan yang dipakai orang lain. (Maharani, 2018)

3) Usia

Usia dapat mempengaruhi dalam pemilihan kontrasepsi, klien yang

menjadi akseptor KB sebagian besar berusia sekitar 16-35 tahun.


(Maharani, 2018)

2. Kontrasepsi Hormonal

a. Pengertian

Menurut Saswita (2017), Kontrasepsi Hormonal merupakan metode

kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan karena mengandung estrogen

dan progesterone Kontrasepsi hormonal termasuk dalam metode

kontrasepsi afektif, kontrasepsi hormonal adalah suatu alat atau obat

kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah kehamilan dimana yang akan

mengubah produksi hormon pada tubuh wanita dalam konsepsi. (Ermi, 2021)

b. Jenis-jenis kontrasepsi hormonal

1) Kontrasepsi suntik

Qomariah & Sartika (2019) mengatakan bahwa Kontrasepsi suntik

adalah salah satu metode kontrasepsi efektif yang popular, kontrasepsi

hormonal selain pil dan implant. Kontrasepsi ini meliputi kontrasepsi

suntik progestin dan kontrasepsi suntik kombinasi. Kontrasepsi suntik ini

memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kekurangan dari

kontrasepsi suntik 3 bulan adalah terganggunya pola haid seperti

amenorea, muncul bercak (spotting), terlambat kembali kesuburan

setelah penghentian pemakaian dan peningkatan berat badan.

Sedangkan kontrasepsi suntik 1 bulan memiliki kekurangan seperti efek


14
samping menstruasi tidak lancar, sakit kepala, tidak aman bagi ibu

menyusui, terlambat kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

dan peningkatan. Jumlah orang yang menggunakan kontrasepsi suntik

di Indonesia sebesar 47,54%. (Amelia, 2021)

2) Kontrasepsi Pil

Kontrasepsi Pil adalah metode yang efektif untuk mencegah kehamilan

dan salah satu metode yang paling disukai karena kesuburan langsung

kembali bila penggunaan dihentikan. Ada dua macam kontrasepsi pil,

yaitu: pil kombinasi dan pil progestin. Kegagalan kontrasepsi pil oral

kombinasi dapat disebabkan karena kurangnya kepatuhan dalam

mengkonsumsi pil tersebut. Kepatuhan diartikan sebagai sejauh mana

perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh

profesional kesehatan, sedangkan dalam teori sudah dijelaskan

bagaimana cara pemakaian pil oral kombinasi harus diminum setiap

hari dan sebaiknya pada saat yang sama. Jika pasien patuh, maka ia

akan minum pil tersebut setiap hari pada saat yang sama sesuai anjuran

profesional kesehatan. (Amelia, 2021)

3) Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device

Kasim & Muchtar, (2019) mengatakan bahwa Kontrasepsi IUD (Intra

Uterine Device atau alat kontrasepsi dalam Rahim) adalah alat

kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, dan terbuat dari

plastik yang fleksibel. Beberapa jenis IUD dililit tembaga bercampur

perak, bahkan ada yang disispi hormon progeteron. IUD yang

bertembaga dapat di pakai selama 10 tahun. Cara kerja dari alat

kontrasepsi tersebut adalah terutama mencegah sperma dan ovum

bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat

reproduksi perempuan dan memungkinkan untuk mencegah implantasi

telur dalam uterus .(Farhanni, 2020)

15
4) Kontrasepsi implant

(Larasati (2017) mengatakan bahwa Kontrasepsi implant adalah suatu

alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan

bagian atas. Implant mengandung levonogestrel, keuntungan dari

mrtode ini tahan sampai lima tahun, setelah kontrasepsi diambil

kesuburan akan kembali dengan segera. Efek samping dari pemakaian

kontrasepsi implant ini yaitu peningkatan berat badan karena hormon

yang terkandung dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di

hipotalamus. (Farhanni, 2020)

c. Macam-macam kontrasepsi:

1) Kontrasepsi pil

a) Pengertian

Metode kontrasepsi hormonal beraksi pada sistem endokrin.

Kontrasepsi oral (pil) mengandung hormon yang dirancang untuk

mencegah kehamilan. Ada yang disebut Combined Oral

Contraceptives (COCs) yang mengandung progestin (hormon yang

berfungsi mirip dengan progesteron) dan estrogen. Ada pula

Progestin-Only Pills (POPs) yang hanya mengandung progestin

tanpa estrogen. COCs bertindak menghambat ovulasi dengan

menekan sekresi FSH dan LH. Rendahnya kadar FSH dan LH

mencegah perkembangan folikel lebih lanjut di ovarium. Hasilnya,

kadar estrogen tidak meningkat, lonjakan LH pun tidak berlangsung,

dan tidak terjadi ovulasi. Walaupun ovulasi bisa saja terjadi pada

beberapa kasus, COCs juga menghalangi implantasi pada uterus dan

menghambat jalannya ovum dan sperma ke tuba Falopii. Progestin

berperan menebalkan mukus serviks dan membuat sperma semakin

sulit untuk memasuki uterus. POPs mempertebal mukus pada serviks

dan menghalangi implantasi pada uterus akan tetapi tidak serta merta
16
menghambat ovulasi. Kedua hormon tersebut secara lengkap

dijelaskan dalam gambar 1.

Gambar 1 Skema regulasi metode hormonal COCs (Combined Oral


Contraceptives) Dipengaruhi progestin (warna biru), dipengaruhi estrogen (warna
merah), dipengaruhi progestin dan estrogen (warna ungu)

Metode yang efektif untuk mencegah kehamilan dan salah satu

metode yang paling disukai karena kesuburan langsung kembali bila

penggunaan dihentikan. Cara kerjanya yaitu mencegah ovulasi,

mengurangi dan mengentalkan jumlah lendir servik sehingga

menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput

lendir rahim tipis dan atropi, menghambat transportasi gamet dan

tuba. (Midwifery, 2020)

b) Jenis kontrasepsi pil

Menurut Nani (2018), Pil KB harus dikonsumsi secara rutin setiap

hari, selama 21- 35 hari dalam 1 siklus dan berkelanjutan, sesuai

dengan jenis pil KB yang dikonsumsi. Perlu diingat, wajib untuk

mengonsumsi pil KB secara rutin tanpa ada yang terlewat, agar

efektivitasnya tetap terjaga dalam mencegah kehamilan.

Berikut merupakan beberapa variasi metode kontrasepsi

hormonal oral: (Susanti et al., 2020)

17
(1) Combined pill. Mengandung progestin dan estrogen yang diminum
sekali sehari selama tiga minggu untuk mencegah kehamilan dan
meregulasi siklus menstruasi. Pil yang diminum selama minggu
keempat bersifat inaktif atau tidak mengandung hormon dan
menstimulasi menstruasi.
(2) Seasonale®. Mengandung progestin dan estrogen yang diminum
sehari sekali selama 3 bulan siklus dimana 12 minggu mengandung
hormon sedangkan 1 minggu selanjutnya merupakan pil inaktif.
Mentruasi terjadi selama minggu ke-13.
(3) Minipill. Mengandung hanya progestin dan diminum setiap hari
dalam sebulan.

Selain itu pada Review Literatur oleh Ginna Sania Amelia

disebutkan bahwa Jenis-jenis kontrasepsi pil : (Midwifery, 2020)

(1) Pil kombinasi

Pil KB kombinasi ini merupakan gabungan dari macam-macam

hormone buatan antara lain yaitu estrogen dan progesterone,

kemudian membuat ovarium mengeluarkan sel telurnya. Kondisi

seperti ini mencegah bertemunya sel telur dan sel sperma. Tidak

semua wanita bisa menggunakan Pil Kombinasi seperti halnya wanita

yang memiliki masalah kesehatan. Masalah kesehatan dapat dilihat

sebagai berikut : (Midwifery, 2020)

(a) Menderita hepatitis

(b) Menderita penyakit seperti pembekuan darah

(c) Menderita gejala stroke

(d) Menderita diabetes.

(2) Mini Pil

Mini pil ini hanya mengandung progestin saja dan tidak

mengandung sehingga ini lebih aman bagi wanita yang tidak cocok

dengan pil kombinasi. Adapun ketentuan wanita yang tidak boleh

mengonsumsi mini pil ini adalah sebagai berikut : (Midwifery, 2020)


18
(a) Hamil atau sudah diduga hamil

(b) Mengalami perdarahan pervagina

(c) Menderita atau mempunyai riwayat kanker payudara

(d) Menderita mioma uterus

(e) Menderita stroke

c) Keuntungan

Menurut Nani (2018) ketentuan menggunakan kontraasepsi jenis

pil:

(1) Pil Kombinasi

Pemakaian Pil kombinasi ini cukup efektif, frekuensi koitus tidak

perlu diatur, suklis haid jadi teratur dan keluhan-keluhan dismenorea

yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali.


(Kemenkes RI, 2020)

(2) Mini Pil

Mini pil baik dikonsumsi oleh ibu menyusui karena tidak

mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi ASI.

Mini pil ini dikonsumsi mulai hari pertama sampai hari kelima masa

haid/mentrusasi. Mini pil tidak mengganggu hubungan seksual,

nyaman dan mudah digunakan, mengurangi nyeri haid, serta

kesuburan cepat kembali. (Kemenkes RI, 2020)

d) Kerugian Dan Efek Samping

Menurut Nani (2018) kerugian menggunakan kontrasepsi jenis

pil:

(1) Pil Kombinasi

Kerugian dari Pil Kombinasi ini yaitu harus dikonsumsi setiap hari

19
, dan menimbulkan efek samping yang bersifat sementara seperti

mual-muntah, payudara nyeri, sakit kepala. (Susanti et al., 2020)

(2) Mini Pil

Kerugian dari Mini Pil ini dapat menyebabkan gangguan haid,

resiko kehamilan ektopik cukup tinggi apabila mengonsumsi satu pil

saja menjadi kegagalan yang lebih besar dan peningkatan atau

penurunan berat badan. (Susanti et al., 2020)

2) Kontrasepsi Suntik

a) Pengertian

Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan ke

dalam tubuh kemudian masuk ke pembuluh darah dan diserap oleh

tubuh berguna untuk mencegah kehamilan (Qomariah & Sartika, 2019)

b) Jenis Kontrasepsi Suntik

Menurut (Qomariah & Sartika, 2019) beberapa jenis kontrasepsi

suntik sebagai berikut : (Susanti et al., 2020)

(1) Suntik 1 Bulan (Cyclofem)

Kontraepsi suntik 1 bulan ini mengandung hormon Medroxy

progesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate

(hormon estrogen). Komposisi hormon dan cara kerja Suntikan KB 1

Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7

hari pertama periode menstruasi atau 6 minggu setelah melahirkan

bila tidak menyusui. Dosis Kontrasepsi suntik Cyclofem 25 mg

Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan

setiap bulan. (Kemenkes RI, 2020)

(2) Suntik 3 Bulan (DMPA)

Depo Medroksiprogesteron Asetat ( Depoprovera / DMPA ),

mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan


20
cara disuntik intra muscular (di daerah bokong), disimpan dalam

suhu 20OC – 25OC. Suntikan diberikan setiap 90 hari.


(Kemenkes RI, 2020)

c) Keuntungan

Keuntungan dari kontrasepsi suntik ini adalah mencegah

kehamilanjangka panjang, tidak mengandung estrogen tidak berdampak

buruk pada penyakit jantung dan pembekuan darah, tidak berpengaruh

pada hubungan seksual, dan tidak mempengaruhi ASI. (Amelia, 2021)

d) Kerugian Dan Efek Samping

Kerugian dari kontrasepsi ini adalah tidak praktis karena melalui

suntikan setiap I bulan atau 3 bulan. Gangguan perdarahan lebih

banyak dijumpai. efek samping yang sangat tidak nyaman di rasakan

dan kontrasepsi jenis suntik juga bisa di gunakan sebagai kontrasepsi

jangka panjang, efek samping lainnya seperti gangguan menstruasi,

terlambatnya kembali kesuburan, kenaikan berat badan, timbulnya

jerawat, pada pemakaian jangka panjang dapat kepadatan tulang atau

densitas. (Amelia, 2021)

3) Kontrasepsi Implan

a) Pengertian

Larasati (2017) mengatakan bahwa Kontrasepsi implant adalah

suatu alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya

dilengan bagian atas. Implant mengandung levonogestrel. Cara kerja

dari kontrasepsi implant ini sama dengan kontrasepsi pil. (Amelia, 2021)

b) Jenis Kontrasepsi Implant

Menurut Larasati (2017), jenis kontrasepsi implant sebagai berikut:

(1) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan

21
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36

mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

(2) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang

kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3

Keto desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun

(3) Indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg

Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

c) Keuntungan

Menurut Larasati (2017) bahwa Keuntungan dari metode ini tahan

sampai lima tahun, Implant juga cepat dlam menekan ovulasi, tidak

mengganggu hubungan seks, tidak mengganggu laktasi, Pemasangan

relatif mudah, hanya melalui sebuah oprasi kecil meskipun

pengangkatannya relatif sungkar setelah kontrasepsi diambil kesuburan

akan kembali dengan segera. Efek samping dari pemakaian kontrasepsi

implant ini yaitu peningkatan berat badan karena hormon yang

terkandung dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di

hipotalamus. (Amelia, 2021)

d) Kerugian dan efek samping

Menurut Larasati (2017) bahwa ada beberapa kerugian

menggunakan kontrasepsi implant yaitu : (Amelia, 2021)

(1) Pemasangan dan pencabutan memerlukan intervensi bedah

(2) Teknis asepsis (pencegahan infeksi) saat pembedahan harus

memperhatikan agar resiko infeksi bisa dihindari.

(3) Pencabutan relatif lebih sungkar di banding pemasangan

(4) Implant menimbulkan efek samping androgenik seperti

kenaikan berat badan, jerawat dan hirsutisme.

22
B. Tinjauan Umum Tentang Tekanan Darah

Salah satu efek samping yang mungkin disebabkan oleh kontrasepsi ini yaitu terjadi

perubahan pada peningkatan renin substrat (angiotensin) dan lipid serum pada

penggunaan jangka panjang, dimana didapatkan terjadi penurunan kadar High Density

Lipoprotein-kolesterol (HDL kolesterol) yang dapat meningkatkan risiko meningkatnya

tekanan darah.(Muhimatul Inayah, Tin Utami, 2021)

Perubahan berat badan ini disebabkan karena hormon progesteron yang

mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak

yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan karena retensi (penimbunan) cairan

tubuh, selain itu depoprovera juga merangsang pusat pengendali nafsu makan di

hipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.

Penyempitan dan sumbatan oleh lemak ini memacu jantung untuk memompa darah lebih

kuat lagi agar dapat memasok kebutuhan darah ke jaringan. Akibatnya, tekanan darah

meningkat, maka terjadilah tekanan darah tinggi. Sehingga diketahui pemakaian

kontrasepsi depoprovera merupakan salah satu faktor pendukung munculnya tekanan

darah tinggi apabila kontrasepsi ini digunakan dalam jangka waktu panjang. (Widyaningsih,
2019)

Menurut Fitri, (2018). Pada kontrasepsi hormonal juga terdapat kandungan

etinilestradiol yang merupakan penyebab hipertensi, sedangkan gestagen memiliki

pengaruh sedikit terhadap tekanan darah. Etinilestradiol dapat meningkatkan

angiostensinogen 3-5 kali kadar normal. (Muhimatul Inayah, Tin Utami, 2021)

Menurut Oelkers, setelah penyuntikan angiotensinogen sudah meningkat dalam waktu

24-48 jam mencapai maksimum pada hari ketiga sampai kelima setelah penyuntikan.

Setelah itu, konsentrasi renin relatif konstan dalam kisaran yang empat kali lipat di atas

tingkat dasar. Peningkatan aktivitas renin plasma kurang diucapkan tapi menunjukkan

cukup besar. Peningkatan ini secara statistik signifikan hanya setelah 48 jam. Kenaikan

konsentrasi aldosteron plasma diamati dalam dua hari, aktivitas renin substrat

(angiotensinogen). Hasil yang tidak menghalangi renin adalah faktor stimulasi dalam hati

dari kontribusi untuk aktivasi sistem renin-aldosteron.(Shufelt & Levee, 2021)

23
C. Tinjauan Umum Tentang Profil Lipid Low Density Lipoprotein (LDL)

1. Lipid

Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan

turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid dan sterol. Sifat umum lipid ada yang

larut dalam air dan ada yang larut dalam pelarut non polar. Berdasarkan hidrolisisnya

lipid digolongkan menjadi lipid sederhana, lipid majemuk dan sterol.

2. Jenis lipid

a. Lipid Sederhana

Lipid sederhana merupakan lipid yang terdiri atas trigliserida campuran dari

gliserol dan asam lemak rantai panjang. Lemak tersimpan diseluruh tubuh dengan

jumlah terbanyak pada jaringan adipose. Secara kimiawi lemak disebut sebagai

trigliserida yaitu senyawa yang terbentuk dari gliserol dan asam lemak.

b. Lipid Majemuk

Lipid majemuk berasal dari hasil hidrolisis dari lipid majemuk adalah gliserol, asam

lemak dan zat lain. Lipid kompleks dikelompokkan menjadi dua yaitu fosfolipida dan

glikolipida. Fosfolipid merupakan senyawa yang akan menghasilkan gliserol, asam

lemak, asam fosfat dan senyawa nitrogen apabila di hidrolisis sedangkan glikolipida

merupakan senyawa lipid yang mengandung karbohidrat.

c. Sterol

Sterol merupakan senyawa yang dapat dipisahkan dari lemak setelah dilakukan

penyabunan. Sterol yang terdapat dalam minyak terdiri dari kolesterol dan fitosterol,

kolesterol berfungsi untuk pembentukan hormon seks steroid, vitamin D serta

membantu proses absorbanse asam lemak pada usus. Kelebihan kolesterol dalam

tubuh dapat berisiko menderita penyakit jantung koroner.(Prasetyorini et al., 2021)

3. Pemeriksaan profil lipid

Pemeriksaan profil dilakukan dengan memeriksa; kolesterol total, Kolesterol LDL

(Low Density Lipoprotein), Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) dan atau

Trigliserida. (Shiferaw et al., 2021)

24
a. Kolesterol Total;

Kolesterol total adalah keseluruhan jumlah kolesterol yang di temukan dalam

darah, terdiri dari koleterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida. Nilai normal

kolesterol total < 200 mg/dl.

b. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein);

Kolesterol LDL disebut kolesterol jahat karena menyebabkan penimbunan

pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Nilai

normal kolesterol LDL < 100 mg/dl.

c. Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein);

Kolesterol HDL disebut kolesterol baik karena membantu melindungi

pembuluh darah dari penimbunan lemak. Nilai normal kolesterol HDL ≤ 40 mg/dl.

d. Trigliserida;

Trigliserida adalah jenis lemak lain yang ada dalam tubuh, fungsinya untuk

menyimpan kelebihan energi dan dapat digunakan sebagai energi cadangan. Nilai

normal trigliserida < 149 mg/dl.

4. Metabolisme lipid

Metabolisme lipid dibagi dalam dua bagian besar yakni metabolime eksogen dan

metabilisme endogen.(Khatun et al., 2019)

a. Metabolisme eksogen

Makanan berlemak yang dikonsumsi terdiri atas trigliserida dan kolesterol.

Selain kolesterol yang berasal dari makanan, di dalam usus juga terdapat

kolesterol dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus, lemak di usus

halus berasal dari makanan maupun dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserida

dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus

halus, di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi

trigliserida sedangkan kolesterol akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester dan

keduanya bersama dengan fosfolipid dan apoliprotein akan membentuk

lipoprotein. Kilomikron akan masuk melalui saluran limfe dan akhirnya melalui

ductus toraticus akan masuk ke aliran darah. Trigliserida dalam kilomikron akan
25
terhidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam

lemak bebas. Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai triglierida kembali ke

jaringan tubuh (Adiposa) apabila dalam jumlah banyak sebagian akan diambil oleh

hati sebagai bahan untuk pembentukan trgliserida hati. Kilomikron yang sudah

kehilangan sebagian trigliserida akan menjadi kilomikron remnant yang

mengandung kolesterol ester dan akan dibawah ke hati.

b. Metabolisme Endogen;

Pada metabolisme endogen, Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati

dan dieskresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein Very Low Density Lipoprotein

(VLDL). Dalam sirkulasi, trigliserida dalam VLDL akan dihidrolisis oleh enzim

lipoprotein lipase dan VLDL akan berubah menjadi Intermediate Density

Lipoprotein (IDL) yang juga akan mengalami hidrolisis menjadi Low Density Lipid

(LDL). Sebagian dari VLDL, IDL dan LDL akan mengangkut kolesterol ester

kembali ke hati. Sebagian kolesterol yang ada di LDL akan di bawa ke hati dan

jaringan steriogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis dan ovarium yang

mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL, sebagian kolesterol-LDL akan

mengalami oksidasi dan di tangkap oleh reseptor Seavenger A (SR-A) di

makrofag dan akan menjadi sel busa. Semakin banyak kolesterol-LDL dalam

plasma semakin banyak pula mengalami oksidasi dan ditangkap oleh makrofag,

jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kolesterol yang ada di LDL

5. Kolesterol

Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroid ialah lipid yang

memiliki struktur kimia khusus yang terdiri 4 cincin atom karbon dan tersebar luas dalam

semua sel tubuh, khususnya dalam jaringan syaraf. Kolesterol adalah senyawa induk

steroid yang disintesis oleh tubuh. Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di

dalam darah berwarna kekuningan, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh

tubuh. Kolesterol sering dijumpai pada tubuh seseorang yang merokok, makan

makanan berlemak, malas melakukan aktivitas fisik (Agustiyanti, 2017).

26
Kolesterol terdapat hampir diseluruh sel pada hewan dan manusia, pada tubuh

manusia kolesterol terdapat dalam darah, empedu, hati kelenjar adrenal bagian luar dan

jaringan syaraf. Salah satu contoh kolesterol pada empedu apabila terdapat kolesterol

yang berkonsentrasi tinggi pada empedu, kolesterol akan mengkristal dalam bentuk

krista yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan mempunyai titik lebur

150-151°C. Endapan kolesterol yang terjadi di dalam pembuluh darah, dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi

makin tebal dan mengakibatkan berkurangnya elastisitas dan kelunturan pembuluh

darah. Kolesterol terdiri dari; Low Density Lipoprotein (LDL), dan High Density

Lipoprotein (HDL). (Shiferaw et al., 2021)

Low Density Lipoprotein; Low Density Lipoprotein (LDL) atau dikenal dengan

kolesterol jahat merupakan jenis kolesterol yang memiliki dampak yang cukup buruk

bagi tubuh jika kadarnya terlalu tinggi. LDL memiliki sifat aterogenik (mudah melekat

pada dinding sebelah dalam pembluh darah dan mengurangi pembentukan reseptor

LDL. Sedangkan High Density Lipoprotein (HDL) disebut juga kolesterol baik, karena

merupakan lipoprotein yang mengangkut lipid dari perifer menuju ke hepar. Struktur

molekul HDL relatif kecil dibanding lipoprotein lain, HDL dapat melewati sel endotel

vaskular yang masuk ke dalam intima untuk mengangkut kembali kolesterol yang

terkumpul dalam makrofag, HDL juga mempunyai sifat antioksidan sehingga dapat

mencegah terjadinya oksidasi LDL.(Shiferaw et al., 2021)

D. Tinjauan Umum Tentang Berat Badan

1. Definisi Berat Badan

Berat badan merupakan satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh.

Berat badan ideal adalah untuk tinggi badan tertentu yang secara statistik dianggap

paling tepat dan menjamin umur panjang. Berat badan adalah hasil peningkatan

/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan

tubuh dan lain-lainnya (Raidanti & Wahidin, 2021).

2. Faktor-Faktor Berkaitan dengan Berat Badan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi massa tubuh, yaitu (Raidanti & Wahidin,
27
2021):

a) Faktor Internal

Faktor internal yang bertanggung jawab terhadap massa tubuh adalah suatu

faktor yang tidak dapat dikendalikan secara sadar oleh orang-orang yang melakukan

diet.

1) Faktor Genetik

Riset yang dilakukan oleh Sekolah Medis Universitas Boston menemukan

bahwa gen bernama INSIG2 bertanggung jawab terhadap obesitas. Gen INSIG2

bertanggung jawab dalam sintesis asam lemak dan kolesterol.

2) Regulasi Termis

Manusia pada dasarnya adalah makhluk berdarah panas yang

menghabiskan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Selain

membutuhkan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya (rata-rata 37ºC),

sejumlah energi juga diperlukan untuk mempertahankan aktivitas organ-organ

vital seperti jantung dan paru-paru. Energi yang diperlukan ini berasal dari

makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.

3) Metabolisme

Metabolisme secara singkat adalah proses pengolahan (pembentukan dan

penguraian) zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.

Metabolisme lemak merupakan salah satu faktor penentu dalam diet.

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang sangat dominan adalah aktivitas fisik dan asupan nutrisi.

Seseorang dapat dengan mudah mengurangi berat badannya tanpa perlu

mengonsumsi obat-obatan pembakar lemak dan semacamnya dengan meningkatkan

aktivitas serta mengurangi asupan makanan ke dalam tubuhnya.

1) Aktivitas Fisik

Untuk melakukan aktivitas fisik, manusia memerlukan sejumlah energi. Jika

energi yang diberikan oleh makanan tidak cukup, maka energi diperoleh dari

hasil pemecahan lemak di dalam tubuh.

28
2) Asupan Nutrisi

Berat badan dapat diturunkan dengan mudah dengan cara membatasi

asupan nutrisi.

3. Pengukuran Berat Badan

Rumus cara menghitung berat badan normal dan berat badan yang ideal versi

indeks broca. Gunakan timbangan berat badan yang masih berfungsi dengan baik dan

akurat (Raidanti & Wahidin, 2021).

a) Berat Badan Normal

Berat Badan Normal = Tinggi Badan - 100

b) Berat Badan Ideal

Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan - 100) - (10% tinggi badan - 100)

E. Kerangka Teori

Kontrasepsi
Hormonal
Memengaruhi
metabolisme lemak
Pil Suntik Implan

Progesteron Progesteron + Estrogen


Profil Lipid, TD dan BB

Aktivasi enzim Enzim ACAT


Lipase hepatik
Trigliserida Kolesterol Kolesterol Kolesterol
total HDL LDL
Kadar kolesterol
bebas dan Ester
dalam sel

Konversi IDLLDL Reseptor LDL

Kadar LDL

Gambar 2 Kerangka Teori

29
30
F. Kerangka Konsep

Lama Penggunaan - Tekanan Darah


Kontrasepsi Hormonal - Profil Lipid
- Berat Badan

- Aktivitas Fisik
- Asupan Nutrisi

Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependen
: Variabel kontrol
Gambar 3 Kerangka Konsep

G. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara lama penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan

peningkatan tekanan darah

2. Ada hubungan antara lama penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan profil

lipid LDL

3. Ada hubungan antara lama penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan

peningkatan berat badan ibu

31
H. Definisi Operasional

Tabel 1 Definisi Operasional

Definisi Skala
No Variabel Kriteria Objektif Alat Ukur
Operasional Ukur
1. Lama Jumlah waktu - 6-12 bulan : Kuesioner Ordinal
Penggunaan yang kurang lama
Kontrasepsi digunakan - > 12-24
Hormonal dalam bulan :
memakai alat sedang
obat - > 24 bulan :
kontrasepsi lama
hormonal
diketahui
dengan melihat
data rekam
medik
2. Tekanan Suatu hasil - 120/80 mmHg Tensimeter Nominal
Darah pengukuran hingga 139/89 mercurial
tekanan darah mmHg : tidak sphygnomanomete
sistole dan hipertensi r
diastole - > 140/90
responden mmHg :
hipertensi
3. Profil Lipid Suatu - ≤100 mg/dl : Pemeriksaan Nominal
gambaran normal laboratorium
kadar lipid di - Tidak normal
dalam darah >100 mg/dl
ibu yang diukur
pada LDL
(Low Density
Lipoprotein)
4. Berat Badan Penambahan - 0 - < 2 kg : Kuesioner Ordinal
berat badan rendah
atau selisih - 2-5 kg :
jumlah berat sedang
badan antara - > 5 kg : tinggi
sebelum dan
sesudah
menggunakan
kontrasepsi
hormonal yang
dilihat dengan
memperhatikan
lama
pemakaian
kontrasepsi
hormonal dan
data diperoleh
dari rekam
medik

32
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah desain analitik observasional dengan

menggabungkan rancangan case-control study (studi kasus-kontrol) dan cross sectional

study (studi potong lintang) (hybrid method). Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

kontrasepsi hormonal terhadap tekanan darah, profil lipid LDL dan berat badan akseptor

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Ridge,Peneliti tertarik melakukan

penelitian di tempat tersebut diatas karena belum pernah ada yang meneliti tentang

pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap tekanan darah, profil lipid LDL dan berat

badan akseptor tersebut.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada september sampai dengan oktober 2022.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah segala hal yang menyangkut objek penelitian sebagai sumber

data penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah ibu pengguna

kontrasepsi hormonal di Puskesmas Ridge berjumlah 427 Orang.

2. Sampel

a. Besar Sampel

Besaran atau ukuran sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian

atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Dalam penelitian ini untuk menentukan

besar sampel penelitian menggunakan estimasi proporsi :


2
Z ∝ × p(1−p)
n=
(d)2

33
Keterangan :

n : Jumlah sampel

Zα : Tingkat kepercayaan 95%

p : Estimasi proporsi 5% (0,5)

d : Presisi (antara 0,01 s/d 0,25)


2
Z ∝ × p(1−p)
n=
(d)2

2
1,960 × p(1−0 , 5)
n=
(0 ,20)2

3,8416 × 0 , 25
n=
0 , 04

n=24

Maka besar sampel minimal dalam penelitian ini sebanyak 24 responden,


untuk menghindari terjadinya drop out maka sampel ditambah 25% dalam penelitian
ini menjadi 50 responden.
b. Tehnik Sampling

Pengambilan sampel menggunakan probality sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dengan maksud untuk memberikan peluang yang sama

dalam pengambilan sampel dengan teknik purposive random sampling.

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias

hasil penelitian. Penentuan kriteria sampel diperlukan dalam upaya untuk

mengendalikan variable penelitan yang tidak diteliti tetapi mempunyai pengaruh

terhadap veriabel independen.

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan kriteria sampel meliputi :

1. Kriteria inklusi

a. Memiliki kartu peserta KB dengan data tekanan darah lengkap

b. Peserta KB hormonal

(1) Akseptor Kontrasepsi KB Suntik Depo Medroxy Progesteron Acetate

(DMPA)

34
(2) Akseptor Kontrasepsi KB Pil Kombinasi

(3) Akseptor Kontrasepsi KB Implan Implanon

c. Responden dengan usia produktif yaitu 20-35 tahun

d. Sudah menggunakan kontrasepsi hormonal ≥ 6 bulan

e. IMT dalam batas Normal: 17 – 23 kg/m²

2. Kriteria eksklusi

a. Tidak bersedia menjadi responden

b. Memiliki riwayat hipertensi

c. Memiliki riwayat penyakit ginjal, diabetes, stroke dan gangguan jantung

d. Merokok

e. Mengonsumsi alkohol

D. Alur Penelitian

Menentukan Populasi

Sampel Penelitian (Kriteria Inklusi dan Eksklusi)

Informed Consent

Pengambilan Data :
- Karakteristik Responden
- Lama Penggunaan Kontrasepsi hormonal (Rekam Medik)
- Berat Badan (Rekam Medik)

Pemeriksaan Tekanan Darah

Pengambilan Sampel Darah 2 ml untuk pemeriksaan Profil Lipid LDL di Laboratorium

Pengumpulan Data

Analisis Data

Hasil Penelitian

Penyajian Data

Kesimpulan dan Saran


Gambar 4 Alur Penelitian

35
36
E. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner untuk mendapatkan

data responden dan seperangkat alat dan bahan untuk pengambilan dan pemeriksaan

sampel darah ibu.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Informed Consent

Informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh responden setelah

mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan atau prosedur penelitian

yang akan dilakukan pada responden

2. Kuesioner Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel karakteristik berisikan data

tentang identitas, usia, berat badan, tekanan darah dan lain-lain.

3. Tensimeter Mercurial Sphygnomanometer

Tensimeter mercurial sphygnomanometer adalah intrumen yang digunakan untuk

mengukur tekanan darah

F. Tehnik Pengumpulan Data

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengikuti prosedur pengumpulan

data sebagai berikut:

1. Prosedur Administratif

a. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari hasil pengukuran tekanan darah dengan

menggunakan tensimeter mercurial sphygnomanometer dan hasil pemeriksaan

laboratorium pada profil lipid LDL.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber referensi seperti hasil penelitian

sebelumnya, literatur dan data-data umum dari instalasi terkait atau rekam medik

yang menjadi sumber informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.

2. Prosedur Persiapan Penelitian

a. Pengajuan permohonan izin pengambilan data awal

37
b. Pengajuan permohonan izin penelitian dari komisi etik kesehatan

c. Pengajuan surat izin penelitian di lokasi penelitian

d. Pengajuan surat izin pemeriksaan laboratorium penelitian

3. Prosedur Tahap Penelitian

a. Setelah diberikan izin meneliti, peneliti menetapkan responden sasaran

penelitian

b. Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan screening terlebih dahulu untuk

menentukan responden dengan ibu akseptor kontrasepsihormonal sesuai kriteria

inklusi dan eksklusi

c. Semua ibu yang memenuhi kriteria inklusi akan diambil sebagai sampel dengan

diberikan penjelasan mengenai penelitian

d. Peneliti memberikan informed consent sebagai bentuk partisipasi dan

bersedianya responden dalam penelitian

e. Peneliti menjelaskan prosedur dan rangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan

f. Peneliti akan melakukan anamnesis dan pengambilan data berupa karakteristik

responden, lama penggunaan kontrasepsi hormonal, serta berat badan ibu pada

rekam medik. Selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan tekanan darah

menggunakan tensimeter.

g. Selanjutnya peneliti bekerjasama dengan petugas analis Kesehatan untuk

mengambil sampel darah melalui vena cubitis sebanyak 2 ml dengan

menggunakan spuit 3 ml dan meletakannya dalam vaculab. Dilanjutkan dengan

pemberian label, nama dan tanggal pengambilan darah.

h. Tabung yang berisi sampel darah langsung diperiksa di laboratorium kesehatan

untuk diteliti dan diperiksa kadar profil lipid LDL.

i. Data yang diperoleh kemudian di dokumentasikan dan dianalisis datas.

G. Pengelolaan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan program statistik melalui tahapan:

38
a. Screening

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan seberapa banyak data yang missing

ditemukan.

b. Tabulasi

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengelompokkan dta dalam bentuk tabel

menurut sifat-sifat yang dimilikinya, sesuai dengan tujuan penelitian agar

selanjutnya mudah dianalisis.

c. Processing

Dalam kegiatan ini jawaban dari responden yang telah diterjemahkan menjadi

bentuk angka, selanjutnya di proses agar mudah dianalisis.

d. Cleaning

Kegiatan ini merupakan pembersihan data dengan cara pemeriksaan kembali data

yang sudah dimasukkan dalam master tabel, apakah ada kesalahan atau tidak.

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan ulang terhadap data dan pengkodean.

2. Analisis Data

Metode statistik untuk analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan setiap

variabel dalam penelitian. Penelitian ini akan menggunakan analisis univariat yang

disajikan dalam bentuk mean dan distribusi frekuensi. Dengan menggunakan rumus

(Sugiyono, 2017):

f
p= ×100 %
n

Keterangan :

p : Proporsi
f : Jumlah karakteristik dari jumlah penelitian
n : Jumlah sampel

39
b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua

variabel yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat. Data yang dikumpulkan

dalam penelitian diproses secara analitik secara analitik dengan uji Mann whitney

menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 23.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat rekomendasi dari program studi

Magister Kebidanan Universitas Hasanuddin Makassar dengan mengajukan permohonan

izin kepada …. untuk selanjutnya diteruskan kepada…… setelah mendapat persetujuan

kemudian peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika, meliputi :

1. Autonomy Prinsip

Autonomy digunakan saat responden dipersilahkan untuk menentukan

keterlibatan dalam kegiatan penelitian. Calon responden diminta kesediaanya menjadi

responden tanpa paksaan. Responden yang akan diteliti memenuhi kriteria inklusi

diberikan lembar persetujuan (Informed consent) disertai dengan judul dan manfaat

penelitian untuk ditanda tangani. Apabila subjek menolak, maka peneliti tidak akan

memaksakan kehendaknya dan tetap menghormati hak-hak subjek.

2. Beneficiency

Prinsip beneficiency digunakan saat peneliti melaksanakan prosedur penelitain

untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat, meminimalkan dampak bagi subjek

penelitian (nonmaleficience) dan menjelaskan keuntungan atau manfaat yang

didapatkan responden serta potensial risiko yang dapat terjadi.

3. Justice

Memperlakukan orang lain secara adil tanpa membeda-bedakan social, ras,

agama, dan sebagainya, tetapi memperlakukan bantuan dengan keunikan yang

dimiliki. Peneliti mempertimbangkan aspek keadilan dan hak subjek untuk

mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun setelah dalam

penelitian.

40
4. Anonymity

Peneliti wajib menjaga kerahasiaan dan privasi responden dengan cara tidak

mencantumkan nama responden dalam pengisian lembar observasi dan pada saat

tabulasi data. Peneliti hanya memberikan kode etik pada setiap responden.

5. Confidentiality

Kerahasiaan informasi dan data yang diberikan responden dalam informed

consent wajib dapat disebarluaskan oleh peneliti untuk kepentingan apapun.

6. Veracity

Subjek mempunyai kewajiban untuk menyatakan tentang kebenaran atau tidak

berbohong apabila menipu. Veracity merupakan fokus dari informed consent.

I. Izin Penelitian dan Kelayakan Etik

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti meminta kelayakan etik (Ethical Clereance) dari

komisi etik penelitian. Masalah etik dalam penelitian ini meliputi:

1. Penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penelitian

2. Kebebasan untuk memilih, apakah bersedia mengikuti penelitian atau tidak

3. Penjelasan tentang cara pengambilan sampel

4. Ibu bersedia ikut dalam penelitian ini, diminta isi surat persetujuan mengutamakan

kenyamanan ibu sesuai dengan standar prosedur operasional

5. Semua biaya pemeriksaan ditanggung oleh peneliti

6. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

41
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, G. S. (2021). Review literatur pengaruh alat kontrasepsi hormonal terhadap


produksi asi ibu menyusui.
Catur Setyorini, I. (2022). EFEK PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL
TERHADAP TEKANAN DARAH : SCOPING REVIEW. 13(2), 131–153.
Diyah Herowati, M. S. (2019). WANITA SUDAH MENIKAH DENGAN PEMAKAIAN
KONTRASEPSI HORMONAL DI INDONESIA TAHUN 2017 Relationships among
Reproductive Ability , Child Ownership , Housing , Contraception in Indonesia in 2017.
91–98.
Ermi, N. (2021). Penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur saat pandemi covid-
19 di indonesia: literature review. 16(2), 53–63.
Farhanni, T. (2020). LITERATURE REVIEW : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKSEPTOR DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI.
Kemenkes RI. (2020). Panduan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi Dalam Situasi Pandemi COVID-19. Kemenkes RI, 5.
Khatun, K., Nahar, S., Sultana, A., Chisty, S., & Shahid, A. R. (2019). Relationship between
Long Duration Use of Hormonal Contraceptive and Serum Lipid Profiles among the
Women of Dhaka City. 6(1), 10–13.
Maharani, S. C. (2018). PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DEPO
MEDROKSI PROGESTERON ASETAT LEBIH DARI DUA TAHUN TERHADAP
KENAIKAN BERAT BADAN DAN ATAU TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR
KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS KOTA PEKALONGAN Disusun.
Midwifery. (2020). Tinjauan Pustaka Keluarga Brencana. 12–31.
Muhimatul Inayah, Tin Utami, S. H. (2021). LITERATUR REVIEW : PENGGUNAAN
KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH. 3(1), 1–5.
Prasetyorini, T., Islami, Y. H., & Fajrunni, R. (2021). Hubungan Antara Lama Penggunaan
Kontrasepsi Suntik Depo Medroxy Progesteron Acetate ( DMPA ) dengan Kadar
Kolesterol Total pada Akseptor KB. 1(2), 37–44. https://doi.org/10.24853/myjm.1.2.37-
44
Putri Nur Aini, Dwi Laksono Adiputro, D. M. (2021). LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN
PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KOMBINASI DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI. 739–752.
Raidanti, D., & Wahidin. (2021). Efek KB Suntik 3 Bulan (DMPA) terhadap Berat Badan (S.
Handayani (ed.); I). CV. Literasi Nusantara Abadi.
Ratih Ayuningtiyas, S. R. S. (2021). HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN
KONTRASEPSI ORAL DENGAN TEKANAN DARAH AKSEPTOR KONTRASEPSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU TAHUN 2020. 10,
14–20.
42
Shiferaw, M., Kassahun, W., & Zawdie, B. (2021). Anthropometric indices , blood pressure ,
and lipid profile status among women using progestin - only contraceptives :
comparative cross - sectional study. BMC Women’s Health, 1–9.
https://doi.org/10.1186/s12905-021-01178-8
Shufelt, C., & Levee, A. (2021). Hormonal Contraception in Women with Hypertension.
324(14), 1451–1452. https://doi.org/10.1001/jama.2020.11935.Hormonal
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. CV Alfabeta.
Susanti, E. T., Sari, H. L., Keperawatan, A., Bhakti, K., & Magelang, N. (2020). Pendidikan
Kesehatan Tentang Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Terhadap Pemilihan Alat
Kontrasepsi. 9(1), 53–57.
Widyaningsih, A. (2019). Hubungan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Tekanan Darah di
Puskesmas. 2, 5–10.

43
Lampiran 1
LAMPIRAN
NASKAH PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi/siang/Ibu.

Dengan Hormat

Nama saya …., saya adalah mahasiswa Magister Kebidanan Universitas


Hasanuddin yang sedang menjalani pendidikan dan saat ini sedang melakukan penelitian
sebagai bagian dari tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Kontrasepsi Hormonal
Terhadap Tekanan Darah, Profil Lipid Dan Berat Badan”. Pada penelitian ini, ibu
akseptor kontrasepsi hormonal yang dipilih sebagai calon responden. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi hubungan penggunaan alokon hormonal, terhadap
perubahan tekanan darah, profil lipid LDL dan berat badan akseptor.
Ibu yang terpilih akan dilakukan pengambilan data berupa karakteristik responden,
lama penggunaan kontrasepsi hormonal, serta berat badan ibu pada rekam medik.
Selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter.g.
Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel darah melalui vena cubitis sebanyak 2 ml
untuk pemeriksaan kadar profil lipid LDL.
Setiap data responden bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian. Selama proses penelitian, ibu tidak akan dikenakan biaya apapun.
Bila ibu bersedia menjadi responden, mohon untuk menandatangani surat persetujuan
yang telah disiapkan. Namun, jika selama penelitian ibu merasa tidak berkenan dengan
alasan tertentu, ibu berhak mengundurkan diri dari penelitian.
Demikian penjelasan ini kami sampaikan, dan atas kesediaan ibu menjadi
responden dalam penelitian ini disampaikan terima kasih.

Peneliti,

(………………………)
Mahasiswa Program Magister Ilmu Kebidanan
Universitas Hasanuddin

44
Lampiran 2
FORMULIR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :……………………………………………….
Tanggal lahir/umur :……………………………………………….
Alamat :……………………………………………….
No. Hp : ……………………………………………….
Setelah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai hal yang
berkaitan dengan tujuan, manfaat apa yang akan diperoleh pada penelitian ini serta risiko
yang mungkin terjadi, saya menyatakan setuju untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian.
Saya mengerti bahwa pada penelitian ini ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang harus
saya jawab, dan sebagai responden saya akan menjawab pertanyaan yang diajukan
dengan jujur.
Saya menjadi responden bukan karena adanya paksaan dari pihak lain, tetapi
karena keinginan saya sendiri dan tidak ada biaya yang akan ditanggungkan kepada saya
sesuai dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh peneliti.
Saya percaya bahwa keamanan dan kerahasiaan data yang diperoleh dari saya
sebagai responden akan terjamin dan saya dengan ini menyetujui semua informasi dari
saya yang dihasilkan pada penelitian ini dapat dipublikasikan dalam bentuk lisan maupun
tulisan dengan tidak mencantumkan nama. Bila terjadi perbedaan pendapat dikemudian
hari, kami akan menyelesaikannya secara kekeluargaan.

Makassar, 2022
Responden,

(..............................)

Penanggung Jawab Penelitian :


Nama :
Alamat :
Tlpn/ No Hp :
Email :

45
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
No. Responden :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
1. □ Tidak bekerja
2. □ Bekerja
Jika ibu bekerja, jenis pekerjaan adalah :
1. □ Petani
2. □ Pedagang
3. □ PNS
4. □ Swasta
5. □ Lain-lain (Sebutkan) ………………………….
Paritas :
Penghasilan Ibu :
1. □ < Rp. 735.000,-
2. □ Rp. 735.000 – Rp 1.000.000,-
3. □ > Rp 1.000.000,-
Alamat :
No Hp :
B. Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : …………..mmHg
Berat Badan : …………..Kg

46

Anda mungkin juga menyukai