Anda di halaman 1dari 23

PATOLOGI KEHAMILAN

Penyakit Cardiovaskuler Dan DMG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus pada Mata Kuliah Patologi

kehamilan, Persalinan dan Nifas Program Studi Magister Ilmu Kebidanan

Sekolah Pascasarjana Unversitas Hasanuddin

KELOMPOK VIII

NAMA: 1. Yuliana Delila (P102202041)

2. Erma (P102202064)

3. Harnaningsi (P102202037)

SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU

KEBIDANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah

memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyakit Cardiovaskuler Dan DMG”

dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah “Patologi Kehamilan,

Persalinan dan Nifas”di program studi Magister Ilmu Kebidanan Sekolah

Pascasarjana Unversitas Hasanuddin. dan kepada segenap pihak yang telah

memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih

banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,

susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami

selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari

pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah

khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk pembaca.

Makassar, 20 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................3

C. TUJUAN PENULISAN................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Penyakit Jantung Pada Kehamilan................................................................4

1. Pengertian..................................................................................................4

2. Perubahan tersebut disebabkan.................................................................5

3. Dalam kehamilan.......................................................................................5

4. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung........................................5

5. Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan........................................6

B. Diabetes Melitus Gestasional......................................................................11

1. Pengertian................................................................................................11

2. Gejala Diabetes Gestasional....................................................................12

3. Komplikasi..............................................................................................13

4. Pencegahan..............................................................................................14

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP.............................................................................................................16

A. KESIMPULAN..........................................................................................16

B. SARAN.......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit jantung masih merupakan salah satu penyebab kesakitan dan

kematian non-obstetrik yang tinggi pada kehamilan/persalinan, dapat terjadi

pada 0,4-4% dari kehamilan. Dilaporkan angka rata-rata mortalitas wanita

hamil dengan klasifikasi New York Heart Association kelas I dan II sebesar 0,4

hingga 6,8 % dan lebih tinggi lagi pada penderita yang tingkat keparahannya

kelas III dan IV. Dilaporkan bahwa penyakit jantung merupakan penyebab

kematian sebesar 5,6 % dari 1459 kehamilan di Amerika Serikat sejak tahun

1987 hingga 1990. Hal itu disebabkan oleh peningkatan beban hemodinamik

pada saat hamil, bersalin dan melahirkan yang dapat meperburuk gejala dan

mencetuskan berbagai macam komplikasi pada wanita yang sebelumnya sudah

menderita penyakit jantung

Wanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan

fisiologik dan anatomik pada berbagai sistem organ yang berhubungan dengan

kehamilan akibat terjadi perubahan hormonal di dalam tubuhnya. Perubahan

yang terjadi dapat mencakup sistem gastrointestinal, respirasi, kardiovaskuler,

urogenital, muskuloskeletal dan saraf. Perubahan yang terjadi pada satu sistem

dapat saling memberi pengaruh pada sistem lainnya dan dalam menanggulangi

kelainan yang terjadi harus mempertimbangkan perubahan yang terjadi pada

1
masing-masing sistem. Perubahan ini terjadi akibat kebutuhan metabolik yang

disebabkan kebutuhan janin, plasenta dan rahim

Deteksi dini serta follow upyang teliti serta penatalaksanaan yang agresif

sangat membantu untuk menurunkan angka mortalitas bagi wanita yang hamil

dengan penyakit jantung.Dibutuhkan pengetahuan tentang perubahan fisiologis

pada system kardiovaskuler selama kehamilan dan puerpurium, gejala dan

tanda yang menyerupai penyakit jantung pada kehamilan yang normal, efek

dari perubahan fisiologis pada kehamilan pada kelainan kardiovaskuler, dan

diagnosis serta penatalaksanaan pada penyakit kardiovaskuler yang sudah ada

Diabetes Melitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai intoleransi

glukosa yang terjadi atau diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan

apakah penderita mendapat insulin atau diet saja. Pada kehamilan trimester

pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon

terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG

asimtomatis sehingga.

diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.

Diabetes melitus gestasional terjadi sekitar 4% dari semua kehamilan di

Amerika Serikat, dan 3-5% di Inggris. Prevalensi diabetes melitus gestasional

di Eropa sebesar 2-6%. Diabetes melitus gestasional di Indonesia sebesar 1,9%

- 3,6% pada kehamilan umumnya. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga

diabetes melitus, prevalensi diabetes gestasional sebesar 5,1%. Angka ini lebih

rendah dari pada prevalensi di Negara Ingris dan Amerika Serikat.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud penyakit jantung dalam kehamilan

2. Apa saja perubahan penyakit jantung dalam kehamilan

3. Apa saja penyakit jantung dalam kehamilan

4. Apa saja Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan

5. Apa saja produksi hormone plasenta selama kehamilan

6. Apa saja diagnosa penyakit jantung terhadap kehamilan

7. Apa Diabetes Melitus Gestasional

8. Apa saja gejala Diabetes Melitus Gestasional

9. Apa saja komplikasi Diabetes Melitus Gestasional

10. Apa saja pencegahan Diabetes Melitus Gestasional

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mampu menagani penyakit jantung dan Diabetes melitus gestasional dalam

kehamilan,persalinan, nifas dan laktasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyakit Jantung Pada Kehamilan

1. Pengertian
Sistem Kardiovaskuler(kumpulan fungsi) tubuh yang bertugas

menyuplai(mengirim dan atau memenuhi kebutuhan) darah pada seluruh

jaringan tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel menarik kembali

darah ke jantung untuk selanjutnya membebaskan bahan sisa metabolisme.

Sistem kardiovaskuler mengedarkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.

Selama kehamilan curah jantung (cardiac output) meningkat

sebesar 30 sampai 50 persen. Peningkatan curah jantung menjadi

maksimun pada pertengahan kehamilan. Curah jantung dalam posisi

terbaring lateral meningkat 43 persen akibat meningkatnya frekuensi nadi.

Wanita dengan disfungsi jantung yang parah mungkin mengalami

perburukan gagal jantung.

Kehamilan yang disertai penyakit jantung selalu saling

mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan

penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

janin. Untuk mempertahankan curah jantung yang efektif, jantung

memerlukan pasokan oksigen yang baik untuk memberikan energi yang

cukup untuk miokardium sehingga kontraksi jantung efektif. Pada

kehamilan, peningkatan frekuensi denyut jantung meningkatkan

4
kebutuhan oksigen miokardium, yang mungkin signifikan pada wanita

hamil penderita penyakit jantung.

Peningkatan volume darah ini mengakibatkan cardiac output saat

istirahat akan meningkat sampai 40%. Peningkatan cardiac output yang

terjadi mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20 minggu. Pada

pertengahan sampai akhir kehamilan cardiac output dipengaruhi oleh

posisi tubuh. Sebagai akibat pembesaran uterus yang mengurangi venous

return dari ekstremitas bawah.

2. Perubahan tersebut disebabkan

a. Hipervolemia: dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai

puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap

b. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran

rahim.

3. Dalam kehamilan

a. Denyut jantung dan nadi: meningkat

b. Pukulan jantung: meningkat

c. Tekanan darah: menurun sedikit.

4. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung

a. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai

puncaknya (hipervolumia).

5
b. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan

memerlukan kerja jantung yang berat.

c. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta

yang sudah lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.

d. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi

5. Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan

a. Dapat terjadi abortus.

b. Prematuritas

c. Dismaturitas

d. Lahir dengan Apgar rendah atau lahir mati.

e. Kematian janin dalam rahim (KJDR).

6. Diagnosis

a. Elektrokardiografi

Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab

pertanyaan rang spesifik. Kehamilan dapat menyebabkan interpretasi

dari variasi gelombang ST-T lebih sulit dari yang biasa, Depresi

segmen ST inferior sering didapati pada wanita hamil normal.

Pergeseran aksis QRS kekiri sering didapati, tetapi deviasi aksis kekiri

yang nyata (-30°) menyatakan adanya kelainan jantung.

b. Ekokardiografi

6
Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman dan tanpa

risiko terhadap ibu dan janin.Pemeriksaan tranesofageal

ekokardiografi pada wanita hamil tidak dianjurkan karena risiko

anestesi selama prosedur pemeriksaan radiografi.Semua pemeriksaan

radiografi harus dihindarkan terutama pada awal

kehamilan.Pemeriksaan radiografi mempunyai risiko terhadap

organogenesis abnormal pada janin, atau malignancy pada masa

kanak-kanak terutama leukemia.Jika pemeriksaan sangat diperlukan

sebaiknya dilakukan pada kehamilan lanjut, dosis radiasi seminimal

mungkin dan perlindungan terhadap janin seoptimal mungkin.

c. Radionuklide

Beberapa pemeriksaan radionuklide akan mengikat albumin dan tidak

akan mencapai fetus, pemisahan akan terjadi dan eksposure terhadap

janin mungkin terjadi. Sebaiknya pemeriksaan ini dihindarkan.

Adakalanya pemeriksaan ventilasi pulmonal/perfusi scan atau scan

perfusi miokard thallium diperlukan saat kehamilan. Diperkirakan

eksposur terhadap fetua rendah.

d. Magnetic Resonance Imaging

Meskipun tidak tersedia informasi mengenai keamanan prosedur MRI

pada evaluasi wanita hamil dengan kehamilan, dilaporkan tidak

didapati efek fetal yang merugikan bila digunakan pada tujuan yang

lain. Pemeriksaan ini mesti dihindarkan pada wanita dengan implantasi

pacu jantung atau defibrillator.

7
7. Klasifikasi

Klasifikasi tidak hanya didasarkan gejala klinis. Klasifikasi berikut

didasarkan pada Disability yang lampau dan sekarang serta tidak

dipengaruhi oleh tanda-tanda fisik :

a. Kelas I

Tidak teganggu (Uncompromised), pasien dengan penyakit jantung dan

tidak ada pembatasan dalam aktivitas fisik.Mereka tidak

memperlihatkan gejala insufisiensi jantung atau merasakan nyeri

angina.

b. Kelas II

Agak terganggu (Slightly compromised) : Pasien dengan penyakit

jantung dan sedikit pembatasan aktivitas fisik. Pada wanita ini merasa

tidak nyaman (Discomfort) dalam bentuk rasa lelah berlebihan,

palpitasi, dispnea, atau nyeri angina.

c. Kelas III

Jelas terganggu ( Markedly Compromised) : Pasien dengan pembatasan

penyakit jantung dan pembatasan nyata aktifitas fisik. Mereka nyaman

dalam keadaan istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasa

menyebabkan rasa tidak nyaman berupa kelelahan berlebihan, palpitasi,

dispnea, atau nyeri angina.

d. Kelas IV

Terganggu parah (Severely Compromised) : Pasien dengan penyakit

jantung dan tidak mampu melakukan aktifitas fisik apapun tanpa

8
merasa tidak nyaman. Gejala insufisiensi jantung atau angina dapat

timbul bahkan dalam keadaan istirahat, dan apabila mereka melakukan

aktifitas fisik apapun, rasa tidak nyaman bertambah.

8. Penatalaksanaan

a. Pada Kehamilan

1) Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan

pengawasan antenatal yang teratur.

2) Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog.

3) Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang

berlebihan. Jika terdapat anemia, harus diobati.

4) Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja

jantung, hal ini harus diobati.

5) Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi

saluran pernapasan, dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah

sakit.

6) Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan

28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya.

7) Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan

pembatasan jumlah cairan.

8) Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :

a) Kelas I (Tidak memerlukan pengobatan tambahan).

b) Kelas II (Biasanya tidak memerlukan terapi

tambahan.Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-

36 minggu).

9
c) Kelas III (Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya.Sebaiknya

dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu)

d) Kelas IV (Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan

pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.)

b. Pada Persalinan

Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan

bersalin per vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta

kerjasama dengan ahli penyakit dalam.

1. Bila ada tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati

dengan digitalis. Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan

ditambah sampai dosis 1,2-1,6 mg intravena secara perlahan-lahan.

Jika perlu, dapat diulang 1-2 kali dalam dua jam. Di kamar bersalin

harus tersedia tabung berisi oksigen, morfin, dan suntikan diuretikum.

2. Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-

tanda payah jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi dan ditolong

secara spontan. Dalam 20-30 menit, bila janin belum lahir, kala II

segera diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps. Kalau sosio

sesarea dengan lokal anestesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan

beberapa ahli multidisiplin.

3. Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat analgesik seperti

petidin dan lain-lain. Jangan diberikan barbiturat (luminal) atau

morfin bila ditaksir bayi akan lahir dalam beberapa jam.

10
4. Kala II biasanya berjalan seperti biasa. Pemberian ergometrin dengan

hati-hati, biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman.

c. Pada Masa Nifas

1. Setelah bayi lahir, pederita dapat tiba-tiba jatuh kolaps, yang

disebabkan darah tiba-tiba membajiri tubuh ibu sehingga kerja jantung

menjadi sangat bertambah. Perdarahan merupakan komplikasi yang

cukup berbahaya.

2. Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekurang-

kurangnya 2 minggu setelah bersalin.

d. Pada masa laktasi

1. Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan penyakit jantung kelas I

dan II yang sanggup melakukan kerja fisik.

2. Laktasi dilarang pada wanita dengan penyakit jantung kelas III dan

IV.

B. Diabetes Melitus Gestasional

1. Pengertian

Diabetes Melitus Gestasional adalah gangguan dari glukosa yang

dipicu oleh kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan.

Diabetes Melitus Gestasional didefinisikan sebagai intoleransi glukosa

yang terjadi atau diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan

apakah penderita mendapat insulin atau diet saja. Pada kehamilan

trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini

merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin.

11
Diabetes gestasional terjadi pada minggu ke 24 sampai ke 28 pada

masa kehamilan. Walaupun diabetes pada masa kehamilan termasuk

salah satu faktor resiko terkena diabetes tipe II. Kondisi ini adalah

kondisi sementara dimana kadar gula darah akan kembali normal setelah

melahirkan. Disebut diabetes gestasionalbila gangguan toleransi glukosa

yang terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah

persalinan.

Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik

adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram

glukosa dan kadar glukosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar

glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg/dl maka

dilanjutkan dengan pemeriksaan test toleransi glukosa oral.

2. Gejala Diabetes Gestasional

a. Sering merasa haus

Ginjal mengeluarkan glukosa berlebihan yang berlebihan tersebut

lewat urin. Semakin banyak glukosa yang dikeluarkan, semakin

banyak juga cairan tubuh yang diserap ginjal untuk urin. Inilah salah

satu penyebab kenapa penderita diabetes sering haus berlebihan

b. Frekuensi buang air kecil meningkat

sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa sehingga ginjal

mencoba mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya,

penderita jadi lebih sering kencing daripada orang normal dan

mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing sehari

12
c. Mulut kering

kondisi yang diakibatkan oleh kurangnya sekresi saliva. Xerostomia

itu sendiri muncul pada pasien diabetes melitus yang tidak terkontrol,

tidak terdiagnosis, maupun tidak terkontrol dengan baik

d. Tubuh mudah lelah

Kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan badan lemas dan

lelah pada penderita diabetes. Dengan mengontrol kadar gula darah

secara teratur, penderita diabetes akan terhindar dari kadar gula darah

terlalu rendah atau tinggi yang dapat menyebabkan badan terasa

lemas dan lelah

e. Penglihatan buram

kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan bentuk

lensa mata. Hal ini dapat membuat penglihatan menjadi kabur. Jika

tidak diobati dalam jangka waktu lama, gula darah akan merusak

pembuluh darah dan saraf di retina hingga menyebabkan kebutaan

3. Komplikasi

yang didapatkan pada ibu dengan diabetes gestasional berkaitan dengan

hipertensi, pre-eklampsia, dan peningkatan risiko operasi caesar.

a. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM.

1) Kehamilan dapat menyebabkan status prediabetik menjadi

manifes (diabetic).

2) DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan.

b. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:

13
1) Abortus dan partus premature

2) Hidronion

3) Pre-eklamsi

4) Kesalahan letak jantung.

5) Insufisiensi plasenta.

c. Pengaruh penyakit terhadap persalinan

1) Gangguan kontraksi otot rahim partus lama/terlantar.

2) Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.

3) Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia

sampai dengan lahir mati.

4) Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.

5) Post partum mudah terjadi infeksi.

6) Bayi mengalami hypoglikemi post partum sehingga dapat

menimbulkan kematian.

d. Pengaruh DM terhadap kala nifas

1) Mudah terjadi infeksi post partum

2) Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah

menyebar

e. Pengaruh DM terhadap bayi

1) Abortus, premature < usia kandungan 36 minggu

2) Janin besar (makrosomia)

3) Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa

14
4. Pencegahan

Faktor keturunan merupakan faktor yang tidak dapat diubah, tetapi faktor

lingkungan yang berkaitan dengan gaya hidup seperti kurang berolahraga

serta asupan nutrisi yang berlebihan dan kegemukan merupakan faktor

yang dapat diperbaiki. Tidak diragukan bahwa nutrisi merupakan faktor

yang penting untuk timbulnya diabetes tipe 2 khususnya diabetes melitus

pada kehamilan ini. Berikut adalah beberapa cara umum yang dapat

dilakukan untuk mencegah agar tidak terkena diabetes melitus :

a. Pada bayi, pemberian ASI (air susu ibu) dapat mencegah resiko

diabetes melitus tipe 1 dan 2 minimal sampai umur 4 bulan .

b. Pengaturan pola makan atau diet yang sehat untuk menjaga berat

tubuh yang stabil.

c. Membatasi jumlah lemak jenuh dan lemak trans di dalam pola

makan.

d. Konsumsi sumber karbohidrat, sebagian dari kebutuhan energi

e. Pilihlah karbohidrat yang kompleks dan serat.

f. Hindari merokok dan pengaruh asapnya.

g. Meningkatkan aktivitas tubuh dan berolahraga yang cukup.

15
\

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung.

Kehamilan sangat berpengaruh terhadap penyakit jantung. Perubahan volume

darah yang terjadi pada penderita penyakit jantung merupakan hasil dari proses

16
adaptasi sebagai upaya kompensasi untuk mengatasi kelainan yang ada. Saat-

saat yang berbahaya bagi ibu hamil dengan penyakit jantung, yaitu :

1. Kehamilan 32-36 minggu apabila hipervolemia mencapai puncaknyab.

2. Partus kala II apabila wanita mengerahkan tenaga untuk meneran

3. Masa pospartum, karena denganlahirnya plasenta anastomosis.Ateri-vena

hilang dan darah yang seharusnya masuk ke ruang intervilus sekarang

masuk ke dalam sirkulasi besar.

Diabetes gestasional terjadi pada minggu ke 24 sampai ke 28 pada masa

kehamilan. Walaupun diabetes pada masa kehamilan termasuk salah satu faktor

resiko terkena diabetes tipe II. Kondisi ini adalah kondisi sementara dimana

kadar gula darah akan kembali normal setelah melahirkan. Disebut diabetes

gestasionalbila gangguan toleransi glukosa yang terjadi sewaktu hamil kembali

normal dalam 6 minggu setelah persalinan.

B. SARAN

Tenaga kesehatan harus waspada pada gejala dekompensasi saat output

jantung mencapai puncak (20-24 minggu kehamilan,sebelum hamil, saat hamil,

akanmelahirkan dan waktu melahirkan. Gejala dan tanda dekompensasi

jantung dan gagal jantung kongesti.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Hanifa, 2002, Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, YBPSP

2. Hidayat Wijayanegara,1998, Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan

Ginekologi, RSHS

3. R Haraidi, 2004, Ilmu kedokteran fetomaternal, Jilid II hal 705-720

18
4. R. Haryono Roeshadi, 2004, gangguan dan Penyulit pada Masa kehamilan

5. Sanif Medial , 2008, Pendekatan Klinis penyakit jantung Pada masa

19

Anda mungkin juga menyukai