Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

KUAITAS TIDUR
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas PBL Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pembimbing : Akhmad S.Kep.,Ners.,M.Kes

Disusun Oleh :

NOVITA

NIM 21149011042

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKes KUNINGAN

Jl. Gerakan koperasi nomer 003 Tlp./Fax (02330) 284098 Majalengka 45411

Tahun Akademik 2021/2022


KUALITAS TIDUR

tidak mengalami masalah dalam tidur, kualitas tidur yang buruk merupakan faktor

resiko terjadinya masalah fisik dan psikologis. Masalah fisik yang dapat ditimbulkan

antara lain kelelahan, nyeri, kepala migren dan penurunan sistem imun (Redline dkk,

2007).

Tidur adalah proses fisiologi yang berputar dan bergantian, dengan periode jaga

yang lebih lama. Siklus tidur bangun memengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan

respon perilaku (Potter PA, Perry AG, 2010).

Tubuh manusia mempunyai batas dalam beraktivitas. Jika telah mencapai

batasnya, energi dalam tubuh menjadi b erkurang dan manusia akan merasa kelelahan.

Saat mengalami kelelahan, seseorang harus tidur agar tubuh bisa optimal untuk

beraktivitas pada hari berikutnya. Seseorang akan terbangun dari tidurnya secara perlahan

dan alami saat tubuh suda mendapatkan tidur yang cukup. Tidur menjadi kegiatan normal

yang dialami oleh setiap individu sehingga menjadi aktivitas yang manusiawi dalam

kehidupan sehari – hari. Kegiatan tersebut dianggap sebagai suatu aktivitas yang

sederhana dan tidak memerlukan perhatian khusus. National Sleep Foundation

merekomendasikan durasi waktu tidur yang ideal adalah selama 7 – 9 jam. Durasi tidur

yang terpenuhi dengan baik akan membawa manfaat positif bagi kesehatan. Selama tidur

semua fungsi vital tubuh berkurang, tingkat metabolisme diturunkan, sel – sel tubuh yang

telah digunakan selama aktivitas selama aktivitas diperbaiki, dan energi dipulihkan.

(Johns, Sutton, & Webster, 1962: 216).

Sebaliknya, kualitas tidur yang tidak dijaga akan mendatangkan efek negatif

untuk tubuh. Kelebihan atau kekurangan tidur memiliki resiko 2 atau 3 kali lebih besar
untuk mengalami kegagalan jantung kongesif, yaitu keadaan jantung mengalami

kelemahan dalam memompa darah keseluruh tubuh sehingga menyebabkan

ketidakseimbangan tubuh dan akan merusak organ – organ lainnya (Hanif, 2015: 166)

Kecemasan dapat menimbulkan respon kognitif, psikomotor dan fisiologis

misalnya, kesulitan untuk berfikir logis, peningkatan aktivitas motorik dan peningkatan

tanda – tanda vital serta adanya kesulitan saat tidur (Videbeck, 2008). Kecemasan

berlebih pada seseorang akan membuat seseorang kesulitan dalam memulai tidur,

sehingga dapat menyebabkan kebiasaan tidur buruk (Potter & Perry, 2005). Menurut

Rafknowledge (2004) stress emosional yang dialami seseorang dapat menyebabkan

kebutuhan waktu tidur berkurang.

Kecemasan adalah perasaan yang dialami ketika seseorang terlalu

mengkhawatirkan kemungkinan peristiwa yang menakutkan yang terjadi dimasa depan

yang tidak bisa dikendalikan dan jika itu terjadi akan dinilai sebagai “mengerikan”

(Sivalintar, 2007).

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu

tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan suatu reaksi normal terhadap situasi

yang sangat menekan kehidupan seseorang, dan karena itu berlangsung tidak lama.

Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung gejala – gejala lain dari berbagai

gangguan emosi (Savitri, 2011).

Kecemasan merupakan suatu “tanda bahaya” yang membuat orang yang

bersangkutan waspada dan bersiap diri melakukan upaya untuk mengatasi ancaman yang

bersifat internal tidak jelas dan konfliktual (Kartijo,2010).

Berdasarkan studi pendahuluan terhadap mahasiswa, ditemukan beberapa mahasiswa di Fakultas


Ekonomika dan Bisnis pada tingkat II semester IV yang mengalami kecemasan berlebih akibat
metode pembelajaran daring selama pandemi covid – 19, mereka mengeluh belum sepenuhnya
merasakan bahwa dirinya menjadi seorang mahasiswa pada umumnya, mereka mengalami
kecemasan sehingga berdampak terhadap kurang efektifitasnya kualitas tidur. Permasalahan –
permasalahan diatas yang di alami sebagian mahasiswa Universitas Majalengka, menunjukkan
tingkat kecemasan mempunyai pengaruh yang besar pada kualitas tidur pada mahasiswa di
Fakultas Ekonomika dan Bisnis tingkat II semester IV di Universitas Majalengka. Maka dalam
penelitian ini mencoba mengungkap “Hubungan tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada
mahasiswa selama pembelajaran daring di masa pandemi covid – 19 di Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Majalengka Tahun 2021”. Pada masa pandemi covid – 19 ini, pemerintah
menganjurkan mahasiswa untuk tidak berkerumun demi mengurangi penyebaran mata rantai
covid – 19. Sehingga, pemerintah menganjurkan mahasiswa untuk tidak belajar tatap muka
namun mahasiswa harus belajar dirumah. Dengan mengetahui adanya anjuran tersebut, maka
Universitas Majalengka termasuk Fakultas

Anda mungkin juga menyukai