BAB I
PENDAHULUAN
tersebut juga terdapat dalam Charles R.B Beckmann et al (2010) bahwa Nyeri
haid atau dismenore merupakan masalah umum yang sering dikeluhkan oleh
wanita yang sedang mengalami haid atau menstruasi. Nyeri haid yang
beberapa faktor.3
mencapai 59,7%. Beberapa dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat,
37% sedang, dan 49% ringan.4 Angka kejadian dismenorea di dunia sangat
14% dari pasien remaja sering tidak hadir di sekolah dan tidak menjalani
1
Lowdermilk, Perry, & Cashion. 2011. Maternity Nursing. Universitas Michigan: Mosy
2
Reeder, Martin, & Koniak-Graffin. 2013. Keperawatan MaternitasKesehatan Wanita, Bayi dan
Keluarga Edisi 8 Vol 1. Jakarta : EGC
3
Charles R.B Beckmann, Frank W. Ling, Barbara M. Barzansky, William N.P Herbert, Douglas
W, Laube, & Roger P. Smith, 2010. Obestetri and Gynecology (6th ed.). USA: Lippincott
Williams ana Wilkins
4
Bonde, F.M.P., Lintong, F., Moningka, M., 2014. Pengaruh Kompres Panas terhadap Penurunan
Derajat Nyeri Haid pada Siswa dan SMK Yadika Kopandakan II. Jimkesmas. 2(1): 19-25.
2
Empat puluh hingga tujuh puluh persen wanita pada masa reproduksi
terjadi saat usia remaja dan remaja yang mengalami nyeri haid akan
Masih banyak wanita yang menganggap nyeri haid sebagai hal yang
biasa, mereka beranggapan 1-2 hari sakitnya akan hilang. Padahal nyeri haid
hebat bisa menjadi tanda dan gejala suatu penyakit misalnya endometriosis
5
Calis, Karim Anton 2011: Dysmenorrhea. dari: http://emedicine.medscape.com/article/253812-
overview. : (Diakses pada tanggal 25 November 2019)
6
Proverawati & Siti Misaroh. 2009. Menarch Menstruasi Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha
Medika
7
Puji. 2011. Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri di
SMUN 5 Semarang. Dari: http:// eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 25 November 2019
3
nyeri haid dipikirkan karena hanya kadar prostaglandin yang tinggi bukan
UNPAD, 2011).
Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur buruk dapat mengakibatkan
penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capai, lemah, daya tahan tubuh menurun
kecemasan.
mengalami gangguan tidur, pucat, mudah letih, tubuh terasa lebih hangat,
yang akan dating.9 Ada empat tingkat kecemasan yang sangat berkaitan
8
Bukit, E. (2013). Sleep Quality and Factors Interfering with Sleep among Hospitalized Elderly in Medical
Units, Medan, Indonesia. Prince of Songkla University
9
Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
4
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya yaitu: 1. Kecemasan ringan, 2.
kecemasan timbul karena adanya sesuatu yang tidak jelas atau tidak diketahui
sehingga muncul perasaan yang tidak tenang, rasa khawatir, atau ketakutan.
mengendalikan gangguan yang berasal dari nyeri yang mereka alami. Salah
Individu yang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi tidak akan
Sedangkan individu yang memiliki efikasi diri yang rendah akan mudah
10
Velayati, K. (2013). Perbedaan efikasi diri untuk berhenti merokok pada laki-laki dan perempuan
Dewasa awal serta tinjauannya me nurut agama Islam (Skripsi tidak dipublikasikan). Universitas YARSI,
Indonesia.
5
sangat baik apabila kita memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi.11
Waktu tidur masih berperan penting bagi kesehatan seperti pada masa
kualitas tidur yang sesuai.14 Dampak- dampak yang disebabkan dari pola
tidur yang tidak teratur antara lain, tidur kurang dari lima jam dalam satu
malam, dapat beresiko terjangkit depresi, stres, penyakit jantung, struk dan
diabetes.
Efikasi diri telah banyak diteliti secara luas pada penderita nyeri kronis
efikasi diri dan kualitas tidur pada remaja yang mengalami dismenore. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara tingkat kecemasan, efikasi diri dan kualitas hubungan tidur
jumlah siswa dan siswi seluruhnya 640, dengan perincian 390 siswi dan 253
yaitu 115 siswi. Dari hasil studi pendahuluan dilakukan pada kelas VIII
Tingkat Kecemasan, Efikasi Diri, dan Kualitas Tidur Pada Rmaja Yang
sedangkan 26.7% siswi belum bisa mengatasi kondisi saat terjadi dismenore
(Efikasi diri), dan 20% siswi mempunyai kualitas tidur yang kurang.
2019”
tingkat kecemaan, efikasi diri, dan kualitas tidur pada remaja yang
efikasi diri, dan kualitas tidur pada remaja yang mengalami dismenore di
antara lain tingkat kecemasan, efikasi diri, dan kualitas tidur. Alasan
dilakukan penelitian ini karena masih banyak remaja yang belum mengetahui
dismenore.
9
2019. Populasi penelitian yang diteliti yaitu seluruh siswi kelas IX SMPN 1
Parungkuda Tahun 2019 sebanyak 115 siswi. Sampel dalam penelitian ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecemasan
tingkah laku psikologis dan berbagai pola perilaku yang timbul dari
15
Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
16
Supriyantini, S,. 2010. Perbedaan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Antara Siswa Program Reguler
dengan Siswa Program Akselerasi. Skripsi. Medan: Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
17
Ratih, A.N. (2012). Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Koping Siswa SMUN 16 Dalam Menghadapi
Ujian Nasional. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Depok
18
Basuki, I., & Hariyanto. (2015). Asesmen Pembelajaran. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.
11
emosi yang bercampur baur dan dialami oleh seorang individu sebagai
psikis.
1. Kecemasan Ringan
b. Kewaspadaan meningkat.
menghasilkan kreatifitas.
2. Kecemasan Sedang
22
Suliswati. (2014). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC. Jakarta.
13
3. Kecemasan Berat
perhatiannya pada detil yang kecil dan spesifik dan tidak dapat
tampak tegang.
persepsi menyempit.
4. Panik
disorganisasi kepribadian.26
Tanda dan gejala yang terjadi pada kadaan ini adalah susah
motoric.
yaitu:28
yaitu :
a. Teori Psikoanalitik
kepedihan.
c. Teori Keluarga
d. Teori Biologis
strsor.
suatu kecemasan.
berikut:29
1. Umur
Bahwa umur yang lebih muda lebih mudah menderita stress dari
2. Keadaan fisik
29
Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
19
3. Sosial budaya
4. Tingkat Pendidikan
respon terhadap sesuatu yang dating baik dari dalam maupun dari
kecemasan.
5. Tingkat pengetahuan
c. Cukup olahraga
d. Tidak merokok
2. Terapi psikofarmaka
dan alprazolam.
3. Terapi somatik
4. Psikoterapi
lain:
stressor.
pendukung.
5. Terapi psikoreligius
psikologis, yaitu :
a. Keringat berlebih
nyeri punggung
parestesi
sedih
mudah lupa
peneliti merujuk pada gangguan kognitif yang terlibat dan orang lain
yaitu:
2.1.8 Sintesa
Kecemasan atau anxietas adalah perasaan ketakutan yang
dalam bawah alam sadar bila terjadi peningkatan akan adanya bahaya
dari dalam.
harapan diri ini sebagai efikasi diri, dan harapan hasilnya disebut
ekspektasi hasil.34
36
Ibid.
37
Kurniawan, I., N. & Vita R. (2008). Pengaruh Pelatihan Resiliensi terhadap Perilaku Asertif pada Remaja.
Jurnal Psikologi Islam, Vol. 5, Nomor 1, hlm. 93-105. ada, berorientasi pada tujuan, pencarian dukungan dari
orang lain, rasa humor (sense of humor) dan efikasi diri (self-efficacy).
27
tiap individu akan berbeda antara satu individu dengan yang lainnya
yaitu:38
1. Tingkat (level)
yang di rasakannya.
2. Kekuatan (strength)
38
Ghufron. 2010. Teori-teori Perkembangan. Bandung: Refika Aditama
28
3. Generalisasi (geneality)
2. Modeling Sosial
40
Anwar, Astrid Indi Deisty. (2009). Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Berbicara di depan
Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan : Universitas
Sumatera Utara .
30
3. Persuasi Verbal
tidak menyenangkan.
pada dimensi efikasi diri yaitu level, strength, dan generality, dengan
melihat tiga dimensi ini maka trdapat beberapa indicator dari efikasi diri,
yaitu:42
kondisi.
2.2.5 Sintesa
Efikasi diri atau self efficacy adalah suatu keyakinan individu
usahanya.
Schwarzer yang berdasar pada teori Bandura. Ishtifa (2011) juga telah
ada pada kuesioner yang dibuat oleh Matthias Jerusalem dan Ralf
Schwarzer.46
terdapat 14 item yang valid untuk digunakan, dan tujuh item gugur dari
pada 14 item kuesioner GSE ini adalah 0.785 yang termasuk dalam
47
Ibid
48
Riyadi, S dan Widuri H. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas Istirahat Diangnosis Nanda.
Yogyakarta: Gosyen Publising
35
begitu penting.50
kertas grafik .51 Saat tidur akan terjadi perubahan tingkat kesadaran
pendengar dan rasa sakit, merupakan indra atau organ yang mengalami
49
Allen, LV., dan Lunner, PE., 2009, Magnesium Stearate. In: Rowe, R.C., Sheskey, P.J. dan Quinn M.E.
(eds.) Handbook of Pharmaceutical Excipients 6 th Edition, Minneapolis, Pharmaceutical Press.
50
Wulandari, R.P. (2012). Hubungan Tingkat Stres dengan Gangguan Tidur pada Mahasiswa Skripsi disalah
satu Rumpun Science-Technologi UI. Skipsi : Universitas Indonesia.
51
Riyadi, S dan Widuri H. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas Istirahat Diangnosis Nanda.
Yogyakarta: Gosyen Publising
36
dari kehidupannya setiap hari. Irama yang paling dikenal adalah siklus
24 jam, siang mala yang lebih dikenal dengan irama diurnal atau
dan fungsi prilaku luktuasi, dan prakiraan suhu tubuh, denyut jantung,
cahaya dan suhu serta factor-faktor eksternal seperti aktifitas social dan
rutinitas pekerjaan.53
hari. Orang yang berbeda juga berfungsi terbaik pada waktu yang
berbeda dalam satu hari. Jika siklus tidur bangun seseorang berubah
Sebaliknya dalam siklus tidur bangun seperti tertidut pada siang hari
52
Ibid.
53
Ibid.
37
atau (sebaliknya untuk orang yang bekerja pada malam hari) dapat
penilaian adalah gejala umum dari gangguan dalam siklus tidur. Jika
mata yang tidak cepat (tidur nonrapid eye movement, NREM) dan
terbangun. Tidur REM merupakan fase pada akhir setiap siklus tidur
54
Ibid. Riyadi, S dan Widuri. 2015. Hal 33
55
Colten RH, Altevogt MB. 2006. Sleep disorder and sleep deprivation: An unmet public health problem.
Washington, DC: The National Academic Press.
38
merupakan periode aktif dari aktivitas otak, dimana pada tahap ini
mimpi yang penuh warna, tampak hidup dan akan sangat sulit sekali
untuk dibangunkan.58
otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang tidak tidur (orang
merasa tidak enak badan, ekspresi wajah kuyu, malas bicara, dan
60
Potter & Perry. (2013). Fundamental of Nursing. 8th edition. 939 – 946. Elsevier
61
National Sleep Foundation (2015). Sleeptionary – Defenition of common sleep terms. National Sleep
Foundation. https://sleepfoundation.org/sleeptionary - Diakses November 2019.
40
yang memanjang.62
dari total tidur. Secara keseluruhan tahapan tidur dewasa muda dan
menengah terdiri dari 75-80% tidur NREM dan 20-25% tidur REM
untuk tidur dengan waktu 7-9 jam setiap malam dan mencapai
Kebutuhan tidur yang cukup tidak ditentukan dari jumlah jam tidur
yang cukup sehingga pada saat bangun tidur terasa segar kembali
dan pola tidur demikian tidak akan menganggu kesehatan akan tetapi
jika kurang tidur sering terjadi dan berlangsung terus menerus dapat
cahaya lampu ada juga yang bisa tidur apabila lampu dimatikan
63
Pitaloka RD, Utami GT, Novayelinda R.2015. Hubungan kulitas tidur dengan tekanan darah dan
kemampuan kosentrasi belajar mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
64
Alimul, A. (2015). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika.
42
mimpi buruk.
tidur total.
menambah kecemasan dan stres. Salah satu jenis stres yang sering
dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata
sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk.65 Selain itu, menurut
65
Hidayat. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
43
tidur, gangguan yang dialami pada siang hari, kualitas tidur secara
66
Ibid.
44
tidur
2.3.10 Sintesa
Kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia untuk memulihkan
2.4 Diminorea
2.4.1 Pengertian
Istilah dismenore (dysmenorrhea) berasal dari kata dalam
bahasa yunani kuno (Greek) kata tersebut berasal dari dys yang
berarti sulit, nyeri, abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea
67
Anurogo, dkk. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Andi
68
Sari, D., Adnil, E. N., & Defrin. (2015). Hubungan Stres dengan Kejadian Dismenore Primer pada
Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2),
567–570. Retrieved from https://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/301
69
Icemi & Wahyu, 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas dilengkapi Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha
Medika
70
Reeder, Martin, & Koniak Graffin. 2013. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga
Edisi 8 Vol 1. Jakarta : EGC
45
1. Faktor Internal
a. Fisik
1) Faktor konstitusi
2) Ketegangan otot
dirasakan.77
75
Yusmia Eka Febriana, 2018. Hubungan Regulasi Emosi Dengan Nyeri Saat Haid (Dismenore) Pada
Remaja. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
76
Simanjuntak, P., 2008, Gangguan Haid dan Siklusnya, Dalam: Winkjosastro H.,Saifuddin A.B.,
Rachimhadhi, T. (eds.), Ilmu Kandungan, 2nd ed., PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, pp: 229-
32.
77
Hanum, L. (2012). Manajemen Nyeri Untuk Meningkatkan Penerimaan Nyeri Kronis Pada Lansia Dengan
Intervensi Multi-Komponen Kelompok Cognitive Behavior Therapy (CBT). Diunduh pada 28 November,
2019 dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20302574-T30330 Manajemen%20nyeri. Pdf.
47
b. Psikis
1) Faktor kejiwaan
reproduksi perempuan.80
78
Handayani, Y,E dan Rahayu L,S. 2014. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Nyeri Menstruasi
(Dismenorea) Pada Remaja Putri Di Beberapa SMA Di Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Maternity and
Neonatal. Vol 1 No 4:161-171.
79
Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika.
80
Martini, R., Mulyati,S. & Fratidhina, Y. (2014). Pengaruh stres terhadap dismenore primer pada
mahasiswi kebidanan di Jakarta. Diakses pada tanggal 28 November 2019 dari
http://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/JITEK/article/view/56/49
48
tinggi.81
4) Kognitif
2. Faktor Eksternal
a. Olahraga teratur
b. Riwayat keluarga
mengalami nyeri saat haid dari pada remaja yang tidak ada
riwayat keluarga.
saat menstruasi.85
84
Icemi, Sukarni K, & Wahyu. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas dilengkapi Contoh Askep.
Yogyakarta: Nuha Medika
85
Hawari, Dadang. 2008. Menajemen Stres Cemas Dan Depresi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
Jakarta.
50
2.4.3 Patofisiologi
Peningkatan produksi prostaglandin dan pelepasannya (terutama
lebih tinggi dan memiliki kadar prostaglandin dua kali lebih banyak
(PGE2) dan hormon lain yang membuat saraf sensori nyeri diuterus
51
otot uterus.87
2.4.4 Gejala
Gejala pada dismenore sesuai dengan jenis dismenorenya yaitu:
1. Dismenore primer
2. Dismenore Sekunder
89
Reeder, S. J., Martin, Griffin, K. (2013). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, dan Keluarga.
Jakarta: EGC.
53
2.4.5 Pencegahan
Pencegahan dismenore menurut Anurogo (2011) yaitu:90
1. Menghindari stress
menjelang haid
2.4.6 Penatalaksanaan
Pengobatan seperti Pengobatan herbal, Penggunaan suplemen,
1. Dismenorea primer
90
Anurogo,D. & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid.Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
91
Reeder, S. J., Martin, Griffin, K. (2013). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, dan Keluarga.
Jakarta: EGC.
54
2. Dismenorea sekunder
struktural.
10.92 Angka 0 berarti tidak ada keluhan nyeri menstruasi atau kram
pada perut bagian bawah. Angka 1-3 berarti nyeri ringan (terasa
92
Douglas, C., Rebeiro, G., Crisp, J., dan Taylor, C. 2012. Potter & perry’s Fundamental of nursing –
australian version. Australia: Elsevier.
55
kram pada perut bagian bawah tetapi masih dapat ditahan dan
Angka 7-9 berarti nyeri hebat (terasa kram pada perut bagian
nafsu makan, mual, badan lemas, tidak kuat beraktivitas dan tidak
(terasa kram yang sangat berat pada perut bagian bawah, nyeri
mual, muntah, sakit kepala, lemas, tidak dapat berdiri atau bangun
pingsan).93
yaitu:
3. Sifat rasa nyeri adalah kram, Bersama dengan rasa nyeri, dapat
2.4.9 Sintesa
Dismenore merupakan adanya gangguan fisik pada wanita yang
pada saat menstruasi, dan nyeri tersebut bisa terjadi sebelum atau
saat menstruasi, dan nyeri tersebut bisa terjadi sebelum atau selama
dismenorea.
gangguan yang berasal dari nyeri yang mereka alami. Salah satu kemampuan
kognitif yang dapat digunakan untuk mengontrol rasa nyeri adalah efikasi
yang diharapkan.95
mengatasi stres yang muncul akibat perasaan tidak nyaman yang disebabkan
akibat kondisi tubuh yang dinilai tidak nyaman serta mengontrol emosi yang
menyebabkan stres.
dapat digunakan bersama dengan obat penghilang rasa sakit seperti endogen
94
Ninawati, J. K. (2006). Hubungan antara sikap terhadap menstruasi dan kecemasan terhadap
menarche. Jurnal Psikologi, 4(1), 38-54.
95
Velayati, K. (2013). Perbedaan efikasi diri untuk berhenti merokok pada laki-laki dan perempuan
Dewasa awal serta tinjauannya menurut agama Islam (Skripsi tidak dipublikasikan). Universitas YARSI,
Indonesia.
58
yang di dalam otak, disebut sebagai endorfin. Individu yang mengalami stres
mengalami tidur.
96
Tarwoto & Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
59
BAB III
ANALISIS
untuk mengidentifikasi masalah tiap variabel yang akan diteliti atau diamati
1. Model Teori 1
Faktor Predisposisi:
Faktor Internal
1. Fisik
2. Psikis
a. Faktor kejiawaan
b. Stress
c. Kecemasan
d. Kognitif Dismenore
Faktor Eksternal
1. Olahraga teratur
2. Riwayat keluarga
2. Model Teori 2
Faktor Penguat :
1. Menghindari stress
2. Pola makan yang teratur
3. Hindari makanana asam
dan pedas Dismenore
4. Istirahat yang cukup
5. Tidur yang cukup
6. Lakukan olahraga
Sumber : Anurogo, dkk. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Andi.
konsep satu terhadap konsep yang lainnyadari masalah yang akan diteliti. Dari
variable independent yaitu Tingkat Kecemasan, Efikasi diri, dan Kualitas Tidur
kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tingkat Kecemasan
Kualitas Tidur
61
Berdasarkan kerangka konsep diatas dan tujuan dari penelitian yang telah
berikut:
X1
X2
Y
X3
Keterangan :
yang akan dijadikan sebagai suatu paduan untuk mengukur setiap variabel berdasarkan kaedah statistic, untuk memudahkan
penelitian dan mendapatkan persepsi yang sama. Maka variabel-variabel dalam penelitian ini disajikan dalam definisi operasional
sebagai berikut :
Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional Cara Alat Ukur Hasil Skala
Ukur Ukur
Variabel Dependen
Disminore Nyeri saat menstruasi yang dialami Nyeri saat menstruasi yang dialami remaja Responde Menggunakan Tidak Ordinal
remaja puteri yang berefek buruk, putri yang berefek buruk, menyebabkan n mengisi Kuesioner mengalami
menyebabkan gangguan melakukan gangguan melakukan aktivitas sehari-hari Kuesioner dengan skala dismenore
jika skor <
aktifitas sehari-hari tanpa adanya tanpa adanya kelainan alat genetalia yang Likert
kelainan genetalia yang nyata. nyata. Indikator disminore yaitu:
Mengalam
1. Rasa nyeri timbul i
2. Memerlukan obat serta penanganan dismenore
khusus. jika skor ≥
3. Sifat rasa nyeri adalah kram
63
Variabel Independen
Tingkat Kecemasan atau anxietas adalah Cemas merupakan reaksi emosional yang Responde Menggunakan Tidak Ordinal
Kecemasa perasaan ketakutan yang merupakan timbul oleh penyebab yang tidak spesisik n mengisi Kuesioner mengalami
respon terhadap ancaman yang akan yang dapat menimbulkan perasaan tidak Kuesioner dengan skala kecemasan
datang. Dianggap berbahaya atau nyaman dan merasa terancam. Indikator Likert jika skor <
hal tersebut dapat merupakan tingkat kecemasan, yaitu:
perasaan yang ditekan ke dalam 1. Khawatir Mengalami
bawah alam sadar bila terjadi 2. Gelisah kecemasan
peningkatan akan adanya bahaya 3. Takut sendirian jika skor ≥
dari dalam. 4. Gangguan pola tidur
5. Gangguan konsentrasi
6. Keluhan-keluhan somatic
Efikasi Efikasi diri atau self efficacy Efikasi diri merupakan suatu kemampuan Responde Menggunakan Efikasi diri Ordinal
Diri adalah suatu keyakinan individu yang terkait kenyamanan individu dalam n mengisi Kuesioner tinggi jika
bahwa ia mampu melakukan mengatur kemampuannya. indikator dari kuesioner dengan skala skor <
sesuatu dalam situasi tertentu yang efikasi diri, yaitu: Likert
Efikasi diri
ditunjukkan dengan mempunyai 1. Dapat melakukan tugas
rendah jika
level atau tingkatan yang lebih 2. Memotivasi diri skor ≥
tinggi dalam menghadapi 3. Mampu berusaha
kesulitan, menilai kemampuan 4. Bertahan mengahadapi hambatan dan
berfungsi di berbagai aktivitas, dan kesulitan
64
Kualitas Kebutuhan dasar yang diperlukan Kualitas tidur adalah kemampuan untuk Responde Menggunakan Kualitas Ordinal
Tidur oleh manusia untuk memulihkan mendapatkan waktu tidur yang baik dengan n mengisi Kuesioner tidur baik
kondisi fisik dan mental yang telah tenang tanpa adanya gangguan-gangguan. kuesioner dengan skala jika skor <
dipergunakan seharian. indikator kualitas tidur, yaitu : Likert
Kualitas
1. Tidur larut malam
tidur buruk
2. Terbangun dimalam hari jika skor ≥
3. Banyaknya aktivitas sehingga kekurangan
tidur
4. Mengonsumsi minuman yang
mengandung kafein sehingga susah tidur
Ada Hubungan Tingkat Kecemasan, Efikasi Diri, dan Kualitas Tidur pada Remaja yang Mengalami Dismenore
BAB IV
METODE PENELITIAN
kecemasan, efikasi diri dan kualitas tidur pada remaja yang mengalami
tingkat kecemasan, efikasi diri, dan kualitas tidur pada remaja yang
mengalami disminore.
dan sesuai dengan variable yang mengacu pada BAB II (tinjauan pustaka).
materi atau kumpulan data yang diperoleh peneliti pada saat penelitian
independen
115 orang.
n= N
1 + N (d2)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
98
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2012.
99
Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2011
67
maka:
n = 115
1 + 115 (0,052)
n= 115
1 + 0.2875
n= 115
1.2875
n = 89.320 = 89
yang hadir.
3. Kriterian Eksklusi
uji terpakai dimana uji coba dilakukan langsung pada seluruh ibu dan
jika ada yang tidak valid dan reliable, maka butiran soal tersebut
Solution).
1. Uji Validitas
2. Uji Realibitas
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan
100
Nursalam. Meodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika ; 2014. Hal. 184.
70
Alpha yaitu nilai r hitung dilihat dari alpha dalam program SPSS
1 Parungkuda
penelitian ini.
1. Editing
2. Coding
3. Entry data
101
Hidayat A A. Op.cit. Hal 114.
102
Hidayat A A.Ibid.
103
Ibid.
72
4. Cleaning
5. Tabulating
akan diteliti. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
variabel.106
104
Ibid.
105
Ibid.
106
Sumantri A. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group ; 2013. Hal 239.
73
1. Naratif
informasi.
2. Tabel
hubungan Tingkat kecemasan, efikasi diri, dan kualitas tidur pada remaja