Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri

tentang dismenorea di SMA Negri 1 secanggang

Dosen pengampu: Dr Evi irianti,SKM,M.Kes

Disusun oleh :
Suci sindi awaris
Nim: p07524419114
Kelas : 4c

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MEDAN
TAHUN 2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Remaja putri membutuhkan informasi atau pendidikan tentang
proses dan kesehatan selama menstruasi, terutama sindrom pramenstruasi
beserta penanganan tentang disminorea. Berdasarkan hasil wawancara
kepada 30 siswi diketahui bahwa sebagian besar siswi tidak mengetahui
cara penanganan disminorea (Husna et al., 2018).
Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak
ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik,
mental, emosional, dan sosial. Perubahan paling awal muncul yaitu
perkembangan secara biologis. Salah satu tanda keremajaan secara biologi
yaitu mulainya remaja mengalami menstruasi. Menstruasi dimulai saat
pubertas dan kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak atau
masa reproduksi. Menstruasi biasanya dimulai antara usia 10 sampai 16
tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status
nutrisi dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Walaupun begitu,
pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi,
diantaranya nyeri haid / dismenore (Puji, 2010). Nyeri haid / dismenore
adalah keluhan ginekologis akibat ketidakseimbangan hormon progesteron
dalam darah sehingga mengakibatkan timbul rasa nyeri yang paling sering
terjadi pada wanita. Wanita yang mengalami dismenore memproduksi
prostaglandin 10 kali lebih banyak dari wanita yang tidak dismenore.
Prostaglandin menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus, dan pada
kadar yang berlebih akan mengaktivasi usus besar. Penyebab lain
dismenore dialami wanita dengan kelainan tertentu, misalnya
endometriosis, infeksi pelvis (daerah panggul), tumor rahim, apendisitis,
kelainan organ pencernaan, bahkan kelainan ginjal . Nyeri saat haid
menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas fisik sehari-hari. Keluhan
ini berhubungan dengan ketidakhadiran berulang di sekolah ataupun di
tempat kerja, sehingga dapat mengganggu produktivitas. Empat puluh
hingga tujuh puluh persen wanita pada masa reproduksi mengalami nyeri
haid, dan sebesar 10 persen mengalaminya hingga mengganggu aktivitas
sehari-hari. Sekitar 70-90 persen kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja
dan remaja yang mengalami nyeri haid akan terpengaruh aktivitas
akademis, sosial dan olahraganya ( Puji, 2010). Karakteristik nyeri ini
sangat khas karena muncul secara reguler dan periodik menyertai
menstruasi yaitu rasa tidak enak di perut bagian bawah sebelum dan
selama haid disertai mual disebabkan meningkatnya kontraksi uterus. Hal
ini dilaporkan sebagai dismenore. Istilah dismenore (dysmenorrhoea)
berasal dari bahasa “Greek”yang artinya dys (gangguan/nyeri)
(Husna et al,2018)

B. Tujuan
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan sebelum dan
sesudah diberikan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja
putri tentang penanganan disminorea di SMA negri 1 secanggang
menunjukkan adanya hubungan gejala saat menstruasi dengan
produktivitas melaporkan bahwa 10% pekerja wanita dengan
dismenore mengalami kesakitan yang serius akibat dismenore dan
tidak boleh bekerja. Selain itu melaporkan 52% pelajar di desa
secanggang tidak dapat melakukan aktivitas harian dengan baik
selama mengalami menstruasi. Hasil studi pendahuluan pada
sekolah SMA didapatkan bahwa siswa perempuan di sekolah
tersebut pernah mengalami nyeri haid (dismenore) dan kadang ada
yang sampai meminta ijin untuk pulang karena tidak tahan
terhadap dismenore yang mereka alami
C. Manfaat
Menjadi landasan untuk penelitian sejenis selanjutnya yang
terkait dengan dismenorea. Memberikan informasi kesehatan
reproduksi mengenai upaya penanganan dan pencegahan
dismenorea agar disrmenore yang dialami tidak menjadi lebih
berat. Sebagian besar remaja akan menangani dismenore yang
mereka alami dan ada sebagian remaja melakukan penanganan
yang terbatas seperti hanya mengoleskan minyak kayu putih atau
balsem pada daerah yang nyeri, tiduran, dan minum obat
pengurang rasa sakit yang beredar dipasaran tanpa konsultasi
dengan dokter

D. Kebaruan
Tingkat pengetahuan siswi sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan sebagian besar dalam kategori kurang yaitu 66,7 %.
Sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar
siswi dalam kategori baik yaitu 56,7%. Sedangkan sikap sebelum
diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar dalam kategori
negatif yaitu 93,3 %. Dan setelah diberikan pendidikan kesehatan
sebagian besar siswi dalam kategori positif yaitu 100,0 % dengan
nilai p value 0,000.Ada pengaruh antara tingkat pengetahuan dan
sikap remaja putri tentang penanganan disminorea di SMA negri 1
secanggang
BAB II

A. Landasan teori
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari
bahasa latin adolescere yang artinya “ tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala
memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan
periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa
apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.2 Masalah kesehatan
reproduksi remaja di Indonesia perlu mendapat perhatian yang cukup
karena masalah kesehatan reproduksi remaja seperti juga masalah
kesehatan lainnya tidak semata-mata menjadi urusan kalangan medis.
Remaja perlu mengenal tubuh dan organ reproduksi, perubahan fisik
dan psikologis, agar dapat melindungi diri dari risiko yang
mengancam kesehatan dan keselamatan fungsi organ reproduksi pada
usia remaja.Dilihat dari kependudukan, kelompok remaja yang
berusia 10-19 tahun di indonesia lebih kurang terdiri dari 57% berada
di SMA dan 43% berada di SMP. Salah satu gangguan pada
menstruasi adalah disminorrhea. Disminorrhea adalah nyeri
saat menstruasi. Kasus ini menggambarkan rasa sakit yang
alami di awal masa menstruasi. Pada 2 hari pertama mungkin
rasa sakitnya paling parah dan tidak selalu parah setiap kali
menstruasi. Sebagian perempuan ada yang mengalami rasa
sakit yang hebat, sedangkan sebagian lainnya Cuma merasakan
sakit yang tidak begitu kentara.11 Angka kejadian nyeri
menstruasi di dunia cukup besar,rata-rata lebih dari 50 %
perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di
Indonesia Sebanyak 73,4% penduduk remaja. Rata-rata lebih
dari 50% mengalami disminore pada bulan desember 2018. Di
yogyakarta pada tahun 2007 sebanyak 55% perempuan usia 15-
18 mengalami disminore pada saat menstruasi. Tetapi
gangguan tersebut tidak sama antara wanita yang satu dengan
yang lainnya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 28 oktober 2018 dengan
siswi kelas X di SMA negri 1 secanggang Didapatkan siswi
mengatakan belum mengetahui tentang penanganan disminore.
Dan kebiasaan yang dilakukan para siswi untuk megatasi
disminore adalah cukup dengan istirahat di tempat tidur atau
menahan rasa sakit dan dibiarkan saja tanpa minum obat.
Mereka mengatakan keadaan ini sangat mengganggu
konsentrasi belajar, bawaanya ingin marah terus dan malas
untuk melakukan aktifitas.(Husna et al,2018)

B. Kerangka teori

REMAJA PUTRI PENDIDIKAN


KESEHATAN

PENGETAHUAN SIKAP TERHADAP


DISMENOREA PENANGANAN

FAKTOR RESIKO
DISMENOREA

 Menghindari
 Dismenorea Primer/ 1. Belum pernah Melahirkan makanan yang
peningkatan hormone 2. Memiliki riwayat dalam mengandung
prostaglandin Keluarga kafein, alcohol
 Dismenorea Sekunder/patologi 3. Seorang perokok dan merokok
seperti kista atau tumor,Fibroad 4. Masa pubertas dini sejak  Yoga
dan lainnya usia  Pijat
5. Mengalami perdarahan berat  Relaksasi atau
atau yang tidak normal latihan
selama menstruasi pernafasan
6. Mengalami perdara  Kompres air
Gejala Dismenorea
Jika gejala dan
1. kream atau nyeri penangan tidak
mendapatkan hasil
2. Muncul 1-2 sebelum bahkan mengganggu
menstruasi 3. Rasa sakit aktifitas segeralah
terasa intens hubungi Team
Kesehatan terdekat

BAB III

A. Jenis penelitian desain


Jenis penelitian ini menggunakan quasy eksperimen dengan rancangan pre
and post test without control. Sampel dalam penelitian adalah siswi kelas
X di SMA Secanggang yang berjumlah 40 siswi yang mengaami
disminorea dari 277 siswi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
adalah dengan menggunakan total sampling dan menggunakan uji
wilcoxon. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner.

B. Tempat dan waktu lokasi


Ini dapat dibuktikan dalam penelitian yang dilakuakan oleh Suci sindi
awaris dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan dan sikap remaja putriTentang dismenorea di SMA
negri 1 secanggang ” dimana dalam penelitian tersebut dapat dibuktikan
dengan perubahan sikap yang dialami oleh responden setelah diberikan
pendidikan kesehatan.

C. Populasi dan sampel


Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas lV SMA yang terdiri atas 6 kelas

Data siswa kelas IV

NAMA SMA Jumlah siswa kelas IV


SMA IPA 1 20
SMA IPA 2 16
SMA IPA 3 30
SMA IPS 1 15
SMA IPS 2 25
SMA IPS 3 30
JUMLAH 136

Berdasarkan jumlah ke 6 kelas SMA ada tiga kelas yang di uji


homogenetis dan normalitas dengan hasil data berdistrubusi normal dan
homegen yaitu kelas ipa 3
 Sampel
Penelitian ini adalah siswa kelas IV SMA sebagai keluhan nyeri
pada dismenorea.

D. Instrumen penelitian
 Kuesioner
 Observasi
 Wawancara
E. Prosedur kerja penelitian
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data antara lain
sebagai berikut :
 Sumber Data primer merupakan data sumber pertama yang
diperoleh dari individu atau secara perorangan, contohnya melalui
hasil wawancara atau dari hasil pengisian lembar kusioner yang
diberikan peneliti kepada responden atau subjek sasarannya.
 Tahap Persiapan Tahap persiapan dalam penelitian ini dimulai dari
bulan maret yaitu dimulai dari persiapan :
a. Sebelum memulai penelitian, peneliti terlebih dahulu
mengajukan surat permohonan izin kepada Kepala sekolah
SMA negri 1 secanggang

F. Analisis data
Analisis data merupakan kegiatan dalam penelitian dengan melakukan
analisis data yang meliputi persiapan, tabulasi dan aplikasi Data yang
kemudian di peroleh kemudian diolah dan dianlisis melalui tahapan –
tahapan :
 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dahulu untuk menguji keselarasan akan
kepastian data yang diperoleh. Pengujian normalitas dapat diuji
dengan bantuan menggunakan konsener. Uji normalitas dilakukan
pada data pretest dan posttest
G. Kerangka konsep

KERANGKA KONSEP

PENGETAHUAN REMAJA

PENDIDIKAN
KESEHATAN
SIKAP REMAJA DISMENOREA

H. Definisi opisional
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari
bahasa latin adolescere yang artinya “ tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala
memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode
lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah
mampu mengadakan reproduksi. Pada penelitian ini sikap remaja putri
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan menjadi meningkat
dari kategori negatif ke kategori positif. Hal ini dipengaruhi oleh
pengalaman pribadi dan tidak adanya penyuluhan kesehatan tentang
kesehatan sistem reproduksi dalam ruang lingkup di sekolah. lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya
yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok, dan sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat juga dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Biasanya siswi
melakukan apa yang biasa dilakukan ketika mengalami dismninore tanpa
adanya pengetahuan tentang penanganan dismninorea sebelumnya. Oleh
karena itu pemberian pendidikan kesehatan bagi siswi sangat bermanfaat
untuk menambah wawasan mengenai penanganan disminore

Anda mungkin juga menyukai