PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Ciri khas kedewasaan
seorang wanita pada masa remaja dimulai dengan menstruasi. Menstruasi atau
memiliki efek negatif pada kualitas kehidupan wanita dan keluarga, salah
yaitu usia 20 tahun sampai 24 tahun. Sifat nyeri saat menstruasi mulai dari
paling terasa pada hari ke 2 dan ke 3. Nyeri yang dirasakan pada hati pertama
atau hari kedua menstruasi atau pada hari pertama pada 24-36 jam pertama, hal
mual, muntah, diare, sakit kepala, lemas, dan nyeri punggung sehingga dapat
menurunkan konsentrasi dalam belajar.8 Nyeri saat haid juga dapat menganggu
aktivitas sosial karena saat mengalami nyeri, penderita cenderung diam bahkan
1
2
tidak ingin berinteraksi dengan orang lain, atau justru cenderung lebih emosi.9
Dismenore adalah gangguan menstruasi yang paling umum (93%) pada sampel
kami, diikuti oleh PMS (65%), dan siklus abnormal (43%).4 Angka prevalesi
5
dismenorea di Euthopid mencapai 69,5%. Sedangkan di Negara palestina,
Indonesia dari derajat ringan sampai berat mencapai 74,1%. Sekitar 50%
endorphin, Hal itu menjadi analgesic non spesifik pada perempuan dengan
rendah aktivitas fisik maka semakin tinggi tingkat dismenore 12. Menurut hasil
didapatkan hasil bahwa wanita dengan aktivitas fisik yang rendah beresiko
Dalam penelitian ini, peneliti membidik salah satu asrama putri yang
Berdasarkan hasil penelitian Heba A, Et all pada 956 remaja putri di Palestina
disibukkan dengan kegiatan perkuliahan yang beragam dari pagi hingga sore,
baik akademik maupun organisasi. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha
B. Rumusan Masalah
Kesehatan reproduksi pada remaja saat ini masih perlu menjadi perhatian.
dirasakan remaja saat mengalami menstruasi, salah satunya adalah nyeri haid
tahun 2016, wanita dengan aktivitas fisik yang rendah beresiko 0,39 kali
rendah aktivitas fisik maka semakin tinggi tingkat dismenore. Berdasarkan latar
belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dismenorea.
2. Manfaat Praktis
dismenorea
mengenai dismenorea
F. Keaslian Penelitian
gangguan saat KBM. Perbedaan penelitian ini adalah judul, tempat, waktu,
primer. Perbedaan penelitian ini adalah judul, tempat, waktu, dan jenis
analitik
primer dengan tingkat aktivitas fisik konsumsi fast food, sedangkan tidak
perokok pasif. Perbedaan penelitian ini adalah judul, tempat, waktu, dan
variabel independent.15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1) Menstruasi
a. Pengertian
endometrium uterus.16 Kondisi ini terjadi karena tidak ada pembuahan sel
adalah 28-35 hari dan lama haid antara 3-7 hari. Siklus menstruasi pada
wanita dikatakan tidak normal jika siklus haidnya kurang dari 21 hari
atau lebih dari 40 hari. 17 Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari
b. Proses Menstruasi
9
10
Telur ini akan ditangkap oleh rumabii di tuba falopii, dan dibungkus
oleh korona radiate yang akan memberi nutrisi selama 48 jam. Folikel
cairan (fase sekresi). Bila tidak terjadi pertemuan antara sperma dan sel
dalam waktu 3-7 hari dengan jumlah darah hilang sebanyak 50-60 cc
umum (93%) pada sampel, diikuti oleh PMS (65%), dan siklus
dari derajat ringan sampai berat mencapai 74,1%. Sekitar 50% wanita
2) Dismenorea
a. Pengertian
terdiri atas “dys” berarti sulit, “meno” berarti bulan, dan “rrhea”
kegiatan olahraga. 20
yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan
hingga berat pada abdomen bagian bawah, daerah pinggang dan sisi
medial paha. Jadi dismenore dapat disimpulkan rasa nyeri pada saat
b. Klasifikasi Dismenorea
1) Nyeri Spasmodik
sebelum masa haid atau segera setelah masa haid mulai. Banyak
2) Nyeri Kongestif
1) Dismenore Primer
darah menstruasi. 23
2) Dismenore Sekunder
buruk.
dan dirasakan paling berat pada hari pertama atau kedua bersamaan
menstruasi.24
scale (NRS), verbal rating scale (VRS), visual analog scale (VAS) dan
faces rating scale (FRS) . Numeric Rating Scale (NRS) merupakan salah
15
satu alat yang digunakan untuk mengukur intesitas nyeri. Alat ukur ini
pengganti alat pendiskrisi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan
tingkatan 1 sampai 3
tingkatan 4 sampai 6
e. Penyebab Dismenorea23
1. Prostaglandin
pula gejala umum lain seperti diare, nausea, muntah, dan flushing.
2. Faktor endokrin
Saraf uterus adalah saraf otonom yang memiliki dua reseptor, yaitu
menjadi nyeri.
4. Vasopresin
5. Psikis
f. Etiologi Dismenorea
diinduksi oleh adanya lisis endometrium dan rus aknya membran sel
peredaran darah, maka selain dismenorea timbul pula diare, mual, dan
yaitu mekanis, suhu dan kimiawi. Rasa nyeri dapat dirasakan melalui
somatik dan otonom, respon endokrin, dan perubahan emosional. Hal ini
19
1) Usia
2) Usai menarche
3) Lama menstruasi
4) Aktivitas fisik
teman.
turun tangga.
kegiatan yang berbeda-beda pada saat bekerja dan pada saat libur.
IPAQ mencakup empat area aktivitas fisik yaitu aktivitas fisik pada
dalam kategori yang terpisah dan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian
kategori 2 atau 3
1500 MET-menit/minggu
berikut :
⦋(8xP2xP3)+(4xP4xP5)+(3,3xP6xP7)+(8XP8xP9+(4xP10Xp11)+
(3,3xP12xP13)+(8xP14xP15)+(4XP16xP17)+(4XP18xP19 +
(3,3XP20XP21) +(8XP22XP23) +(4XP24XP25)+(3,3XP26XP27)
24
B. Landasan Teori
sebelum dan selama haid, sering kali disertai rasa mual sehingga
bahwa wanita dengan aktivitas fisik yang rendah beresiko 0,39 kali
dismenore pada wanita yang memiliki aktivitas fisik rendah atau tidak
paru dan pembuluh darah yang baik maka berbagai sistem dalam
terjadi dismenore primer, nyeri akan berkurang karena darah dan oksigen
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
antara tingkat aktivitas fisik dengn tingkat dismenorea, yaitu semakin tinggi
METODE PENELITIAN
resiko dengan faktor efek. Penelitian ini mencari hubungan tingkat aktivitas
fisik dengan tingkat dismenorea pada mahasiswi di asrama putri, dengan faktor
dismenorea.31
rancangan cross section, untuk memperoleh data yang lebih lengkap yang
berbagai tingkatan umur. Pada desain ini pengumpulan data sekaligus pada
saaat (point time approach) sehingga tiap subjek penelitian hanya diobservasi
sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap variable subjek pada saat
penelitian ini mencari hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan tingkat
dismenorea.
26
27
1. Populasi
2. Sampel
(1,96)2 .𝑥 0,88(0,12)
n = (0,1)2
= 40,56 ≈ 41 orang
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria Ekslusi
D. Variabel Penelitian
yang berubah dari satu subjek ke subjek yang lain 31. Adapun variable
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
diteliti.
penghilang rasa
nyeri, tanpa perlu
meninggalkan
pekerjaannya.
Terdapat pada
skala nyeri
dengan tingkatan
4-6
d. Dismenorea
berat: perlu
istirahat beberapa
hari dan dapat
disertai sakit
kepala, kemeng
pinggang, diare
dan rasa tertekan.
Dismenorea berat
terdapat pada
skala 7-10
2 Aktivitas Aktivitas fisik sehari- Ordinal a. Aktivitas fisik
Fisik hari meliputi berjalan, Ringan (<600
berlari, oalahraga, dan MET-
lain-lain yang menit/minggu)
dilakukan responden b. Aktivitas fisik
sebelum penelitian sedang (600-3000
Menggunakan alat MET-
ukur internasional menit,minggu)
Physical Activity c. Aktivitas Fisik
Quessioner (IPAQ) Berat (>3000 MET-
yang di modifikasi menit/minggu)
dalam penelitian
Janatin (2013) dalam
penelitian Annisa
Tristiana (2017)
31
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer
G. Instrumen Penelitian
sebagai berikut:
bahasa Inggris memeliki hasil uji reliabilitas yang baik dengan korelasi
bersifat reliable.
kategori 2 atau 3
1500 MET-menit/minggu
digunakan untuk mengukur intesitas nyeri. Alat ukur ini dianggap dan
pengganti alat pendiskrisi kata. Dalam hal ini, kilen menilai nyeri
25
dengan menggunakan skala 0-10. Alat ukur ini digunakan saat
3. Kuesioner
dismenora
H. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
Gondokusuman
2. Tahap pelaksanaan
fisik.
3. Tahap akhir
Tahap akhir dari penelitian ini adalah membuat laporan tertulis tentang
I. Manajeman Data
1. Editing
gugur
2. Skoring
sebagai berikut:
sesuai dengan skala ukur Numerik Rating Scale (NRS). Hasil skoring
3. Coding
kalimat atau huruf menjadi data atau angka atau bilangan. Adaapun
a. Umur responden
1) <20 :1
2) ≥20 :2
c. Dismenorea
1) Dismenorea berat :1
2) Dismenorea sedang :2
3) Dismenorea ringan :3
4) Tidak Dismenorea :4
3. Memasukkan data
4. Tabulating
J. Analisis Data
1. Analisis Univariabel
𝑓
P=𝑛 x 100%
Keterangan
n = ∑ sampel total
2. Analisis Bivariabel
antar variable.33
Keterangan
Rxy : Coeficien Correlation aktifitas fisik dan dismenorea
N : Banyaknya subjek
X : Nilai aktifitas fisik
Y : Nilai dismenorea
Dari uji statistik ini dapat disimpulkan adanya hubungan dua
K. Etika Penelitian
Notoadmodjo, meliputi32:
1. Inform Consent
ditimbulkan
peneliti akan membuat inisial pada setiap subjek yang masuk dalam
penelitian.
akan berbuat jujur dalam mengumpulkan bahan, data dan metode sesuai
prosedur penelitian
5. Legalitas
K. Kelemahan penelitian
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik usia
penelitian ini berusia lebih dari atau sama dengan 20 tahun, yaitu sebesar
82%.
41
42
Dismenorea Sedang 22 44
Dismenorea Ringan 12 24
Tidak Dismenorea 7 14
Jumlah 50 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
P-Value Coeffisensi
Variabel
Correlation
Tingkat Aktivitas Fisik dan 0.036 -0.298*
Tingkat dismenorea
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
penelitian ini adalah 0.036 atau < 0.05 dengan demikian dapat
B. Pembahasan
negatif yang lemah, artinya semakin tinggi tingkat aktivitas maka semakin
rendah tingkat dismenorea. Hal ini senada dengan penelitian Abebaw et.al
AOR (95% CI) =0.399 (0.19, 0.85), yang artinya sesorang yang memiliki
Hal ini sejalan dengan Penelitian Fajaryati tahun 2012 yang berjudul
skala interval, hal itu sama dengan variable dependen dalam penelitian ini
hipotesis korelasi Kendal tau dan dan didapatkan hasil koefisien korelasi
semakin rendah aktifitas fisik maka tingkat dismenore akan semakin berat
dan sebaliknya didapatkan hasil bahwa semakin rendah aktivitas fisik maka
Yuniarti menggunakan skala ukur interval, hal itu seperti dalam penelitian
45
ini, yang juga memiliki variable dependen dengan skala ukur interval, yaitu
tingkat dismenorea.
Hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian Nada Ismalia yang
antar variable. Hal itu berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan
variable dependen dengan skala ukur interval, yang dapat mengetahui arah
maka berbagai sistem dalam tubuhnya dapat bekerja secara optimal untuk
kebutuhan tubuh. Saaat tubuh melakukan aktivitas fisik, maka akan terjadi
arterinya hanya naik 20-40 mmHg. Hal itu dikarenakan adanya pelebaran
stimulus yang merangsang resptor rasa nyeri, yaitu mekanis, suhu dan
Beberapa zat kimia yang merangsang jenis nyeri kimiawi salah satunya
harus dengan durasi yang lama atau dengan biaya yang banyak, cukup
aktivitas aerobic selama 150 menit (1 jam 30 menit) per minggu atau 75
menit (1 jam 15 hari) per minggu untuk kegiatan berlari kecil, melakukan
penguatan semua otot terutama kaki, punggung, perut dada, bahu dan
lengan, seperti olahraga sit-up, push up, atau back-up, bersepeda dan lari-
lari kecil. 34 Pada anak-anak dan remaja kegiatan aktivitas fisik bermanfaat
untuk perbaikan peredaran darah dan kebugaran otot, kesehatan tulang dan
Jenis olahraga lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri
menurunkan rasa nyeri yang dialami. Dalam penelitian Suparto tahun 2011
tidak ada responden yang mengalami nyeri dismenorea berat dan prevalensi
saat menstruasi. 36