Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA REMAJA DAN PRANIKAH

Nn. C USIA 12 TAAHUN DENGAN DISMENORE


DI PMB SITI ZUBAIDAH GAMPING SLEMAN

Disusun Oleh:
Risma Oktavia Ningsih
P07124520087
Latar Belakang
Prevalensi nyeri menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif. Pada umumnya tidak berbahaya,
namun seringkali dapat mengganggu bagi wanita tersebut. Derajat nyeri dan kadar gangguan akan tidak sama
untuk setiap wanita.22 Sedangkan disminore di Yogyakarta yang dialami perempuan pada masa reproduksi
sebanyak 52%.

Disminore dapat menimbulkan dampak bagi kegiatan atau aktivitas para wanita khususnya remaja. Jika
seseorang siswi mengalami disminore,aktivitas belajar mereka di sekolah terganggu dan tidak masuk sekolah.
Seorang siswi yang mengalami disminore tidak dapat berkonsentrasi belajar dan motivasi belajar akan menurun
karena disminore yang dirasakan pada proses belajar mengajar. Dismenorea adalah nyeri selama menstruasi
yang disebabkan adanya jumlah prostaglandin F2α yang berlebihan pada darah menstruasi, yang merangsang
hiperaktivitas uterus dan terjadinya kejang otot uterus. 7
Tujuan

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada remaja


dengan dismenorea dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan
manajemen kebidanan dan pendokumentasian menggunakan SOAP.
Manfaat

 Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman secara langsung,
sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang didapat selama pendidikan. Selain itu,
menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan dalam kasus dismenorea Pada
Remaja.
 Manfaat Praktis
Laporan studi kasus ini dapat menjadi tambahan bahan pustaka agar menjadi sumber
bacaan sehingga dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi mahasiswa terhadap
tata laksana kasus remaja dan pranikah khusunya dismenorea pada remaja
Manfaat bagi Lahan Praktik
Dapat meningkatkan pelayanan asuhan pada remaja dan pranikah sesuai SOP yang sudah
ada.
PEMBAHASAN
Pengkajian
Dari data identitas diketahui Nn. C berusia 12 tahun, menurut WHO, BKKBN, serta
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014 Nn. C dapat dikategorikan remaja.
Dari data riwayat kesehatan, didapat Nn C tidak memiliki riwayat penyakit menular,
menurun, dan menahun. Nn C mendapatkan menarche pada usia 11 tahun, haid teratur
setiap bulan selama 6 hari dan merasakan nyeri perut di hari pertama haid dan terkadang
nyeri sampai ke pinggang namun masih bisa beraktivitas, ibunya juga memiliki riwayat nyeri
saat haid. Keluhan yang dialami sesuai dengan tanda dari gangguan haid (dismenore) yaitu
nyeri kram pada daerah perut dan terjadi pegal di pinggul hingga ekstremitas karena
produksi zat prostalgandin hal ini mulai terjadi 24 jam sebelum terjadi perdarahan dan
dapat bertahan selaman 24-36 jam.1 .Tanda-tanda pubertas seperti perubahan bentuk
payudara, pertumbuhan rambut di area ketiak dan kewanitaan sudah mulai ada.
Dari pola nutrisi diketahui bahwa asupan makanan sudah baik makan 3 kali sehari
lengkap dengan nasi, sayur, lauk. Pola istirahat sudah baik memiliki waktu tidur
rata-rata 8 jam perhari. Pola aktivitas Nn C banyak berada di dalam rumah karena
belajar secara online dan Nn C jarang untuk berkumpul dengan teman sebaya.

Dari data objektif tanda vital Nn C tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi dalam
batas normal, RR 19 x/menit, N 78 x/menit, TB 146 cm BB 60 kg Lila 30 cm. dan
IMT 28,15 kg/m2. Sesuai dengan ketentuan Kemenkes RI, remaja yang memiliki
IMT > 27.0 termasuk dalam kategori kelebihan berat badan tingkat berat.7
Berdasarkan hal tersebut Nn. C termasuk dalam kategori gemuk. Seseorang yang
mengalami kegemukan atau obesitas biasanya mengalami peningkatan resiko
terserang berbagai penyakit dan gangguan kesehatan seperti nyeri pinggang dan
gangguan saat haid.7
Analisis

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, dapat dibuat analisis atas


permasalahan tersebut yaitu Nn. C mengalami dismenore primer ringan.
Karena Nn C mengatakan nyeri haid dirasakan saat pertama kali datang
bulan atau menarche dan termasuk kategori ringan karena nyeri yang
dirasakan berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja
sehari-hari.9,11
Penatalaksanaan
Dilakukan penatalaksanaan dengan memberikan konseling tentang dismenore,
seperti penyebab dismenore, faktor yang menyebabkan dismenore dan cara
mengatasinya (dengan kompres air hangat). Memberikan KIE tentang pemenuhan
Gizi pada remaja, Perilaku Hidup Bersih Sehat yang dapat dilakukan antara lain
cuci tangan dengan sabun dan air bersih, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari
dan melakukan aktivitas fisik. Memberikan KIE tentang kesehatan reproduksi
termasuk tanda-tanda pubertas pada remaja dan menganjurkan untuk melakukan
olah raga secara teratur.
Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang
meliputi konseling holistik, pola hidup sehat, pengompresan
menggunakan air hangat pada bagian yang nyeri, meningkatkan
konsumsi sayuran, buah-buahan, daging dan ikan sebagai sumber
makanan yang mengandung vitamin B6. Perlu dijelaskan pada penderita
bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya bagi
kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara
hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Memberikan
edukasi mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup dan olahraga. 17
JOURNAL READING
Identifikasi Jurnal
Judul Jurnal : Pengaruh Terapi Kompres Hangat terhadap
Nyeri Haid (Dismenorea) pada Siswi SMK Perbankan
Simpang Haru Padang
Penulis : Asmita Dahlan dan Tri Veni Syahminan
Instansi : STIKes Ranah Minang Padang, Sumatra Barat
Tahun Terbit : 2017
Abstrak
Latar belakang : Kontraksi otot perut yang terjadi terus menerus akibat keluarnya darah saat menstruasi
menyebabkan nyeri dismenorea. Prevelensi dismenorea sangat tinggi, sekitar 50 % remaja putri. Di Indonesia
angka kejadian dismenorea terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Banyak
remaja yang tidak masuk sekolah karena dismenorea. Pemberian kompres hangat akan melebarkan
pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah lokal yang mengakibatkan relaksasi kemudian dapat
menurunkan nyeri.
Metode : Jenis penelitian ini pra-eksprerimen one goup pre-post test. Pengumpulan data telah dilakukan
pada bulan April – Mei 2015. Populasi pada penelitian ini siswi SMK Perbankan Simpang Haru Padang yang
mengalami dismenorea. Sampelnya 16 responden teknik pengambilan dengan secara purposive sampling.
Data dianalisis menggunakan paired t-test.
Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata nyeri responden sebelum diberikan kompres hangat
adalah 5.60 dengan standar deviasi 1.549, rata-rata nyeri responden setelah diberikan kompres hangat
adalah 2.62 dengan standar deviasi 1.204, terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah
dilakukan kompres hangat dengan p = 0,000 dimana p < 0,05.
Kesimpulan : Kompres hangat dapat menurunkan tingkat nyeri dismenorea pada siswi SMK Perbankan
Simpang Haru Padang. Oleh karena itu direkomendasikan pada tenaga kesehatan kompres hangat sebagai
salah satu cara alternatif non-farmakologi untuk mengurangi nyeri dismenorea.
Pendahuluan
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam arti psikologis,
tetapi juga fisik. Selanjutnya mulai berfungsinya alat-alat reproduksi ( ditandai dengan haid pada
wanita ) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh, diantara tanda-tanda sekunder tersebut
salah satunya haid (menstruasi) dan beberapa remaja mengalami gangguan pada saat haid yaitu
mengalami nyeri pada saat haid (disminorea). Dismenorea ditandai oleh nyeri keram yang dimulai
sebelum atau segera setelah awitan aliran menstruasi dan belanjut selama 48 hingga 72 jam.
Menurut beberapa laporan Internasional prevelensi dismenorea sangat tinggi dan setidaknya 50%
remaja putri mengalami dismenorea sepanjang tahun reproduktif. Hasil studi terbaru menunjukan
bahwa hampir 10% remaja yang dismenorea mengalami absen sekolah dan absen kerja 1-3 hari
per bulan atau kemampuan remaja dalam melakukan tugas sehari-hari akibat nyeri hebat. Di
Indonesia angka kejadian dismenorea terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36%
dismenorea sekunder. Usaha untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri biasanya
menggunakan pengobatan farmakologi dan non-farmakologi. Pengobatan farmakologi pada
dismenorea dapat menggunakan obat analgetik pada dosis biasa mempunyai efek samping antara
lain mual, muntah, konstipasi, kegelisahan dan rasa ngantuk.
Metode
Metode penelitian ini dilakukan dengan metode pra eksperimen dengan rancangan
one group pretest-postes. Penarikan sampel melalui metode purposive sampling
dengan sampel berjumlah 16 orang padda remaja putri. Kriteria sampel adalah remaja
putri yang mengalami dismenorea dan yang belum pernah mendapatkan terapi
kompres hangat sebelumnya.
Variabel independen adalah terapi kompres hangat. Variabel dependen adalah
pengukuran skala nyeri dismenorea. Pengambilan data dilakukan pada satu kelompok
responden yang mengalami dismenorea di SMK Perbankan Simpang Haru Padang.
Pengukuran dilakukan pad saat nyeri haid pertama selama 20 menit untuk mengetahui
tingkat nyeri sebelum dan setelah melakukan terapi kompres hangat.
Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini, dari 16 responden sebagian besar merupakan remaja pertengahan (16
tahun) yaitu sebesar 56. Umur merupakan variabel yang mempengaruhi nyeri terutama pada
anak dan orang dewasa. Umur juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nyeri,
semakin besar umur seseorang maka semakin bisa mengendalikan nyeri, hal ini terlihat pada
hasil penelitian yaitu siswi yang berusia 17 tahun berada pada kategori agak mengganggu.
Sebelum dilakukan kompres hangat, tingkat nyeri paling banyak ada pada kategori sangat
mengganggu yaitu sebanyak 44%, setelah dilakukan kompres hangat selama 20 menit tingkat
nyeri menjadi berkurang yaitu pada tingkatan sedikit sakit (56%). Terdapat perbedaan nilai
rata-rata nyeri siswi sebelum diberikan terapi kompres hangat adalah sebesar 6.50
danmengalami penurunan setelah diberikan terapi kompres hangat 2.62. Ini menunjukan
penurunan nilai dari tingkat nyeri setelah diberikan perlakuan terapi kompres hangat. Hasil uji
statistik dengan menggunakan uji paired t-test didapatkan nilai pvalue = 0.000 (p < 0.05). Hal
ini menunjukan bahwa terapi kompres hangat berdampak positiv dalam menurunkan nyeri
dismenorea sehingga menjawab hipotesa yaitu Ha diterima.
Nyeri dismenorea dapat berkurang dengan terapi non-farmakologi berupa kompres
hangat yaitu memberikan rasa aman pada pasien dengan menggunakan cairan atau
alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Hal ini
berakibat terjadi pemindahan panas ke perut sehinga perut yang dikompres
menjadi hangat, terjadi pelebaran pembuluh darah di bagian yang mengalami nyeri
serta meningkatnya aliran darah pada daerah tersebut sehingga nyeri dismenorea
yang dirasakan akan berkurang atau hilang.

Secara non-farmakologis Kompres hangat sangat bermanfaat dalam penurunan


nyeri dismenorea dimana terjadinya relaksasi otot serta mengurangi iskemia uterus
sehingga nyeri dapat berkurang atau hilang. Kompres hangat sangat efektif
dilakukan untuk mengurangi nyeri dismenorea karena tidak memerlukan biaya yang
banyak, waktu yang lama, dan kerja fisik yang berat tetapi harus tetap hati-hati
karena air yang terlalu panas dapat mengakibatkan iritasi pada kulit.
Telaah Jurnal
Kesimpulan

Jurnal ini menunjukan bahwa setelah dilakukan kompres hangat selama


20 menit pada siswi SMK Perbankan yang mengalami nyeri haid
(dismenore) terjadi penurunan nyeri dismenore.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai