Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NIFAS NORMAL

PADA NY. E DENGAN SENAM NIFAS DI TPMB


HERAWATI PLORIDA, S.Tr.Keb, Bdn
KOTA JAMBI TAHUN 2023

OLEH:
DITA AWALIAH R.F

www.traditionalmedicine.com
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Nifas

Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir


ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
Pengertian hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
namun secara keseluruhan baik secara fisiologi maupun
psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah, dkk,
2013).

www.traditionalmedicine.com
Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologis Masa
Masa Nifas Nifas

Kebutuhan Dasar Ibu Asuhan Nifas


Nifas

www.traditionalmedicine.com
Latihan Senam Nifas Manajemen Kebidanan Evidenbase (EBM)

www.traditionalmedicine.com
TINJAUAN KASUS

www.traditionalmedicine.com
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Data Dasar

Tahap pengkajian diawali dengan melakukan pengumpulan data melalui anamnesis yang meliputi identitas
pasien, data biologis atau fisiologis yang berupa riwayat kesehatan dan penyakit yang lalu, riwayat
reproduksi, pemeriksaan fisik serta pemenuhan kebiasaan sehari – hari yang berpedoman pada format
pengkajian yang tersedia.

Berdasarkan data subjektif dan objektif yang penulis dapatkan pada kasus Ny. E umur 32 tahun ibu nifas hari
ke- 14, ibu mengatakan tidak ada keluhan hanya badan pegal- pegal. Ibu tidak pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran, ibu tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi , asma, jantung, diabetes, tidak ada
riwayat penyakit menular seksual, dan tidak ada riwayat mengkomsumsi obat – obatan. Didapatkan berat
badan ibu 55kg, tinggi badan : 158 cm, dan pemeriksaan fisik dengan keadaan umum ibu baik, TD: 110/70
mmHg, N: 80x/i, S: 36,6°C, P: 18x/i, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, vena jugularis, tidak ada
riwayat penyakit serius bawaan maupun penyakit turunan, dan pada pemeriksaan penunjang didapatkan
bahwa kadar Hb: 12 gr/dL.
A. Identifikasi Data Dasar

Tujuan pemberian asuhan pada masa nifas yaitu untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik
maupun psikologis, mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, cara dan
manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari dan memberikan pelayanan KB .

Berdasarkan uraian di atas pada Ny. E nifas normal hari ke- 14 ibu dalam keadaan normal hanya pegal-
pegal, dan penulis tidak menemukan hambatan karena pada saat pengumpulan data, pasien bersedia
memberikan informasi atau data yang ada hubungannya dengan asuhan nifas normal sehingga
memudahkan dalam pengumpulan data.
Dengan demikian apa yang dijelaskan pada konsep dasar dan yang ditemukan pada studi kasus secara
garis besar tidak ada kesenjangan.
B. Interpretasi Data Dasar

Berdasarkan dalam konsep dasar bahwa dalam menengakkan suatu diagnosa /masalah kebidanan
harus berdasarkan pada pendekatan asuhan kebidanan yang di dukung dan di tunjang oleh
beberapa data baik data subjektif dan objektif.
Adapun diagnosa masalah aktual yang diidentifikasi pada Ny. E adalah nifas normal hari ke-14
dengan senam nifas.

Pada Ny. E tidak ada keluhan hanya pegal- pegal dengan kebutuhan senam nifas. Dengan
demikian secara garis besar tampak adanya persamaan antara teori dan tidak ada kesenjangan
dengan duagnosis aktual yang ditegakkan sehingga memudahkan memberikan tindakan
selanjutnya.
B. Masalah Potensial

Langkah ketiga merupakan langkah melakukan identifikas masalah potensial. Pada langkah ini
penulis mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis /
masalah yang sudah diidentifikasi.

Pasca melahirkan, kondisi nyeri bisa timbul karena posisi melahirkan yang berlangsung lama
sehingga menyebabkan nyeri otot dan kekakuan pada sendi. Selain itu perubahan hormon juga
sedikit banyak mempengaruhi rasa nyeri pada persendian. Bila tidak dilakakukan penanganan
maka akan menyebabkan nyeri yang berlanjut dan mengganggu aktivitas ibu. Manajemen
kebidanan post partum yang tidak baik, bisa saja menyebabkan ibu mengalami satu ataupun
sekian banyak dari tanda bahaya masa nifas.
Dengan demikian penerapan teori dan manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus Ny. E tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.
D. Tindakan Segera

Pada kasus Ny. E dimana dari hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis dengan Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
80x/menit, suhu 36,6°C, pernapasan 18x/menit tidak di perlukannya
tindakan segera atau kolaborasi kepada ibu karena keadaan atau kondisi
pada ibu tidak dalam kegawatdaruratan.
E. Rencana Asuhan

Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan perencanaan secara menyeluruh


terhadap masalah dan diagnosa yang ada. Dalam proses perencanaan asuhan secara
menyeluruh juga dilakukan identifikasi beberapa data yang lengkap agar pelaksanaan
secara menyeluruh dapat berhasil. Pada kasus Ny. E dilakukan perencanaan seperti
informed consent, beritahu ibu hasil pemeriksaan, beritahu ibu pendidikan kesehatan masa
nifas seperti: jaga kebersihan dan sering mengganti pembalut, beritahu ibu tanda bahaya
masa nifas, beritahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan tidak pantang maka,
beritahu ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya, anjurkan dan
ajarkan ibu untuk melakukan senam nifas, berikan konseling KIE pada ibu dan beritahu
ibu untuk melakukan kunjungan ulang bila terdapat keluhan.
E. Pelaksanaan Asuhan

Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan pada wanita prakonsepsi dengan anemia
merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan asuhan menyeluruh (Varney, 2004).
Pada langkah ini pelaksanaan ini dilakukan dan dikerjakan sesuai rencana asuhan yang
telah dibuat.
Dari rencana asuhan di berikan penjelasan mengenai memberitahu ibu pendidikan
kesehatan masa nifas seperti menjaga kebersihan diri dan sering mengganti pembalut,
memberitahu ibu tanda bahaya massa nifas, memberitahu ibu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dan tidak pantang makan, memberitahu ibu untuk memberikan ASI
secara eksklusif kepada bayinya.
Hal ini sejalan dengan penelitian Fatihatul (2020) dengan judul Personal Hygiene pada Masa Nifas dimana
menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi baik pada luka jahitan maupun kulit.
Jika seorang ibu postpartum tidak melakukan personal hygiene dengan baik akan terjadi infeksi pada masa
nifas yaitu terjadinya peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat- alat genetalia.
kebersihan diri ibu sangat membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada
ibu.

Memberi tahu ibu tanda bahaya massa nifas juga sejalaln dengan buku KIA (2016) dimana tanda bahaya masa
nifas yaitu: pendarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan
kaki, atau sakit kepala dan kejang- kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak, merah disertai rasa
sakit,iIbu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi).
Pada Ny. E menganjurkan dan mengajarkan untuk melakukan senam nifas dimana Menurut
Sophia, dkk (2021) Senam nifas merupakan salah satu asuhan pada masa nifas yang dilakukan
untuk mengembalikan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa hamil dan persalinan,
yaitu mempercepat penurunan tinggi fundus uteri, melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi
infeksi puerperium, meningkatkan fungsi gastrointestinal dan alat kelamin, peningkatkan
kelancaran sirkulasi darah untuk membantu pengeluaran sisa metabolism maupun produksi ASI
dan mencegah komplikasi perdarahan lanjut.
Hal ini sejalan dengan penelitian Theresia Mindarsih, dkk (2020) dengan judul Pengaruh Senam
Nifas Pada Ibu Postpartum Terhadap Involusi Uterus Di Wilayah Kerja Puskesmas Alak Senam
nifas merupakan latihan atau gerak jasmani yang dilakukan sedini mungkin sehabis melahirkan
berfungsi untuk mengembalikan kondisi kesehatan, mempercepat penyembuhan, mencegah
komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot-otot setelah kehamilan, terutama
pada otot-otot bagian punggung, dasar panggul, dan perut. Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh senam nifas pada ibu postpartum terhadap proses involusi uterus di Puskesmas Alak kota
Kupang. Hasil penelitian ini didapatkan 26 responden (81,2%) dan 6 responden (18,8%) dengan
penurunan tinggi fundus uterinya sesuai. Hasil analisis uji chi square menunjukkan nilai signifikan
(ρ = 0,000) artinya ada pengaruh signifikan antara kelompok ibu yang melakukan senam nifas dan
tidak melakukan senam nifas dalam proses involusi uterus di Puskesmas Alak. Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukkan ada pengaruh senam nifas pada ibu postpartum terhadap proses
involusi.
Menurut penelitan Yuli Admasari, dkk (2021) dengan judul Senam Nifas Sebagai
Alternatif Dalam Mempercepat Penurunan Tinggi Fundus Uterus Ibu Pasca Salin masa
nifas berlangsung kurang lebih 6 minggu. Ibu nifas membutuhan latihan tertentu untuk
mempercepat proses involusi. Latihan jasmani untuk mengembalikan kondisi kesehatan,
melulihkan otot – otot bagian punggung, dasar panggul dan perut pada ibu nifas adalah
senam nifas. Senam nifas ini dapat dilakukan pada semua ibu nifas bahkan pada ibu yang
tidak terbiasa berolahraga karena gerakannya cukup sederhana tapi terbukti mampu
memulihkan segera kondisi ibu setelah bersalin dan menjaga stamina ibu. Hasil penelitian
didapatkan, adanya perbedaan secara signifikan menunjukkan bahwa ada Pengaruh senam
nifas dan mobilisasi dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum di PMB Kelurahan
kota Muara Enim (ρ<0,000). Disarankan bagi ibu nifas untuk melaksanakan mobilisasi
dini dan senam nifas untuk mempercepat proses involusio uteri.
Hal ini pun juga sejalan dengan penelitian Andi Rahmaniar SP, dkk (2019) dengan judul
Pengaruh Senam Nifas terhadap Intensitas Nyeri Perineum dan Kecemasan Ibu Postpartum di
RSIA Pertiwi Makassar yang mengatakan bahwa masa nifas merupakan masa transisi dimana
perubahan secara fisik dan psikologis pasca persalinan, salah satunya yakni nyeri perineum
akibat ruptur perineum dan rasa cemas yang dirasakan pada masa postpartum. Kondisi ini
seringkali menjadi penyebab morbiditas ibu, yang berdampak pada ketidaknyamanan ibu Salah
satu yang dapat dilakukan adalah senam nifas yang bertujuan untuk membantu mengurangi rasa
sakit pada otot-otot setelah melahirkan,memperbaiki sirkulasi darah, meminimalisir timbulnya
komplikasi masa nifas, dan melatih ibu mencapai kondisi rileks serta meningkatkan kadar
hormon endorphin yang dapat membantu menurunkan intensitas skala nyeri perineum dan
kecemasan. Hasil uji statistik data pre test dan post test dengan menggunakan uji Wilcoxon
untuk nyeri perineum dan kecemasan diperoleh nilai p = 0,000 (p <0,05). Kesimpulannya
terdapat pengaruh senam nifas terhadap nyeri perineum dan kecemasan ibu postpartum Di
RSIA Pertiwi Makassar.
Berdasarkan penelitian Wahyuni, dkk (2022) dengan judul Pengaruh Senam Nifas
Terhadap Kualitas Tidur Ibu Nifas Di Praktik Mandiri Bidan R Bukittinggi mengatakan
bahwa periode pemulihan yang terjadi pada seseorang setelah kehamilan, meliputi
perubahan secara anatomis dan fisiologis merupakan pengertian Postpartum. Dalam
menjalani proses terjadi suatu keseimbangan fisiologis dan psikologis, yang meliputi
unsur kebutuhan dasar dan mempunyai tujuan dalam mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. Hasil uji Paired T-Test 0,000 < 0,05 dan menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara pretest dan posttest. Ada pengaruh intervensi senam nifas terhadap
kualitas tidur ibu nifas. Oleh karena itu, senam nifas untuk meningkatkan kualitas tidur
ibu nifas.
Berdasarkan penelitian Rosdiana, dkk (2022) dengan judul Pengaruh Senam Nifas Dan Mobilisasi Dini
Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum menyatakan bahwa penurunan tinggi fundus uteri
(Involusi) pada masa nifas merupakan proses kembalinya uterus seperti sebelum hamil. Faktor yang
mempercepat involusio uteri seperti mobilisasi dini dan senam nifas. Hasil penelitian didapatkan
adanya perbedaan secara signifikan menunjukkan bahwa ada Pengaruh senam nifas dan mobilisasi dini
terhadap involusi uterus pada ibu post partum di PMB Kelurahan kota Muara Enim (ρ<0,000).
Disarankan bagi ibu nifas untuk melaksanakan mobilisasi dini dan senam nifas untuk melaksanakan
mobilisasi dini dan senam nifas untuk mempercepat proses involusi uteri.

Pada kasus Ny. E 32 tahun ibu nifas normas hari ke- 14 degan senam hamil. Penatalaksanaan asuhan
pada studi kasus Ny. E ibu nifas normal hari ke-14 dengan senam hamil, semua tindakan yang
direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik dan tidak ada hambatan dan adanya kerja
sama dan penerimaan yang baik dari klien dan keluarga yang koperatif serta sarana dan fasilitas yang
mendukung dalam pelaksanaan tindakan di TPMB Herawati Plorida, S.Tr.Keb, Bdn. Dalam
pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan sudah berorientasi pada kebutuhan pasien.
Pada kasus Ny. E tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
F. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan dimana pada tahap
ini ditemukan kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi masalah yang dihadapi pasien.

Hasil evaluasi setelah melakukan asuhan kebidanan adalah sebagai berikut, informed
consent telah diberikan, ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya, ibu telah mengetahui
dan bersedia menerapkan pendidikan kesehatan pada masa nifas, ibu bersedia dan akan
melakukan senam nifas, ibu merespon dengan baik penjelasan konseling KB dan bersedia
menggunakan KB, ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang bila terdapat keluhan.
Pada kasus Ny. E tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
TERIMAKASIH

www.traditionalmedicine.com

Anda mungkin juga menyukai