Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Profil Klinik Wilujenng

Klinik Pratama Rawat Inap Wilujeng sebelum berdiri merupakan usaha

dibidang pelayanan persalinan sebagai Bidan Praktik Mandiri, yaitu bidan

Yuni Hartini, Amd.Keb dan balai pengobatan rawat jalan Wilujeng. Pada

tanggal 18 Januari 2016 izin operasional Klinik Pratama Rawat Inap

Wilujeng ditanda tangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Pringsewu. Dan kemudian Januari 2017 Klinik Pratama Rawat Inap

Wilujeng mengadakan MOU dengan BPJS dengan melayani peserta BPJS.

Klinik Pratama Rawat Inap Wilujeng bertempat di Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu.

Prasarana dan Sarana sumber daya manusia klinik wilujeng terdiri dari

tenaga dokter, tenaga perawat, tenaga bidan, tenaga laboratorium, tenaga

apoteker dan gizi.

Data Kelengkapan bangunan terdiri dari halaman / tempat parkir, ruang

pendaftaran rawat inap atau rawat jalan, poliklinik umum, poliklinik

KIA/KB, ruang administrasi, ruang VK, kamar bayi, pelayanan Medik

Darurat/IGD.

B. Pembahasan

Pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuaian antara teori dan kenyataan

yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung antara fakta

62
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
63

dan kenyataan serta tambahnya opini dari peneliti sebagai pendamping klien

yang melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas normal pada Ny. A terdapat

masalah mulas pada dibagian perut, kurang istirahat dimalam hari, anemia

sedang dan sub involusi di Klinik Wilujeng Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

1. Subjektif

Pada pengkajian data subjektif dimulai saat ibu datang ke klinik wilujeng

pada tanggal 21 Juni 2021 pukul 10.05 WIB Ny. A datang ke klinik

dengan keluhan rasa mulas pada bagian perut ibu dan kurang istirahat

dimalam hari. Menurut padangan peneliti rasa mulas setelah melahirkan

adalah hal yang wajar dialami ibu karena uterus akan melakukan kontraksi

untuk mencegah perdarahan pasca persalinan. Kontraksi ini didorong oleh

Hormon Oksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjar Hipofisis ibu. kontraksi

ini sering kali dirasakan tidak nyaman, dan kadang sampai nyeri, saat ibu

menyusui, oksitosin akan dikeluarkan lebih banyak sehingga mulas akan

dirasakan lebih hebat. sedangkan Menurut teori mulas yang dialami ibu

saat setelah melahirkan termasuk dalam rasa ketidaknyamanan masa nifas

merupakan hal yang normal karena proses kembalinya alat kandungan atau

uterus seperti sebelum hamil yang disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi

uterus yang berurutan yang terjadi secara terus menerus (Hamrani, 2018).

Berdasarkan penelitian Hamrani 2018, menyatakan bahwa nyeri tidak

hanya dirasakan pada proses persalinan melainkan dirasakan pula oleh ibu

postpartum, rasa nyeri yang dirasakan biasanya disebabkan karena luka

jahitan pada perineum dan saat terjadi mulas kontraksi uterus terjadi secara

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


64

fisiologis sehingga sebagian ibu merasa tidak nyaman selama masa

postpartum. Nyeri susulan yang dirasakan oleh ibu postpartum disebut

dengan his royan. His royan mempercepat penyembuhan pada masa

postpartum. Terapi nonfarmalogi meliputi akupuntur, akupresur, hipnosis,

kompres hangat, kompres dingin, relaksasi, teknik berendam. effleurage

massage merupakan salah satu teknik yang paling mudah dilakukan untuk

memberikan rasa nyaman pada ibu postpartum. effleurage adalah bentuk

masase dengan menggunakan telapak yang memberi tekanan lembut

keatas permukaan tubuh dengan arah sirkuler secara berulang. Teknik ini

bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menghangatkan otot

abdomen serta meningkatkan relaksasi fisik dan mental. Hasil evaluasi

yang dilakukan dari penelitian 5 orang ibu postpartum multipara dengan

persalinan normal diperoleh data bahwa semua ibu mengalami nyeri pada

hari pertama, 3 orang ibu mengalami nyeri pada saat > 1-2 jam postpartum

dan 2 orang ibu pada saat > 3-4 jam postpartum.

Di dapatkan dari data subjektif pada Ny. A pengkajian ibu mengatakan

kurang tidur dimalam hari, ibu mengatakan saat tidur malam mudah

terbangun setiap 2 jam sekali untuk menyusui bayinya, ibu mengatakan

tidur malam tidak lebih dari 4 jam dan tidur siang tidak lebih dari 1 jam.

Menurut pandangan peneliti Ibu setelah melahirkan yang mengalami

gangguan tidur atau kurang istirahat akan berdampak negatif untuk ibu dan

bayi nya, yaitu ibu kurang fokus menjaga bayi nya, mood berantakan dan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


65

mudah marah serta depresi, Daya tahan tubuh ibu menjadi lemah mudah

sakit, dan sangat mempengaruhi produksi ASI akan menurun. Sedangkan

menurut teori Secara teoritis pola tidur kembali mendekati normal dalam 2

atau 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui mengalami

gangguan pola tidur yang lebih besar. Orang dewasa butuh rata-rata 7 - 8

jam untuk tidur dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur

saat orang semakin tua. Orang yang tua biasanya membutuhkan 5 - 6 jam,

sesekali begadang tidak mengganggu kecuali menyebabkan kelelahan esok

harinya (Marmi, 2011).

Kurangnya istirahat atau tidur pada ibu postpartum akan mengakibatkan

berkurangnya suplai ASI, memperlambat proses involusi uterus, dan

menyebabkan ketidak mampuan merawat bayi serta depresi (Suhana,

2010).

Hasil penelitian Hasna 2018 wawancara secara langsung dengan 7 ibu

nifas hari ke 3-5. Lima ibu nifas mengatakan tidak bisa tidur karena sering

bangun untuk menyusui bayinya maupun mengganti popok. 1 orang ibu

nifas mengatakan sering tiba-tiba bangun pada malam hari dan sulit untuk

memulai tidur lagi, 1 orang ibu nifas mengatakan tidak bisa tidur karena

merasa lelah yang disebabkan kegiatan rumah tangga yang dilakukan

sepanjang hari dan harus tetap menyusui bayinya pada malam hari.

Menurut Marmi (2012) gangguan tidur merupakan salah satu penyebab

terjadinya postpartum blues pada ibu nifas. Kemudian dari hasil penelitian

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


66

yang didapat dari data subjektif saya pada Ny. A di atas tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

2. Data Objektif

Setelah dilakukan pengkajian data subjektif pada ibu nifas normal Ny. A

Umur 27 Tahun P2A0 hari ke 5 didapatkan keluhan mules pada bagian

perut, dan kurang istirahat dimalam hari. Selanjut nya melakukan

pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan

pasien. Mulai dari pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda vital,

pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki, dan juga pemeriksaan

penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium.

Setelah dilakukan pemeriksaan Obyektif didapatkan hasil pemeriksaan

Tanda-tanda Vital (TTV) meliputi tekanan darah : 110/80 mmHg, nadi : 80

x/menit, pernapasan : 22 x/menit, suhu : 36,8ºC. Pemereksaan

Antropometri BB saat hamil : 52 kg, BB setelah melahirkan : 45 kg, TB:

150 cm. Lila : 23,2 cm. Pemeriksaan fisik meliputi Kepala : simetris. Mata

: Anemis. Hidung : bersih, simetris, tidak ada polip. Telinga : bersih,

simetris. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, vena jugularis,

limfe. Payudara bersih, simetris, puting susu menonjol, pengeluaran ASI

Transisi muncul diakhir produksi kolostrum diproduksi pada hari ke 3-5

hingga hari ke 8-11 dengan komposisi yang sedang berubah-ubah.

Perubahan warna ASI yang terjadi pada tahap adalah dari putih

kekuningan atau oranye menjadi berwarna putih. ASI transisi ini

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


67

mengandung banyak lemak dan laktosa (Kemkes, 2018). Abdomen bersih

tidak ada bekas operasi, terdapat linea Alba, TFU 2 jari dibawah pusat.

Vagina tidak ada luka jahitan pengeluaran lokhea sanguinolenta.

Ektremitasn tangan dan kaki tidak odem reflek patella (+) Pemeriksaan

Laboratorium HB : 8,7 gr%. Dari hasil pemeriksaan Obyektif terdapat

masalah yaitu Anemia Sedang, dan Subinvolusi.

Berdasarkan teori Anemia adalah suatu keadaan kadar Hemoglobin (HB)

dalam darah kurang dari normal yang berbeda menurut kelompok umur,

jenis kelamin dan kondisi fisiologis. Penyebab Anemia Sebagian besar

penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan

untuk membentuk hemoglobin (HB) Kekurangan Besi atau Anemia Gizi

Besi (AGB), Kekurangan gizi. Dampak Anemia Pada Masa Nifas, Anemia

menyebabkan gangguan kesehatan yang dapat dialami semua kelompok

umur. Defisiensi walaupun belum disertai anemia difisiensi besi dan

anemia ringan sudah cukup menimbulkan gejala seperti lesu, lemah, letih,

lelah, dan lalai (5L).

Penelitian pada saat nifas hari kelima jahitan Ny. R masih basah. Salah

satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum Ny. R adalah

kadar Hb ibu yang rendah pascasalin, bukan karena KEK. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rejeki dan Ernawati (2010), bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkar lengan atas dengan

penyembuhan perineum, tetapi terdapat hubungan yang signifikan antara

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


68

nilai kadar Hb ibu pascapersalinan dengan penyembuhan luka perineum.

Ny. R diberikan KIE tentang cara perawatan perineum untuk mempercepat

penyembuhan luka.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2010),

terdapat hubungan antara perawatan perineum dengan kesembuhan luka

perineum pada ibu nifas. Selain itu, Ny. R diberikan KIE untuk

memperbanyak konsumsi protein. Hal ini sesuai dengan Sujiyatini, dkk

(2010), gizi nutrisi terutama protein mempengaruhi proses penyembuhan

luka pada perineum karena pergantian jaringan membutuhkan protein.

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia, Pada dasarnya adalah

mengatasi penyebabnya. Sebagai contoh, sebagian anemia terutama

anemia berat (kadar Hb <7 gr%) biasanya disertai dengan penyakit yang

melatar belakanginya, antara lain TBC, infeksi cacingan atau malaria.

Oleh karna itu salain penanggulangan pada anemia harus dilakukan pula

pengobatan pada penyerta tersebut. Lalu setelah itu harus dilakukan kita

dapat mengatasinya dengan : Mempraktekan pola makan gizi seimbang.

Sumber pangan hewani yang kaya zat besi contohnya hati, ikan, daging,

serta buah-buahan akan meningkatkan penyerapan zat besi karna

mengandung vitamin C yang tinggi Tablet tambah darah perlu dinaikkan.

Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pemberian TTD secara rutin

salama jangka waktu tertantu bertujuan untuk meningkatkan hemoglobin

secara cepat menambah bahan makanan yang mengandung zat besi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


69

sepuerti tepung terigu sejak tahun 2000 sudah diperkaya mengandung zat

besi.

Berdasarkan teori Involusi adalah kembalinya uterus dari proses persalinan

selsai sampai alat- alat kandungan kembali ke ukuran semula seperti

sebelum hamil. Subinvolusi uterus adalah kegagalan uterus untuk

mengikuti pola normal involusi uterus atau proses involusi yang tidak

berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan uterus

terhambat. Karena rahim merupakan organ yang paling mudah diakses

untuk diukur, penilaian involusi uterus perlu dilakukan dalam menilai

subinvolusi (Prawirohardjo, 2014).

Penyebab Subinvolusi Terdapat dua faktor penyebab subinvolusi faktor

predisposisi diantaranya : Infeksi, multiparitas, peregangan berlebihan

pada rahim seperti pada kehamilan kembar dan hidramnion, masalah

kesehatan ibu, operasi sesar, prolaps uteri, retroversi (kelainan bentuk)

setelah uterus kembali menjadi organ panggul, dan fibroid uterus. Faktor

yang memberatkan diantaranya : Tertahannya hasil konsepsi, Sepsis

uterus, dan endometritis. Tanda-tanda mengalami sub involusi yaitu tinggi

uterus adalah lebih besar dari normal pada hari-hari tertentu dari masa

nifas. Uterus saat nifas normal dapat tergantikan oleh kandung kemih

penuh atau rektum yang terisi penuh. Adanya tanda khas yang membuat

subinvolusi semakin jelas. Untuk mengatasinya ada beberapa faktor yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


70

mempengaruhi proses involusi uterus antara lain senam nifas, mobilisasi

dini, inisiasi menyusu dini, gizi, psikologis, dan faktor usia serta paritas

(Sarwono, 2014). Dari hasil penelitain Meiga tahun 2015, didapatkan hasil

evaluasi aplikasi tindakan senam nifas yang dilakukan pada Ny. T selama

2 hari terjadi penurunan tinggi fundus uteri dari 15 cm menjadi 11 cm.

Hasil evaluasi tersebut menunjukan ada kesesuaian dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Yuliani et.al (2012), kelompok intervensi yang

dilakukan senam nifas selama 7 hari berturut-turut mampu menurunkan

tinggi fundus uteri rata-rata 8,9 cm.

Hasil penelitian Andrayani DKK tahun 2013, didapatkan dari 15 ibu nifas

yang melakukan senam nifas terdapat 13 orang (86,7%) mengalami

penurunan tinggi fundus uteri yang sesuai. Sedangkan dari 15 ibu nifas

yang tidak melakukan senam nifas terdapat 4 orang (26,7%) mengalami

penurunan tinggi fundus uteri yang sesuai dengan nila P value 0,03 ≤

(0.05). Setelah persalinan tubuh seorang ibu akan memasuki masa

pemulihannya dan perlahan kembali ke kondisi semula. Tindakan tirah

baring dan senam nifas membantu proses fisiologis ini terjadi secara

perlahan. Umumnya yang menjadi perhatian ibu salama masa nifas adalah

bagaimana memulihkan bentuk tubuh dan dinding perut seperti sedia kala

(Mochtar, 2011).

Kemudian dari hasil penelitian yang didapat dari data subjektif saya pada

Ny. A di atas tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


71

3. Assesment

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Normal Ny. A Umur 27 Tahun P2A0

Hari ke 5. Terdapat Masalah Mulas Pada Bagian Perut, Kurang Istirahat,

Anemia Sedang, dan Subinvolusi. Menurut penulis diagnosis tersebut

didapat sesuai dengan data subyektif dan obyektif sehingga didapatkan

assement diatas. Berdasarkan hasil diatas tidak ditemukan kesenjangan

antara fakta dan teori.

4. Planning

Penatalaksanaan yang dilakukan pada saat pemberian Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Nifas Normal Ny. A Umur 27 Tahun P2A0 Hari Ke- 5 tanggal 21

Juni 2021 telah disesuaikan dengan masalah dan kebutuhan tersebut

meliputi : pemeriksaan involusi, menilai tanda-tanda infeksi dan

perdarahan, memastikan ibu mendapatkan cairan tersebut. Namun ada

terdapat asuhan yang tidak dilakukan yaitu

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada ibu nifas penulis memberikan

penatalaksanaan sebagai berikut :

a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi

dengan baik, tinggi fundamental uterus dibawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnorma. Lalu menjelaskan dari hasil pemeriksaan ibu

mengalami subinvolusi karena ibu hari ke -5 TFU nya masih tinggi 2 jari

dibawah pusat.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


72

Subinvolusi uterus adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal

involusi uterus atau proses involusi yang tidak berjalan sebagaimana

mestinya, sehingga proses pengecilan uterus terhambat. Untuk

mengatasinya ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses involusi

uterus antara lain senam nifas, teknik relasasi, mobilisasi dini, inisiasi

menyusu dini, gizi, psikologis, dan faktor usia serta paritas (Sarwono,

2014).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rejeki dan Astuti (2011) di

BPS Sri Rahayu Singkil 66.67% terhadap 24 ibu nifas mengalami

subinvolusi uteri yang disebabkan karena faktor psikis dan dapat

disimpulkan bahwa faktor psikis menpengaruhi involusi uteri. Involusi

atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke

kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 30 gram. Proses ini dimulai

segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot – otot polos uterus

(Mulati, E 2015). Untuk mencegah kejadian tersebut perlu dilakukan salah

satu tindakan perawatan ibu pasca-salin yaitu senam nifas, dan teknik

relasasi. Manfaat senam nifas mmperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh dan

punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus, pelvis dan

pereganagan otot abdomen serta membantu ibu untuk lebih relaks dan

segar pasca melahirkan (Walyani, 2015). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Kusumaningrum (2016) di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


73

Klaten dapat disimpulkan bahwa senam nifas efektif terhadap proses

involusi uteri pada ibu postpartum.

Selain senam nifas, terdapat teknik relaksasi yaitu metode, proses,

prosedur, kegiatan yang dapat membantu seseorang menjadi rileks,

meningkatkan ketenangan, menurunkan kecemasan, stress ataupun marah.

Latihan relaksasi seringkali digunakan untuk menurunkan ketegangan

pada otot-otot tubuh menjadi rileks (Nurgiwiati, 2015). Dengan metode

relaksasi ini ibu akan rileks, mendapat ketenangan jiwa dan mempunyai

sugesti positif mengenai proses persalinan sehingga proses persalinan

berjalan dengan lancar tanpa komplikasi, hal ini juga memberikan dampak

pada masa setelah bersalin terhadap proses involusi uteri (Rejeki dan

Astuti 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rejeki dan

Astuti (2011) di BPS Sri Rahayu Singkil dapat disimpulkan bahwa metode

relaksasi hypnobrithing ada pengaruh terhadap involusi uteri dengan hasil

analisis t = 7.091 dan p = 0.000 (p<0.05).

Berdasarkan teori dan praktek tidak ada kesenjangan.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.

Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genetalia

pada masa nifas oleh sebab apapun dengan kententuan meningkatnya suhu

badan melebihi 38ºC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut

selama 2 hari. Masuknya kuman-kuman dapat terjadi dalam

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


74

kehamilan,waktu persalinan dan nifas. Hal ini dapat mengakibatkan

demam nifas yaitu demam dalam nifas.

Berdasarkan teori dan praktek tidak ada kesenjangan.

c) Memastikan ibu cukup dan mendapatkan makanan, istirahat dan cairan.

Makanan yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.

Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses

pembentukan ASI. Wanita dewasa memerlukan 2.200 kalori. Ibu

menyusui memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa + 700

kalori pada 6 bulan pertama kemudian + 500 kalori bulan selanjutnya.

Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50 - 60% karbohidrat,

megandung lemak 25 - 35% dari total makanan. Dan jumlah kelebihan

protein yang diperlukan oleh ibu pada masa nifas adalah sekitar 10-15%.

Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh.

Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ini tidak dehidrasi. Asupan

tablet tambah darah zat besi diberikan seta=40 hari post partum, minum

kapsul Vit A (200.00 unit) (Marmi, 2011).

Menurut teori Secara teoritis pola tidur kembali mendekati normal dalam 2

atau 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui mengalami

gangguan pola tidur yang lebih besar. Orang dewasa butuh rata-rata 7 - 8

jam untuk tidur dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur

saat orang semakin tua. Orang yang tua biasanya membutuhkan 5 - 6 jam,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


75

sesekali begadang tidak mengganggu kecuali menyebabkan kelelahan esok

harinya (Marmi, 2011).

Kurangnya istirahat atau tidur pada ibu postpartum akan mengakibatkan

berkurangnya suplai ASI, memperlambat proses involusi uterus, dan

menyebabkan ketidak mampuan merawat bayi serta depresi (Suhana,

2010).

Berdasarkan teori dan praktik diatas tidak ada kesenjangan.

d) Memastikan menyusui dengan benar.

Menyusui adalah suatu proses alamiah, walaupun demikian dalam

lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah

selalu mudah sehingga perlu pengetahuan dan latihan yang tepat. Fakta

menunjukkan terdapat 40% wanita yang tidak menyusui bayinya karena

banyak yang mengalami nyeri dan pembengkakan payudara.

Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia tahun 2013 hanya

mencapai 30,2%, masih jauh dari target nasional sebesar 80%.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di negara berkembang

menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi Air Susu Ibu akan memiliki

resiko 6-10 kali lebih tinggi meninggal pada beberapa bulan pertama

kehidupan. Hal ini akan berdampak meningkatnya Angka Kematian Bayi

(AKB).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


76

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi

dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Untuk mencapai

keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik

menyusui yang benar. Indikator dalam proses menyusui yang efektif

meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (body position), perlekatan bayi

yang tepat (latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective

sucking)

(Asih & Risneni, 2016).

Berdasarkan teori dan praktik diatas tidak ada kesenjangan.

e) Memberikan konseling tentang perawatan bayi, perawatan tali pusat, dan

menjaga kehangatan bayi.

Menurut Naomy, 2016 bayi baru lahir dikatakan normal jika usia

kehamilan 37-41 minggu, BB lahir 2500-4000, PB 48-52 cm, lingkar

kepala 33- 55 cm, Lingkar dada 30-38 cm. Bayi menangis menangis

spontan, tonus otot baik dan kulit kemerahan, tidak di temukan adanya

masalah. Segera mengeringkan tubuh bayi dengan handuk kering,

menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit bayi dengan kulit ibu

yaitu dengan melakukan IMD. Perawatan tali pusat yang benar dengan

cara menjaga kebersihan tali pusat, menjaga tali pusat tetap kering, biarkan

tali pusat lepas dengan sendirinya. Tanda-tanda infeksi pada tali pusat

terdapat nanah ditali pusat, demam, kulit disekitar area talipusat bengkak

dan berwarna kemerahan, talipusat berwarna kekuningan atau berbau tidak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


77

sedap, talipusat mengalami perdarahan yang terus menerus, bayi menangis

setiap kali tali pusat disentuh.

Berdasarkan teori dan praktek terdapat kesenjangan pada praktek karna

waktu terbatas maka peneliti tidak memberikan konseling tentang

perawatan bayi, perawatan tali pusat dan menjaga kehangatan bayi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai