Anda di halaman 1dari 3

Hiperbilirubinemia ialah terjadinya peningkatan kadar bilirubin dalam darah, baik oleh

faktor fisiologi maupun non-fisiologi, yang secara klinis ditandai dengan ikterus. Pada neonatus,
hati belum berfungsi secara optimal sehingga proses glukuronidasi bilirubin tidak terjadi secara
maksimal yang menyebabkan dominasi bilirubin tak terkonjugasi dalam darah. Penelitian in
bertujuan untuk mendapatkan gambaran hiperbilirubinemia pada bayi aterm dan prematur di
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Data penelitian diperoleh dari rekam medik kejadian
hiperbilirubinemia pada bayi aterm dan prematur di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou periode 2014-2015. Hasil penelitian mendapatkan 54 kasus dengan diagnosis
hiperbilirubinemia yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, terdiri dari 32 pasien berjenis
kelamin laki-laki (59,3%) dan 22 berjenis kelamin perempuan (40,7%). Pada bayi aterm, rerata
bilirubin direk sebesar 3,97 mg/dL; rerata bilirubin indirek 11,76 mg/dL; dan rerata bilirubin total
15,69 mg/dL. Pada bayi prematur, rerata bilirubin direk sebesar 0,87 mg/dL; rerata bilirubin
indirek 12,48 mg/dL; dan rerata bilirubin total 13,35 mg/dL. Simpulan penelitian ini ialah kasus
hiperbilirubinemia di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado lebih
sering pada bayi aterm dibandingkan bayi prematur, dan lebih sering pada jenis kelamin laki-laki.
(Rompis et al., 2019).
HDN harus dicurigai bila didapatkan penurunan hemoglobin tanpa tanda perdarahan,
peningkatan produksi eritrosit, ikterik pada 24-48 jam pertama, dan direct anti-globulin test positif.
Inkompatibilitas ABO merupakan etiologi terbanyak dari HDN. Meskipun mayoritas terjadi pada
ibu dengan golongan darah O, namun dilaporkan kasus pada ibu dengan golongan darah A dan B.
Antigen pada kelompok darah ABO, terdiri dari antigen-A, antigen-B, dan prekursornya, antigen-
H. Antigen- A dan B memiliki beberapa sub grup antigen dan tidak hanya ada di membran eritrosit,
namun juga terdapat pada berbagai jaringan tubuh. Berbeda dengan inkompatibilitas rhesus, pada
inkompatibilitas ABO sering terjadi pada kehamilan pertama dengan manifestasi yang lebih
ringan. Fototerapi merupakan terapi lini pertama hiperbilirubinemia HDN. Bila tidak membaik,
dapat diberikan imunoglobulin dan dilakukan transfusi tukar. Terapi farmakologi lain belum
direkomendasikan. Transfusi darah dilakukan bila Hb turun signifikan atau terdapat gejala. Deteksi
dini dan tatalaksana adekuat menurunkan morbiditas dan mortalitas (Sari et al., 2021).
Dismenorea adalah nyeri haid yang ditandai dengan nyeri sesaat sebelum atau saat haid.
Nyeri ini berlangsung selama satu hingga beberapa hari saat haid. Angka kejadian dismenore di
Indonesia adalah 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Secara umum
pengobatan dismenore dibagi menjadi dua kategori, yaitu pendekatan farmakologis dan non
farmakologis. Pendekatan non farmakologis dapat dilakukan dengan melakukan peregangan perut.
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan tingkat nyeri nyeri dismenore yang
dialami remaja putri sebelum dan sesudah melakukan peregangan perut. Penelitian ini bersifat
deskriptif kualitatif dengan studi kasus (Na’mah1 et al., 2021).
Dismenorea adalah rasa nyeri yang terjadi pada saat haid biasanya ditandai dengan adanya
kram yang berpusat di abdomen bawah. Masa remaja (11-21 tahun) adalah masa terjadinya
peningkatan kebutuhan energi dan nutrisi. Di usia ini remaja sangat rentan terhadap dismenorea.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang konsep yang menyatakan kompres air
hangat untuk mengurangi rasa nyeri pada masa haid, Prevalensi dismenorea di Indonesia mencapai
60-70% pada saat usia remaja dan dapat menimbulkan dampak konflik emosional, ketegangan dan
kegelisahan. Di Indonesia angka kejadian disminorea primer 54,89% dan 45,11% dismenorea
sekunder. Terdapat beberapa manajemen nyeri untuk mengatasi dismenorea, salah satunya yaitu
dengan memberikan terapi kompres air hangat. Metode pada penelitian ini menggunakan
pendekatan literature review dengan menggunakan beberapa sumber jurnal penelitian yang
digunakan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumber data yang dipilih yaitu
jurnal ter-update yang dibatasi penerbitan jurnalnya dari tahun 2014-2020 salah satunya yaitu
efektivitas pemberian terapi kompres air hangat untuk mengurangi rasa nyeri dismenorea. Hasil
dari beberapa jurnal yang telah didapatkan, terdapat beberapa tingkatan nyeri pada saat menstruasi
terhadap responden dengan pemberian perilaku dengan diberikannya terapi kompres air hangat
dapat mengurangi nyeri pada saat menstruasi. Pembahasan salah satu cara yang digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri dismenorea non farmakologi yaitu diberikan terapi kompres menggunakan
air hangat (Hangat, 2021).
DAFTAR PUSTKA

Hangat, K. A. (2021). MENGKAJI EFISIENSI KOMPRES AIR HANGAT UNTUK PEREMPUAN


Endang Susilowati dan Hidayatus Sholikhah Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Email : esusilowati@unissula.ac.id dan hidayatussholikhah99@gmail.com Diterima :
Abstrak Direvisi : Disetujui : Mengkaj. 1, 469–476.
Na’mah1, Uli, L., Sulistyaningsih2, & Qomar, U. L. (2021). Penerapan Abdominal Stretching
Terhadap Penurunan Nyeri Dismenorea Primer Pada. 877–881.
Rompis, Y. R. Y., Manoppo, J. I. C., & Wilar, R. (2019). Gambaran Hiperbilirubinemia pada Bayi
Aterm dan Prematur di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. E-CliniC, 7(2), 103–107.
https://doi.org/10.35790/ecl.v7i2.25558
Sari, T. T., Muhaimin, R., & Fazlurrahman, U. (2021). Hemolytic disease of newborn: fokus pada
inkompatibilitas ABO Teny Tjitra Sari, Riski Muhaimin, Umam Fazlurrahman Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/ RSCM Jakarta. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 21(2),
197–203.

Anda mungkin juga menyukai