Anda di halaman 1dari 3

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK

KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNA

BATASAN :

Kompresi bimanual adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan secara
mekanik. Proses mekanik yang digunakan adalah dengan aplikasi tekanan pada korpus uteri sebagai
upaya pengganti kontraksi miometrium (yang untuk sementara waktu tidak dapat berkontraksi).
Kontraksi miometrium dibutuhkan untuk menjepit anyaman cabang-cabang pembuluh darah besar yang
berjalan diantaranya.
Prosedur ini dilakukan dari luar (kompresi bimanual eksterna), atau dalam (kompresi bimanual interna),
tergantung tahapan upaya mana yang memberikan hasil atau dapat mengatasi perdarahan yang terjadi.
Bila kedua upaya tersebut belum berhasil, segera lakukan usaha lanjutan yaitu kompresi aorta
abdominalis
Dapat juga dilakukan tindakan alternative lain jika keadaan sangat terpaksa dan tempat rujukan sangat
jauh yaitu pemasangan tampon padat uterovaginal dan kompresi eksternal
Semua upaya tersebut di atas sebaiknya dikombinasikan dengan uterotonika, seperti : oksitosin 20 iu,
ergometrin 0,4 mg, dan/atau misoprostol 600 mg

INDIKASI : Perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri

Penilaian untuk setiap langkah klinik menggunakan skala sebagai berikut :


1. Perlu perbaikan : langkah klinik tidak dikerjakan dengan benar, atau tidak sesuai dengan urutanya, atau
ada langkah yang tidak dikerjakan
2. Mampu (dilakukan dengan bimbingan) : langkah klinik dikerjakan dengan benar dan berurutan tetapi
kurang tepat, dan memerlukan bimbingan)
3. Mahir (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : langkah klinik dikerjakan dengan benar, tepat
tanpa ada keragu-raguan, tidak perlu bantuan dan sesuai dengan urutan

KASUS
LANGKAH KLINIK
1 2 3
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
1 Sapa pasen dan keluarganya, perkenalkan diri bahwa anda adalah petugas yang akan
melakukan tindakan medik
2 Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan pada retensio plasenta
3 Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah diduga
sebelumnya maupun tidak
4 Pastikan bahwa pasen dan keluarganya telah mengerti jelas tentang penjelasan tersebut
5 Berikan kesempatan pada pasen dan keluarganya untuk mendapat penjelasan ulang apabila
ragu atau belum mengerti
6 Setelah pasen dan keluarganya mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan
tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis dengan mengisi dan menandatangani
formulir yang telah disediakan
7 Masukkan lembar persetujuan tindakan medik yang telah diisi dan ditandatangani ke dalam
catatan medis pasen
8 Serahkan kembali catatan medis pasen setelah diperiksa kelengkapannya, catatan kondisi
pasen dan pelaksanaan instruksi
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
A. PASEN
9 Cairan dan slang infuse sudah terpasang, perut bawah, lipat paha dan vulva sudah
dibersihkan dengan air dan sabun
10 Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
11 Siapkan alas bokong, dan kain penutup perut bawah
12 Medikamentosa :
a. Analgetika (Ketamin Hcl 0,5 mg/kg BB, Tramadol 1-2 mg/kg BB
b. Sedative (Diazepam 10 mg)
c. Atropin Sulfas 0,25-0,50 mg/ml
d. Uterotonika (oksitosin 10 iu, dan ergometrin 0,20 mg/ml)
e. Antibiotika
13 Larutan antiseptic
14 Oksigen dengan regulator
B. PENOLONG (Operator dan asisten)
15 Baju kamar tindakan, celemek, masker, kacamata google, sepatu booth karet
16 Sarung tangan DTT/Steril , Tensimeter dan stetoskop, dan lampu sorot
17 Instrumen :
a. Cunam tampon 1
b. Klem ovum 1
c. Speculum Sim’s atau L : 1
d. Spoit 5 ml dan jarum suntik no.23 G
e. Kateter karet
f. Tampon 5 cm atau 1 m
PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN
18 Pakai pakaian pelindung : baju kamar tindakan, celemek, masker, sepatu booth, kacamata
google
19 Penolong mencuci tangan sampai siku dengan sabun lalu bilas dibawah air mengalir
20 Keringkan dengan handuk pribadi yang bersih
21 Atur pasen dengan posisi litotomi, pasangkan alas bokong, dan kain penutup perut bawah
22 Pakai sarung tangan DTT/Steril
TINDAKAN
23 Lakukan kateterisasi kandung kemih :
a. Pastikan bahwa kateter masuk ke dalam kandung kemih dengan benar, caranya à ibu
jari dan jari telunjuk tangan kiri penolong membuka labia mayora kanan dan kiri
sehingga tampak muara uretra. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan memasukkan
kateter ke uretra hingga 0,5 cm. Pindahkan jari telunjuk tangan kiri kedinding depan
vagina (dasar uretra), lalu dorong kateter dengan tuntunan te lunjuk kiri hingga
memasuki kandung kemih
b. Setelah kandung kemih dikosongkan, cabut kateter lalu masukkan ke dalam wadah yang
tersedia
24 Lakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan ini
disebabkan oleh atonia uteri
25 Pastikan tetesan cairan infuse yang berisi oksitosin 20 iu berjalan dengan baik dan
ergometrin 0,4 mg (perhatikan kontraindikasi) sudah diberikan secara IM
Tambahkan misoprostol apabila kontraksi uterus belum memadai
26 Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan pasen
27 Tangan kanan penolong (ujung jari telunjuk, tengah, dan jari manis) menekan abdomen
diantara simfisis dan umbilicus pada korpus depan bawah sehingga fundus uteri naik kea
rah dinding abdomen
28 Letakkan sejauh mungkin telapak tangan kiri penolong pada korpus uteri bagian belakang
dan dorong uterus kearah korpus depan
29 Geser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan kanan kearah fundus sehingga telapak tangan
dapat menekan korpus uteri bagian depan
30 Lakukan kompresi korpus uteri dengan jalan menekan dinding belakang dan dinding depan
uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan belakang dan depan)
31 Perhatikan perdarahan pervaginam :
Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi demikian hingga uterus dapat berkontraksi
dengan baik
Bila perdarahan belum berhenti/berlanjut terus, hentikan KBE. Lanjutkan dengan KBI
DEKONTAMINASI PASCA TINDAKAN
32 Bersihkan pasen dari darah dan kotoran lain dengan larutan DTT
33 Bersihkan tempat tidur pasen dengan larutan klorin 0,5 %
34 Masukkan kedua tangan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%, bersihkan sarung
tangan dari darah atau cairan tubuh pasen
35 Lepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam wadah tersebut
CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN DAN KERINGKAN
PERAWATAN PASCA TINDAKAN
36 Periksa kembali TTV pasen, perdarahan dan kontraksi uterus tiap 15’ pada 1 jam pertama,
dan tiap 30’ pada 2 jam berikutnya
37 Catat kondisi pasen dan buat laporan tindakan pada kolom yang tersedia
38 Buat instruksi perawatan lanjutan
39 Beritahu pasen dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai
40 Jelaskan pada petugas lain tentang pengobatan yang diberikan, dan gejala-gejala yang harus
diwaspadai

Makassar,

Pembimbing,

( Afriani, S.ST., M.Keb )

Anda mungkin juga menyukai