1
RINGKASAN KASUS
I. IDENTITAS
A. Anak
Nama : RFK
Umur : 3 Bulan
No RM : 039405
B. Orang Tua
Nama Ayah : TS
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Umur Ibu : 32
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara aloanamnesis terhadap ayah dan ibu pasien. Pasien
datang dengan keluhan utama batuk dan pilek. Batuk dirasakan sejak 1 hari yang
lalu dengan frekuensi jarang. Keluhan demam disangkal. Tidak ada terapi obat
ataupun suplemen yang diberikan sebelumnya. Keluarga tidak ada yang
mempunyai penyakit serupa.
2
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dengan jarak dengan anak
pertama 9 tahun dan anak kedua 7 tahun. Pasien lahir secara section caesarea
karena plasenta previa dengan umur kehamilan 37 minggu dan berat lahir 3350 g.
Pasca persalinan pasien dirawat 5 hari di rumah sakit karena mengalami napas
cepat.
Selama ini pasien hanya menerima ASI eksklusif dari ibunya dengan frekuensi
cukup banyak. Riwayat imunisasi pasien baru mendapat vaksin BCG saat usia 8
hari. Pasien diketahui pernah berkontak dengan tetangganya yang menderita batuk
dan pilek. Pasien tinggal dirumah dan diasuh ibu sendiri. Kondisi lingkungan rumah
dan sekitar terjaga kebersihanya walaupun padat penduduk. Ayah pasien adalah
perokok.
Kesan umum pasien tampak sehat dengan sedikit lebih gemuk dan tidak terlihat
kesakitan. Pasien datang dalam keadaan compos mentis, dengan usia 3 bulan dan
suhu 36° C. Hasil pemeriksaan antropometri pasien didapatkan berat badan 7,2 kg.
Hasil dari auskultasi pada dada pasien didapatkan hasil vesikuler. Secara
keseluruhan pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil bayi tampak normal.
Diagnosis yang diberikan oleh dokter adalah common cold. Diagnosis banding
adalah sinusitis dan rhinositis.
VI. TERAPI
3
Tidak ada terapi yang diberikan oleh dokter. Dokter hanya memberi edukasi berupa
menunda imunisasi, menjemur bayi pada pagi hari, melanjutkan konsumsi ASI,
melakukan fisioterapi.
4
PEMBAHASAN
Diagnosis yang dapat ditegakkan dapat dilihat dari aktivitas nafas bayi
dengan melihat adanya batuk, pilek, nafas mulut ataupun demam. Tanda-tanda yang
mesti diperhatikan ketika dilakukan pemeriksaan fisik adalah adanya nafas cepat,
tarikan dada, stridor dan tanda bahaya lainnya. Karena penyakit common cold
sering ditemukan pada anak-anak dan dapat sembuh sendiri, maka pemeriksaan
laboratorium tidak perlu dilakukan.(World Health Organization Indonesia, 2009)
5
lemah, namun pada pasien dapat membantu meringankan gejala karena dapat
menurunkan vasokontriksi aliran darah pada hidung menurunkan aktivitas
persarafan simpatis sehingga pasien merasa kondisi lebih baik.(Sanu and Eccles,
2008)
6
SKRINING / PEMERIKSAAN
PERKEMBANGAN ANAK MENGGUNAKAN
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)
Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21,24,
30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining
tersebut, minta ibu dating kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk
skrining pada umur 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya
mempunyai masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur
skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat
yang lebih muda.
Alat / instrument
7
3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:
Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: “Dapatkah
bayi makan kue sendiri?”
Perintahkan kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: “Pada posisi bayi
anda telentang, tariklah bayi anda pada pergelangan tangannya secara
perlahan-lahan ke posisi duduk.”
Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab,
oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang
ditanyakan kepadanya.
Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak
menjawab pertanyaan.
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
8
o 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
Untuk Jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut
jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan Bahasa,
sosialisasi dan kemandirian)
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
9
6 Pada waktu anda mengajak bayi berbicara Sosialisasi
dan tersenyum, apakah ia tersenyum kembali &
kepada anda? kemandiria
n
gambar?
10
10 Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak Bicara dan
digelitik atau diraba-raba? bahasa
Kesimpulan:
Jumlah jawaban “Ya” adalah 10, yang menunjukan perkembangan anak sesuai
dengan tahap perkembanganya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Allan, G. M. and Arroll, B. (2014) ‘Prevention and treatment of the common cold:
making sense of the evidence’, Canadian Medical Association Journal,
186(3), pp. 190–199. doi: . DOI:10.1503 /cmaj.121442.
Dongky, P. and Kadrianti, D. (2016) ‘Faktor risiko lingkungan fisik rumah dengan
kejadian ispa balita di Kelurahan Takatidung Polewali Mandar’, UJPH
Unnes Journal of Public Health, 5(4). doi:
10.1097/gme.0b013e3181967b88.
Sanu, A. and Eccles, R. (2008) ‘The effects of a hot drink on nasal airflow and
symptoms of common cold and flu’, Rhinology, 46(4), pp. 271–275. doi:
10.1039/C5SC02819A.
Singh, M. (2017) ‘Heated , humidified air for the common cold ( Review )’,
Cochrane Database of Systematic Reviews, (8). doi:
10.1002/14651858.CD001728.pub6.www.cochranelibrary.com.
Worrall, G. (2011) ‘Diagnosing ARIs Series’, Canadian Family Physician, 57, pp.
1289–1290. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3215607/pdf/0571289.pdf
.
12
LAMPIRAN
13
Gambar 3. Foto bersama dokter pembimbing
14