Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 13 Nomor 2, Juli-Desember 2021

Hal 1 -10; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DISMENORE


PADA SISWI DI SMK KESEHATAN PELITA
KABUPATEN BOGOR
Fitria Hari Wibawati

STIKes Wijaya Husada Bogor


Jln. Letjend Ibrahim Adjie No. 180 Sindang Barang, Bogor Barat, Jabar, Indonesia
Email : wijayahusada@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Dismenorea adalah menstruasi yang disertai dengan nyeri berat. Dismenorea
bisa terjadi karena peningkatan kadar hormon ataupun adanya kelainan pada organ reproduksi
wanita.Kejadian dysmenorrhea akan meningkat dengan kurangnya aktivitas selama menstruasi dan
kurangnya olahraga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen menurun. Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian dismenore
pada sisiwi di SMK Kesehatan Pelita Kabupaten Bogor. Metode : Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif analitik kuantitatif desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel
penelitian ini berjumlah 215 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan
proportionate stratified random sampling. Hasil : Dari hasil penelitian sebanyak 195 responden
(90,7%) mengalami dismenore primer dengan melakukan aktivitas fisik ringan 169
responden(74,4%), aktivitas sedang 26 responden atau 12,1% dan aktivitas berat sebanyak 9
responden 4,2%. Sedangkan 20 responden lainnya mengalami dismenore sekunder atau 9,3%
yang kesehariannya tergolong aktivitas ringan 12 responden atau 5,6% dan aktivitas sedang 8
responden atau 3,7%. Hasil uji statistik menggunakan chi square, didapatkan hasil p value sebesar
0,006. Karena p value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.Dari hasil penelitian didapatkan
hasil, ada hubungan hubungan aktivitas fisik dengan kejadian dismenore pada sisiwi di SMK
Kesehatan Pelita Kabupaten Bogor. Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya
hubungan hubungan aktivitas fisik dengan kejadian dismenore pada sisiwi di SMK Kesehatan
Pelita Kabupaten Bogor. Saran dari peneliti diharapkan adanya peningtkatan aktivitas para siswi
dengan menambahkan ekstrakulikuler senam dismenore misalnya untuk mengatasi dismenore
yang terjadi pada siswi-siswi di SMK Kesehatan Pelita Kabupaten Bogor.

Kata Kunci : kejadian dismenore, aktivitas fisik, siswi

ABSTRACT
Background : Dismenorrhea is menstruation accompanied by severe pain. Dysmenorrhea can
occur due to increased hormone levels or abnormalities in the female reproductive organs. The
incidence of dysmenorrhea will increase with lack of activity during menstruation and lack of
exercise, this can cause blood circulation and oxygen to decrease. Objective : This study aims to
determine the relationship of physical activity with the incidence of dysmenorrhea in the female
students at Bogor State10 Senior High School. Methods : This research is a quantitative analytic
descriptive research design of this research is cross sectional. The sample of this study amounted
to 215 respondents. The sampling technique in this study used proportionate stratified random
sampling. Result : From the results of the study as many as 195 respondents (90.7%) experienced
primary dysmenorrhea by carrying out mild physical activities 169 respondents (74.4%), moderate
activities 26 respondents (12.1%) and heavy activities as many as 9 respondents (4.2%). Whereas
the other 20 respondents experienced secondary dysmenorrhea (9.3%) whose daily activities were
classified as mild activities 12 respondents (5.6%) and moderate activities 8 respondents (3.7%).
The results of statistical tests using chi square, is p value of 0.006. Because of the p value <0.05,
Ho was rejected and Ha was accepted. The results of the study showed that there was a
relationship of physical activity with the incidence of dysmenorrhea in the female students at

1
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 13 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Hal 1 -10; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

Bogor State10 Senior High School. Summary : The conclusion of this study is there is a
relationship of physical activity with the incidence of dysmenorrhea in the female students at
Bogor State10 Senior High School. Suggestions from researchers are expected to increase the
activity of the students by adding dysmenorrhea gymnastics extracurricular for example to
overcome dysmenorrhea that occurs in female students at Bogor State10 Senior High School..

Keywords : the incidence of dysmenorrhea, physical activity, student

PENDAHULUAN sebanyak 10 sampai 80 ml. Sebagian besar


Remaja diartikan sebagai masa perempuan mengalami gangguan atau keluhan
perkembangan transisi antara masa kanak- saat menstruasi antara lain nyeri haid yang
kanak dan masa dewasa yang mencakup dalam istilah medis disebut dengan
perubahan biologis, kognitif, sosial dan dismenore.2
emosional. Rentang remaja biasanya antara Dismenorea adalah menstruasi yang
usia 11 sampai 20 tahun. Selama masa ini, disertai dengan nyeri berat. Dismenorea bisa
karakteristik seksual berkembang dan terjadi karena peningkatan kadar hormon
maturitas reproduktif tercapai. Perubahan ataupun adanya kelainan pada organ
fisiologis yang terjadi pada masa remaja reproduksi wanita.3 Pada umumnya, kontraksi
perempuan seperti payudara dan pinggul otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi
membesar, tumbuh bertambah tinggi, tumbuh yang hebat dan sering menyebabkan kelainan
rambut di ketiak dan kemaluan, serta pada alat-alat genital yang nyata dan aliran
1
mengalami menstruasi pertama. darah ke uterus terganggu sehingga timbul
Menstruasi adalah perdarahan rasa nyeri.Ada dua tipe dari dismenore yaitu
periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 dismenoreprimer yang tanpa kelainan pada
hari setelah ovulasi. Usia normal bagi wanita alat-alat genital yang nyata dan
mendapatkan menstruasi untuk pertama dismenoresekunder yang disebabkan oleh
kalinya pada usia 12 atau 13 tahun, tetapi ada kelainan ginekologi atau kandungan.2
juga yang mengalaminya lebih awal yaitu usia Kejadian dismenore cukup tinggi
8 tahun atau lebih lambat yaitu usia 18 tahun. diseluruh dunia. Menurut data World Health
Siklus menstruasi berhubungan dengan Organizationtahun 2012, didapatkan kejadian
hormon Luteinizing Hormon, Follicel sebesar 1.769.425 jiwa 90% wanita yang
Stimulating Hormon, estrogen dan mengalami dismenore dengan 10-15%
progesteron. Sebagian besar wanita, mengalami dismenore berat.Negara dengan
perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 prevalensi terendah yaitu di Bulgaria (8,8%)
hari dengan median panjang siklus adalah 28 dan tertinggi mencapai 94% di negara
hari. Lama keluarnya darah menstruasi juga Finlandia.Angka kejadian dismenore di dunia
bervariasi yang pada umumnya 4 sampai 6 sangat besar. Rata-rata lebih dari 50%
hari namun ada juga yang 2 sampai 8 hari. perempuan di setiap negara mengalami
Darah yang dikeluarkan pada saat menstruasi dismenore.4 Di Amerika Serikat, prevalensi

2
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 13 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Hal 1 -10; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

dismenorea diperkirakan 45-90%. Tingginya Aktivitas fisik didefinisikan sebagai


angka tersebut diasumsikan dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh responden
gejala yang belum dilaporkan. Dalam studi sehari-hari yang meliputi olahraga, kegiatan
epidemologi pada populasi remaja (berusia diwaktu bekerja, serta kegiatan diwaktu luang
12-17 tahun) dilaporkan prevalensi dismenore yang mengakibatkan pemakaian energi dalam
59,7% dimana 12% diantaranya mengeluh tubuh. Aktivitas fisik yang rutin dilakukan
nyeri berat, 37% nyeri sedang dan 49% nyeri akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu
ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan
dismenorea menyebabkan 14% remaja putri peforma kerja, rekreasi dan aktivitas olahraga,
5
sering tidak masuk sekolah. Sedangkan angka mengurangi resiko terjatuh atau cidera saat
kejadian dismenore pada remaja di Asia jatuh ada lansia, mencegah keteratasan
6
adalah 74.5%. fungsional pada dewasa tua, serta terapi
Kondisi di Indonesia, lebih banyak efektif untuk penyakit kronis pada dewasa tua.
perempuan yang mengalami dismenorea tidak Aktivitas fisik digolongkan menjadi 3 yaitu
melaporkan atau berkunjung ke dokter, boleh aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang
dikatakan 90% perempuan di Indonesia dan aktivitas fisik berat.10 Aktivitas ringan
pernah mengalami dismenorea. Jumlah hanya memerlukan sedikit tenaga dan
penderita yang ada di lapangan selalu lebih biasanya tidak menyebabkan perubahan dalam
banyak dari laporan yang bisa diklaim oleh pernapasan, aktivitas sedang membutuhkan
Dinas Kesehatan dan instansi terkait.5 tenaga intens atau terus menerus, gerakan otot
Berdasarkan data di Indonesia tahun 2008 yang berirama sehingga terasa padas dan
angka kejadiandismenore berkisar 64,25% sedikit terengah-engah, dan aktivitas berat
perempuan mengalaminya. Angka kejadian biasanya berhubungan dengan olahraga
dismenore primer sebesar 54,89% dan sehingga membuat berkeringat dan dapat
7
dismenore sekunder 9,36%. Berdasarkan hasil memicu detak jantung sekitar 60-70% dari
penelitian, angka kejadian dismenorea di Jawa maksimum.11
Barat pada tahun 2012 cukup tinggi, hasil Kejadian dysmenorrhea akan
penelitian didapatkan kejadian sebanyak meningkat dengan kurangnya aktivitas selama
54,9% wanita mengalami dismenorea, terdiri menstruasi dan kurangnya olahraga, hal ini
dari 24,5% mengalami dismenorea ringan, dapat menyebabkan sirkulasi darah dan
21,28% mengalami dismenorea sedang dan oksigen menurun. Dampak pada uterus adalah
9,36% mengalami dismenorea berat.8 aliran darah dan sirkulasi oksigen pun
Faktor-faktor yang berhubungan berkurang sehingga menyebabkan nyeri. Nyeri
dengan kejadian dismenore antara lain umur, dapat dikurangi dengan adanya aktivitas fisik
belum pernah hamil, lama menstruasi, karena saat melakukan olahraga tubuh akan
perokok, status gizi, kurang olahraga atau menghasilkan endorphin. Hormon ini dapat
aktivitas fisik, dan stress9 berfungsi sebagai obat penenang alami yang

3
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 13 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Hal 1 -10; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

diproduksi otak sehingga menimbuklan rasa mengalami dismenore sekunder yang


2
nyaman.4, kesehariannya cendrung beraktivitas ringan
Menurut penelitian yang dilakukan yang hanya duduk-duduk saja dan kurang
oleh Komang Tria Monica Febriana tahun melakukan aktivitas sedang seperti olahraga.
2015 menunjukan ada hubungan yang antara Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa
aktivitas fisik dengan dismenore primer di kemungkinan adanya hubungan aktivitas fisik
SMP K. Harapan Denpasar yang dilakukan dengan kejadian dismenore.
dengan pengukuran aktivitas fisik IPAQ Berdasarkan latar belakang diatas
dibagi menjadi 3 kategori aktivitas yaitu peneliti tertarik mengambil judul tentang
aktivitas rendah, sedang, berat dan “Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian
menentukan dismenorenya dengan Dismenore pada Siswi di SMK Kesehatan
menggunakan kuisioner penegakan diagnosis. Pelita Kabupaten Bogor”.
Data diolah dengan program komputer dengan METODE PENELITIAN
analisis Chi Square Test dengan α 0,05. Hasil Jenis penelitian ini adalah penelitian
uji statistik dengan menggunakan Chi Square yang bersifat deskriptif analitik, dengan
Test di dapatkan p = 0,000.12 menggunakan pendekatan Cross Sectional.10
Berdasarkan studi pendahuluan yang Penelitian ini dilakukan di Kelurahan
dilakukan di SMK Kesehatan Pelita Sindang Barang Bogor pada Waktu akan
Kabupaten Bogor pada tanggal 5 Mei 2020 dilakukannya penelitian ini adalah pada bulan
yang diawali dengan pembagian angket Oktober 2020. Populasi dalam penelitian ini
mengenai dismenore kepada seluruh siswi di adalah siswa-siswi kelas X, XI, XII SMK
SMK Kesehatan Pelita didapatkan 464 siswi Kesehatan Pelita Kabupaten Bogor. Populasi
yang mengalami dismenore. Kemudian pada pada penelitian ini sebanyak 464 siswi
tanggal 9 Mei 2018 peneliti melakukan dimana kelas X 154 siswi, kelas XI 152 siswi,
wawancara mengenai nyeri menstruasi/ dan kelas XII 158 siswi. total sampel yang
dismenore yang dialami serta memberikan diteliti sebesar 215 responden. Jumlah anggota
kuesioner mengenai aktivitas fisik kepada 10 sampel bertingkat (berstrata) dilakukan
siswi mengalami dismenore. Dari hasil dengan rumus alokasi proportional.
wawancara dan kuesioner tersebut diketahui Pengolahan data dan analisa data
bahwa 8 orang siswi mengalami dismenore menggunakan computer program SPSS for
primer dimana 7 siswi cenderung windows seri 20. Analisa terdiri dari analisis
kesehariannya hanya beraktivitas ringan yang univariat dan bivariate dengan menggunakan
hanya duduk-duduk saja dan kurang uji Chi-Square.
melakukan aktivitas sedang seperti olahraga
sedangkan 1 siswi beraktivitas sedang HASIL PENELITIAN
dengan mengikuti kegiatan sekolah contohnya Tabel Distribusi Frekuensi Responden
olahraga seperti biasa; 2 siswi lainnya Penelitian berdasarkan Kejadian

4
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 13 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Hal 1 -10; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

Dismenore di SMK Kesehatan Pelita


Kabupaten Bogor

Persentase
Dismenore Frekuensi
(%)
Primer 195 90,7
Sekunder 20 9,3

Total 215 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa distribusi Dari tabel diatas menunjukan hasil analisis
kejadian dismenore di SMK Kesehatan Pelita hubungan aktivitas fisik dengan kejadian
Kabupaten Bogor yang paling dominan yaitu dismenore di SMK Kesehatan Pelita
dismenore primer dengan 195 responden Kabupaten Bogor dari 215 responden, yang
(90,7%). paling dominan adalah siswi yang mengalami
dismenore primer dengan melakukan aktivitas
Distribusi Frekuensi Responden Penelitian fisik ringan 169 responden (74,4%).
berdasarkan Aktivitas Fisik di SMK Hasil uji statistik menggunakan chi square,
Kesehatan Pelita Kabupaten Bogor didapatkan hasil p value sebesar 0,006
(<0,05). Karna p value < 0,05 maka Ho
Aktivitas Persentase
Frekuensi ditolak dan Ha diterima, maka dapat
Fisik (%)
Ringan 172 80 disimpulkan bahwa ada Hubungan aktivitas

Sedang 34 15,8 fisik dengan kejadian dismenore pada siswi di


SMK Kesehatan Pelita Bogor.
Berat 9 4,2

Total 215 100


PEMBAHASAN
Dari tabel diatas diketahui bahwa distribusi 1. Kejadian Dismenore
aktivitas fisik di SMK Kesehatan Pelita Berdasarkan hasil penelitian dari
Kabupaten Bogor sebagian besar siswi yang 215 responden, kejadian dismenore yang
mengalami dismenore melakukan aktivitas paling dominan adalah siswi yang
ringan dengan 172 responden atau (80%). mengalami dismenore primer sebanyak
195 responden (90,7%),
Tabel 3 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Hasil tersebut selaras dengan
Kejadian Dismenorepada Siswi di SMK penelitian Rathi Paramastri yang

Kesehatan PelitaBogor berjudul hubungan konsumsi makanan


cepat saji dan aktivitas fisik dengan
kejadian dismenore primer pada remaja
putri didapatkan bahwa 72 responden

5
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 13 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Hal 1 -10; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

atau 82,8% siswi mengalami dismenore yang disebutkan di teori tersebut, dan
primer. anak remaja yang masih duduk dibangku
Dismenore primer disebut juga sekolah sedikit sekali kemungkinannya
dismenore idiopatik, esensial, intrinsik untuk memakai AKDR. Oleh karena itu,
adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan prevalensi kejadian dismenore primer
organ reproduksi (tanpa kelainan lebih banyak dibandingkan dengan
4
ginekologi). Dysmenorrhea primer kejadian dismenore sekunder.
terjadi beberapa waktu setelah menarche
biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh 2. Aktivitas Fisik
karena siklus-siklus haid pada bulan Berdasarkan hasil penelitian dari

bulan pertama setelah menarche 215 responden sebagian besar siswi yang

umumnya berjenis anovulatori atau mengalami dismenore kegiatan

bersama-sama dengan permulaan haid hariannya termasuk dalam aktivitas

dan berlangsung beberapa jam, walaupun ringan yaitu 172 responden (80%).

pada beberapa kasus dapat berlangsung Hasil tersebut selaras dengan

beberapa hari.2 Dismenore sekunder penelitian yang dilakukan oleh Komang

disebut juga sebagai dismenore Tria Monica Febriana dengan judul

ekatrinsik, acquired adalah nyeri saat hubungan tingkat aktivitas fisik dengan

menstruasi yang disebabkan oleh dysmenorrhea primer pada remaja umur

kelainan ginekologi atau kandungan.2 13-15 tahun di SMP. K. Harapan

Hal ini terjadi pada kasus infeksi, Denpasar, didapatkan hasil distribusi

mioma submukosa, polip korpus uteri, responden berdasarkan aktivitas fisik

endometriosis, retroflexio uteri fixata, yaitu dengan kategori rendah 75

gynatresi, stenosis kanalis servikalis, responden (77,3%), sedang 10 responden

adanya AKDR, dan tumor ovarium.4 (10,3%) dan berat 12 responden (12,4%).

Menurut analisa peneliti dari Dimana aktivitas dengan kategori rendah

kutipan teori tersebut adanya keselarasan lebih dominan dibandingkan dengan

dengan hasil penelitian yang peneliti aktivitas sedang dan berat.

lakukan yaitu dari 215 responden, siswi Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh

di SMK Kesehatan Pelita Kabupaten yang dihasilkan otot rangka yang

Bogor lebih dominan yang mengalami meningkatkan pengeluarantenaga/energi

dismenore primer sebanyak dengan 195 dan pembakaran energi untuk

responden (90,7%), dibandingkan mempertahankan keseimbangan, postur

dengan yang mengalami dismenore dan kesejajaran tubuh selama

sekunder. Hal tersebut dapat dikaitkan mengangkat, membungkuk, bergerak dan

dengan sedikit sekali anak remaja yang melakukan aktivitas sehari-hari.

pernah mengalami penyakit-penyakit Berdasarkan faktor yang mempengaruhi

6
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 13 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Hal 1 -10; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

aktivitas fisik pada bagian umur aktivitas fisik dengan kejadian dismenore
dikatakan Aktivitas fisik remaja sampai pada siswi di SMK Kesehatan
dewasa meningkat sampai mencapai PelitaBogor.
maksimal pada usia 25-30 tahun, Hasil tersebut selaras dengan
kemudian akan terjadi penurunan penelitian yang dilakukan oleh Komang
kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, Tria Monica Febriana tahun 2015
kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi menunjukan ada hubungan yang antara
bila rajin berolahraga penurunan ini aktivitas fisik dengan dismenore primer
dapat dikurangi sampai separuhnya. 19 di SMP K. Harapan Denpasar yang
Pada bagian jenis kelamin dikatakan dilakukan dengan pengukuran aktivitas
Sampai pubertas biasanya aktivitas fisik fisik IPAQ dibagi menjadi 3 kategori
remaja laki-laki hampir sama dengan aktivitas yaitu aktivitas rendah, sedang,
remaja perempuan, tapi setelah pubertas berat dan menentukan dismenorenya
remaja laki-laki biasanya mempunyai dengan menggunakan kuisioner
19
nilai yang jauh lebih besar. penegakan diagnosis. Data diolah dengan
Menurut analisa peneliti dari program komputer dengan analisis Chi
kutipan teori tersebut adanya keselarasan Square Test dengan α 0,05. Hasil uji
dengan hasil penelitian yang peneliti statistik dengan menggunakan Chi
lakukan bahwa dari 215 responden Square Test di dapatkan p = 0,000.12
sebagian besar kegiatan hariannya penelitian lainnya yang dilakukan oleh
termasuk aktivitas ringan yaitu 172 Rathi Paramastri juga menunjukan ada
responden (80%). hubungan bermakna antara dismenore
primer dengan aktivitas fisik remaja putri
3. Hubungan Aktivitas Fisik dengan dengan nilai korelasi kuat (p = 0,0064
Kejadian Dismenore dan r = -0,602)13
Berdasarkan hasil analisis
Kejadian dysmenorrhea akan
hubungan aktivitas fisik dengan kejadian
meningkat dengan kurangnya aktivitas
dismenore di SMK Kesehatan Pelita
selama menstruasi dan kurangnya
Kabupaten Bogor dari 215 responden,
olahraga, hal ini dapat menyebabkan
yang paling dominan adalah siswi yang
sirkulasi darah dan oksigen menurun.
mengalami dismenore primer dengan
Dampak pada uterus adalah aliran darah
melakukan aktivitas fisik ringan 169
dan sirkulasi oksigen pun berkurang
responden (74,4%).
sehingga menyebabkan nyeri. Nyeri
Hasil uji statistik menggunakan chi
dapat dikurangi dengan adanya aktivitas
square, didapatkan hasil p value sebesar
fisik karena saat melakukan olahraga
0,006 (<0,05). Karna p value < 0,05
tubuh akan menghasilkan endorphin.
maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka
Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat
dapat disimpulkan bahwaada Hubungan

7
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 13 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Hal 1 -10; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

penenang alami yang diproduksi otak adalah siswi yang mengalami dismenore
sehingga menimbuklan rasa nyaman.4,2 primer dengan melakukan aktivitas fisik
Berdasarkan teori dan penelitan ringan 169 responden (74,4%). Terdapat
sebelumnya maka dapat disimpulkan hubungan aktivitas fisik dengan kejadian
bahwa aktivitas fisik dapat dismenore pada siswi di SMK Kesehatan
mempengaruhi kejadian dismenore. PelitaBogor, didapatkan hasil p value
Terbukti dari faktor yang berhubungan sebesar 0,006 (<0,05). Karna p value <
dengan dismenore salah satunya terdapat 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
aktivitas fisik. Dan dari penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
SARAN
Komang Tria Monica Febriana dan Rathi
Paramastri yang dilakukan di waktu dan Dapat mengaplikasikan keilmuan bidang
tempat yang berbeda namun memperoleh Keperawatan Maternitas yang telah
hasil yang sama yaitu aktivitas fisik didapatkan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
mempunyai hubungan dengan kejadian dan menambah pengalaman, wawasan dan
dismenore. pengetahuan serta sebagai bahan masukan
cara penanganan dismenore khususnya di
KESIMPULAN sekolah.
1. Berdasarkan kejadian dismenore di SMK
Kesehatan Pelita Kabupaten Bogor DAFTAR PUSTAKA

sebagian besar siswi mengalami dismenore


1. Kyle, Terri dan Susan Carman. 2013.
primer dengan 195 responden (90,7%) dan
Buku Praktik Keperawatan Pediatri.
dilanjutkan dengan dismenore sekunder
Jakarta: EGC
dengan 20 responden (9,3%).
2. Sukarni, Icemi dan Wahyu P. 2013. Buku
2. Berdasarkan aktivitas fisik di SMK
Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:
Kesehatan Pelita Kabupaten Bogor
Nuha Medika
sebagian besar siswi yang mengalami
3. Jannah, Anisa’ul dan Winkanda Satria
dismenore melakukan aktivitas ringan
Putra. 2015. Bahaya Torch BagiWanita
dengan 172 responden (80%), selanjutnya
Hamil dan Janin.Yogyakarta: Katahati
aktivitas sedang sebanyak 34 responden
4. Proverawati, Atikah& Misaroh, S. 2009.
(15,8%) dan aktivitas yang sedikit
Menarche Menstruasi Pertama Penuh
dilakukan yaitu aktivitas berat dengan 9
Makna. Yogyakarta: Nuha Medika
responden (4,2%).
5. Anurogo, Dito dan Ari Wulandari. 2011.
3. Berdasarkan analisis hubungan aktivitas
Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid.
fisik dengan kejadian dismenore di SMK
Yogyakarta: Andi
Kesehatan Pelita Kabupaten Bogor dari
215 responden, yang paling dominan

8
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 13 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Hal 1 -10; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

6. Setyowati, Heni. 2018. Akupresur Untuk contentdisposition=attachment%3B%20fil


Kesehatan Wanita Berbasis Hasil ename%3DHubun
Penelitian. Magelang: Unimma Press gan_Konsumsi_Makanan_Cepat_Saji_Dan
7. Santoso. 2008. Angka Kejadian Nyeri .pdf.
Haid pada Remaja Indonesia. Journal of 14. Ramadani, Aulia Noorvita. 2014.
Obstretics & Gynecology Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan
8. Savitri, Rahayu. 2015. Gambaran Skala Kejadian Dismenore pada Siswi di SMP N
Haid Pada Usia Remaja. http://www.e- 2 Demak Tahun 2014.
jurnal-com/2015/12/gambaran-skala-nyeri- http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/docu
haid-padausia.html. ments/3704.pdf.
9. Laila, Nur Najmi. 2011. Buku Pintar 15. Harmoni, Pratiwi Hesti. 2018. Hubungan
Menstruasi. Yogyakarta: Buku Biru Antara IMT dengan Kejadian Dismenore
10. Williams, Lippincott dan Lippincot di SMA Batik 1 Surakarta.
Wilkins. 2009. ASCM’s Guidelines for http://eprints.ums.ac.id/58203/15/NAS
Exercise Testing and Prescription 8th KAH%20PUBLIKASI.pdf.
Edition. Philadelphia: ACSM’s Publisher 16. Nani, Desiyani. 2018. Fisiologi Manusia
11. Nurmalina, Rina. 2011. Pencegahan dan Siklus Reproduksi Wanita. Jakarta:
Managemen Obesitas Panduan untuk Penebar Plus+
Keluarga. Jakarta: Elex Media 17. Ratnawati, Ana. 2018. Asuhan
Komputindo Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:
12. Febriana, Komang Tria Monica. 2015. Pustaka Baru Press
Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan 18. Afiyanti, Yati dan Anggi Pratiwi. 2016.
Dysmenorrhea Primer pada Remaja Umur Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
13-15 Tahun di SMP. K. Harapan Perempuan Promosi, Permasalahan dan
Denpasar. Penanganannya dalam Pelayanan
http://erepo.unud.ac.id/5184/1/5cea34bbdd Kesehatan dan Keperawatan. Jakarta:
bb733ec56e59162d7ec466.pdf. Rajawali Pers
13. Paramastri, Rathi. 2016. Hubungan 19. Sutanto, Andina Vita dan Yuni Fitriana.
Konsumsi Makanan Cepat Saji dan 2017. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aktivitas Fisik dengan Kejadian Aplikasi dalam Praktik Keperawatan.
Dismenore Primer pada Remaja Putri. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.d 20. Calis, dkk. 2018. Dysmenorrhea.
ocuments/53344925/Naskah_Publikasi_Ra https://emedicine.medscape.com/article/25
thi_Paramastri.pdf?AWSAccessKeyId=A 3812-overview.
KIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1 21. Zondervan, Krina T. 2011. Global Study
518819365&Signature=eN2Xpi397SAGcj of Women’s Health
E7hGb4MuAN8R0%3D&response-

9
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 13 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Hal 1 -10; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

Questionnaire.http://www.well.ox.ac.uk/~k 31. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi


rinaz/GSWH/GSWH_quest_UK.pdf. Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
22. Zondervan, Krina T. 2012. Women’s Cipta
Health Symptom Survey. 32. Swarjana, I Ketut. 2015. Metodologi
http://www.well.ox.ac.uk/~krinaz/WHSS/ Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.
WHSS_quest_UK.pdf. Yogyakarta: Andi
23. Haswita dan Reni Sulistyowati. 2017. 33. Sabri, Luknis dan Sutanto Priyo Hastono.
Kebutuhan Dasar Manusia untuk 2014. Statistik Kesehatan. Jakarta:
Mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan. Rajawali Pers
Jakarta: Trans Info Media 34. Raharjo, Sahid. 2014. Cara melakukan Uji
24. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Validitas Product Momen dengan
Pembinaan Kesehatan Olahraga di SPSS.https://www.spssindonesia.com/201
Indonesia. Jakarta: info DATIN Pusat Data 4/01/uji-validitas-product-momen-
dan Informasi Kementrian Kesehatan RI spss.html.
25. Organization WHO. 2012. Global physical
activity questionnaire (GPAQ) analysis
guide.
www.who.int/ncds/surveillance/steps/reso
urces/GPAQ_Analysis_Guide.pdf.
26. IPAC. 2002. International Physical
Activity QuestionnaireLong Last 7 Days
Self-Administered Format.
http://www.sdp.univ.fvg.it/sites/default/file
s/IPAQ_English_self-admin_long.pdf.
27. Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan
Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media
28. Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I.
2010. Kesehatan Remaja Problem dan
Solusinya. Jakarta: Salemba Medika
29. Dharma, Kelana Kusuma. 2011.
Metodologi Penelitian Keperawatan
(Panduan Melaksanakan dan Menerapkan
Hasil Penelitian) Edisi Revisi. Jakarta:
Trans Info Media
30. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta

10

Anda mungkin juga menyukai