Anda di halaman 1dari 3

SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI


PADA ORANG DEWASA

Disusun oleh :

NAMA : SYAFIQAH FAKHIRAH


NPM : 51120002

Dosen Pembimbing I : Dr. Ana Faizah, S.Kep., M.Biomed


Dosen Pembimbing II : Ns. Cica Maria

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2024
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Penyakit tidak
menular seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, serta penyakit degeneratif lainnya
akan meningkatkan keparahan kasus COVID-19. Separuh dari total kematian akibat
COVID-19 disebabkan adanya riwayat komorbid ini (Dinkes, 2021).

Hipertensi belum diketahui faktor penyebabnya, namun ditemukan beberapa faktor risiko
yang dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi yaitu lanjut usia dan adanya
riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga. Selain itu juga terdapat faktor-faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi yaitu kelebihan berat badan yang
diikuti dengan kurangnya berolahraga, serta mengkonsumsi makanan yang berlemak dan
berkadar garam tinggi. Begitu banyak faktor-faktor risiko penyebab terjadinya hipertensi
(Revi Yulia dkk, 2021).

Menurut WHO, hipertensi (tekanan darah tinggi) terjadi ketika tekanan di pembuluh darah
Anda terlalu tinggi (140/90 mmHg atau lebih tinggi). Hal ini biasa terjadi tetapi bisa
menjadi serius jika tidak diobati. Penderita tekanan darah tinggi mungkin tidak merasakan
gejala apa pun. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan memeriksakan
tekanan darah Anda (WHO, 2023).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, hipertensi menjadi penyakit dengan
jumlah penderitanya paling banyak di sepanjang tahun 2023 atau sampai akhir Oktober
2023. Berdasarkan data Dinkes Kota Batam sebanyak 41.976 warga Batam menderita
hipertensi

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia


sebesar 34,1%. Ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada
Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8%. Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di
Indonesia yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis (Kemkes, 2021). Dibandingkan
dengan data hasil Riskesdas tahun 2013, angka kejadian ini mengalami peningkatan yang
cukup tinggi. Kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia, dilaporkan 49,7% penyebab
kematian salah satunya adalah hipertensi (Alkhusari dkk, 2023).

Berdasarkan data Dinkes, diketahui bahwa jumlah estimasi penderita hipertensi berusia ≥
15 tahun di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2021 sebanyak 409.655 dengan jumlah
estimasi penderita hipertensi berusia ≥ 15 tahun tertinggi terdapat di Kota Batam
sebanyak 235.689 orang. Estimasi penderita hipertensi terendah ditemukan di Kabupaten
Kepulauan Anambas, dengan jumlah kasus sebanyak 5.648 orang. Cakupan pelayanan
hipertensi berdasarkan laporan pelayanan kesehatan hanya separuh dari estimasi kasus
yang ada. Kabupaten Kepulauan Anambas melakukan pelayanan hipertensi tertinggi
dengan capaian 90%, sedangkan Kabupaten/Kota lainnya tidak lebih dari separuh angka
estimasi (Dinkes, 2021).

IMT merupakan hasil dari pembagian berat badan dan kuadrat tinggi badan (meter)
untuk menilai status gizi seseorang. Indeks massa tubuh dapat menggambarkan kadar
apoptosis dalam tubuh manusia, resiko kesehatan dapat terjadi bila terdapat lemak yang
berlebihan dalam tubuh (Ayu Putri Abineno, 2022).

Anda mungkin juga menyukai