2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108
ABSTRAK
Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk
mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor). Stresor dapat mempengaruhi
semua bagian dari kehidupan seseorang, menyebabkan stres mental, perubahan perilaku, masalah-
masalah dalam interaksi dengan orang lain dan keluhan-keluhan fisik salah satunya gangguan siklus
menstruasi. Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stress melibatkan system neuroendokrinologi
sebagai sistem yang besar peranannya dalam reproduksi wanita. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adakah hubungan tingkat stress terhadap siklus menstruasi pada remaja di Kecamatan
Medan Marelan tahun 2016. Penelitian ini bersifat deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional
dengan jumlah sampel 40. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik accidental sampling. Data primer adalah data yang diambil langsung dari
responden melalui kusioner.Dari hasil penelitian yang di dapat bahwa 40 responden, mayoritas
mengalami tingkat stress berat sebanyak 29 orang (72,5%) dan minoritas mengalamitingkat stress ringan
sebanyak 11 orang (27,5%).Bahwa dari 40 responden, mayoritas siklus menstruasi tidak teratur
sebanyak 25 orang (62,5%) dan minoritas siklus menstruasi teratur sebanyak 15 orang (37,5 %). Ada
hubungan yang signifikan antara variable independen (tingkatstres) dengan variable dependen
(siklusmenstruasi), dimananilai (p=0,000) ˂ 0,005.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 137
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108
gejala tersebut yang timbul pada PMS Dalam periode ini terjadi perubahan
(pramenstruasi syndrome) adalah yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental
ketidakstabilan emosi. Seperti mudah marah, dan sosial. Masa ini juga merupakan periode
sakit kepala, lemas, tidak bergairah hidup, pencarian identitas diri, sehingga remaja
dan nafsu makan menurun. Gejala fisik yang sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan.
paling umum adalahrasa tidak nyaman, nyeri Umumnya proses pematangan fisik lebih
dan kembung di daerah perut, rasa tertekan cepat dari pematangan psikososialnya.
pada daerah kemaluannya, dan dismenore. Karena itu seringkali terjadi
Sifat dan itensitas dari gejala PMS tersebut ketidakseimbangan yang menyebabkan
mungkin bervariasi pada setiap sikus haidnya remaja sangat sensitif dan rawan terhadap
(Hendrik, 2006). stres. Tugas-tugas perkembangan pada masa
Menstruasi yang berulang setiap bulan remaja yang disertai oleh berkembangnya
tersebut akhirnya membentuk siklus kapasitas intelektual, stres dan harapan
menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari harapan baru yang dialami remaja membuat
hari pertama menstruasi sampai tepat satu remaja mudah mengalami gangguan baik
hari sebelum menstruasi bulan berikutnya. berupa gangguan pikiran, perasaan maupun
Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, gangguan perilaku. (IDAI, 2008).
dan hanya sekitar 10-15 % wanita memeliki Stres merupakan suatu respon fisiologis,
siklus 28 hari. Siklus menstruasi dipengaruhi psikologis dan perilaku dari manusia yang
oleh serangkaian hormone yang diproduksi mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur
oleh tubuh yaitu LuteinizingHormon, Follicle baik tekanan internal dan eksternal (stresor).
Stimulating Hormone dan estrogen. Selain itu Stresor dapat mempengaruhi semua bagian
siklus juga di pengaruhi oleh kondisi psikis dari kehidupan seseorang, menyebabkan stres
perempuan sehingga sehinga bisa maju dan mental, perubahan perilaku, masalah-masalah
mundur (Fitria, 2007). dalam interaksi dengan orang lain dan
Gangguan menstruasi dapat terjadi pada keluhan-keluhan fisik salah satunya
sebagian perempuan dari Negara industri gangguan siklus menstruasi. Dalam
maupun Negara berkembang. Gangguan- pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stres
gangguan proses menstruasi seperti lamanya melibatkan sistem neuroendokrinologi
siklus menstruasi dapat menimbulkan resiko sebagai sistem yang besar peranannya dalam
penyakit kronis. Faktor-faktor yang reproduksi wanita (Sriati, 2008).
berhubungan dengan gangguan siklus Stres juga dapat mempengaruhi siklus
menstruasi seperti stres, aktivitas fisik, dan menstruasi, karena pada saat stres, hormone
diet (Kusmiran, 2011). stres hormone kortisol sebagai produk dari
Dalam periode ini terjadi perubahan glukokortioid korteks adrenal yang disintesa
yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental pada zona fasikulata bisa mengganggu siklus
dan sosial. Masa ini juga merupakan periode menstruasi karena mempengaruhi jumlah
pencarian identitas diri, sehingga remaja hormon progesteron dalam tubuh. Jumlah
sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan. hormon dalam darah yang terlalu banyak
Umumnya proses pematangan fisik lebih inilah yang dapat menyebabkan perubahan
cepat dari pematangan psikososialnya. siklus menstruasi.
Karena itu sering kali terjadi Stres jangan dianggap remeh sebab akan
ketidakseimbangan yang menyebabkan mengganggu sistem metabolisme di dalam
remaja sangat sensitif dan rawan terhadap tubuh. Bisa saja karena stres, mudah lelah,
stres. Tugas-tugas perkembangan pada masa berat badan turun drastis, bahkan sakit-
remaja yang disertai oleh berkembangnya sakitan, sehingga metabolismenya terganggu.
kapasitas intelektual, stres dan harapan- Bila metabolisme terganggu, siklus haid pun
harapan baru yang dialami remaja membuat ikut terganggu.
remaja mudah mengalami gangguan baik Berdasarkan latar belakang diatas maka
berupa gangguan pikiran, perasaan maupun peneliti tertarik untuk meneliti, Hubungan
gangguan perilaku. (IDAI, 2008). Tingkat Stres Terhadap Siklus Menstruasi
Remaja.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 138
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108
Rumusan Masalah edukasi berupa pendekatan sosial atau
Berdasarkan alasan pemilihan judul dengan keagamaan.
permasalahan yang diambil dalam penelitian 2. Bagi Remaja
ini adalah “Adakah Hubungan Tingkat Stres Remaja mampu mencegah stres dan
Terhadap Siklus Mesntruasi pada remaja di mengetahui Gambaran siklus Menstruasi
Kecamatan Medan Marelan tahun 2016? dengan baik.
3. Bagi penelitian
Tujuan Penelitian Diharapkan dapat menjadi masukan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah dalam penatalaksanaan stres unuk
mengetahui Hubungan Tingkat Stres meminimalisasi terjadinya gangguan
Terhadap Siklus Mesntruasi pada remaja di pola menstruasi.
Kecamatan Medan Marelan tahun 2016. 4. Bagi Diri Sendiri
Menambah Wawasan tentang Hubungan
Manfaat Peneitian Stres dengan siklus Menstruasi pada
1. Bagi Institusi Pendidikan Remaja di Kecamatan Medan Marelan.
Sebagai data yang menggambarkan
angka tingkat stres padaa remaja di di METODE
desa pangkalan kecamatan aek natas Penelitian ini menggunakan desain
tersebut, sehinga diharapkan dapat penelitian deskriftif analitik dengan
dilakukan cara mengendalikan dan pendekatan cross sectional, jenis penelitian
manajemen stres agar masalah tersebut ini tujuannya untuk mengetahui ada atau
tidak sampai menyebabkan gangguan tidak adanya hubungan tingkat stres terhadap
lebih lanjut. Dengan cara memberikan siklus menstruasi pada remaja.
Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Tingkat stres Reaksi atau respon tubuh Kuesioner - Ringan Ordinal
pada remaja berupa respon fisiologis, - Berat
psikologis maupun
prilaku terhadap stresor
yang dialami
2 Siklus Menstruasi yang kuesioner - Normal Ordinal
Menstruasi berulang setiap - Tidak normal
bulan tersebut
akhirnya membentuk
siklus menstruasi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 139
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108
HASIL
Distribusi frekuensi hubungan tingkat
stres terhadap siklus menstruasi pada remaja
di Kecamatan Medan Marelan periode Maret-
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 140
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108
Tabel 4. Hubungan Tingkat Stres terhadap Siklus Menstruasi pada Remaja di Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2016 Periode Maret-Mei Tahun 2016
Siklus Menstuasi
Tidak Teratur Teratur Jumlah Nilai P
Kategori Stress
N % N % N % 0,005
Stres Berat 24 60 % 5 12,5 % 29 72,5 %
Stres Ringan 1 2,5 % 10 25 % 11 27,5 %
Jumah 25 62,5 % 15 37,5 % 30 100 %
Tingkat stres ini diduga berkaitan erat yang di dapat oleh remaja tidak di peroleh
dengan siklus menstruasi. Hasil penelitian dengan baik, baik dari media cetak,
melaporkan bahwa mayoritas remaja pada elektronik maupun dari pihak –pihak yang
stres berat memiliki siklus menstruasi yang terkait yang berkewajiban memberikan
tidak teratur sebesar 24 (60 %), sedangkan penyuluhan.
Minoritas remaja yang mempunyai stres Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
ringan, memiliki siklus menstruasi yang tidak (Balai Pustaka, 2007) yang dimaksud dengan
teratur sebesar 1 (2,5 %). stres adalah gangguan atau kekacauan mental
Hasil uji hipotesis, hasil analisis dan emosional yang disebabkan oleh faktor
menujukkan ada hubungan yang signifikan luar atau ketegangan. Biasanya stres
antara variabel independen (tingkat stres) dikaitkan bukan karena penyakit fisik, tetapi
dengan variabel dependen (siklus lebih karena masalah kejiwaan seseorang.
menstruasi), dimana nilai (p=0,000) ˂ 0,005. Selanjutnya stres berakibat pada penyakit
fisik, yang bisa muncul akibat lemahnya dan
PEMBAHASAN rendahnya daya tahan tubuh pada saat stres
Tingkat stres menyerang.
Berdasarkan tabel 2 dapat diihat bahwa Menurut Yekti (2010) keseimbangan
dari 40 reponden, mayoritas nilai frekuensi adalah kunci utama untuk terhindar dari stres.
tingkat stres yaitu berat sebanyak 29 orang Oleh karena itu, sebaiknya setiap orang
(72,5%), dan minoritas nilai frekuensi tingkat melakukan harmonisasi dalam hidupnya,
stres yaitu ringan sebanyak 11 orang (27,5%). keseimbangan antara lahir dan batin dunia
Hal ini disebabkan remaja mengalami akhirat. Apabila konsep harmonisasi ini telah
kejadian-kejadian yang dianggap besar dalam di pegang dan dijalankan secara benar, pasti
hidupnya dan tidak terduga, misalnya karena stres yang berkepanjangan tidak akan
orangtuanya bercerai, patah hati atau putus menyerang.
cinta, cinta tidak terbalas, atau mengalami
kecelakaan. Dan kemungkinan informasi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 141
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 142
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 143
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 144