Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No.

2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108

HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP SIKLUS


MENSTRUASI PADA REMAJA DI KECAMATAN
MEDAN MARELAN TAHUN 2016
Sarida Surya Manurung
Dosen Prodi S1Keperawatan, STIKes Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan
E-mail: sarida.manurung1@gmail.com

ABSTRAK
Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk
mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor). Stresor dapat mempengaruhi
semua bagian dari kehidupan seseorang, menyebabkan stres mental, perubahan perilaku, masalah-
masalah dalam interaksi dengan orang lain dan keluhan-keluhan fisik salah satunya gangguan siklus
menstruasi. Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stress melibatkan system neuroendokrinologi
sebagai sistem yang besar peranannya dalam reproduksi wanita. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adakah hubungan tingkat stress terhadap siklus menstruasi pada remaja di Kecamatan
Medan Marelan tahun 2016. Penelitian ini bersifat deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional
dengan jumlah sampel 40. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik accidental sampling. Data primer adalah data yang diambil langsung dari
responden melalui kusioner.Dari hasil penelitian yang di dapat bahwa 40 responden, mayoritas
mengalami tingkat stress berat sebanyak 29 orang (72,5%) dan minoritas mengalamitingkat stress ringan
sebanyak 11 orang (27,5%).Bahwa dari 40 responden, mayoritas siklus menstruasi tidak teratur
sebanyak 25 orang (62,5%) dan minoritas siklus menstruasi teratur sebanyak 15 orang (37,5 %). Ada
hubungan yang signifikan antara variable independen (tingkatstres) dengan variable dependen
(siklusmenstruasi), dimananilai (p=0,000) ˂ 0,005.

Kata kunci: Tingkat Stres, SiklusMesntruasi, dan Remaja.

PENDAHULUAN Pada remaja putri menarche rata-rata


Masa remaja merupakan masa yang usia 8-14 tahun, sehingga tahun-tahun
penting dalam rentang kehidupan di mana pertama pola siklus haid tidak teratur. Hal itu
remaja mengalami suatu periode peralihan, dikarenakan belum teraturnya siklushormon
suatu masa perubahan, usia bermasalah dan seksual sebab estrogen pada permulaan
saat dimana individu mencari identitas (jati menstruasi sangat penting untukpertumbuhan
diri) menuju masa dewasa (Muwarni, 2008). dan perkembangan tanda seks sekunder, rata-
Sedangkan menurut WHO batas usia remaja rata 2 tahun setelahmenarche menstruasi
adalah 12-24 tahun. Namun jika pada usia mulai teratur (Manuaba, 1998).
remaja seseorang sudah menikah, maka ia Pada perempuan pasca pubertas
tergolong dalam dewasa, atau bukan lagi memperlihatkan perubahan siklis yang
remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan berulang-ulang di dalam aksi hipotalamus,
lagi remaja tetapi masih tergantung pada hipofisis, ovarium yang menyebabkan
orangtua (tidak mandiri), maka dimasukkan pematangan dan pelepasan gamet
dalam kelompok remaja (Arianto, 2008). dariovarium untuk persiapan uterus
Sekitar 1 miliar manusia atau setiap 1 di dalammenunjang kehamilan jika terjadi
antara 6 penduduk dunia adalah remaja. fertilitasi. Namun pada keadaan tidak
Sebanyak 85 % di antaranya Ahidup di terjadikonsepsi, setiap siklus berakhir dengan
negara berkembang. Di Indonesia, jumlah perdarahan menstruasi (Hefferner, 2008).
remaja dan kaum muda berkembang sangat Pada perempuan yang sedang
cepat. Antara tahun 1970-2000, kelompok mengalami perdarahan haid, biasanya
umur 15-24 jumlahnya meningkat dari 21 mengeluhkan gejala-gejalanya yang terjadi
juta menjadi 43 juta dari 18 % menjadi 21 % dalam dua hari pertama, yang mungkin pada
dari total jumlah populasi penduduk awal perdarahan haid tidak menampakkan
Indonesia (Kusmiran, 2011). gejala-gejala PMS-nya. Kebanyakan gejala-

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 137
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108
gejala tersebut yang timbul pada PMS Dalam periode ini terjadi perubahan
(pramenstruasi syndrome) adalah yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental
ketidakstabilan emosi. Seperti mudah marah, dan sosial. Masa ini juga merupakan periode
sakit kepala, lemas, tidak bergairah hidup, pencarian identitas diri, sehingga remaja
dan nafsu makan menurun. Gejala fisik yang sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan.
paling umum adalahrasa tidak nyaman, nyeri Umumnya proses pematangan fisik lebih
dan kembung di daerah perut, rasa tertekan cepat dari pematangan psikososialnya.
pada daerah kemaluannya, dan dismenore. Karena itu seringkali terjadi
Sifat dan itensitas dari gejala PMS tersebut ketidakseimbangan yang menyebabkan
mungkin bervariasi pada setiap sikus haidnya remaja sangat sensitif dan rawan terhadap
(Hendrik, 2006). stres. Tugas-tugas perkembangan pada masa
Menstruasi yang berulang setiap bulan remaja yang disertai oleh berkembangnya
tersebut akhirnya membentuk siklus kapasitas intelektual, stres dan harapan
menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari harapan baru yang dialami remaja membuat
hari pertama menstruasi sampai tepat satu remaja mudah mengalami gangguan baik
hari sebelum menstruasi bulan berikutnya. berupa gangguan pikiran, perasaan maupun
Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, gangguan perilaku. (IDAI, 2008).
dan hanya sekitar 10-15 % wanita memeliki Stres merupakan suatu respon fisiologis,
siklus 28 hari. Siklus menstruasi dipengaruhi psikologis dan perilaku dari manusia yang
oleh serangkaian hormone yang diproduksi mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur
oleh tubuh yaitu LuteinizingHormon, Follicle baik tekanan internal dan eksternal (stresor).
Stimulating Hormone dan estrogen. Selain itu Stresor dapat mempengaruhi semua bagian
siklus juga di pengaruhi oleh kondisi psikis dari kehidupan seseorang, menyebabkan stres
perempuan sehingga sehinga bisa maju dan mental, perubahan perilaku, masalah-masalah
mundur (Fitria, 2007). dalam interaksi dengan orang lain dan
Gangguan menstruasi dapat terjadi pada keluhan-keluhan fisik salah satunya
sebagian perempuan dari Negara industri gangguan siklus menstruasi. Dalam
maupun Negara berkembang. Gangguan- pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stres
gangguan proses menstruasi seperti lamanya melibatkan sistem neuroendokrinologi
siklus menstruasi dapat menimbulkan resiko sebagai sistem yang besar peranannya dalam
penyakit kronis. Faktor-faktor yang reproduksi wanita (Sriati, 2008).
berhubungan dengan gangguan siklus Stres juga dapat mempengaruhi siklus
menstruasi seperti stres, aktivitas fisik, dan menstruasi, karena pada saat stres, hormone
diet (Kusmiran, 2011). stres hormone kortisol sebagai produk dari
Dalam periode ini terjadi perubahan glukokortioid korteks adrenal yang disintesa
yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental pada zona fasikulata bisa mengganggu siklus
dan sosial. Masa ini juga merupakan periode menstruasi karena mempengaruhi jumlah
pencarian identitas diri, sehingga remaja hormon progesteron dalam tubuh. Jumlah
sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan. hormon dalam darah yang terlalu banyak
Umumnya proses pematangan fisik lebih inilah yang dapat menyebabkan perubahan
cepat dari pematangan psikososialnya. siklus menstruasi.
Karena itu sering kali terjadi Stres jangan dianggap remeh sebab akan
ketidakseimbangan yang menyebabkan mengganggu sistem metabolisme di dalam
remaja sangat sensitif dan rawan terhadap tubuh. Bisa saja karena stres, mudah lelah,
stres. Tugas-tugas perkembangan pada masa berat badan turun drastis, bahkan sakit-
remaja yang disertai oleh berkembangnya sakitan, sehingga metabolismenya terganggu.
kapasitas intelektual, stres dan harapan- Bila metabolisme terganggu, siklus haid pun
harapan baru yang dialami remaja membuat ikut terganggu.
remaja mudah mengalami gangguan baik Berdasarkan latar belakang diatas maka
berupa gangguan pikiran, perasaan maupun peneliti tertarik untuk meneliti, Hubungan
gangguan perilaku. (IDAI, 2008). Tingkat Stres Terhadap Siklus Menstruasi
Remaja.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 138
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108
Rumusan Masalah edukasi berupa pendekatan sosial atau
Berdasarkan alasan pemilihan judul dengan keagamaan.
permasalahan yang diambil dalam penelitian 2. Bagi Remaja
ini adalah “Adakah Hubungan Tingkat Stres Remaja mampu mencegah stres dan
Terhadap Siklus Mesntruasi pada remaja di mengetahui Gambaran siklus Menstruasi
Kecamatan Medan Marelan tahun 2016? dengan baik.
3. Bagi penelitian
Tujuan Penelitian Diharapkan dapat menjadi masukan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah dalam penatalaksanaan stres unuk
mengetahui Hubungan Tingkat Stres meminimalisasi terjadinya gangguan
Terhadap Siklus Mesntruasi pada remaja di pola menstruasi.
Kecamatan Medan Marelan tahun 2016. 4. Bagi Diri Sendiri
Menambah Wawasan tentang Hubungan
Manfaat Peneitian Stres dengan siklus Menstruasi pada
1. Bagi Institusi Pendidikan Remaja di Kecamatan Medan Marelan.
Sebagai data yang menggambarkan
angka tingkat stres padaa remaja di di METODE
desa pangkalan kecamatan aek natas Penelitian ini menggunakan desain
tersebut, sehinga diharapkan dapat penelitian deskriftif analitik dengan
dilakukan cara mengendalikan dan pendekatan cross sectional, jenis penelitian
manajemen stres agar masalah tersebut ini tujuannya untuk mengetahui ada atau
tidak sampai menyebabkan gangguan tidak adanya hubungan tingkat stres terhadap
lebih lanjut. Dengan cara memberikan siklus menstruasi pada remaja.

Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Tingkat stres Reaksi atau respon tubuh Kuesioner - Ringan Ordinal
pada remaja berupa respon fisiologis, - Berat
psikologis maupun
prilaku terhadap stresor
yang dialami
2 Siklus Menstruasi yang kuesioner - Normal Ordinal
Menstruasi berulang setiap - Tidak normal
bulan tersebut
akhirnya membentuk
siklus menstruasi

Populasi Lokasi dan Waktu Penelitian


Populasi adalah keseluruhan subjek Lokasi penelitian di di desa pangkalan
penelitian (Arikunto Suharsimi). Populasi kecamatan aek natas kabupaten labuhan batu
dalam penelitian ini adalah seluruh remaja di utara tahun 2016.
desa pangkalan kecamatan aek natas
kabupaten labuhan batu utara tahun 2016 Waktu Penelitian
sebanyak 40 orang. Penelitian dilakukan pada tahun 2016.

Sampel Tekhnik Pengumpulan Data


Sampel merupakan sebagian dari seluruh Metode pengumpulan data yang
elemen yang menjadi objek penelitian. dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
Teknik pengambilan sampel dengan teknik menggunakan data primer dan data sekunder.
accidential samping yaitu sebanyak 40 orang. Data primer adalah data yang diambil
langsung dari responden melalui kusioner.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 139
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108

Instrumen Penelitian Mei tahun 2016 yang berjumlah 40


Instrumen pada penelitian ini berupa responden di dapatkan hasil seperti pada tabel
kuesioner yang dibuat oleh peneliti di bawah ini:
berdasarkan tinjauan teoritis. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hubungan
Tingkat Stres terhadap Siklus Menstuasi Pada
Pengelolahan Data Remaja SMA Responden di Kecamatan
Data yang dikumpulkan diolah melalui Medan Marelan Tahun 2016 Periode Maret-
langkah sebagai berikut: Mei Tahun 2013
1. Pengeditan (Editing) No Karakteristik F %
Setelah data terkumpul dilakukan A Umur
pengecekan terhadap kelengkapan data 1 Remaja Awal (10-12) 10 25
dan tidak terdapat kesalahan dan 2 Remaja Tengah (13-15) 15 37,5
kekeliruan dalam pengumpulan data. 3 Remaja Akhir (16-19) 15 37,5
Total 40 100 %
2. Pengkodean (Coding)
B Pendidikan
Memberikan kode jawaban secara angka
1 SD 10 25
atau kode tertentu sehingga lebih mudah 2 SMP 15 37,5
dan sederhana. 3 SMA 15 37,5
3. Memasukkan data (Entry) Total 40 100 %
Memasukkan jawaban responden yang C Sumber Informasi
sudah berbentuk kode (angka atau huruf) 1 Tenaga kesehatan 6 15,0
ke dalam program computer. 2 Media Cetak 7 17,5
4. Pembersihan data (Cleaning) 3 Media Elektonik 9 22,5
Mengecek kembali data responden yang Total 40 100 %
sudah dimasukkan ke program computer Berdasarkan tabel 1 di atas, bahwa
untuk melihat kemungkinan adanya mayoritas reponden berumur remaja akhir
kesalahan-kesalahan kode, (16-19 tahun) 15 responden ( 37, 5%) dan
ketidaklengkapan dan sebagainya. berdasarkan sumber informasi mayoritas
memperoleh informasi dari tenaga kesehatan
Analisa Data 6 responden (15, 0%).
1. Univariat (Deskriptif)
Analisa data dilakukan untuk Analisa Univariat
mengetahui distribusi frekuensi dan Tingkat Stres
presentasi tiap variabel yang diteliti. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres
Data yang bersifat kategorik dicari di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016
frekuensi dan proporsinya.(Notoadmojo, Periode Maret-Mei Tahun 2016
2012) Kategori F %
2. Bivariat Berat 29 72,5
Dalam menganalisa secara bivariat, Ringan 11 27,5
pengujian data dilakukan dengan Total 40 100,0
menggunakan uji statistic pearson Dari tabel 2 di atas bahwa Mayoritas
correlation dengan derajat kepercayaan tingkat stres yaitu berat sebanyak 29 orang
95 %. Pedoman dalam menerima (72,5%), dan minoritas nilai frekuensi tingkat
hipotesis : apabila nilai probabilitas (p) < stres yaitu ringan sebanyak 11 orang (27,5%).
0,05 maka Ha diterima, apabila (p)>
0,05 maka Ho diterima. Data disajikan
dalam bentuk tabel.

HASIL
Distribusi frekuensi hubungan tingkat
stres terhadap siklus menstruasi pada remaja
di Kecamatan Medan Marelan periode Maret-

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 140
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108

Siklus Menstruasi Analisa Bivariat


Tabel 3. Distribusi Frekuensi Siklus Hubungan Tingkat Stres Terhadap Siklus
Menstruasi di Kecamatan Medan Marelan Menstruasi Pada Remaja di Kecamatan
Tahun 2016 Periode Maret-Mei Tahun 2016 Medan Marelan Tahun 2016 Periode
Kategori F % Maret-Mei Tahun 2016
Tidak Teratur 25 62,5 Untuk melihat hubungan antara variabel
Teratur 15 37,5 dependen (tingkat stres) dan independen
Total 40 100,0 (siklus menstuasi). Berdasarkan hasil
Dari tabel 3 di atas Mayoritas Siklus penelitian tentang hubungan tingkat stres
Menstuasi yaitu sebanyak 25 orang (62,5%), terhadap siklus menstruasi pada remaja di
dan Minoritas nilai frekuensi siklus menstuasi desa pangkalan kecamatan aek natas
yaitu sebanyak 15 orang (37,5%). kabupaten labuhan batu utara periode maret-
mei tahun 2016 dapat diihat pada tabel
berikut:

Tabel 4. Hubungan Tingkat Stres terhadap Siklus Menstruasi pada Remaja di Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2016 Periode Maret-Mei Tahun 2016
Siklus Menstuasi
Tidak Teratur Teratur Jumlah Nilai P
Kategori Stress
N % N % N % 0,005
Stres Berat 24 60 % 5 12,5 % 29 72,5 %
Stres Ringan 1 2,5 % 10 25 % 11 27,5 %
Jumah 25 62,5 % 15 37,5 % 30 100 %

Tingkat stres ini diduga berkaitan erat yang di dapat oleh remaja tidak di peroleh
dengan siklus menstruasi. Hasil penelitian dengan baik, baik dari media cetak,
melaporkan bahwa mayoritas remaja pada elektronik maupun dari pihak –pihak yang
stres berat memiliki siklus menstruasi yang terkait yang berkewajiban memberikan
tidak teratur sebesar 24 (60 %), sedangkan penyuluhan.
Minoritas remaja yang mempunyai stres Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
ringan, memiliki siklus menstruasi yang tidak (Balai Pustaka, 2007) yang dimaksud dengan
teratur sebesar 1 (2,5 %). stres adalah gangguan atau kekacauan mental
Hasil uji hipotesis, hasil analisis dan emosional yang disebabkan oleh faktor
menujukkan ada hubungan yang signifikan luar atau ketegangan. Biasanya stres
antara variabel independen (tingkat stres) dikaitkan bukan karena penyakit fisik, tetapi
dengan variabel dependen (siklus lebih karena masalah kejiwaan seseorang.
menstruasi), dimana nilai (p=0,000) ˂ 0,005. Selanjutnya stres berakibat pada penyakit
fisik, yang bisa muncul akibat lemahnya dan
PEMBAHASAN rendahnya daya tahan tubuh pada saat stres
Tingkat stres menyerang.
Berdasarkan tabel 2 dapat diihat bahwa Menurut Yekti (2010) keseimbangan
dari 40 reponden, mayoritas nilai frekuensi adalah kunci utama untuk terhindar dari stres.
tingkat stres yaitu berat sebanyak 29 orang Oleh karena itu, sebaiknya setiap orang
(72,5%), dan minoritas nilai frekuensi tingkat melakukan harmonisasi dalam hidupnya,
stres yaitu ringan sebanyak 11 orang (27,5%). keseimbangan antara lahir dan batin dunia
Hal ini disebabkan remaja mengalami akhirat. Apabila konsep harmonisasi ini telah
kejadian-kejadian yang dianggap besar dalam di pegang dan dijalankan secara benar, pasti
hidupnya dan tidak terduga, misalnya karena stres yang berkepanjangan tidak akan
orangtuanya bercerai, patah hati atau putus menyerang.
cinta, cinta tidak terbalas, atau mengalami
kecelakaan. Dan kemungkinan informasi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 141
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108

Siklus Menstruasi Menurut pendapat puji (2009) Saat


Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat tubuh bereaksi ketika mengalami stres.
bahwa dari 40 responden, mayoritas nilai Faktor stres ini dapat menurunkan ketahanan
frekuensi siklus menstruasi yaitu tidak teratur terhadap rasa nyeri. Tanda pertama yang
sebanyak 25 (62,5%), dan minoritas nilai menunjukan keadaan stres adalah adanya
frekuensi siklus menstruasi yaitu normal reaksi yang muncul yaitu menegangnya otot
sebanyak 15 (37,5%). tubuh individu dipenuhi oleh hormon stres
Menurut Fania (2010) Menstruasi adalah yang menyebabkan tekanan darah, detak
pelepasan dinding rahim (endometrium) yang jantung, suhu tubuh, dan pernafasan
disertai dengan perdarahan dan terjadi secara meningkat. Disisi lain saat stres, tubuh akan
berulang-ulang setiap bulan kecuali pada saat memproduksi hormon adrenalin, estrogen,
kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap progesteron serta prostaglandin yang
bulan tersebut akhirnya membentuk siklus berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan
menstruasi. Siklus menstruasi dihitung pada peningkatan kontraksi uterus secara
hari pertama haid sampai tepat satu hari berlebihan, sedangkan progesteron bersifat
pertama haid bulan berikutnya. menghambat kontraksi. Peningkatan
Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 kontraksi secara berlebihan ini menyebabkan
hari hanya sekitar 10-15 % wanita yang rasa nyeri. Selain itu hormon adrenalin juga
memiliki siklus 28 hari. Menstruasi yang meningkat sehingga menyebabkan otot tubuh
pertama kali disebut menarke paling sering tegang termasuk otot rahim dan dapat
terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa juga menjadikan nyeri ketika menstruasi.
terjadi pada usia 8 atau 16 tahun. Dan ada Stresor diketahui merupakan faktor
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi etiologi dari banyak penyakit. Salah satunya
siklus menstruasi yaitu: fungsi hormon, menyebabkan stres fisiologis yaitu gangguan
kelainan sistemik, stres, kelenjar gondok, pada menstruasi. Kebanyakan wanita
aktifitas fisik, obat-obatan. mengalami sejumlah perubahan dalam pola
Gangguan siklus menstruasi yang menstruasi selama masa reproduksi. Dalam
berhubungan dengan siklus menstruasi di pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stres
golongkan menjadi 3 macam yaitu: melibatkan sistem neuroendokrinologi
1. Polimenorea: Siklus dengan interval 21 sebagai sistem yang besar peranannya dalam
hari atau kurang, dapat disebabkan reproduksi wanita.
gangguan fase luteal.
2. Oligomenorea: Menstruasi yang jarang, KESIMPULAN
periode menstruasi pendek (interval Dari hasil penelitian dan pembahasan
siklus melebihi 35 hari), biasanya yang telah dilakukan, maka di peroleh
disebabkan oleh memanjangnya fase kesimpuan sebagai berikut:
folikular. 1. Bahwa dari 40 responden, mayoritas
3. Amenorea: Adalah keadaan dimana tidak nilai frekuensi tingkat stres yaitu berat
adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 sebanyak sebanyak 29 orang (72,5%),
bulan berturut-turut. Hal tersebut normal dan minoritas nilai frekuensi tingkat
terjadi pada masa sebelum pubertas, stres yaitu ringan sebanyak 11 orang
kehamilan dan menyusui dan setelah (27,5%).
menopause. 2. Bahwa dari 40 responden, mayoritas
nilai frekuensi siklus menstruasi tidak
Hubungan Tingkat Stres terhadap Siklus teratur yaitu sebanyak 25 orang (62,5%),
Menstruasi pada Remaja di Kecamatan dan Minoritas nilai frekuensi siklus
Medan Marelan Tahun 2016 menstuasi teratur yaitu sebanyak 15
Berdasarkan uji hipotesis, hasil analisis orang (37,5%).
menunjukkan ada hubungan yang signifikan 3. Bahwa dari 40 responden, mayoritas
antara tingkat stres terhadap siklus nilai frekuensi hubungan tingkat stres
menstruasi, dimana niai (p=0,000) ˂ 0,05. terhadap siklus menstruasi yaitu

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 142
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108

sebanyak 24 (60 %), sedangkan Tentang Dismenore pada Siswa Putri di


Minoritas remaja yang mempunyai stres MTS NU Mranggen Kabupaten Demak.
ringan, memiliki siklus menstruasi yang Diakses tanggal: 3 Juni 2014, pukul:
tidak teratur sebesar 1 (2,5 %). 12.06.
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan
SARAN dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
1. Diharapkan kepada institusi pendidikan Cipta.
agar hasil penelitian ini dapat dijadikan Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan
refrensi/literature terutama yang dan Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
berhubungan dengan tingkat stres Nurul fitriani. (2010). Haid Pertamaku.
terhadap siklus menstruasi pada remaja. Jakarta: Multi Kreasi Satu Delapan.
2. Diharapkan kepada remaja mampu Paramita, D.P. (2010). Hubungan Tingkat
mencegah stres dan mengetahui Pengetahuan tentang Dismenorea
gambaran siklus menstruasi dengan baik. dengan Perilaku Penanganan
3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya Dismenorea pada Siswi SMK YPKK
agar dapat melakukan penilitian tentang Sleman Yogyakarta. Diakses tanggal: 19
tingkat stres dengan variabel yang lebih Maret 2014, pukul: 19.05.
luas dan lebih baik. Proverawati Atikah dan Maisaroh siti. (2009).
4. Diharapkan bagi penulis dapat menjadi Menarche (Menstruasi Pertama Penuh
masukan dalam penatalaksanaan stres Makna. Jogyakarta: Mulia Medika.
untuk meminimalisasi terjadinya Purwani, S., Herniyatun., & Yuniar, I.
gangguan pola menstruasi. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Dismenore dengan Sikap
DAFTAR PUSTAKA Penanganan Dismenore pada Remaja
Ali Mohammad. (2004). Psikologi Remaja Putri Kelas X Di SMAN 1 Petanahan.
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id
Bumi Aksara. /files/disk1/23/jtstikesmuhgo-gdl-
Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian sitipurwan-1126-2-hal.30--5.pdf.
Suatu Pendekatan Praktik Ed. Revisi VI. Diakses tanggal: 20 Maret 2014, pukul:
Jakarta: Rineka Cipta. 21.17.
Asrinah, Syarifah, Suciyanti. (2011). Putri Fania. (2009). Buku Pintar Ibu Hamil.
Menstruasi dan Permasalahannya. Jogyakarta: Second Hope.
Jogyakarta: Pustaka Panesa. Releghea, A.Y. (2012). Hubungan Antara
Bobak., Lowdermilk., & Jensen. (2012). Pengetahuan tentang Dismenore dengan
Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Perilaku Penanganan dalam
Jakarta: EGC. Mengatasinya pada Remaja Putri di
Fitriani. (2011). Promosi Kesehatan. RSBI SMAN Mojoangung. Diakses
Yogyakarta: Graha Ilmu. tanggal: 20 Maret 2014, pukul: 20.08.
Fitriani. (2011). Promosi Kesehatan. Sarwono. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yogyakarta: Graha Ilmu. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Hawari dadang. (2001). Manajemen Stres, Sukarni, I., & Margareth Z.H. (2013). Buku
Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI. Ajar Keperawatan Maternitas.
Kartono, K. (2006). Psikologi Wanita Yogyakarta: Nuha Medika.
Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Widya Astuti, SST. (2009). Kesehatan
Dewasa Jilid I. Bandung: Mandar Maju. Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Kumalasari, I., & Andhyantoro, I. (2012). Yekti dan Wulandari. (2010). Cara Jitu
Kesehatan Reproduksi Untuk Mengatasi Stres. Jakarta: Andi Offset.
Mahasiswa Kebidanan Dan Yuliarti. (2009). Woman Healty & Beauty
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Panduan Sehat dan Cantik bagi Wanita.
Nafiroh, D., & Indrawati, N.D. (2013). Jogyakarta: Andi Offset.
Gambaran Pengetahuan Remaja

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 143
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 3, No. 2, September 2017
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN e-ISSN 2597-7172, p-ISSN 2442-8108

Yuniarti, T., Rejo., & Handayani, R.T. Dismenore di AKPER Mamba’ul’ulum


(2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Surakarta. Diakses tanggal: 2 Juni 2014,
Mahasiswa Semester I Tentang pukul: 22.00.
Menstruasi dengan Penanganan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 144

Anda mungkin juga menyukai