Anda di halaman 1dari 11

STRES PADA IBU HAMIL

A. DEFINISI STRESS
Menurut Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63) menyebutkan bahwa stres
adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam
lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan
sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri
seseorang.
Banyak hal yang bisa memicu stres muncul seperti rasa khawatir perasaan kesal kecapekan
frustasi perasaan tertekan kesedihan pekerjaan yang berlebihan Pre Menstrual Syndrome (PMS)
terlalu fokus pada suatu hal perasaan bingung berduka cita dan juga rasa takut. Biasanya hal ini
dapat diatasi dengan mengadakan konsultasi atau beristirahat total.
B. STRESS PADA IBU HAMIL
Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :
1. Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat
lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
2. Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status
kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih

percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa
nifas.
3. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari
segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup
sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak
merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia
berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan
adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu
hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah
penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya,
mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang
menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat. Ekonomi juga selalu
menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi
yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan
di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan
adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka
kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin
dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti ,dan jika
stress pada ibu tidak tertangani dengan baik. Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal
yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan
akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah
yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata
dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi
berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan. Stress selama kehamilan hanya
berpengaruh buruk bagi anda dan bayi dalam kandungan anda. Tentu saja dalam kehidupan , kita
tak dapat mencegah sesuatu peristiwa buruk terjadi (misalnya: kematian , kehilangan sesuatu,
stress pekerjaan, masalah keluarga dll), dan kita juga tak dapat merubah emosional kita begitu
saja.
C. MASALAH EMOSI DAN KEJIWAAN SELAMA KEHAMILAN
1.

PRINSIP DASAR

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis


dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita

menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi
menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap
penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi,
kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan
itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis,mulai dari reaksi emosional
ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial
(keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih saying dan empati) pada wanita hamil dan dari
aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya(tenaga ahli,cara menyelesaikan persalinan
normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan neonatal)
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi
Trimester pertama : sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga periode ini
mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya pertengkaran dan rasa tidak nyaman
Trimester kedua : fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil
lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan,
kehidupan seksual keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya.
Trimester ketiga : berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan
sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau
mewaspadai segala sesuatu yang mungkin akan dihadapi.
Masalah
Aspek psikologik dan pengaruhnya pola kehidupan keluarga dan tahapan trimester.
Gangguan emosional dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
Hambatan asuhan neonatal pasca persalinan.
2.

Penanganan umum

Kehamilan sendiri merupakan resiko terhadap kesehatan ibu, apabila disertai dengan
gangguan psikologik diperlukan pendapat bidang keahlian yang sesuai.
Rawat jalan dan dukungan keluarga merupakan pendekatan yang rasional.

Gali faktor-faktor yang berkaitan dengan reaksi kejiwaan dari seseorang, terutama
yang mungkin dapat bermanifestasi negatif selama kehamilan atau persalinan (misalnya
status perkawinan, kepribadian, hubungan dengan mertua dsb).
Sedapat
analitik.

mungkin

dindarkan

penggunaan

psikofarmak,

upayakan

dulu

psikoterapi

Rawat inap dan isolasi hanya diperlukan apabila pasien membahayakan dirinya sendiri,
bayi yang dikandungnya atau orang lain.
3. Penanganan khusus
A. Pseudosyesis
Wanita tidak hamil yang percaya bahwa dirinya hamil, diikuti dengan munculnya gejala
dan tanda kehamilan.
Bedakan kondisi ini dengan gangguan efektif yang juga dapat menimbulkan keyakinan
adanya kehamilan (berkaitan dengan delusi) atau juga terhadap seorang isteri infertil
yang ingin tetap dicinta suaminya.
Lakukan anamnesis terarah yang akurat (termasuk latar belakang psikis), pemeriksaan
fisik (khloasma/hiperpigmentasi, pelunakan dan keunguan pada serviks,pembesaran
uterus) dan pemeriksaan tambahan (uji kehamilan dan ultrasonografi)
Lakukan konseling bahwa kehamilan harus dipastikan (perdarahan lucut dengan
kombinasi estrogen dan progesteron), akan dilakukan upaya pemeriksaan dan
pengobatan untuk kehamilan dan dukungan psikososial.
B. Reaksi Cemas
Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan,
terutama sekali terhadap hal-hal yang masih tergolong wajar.
Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya karena
gejala klinik yang ada, sangattidak spesifik (twiching, tremor, berdebar-debar,
kaku otot, gelisah dan lelah, insomnia).
Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktivitas otonon (palpitasi, sesak
nafas, rasa dingin di telapak tangan, berkeringat, pusing, rasa terganjal pada
leher).

Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang-kadang upaya ini kurang memberi


hasil tetapi prosedur ini sebaiknya paling pertama dilakukan.
Hanya pada pasien dengan reaksi cemas berat, berikan diazepam 3 x 2 mg per
hari.
Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau kekurangan
asupan kalori/gizi maka harus dilakukan rawat inap di rumah sakit.
C. Reaksi Panik
Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode yang
relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.
Pasien mengeluh nafas sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging, jantung
berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati atau merasa tidak akan
tertolong lagi.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat,
pandangan liar, pernafasan pendek dan cepat dan takhikardi.
Tenangkan secara verbal, sebelum psikoterapi atau medikamentosa. Sebaiknya
pasien dirawat untuk observasi terhadap reaksi panik ulangan dan pemberian
terapi.
Karena reaksi panik hanya beerlangsung dalam waktu yang relatif singkat,
cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
D. Reaksi Obsesif-Kompulsif
Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan,
rangsangan ataupun pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa objek yang jelas,
diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang kali.
Pengulangan perbuatan tersebut
dikandungnya atau orang lain.

dapat

mencelakai

dirinya,

bayi

yang

Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesifkompulsif menjadi alasan untuk rawat di rumah sakit atau dalam pengawasan
tim medis yang memadai. Psikoterapi cukup membantu untuk mengembalikan
wanita ini pada status emosional yang normal.

Pada kasus yang berat, beridiazepam 5 mg IV dan observasi ketat.


E. Depresi Berat
Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah,
menyendiri, penurunan berat badan, insomnia, kelemahan,rasa tidak dihargai
dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.
Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak
mampu berkonsentrasi, kurang perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu.
Gunakan anti depresan Amitryptyline 2 x 10 mg oral.
Terapi kejutan listrik (ECT) digunakan apabila psikofarmaka gagal dan reaksi
depresi membahayakan pasien.
F. Reaksi Mania
Reaksi mania ditandai dengan rasa gembira yang berlebihan (eforia), mudah
terangsang, hiperaktif, banyak berbicara (logore), mengganggu dan rasa
percaya diri yang berlebihan. Angka kejadian reaksi mania adalah 0,5-1,5%
dan jumlahnya akan bertambah pada periode pascapersalinan.
Reksi mania dalam kehamilan merupakan masalah yang cukup rumit karena obat
lithium karbonat, dapat menimbulkan berbagai akibat yang merugikan pada
janin (Ebsteins abnormality, struma, kelemahan tonus otot dan menurunnya
kemampuan mengisap pada bayi yang baru dilahirkan).
Ibu- ibu yang menggunakan lithium karbonat, tidak boleh menyusui bayinya
karena obat ini diekskresi melalui air susu ibu.
Wanita hamil dengan reaksi mania, sebaiknya dirawat untuk menentukan dosis
yang paling tepat, aman dan efektif untuk lithium karbonat.
Pasien-pasien yang terkontrol pada saat hamil, cenderung mengalami episode
mania pada 7-14 hari saat pascapersalinan.
G. Skizofrenia
Skizofrenia ditandai dengan gangguan proses berfikir, persepsi dan realita.
Pada tingkat tertentu, dapat dijumpai halusinasi, waham kebesaran dan

kejaran, gangguan bicara dan hilangnya asosiasi dengan realita dan lingkungan
sekitarnya.
Klorpromazine 12,5 mg atau haloferidol 0,5 mg, tidak berpengaruh terhadap
janin tetapi pada dosis anti psikotik (klorpromazine 125-250 mg atau
haloperidol 2 mg) dengan pemberian multi dosis, dapat mempengaruhi kesehatan
janin.
Obat ini diekskresi melalui ASI sehingga tidak dianjurkan untuk menyusui
bayinya. Bila psikofarmaka tidak dapat digunakan, dapat digunakan terapi
kejutan listrik (ECT).
H. Rasa Kehilangan
Dengan dukungan teknologi canggih sekalipun, abortus, cacat konggenital, janin
mati dalam rahim dan mortalitas neonatal, masih akan tetap tejadi.
Rasa kehilangan merupakan adaptasi dari
kesedihanyang harus dihadapi dan diatasi.

kemarahan,

kekecewaan

dan

Lakukan konseling dan minat pasangan tersebut untuk memutuskan apa yang
terbaik bagi mereka (menyimpan hasil konsepsi, menyaksikan cacat yang
terjadi, mendekap janin yang telah dilahirkan, meminta otopsi) agar proses
adaptasi terhadap kehilangan dapat berjalan baik.
Perhatikan : kemarahan terhadap situasi yang terjadi, dapat dilampiaskan
kepada staf klinik dan terutama terutama terhadap tenaga medik atau
penolong.
Beri kesempatan (paling tidak 6 bulan) untuk resolusi, sebelum memulai
kehamilan beikut.
PENANGANAN MASALAH KEJIWAAN MENURUT TINGKAT PELAYANAN
KESEHATAN

Tanda dan Ibu hamil dengan masalah atau gangguan kejiwaan yang dapat mempengaruhi
gejala
kesehatan/keselamatan ibu maupun janin yang dikandungannya.

Dugaan

Kehamilan dengan gejala cemas, panik, obsesif-kompulsif, depresi, mania atau

skizofrenia.

Kategori

CEMAS

PANIK

OBSESI

Tingkat

Polindes

DEPRESI

MANIA

SKIZO

UPAYA

Kenali

Kenali

Kenali

Kenali

Kenali

Kenali

Rujuk

Rujuk

Rujuk

Rujuk

Rujuk

Rujuk

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Pascaterapi

Pascaterapi

Pascaterapi

Pascaterap

Pascaterapi

Pascaterapi

Puskesmas

Diagnosis
Terapi:
Psikoterapi
sedatif Rujuk
bila
gejala
tetap/memburu
k
Observasi
pasca rujukan

Diagnosis
Terapi:
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila
gejala
tetap/
memburuk

Diagnosis
Terapi:
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila
terdapat
gejala yang
berbahaya
bagi
ibu
dan janin

Diagnosisi
Terapi:
Psikoterapi
Sedatif
rujuk bila
gejala
tetap/
memburuk

Diagnosis
Terapi:
psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila
gejala
tetap/
memburuk

Diagnosis
Terapi:
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila
gejala
tetap/
memburuk

Rumah
sakit

Diagnosis
Psikoanalis dan
terapi Sedatif
Konsultasi
psikolog/
psikiater

Diagnosis
Psikoanalis
dan terapi
Sedatif
Konsultasi
psikolog/
psikiater

Diagnosis
Psikoanalis
dan terapi
sedatif
Konsultasi
psikolog/
psikiater
ANC/profil
biofisik

Diagnosis
Psikoanalis
dan terapi
Sedatif AD
trisiklik
ECT/TKL
Konsultasi
psikolog/
psikiater

Diagnosis
Psikoanalis
dan terapi
Sedatif Likarbonat
konsultasi
psikolog/
psikiater
ANC/profil

Diagnosis
psikoanalis
dan terapi
sedatif
Psikofarmaka/ECT
Konsultasi
psikolog/
psikiater

biofisik

D. PENCEGAHAN STRESS PADA KEHAMILAN


A.

Tips mengatasi stress dalam kehamilan:

Coba Mencari Penyebab. Cobalah untuk mencari tahu apakah penyebab stress anda-hubungan personal anda atau berhubungan dengan pekerjaan anda, atau lainnya dan carilah jalan
yang efektif untuk dapat mengatasi dan menghadapinya.
Diet Makan Yang Baik. . Bila kita sehat dan fit, kita akan dapat mengatasi stress dengan
cara lebih baik. Untuk itu anda harus tetap menjaga diet makanan yang sehat, istirahat yang
cukup, dan lakukanlah olahraga teratur yang akan membantu anda untuk tetap fit.
Olah Raga. . Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga selama kehamilan bukan saja
membuat badan sehat-fit juga membuat jiwa yang sehat
Hindari Kebiasaan Yang Tak Baik Karena Faktor Emosional.. Carilah alternative lainnya
bila anda menjadi sangat ingin merokok, atau alcohol. Cobalah alihkan dengan berolahraga,
ngobrol dengan teman/keluarga, bernyanyi, menguyah permen karet, atau makan buahan atau
apapun juga yang bias anda lakukan untuk mengalihkan keinginan anda yang dapat
membahayakan bayi anda ini.
Komunikasi. . Isolasi sosial dan rasa sendirian membuat anda lebih sulit untuk
menghadapi kesulitan, kesedihan. Binalah hubungan emosional yang baik dengan pasangan,
keluarga dan teman-teman anda. Komunikasi/ hubungan emosional yang baik akan membantu
anda menghadapi kesulitan dan kesedihan karena dukungan dari pasangan, keluarga dan teman
anda.
Mengikuti Aktivitas. . Meditasi, Yoga dan Pijatan akan membantu mengurangi
ketegangan pada otot-otot anda. Menurut riset terbukti aktivitas-aktivitas ini mempengaruhi
reaksi tubuh terhadap stress dengan menurunkan hormone stress dan memperlambat detak
jantung.
IstirahatYang Nyaman., berbaringlah pada satu sisi (sisi kiri dianjurkan), dikamar yang
sepi, dengarkan musik yang lembut, bayangkan diri anda ditempat yang anda sukai misalnya di
pantai, di taman dll.

Bicarakan dengan dokter anda.. Anda dapat membicarakan perasaan dan keluhan anda
kepada dokter anda, dokter akan menilai apakah anda memerlukan pengobatan atau tidak atau
mengkonsul anda ke dokter psikiatri.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan
faktor sosial budaya dan ekonomi.
a. Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu
tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan
kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau
poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut
dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat
dipastikan keadaannya.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu
memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya
4. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan
secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada
ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang
diharapkan semua pihak
5. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat
berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan
lancar
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor
kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah
melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun.
B.

Cara mengatasi stress

Pada umumnya wanita seringkali mengalami tingkat stress yang berlebihan, namun jika
wanita mengetahui rahasi untuk mengatasi kecenderungan stress itu dapat di atasi;

1.Menetapkan prioritas, mengorganisir, dan membuat daftar rencana.Mementingkan hal-hal


yang lebih penting, memprioritaskan yang lebih utama.
2.Bila masalah terlalu berat, curhatlah pada teman
3.Bekerja dengan optimis

Anda mungkin juga menyukai