Anda di halaman 1dari 90

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENERIMA MANFAAT (PM) NY.

DENGAN INSOMNIA
DI RUANG ANGGREK RUMAH PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA
PUCANG GADING SEMARANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Manajemen Asuhan Keperawatan
Gerontik
Pembimbing akademik: Ns. Artika Nurrahima, M.Kep
Pembimbing Klinik : Dra. Tri Indriyanti

Disusun Oleh:
Aulia Nur Prasetya 22020115120035
Fastika Furi A. 22020115120058
Melinda Kumala Sari 22020115130082
Novinda Kurnia Fitri 22020115120031
A. 15. 1

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) merupakan seseorang yang telah mencapai usia
diatas 60 tahun dimana sesuai dengan UUD Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 1998 mengenai kesejahteraan lanjut usia (Depkes RI, 2014).
Sedangkan beberapa ahli mengemukakan berbagai pendapat yang berbeda-
beda akan pengertian lansia. Menurut Setianto, seseorang dapat dikatakan
lansia apabila usianya mencapai 65 tahun ke atas. Sedangkan menurut
Pudjiastuti, lansia bukanlah sebuah penyakit melainkan tahap lanjutan dari
suatu proses kehidupan dimana ditandai dengan adanya penurunan
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan (Abdul dan
Sandu, 2016).
Pada lansia terjadi proses penuaan dimana banyak dikaitkan dengan
perubahan-perubahan fungsi-fungsi tubuh. Masalah umum yang biasa
terjadi pada lansia salah satunya adalah perubahan fungsi imunitas tubuh,
semakin bertambahnya usia fungsi imunitas akan semakin menurun. Maka,
dari itu lansia lebih beresiko terserang penyakit degeneratif atau penyakit
kronis lain (Lenny, 2011). Dari penyakit-penyakit yang biasa terjadi pada
lansia biasanya sering menimbulkan nyeri. Salah satunya nyeri akut, nyeri
akut merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan
intensitas ringan hingga berat dengan akhirnya dapat diantisipasi atau
diprediksi dan dengan durasi kurang dari 3 bulan (Nanda, 2018).
Bertambahnya usia manusia juga berpengaruh pada pengalaman
tidur atau pola tidur. Perubahan pola tidur ini sebenarnya merupakan tanda
dari suatu gangguan tidur yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
tidur lansia dan akhirnya akan memberikan dampak buruk terhadap
kesehatan lansia. Seperti insomnia, yang merupakan gangguan tidur sering
terjadi pada lansia dengan gejala yang sering dikeluhkan antara lain
kesulitan untuk memulai tidur, kesulitan menahan tidur, sering terbangun
dimalam hari, dan sering tebangun lebih awal (Indriyati, 2015).
Bertambahnya usia juga membuat seseorang mempunyai
pengalaman yang banyak semasa hidupnya. Tidak terkadang juga beberapa
dari mereka memiliki masalah-masalah yang belum teratasi di masa lalunya.
Pada PM terlihat koping yang dimilikinya tidak efektif atau bisa dibilang
ketidakefektifan koping. Dimana ketidakefektifan koping merupakan
ketidakmampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stressor,
ketidakadekuatanpilihan respon yang dilakukan, dan/atau ketidakmampuan
untuk menggunakan sumber daya yang tersedia (Nanda, 2018). Pada PM
juga ditemukan gejala resiko konstipasi yang merupakan rentan mengalami
penurunan frekuensi defekasi normal yang disertai dengan kesulitan atau
tidak lampiasnya pasase feses, yang dapat mengganggu kesehatan (Nanda,
2018).
Seperti yang kelompok telah lakukan saat pengkajian pada Ny. R di
Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia Puncang Gading didapatkan beberapa
permasalahan serupa seperti yang telah disebutkan diatas sebelumnya yaitu
masalah kesehatan fisik berupa nyeri dan gangguan tidur. Sehingga
diperlukan adanya suatu penanganan pada permasalahan-permasalahan
yang muncul. Hal ini supaya dapat membantu mengatasi atau mengurangi
masalah yang muncul tersebut.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan dan memberikan asuhan keperawatan
pada klien lansia dengan permasalahan yang ada.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada lansia dengan tepat
dan benar
b. Mahasiswa mampu merencanakan, melakukan dan
mendokumentasikan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

INSOMNIA (00095)
A. Definisi
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang
menghambat fungsi (NANDA, 2018). Sedangkan menurut Kasim (2015),
insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang sering terjadi pada
lansia yang ditandai dengan kesulitan saat memulai untuk tidur, sering
bangun saat malam hari, sulit menahan tidur, dan sering terbangun lebih
awal. Penyebab dari insomnia pada lansia ada 4 yaitu:
1. Penyakit fisik atau gejala seperti nyeri (jangka panjang), kandung
kemih atau prostat, penyakit sendi
2. Penggunaan obat seperti obat resep penyakit kronis, kafein, dan alkohol
3. Penyakit mental seperti depresi, cemas, status kesehatan buruk, dan
kehilangan identitas pribadi
4. Faktor lingkungan atau perilaku dan nutrisi
Insomnia pada lansia dapat mengakibatkan dampak yang cukup berat, yang
mana lansia tidak dapat mengembalikan kondisi tubuhnya dengan baik
sehingga mengakibatkan lansia mudah lelah, psuing, stress, dan cemas.

B. Batasan karakteristik (NANDA, 2018)


1. Perubahan afek
2. Perubahan konsentrasi
3. Perubahan mood
4. Perubahan pola tidur
5. Gangguan status kesehatan
6. Penurunan kualitas hidup
7. Kesulitan memulai tidur
8. Kesulitan mempertahankan tidur nyenyak
9. Tidur tidak memuaskan
10. Bangun terlalu dini
11. Sering membolos
12. Peningkatan terjadi kecelakaan
13. Kekuarangan energi
14. Pola tidur tidak menyehatkan
15. Gangguan tidur yang berdampak pada keesokan hari

C. Faktor yang berhubungan (NANDA, 2018)


1. Konsumsi alkohol
2. Ansietas
3. Rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut
gender dan usia
4. Depresi
5. Kendala lingkungan
6. Ketakutan
7. Sering mengantuk
8. Berduka
9. Higiene tidur tidak adekuat
10. Stresor

D. Kondisi terkait (NANDA, 2018)


1. Perubahan hormonal
2. Agens farmaseutikal

E. Pengukuran Kualitas Tidur


Kuisioner yang di pakai untuk mengukur kualitas tidur pasien adalah PSQI
(the pittsburgh sleep quality index) dimana terdapat sembilan item
pertanyaan mengenai tidur klien selama sebulan terakhir.
1. Jam berapakah anda/klien pergi ketempat tidur?
2. Berapa lama waktu anda/klien dari tempat tidur untuk bisa tertidur?
3. Jam berapakah biasanya anda bangun?
4. Berapa jam anda/klien bisa tidur aktual?
5.

Tidak Kurang dari Satu atau Tiga kali


pernah 1 kali dua kali atau lebih
dalam 1 seminggu (1) seminggu dalam
bulan (0) (2) seminggu
(3)
Tidak bisa tertidur
selama 30 menit
Sering terbangun atau
bangun belum
waktunya
Bangun untuk
kekamar kecil
Bangun karena sesak
napas
Bangun karena dingin
Bangun karena panas
Bangun karena mimpi
buruk
Bangun karena nyeri
Bangun karena alasan
lain
6. Pernahkah anda mengkonsumsi obat untuk bisa tertidur?
7. Pernahkah anda merasa menahan rasa ngantuk saat mengendarai motor
atau kegiatan aktivitas lain?
8. Pernahkah anda merasa lemas maupun tidak bersemangat di pagi hari?
9. Menurut anda, bagaimana kualitas tidur anda?
F. Kegunaan tidur
1. Meningkatkan fungsi kognitif pada lansia
2. Melawan infeksi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh
3. Mengurangi resiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas,
diabetes.
4. Dapat menurunkan tekanan darah saat tidur cukup.

G. Intervensi (Bullechek et al, 2016)


Peningkatan Tidur (1850)
1. Memonitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
2. Menyesuaikan keadaan lingkungan seperti cahaya, kebisingan, suhu,
tempat tidur.
3. Memonitor makanan dan minuman sebelum tidur agar tidur tidak
terganggu
4. Menganjurkan untuk tidur siang agar memenuhi kebutuhan tidur

NYERI

A. Pengertian
Nyeri adalah perasaan ketidak nyamanan yang timbul secara sensori
maupun emosional yang di tandai dengan kerusakan jaringan ataupun tidak.
Menurut Ratnasari (2013) dalam Kurniyawan (2016) nyeri timbul akibat
adanya rangsangan berupa kerusakan jaringan dalam tubuh sebagai akibat
dari adanya cedera, kecelakaan, maupun tindakan medis seperti operasi.
Nyeri adalah respon seseorang terhadap nyeri yang di rasa sangat beragam
dan respon nyeri merupakan sesuatu yang sangat subjektif artinya tidak
semua orang yang mengalami tingkat nyeri yang sama akan merespon
rangsangan nyeri tersebut dengan sama. Terdapat beberapa tipe nyeri
seperti:
1. Cutaneous pain
Cutaneous (kulit) merupakan salah satu dari reseptor nyeri yang ada di
tubuh. Cutaneous pain terjadi jika rangsangan nyeri berasal dari kulit
dan sub kutan.
2. Viseral pain
Viseral pain tergolong dalam nyeri noniseptif yaitu nyeri yang tanpa
didahului oleh stimulus. Secara umum viseral pain merupakan nyeri
yang berasal dari organ dalam tubuh yang memiliki rongga seperti
lambung, usus, pancreas, kandung empedu, dan jantung.
3. Neuropathic pain
Nyeri yang timbul karena adanya lesi pada jaringan saraf baik perifer
maupun sentral. Disebabkan akibat amputasi, toksis metabolik atau
karena infeksi.
4. Acute pain
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan (Interbational
Association for the Study of Pain), awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
dan diprediksi (NANDA, 2018).
5. Kronic pain
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan (Interbational
Association for the Study of Pain), awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
dan diprediksi yang berlangsung lebih dari 3 bulan (NANDA, 2018).
B. Etiologi
1. Pada lansia terdapat penyakit kronis yang dapat menimbulkan nyeri.
Terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan nyeri diantaranya:
a. Depresi
b. Gangguan pola tidur
c. Isolasi diri
d. Defisit fungsional dan peningkatan ketergantunagn
e. Kerusakan kognitif
f. Biaya dan penggunaan layanan kesehatan
2. Etiologi nyeri akut (NANDA, 2015)
a. Agen cedera biologis (mis., infeksi, iskemia, neoplasma)
b. Agen cedera fisik (mis., abses, amputasi, luka bakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebih)
c. Agen cedera kimiawi (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen klorida,
agen mustard)
3. Etiologi nyeri Kronis (NANDA, 2018)
a. Perubahan pola tidur
b. Distres emosi
c. Keletihan
d. Peningkatan indeks massa tubuh
e. Pola seksualitas tidak efektif
f. Agens pencedera
g. Malnutrisi
h. Kerusakan sistem saraf
i. Penggunaan komputer yang lama
j. Mengangkat beban berat berulang
k. Isolasi sosial
l. Vibrasi seluruh tubuh.
C. Batas Karakteristik
1. Nyeri Akut (NANDA, 2015)
a. Bukti nyeri dengan menggunakan standar pengkajian nyeri untuk
pasien yang tidak bisa mengungkapkan yang dirasakan (mis.
Neonatal Infant Pain Scale, Pain Assessment Checklist for Senior
with limited Ability to Communicate)
b. Diaphoresis
c. Dilatasi pupil
d. Ekspresi wajah nyeri (mis. Mata kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
e. Fokus menyempit (mis. Persepsi waktu, proses berpikir, interaksi
dengan orang dan lingkungan
f. Fokus pada diri sendiri
g. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (mis.,
Wong-Baker, FACES, skala analog visual, skala penilaian numeric)
h. Keluhan tentang karakteristik nyeri menggunakan standar
instrument nyeri, (mis., McGill Pain Questionnaire, Brief Pain
Inventory)
i. Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (mis., anggota
keluarga, pemberi asuhan)
j. Mengekspresikan perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis,
waspada)
k. Perilaku distraksi
l. Perubahan parameter fisiologis (mis., tekanan darah, frekuensi
jantung, frekuensi pernafasan, saturasi O2, dan end tidal
karbondioksida (CO2)
m. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
n. Perubahan selera makan
o. Putus asa
p. Sikap melindungi area yang nyeri
q. Sikap tubuh melindungi
2. Nyeri Kronis
a. Perubahan pola tidur
b. Anoreksia
c. Ekspresi wajah yeri
d. Pemeriksaan dengan skala pengukuran nyeri
e. Klien fokus pada diri sendiri

D. Patofisiologi Nyeri
Saat tubuh mengalami injuri maka rangsang yeri akan diterima oleh
nociceptor pada kulit, intensitasnya bisa tinggi ataupun rendah. Sel nekrosis
merilis K + dan protein intraseluler. Peningkatan K + ekstraseluler yang
akan menyebabkan depolarisasi nociceptor, sedangkan protein akan
menginflimasi mikroorganisme yang akan menyebabkan inflimasi.

Gambar 6. Mekanisme Nyeri Perifer (Silbernag & lang, 2000 dalam


bahrudin, 2017)
E. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal untuk menemukan permasalahan pada
klien yang mencakup aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
F. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul/terkait
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia
terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan respon
dari seorang individu, keluarga, atau komunitas.
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis (hipertensi)
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah, stomatitis, Perubahan sensasi rasa,
dan pembatasan diet.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.

G. Perencanaan
Menentukan prioritas diagnosa keperawatan sehingga dapat merencanakan
tindakan keperawatan yang spesifik secara berurutan dan menentukan
kriteria hasil yang menggunakan NOC (Nursing Outcome Classification).
Tujuan dan kriteria hasil
1. NOC: Kontrol nyeri dan Tingkat nyeri
2. Kriteria hasil:
a. Klien dapat mengenali kapan nyeri terjadi
b. Menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
c. Menggunakan analgesik yang direkomendasikan
d. Nyeri
e. yang dilaporkan
f. Melaporkan nyeri yang terkontrol

H. Intervensi
Intervensi didefinisikan sebagai berbagai perawatan berdasarkan penilaian
klinis dan pengetahuan, yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan
hasil klien (NANDA, 2015) panduan untuk membuat intervensi
keperawatan yaitu NIC (Nursing interventions classification). Intervensi
dilakukan sesuai dengan yang sudah di rencanakan agar sesuai dengan
tujuan dan kriteria hasil.
Manajemen Nyeri (1400) (Bulechek, et al. 2016)
1. Melakukan pengkajian nyeri PQRST
2. Gali faktor-faktor yang dapat menurunkan dan memperberat nyeri
3. Ajarkan teknik non farmakologi
4. Mengajarkan metode farmakologi untuk mengurangi nyeri
5. Dukung istirahat untuk mengurangi nyeri

KETIDAKEFEKTIFAN KOPING

A. Pengertian
Ketidakmampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stresor,
ketidakadekuatan pilihan respons yang dilakukan, dan/atau
ketidakmampuan untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia (NANDA,
2018).

B. Etiologi
Ketidakefektifan koping disebabkan oleh beberapa hal seperti derajat
ancaman yang tinggi, ketidakmampuan mengubah energi yang adaptif,
penilaian ancaman yang tidak akurat, kurang percaya diri dalam
kemampuan mengatasi masalah, tidak adekuatan kesempatan untuk bersiap
terhadap stressor, sumber yang tersedia tidak adekuat, gangguan pola
melepaskan ketegangan, persepsi kontrol yang tidak adekuat dan kurang
dukungan sosial.

C. Batas Karakteristik
Biasanya tanda gejala yang muncul pada ketidakefektifan koping yaitu
perubahan konsentrasi, perubahan pola tidur, perubahan pola komunikasi,
perilaku deksktrutif terhadap orang lain, perilaku dektruktif terhadap diri
sendiri, kesulitan mengorgagnisasi informasi, keletihan, ketidakmampuan
meminta bantuan, ketidakmampuan menghadapi situsai, strategi koping
yang tidak efektif, akses dukungan sosial tidak adekuat, kurang perilaku
yang berfokus pada pencapaian tujuan, kurang resolusi amasalh,
ketidakmampuan mengatasi masalah dan perilaku mengambil risiko.

D. Intervensi
Peningkatan Koping (5230)
1. Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang
konstruktif
2. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan
3. Berikan suasana penerimaan
4. Bantu pasien dalam mengembangkan penilaian terkait dengan kejadian
secara objektif
5. Dukung sikap (pm) terkait dengan harapam yang realistis sebagai upaya
untuk mengatasi perasaan ketidakberdayaan
6. Dukung pasien untuk mengidentifikasi kekuatan

RISIKO KONSTIPASI
A. Pengertian
Rentan mengalami penurunan frekuensi defekasi normal yang disertai
dengan kesulitan atau tidak lampiasnya pasase feses, yang dapat
mengganggu kesehatan (NANDA, 2018).

B. Faktor resiko
1. Kelemahan otot abdomen
2. Dehidrasi
3. Perubahan kebiasaan makan
4. Gangguan emosi
5. Kurang asupan serat
6. Kurang asupan cairan
7. Kebiasaan defekasi tidak terartur
C. Intervensi
Manajemen cairan (4120)
1. Jaga intake atau asupan yang akurat dan catat output pasien
2. Monitor tanda-tanda vital PM
3. Berikan cairan dengan tepat

Manajemen nutrisi (1100)


1. Instruksikan PM mengenai kebutuhan nutrisi
2. Tentukan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
gizi
3. Berikan pilihan makanan terhadap pilihan makanan sehat yang
diperlukan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Nama Lansia : Ny. R
2. Usia : 64 tahun
3. Agama : Nasrani
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Nama Wisma :Unit Rumah Pelayanan Sosial
Puncang Gading
6. Pendidikan : SD
7. Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Status Perkawinan : Janda
9. Pengasuh Wisma : Ny. T

B. ALASAN BERADA DI PANTI


Ny. R berkata “Ya memang mbah sendirian, mbah anaknya juga sudah
meninggal mbah kakung juga meninggal. Jadi ya mbah sendirian.
Mbah juga kerjanya dulu ibu rumah tangga jadi engga punya kerjaan
jadi engga ada penghasilan. Punya saudara tapi ya jangan merepotkan
saudara, jadinya mbah disini, mbah pengen mandiri.”

C. DIMENSI BIOFISIK
1. Riwayat penyakit : Hipertensi dan Kolestrol
Ny. R berkata “ini mbak saya kan punya darah tinggi makane iki
lehere sering sakit. Saya juga ada kolestrol, saya taunya pas
periksa disini nek ada pemeriksaan mbak.”
2. Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi
Ny. R berkata “Iya dari mbah saya orang tua saya itu tekanan
darah e pada tinggi semua mbak, keturunan dari mbah.”
3. Riwayat pencegahan penyakit :
a. Riwayat monitoring tekanan darah : Pengecekan TD
dilakukan setiap hari yaitu pada siang hari
Ny. R berkata “Ini tiap hari dicek kok mbak, nggeh ditensi
darahe, wingi ditensi itu 130/ 80 mbak, nanti ditensi lagi ya
mbak.”
b. Riwayat vaksinasi : Pernah melakukan
imunisasi waktu kecil akan tetapi vaksinasi belum pernah
Ny. R berkata “Nek kayak imunisasi ya dulu waktu kecil
imunisasi, kalau vaksin saya belum pernah.”
c. Skrinning kesehatan yang dilakukan : Pemeriksaan rutin
kesehatan yang dilakukan seminggu sekali
Ny. R berkata “Kalau disini setiap hari sabtu mbak biasanya
ada dokter kesini, meriksa terus ngasih obat, ngecek tekanan
darah.”
4. Status gizi
a. Berat badan : 64 kg
b. Tinggi Badan : 156 cm
c. IMT : 64/2,4336 = 26,29 (Berat badan berlebih)
d. Lila : 34,7 cm
5. Masalah kesehatan terkait status gizi
a. Masalah pada mulut
Ny. R berkata “Nggak pernah sariawan, sakit gigi saya mbak
pernah sampe bengkak juga to, terus saya beli obat paramex
didepan tak minum eh manjur langsung sembuh mbak.”
b. Perubahan berat badan
Ny. R berkata “Nek nimbang kadang ya naik turun mbak berat
badane, terakhir nimbang kemaren itu 62 kg mbak.”
c. Masalah nutrisi
Ny. R berkata “Kan tekanan darahnya tinggi ya tak kurangn
makan asin mbak, tapikan kalau makan tetap dari dapur kan
yang bikin jadi ya tetep dimakan. Saya suka makanan manis
mbak hehehe.”
6. Masalah kesehatan yang dialami saat ini
Ny. Rahayu memiliki masalah kesehatan yaitu hipertensi dan
kolestrol
7. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Amlodipin 1x sehari. Ny. R berkata “Obat e amplodipin mbak,
kalau periksa pas tekanan darahe tinggi ya diksih obat itu terus tak
minum setiap hari sampai habis.”
8. Tindakan spesifik yang dilakukan saat ini
Pengontrolan tekanan darah
9. Status fungsional ( Indek KATZ)

No Aktivitas Mandiri Tergantung


1 Mandiri : √
Bantuan hanya pada satu bagian mandi
(seperti punggung atau ekstremitas
yang tidak mampu) atau mandi sendiri
sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian
tubuh, bantuan masuk dan keluar dari
bak mandi,
serta tidak mandi sendiri
2 Berpakaian √
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai
pakaian, melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau
hanya sebagian
3 Ke Kamar Kecil √
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar
kecil dan menggunakan pispot
4 Berpindah √
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi sendiri

Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari
tempat tidur atau kursi, tidak melakukan
satu, atau lebih perpindahan
5 Kontinen Mandiri : √
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol
sendiri

Tergantung :

Inkontinensia parsial atau total;


penggunaan kateter,pispot, enema dan
pembalut ( pampers)
6 Makan Mandiri : √
Mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya
sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan
dari piring dan menyuapinya, tidak
makan sama sekali, dan makan
parenteral ( NGT )
Keterangan:
0 = mandiri
1 = dengan alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
Berdasarkan indeks KATS, klien tergolong ke dalam Skor
fungsional “A” dengan kriteria klien mandiri dalam semua
aktivitas hidup sehari-hari dan untuk berpindah klien tidak
menggunakan alat bantu apapun.
Ny. R berkata: “Ya saya setiap hari selalu membantu
menyiapkan makanan di dapur yang jumlahnya cukup banyak
untuk dibagikan ke setiap orang. Terus juga setiap pagi kan apel
terus ikut senam, setiap hari kan udah ada jadwal gitu mbak mau
ngapain aja jadi ya harus dijalani gitu.”
Ny. R berkata: “Aktivitasnya banyak gitu, bantu-bantu
didapur setiap hari nyiapin makanan sampai 100 orang, ngatur
makanan harus sesuai dengan porsi dan jumlah orangnya. kadang
badannya sampe lemes-lemes gitu, tapi ya gimana ya mbak orang
punya tanggung jawab.”
10. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Mobilisasi : Ny. R dapat berpindah dari dan
ketempat tidur secara mandiri serta dapat berpindah dari
tempat lain ke tempat lain tanpa menggunakan alat bantu
mekanis
b. Berpakaian : Ny.R dapat mengambil pakaian,
mengenakan pakaian baik pakaian luar ataupun dalam,
mengancingkan pakaian secara mandiri.
c. Makan dan minum : Ny.R dapat menyuapkan makanan
dan minuman dari pring maupun gelas ke mulut secara mandiri
tanpa bantuan
d. Toileting : Ny.R dapat menuju dan keluar
kamar mandi tanpa bantuan serta membersihkan organ ekresi
secara mandiri
e. Personal Higiene : Ny. R biasa membersihkan rambut 2
kali seminggu dan giginya 2 kali sehari secara mandiri
f. Mandi : Ny. R biasa mandi 2 kali sehari
secara mandiri tanpa bantuan
D. DIMENSI PSIKOLOGI
1. Status kognitif
NO. PERTANYAAN JAWABAN
BENAR SALAH
1 Tanggal Berapa hari ini? V
2 Hari apakah hari ini? V
3 Apakah nama tempat ini? V
4 Berapa nomor telepon rumah anda? V
5 Berapa usia anda V
6 Kapan anda lahir? V
(Tanggal/Bulan/Tahun)
7 Siapakah nama presiden sekarang? V
8 Siapakah nama presiden sebelumnya? V
9 Siapakah nama ibu anda? V
10 5000 + 2000 – 3000? V

Keterangan:
Berdasarkan hasil skrinning SPMSQ skor Ny. R adalah 1 (status
kognitif baik)
2. Perubahan yang terkait status kognitif
Tidak ada, status kognitif Ny. R tergolong baik
3. Dampak yang timbul terkait status kognitif
Tidak ada
4. Status depresi
No. Pertanyaan Jawaban
1 Apakah pada dasarnya anda puas Tidak (Ya)
dengan kehidupan anda?
2 Sudahkah anda meninggalkan Ya (Tidak)
aktivitas dan minat anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda Ya (Tidak)
kosong?
4 Apakah anda sering bosan? Ya (Tidak)
5 Apakah anda mempunyai semangat Tidak (Ya)
setiap waktu?
6 Apakah anda takut sesuatu yang Ya (Tidak)
akan terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia setiap Tidak (Ya)
waktu?
8 Apakah anda merasa jenuh? Ya (Ya)
9 Apakah anda lebih suka tinggal Ya (Ya)
dirumah malam hari daripada pergi
melakukan sesuatu yang baru?
10 Apakah anda merasa bahwa anda Ya (Tidak)
lebih banyak mengalami masalah
dengan ingatan anda daripada
dengan yang lainnya?
11 Apakah anda berfikir sangat Tidak (Ya)
menyenangkan hidup sekarang ini?
12 Apakah anda merasa tidak berguna Ya (Tidak)
saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh Tidak (Ya)
berenergi saat ini?
14 Apakah anda saaat ini sudah tidak Ya (Tidak)
ada harapan lagi?
15 Apakah anda berfikir banyak orang Ya (Ya)
yang lebih baik dari anda?
Keterangan: berdasarkan hasil pengkajian depresi GDS, skor depresi
Ny.R adalah 3 yang berarti kondisi klien tidak menandakan depresi
5. Perubahan yang timbul terkait status depresi
Tidak ada dikarenakan klien tidak menandakan status depresi
6. Dampak yang timbul terkait status depresi
Tidak ada
7. Keadaan emosi : Keadaan emosi Ny.R stabil
a. Ansietas
Ny. R terlihat tenang, santai dan nyaman saat dilakukan
pengkajian
b. Perubahan perilaku
Ny. R memiliki perilaku yang baik, ramah, tidak menyimpang,
dan tidak ada gangguan emosi
c. Mood
Ny. R memiliki mood yanbg baik.
8. Pengkajian Stress
Ny. R berkata “saya kalau ada masalah jarang cerita ke temen-
temen disini mbak. Saya itu biasanya dipendem disimpan sendiri
aja, saya ngatasinya biasanya dengan melakukan aktivitas-
aktivitas gitu saya disini diterima dengan baik juga. Tapi ya kadang
saya merasa lelah kalau banyak aktivitas mbak namun itu kan
tanggungjawab. Saya melakukan aktivitas ya biar lupa juga sama
itu.”
Ny. R berkata “kalau dibilang sering kepikiran masalah-masalah
yang dulu ya pasti misalkan kalo habis bangun kadang suka
kepikiran tapi ya saya mencoba untuk selalu ikhlas gimana juga
mba.”
a. Pengukuran tingkat stres
No Pertanyaan Tidak Terkadang Sering Skor
Pernah
1 Apakah anda merasa √ 1
terganggu oleh
bayang-bayang masa
lalu yang buruk, yang
tidak biasanya
mengganggu pikiran
anda
2 Apakah anda merasa √ 1
nafsu makan anda
menurun akhir-akhir
ini
3 Apakah anda merasa √ 1
bahwa anda tidak bisa
mengusir masalah
hidup bahkan dengan
bantuan dari keluarga
anda

4 Apakah anda merasa √ 0


bahwa anda sama tidak
baiknya dengan orang
lain
5 Apakah nada merasa √ 1
kesulitan menjaga
pikiran anda terhadap
segala sesuatu yang
anda lakukan akhir-
akhir ini
6 Apakah anda merasa √ 0
tertekan akhir-akhir ini

7 Apakah anda merasa √ 0


semua yang anda
lakukan atau kerjakan
akhir-akhir ini adalah
sia-sia
8 Apakah anda merasa √ 0
tidak ada harapan
dengan masa depan
yang akan datang
9 Apakah anda saat ini √ 1
berpikir hidup anda
sudah gagal
10 Apakah anda saat ini √ 0
atau akhir-akhir ini
merasa ketakutan
11 Apakah anda gelisah √ 1
saat tidur akhir-akhir
ini
12 Apakah saat ini anda √ 0
tidak bahagia
13 Apakah anda lebih √ 1
sedikit berbicara
(komunikasi) dari pada
biasanya
14 Apakah anda merasa √ 0
kesepian akhir-akhir
ini
15 Apakah semua orang- √ 2
orang di sekitar anda
ramah terhadap anda

16 Apakah anda √ 2
menikmati hidup saat
ini
17 Apakah nada akhir- √ 1
akhir ini sering
menangis
18 Apakah anda saat ini √ 1
merasa sedih
19 Apakah anda merasa √ 1
bahwa orang-orang
disekitar tidak
menyukai anda
20 Apakah anda tidak bisa √ 1
lari dari masalah yang
anda hadapi saat ini

Total Skor 15
Keterangan: Stres Sedang

E. DIMENSI FISIK
1. Luas wisma
Luas tanah: ± 4400 m2
Luas wisma: ±1.800 m2
2. Keadaan lingkungan didalam wisma
a. Penerangan
Kondisi penerangan dalam ruangan Anggrek sudah bagus dan
terang. Ruangan terkena pencahayaan langsung dari sinar
matahari ketika pagi hari dan dapat masuk ke ruangan
sehingga terdapat cahaya didalam.
b. Kebersihan dan kerapian
Di bangsal Anggrek sudah terlihat bersih dan rapi. Penataan
barang-barang Lansia sudah tertata dengan rapi. Tidak ada
barang-barang atau samapah dikolong tempat tidur. Tempat
tidur bersih, sprei dan bantal tertata rapi. Penataan barang
sesuai dengan tempatnya setiap kasur ada lemari
disampingnya untuk barang dan pakaian ansia.
c. Pemisahan ruangan antara pria dan wanita
Di rumah pelayanan Lansia sudah dibedakan antara bangsal
wanita dan pria. Di rumah pelayanan ini juga dibedakan Lansia
berdasarkan keterbatasan fisik yang dialami.
d. Sirkulasi udara
Jumlah jendela pada bangsal Angrrek +34 jendela dan terdapat
2 pintu. Sirkulasi untuk masuk udara luas karena jendela dan
pintu terbuka. Diatas jendela terdapat lubang ventilasi udara
e. Keamanan
Kondisi lantai di bangsal Anggrek bersih dan kering. Tidak
ada pegangan untuk pengaman di dinding di Bangsal Anggrek
tidak ada namun diluar ruangan terdapat pegangan. Tidak ada
alarm tanda bahaya di bangsal Anggrek.
f. Sumber air minum
Di bangsal Anggrek menggunakan air minum galon yang
terletak di tiap ujung ruangan didekat pintu. Sumber air untuk
mandi mengguanakan air PDAM.
g. Ruang berkumpul bersama
Kondisi di ruang aula bersih dan rapi. Terdapat fasilitas berupa
Microphone, sound, kursi dan kipas angin. Sedangkan di ruang
makan penerangannya kurang. Masih terlihat sedikit kotor
karenan ada bekas makanan. Penataan kursi dan meja di ruang
makan terlihat rapi.
3. Keadaan lingkungan diluar wisma
a. Pemanfaatan halaman
Pemanfaatan halaman digunakan untuk apel dan senam Lansia
dipagi hari yang terletak dibagian depan rumah pelayanan
Lansia. Sedangkan dibagian tengah terdapat taman yang
biasanya digunakan untuk berkumpul atau istirahat Lansia
untuk mencari suasana baru.
b. Pembuangan air limbah
Saluran pembuangan air limbah masih terbuka dan masih
tercium aroma yang kurang sedap. Tempat sampah hanya
terdapat di luar bangsal Anggrek.
c. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah terdapat diarea belakang pojok kanan.
d. Sanitasi
Dari pengasuh sudah menerapkan sanitasi yang baik
e. Sumber pencemaran
Sumber pencemaran di rumah pelayanan lansia adalah polusi
udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang melintas.

F. DIMENSI SOSIAL
1. Hubungan Lansia dengan lansia didalam wisma
Ny. R berkata “ya dekat, kalau ketemu ya sering menyapa.”
2. Hubungan antar lansia diluar wisma
Ny.R berkata “ya deket juga, kalau mbah ketemu ya sering nyapa.
Disini engga ada yang saling musuhan. Semua saudara disini dan
mbah tidak punya musuh. Kalau diluar wisma sering nyapa hallo
bu hallo mbah”
3. Hubungan lansia dengan anggota keluarga
Ny.R berkata “Hubungannya ya baik mbak, saya melarang kalau
mereka kesini soalnya pengen mandiri. Kalau mereka kesini waktu
mau pergi ya saya sedih makanya saya melarang kesini. Saya juga
mau dijemput tapi saya engga mau.”
4. Hubungan lansia dengan pengasuh wisma
Ny.R berkata “ ya kalau sama pengasuh ya baik, deket sering
cerita.”
5. Kegiatan oraganisasi sosial
Ny.R berkata “tidak ada paling ya kerja bakti sama kegiatan di
aula aja mbak. Kalau kerja bakti saya selalu ikut. Biasanya 2
minggu sekali di hari jumat.”
6. UCLA Loneliness Scale

Tidak Kadang- Score


No Pertanyaan Jarang Selalu
Pernah kadang
Apakah anda pernah merasa cocok 2
1 v
dengan orang-orang disekitar anda?
Apakah anda pernah merasa tidak/ 1
2 v
kurang memiliki teman?
Apakah anda pernah merasa tidak ada 3
3 seorang pun yang dapat v
diandalkan/anda mintai tolong?
4 Apakah anda pernah merasa sendiri? v 1
Apakah anda pernah merasa menjadi 1
5 bagian dari kelompok teman-teman v
anda?
Apakah anda merasa bahwa anda 2
6 memiliki banyak persamaan dengan v
orang-orang disekitar anda?
Apakah anda pernah merasakan bahwa 3
7 v
anda tidak dekat dengan siapapun?
Apakah anda pernah merasa bahwa 1
8 minat dan ide anda dibagikan dengan v
orang-orang disekitar anda?
Apakah anda pernah merasa 2
9 v
ramah/mudah bergaul dan bersahabat?
Apakah anda pernah merasa dekat 2
10 v
dengan orang lain?
Apakah anda pernah merasa 2
11 v
ditinggalkan?
Apakah anda pernah merasa hubungan 2
12 v
anda dengan orang lain tidak berarti?
Apakah anda pernah merasa tak satu 2
13 v
pun orang mengerti anda dengan baik?
Apakah anda pernah merasa terasing 4
14 v
dari orang lain?
Apakah anda dapat menemukan 3
15 teman/sahabat ketika anda v
menginginkannya?
Apakah anda pernah merasa bahwa ada 2
16 seorang yang benar-benar dapat v
mengerti anda?
17 Apakah anda pernah merasa malu? v 1
Apakah anda pernah merasa bahwa 2
18 orang-orang banyak disekitar anda, v
tetapi tidak bersama anda?
Apakah anda pernah merasa bahwa ada 3
19 orang yang dapat anda ajak bicara v
(ngobrol)?
Apakah anda pernah merasa bahwa ada 2
20 orang yang dapat anda v
diandalkan/dimintai tolong?
Total score 41
Hasil dari pengkajian kesepian: skor 41 yang artinya Kesepian
Sedang
G. DIMENSI TINGKAH LAKU
1. Pola makan
a. Makan
Kondisi Keterangan
Porsi makan Menyesuaikan makanan yang
disediakan (1 porsi piring)
Frekuensi makan 3 kali sehari akan tetapi biasanya
tidak tentu (2 kali sehari)
Makanan pantangan Ada (gulai daging kambing)
Pembatasan pola Tidak ada
makan
Program diet Tidak ada
Cara makan Mandiri
Kesulitan makan Tidak ada

b. Pola minum
Kondisi Keterangan
Frekuensi minum Dalam sehari Ny. R meminum 2
gelas cangkir (± 800 ml)
Minuman Tidak ada
pantangan
Pembatasan pola Tidak ada
minum
Cara minum Mandiri
Kesulitan minum Tidak ada

Ny. R berkata “makan e ya nunggu nek pekerjaan saya selesai, tapi


kalau ada waktu masih tak sambi makan mbak, kalau misalnya
sibuk ya kayak gini lah mbak, nasi yang tadi pagi aja tuh masih di
tepak belum sempat makan. Tapi kan saya tak sambi nyemil mbak,
makan buah gitu.”
2. Pola tidur
a. Jam berapakah anda/klien pergi ketempat tidur? 19.00 WIB
b. Berapa lama waktu anda/klien dari tempat tidur untuk bisa
tertidur? Lebih dari 30 menit
c. Jam berapakah biasanya anda bangun? 01.00 WIB
d. Berapa jam anda/klien bisa tidur aktual? 5 Jam
e.

Tidak Kurang dari Satu atau Tiga kali atau


pernah 1 kali dua kali lebih dalam
dalam 1 seminggu seminggu seminggu (3)
bulan (0) (1) (2)
Tidak bisa tertidur V
selama 30 menit
Sering terbangun V
atau bangun belum
waktunya
Bangun untuk V
kekamar kecil
Bangun karena sesak V
napas
Bangun karena V
dingin
Bangun karena panas V
Bangun karena V
mimpi buruk
Bangun karena nyeri V
Bangun karena V
alasan lain
f. Pernahkah anda mengkonsumsi obat untuk bisa tertidur?
Tidak pernah (0)
g. Pernahkah anda merasa menahan rasa ngantuk saat
mengendarai motor atau kegiatan aktivitas lain? Pernah (1)
h. Pernahkah anda merasa lemas maupun tidak bersemangat di
pagi hari? Tidak pernah (0)
i. Menurut anda, bagaimana kualitas tidur anda? Baik (1)
Keteranagan:
Komponen 1: 0
Komponen 2 : 2
Komponen 3 : 2
Komponen 4 : 3
Komponen 5 : 2
Komponen 6 : 0
Komponen 7 : 1
Total score: 10 (Kualitas tidur PM buruk)
3. Pola eliminasi
a. BAK
Kondisi Keterangan
Frekuensi BAK 5 kali sehari

Jumlah cairan 400ml

Warna BAK Kuning pucat


Cara BAK Mandiri
b. BAB
Kondisi Keterangan
Frekuensi BAB 3 hari sekali
Warna Kuning kecoklatan
Cara Mandiri
Konsistensi Padat
Ny. R berkata “saya kalau BAB 2 atau 3 hari sekali mba,
gak tahu tuh kenapa? Terus BAB keluarnya keras tapi
kalau bagian kerasnya sudah keluar ya lancar mba.”
4. Kebiasaan buruk lansia
Tidak ada kebiasaan buruk lansia misalnya mengkonsumsi rokok
dan obat-obatan terlarang serta meminum minuman keras. Akan
tetapi Ny.R berkata “sakit gigi saya mbak pernah sampe bengkak
juga to, terus saya beli obat paramex didepan tak minum eh
manjur langsung sembuh mbak.”
5. Pelaksanaan pengobatan
Ny.R berkata “saya rutin mengkonsumsi obat untuk penurun
tekanan darah tinggi, yang obatnya Amlodipin.”
6. Kegiatan olahraga
Ny.R berkata “ya kalau olahraga setiaphari mbak. Waktu pagi itu
ya senam Lansia.”
7. Rekreasi
Ny.R berkata “kalau hiburan disini ya saya paling senang karaoke
mbak dihari selasa itu, terus rabunya main rebana bareng teman-
teman lalu hari kamisnya kegiatan rohani lalu jumat niku biasanya
bersih-bersih mbak.”
8. Pengambilan keputusan
Ny.R berkata “ya kalau ada masalah gitu-gitu mbak saya ya ambil
keputusan sendiri kan disini sendiri. Kalau engga ya saya minta
pendapat sama orang-orang yang saya percaya disini.”

H. DIMENSI SISTEM KESEHATAN


1. Perilaku mencari pelayanan kesehatan
Ny. R berkata “Saya kalau periksa ya pas ada dokter biasanya kan
seminggu sekali hari sabtu, terus kalau lagi sakit atau darah
tingginya kumat ya minta obat.”
2. Sistem pelayanan kesehatan
a. Fasilitas kesehatan yang tersedia
Ny. R berkata “Disini kan ada poliklinik mbak, rutin ada
pengecekan.”
b. Jumlah tenaga kesehatan
Ny. R berkata “kalau disini ya ada sekitara 7 orang petugas
mbak tergantung piketnya.”
c. Tindakan pencegahan terkait penyakit
Ny. R berkata “ya saya minum obat dari dokter sama kalau
bisa menghindari makanan asin.”
d. Jenis pelayan kesehatan yang tersedia
Ny. R berkata “Ada poliklinik kan mbak disini, terus juga
sering ada dokter yang sering meriksa rutin setiap seminggu
sekali.”
e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan
Ny. R berkata “bisanya kan seminggu sekali mbak, tapi kan
kadang nggak ada dokternya, tapi tetap rutin ada
pemeriksaan.”

I. PEMERIKSAAN FISIK

No Bagian/Region Hasil Pemeriksaan Masalah


keperawatan
yang muncul
1 Kepala I: Bentuk kepala simetris, penyebaran -
rambut merata dan tebal, rambut hitam
keputihan dan panjang sebahu,
bergelombang.
P: Tidak terdapat nyeri tekan akan
tetapi pasien mengeluh pusing kepala
saat tekanan darahnya naik
2 Wajah/Muka I: Wajah berbentuk bulat terlihat tidak -
pucat, keriput, terlihat lelah dan
mengantuk
P: Tidak terdapat nyeri tekan pada
daerah wajah
3 Mata I: Konjungtiva tidak anemis, mata -
simetris, tidak ada alat bantu
penglihatan, erdapat katarak pada mata
kiri
4 Telinga I: Bersih, tidak terdapat kotoran, -
pendengaran baik
P: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak
terdapat benjolan
5 Mulut dan Gigi I: Gigi bersih, terdapat lubang pada gigi -
belakang bagian bawah, tidak ada
sariawan
P: Tidak terdapat nyeri tekan
6 Leher I: Tidak terdapat benjolan pada leher, Nyeri akut
tidak ada lesi, warna kulit merata
P: Terdapat nyeri tekan pada daerah
tengkuk leher (saat hipertensi kambuh)
Pengkajian Nyeri:
P: karena hipertensi, dengan minum
obat
Q: seperti tertekan benda berat
R: didaerah tengkuk
S: skala 5
T: kadang-kadang (saat tekanan darah
naik)
7 Dada I: Bentuk dada simetris, pergerakan -
dada simetris
P: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan
P: Sonor
A: Vesikuler
8 Jantung I: Tidak ada edema -
P: Detak jantung teraba dengan jelas
P: Redup
A: Terdengar S1 dan S2 regular
9 Abdomen I:Simetris, warna kulit sama dengan Risiko
kulit lainnya, terdapat bekas luka Konstipasi
operasi dan abses pada kuadran kanan
bawah
A: Terdengar bising usus 12 kali per
menit
P: Tidak terdapat nyeri tekan, teraba
keras
P: Timpani
10 Ekstremitas atas I: Kulit sama dengan lainnya, tidak -
terdapat kemerahan atau edema, kulit
lembab, kuku bersih
P: Tidak terdapat nyeri tekan, Ny. R
mengeluh kesemutan dan kram pada
tangan
Kekuatan otot 5
11 Ekstremitas I: Kulit sama dengan lainnya, tidak -
bawah terdapat kemerahan atau edema, kulit
lembab, kuku bersih
P: Tidak terdapat nyeri tekan
Kekuatan otot 5
ANALISA DATA

Tanggal Data Fokus Diagnosa


Keperawatan
27 Agustus DO: Insomnia b.d
2018 1. PM terlihat mengantuk saat dilakukan pengkajian ketidaknyamanan
2. Terdapat kantung mata hitam di bagian bawah fisik dan kendala
mata klien lingkungan
3. Skore PSQI PM didapatkan 10 (kualitas tidur
buruk)
DS:
1. PM berkata: “saya sering terbangun di malam
hari, kadang nggak bisa tidur lagi, kadang juga
terbangun pengen pipis sama sumuk mbak.”
2. PM berkata: “saya itu kalau mau tidur sudah
baca doa tapi tidak bisa tidur, terus baca doa lagi
tapi ya masih susah tidurnya, nggak bisa
langsung pules.”
3. PM berkata: “saya tadi malam bangun jam 1 pagi
sampai sekarang belum tidur lagi itu.”
4. PM berkata: “saya biasanya kalau tidur ga nentu
mba tapi kalo tadi malam cuman 5 jam saja
bangun jam 1 pagi tadi trus belum tidur lagi
sampai sekarang.”
5. PM berkata: “biasanya kalo udah dikasur ga
langsung tidur saya itu kadang malah lama bisa
sampai setengah jam kayanya.”
27 Agustus DO: Nyeri akut b.d
2018 1. TD: 140/90 mmHg agen cedera
DS: biologis
1. Pengkajian nyeri Ny. R: (hipertensi)
P: karena hipertensi, dengan minum obat
Q: seperti tertekan benda berat
R: didaerah tengkuk
S: skala 5
T: kadang-kadang (saat tekanan darah naik)
27 Agustus DO: Ketidakefektifan
2018 1. PM terlihat lelah koping b.d kurang
2. PM terlihat mengikuti banyak kegiatan di panti dukungan sosial
dari pagi sampai malam
3. Skor pengkajian stres: 15 yang berarti stress
sedang
DS:
1. Ny. R berkata “saya kalau ada masalah jarang
cerita ke temen-temen disini mbak. Saya itu
biasanya dipendem disimpan sendiri aja, saya
ngatasinya biasanya dengan melakukan
aktivitas-aktivitas gitu saya disini diterima
dengan baik juga. Tapi ya kadang saya merasa
lelah kalau banyak aktivitas mbak namun itu kan
tanggungjawab. Saya melakukan aktivitas ya biar
lupa juga sama itu.”
2. Ny. R berkata “kalau dibilang sering kepikiran
masalah-masalah yang dulu ya pasti misalkan
kalo mau tidur gitu mba.”
27 Agustus DO: Risiko konstipasi
2018 1. Teraba keras pada abdomen kuadran IV
2. PM terlihat jarang minum
3. PM terlihat telat makan
DS:
1. Ny. R berkata: “makan e ya nunggu nek
pekerjaan saya selesai, tapi kalau ada waktu
masih tak sambi makan mbak, kalau misalnya
sibuk ya kayak gini lah mbak, nasi yang tadi pagi
aja tuh masih di tepak belum sempat makan. Tapi
kan saya tak sambi nyemil mbak, makan buah
gitu.
2. Ny. R berkata: Ny. R berkata “saya kalau BAB 2
atau 3 hari sekali mba, gak tahu tuh kenapa?
Terus BAB keluarnya keras tapi kalau bagian
kerasnya sudah keluar ya lancar mba.”
PRIORITAS MASALAH

Dx Keperawatan Prioritas Pembenaran


Insomnia b.d Medium Urgency:
ketidaknyamanan fisik Gangguan pola tidur sangat perlu diangkat karena
dan kendala lingkungan merupakan masalah yang ditanagani terlebih dahulu
untuk mengetahui akibat nantinya berdampak pada
kondisi fisik.
Dampak:
Apabila gangguan pola tidur tidak ditangani akan
berakibat pada kondisi tubuh misalnya pusing,
perubahan tekanan darah dan gangguan kosentrasi.
Kefektifan intervensi:
Intervensi yang diberikan diharapkan PM bisa
mengurangi masalah tidur yang dialami dengan
intervensi peningkatan tidur. Menurut Cinar (2012),
Pijat punggung dapat digunakan untuk membantu
mengurangi ansietas, menurunkan depresi,
menurunkan tekanan darah daninsomnia (Cinar,
2012). Dalam 22 penelitian efek dari pijat punggung
ini adalah relaksasi, nyaman dan mengantuk
(Overton Mc-cay, 2000 dalam Cinar,2012)
Nyeri akut b.d agen Medium Urgency:
cedera biologis Nyeri merupakan manifestasi klinis dari suatu
penyakit. Nyeri pada individu berbeda-beda. Untuk
mengukur dan menilai skala nyeri bisa menggunakan
skala Visual analog scale, Wong backer pain rating
scale, Numeric pain rating scale dan dapat
disesuaikan dengan kondisi klien.
Dampak:
Nyeri dapat berlanjut
Keefektifan intervensi:
Dengan diberikan intervensi mengenai nyeri
diharapkan nyeri yang dialami PM berkurang dan
PM mengurangi konsumsi obat-obatan. Menurut
Hartanti, Desnanda dan Fikri (2016) nyeri juga dapat
dilakukan untuk mengurangi nyeri. Tekanan darah
responden dengan
hipertensi mengalami penurunan baik
pada tekanan darah sistolik maupun
tekanan darah diastolik.

Ketidakefektifan Low Urgency: ketidakefektifan koping perlu diberikan


koping b.d persepsi agar PM dapat menyalurkan masalahnya dengan
kontrol yang tidak kegiatan yang lebih baik. Jika ketidakefektifan
adekuat koping diberikan maka masalah-masalah yang
disebabkan dari stresnya dapat teratasi sedikit demi
sedikit
Dampak:
koping yang tidak sesuai dan tepat terhadap masalah
yang dimiliki dapat menyebabkan permasalahan-
permasalahan yang lain
Keefektifan intervensi:
Jika intervensi diberikan maka PM dapat melakukan
koping yang sesuai dan tepat atas masalah yang
dihadapinya. Menurut Aryana dan Dwi (2013), Ada
pengaruh yang signifikan tehnik relaksasi Benson
terhadap penurunan tingkat stres pada lansia di Unit
Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
karena lansia dapat melatih tubuh dengan mengatur
irama pernafasan secara baik dan benar sehingga
pemusatan pikiran dan penghayatan akan lebih
mempercepat penyembuhan dan menghilangkan
stres (depresi) atau memelihara dan meningkatkan
kesehatan.
Risiko konstipasi Low Urgency:
Risiko konstipasi perlu diangkat karena apabila tidak
segera ditangani akan berdampak pada gangguan
kesehatan seperti konstipasi, masalah kesehatan
pada usus dan anus.
Dampak:
Risiko konstipasi bila tidak segera ditangani akan
menyebabkan konstipasi sehingga terjadi
ketidaknyaman fisik pada PM seperti perut begah,
lesi pada daerah anus..
Keefektifan intervensi:
Apabila intervensi ini diberikan akan mengurangi
risiko konstipasi dan BAB dapat normal kembali
sehingga kesehatan tubuh tetap selalu terjaga. Salah
satu cara untuk mengatasi konstipasi adalah dengan
minum air putih hangat dipagi hari. Menurut Ginting
(2015) Mengonsumsi air putih yang hangat dalam
jumlah yang cukup dapat menyebabkan pencernaan
bekerja dengan kapasitas yang maksimal. Air hangat
dapat bekerja dengan melembabkan feses dalam usus
dan mendorongnya keluar sehingga memudahkan
untuk defekasi.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan Kode Intervensi


o Keperawatan Umum Khusus NIC

1. Insomnia b.d Setelah Setelah 1850 Peningkatan Tidur


ketidak dilakukan dilakukan 1. Tentukan pola tidur
nyamanan tindakan tindakan atau aktivitas
fisik dan keperawatan keperawatan pasien
kendala 3x24 jam. 3x24 jam 2. Monitor pola tidur
lingkungan Diharapkan PM diharapkanketid pasien dan jumlah
dapat istirahat aknyamanan jam tidur
tidur malam fisik tidak 3. Minta PM untuk
dengan optimal. muncul dan membatasi
Dengan kriteria tidak ada konsumsi cairan di
hasil: kendala malam hari serta
1. Jam tidur PM lingkungan berkemih sebelum
dari 5 jam Dengan kriteria tidur
menjadi 6-7 hasil: 4. Anjurkan PM untuk
jam per hari 1. Buang Air melakukan pijat
2. PM tidak kecil punggung sebelum
terlihat dimalam tidur (Jurnal
mengantuk hari pasien Indriyati, 2015)
3. PM kesulitan berkurang 6480
untuk dari 3 kali Manajemen Lingkungan
memulai tidur menjadi 2 1. Ciptakan
(Durasi dari kali lingkungan yang
pasien ingin 2. PM tidak nyaman bagi pasien
memulai tidur merasakan (Suhu ruangan
sampai kepanasan normal, tidak ada
tertidur < 30 (suhu kebisingan)
menit) ruangan 2. Atur pencahayaan
normal dan untuk mendukung
tidak panas) tidur
2 Nyeri b.d agen Setelah Setelah 1400 Manajemen nyeri
cedera dilakukan dilakukan 1. Lakukan pengkajian
biologis tindakan tindakan nyeri secara
(Hipertensi) keperawatan keperawatan komprehensif
1x24 jam. 1x24 jam. PM (PQRST)
Tingkat nyeri tidak 2. Tentukan akibat dari
yang dialami PM mengalami pengalaman nyeri
berkurang. kenaikan terhadap kualitas
Dengan kriteria tekanan darah hidup PM
hasil: dan tekanan 3. Ajarkan penggunaan
1. Skala nyeri darah PM teknik non
berkurang berkurang. farmakologi dengan
dari 5 Dengan kriteria teknik relaksasi
menjadi 4 hasil: dalam
2. PM tidak 1. Tekanan 4. Anjurkan PM untuk
mengalami darah PM mengkonsumsi
nyeri 130/90 pisang, semangka
tengkuk mmHg dan jus apel. (Jurnal
setidaknya Lestari, Abu dan
selama 2 Laily, 2011),
hari (Yuliana, 2011) dan
(Jurnal Karina, Wan
dan Widia, 2012)
3 Ketidakefektif Setelah Setelah 5230 Peningkatan Koping
an koping b.d dilakukan dilakukan 1. Bantu pasien untuk
kurangnya tindakan tindakan menyelesaikan
dukungan keperawatan keperawatan masalah dengan cara
sosial 1x24 jam 1x24 jam yang konstruktif
diharapkan PM diharapkan PM 2. Gunakan pendekatan
dapat melakukan dapat yang tenang dan
koping yang tepat mendapatkan memberikan jaminan
untuk dukungan 3. Berikan suasana
masalahnya. sosial. Dengan penerimaan
Dengan kriteria kriteria hasil: 4. Bantu pasien dalam
hasil: 1. PM dapat mengembangkan
1. PM dapat mencari penilaian terkait
menceritaka sahabat dengan kejadian
n yang secara objektif
masalahnya dipercaya 1- 5. Dukung sikap (pm)
kepada 2 orang terkait dengan
tuhan harapam yang
dengan realistis sebagai
berdoa upaya untuk
(sebelum mengatasi perasaan
tidur) ketidakberdayaan
2. PM dapat 6. Dukung pasien untuk
bercerita ke mengidentifikasi
orang yang kekuatan dan
dapat kemampuan diri
dipercaya
minimal Peningkatan sistem
sehari sekali dukungan
jika terdapat 1. Anjurkan PM untuk
masalah berpartisipasi dalam
ataupun kegiatan sosial di
cerita yang rumah pelayanan
tidak sosial
mengenakan 5440 2. Anjurkan hubungan
dengan orang-orang
yang memiliki minat
dan tujuan yang sama
3. Relaksasi benson
(Aryana dan Dwi,
2013)
3 Risiko Setelah 4120 Manajemen cairan:
konstipasi dilakukan 1. Jaga intake atau
tindakan asupan yang akurat
keperawatan dan catat output
selama 1x24 jam pasien
diharapkan PM 2. Pemberian air putih
tidak mengalami hangat di pagi hari
konstipasi. untuk mengatasi
Dengan kriteria konstipasi (Jurnal
hasil: Ginting, Agung dan
1. PM BAB 1 Lestari, 2015)
kali sehari 1100 Manajemen nutrisi:
2. PM 1. Instruksikan PM
mengonsums mengenai kebutuhan
i air putih nutrisi
hangat setiap 2. Tentukan jenis
hari nutrisi yang
3. Konsumsi dibutuhkan untuk
cairan PM memenuhi
bertambah persyaratan gizi
dari 800 ml 3. Berikan pilihan
menjadi 1500 makanan terhadap
ml pilihan makanan
sehat yang
diperlukan
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Hari/ Diagnosa Tujuan


Implementasi Evaluasi Formatif TTD
tanggal Keperawatan Umum Khusus
Kamis, Insomnia b.d Setelah dilakukan Setelah dilakukan Peningkatan tidur (1850) 1. S:
30 ketidaknyaman tindakan tindakan 1. Menentukan pola - PM mengatakan akan
Agustus an fisik dan keperawatan 3x24 keperawatan 3x24 tidur atau aktivitas mencoba mengatur
2018 kendala jam. Diharapkan jam diharapkan pasien aktivitas atau
09. 30 lingkungan PM dapat istirahat ketidaknyamanan 2. Memonitor pola kegiatannya agar bisa
WIB tidur malam fisik tidak muncul tidur dan jumlah jam istirahat (tidur)
dengan optimal. dan tidak ada tidur - PM mengatakan akan
Dengan kriteria kendala 3. Menganjurkan PM tidur jam 8 atau jam 9
Melinda
hasil: lingkungan untuk melakukan O: PM tampak kooperatif
1. Jam tidur PM Dengan kriteria pijat punggung A: Implementasi yang
dari 5 jam hasil: sebelum tidur (Jurnal dilakukan sudah dapat
menjadi 6-7 1. Buang Air Indriyati, 2015) dipahami PM
jam per hari kecil P: Pertahankan
2. PM tidak dimalam hari Manajemen Lingkungan implementasi dengan
terlihat pasien (6480) memantau pola tidur PM
mengantuk berkurang 1. Menciptakan 2. S:
3. PM kesulitan dari 3 kali lingkungan yang - PM mengatakan tidur
untuk memulai menjadi 2 nyaman bagi pasien 21.00 WIB dan
tidur (Durasi kali (Suhu ruangan bangun 23.30 WIB
dari pasien 2. PM tidak normal, tidak ada - PM mengatakan tidur
ingin memulai merasakan kebisingan) hanya 2,5 jam dan
tidur sampai kepanasan 2. Mengatur tidak bisa tidur lagi
tertidur < 30 (suhu pencahayaan untuk O: Terlihat kantung mata
menit) ruangan mendukung tidur PM berwarna hitam
normal dan A: Pola tidur PM masih
tidak panas) buruk
P: Lanjutkan
implementasi dengan
memonitor pola dan jam
tidur PM
3. S:
- PM mengatakan
setelah kegiatan
TAK PM mendapat
ilmu baru
- PM mengatakan
akan melakukan
pijat punggung
sebelum tidur
bersama mbah di
bangsal anggrek
O:
- PM mempraktekkan
cara pijat punggung
dengan benar
- PM tampak senang
dengan adanya cara
untuk bisa tidur
A: Implementasi yang
diberikan sudah dapat
dipahami PM dan PM
dapat mempraktekkan
P: Pertahankan
implementasi
Jumat, Peningkatan tidur (1850) 1. S:
31 1. Meminta PM - PM mengatakan akan
Agustus untuk membatasi mengurangi minum
2018 konsumsi cairan sebelum tidur
09.45 di malam hari - PM mengatakan
WIB serta berkemih di masih terbangun
malam hari untuk ke kamar mandi
2. Memonitor pola O: PM terlihat
tidur dan jumlah memahami saat diberikan
jam tidur infomasi
3. Menganjurkan A: Implementasi yang
PM untuk diberikan sudah dapat
melakukan pijat dipahami PM namun
punggung masalah terkait berkemih
sebelum tidur dimalam hari belum
(Jurnal Indriyati, teratasi
2015) P: Lanjutkan
implementasi
Manajemen Lingkungan 2. S:
(6480) - PM mengatakan tadi
4. Menciptakan malam tidur jam
lingkungan yang 21.00 dan bangun
nyaman bagi jam 01.30
pasien (Suhu - PM mengatakan
ruangan normal, tidak bisa tidur lagi
tidak ada dan hanya berbaring
kebisingan) ditempat tidur
5. Mengatur O: PM terlihat kurang
pencahayaan tidur
untuk mendukung A: Implementasi yang
tidur dilakukan belum
sepenuhnya teratasi
P: Lanjutkan
implementasi dengan
memantau pola dan jam
tidur PM
3. S: PM mengatakan tadi
malam melakukan pijat
punggung dengan mbah
S
O: PM dapat melakukan
pijat punggung
A: Implementasi yang
diberikan sudah dapat
dilakukan PM
P: Pertahankan
implementasi
4. S:
- PM mengatakan tadi
malam tidak
kepanasan
- PM mengatakan
tidurnya terganggu
karena mbah M yang
mengalami
gangguan jiwa
mengambil bajunya
O: PM tampak terganggu
A: Implementasi yang
diberikan dapat dipahami
PM namun masih
terdapat gangguan
P: Pertahankan
implementasi
5. S: PM mengatakan tadi
malam tidak terganggu
dengan lampu di bangsal
anggrek
O: PM terlihat kooperatif
saat memberikan
jawaban
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Kamis, Nyeri b.d agens Setelah dilakukan Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (1400) 1. S: Pengkajian nyeri:
30 cedera biologis tindakan tindakan 1. Melakukan P : hipertensi Aulia
Agustus keperawatan 1x24 keperawatan 1x24 pengkajian nyeri Q:seperti tertekan
2018 jam. Tingkat nyeri jam. PM tidak secara komprehensif R: tengkuk kepala
yang dialami PM mengalami (PQRST) S: skala 2
berkurang. kenaikan tekanan 2. Menentukan akibat T: kadang-kadang
Dengan kriteria darah dan tekanan dari pengalaman nyeri O: PM terlihat berbicara
hasil: darah PM terhadap kualitas dengan sungguh-sungguh
1. Skala nyeri berkurang. hidup A: masalah belum teratasi
berkurang Dengan kriteria 3. Menganjurkan P: lanjutkan intervensi
dari 5 hasil: penggunaan teknik 2. S: PM mengatakan jika
menjadi 4 1. Tekanan non farmakologi nyeri ia akan kesulitan
2. PM tidak darah PM dengan relaksasi untuk tidur
mengalami 130/90 napas dalam O: PM terlihat kooperatif
nyeri tengkuk mmHg 4. Memonitor TTV saat ditanya
setidaknya A: masalah belum teratasi
selama 2 hari P: lanjutkan intervensi
3. S: PM mengatakan
bersedia untuk diajarkan
relaksasi
O: PM terlihat mengikuti
relaksasi dengan
kooperatif
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
4. S: PM mengatakan
bersedia untuk di tensi
O: TD: 140/90 mmHg
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

Jumat, Ketidakefektif Setelah dilakukan Setelah dilakukan Peningkatan Koping 1. S: Ny. R berkata “mbah
31 an koping b.d tindakan tindakan (5230) sebenernya ya gak disini
Agustus kurang keperawatan 1x24 keperawatan 1x24 1. Mencoba menjalin seharusnya nok, karena
2018 dukungan jam diharapkan jam diharapkan hubungan lebih dalam jengkel aja makanya mbah
sosial PM dapat PM dapat dengan pendekatan disini. Pas dulu mbah
Fastika
melakukan koping mendapatkan yang tenang dan masih orang yang punya ya
yang tepat untuk dukungan sosial. memberikan jaminan nok ibaratnya nyoh-nyohan
masalahnya. Dengan kriteria 2. Memberikan suasana ke saudara tapi pas
Dengan kriteria hasil: penerimaan sekarang saat mbah perlu
hasil: 1. PM dapat 3. Menbantu malah pada kayak gitu.
1. PM dapat mencari memberikan Tapi ya sekarang hubungan
menceritakan sahabat yang pandangan objektif dengan keluarga seperti
masalahnya dipercaya 1-2 atas kejadian yang saudara-saudara sudah
kepada tuhan orang dialami baik. Biasanya juga ada
dengan 4. Mendukung harapan yang kesini walaupun gak
berdoa PM sekarang agar sering.”
(sebelum tidak ada rasa ketidak O: PM terlihat rileks dan
tidur) berdayaan nyaman saat menceritakan
2. PM dapat 5. Mendukung PM untuk masalahnya, PM lebih
bercerita ke mengidentifikasi terlihat terbuka saat
orang yang kekuatan dan menceritakan masalahnya.
dapat kemampuan diri A: Masalah PM belum
dipercaya Peningkatan sistem teratasi
minimal dukungan P: Lanjutkan intervensi
sehari sekali 1. Menganjurkan PM peningkatan koping.
jika terdapat untuk berpartisipasi 2. S: PM mengatakan sudah
masalah dalam kegiatan sosial menerima dengan ikhlas
ataupun di rumah pelayanan mengenai apa yang terjadi
cerita yang sosial saat ini. Ny. R mengatakan
tidak 2. Menganjurkan PM “iya nok, mbah sekarang
mengenakan untuk berhubungan sampun mboten kepikiran,
dengan orang-orang sampun seneng juga disini.
yang memiliki minat Sudah menerima dengan
dan tujuan yang sama keadaan saat ini nok.”
3. Menganjurkan dan O: Klien terlihat sudah
mengajarkan terapi ikhlas, klien tidak terlihat
benson bersedih
A: Masalah PM belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
peningkatan koping.
3. S: PM berkata “makasih
njih nok, sampun ngasih
pandangan kangge mbah,
mbah juga mpun mboten
mikir macem-macem kok
saniki.”
O: PM terlihat menerima
saran yang diberikan
A: Masalah PM belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
peningkatan sistem
dukungan.
4. S: PM mengatakan
harapannya sekarang yang
terpenting sehat dan di
tempat itu sudah bahagia.
O: klien terlihat senang
menceritakan harapannya
A: Masalah PM belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
peningkatan koping.
5. S: PM mengatakan dia
bersyukur masih dapat
membantu di dapur dan dia
masih dapat membantu
orang lain
O: PM terlihat setiap hari
selalu membantu di dapur
A: Masalah PM belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
peningkatan sistem
dukungan.
6. S: Ny. R berkata “mbah
biasanya ikut kegiatan
kaya senam pagi, terus ada
karaokean. Biasane mbah
yo ikut nyanyi sebisanya.”
O: klien terlihat antusias
saat bercerita
A: Masalah PM belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
peningkatan sistem
dukungan.
7. S: Ny. R berkata “mbah
suka kumpul ikut
kerohanian, mbah biasane
cerita sama mbah N.
Gimana ya kalau suruh
cerita ya gak bisa ke orang
sembarangan kan harus ke
orang yang pas takutnya
kan malah nanti jadi
gimana-gimana.” “mbah
gak punya banyak orang
yang bener-bener bisa buat
cerita ya cukup satu dua
gitu aja.”
O: klien terlihat kooperatif
saat menjawab, klien
terlihat jarang mengobrol
dengan teman-teman yang
lain.
P: Lanjutkan intervensi
peningkatan sistem
dukungan.
8. S: PM mengatakan ingin
terus mendekatkan diri
kepada Tuhan dan selalu
berdoa kepada Tuhan
O: klien terlihat mengikuti
kegiatan kerohanian 2 kali
seminggu, klien terlihat
antusias saat di ajarkan
terapi benson
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan terapi benson.
Sabtu, 1 Ketidakefektif Setelah dilakukan Setelah dilakukan Peningkatan sistem 1. S: Ny. R berkata “ya kalau
Septem an koping b.d tindakan tindakan dukungan hari sabtu gini pagi tidak
ber kurang keperawatan 1x24 keperawatan 1x24 1. Menganjurkan ada senam nok, mbah gih
2018 dukungan jam diharapkan jam diharapkan PM untuk paling boboan terus bantu
Jam sosial PM dapat PM dapat berpartisipasi di dapur nanti.”
10.00 melakukan koping mendapatkan dalam kegiatan O: klien terlihat agak
WIB yang tepat untuk dukungan sosial. sosial di rumah bosan dan tidak melakukan
masalahnya. Dengan kriteria pelayanan sosial kegiatan.”
Dengan kriteria hasil: 2. Menganjurkan A: masalah belum teratasi
hasil: 1. PM dapat PM untuk P: lanjutkan intervensi Fastika
1. PM dapat mencari berhubungan 2. S: PM mengatakan dia
menceritakan sahabat yang dengan orang- biasanya berbincang
masalahnya dipercaya 1-2 orang yang bincang dengan mbah N
kepada tuhan orang memiliki minat dan mbah S dan hanya
dengan berdoa dan tujuan yang bertegur sapa dengan
(sebelum sama teman-teman lain
tidur) 3. Menganjurkan seruangan seperlunya saja.
2. PM dapat dan mengajarkan O: klien terlihat jarang
bercerita ke terapi benson mengobrol dengan teman-
orang yang teman yang lain namun ada
dapat sedikit peningkatan dalam
dipercaya sehari mengobrol dengan
minimal sehari mbah N dan mbah S sudah
sekali jika dua kali.
terdapat A: masalah sudah teratasi
masalah P: lanjutkan intervensi
ataupun cerita untuk menganjurkan tetap
yang tidak berhubungan dengan orang
mengenakan lain
3. S: Ny. R mengatakan dia
terkadang masih lupa
untuk berdoa jika akan
tidur.
O: klien terlihat jarang
berdoa dan sering
menyibukkan diri dengan
pekerjaannya, klien
terlihat bersemangat.
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan terapi benson.
Jumat, Risiko Setelah dilakukan Manajemen cairan (4120) 1. S: PM mengatakan akan
31 konstipasi tindakan 1. Menjaga intake atau menambah jumlah minum
Agustus keperawatan asupan yang akurat air putih dari sebelumnya
2018 selama 1x24 jam dan catat output PM yang awalnya 2 gelas
10.00 diharapkan PM 2. Mengajurkan PM menjadi 3 gelas per hari
WIB tidak mengalami untuk minum air O: klien tampak
konstipasi. putih hangat setelah kooperatif
Dengan kriteria bangun tidur pada A: PM sudah memahami
hasil: pagi hari penjelasan akan tetapi Novinda
1. PM BAB 1 belum menambah
kali sehari Manajemen nutrisi (1100) minumnya
2. PM 1. Menginstruksikan P: Lanjutkan intervensi
mengonsumsi mengenai kebutuhan manajemen cairan
air putih nutrisi 2. S: PM mengatakan bahwa
hangat setiap 2. Menentukan jenis ia sebelumnya tidak tahu
hari nutrisi yang jika air hangat bisa
3. Konsumsi dibutuhkan untuk digunakan untuk
cairan PM memenuhi memperlancar BAB dan
bertambah kebutuhan gizi sekarang PM akan
dari 800 ml 3. Memberikan pilihan mencoba minum air putih
menjadi 1500 makanan terhadap hangat setiap pagi hari
ml pilihan makanan
sehat yang Manajemen nutrisi
diperlukan 1. S: PM mengatakan bahwa
PM mengerti harus
mengkonsumsi sayur,
buah dan makan nasi
teratur dan tepat waktu
O: PM tampak menerima
masukan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
manajemen nutisi
2. S: PM mengatakan
mengerti tentang
kebutuhan makan terkait
yang ia perlukan seperti
buah dan sayur
O: PM kooperatif dan
dimeja terdapat buah yang
belum dimakan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
3. S: PM mengatakan jika ia
memilih makanan buah
untuk memperlancar
BAB dan sayur
O: PM terlihat antusias
memilih makanan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
EVALUASI SUMATIF

Hari/ Diagnosa
Evaluasi Sumatif TTD
tanggal Keperawatan
Sabtu, 1 Insomnia b.d S:
September ketidaknyamanan fisik - PM mengatakan tadi malam
2018 dan kendala tidur jam 20.00 dan bangun
09.30 WIB lingkungan 01.30 WIB
- PM mengatakan tidak bisa tidur
lagi sampai pagi
O: PM terlihat kooperatif saat
memberikan jawaban
Melinda
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi dengan
- Memantau pola dan jam tidur
PM
- Memantau konsumsi air minum
sebelum tidur
- Melakukan pijat punggung
sebelum tidur
Sabtu, 1 Nyeri b.d agens cedera S: PM mengatakan saat ini sudah tidak
September biologis merasakan nyeri pada tengkuk kepala
2018 O: PM terlihat senang saat ditanya Aulia
10.30 WIB A: masalah sudah teratasi
P: Hentikan intervensi
Sabtu, 1 Ketidakefektifan S:
September koping b.d kurang - Ny. R berkata “mbah ini nanti
Fastika
2018 dukungan sosial mau nyiapin makan siang nok,
11. 30 WIB bantu-bantu di dapur. Setelah itu
paling istirahat lagi disini.”
- Ny. R berkata “ia mbah akan
ingat untuk selalu berdoa dan
mengingat Tuhan jika sedang
kepikiran masalah . terimakasih
banyak ya nok, mau membantu
mbah, mbah akan ingat apa yang di
ajarkan gih.”
- Ny. R mengatakan masih suka
lupa untuk berdoa.
O:
- Ny. R terlihat antusias
- Ny. R dapat mempraktikkan
terapi benson dengan benar.

A: Masalah Ny. R belum teratasi


P: Lanjutkan Intervensi monitoring
terapi benson, menganjurkan untuk
bercerita pada orang lain jika ada
masalah, dan menganjurkan untuk ikut
kegiatan sosial di panti
Sabtu, 1 Risiko konstipasi S: PM mengatakan bahwa ia sudah
September BAB hari jumat akan tetapi hari ini
2018 belum BAB
09.00 WIB O: PM kooperatif dalam menjawab
Novinda
pertanyaan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi pemberian air
putih hangat saat pagi hari dan
konsumsi cairan minimal 1500 ml per
hari serta konsumsi makanan tinggi
serat
RENCANA TINDAK LANJUT

Anggota Masalah Intervensi yang telah


RTL Paraf
wisma Kesehatan dilakukan
PM (Ny. Insomnia b.d Peningkatan Tidur (1850) 1. Monitoring pola
R) ketidaknyamanan 1. Tentukan pola tidur atau dan jam tidur PM
fisik dan kendala aktivitas pasien 2. Monitoring
lingkungan 2. Monitor pola tidur pasien konsumsi cairan
dan jumlah jam tidur dan berkemih pada
3. Minta PM untuk malam hari
membatasi konsumsi 3. Monitoring pijat
cairan di malam hari serta punggung sebelum
berkemih sebelum tidur tidur
4. Anjurkan PM untuk 4. Berikan penguatan
melakukan pijat dan dukungan
Melinda
punggung sebelum tidur positif pada PM
(Jurnal Indriyati, 2015) agar tetap
berkomitmen
Manajemen Lingkungan terhadap rencana
(6480) tindakan yang
1. Ciptakan lingkungan yang sudah diberikann
nyaman bagi pasien (Suhu
ruangan normal, tidak ada
kebisingan)
2. Atur pencahayaan untuk
mendukung tidur
PM (Ny. Nyeri b.d agens Manajemen Nyeri (1400) 1. Monitoring
R) cedera biologis 1. Melakukan pengkajian tekanan darah PM Aulia
nyeri secara komprehensif sehari sekali
(PQRST) 2. Berikan penguatan
2. Menentukan akibat dari untuk selalu
pengalaman nyeri terhadap menjaga pola
kualitas hidup makan PM
3. Menganjurkan penggunaan
teknik non farmakologi
dengan relaksasi napas
dalam
4. Memonitor TTV

PM (Ny. ketidakefektifan Peningkatan Koping (5230) 1. Monitoring


R) koping b.d 1. Mencoba menjalin pelaksanaan terapi
kurang dukungan hubungan lebih dalam benson
sosial dengan pendekatan yang 2. Monitoring
tenang dan memberikan hubungan PM
jaminan dengan teman-
2. Memberikan suasana temannya di panti
penerimaan
3. Menbantu memberikan
Fastika
pandangan objektif atas
kejadian yang dialami
4. Mendukung harapan PM
sekarang agar tidak ada rasa
ketidak berdayaan
5. Mendukung PM untuk
mengidentifikasi kekuatan
dan kemampuan diri
Peningkatan sistem dukungan
1. Menganjurkan PM untuk
berpartisipasi dalam
kegiatan sosial di rumah
pelayanan sosial
2. Menganjurkan PM untuk
berhubungan dengan
orang-orang yang memiliki
minat dan tujuan yang sama
3. Menganjurkan dan
mengajarkan terapi benson
PM (Ny. Risiko konstipasi Manajemen cairan (4120) 1. Monitor
R) 1. Menjaga intake atau pemberian air
asupan yang akurat dan putih hangat saat
catat output PM pagi hari
2. Mengajurkan PM untuk 2. Monitor konsumsi
minum air putih hangat cairan minimal
setelah bangun tidur pada 1500 ml per hari
pagi hari 3. Anjurkan selalu
konsumsi makanan Novinda
Manajemen nutrisi (1100) tinggi serat
1. Menginstruksikan 4. Monitor pola
mengenai kebutuhan makan PM
nutrisi
2. Menentukan jenis nutrisi
yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan gizi
3. Memberikan pilihan
makanan terhadap pilihan
makanan sehat yang
diperlukan
BAB III
PEMBAHASAN

Pada struktur anatomi dan fisiologi manusia akan terus mengalami perubahan
dan penurunan saat memasuki lanjut usia. Perubahan yang terjadi pada struktur dan
fungsi tersebut dapat menyebabkan adanya masalah atau gangguan pada tubuh.
Bertambahnya umur menjadi salah satu penyebab masalah dan gangguan pada tubuh
manusia, salah satunya masalah pada tidur. Lansia seringkali terjadi masalah pada tidur
yang berdampak pada perubahan fisik atau kondisi tubuhnya menurun. Proses penuaan
yang dialami lansia menyebabkan perubahan pola tidur sehingga mempengaruhi
kualitas dan kuantitas tidur lansia. Dampak buruk yang terjadi pada perubahan pola
tidur seperti insomnia yang mana insomnia ini sering terjadi pada lansia dengan tanda
dan gejala yang sering dikeluhkan.

Hasil pengkajian didapatkan Ny. R mengalami gangguan tidur yaitu insomnia


dengan dilihat dari hasil skor PSQI 10 yang artinya kualitas tidur buruk. Selain itu Ny.
R juga kesulitan saat memulai tidur dan sering terbangun di malam hari. Oleh karena
itu, Ny. R diberikan intervensi mengenai peningkatan tidur dan manajemen lingkungan
dengan cara memantau pola dan jam tidur Ny. R, melakukan pijat punggung sebelum
tidur, mengurangi minum sebelum tidur. Sesuai dengan jurnal Kasim (2015)
melakukan pijat punggung sebelum tidur dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas
tidur sehingga mengalami penurunan kejadian insomnia pada lansia. Hasil dari
intervensi yang dilakukan selama tiga hari sudah diberikan pada Ny. R menunjukkan
arti bahwa pijat punggung membuat rileks dan nyaman sehingga dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas tidur. Ny. R juga mengurangi konsumsi minum sebelum tidur
dan jam tidur tetap dipantau. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa masalah terkait
insomnia belum teratasi dikarenakan pola dan jam tidur Ny. R masih belum teratur dan
sulit untuk tidur lagi. Rencana tindak lanjut untuk Ny. R yaitu memantau pola dan jam
tidur Ny. R karena pola tidur Ny. R belum teratur, rutin melakukan pijat punggung
sebelum tidur, mengurangi konsumsi cairan sebelum tidur.

Frekuensi Lama Tidur


6
5
4
Jam

3
2 Lama Jam Tidur

1
0
Kamis Jumat Sabtu

Hari

Tabel 1. Grafik perkembangan lama tidur malam PM saat pemberian


intervensi sampai evaluasi

Pada Ny. R juga ditemukan masalah nyeri pada tengkuk kepalanya yang
disebabkan karena hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu
gejala dimana terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik yaitu lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Depkes, 2014).

Dalam mengatasi nyeri pada Ny. R perlu diatasi penyebab dari nyeri tersebut yaitu
hipertensi. Dalam penelitian Rita D.H, dkk (2016) terapi relaksasi dapat menurunkan
tekanan darah penderita hipertensi dimana dilakukannya pernafasan pada abdomen
dengan frekuensi lambat serta perlahan, berirama, dan nyaman dengan cara
memejamkan mata saat menarik nafas. Hal ini dibuktikan dengan rata - rata tekanan
darah sistolik dan diastolik yang terjadi penurunan pada pasien hipertensi di Desa
Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan. Tekanan darah sistolik sebelum
diberikan terapi adalah 156,46mmHg dan setelah diberikan terapi berubah menjadi 138
mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik sebelum diberikan terapi adalah 93 mmHg
dan setelah diberikan terapi menjadi 86,46mmHg. Pada Ny. R skala nyeri terjadi
penurunan seperti diagram dibawah.

Skala Nyeri
6

0
Rabu Jumat Sabtu

Skala Nyeri

Tabel 1.2 Skala nyeri

Buah dan sayuran banyak dimanfaatkan sebagai terapi non-farmakologi.


Kandungan didalamnya seperti mineral, vitamin, karotenoid dan kandungan lainnya
yang ada dalam buah dan sayuran berkhasiat sebagai zat antioksidan yang salah satunya
dapat mencegah tekanan darah tinggi (Yuliana, 2011). Hal ini didukung dengan
penelitiannya berjudul pengaruh jus apel terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
hipertensi di puskesmas muara kaman didapakan adanya pengaruh tekanan darah
terhadap konsumsi jus apel secara rutin dimana rata-rata tekanan darah sistolik sebelum
mengkonsumsi jus apel adalah 174 mmHg, dan rata-rata tekanan darah diastolik adalah
118,67 mmHg. Sesudah mengkonsumsi jus apel rata-rata tekanan darah sistolik
menjadi 148,67 mmHg, dan rata-rata tekanan darah diastolik menjadi 102,67 mmHg.
Dalam penelitian Lestari, Abu dan Laily (2011) yang berjudul regulasi tekanan darah
pada penderita hipertensi primer dengan smoothie pisang (musa paradisiaca)
pemberian buah berupa smoothie pisang sebanyak 580 gram selama 7 hari secara
konsisten sebelum sarapan yaitu pukul 05.00 WIB ternyata dapat menurunkan tekanan
darah yaitu lebih tepatnya tekanan darah sistolik sebesar 18,75 mmHg dan rerata
penurunan tekanan darah diastolik sebesar 8,125 mmHg. Sedangkan dalam penelitian
Karina, Wan dan Widia (2012) yang berjudul mengenai pengaruh pemberian buah
semangka terhadap tekanan darah pad awanita di posyandu lansia Wira Lestari 6
Wirobrajan Yogyaarta didapatkan adanya penurunan tekanan darah pada populasi
setelah dilakukan intervensi selama 2 minggu dimana penderita hipertensi tingkat 2
menurun dari 12 responden (60%) menjadi 9 responden (45%).

Selain dari dua masalah diatas ditemukan masalah ketidakefektifan koping


yang disebabkan kurangnya dukungan sosial. Sebelum mengetahui permasalahan
dilakukan pengkajian salah satunya yaitu pengkajian stres pada lansia, terdapar dua
puluh item pertanyaan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di peroleh skor 15 yang
artinya PM (Ny. R) mengalami stres sedang. Salah satu penyebab stres yang dialami
Ny. R karena masih terpikir dengan masalahnya di masa lalu yang susah di lupakan,
sering kali apabila PM teringat akan masalahnya hal yang dilakukan adalah dengan
melakukan pekerjaan seperti membantu di dapur, selain itu PM juga tidak banyak
memiliki teman yang dapat mendukung dirinya untuk bercerita tentang masalahnya
dan lebih memilih untuk memendam masalahnya sendiri hal tersebutlah yang dapat
menyebabkan stres pada PM sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspasari
(2009) dalam Selo, Chandrawati, & Putri (2017) faktor-faktor yang mempengaruhi
stres pada lansia ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu PM
memiliki konflik pada dirinya tentang keadaanya saat ini, selain itu faktor eksternal
adalah hubungan PM dengan keluarga yang bermasalah dan dengan lingkungan baru
yaitu panti.
Penting untuk melakukan tindakan terhadap stres yang dialami oleh lansia,
karena jika stres itu berlanjut maka akan menyebabkan depresi dan ditakutkan akan
berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari PM. Setelah diketahui masalah yang
dialami PM salah satunya adalah ketidakefektifan koping maka perlu dilakukan
intervensi yaitu dengan peningkatak koping, peningkatan sistem dekungan (Bulechek,
et al. 2016) dan terapi benson sebagai salat satu pilihan terapi nonfarmakologi yang
mungkin dilakukan. Terapi benson adalah terapi relaksasi yang digabungkan dengan
keyakinan klien sehingga akan menciptakan lingkungan yang nyaman dengan
kesejahteraan yang lebih tinggi (Benson & Proctor 2000, dalam Purwanto 2006 dalam
Aryana & Novitasari, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aryana &
Novitasari (2013) yang dilakukan di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo
Ungaran, terdapat perbedaan tingkat stres yang lansia alami sebelum dan sesudah
dilakukannya terapi benson yaitu:

1. Tingkat stress lansia sebelum diberikan tehnik relaksasi Benson yang mengalami
a. stress ringan 2 orang (13,3%),
b. stress sedang 10 orang (66,7%), dan
c. stress berat 3 orang (20,0%).
2. Sedangkan tingkat stres lansia yang telah diberi terapi benson berkurang menjadi:
a. Stress ringan 9 orang (60,0%) dan
b. Stress sedang 6 orang (40,0%).

Setelah di lakukan terapi benson selama dua hari pada Ny. R di dapatkan hasil
bahwa intervensi belum berhasil untuk mengatasi permasalahan pada PM, karena
waktu intervensi yang baru dua hari dan PM terkadang masih lupa untuk berdoa kepada
Tuhan dan masih kurangnya dukungan sosial bagi PM di Rumah Pelayanan Pucang
Gading karena PM tidak bisa menceritakan masalahnya kepada sembarang orang
hanya pada orang-orang tertentu saja dan itu juga tidak sepenuhnya PM menceritakan
masalahnya, terkadang PM juga masih ingat dengan masalah yang PM alami.
Selain itu, konstipasi merupakan defekasi ataupun buang air besar (BAB) yang
tidak teratur serta terjadi pengerasan pada feses menyebabkan pasase sulit,
menimbulkan nyeri, frekuensi defekasi berkurang, volume, dan retensi feses dalam
rektum (Smeltzer & Bare, 2008 dalam Ginting et al, 2015). Konstipasi juga diartikan
sebagai perubahan dari frekuensi defekasi, volume, berat, konsistensi dan pasase dari
feses tersebut (Arnaud, 2003 dalam Ginting et al, 2015). Dalam hasil pengkajian yang
dilakukan pada Ny. R didapatkan hasil bahwa Ny.R melakukan BAB selama 2-3 hari
sekali disertai konsistensi yang padat. Ny. R juga kurang mengkonsumsi cairan dalam
setiap harinya yaitu hanya mengkonsumsi air putih +800ml liter per hari dan Ny. R
kurang menjaga pola makannya dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan intervensi
mengenai manajemen cairan berupa konsumsi cairan +1500ml per hari serta meberikan
intervensi minum air putih hangat. Mnurut Ginting (2015), Mengonsumsi air putih
yang hangat dalam jumlah yang cukup dapat menyebabkan pencernaan bekerja dengan
kapasitas yang maksimal. Air hangat dapat bekerja dengan melembabkan feses dalam
usus dan mendorongnya keluar sehingga memudahkan untuk defekasi. Memberikan
pasien minum air putih hangat yang cukup merupakan intervensi keperawatan yang
mandiri. Untuk manajemen nutrisi yaitu menganjurkan PM untuk menjaga pola
makannya setiap hari serta mengkonsumsi serat setiap harinya. Dari hasil evaluasi
diperoleh bahwa Ny.R akan berusaha untuk menambah jumlah konsumsi cairan,
menjaga pola makan dan mengkomsi air putih hangat. Menurut hasil evaluasi hari sabtu
masalah risiko konstipasi Ny. R belum teratasi karena Ny.R belum mecoba untuk
membuat air putih hangat dipagi hari. Oleh karena itu dibutuhkan rencana tindak lanjut
berupa pemantauan konsumsi serat PM, konsumsi cairan PM dan konsumsi minum air
hangat PM di pagi hari.
Frekuensi BAB
1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6

Frekuensi BAB

Tabel 1.4 Grafik frekuensi BAB (buang air besar) Ny. R selama satu minggu. Ny.R
BAB hanya pada hari ke-2 dan Hari ke-5.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
PM Ny. R merupakan salah satu lansia yang menerima manfaat di Rumah
Pelayanan Sosial Pucang Gading. Kelompok melakukan pengkajian dan ditemukan
beberapa masalah pada Ny. R diantaranya adalah insomnia b.d ketidaknyamanan
fisik dan kendala lingkungan, nyeri akut b.d agens cedera bilogis karena hipertensi,
ketidakefektifan koping b.d kurang dukungan sosial dan resiko konstipasi.
Pada diagnosa pertama diberikan intervensi berupa terapi masase pijat
punggung, diagnosa kedua Ny. R diberikan intervensi terapi relaksasi nafas dalam,
sedangkan untuk diagnosa ketiga Ny. R dianjurkan untuk meningkatkan kopingnya
seperti untuk menjalin hubungan lebih dalam dan diagnosa keempat dilakukan
intervensi dengan menganjurkan air putih hangat. Setelah dilakukan beberapa
intervensi yang telah disebutkan terlihat perkembangan positif pada Ny. R seperti
jam tidur PM bertambah, rasa nyeri PM berkurang bahkan menghilang dan terlihat
dapat lebih terbuka kepada temannya.

B. Saran
1. Lansia
Diharapkan semua lansia dapat menjaga kondisi kesehatannya dan
meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur.
2. Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading
Diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pelayanan serta
aktivitas yang ada.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu belajar dengan semaksimal mungkin tentang
perawatan lansia secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul dan Sandu. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik. Diakses pada tanggal 27
Agustus 2018 pada
https://books.google.co.id/books?id=U6ApDgAAQBAJ&printsec=frontcover&
dq=lansia&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiP3dLlnI3dAhVNWX0KHTL_BDQQ
6AEINDAD#v=onepage&q=lansia&f=false

Aryana dan Dwi Novitasari. (2013). Pengaruh Tehnik Relaksasi Benson Terhadap
Penurunan Tingkat Stres Lansia di Unit Rehabilitas Sosial Wening Wardoyo
Ungaran. Jurnal Keperawatan Jiwa. Vol 1 (2), hal 186-195.

Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi nyeri (pain). Volume 13 (1), 7-13.

Bulechek, Gloria M et al. (2016). Nursing Intervention Classification (NIC) 6th edition.
Singapore : Elsevier.

Depkes RI. 2014. Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Diakses pada tanggal 27 Agustus
2018 pada http://www.depkes.go.id/article/view/14010200005/download-
pusdatin-infodatin-infodatin-lansia.html

Depkes RI. 2014. Infodatin Hipertensi. Diakses pada tanggal 3 September 2018 dalam
file:///C:/Users/User/Downloads/infodatin-hipertensi.pdf

Ginting et al. (2015). Mengatasi Konstipasi Pasien Stroke dengan Masase Abdomen
dan Minum Air Putih Hangat. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol 18 (1),23-30.

Herdman, T. Heater. (2015). NANDA – I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2015 – 2017. Jakarta : EGC
Herdman, T. Heater. (2018). NANDA – I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2018 – 2020. Jakarta : EGC
Kasim, Indriyati Puspitasari. 2015. Pengaruh Back Massage (Pijatan Punggung)
Terhadap Penurunan Kejadian Insomnia Pada Lansia Di Desa Toto Selatan
Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Diakses pada tanggal 28 Agustus
2018 pada
file:///C:/Users/Perisai%20Computer/Downloads/186789_pijat%20(1).pdf
Khoiroh dan Andri. (2017). Pengaruh Jus Apel Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Lansia Hipertensi di Puskesmas Muara Kaman. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol.
5 (2).
Kurniyawan, E., H. (2016). Narrative review: terapi komplementer alternative
akupresure dalam menurunkan tingkat nyeri. Nurseline journal. Volume 1(2),
247-256.
Lenny Jusup. 2015. Fit for Life - Kiat Menghadapi Maslaah Kesehatan Lansia. Diakses
pada tanggal 27 Agustus dalam
https://books.google.co.id/books?id=JUhODwAAQBAJ&pg=PA8&dq=masala
h+kesehatan+pada+lansia&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjG1tifoo3dAhUTU30
KHUKuC20Q6AEILDAB#v=onepage&q=masalah%20kesehatan%20pada%20
lansia&f=false
Lestari et al. (2011). Regulasi Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer dengan
Smootie Pisang (Musa Paradisiaca). Jurnal Nurse. Vol. 6 (2). Hal 141-146.
Moorhead, Sue et al. (2016). Nursing Outcome Classification (NOC) 5th edition.
Singapore : Elsevier.
LAMPIRAN 1

Status kognitif

NO. PERTANYAAN JAWABAN


BENAR SALAH
1 Tanggal Berapa hari ini? V
2 Hari apakah hari ini? V
3 Apakah nama tempat ini? V
4 Berapa nomor telepon rumah anda? V
5 Berapa usia anda V
6 Kapan anda lahir? (Tanggal/Bulan/Tahun) V
7 Siapakah nama presiden sekarang? V
8 Siapakah nama presiden sebelumnya? V
9 Siapakah nama ibu anda? V
10 5000 + 2000 – 3000? V

Keterangan:
Berdasarkan hasil skrinning SPMSQ skor Ny. R adalah 1 (status kognitif
baik)
LAMPIRAN 2

Status depresi

No. Pertanyaan Jawaban


1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? Tidak (Ya)
2 Sudahkah anda meninggalkan aktivitas dan minat anda? Ya (Tidak)
3 Apakah anda merasa hidup anda kosong? Ya (Tidak)
4 Apakah anda sering bosan? Ya (Tidak)
5 Apakah anda mempunyai semangat setiap waktu? Tidak (Ya)
6 Apakah anda takut sesuatu yang akan terjadi pada anda? Ya (Tidak)
7 Apakah anda merasa bahagia setiap waktu? Tidak (Ya)
8 Apakah anda merasa jenuh? Ya (Ya)
9 Apakah anda lebih suka tinggal dirumah malam hari Ya (Ya)
daripada pergi melakukan sesuatu yang baru?
10 Apakah anda merasa bahwa anda lebih banyak mengalami Ya (Tidak)
masalah dengan ingatan anda daripada dengan yang
lainnya?
11 Apakah anda berfikir sangat menyenangkan hidup Tidak (Ya)
sekarang ini?
12 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? Ya (Tidak)
13 Apakah anda merasa penuh berenergi saat ini? Tidak (Ya)
14 Apakah anda saaat ini sudah tidak ada harapan lagi? Ya (Tidak)
15 Apakah anda berfikir banyak orang yang lebih baik dari Ya (Ya)
anda?
Keterangan: berdasarkan hasil pengkajian depresi GDS, skor depresi Ny.R
adalah 3 yang berarti kondisi klien tidak menandakan depresi
LAMPIRAN 3

Pengukuran tingkat stres

No Pertanyaan Tidak Terkadang Sering Skor


Pernah
1 Apakah anda merasa terganggu oleh √ 1
bayang-bayang masa lalu yang buruk,
yang tidak biasanya mengganggu
pikiran anda

2 Apakah anda merasa nafsu makan √ 1


anda menurun akhir-akhir ini

3 Apakah anda merasa bahwa anda tidak √ 1


bisa mengusir masalah hidup bahkan
dengan bantuan dari keluarga anda

4 Apakah anda merasa bahwa anda √ 0


sama tidak baiknya dengan orang lain

5 Apakah nada merasa kesulitan √ 1


menjaga pikiran anda terhadap segala
sesuatu yang anda lakukan akhir-akhir
ini

6 Apakah anda merasa tertekan akhir- √ 0


akhir ini
7 Apakah anda merasa semua yang anda √ 0
lakukan atau kerjakan akhir-akhir ini
adalah sia-sia

8 Apakah anda merasa tidak ada √ 0


harapan dengan masa depan yang akan
datang
9 Apakah anda saat ini berpikir hidup √ 1
anda sudah gagal

10 Apakah anda saat ini atau akhir-akhir √ 0


ini merasa ketakutan

11 Apakah anda gelisah saat tidur akhir- √ 1


akhir ini
12 Apakah saat ini anda tidak bahagia √ 0

13 Apakah anda lebih sedikit berbicara √ 1


(komunikasi) dari pada biasanya

14 Apakah anda merasa kesepian akhir- √ 0


akhir ini

15 Apakah semua orang-orang di sekitar √ 2


anda ramah terhadap anda

16 Apakah anda menikmati hidup saat ini √ 2

17 Apakah nada akhir-akhir ini sering √ 1


menangis
18 Apakah anda saat ini merasa sedih √ 1

19 Apakah anda merasa bahwa orang- √ 1


orang disekitar tidak menyukai anda

20 Apakah anda tidak bisa lari dari √ 1


masalah yang anda hadapi saat ini

Total Skor 15
Keterangan: Stres Sedang

Anda mungkin juga menyukai