INSOMNIA
DISUSUN OLEH :
JURUSAN : KEPERAWATAN
Puji syukur penyusun ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Insomnia ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammda SAW, keluarganya, sahabatnya,dan kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran. Saya ucapakan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah Insomnia ini. Dan sayajuga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat
dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan Makalah Insomnia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Insomnia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Insomnia
B. Kriteria Insomnia
C. Diagnosa Insomnia
D. Penyebab Insomnia
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Insomnia
1. Penyakit
2. Lingkungan
3. Motivasi
4. Kelelahan
5. Kecemasan
F. Gejala Insomnia
G. Pengobatan Insomnia
H. Manfaat Peneliti
I. Batasan Peneliti
J. Keaslian Peneliti
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insomnia, juga dikenal sebagai sulit tidur, adalah gangguan tidur di mana
orang sulit tidur. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur, atau tetap
tertidur selama yang diinginkan. Insomnia biasanya diikuti oleh kantuk di
siang hari, energi rendah, lekas marah, dan suasana hati yang depresi. Ini
dapat mengakibatkan peningkatan risiko tabrakan kendaraan bermotor,
serta masalah fokus dalam belajar. Insomnia bisa bersifat jangka pendek,
berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu, atau jangka
panjang, berlangsung lebih dari sebulan. Gejala tersebut biasanya diikuti
gangguan fungsional saat bangun
Insomnia dapat terjadi tanpa ada keterlibatan dari masalah lain. Keadaan
yang dapat mengakibatkan insomnia termasuk stres psikologis, nyeri
kronis, gagal jantung,hipertiroidisme, mulas, sindrom kaki gelisah,
monopause, obat-obatan tertentu, dan obat-obatan seperti kafein, nikotin,
dan alkohol. Faktor risiko lain termasuk shift malam dan apnea tidur.
Diagnosis dapat dilakukan dengan dua pertanyaan: “apakah Anda
mengalami kesulitan tidur?” dan “apakah Anda kesulitan tidur atau tetap
tidur?”
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Insomnia ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian insomnia.
2. Untuk mengetahui kriteria insomnia
3. Untuk mengetahui diagnosa insomnia
4. Untuk mengetahui penyebab insomnia
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi insomnia.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengrtian Insomnia
Menurut DSM IV (Diagnostic and Statiscal Manual of Mental Disorder,
2000), insomnia adalah kesulitan individu dalam memulai,
mempertahankan dan merasakan kualitas tidur yang buruk. Nevid (2003)
menyatakan insomnia sendiri berasal dari kata In artinya tidak, dan
Somnus yang berarti tidur. Selanjutnya Nevid menjelaskan insomnia
mempunyai karakteristik kesulitan berulang untuk tidur atau untuk tetap
tidur, gangguan tidur tersebut mengakibatkan rasa lelah di siang hari dan
menyebabkan timbulnya tingkat stres pribadi yang signifikan atau
kesulitan untuk tertidur, tetap tidur, atau mengalami tidur yang membuat
orang merasa segar dan berenergi.
Di dalam buku “Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III”
(2001) juga menjelaskan bahwa insomnia adalah suatu kondisi tidur yang
tidak memuaskan secara kuantitas dan kualitas yang berlangsung untuk
suatu kurun waktu tertentu. Sedangkan Joewena (1988) mengatakan
bahwa insomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak dapat tidur
seperti yang di harapakn.
Menurut Alimul (2006), insomnia suatu keadaan ketidakmampuan
mendapat tidur yang baik, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan
tidur yang hanya sebentar atau susah tidur. Sedangkan menurut Pinel
(2012), insomnia adalah semua gangguan menginisiasi dan
mempertahankan tidur.
Pada penelitian ini, menggunakan kriteria untuk variabel insomnia yang
menggunakan kriteria –kriteria insomnia dari ICD-10 (1992), DSM-IV-TR
(2000), ICSD (2001) yang telah dimodifikasi oleh Saldatos (2003) yang
mengemukakan bahwa insomnia adalah terganggunya induksi tidur,
terbangun di malam hari, bangun lebih awal dari yang diinginkan,
berkurangnya total durasi tidur, kualitas tidur yang buruk secara
keseluruhan, rasa nyaman yang menurun disiang hari, dan terganggungnya
fungsi fisik dan mental disiang hari.
Dari beberapa definisi di atas peneliti mengambil kesimpulan insomnia
adalah kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur, mendapatkan
kualitas tidur yang buruk dan terganggunya aktivitas sehari-hari
penderitanya karena tidur yang terganggu.Definisi Istilah
1. Insomnia adalah keluhan sulit untuk Insomnia didefinisikan sebagai
kesulitan untuk jatuh tidur dan mempertahankan tidur, atau bangun
lebih dini (Bixler, Kales, Soldatos, Healey, dalam Lichstein dan Morin,
2000).
2. Pola aktivitas di definisikan sebagai kegiatan yang biasa di lakukan
oleh seseorang sehari-hari untuk melakukan suatu jenis kgiatan secara
rutin dan berulang (Polii, 2003).
3. Menurut Soemanto (2006), bahwa prestasi akademik adalah hasil
belajar terakhir yang di capai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu,
yang mana di sekolah presentasi akademik siswa biasanya dinyatakan
dalam bentuk angka atau simbol tertentu. Kemudian dengan angka
atau simbol tersebut, orang lain atau siswa sendiri akan dapat
mengetahui sejauh mana prestasi akademik yang telah dicapai. Dengan
demikian, prestasi akademik di sekolah merupakan bentuk lain dari
besarnya penguasaan bahan pelajaran yang telah dicapai siswa, dan
rapor dijadikan hasil belajar terakhir dari penguasaan pelajaran
tersebut.
4. Pengertian mahasiwa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun
1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan
tinggi
B. Kriteria Insomnia
Pada penelitian ini , kriteria-kriteria insomnia menggunakan kriteria-
kriteria insomnia athes (Soldatos, 2003) yang dirancang untuk mengukur
kesulitan tidur berdasarkan kriteria sistem klasifikasi terbaru dari ICD-10
(1992), DSM-IV-TR (2000), ICDS (2001) yang dimodifikasi dengan
insomnia pada mahasiswa yang terdiri dari delapan item, yaitu:
1. Induksi tidur
2. Terbangun dimalam hari
3. Bangun lebih awal dari yang diinginkan
4. Total durasi tidur
5. Kualitas tidur secara keseluruhan
6. Rasa nyaman disiang hari
7. Fungsi fisik dan mental
C. Diagnosa Insomnia
Spesialis tidur kedokteran memenuhi syarat untuk mendiagnosis berbagai
gangguan tidur. Pasien dengan berbagai penyakit termasuk sindrom fase
tidur tertunda sering salah didiagnosis sebagai insomnia. Diagnosis
berdasarkan kepada kebutuhan tidur secara individual. Untuk
mendiagnosis insomnia,dilakukan penilaian terhadap:
1. Pola tidur penderita sakit jiwa.
2. Pemakaian obat-obatan
3. Tingkatkan stres psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.
D. Penyebab Insomnia
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang
memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik
dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda
maupun usia lanjut, dan sering kali timbul bersamaan dengan gangguan
emosional, seperti kecemasan kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang
seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium 4
menjadi lebih pendekdan pada akhirnya menghilang, dan pada semua
stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering
membuat orang tua berpikir bahwa mereka tidak cukup tidur. Pola
terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa
orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan
sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur.
Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik,
mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur. Hal ini
sering terjadi sebagai akibat dari:
F. Gejala Insomnia
Penderita yang mengalami kesulitan untu tidur atau sering terjaga di
malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur
pada pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkempanjangan dari
waktu akan tidur sampai tertidur. Dalam Insomnia psikofisiologis, pasien
mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau,mengingat
secara terus-menerus masalah-masalah pada masa lalu atau pada masa
depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa tidur.
Pada insomnia akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang memicu,
seperti kematian atau penyakit yang menyerang orang yang dicintai. Hal
ini dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola ini dapat menjadi
tetap dari waktu ke waktu, dan pasien dapat mengalami insomnia beulang
terus-menerus. Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba
untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat setiap
menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha
untuk tertidur. Tempat tidur akhirnya dapat dipandang sebagai medan
perang, dan tidur lebih muda dicapai dalam lingkungan yang asing.
G. Pengobatan Insomnia
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertamnbahnya usia,
biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah
normal. Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa
jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di
kamar tidur, cahaya yang redup dan tidak berisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk
mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti
depresi. Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal
penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk
mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau
hipnoterapi.
2. Bagi Peneliti
Dapat mengaplikasikan riset untuk mengetahui pengaruh
insomnia terhadap terjadinya gangguan pola aktivitas dan
prestasi akademik pada mahasiswa di universitas
Muhamadiyah Malang, sehingga dapat menambah wawasan
serta pengetahuan peneliti dalam memecahkan masalah secara
ilmiah dan analitik.
Komplikasi Insomnia
Insomnia ditandai dengan sulit tidur atau tidur yang tidak nyenyak. Keluhan
tersebut dapat memicu gejala lain, seperti lelah dan mengantuk di siang hari, serta
sulit fokus dalam beraktivitas.
Sulit tidur dapat membuat penderita insomnia kurang konsentrasi sehingga
berisiko mengalami kecelakaan bila sedang berkendara. Insomnia juga bisa
menurunkan daya ingat dan gairah seks, serta menimbulkan gangguan fisik dan
mental.
Insomnia dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara sederhana berikut ini:
Penyebab Insomnia
Mengalami stress.
Mengingat peristiwa yang traumatis.
Terjadinya perubahan kebiasaan tidur, seperti tinggal di rumah baru.
Mengalami jet lag atau mabuk setelah naik pesawat.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Di sisi lain, insomnia kronis dapat terjadi dengan sendirinya atau sebagai akibat
dari:
Insomnia yang kronis dapat berlangsung paling tidak selama 3 bulan dan dapat
bersifat primer atau sekunder. Sejauh ini, gangguan tidur dengan jenis primer
tidak diketahui penyebabnya. Namun pada tipe sekunder, kondisi lain yang dapat
terjadi, seperti pengaruh kondisi medis, masalah psikologis, penggunaan zat
tertentu, serta mengidap diabetes.
Faktanya, insomnia dapat terjadi pada semua rentang usia dan lebih rentan terjadi
pada wanita dibandingkan pria, serta seseorang yang sudah lanjut usia. Beberapa
faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami masalah
tidur ini, antara lain:
Selain itu, mengidap kondisi medis tertentu, seperti obesitas dan penyakit
kardiovaskuler juga dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia. Masa
menopause disebut juga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan yang membuat
sulit tidur ini.
Gejala Insomnia
Diagnosis Insomnia
Rutinitas tidur.
Gaya hidup yang buruk, misalnya kebiasaan mengonsumsi kopi atau
minuman keras secara berlebihan.
Porsi olahraga.
Riwayat kesehatan (penyakit yang mungkin diidap).
Obat-obatan yang mungkin dikonsumsi.
Selain itu, dokter juga akan meminta membuat buku harian tidur minimal selama
dua minggu. Langkah ini dapat membantu dokter memahami pola tidur dan
mengukur tingkat keparahan insomnia yang dialami.
Beberapa informasi yang harus dicantumkan di dalam buku harian tidur biasanya,
meliputi waktu yang dibutuhkan untuk bisa terlelap, pukul berapa kira-kira mulai
tidur, berapa kali terbangun di malam hari, dan pukul berapa terbangun. Informasi
yang lengkap akan membantu dokter menangani insomnia secara tepat.
Pengobatan Insomnia
Dalam mengobati insomnia, hal pertama yang dilakukan oleh dokter adalah
mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya. Jika gangguan tidur ini didasari
oleh kebiasaan atau pola hidup tertentu yang tidak sehat, maka dokter akan
menyarankan untuk memperbaikinya. Jika insomnia disebabkan oleh gangguan
kesehatan (misalnya, gangguan kecemasan), maka dokter akan terlebih dahulu
mengatasi kondisi yang mendasari rasa cemas tersebut.
Dalam beberapa kasus insomnia, dokter akan menyarankan agar menjalani terapi
perilaku kognitif. Terapi ini bisa membantu untuk mengubah perilaku dan pola
pikir yang memengaruhi tidur mereka.
Komplikasi Insomnia
Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang dibutuhkan akibat insomnia, maka
fungsi otak akan mengalami hambatan. Itulah alasan mengapa pengidap insomnia
akan merasakan kesulitan fokus.
Kendati demikian, insomnia yang tidak tertangani dengan baik juga dapat
menimbulkan efek kesehatan yang lebih serius, seiring berjalannya waktu. Hanya
tidur beberapa jam setiap malam dapat meningkatkan peluang seseorang untuk
mengembangkan sejumlah kondisi, termasuk:
Merasakan kecemasan.
Mengalami depresi.
Meningkatkan risiko terjadinya stroke.
Memicu terjadinya serangan asma.
Mengalami kejang.
Fungsi sistem kekebalan yang melemah.
Meningkatnya risiko obesitas.
Tekanan darah tinggi.
Memicu perkembangan penyakit jantung.
Tak hanya itu, insomnia juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif pada
rutinitas pengidapnya, yaitu:
Pencegahan Insomnia
Berikut adalah beberapa cara yang efektif untuk mencegah terjadinya gangguan
tidur:
Insomnia akut
Insomnia jangka pendek atau bisa juga disebut insomnia akut adalah kondisi saat
Anda mengalami masalah susah tidur dalam jangka waktu pendek. Kondisi ini
biasanya muncul akibat situasi yang menyebabkan stres Sebagai contoh
kehilangan orang tersayang, vonis penyakit yang cukup serius, hingga perubahan
pada hubungan atau pekerjaan.
Gangguan tidur ini biasanya bertahan hingga tiga bulan lamanya. Namun,
insomnia akut bisa lebih cepat mereda dan hilang setelah Anda bisa mengatasi
penyebab stres tersebut. Akan tetapi, saat tidak bisa mengatasi kondisi tersebut,
insomnia akut bisa berubah menjadi insomnia kronis, atau susah tidur dalam
jangka waktu panjang.
Kondisi ini bisa saja terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Hanya saja, jenis
insomnia ini lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Saat seorang
wanita mengalami jenis insomnia ini, bisa saja karena sedang hamil atau
mengalami menopause.
2. Insomnia kronis
Jika ada insomnia akut, tentu ada pula insomnia kronis. Jenis insomnia yang satu
ini biasanya terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Nah, Anda mungkin
mengalami jenis insomnia ini saat memiliki kesulitan untuk tidur nyenyak lebih
dari tiga hari seminggu atau bertahan lebih dari tiga bulan.
Jika mengalami insomnia kronis, Anda mungkin sudah mengalami sulit tidur
dalam waktu yang cukup lama. Kondisi ini tentu mengganggu kenyamanan serta
kesehatan. Pasalnya, Anda menjadi sulit mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Penyebab insomnia kronis bisa beraneka ragam. Bisa jadi karena adanya situasi
yang menyebabkan stres, pola tidur berantakan, sering mimpi buruk, gangguan
mental, dan berbagai penyakit dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan otak
dan saraf. Tak hanya itu, penggunaan obat dan gangguan tidur lainnya juga bisa
menjadi penyebabnya.6
Jenis insomnia yang satu ini biasanya ditandai dengan gejala susah tidur, meski
sudah mengantuk dan berusaha untuk tidur. Biasanya, orang yang mengalami
kondisi ini tidak bisa tidur walaupun sudah 20-30 menit berada di atas tempat
tidur. Bahkan, sekalipun sudah menutup mata dan siap tidur, Anda tetap merasa
kesulitan untuk tidur.
Jenis insomnia yang satu ini bisa terjadi karena kondisi medis atau masalah
kesehatan mental yang sedang Anda alami. Sebagai contoh stres berat, gangguan
kecemasan , hingga depresi
Menurut American Academy of Sleep Medicine, ada dua jenis insomnia yang
sering terjadi pada anak-anak. Jenis yang pertama adalah sleep-onset insomnia,
yaitu gangguan sulit tidur karena anak terbiasa tidur dalam keadaan digendong,
diberi dot, atau berada di tempat tidur orangtuanya. Ini artinya, tanpa hal-hal
tersebut, anak menjadi tidak bisa tidur.
Selain itu, saat anak-anak tidak memiliki jam tidur yang tetap, risiko mengalami
insomnia juga meningkat. Biasanya, anak yang baru akan tidur jika orangtua atau
pengasuh memaksanya lebih rentan mengalami kondisi ini. Sementara, anak yang
sudah terbiasa tidur pada waktu-waktu tertentu justru jarang mengalaminya.
Oleh sebab itu, biasakan agar anak memiliki jam tidur yang pasti. Artinya, anak
perlu tidur pada waktu tertentu dan bangun pada waktu tertentu pula. Dengan
begitu, anak bisa terhindar dari jenis insomnia yang satu ini.
Jenis insomnia yang satu ini terjadi akibat asupan stimulan dari konsumsi obat-
obatan tertentu: kafein, alkohol, dan makanan tertentu. Contohnya, makanan
pedas yang dapat membuat perut dan tubuh Anda terasa panas hingga sulit tidur.
Salah satu cara untuk menghentikan jenis gangguan sulit tidur yang satu ini adalah
menghentikan penggunaannya.
Hal ini juga berlaku pada zat-zat lain yang dapat menyebabkan Anda mengalami
gangguan tidur yang satu ini. Lebih baik berhenti agar bisa tidur nyenyak. Tak
hanya itu, dengan menghentikan penggunaan zat tersebut, Anda juga menjaga
kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Ada pula jenis insomnia yang terjadi karena suatu kondisi medis, misalnya
gangguan jiwa. Ternyata, masalah kesehatan mental seperti depresi, gangguan
bipolar, gangguan kecemasan, hingga ADHD juga bisa menyebabkan masalah
tidur.
Tingkat keparahan dari jenis insomnia ini berhubungan langsung dengan seberapa
parah kondisi atau gangguan kesehatan mental yang dialami. Namun, pengobatan
kedua kondisi yang saling terkait ini akan dipisah, terlebih jika tingkat insomnia
Anda sedang parah.
Ini artinya, Anda mungkin perlu melakukan pengobatan khusus untuk insomnia
saat sedang menjalani pengobatan untuk gangguan kesehatan mental. Oleh sebab
itu, penting untuk memberi tahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda
konsumsi saat ini demi menghindari interaksi obat dan hal-hal tidak diinginkan
lainnya.
Meski jenis insomnia yang satu ini bukan istilah formal, tetapi kondisi ini
menjelaskan tentang jenis insomnia campuran yang terjadi akibat kombinasi dari
gangguan sleep onset, tidak bisa menjaga kualitas tidur, dan sering terbangun
pada pagi hari.
Ada risiko kesehatan serius yang terkait dengan insomnia kronis atau
berkepanjangan. Menurut National Institute for Health, insomnia meningkatkan
risiko masalah kesehatan mental serta masalah kesehatan secara keseluruhan.
Secara lebih rinci, berikut ini risiko kondisi kesehatan yang bisa terjadi akibat
insomnia:
Tak hanya fisik, kesehatan mental juga bisa terganggu akibat insomnia yang
berkepanjangan. Beberapa gangguan kesehatan yang umum terjadi akibat
insomnia adalah depresi dan kecemasan.
Hal ini karena kurang tidur bisa meningkatkan hormon kortisol atau yang dikenal
juga sebagai hormon stres. Akibatnya, orang yang mengalami insomnia jadi
cenderung mudah cemas dan khawatir akan banyak hal.
Sebab, bisa jadi insomnia yang dialami terjadi akibat efek dari obat-obatan
tertentu yang dikonsumsi. Beri tahu juga riwayat kesehatan yang kamu miliki
pada dokter, untuk melihat apakah ada penyebab yang mendasari insomnia yang
kamu alami. Dengan begitu, dokter dapat menentukan langkah pengobatan yang
tepat, sesuai kondisi kamu.
"Insomnia bukanlah suatu penyakit melainkan suatu gejala kelainan yang ada
dalam tidur, kesulitan atau gangguan tidur. Insomnia terjadi karena masalah
psikologis misalnya seperti kecemasan, depresi dan stress yang berkepanjangan,"
Selain faktor psikologis, Welly juga mengatakan insomnia terjadi karena gaya
hidup yang buruk seperti pola tidur yang tidak teratur, sering mengonsumsi
alkohol dan minuman yang berkafein.
Selain itu, insomnia ditandai dengan karakteristik berupa kesulitan memulai tidur,
tidak mampu tidur terlelap, bangun terlalu pagi dan sering terbangun di malam
hari sehingga mengganggu kualitas dan kuantitas tidur itu sendiri.
"Setiap individu dapat mengalami dan menderita insomnia. Hal itu dapat
berlangsung sementara atau dalam jangka panjang. Kalau yang sementara hanya
berlangsung beberapa hari, sementara insomnia kronis ditandai dengan kesulitan
tidur minimal tiga hari per-minggu selama satu bulan atau lebih," kata Welly.
Welly juga mengatakan wanita lebih dominan mengalami insomnia dari pria,
karena faktor hormonal, mudah depresi, cemas, karena wanita lebih memiliki rasa
peka dibandingkan pria dan cenderung melakukan aktivitas hingga larut malam.
"Insomnia dapat digolongkan secara primer dan sekunder. Insomnia primer yakni
tidak mampu tidur, bukan disebabkan oleh masalah kesehatan, sedangkan
insomnia sekunder ditandai gangguan kesehatan, yang mempengaruhi waktu
tidur. Gangguan sekunder ini sering disebut juga insomnia komorbiditas," ujar
Welly.
Penelitian terbaru dalam Journal Sleep dikatakan wabah sulit tidur telah
mempengaruhi sekitar 150 juta orang. Tingkatan masalah tidur tersebut
berhubungan dengan gangguan depresi dan gelisah. Sementara itu di Indonesia,
penelitian lain menyebutkan prevalensi insomnia mencapai 10% dari jumlah
populasi, atau sekitar 28 juta orang. Akibatnya bisa fatal bagi kesehatan apabila
terjadi insomia yang berkepanjangan, dan tidak ada penangannan selanjutnya.
Konsultan Kesehatan Edward Yong mengatakan insomnia akan memberikan
dampak yang serius dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Baca Juga :
Hindari Diabetes, Ini Cara Minum Kopi yang Aman “Ada peningakatan nafsu
makan yang dapat menyebabkan obesitas dan diabetes, selain itu juga
meningkatkan risiko jantung koroner, hipertensi, gangguan sistem kekebalan
tubuh itu untuk jangka pendek dan menengah, untuk jangka panjang bisa
menyebabkan kanker,” jelasnya di Jakarta. Untuk menghindari hal tersebut,
Edward mengatakan terdapat tiga elemen kualitas tidur yang baik yakni durasi,
kontinuitas, kedalaman. Durasi merupakan panjang tidur harus cukup bagi
seseorang untuk beristirahat dan bangun pada keesokan harinya. “Kontinuitas,
maksudnya waktu tidur tidak berhenti, sedangkan kedalaman artinya tidur harus
cukup dalam atau lelap sehingga seseorang merasa segar,” katanya. Baca Juga :
Teknologi AR Indonesia Dipakai Penerbit Spanyol hingga Kampanye Presiden
Nigeria Psikolog klinis Aurora Lumbantoruan membenarkan kurang tidur atau
buruknya kualitas tidur memiliki dampak negatif yang akhirnya dapat
mengganggu kesehatan baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
“Dampak buruk dari kualitas tidur yang rendah secara psikologis dapat
memengaruhi ingatan dan kemampuan untuk belajar. Selanjutnya, bisa
memengaruhi kondisi psikologis seperti depresi, kecemasan, dan sakit jiwa,”
katanya. Dia mengatakan banyak gaya hidup masyarakat modern yang dapat
menyebabkan insomnia, seperti membawa pekerjaan ke rumah dan bekerja di
malam hari, tidur siang, tidur di kemudian waktu untuk menebus jam tidur yang
hilang. Berdasarkan kondisi tersebut, Aurora menyarakan supaya individu
menyadari ritme tubuh sebagai alarm biologis dan menjaganya setiap hari untuk
meningkatkan kualitas tidur. “Tubuh merupakan tanggung jawab utama. Untuk
dapat tidur dengan nyaman harus membuat lingkungan tempat tidur nyaman,
jangan bekerja di tempat tidur,” lanjutnya. Berdasarkan laporan hasil survei
berjudul Better Sleep, Better Health: A Global Look at Why We’re Still Falling
Short on Sleep yang dirilis Phillips baru-baru ini menemukan bahwa gangguan
tidur akan berdampak pada kesehatan. Beberapa dampak yang dirasakan di
antaranya adalah kelelahan hingga perubahan suasana hati. Survei yang dilakukan
secara online pada Februari 2018 oleh Harris Poll atas nama Philips ini mengupas
kebiasaan tidur lebih dari 15.000 orang dewasa di 13 negara, yakni Amerika
Serikat, Inggris, Jerman, Polandia, Prancis, India, China, Australia, Kolombia,
Argentina, Meksiko, Brasil dan Jepang. Diperkirakan lebih dari 100 juta orang di
seluruh dunia menderita sleep apnea. Sebanyak 80% di antaranya tetap tidak
terdiagnosis, dan secara global 30% partisipan mengalami kesulitan untuk
memulai tidur. Tidur yang baik sangat penting bagi kesehatan, tetapi hanya
sepertiga dari orang dengan gangguan tidur yang mencari bantuan tenaga
kesehatan profesional. Melalui kolaborasi dengan Richter dan survei tahunannya,
Philips ingin menekankan pentingnya tidur berkualitas bagi setiap orang di
seluruh dunia. David White, Chief Medical Officer, Philips Sleep & Respiratory
Care mengatakan tidur adalah landasan gaya hidup sehat. Kualitas dan durasi tidur
setiap malam adalah variabel paling penting yang memengaruhi perasaan
seseorang pada hari berikutnya. “Jadi, tidur yang tidak memadai bisa berdampak
langsung pada kesehatan kita, tidak seperti olahraga atau diet. Survei ini
menunjukkan bahwa walaupun mengetahui bahwa tidur itu penting untuk
kesehatan secara keseluruhan, banyak orang masih belum memprioritaskannya,”
ujarnya. Survei tersebut menemukan bahwa mayoritas orang dewasa secara global
atau 67% menganggap bahwa tidur berdampak penting bagi keseluruhan
kesehatan mereka. Setelah tidur malam yang tidak berkualitas, mereka merasa
lelah (46%), murung atau mudah marah (41%), tidak termotivasi (39%), dan
mengalami kesulitan berkonsentrasi (39%). Selain itu, enam atau lebih dari 10
orang dewasa (61%) di dunia memiliki beberapa jenis masalah medis yang
memengaruhi tidur mereka. Sekitar seperempat orang dewasa melaporkan
insomnia (26%) dan 1 dari 5 orang mendengkur (21%). Hal tersebut diakibatkan
oleh rendahnya pengetahuan menjaga kebiasaan tidur yang baik. Dalam survei
tersebut hanya ada sekitar 29% responden yang merasa menyesal tidak menjaga
kebiasaan tidur yang baik. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
keinginan mereka untuk berolahraga secara rutin, yakni 3-4 kali dalam sepekan
sebanyak 49% dan menjaga makan sehat sebanyak 42%. Faktor kecemasan
membuat lebih dari setengah orang dewasa di dunia terjaga di malam hari.
Cara Mengatasi Insomnia
1. Merapikan Kamar agar Lebih Nyaman Cara agar kualitas tidur Anda semakin
baik, yaitu dengan membuat suasana kamar yang nyaman dan rapi. Tempat tidur
yang tertata serta bersih bakal mendukung tubuh untuk rileks. Sehingga, nantinya
proses tidur bisa jauh lebih mudah. Anda bisa mengatur kamar tidur sesuai
keinginan. Misalnya, memakai kasur yang empuk dan bantal yang bersih. Dengan
begitu kualitas tidur Anda jadi semakin baik. 2. Mengatur Jam Tidur Cara
mengatasi insomnia berikutnya yaitu dengan mengatur jam tidur. Jika terlalu
sering begadang pada malam hari, Anda bakal diserang rasa kantuk berat di siang
harinya. Siklus seperti ini akan membuat Anda mengalami insomnia dan kurang
waktu untuk tidur. Dikutip dari situs P2ptm.kemkes.go.id, orang dewasa usia 18-
40 tahun memerlukan waktu tidur selama 7-8 jam sehari. Sedangkan remaja usia
12-18 tahun) membutuhkan jam tidur ideal selama 8-7 jam per hari. 3. Luangkan
Waktu untuk Relaksasi Aktivitas relaksasi dapat membantu tubuh Anda jadi rileks
dan nyaman. Dengan begitu, proses untuk tidur dan beristirahat jadi lebih mudah
dilakukan. Relaksasi bisa menjadi opsi alternatif sebagai cara mengatasi insomnia.
Anda dapat melakukan aktivitas menenangkan seperti mandi air hangat, membaca
buku, atau mendengarkan lagu untuk relaksasi. 4. Rajin Berolahraga Tidak hanya
bermanfaat untuk kesehatan, olahraga juga bisa membuat Anda mendapatkan jam
dan kualitas tidur yang baik. Menerapkan pola hidup sehat dan rajin berolahraga
akan meningkatkan kualitas tidur Anda. Selain itu, kebugaran tubuh Anda juga
tetap terjaga. Anda bisa berolahraga di rumah. Paling mudah dan gratis, Anda bisa
berlari atau jalan kaki di sekitar tempat tinggal Anda. Kemudian, setelah rutinitas
ini Anda juga bisa mengkonsumsi makanan sehat dengan kandungan gizi yang
baik untuk tubuh. 5. Jangan Minum Kopi dan Alkohol Kafein di dalam minuman
kopi memang akan meningkatkan konsentrasi Anda. Namun, jika diminum pada
tengah malam Anda bakal kesulitan untuk tidur. Usahakan agar Anda tidak
mengkonsumsi minuman ini, khususnya pada waktu tersebut. Jika meminumnya,
maka Anda akan mengalami susah tidur atau insomnia. Oleh karena itu, hindarilah
minuman jenis ini agar kualitas tidur Anda jadi lebih baik. Langkah ini pun
termasuk salah satu cara mengatasi insomnia paling ampuh.
CA1. Pertahankan jam tidur yang teratur Anda mungkin akan tergoda untuk tidur
larut malam di akhir pekan, apalagi jika Anda kurang tidur selama seminggu
belakangan. Tapi, jika Anda menderita insomnia, sebaiknya Anda tidur dan
bangun pada waktu yang sama setiap hari untuk melatih tubuh agar tidur maupun
bangun pada waktu yang konsisten. Baca juga: 7 Cara Mudah Mengatasi Sulit
Tidur Tanpa Bantuan Obat-obatan Melansir NHS, tidur dan bangun pada waktu
yang hampir sama setiap hari akan memprogram tubuh untuk tidur lebih nyenyak.
Pilih waktu saat Anda mungkin merasa lelah dan mengantuk. 2. Ciptakan
lingkungan tidur yang nyenyak Kamar tidur Anda harus menjadi tempat yang
nyaman untuk istirahat dan tidur. Suhu, pencahayaan, dan kebisingan harus
dikontrol agar lingkungan kamar Anda membantu Anda untuk bisa tertidur
maupun tertidur lelap. Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang tidur sekamar
dengan Anda, pertimbangkan untuk memindahkannya ke tempat lain jika hal
tersebut sering mengganggu Anda di malam hari. 3. Pastikan tempat tidur nyaman
Pada beberapa orang mungkin sulit untuk mendapatkan tidur nyenyak di atas
kasur yang terlalu empuk, terlalu keras, atau terlalu kecil. Baca juga: 8 Penyebab
Berkeringat Saat Tidur Malam dan Cara Mengatasinya 4. Berolahragalah secara
teratur Olahraga ringan secara teratur, seperti berenang atau berjalan, dapat
membantu meredakan beberapa ketegangan yang menumpuk sepanjang hari.
Namun pastikan Anda tidak melakukan olahraga berat, seperti lari atau gym,
terlalu dekat dengan waktu tidur, karena malah bisa membuat Anda tetap terjaga.
5. Kurangi kafein Mengurangi konsumsi kafein dalam teh, kopi, atau minuman
energi, terutama di malam hari bisa menjadi cara mengatasi insomnia. Pasalnya,
kafein dapat mengganggu proses tertidur dan juga mencegah tidur nyenyak.
Sebaliknya, minumlah minuman hangat seperti susu atau teh herbal untuk
membantu Anda bisa segera tidur dan tidur lelap. 6. Hindari terlalu banyak makan
dan minum alkohol Terlalu banyak makanan atau minum alkohol, terutama saat
larut malam, dapat mengganggu pola tidur Anda. Alkohol sendiri dapat membantu
Anda untuk tertidur pada awalnya, tetapi akan mengganggu tidur Anda di
kemudian hari. Baca juga: 10 Penyebab Tangan Kesemutan Saat Bangun Tidur
Selain Tertindih 7. Jangan merokok Nikotin adalah stimulan. Jadi, orang yang
merokok cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur, lebih sering
bangun, dan sering kali tidurnya lebih terganggu. 8. Cobalah untuk rileks sebelum
tidur Mandi air hangat, mendengarkan musik, atau melakukan yoga untuk
menenangkan pikiran dan tubuh bisa juga menjadi cara mengatasi insomnia yang
baik dilakukan. 9. Tuliskan kekhawatiran yang dialami Jika Anda cenderung
berbaring di tempat tidur memikirkan segala hal yang harus Anda lakukan besok,
sisihkan waktu sebelum waktu tidur untuk membuat rencana keesokan harinya.
Baca juga: 7 Penyebab Sakit Kepala Saat Bangun Tidur dan Cara Mengatasinya
Tujuannya adalah untuk menghindari melakukan hal-hal ini saat Anda berada di
tempat tidur dan mencoba untuk tidur. 10. Jika tidak bisa tidur, bangunlah Jika
Anda tidak bisa tidur, jangan berbaring di sana sambil mencemaskannya.
Bangunlah dan lakukan sesuatu yang menurut Anda membuat rileks sampai Anda
merasa mengantuk lagi, lalu kembalilah ke tempat tidur. 11. Batasi aktivitas di
tempat tidur Membatasi aktivitas di tempat tidur juga bisa dicoba untuk mengatasi
insomia. Tempat tidur hanya digunakan untuk tidur dan berhubungan seks.
Merangkum WebMD, jika Anda menderita insomnia, sebaiknya jangan belajar,
menelepon, menonton televisi, atau mendengarkan radio di tempat tidur atau
bahkan di kamar tidur. Pasalnya, aktivitas itudapat meningkatkan kewaspadaan
dan membuat Anda sulit tidur. 12. Jangan makan atau minum tepat sebelum tidur
Makan malam atau ngemil sebelum tidur dapat mengaktifkan sistem pencernaan
dan membuat Anda tetap terjaga. Baca juga: Posisi Tidur Ibu Hamil yang Baik
dan Aman Menurut Dokter Obgyn Jika Anda menderita gastroesophageal reflux
(GERD) atau maag, lebih penting lagi untuk menghindari makan dan minum tepat
sebelum tidur karena hal ini dapat memperburuk gejala Anda. Selain itu, minum
banyak cairan sebelum tidur dapat membebani kandung kemih, sehingga perlu
sering ke kamar mandi yang mengganggu tidur Anda. 13. Batasi tidur siang
Meskipun tidur siang tampaknya merupakan cara yang tepat untuk mengejar
ketinggalan atau kekurangan tidur, tapi tidak selalu demikian. Penting untuk
membangun dan mempertahankan pola tidur yang teratur dan melatih diri untuk
mengasosiasikan tidur dengan isyarat seperti kegelapan dan waktu tidur yang
konsisten. Tidur siang dapat memengaruhi kualitas tidur malam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seseorang mungkin akan melalui empat atau lima siklus tidur dalam satu malam.
Satu siklus tidur berlangsung kurang lebih selama 90 menit. Siklus ini diawali
empat tahap tidur non-REM, terdiri dari tidur ringan sampai tidur dalam. Lalu,
dilanjutkan dengan tidur REM dan di tahap inilah proses mimpi terjadi. Insomnia
sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan
psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah
satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif.
Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur
dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
B. Saran
Periksakan diri ke dokter jika kesulitan untuk tidur atau sulit mempertahankan
tidur, terlebih lagi jika hal tersebut berdampak kepada kehidupan sehari-hari.
Kelelahan karena insomnia dapat memengaruhi suasana hati dan menciptakan
masalah di dalam hubungan dengan orang-orang terdekat dan rekan kerja.