Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KEPERAWATAN APLIKASI KOMPLEMENTER

“AKUPRESURE UNTUK MENGATASI INSOMNIA”

OLEH :

KELOMPOK 2

KELAS A11-A

Luh Putu Nia Budi Martsiani 17.321.2680

Luh Putu Sukmayanti 17.321.2681

Ni Made Septyari 17.321.2696

Ni Wayan Novi Uliandari 17.321.2704

Pande Eka Sukma Kharisma 17.321.2706

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat Beliaulah penulis bisa membuat dan
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Akupresure Untuk Mengatasi
Insomnia”.

Besar harapan penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan penguasaan kompetensi mahasiswa sesuai dengan standar
kompetensi yang diharapkan. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan sebagai upaya penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang dan diakhir
kata penulis ucapkan terimakasih.

Denpasar, 25 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………... 1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………… 2
1.4 Manfaat …………………………………………………………………….. 2
1.5 Metode Penulisan …………………………………………………………....2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Insomnia…………………………………….……………………….3

2.2 Penanganan Insomnia dengan Menggunakan Terapi Akupresure…………...7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………… 12

3.2 Saran ………………………………………………………………………....12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Setiap
tahun diperkirakan sekitar 20-50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan
tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur serius. Berdasarkan survei
yang ada, prevalensi insomnia yang terjadi di Amerika mencapai 60-70 kasus
orang dewasa. Di Indonesia, prevalensi insomnia sekitar 10 %, yang berarti 28
juta orang dari total 238 juta penduduk Indonesia menderita insomnia (Amir,
2010). Insomnia dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan fisik antara lain
peningkatan nafsu makan yang dapat mengakibatkan obesitas, diabetes,
penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan sistem imun, dan penurunan
gairah seksual. Insomnia juga dikaitkan dengan gangguan psikologik misalnya
terjadinya terjadinya depresi, ansietas, dan penurunan daya ingat karena pada
dasarnya tidur berguna untuk resusitasi otak dan konsolidasi daya ingat (Amir,
2010).
Terdapat 2 macam upaya untuk mengatasi gangguan tidur, yaitu
farmakologi dan non farmakologi. Penggunaan obat-obatan memiliki efek
kecanduan sehingga tidak dianjurkan konsumsi jangka panjang. Salah satu
terapi yang termasuk dalam upaya non farmakologi adalah terapi akupresur
(Sariningsih, 2013). Terapi akupresur termasuk dalam kategori energy
therapies. Akupresur merupakan pengobatan yang berasal dari Cina yang
dilakukan dengan metode pemijatan pada titik akupuntur (acupoint) di tubuh
manusia tanpa menggunakan jarum. Prinsip akupresur sebenarnya mirip dengan
akupunktur, yakni melancarkan aliran energi chi yang terdapat dalam tubuh.
Aliran energi chi yang terhambat dipercaya menjadi penyebab berbagai masalah
kesehatan, termasuk insomnia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Konsep dari Insomnia?
2. Bagaimanakah Penanganan Insomnia dengan Menggunakan Terapi
Akupresure?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep dari Insomnia
2. Untuk mengetahui Penanganan Insomnia dengan Menggunakan Terapi
Akupresure

1.4 Manfaat
Manfaat penulisan yang penulis dapatkan dalam pembuatan makalah ini yaitu
sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat wajib mengetahui dan mampu
memahami Akupresur untuk Mengatasi Insomnia

1.5 Metode Penulisan


Dalam penyusunan makalah ini, metode yang penulis gunakan yaitu tinjauan
pustaka dan media internet. Penulis mencari sumber dari berbagai media
tersebut sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Insomnia


A. Definisi Insomnia
Insomnia adalah salah satu gangguan tidur dimana seseorang merasa
sulit untuk memulai tidur. Gangguan tidur yang terjadi yaitu lamanya waktu
tidur atau kuantitas tidur yang tidak sesuai. Selain itu gangguan tidur yang
terjadi berhubungan dengan kualitas tidur seperti tidur yang tidak efektif
(Hidaayah & Alif, 2016).
Insomnia merupakan keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan
untuk memulai tidur, kesulitan untuk mempertahankan tidur, dan rasa tidak
puas dengan tidurnya (Kozier & Erb, 2008).
Insomnia dapat disimpulkan sebagai kondisi dimana seseorang sulit
untuk memulai tidur dan mempertahankan tidurnya. Walaupun mereka
memiliki waktu tidur yang cukup, namun tidur yang mereka lakukan tidak
memiliki kualitas akan menimbulkan kelelahan dipagi harinya. Gangguan
insomnia dapat bersifat sementara ataupun menetap.

B. Klasifikasi Insomnia
Menurut Munir (2015) klasifikasi berdasarkan bentuk insomnia yaitu:
1) Difficulty in Initiating Sleep (DIS)
Jenis ini sering disebabkan karena tidur yang terjaga yang disertai
kecemasan dan faktor lain.
2) Difficulty in Maintaining Sleep (DMS)
Biasanya terbangun secara tiba-tiba, atau pada saat-saat tertentu seperti
merasa pusing tiba-tiba kemudian terbangun.
3) Early Morning Waking (Sleep Offset Insomnia)
Sering terjadi pada orang tua dan biasanya disebabkan karea demensia,
penyakit parkinson, gejala menopause, depresi, dan obat-obatan.

3
Chung et al cit Noman (2015) menggolongkan insomnia dalam tiga
kategori:
1) Transient Insomnia
Kategori insomnia ini berlangsung selama beberapa hari hingga kurang
dari satu minggu. Insomnia ini diakibatkan karena stres, cemas,
suasanya hati yang berlebihan, dan sakit. Keadaan ini dapat kembali lagi
pada pola tidur yang normal.
2) Acute Insomnia
Acute Insomnia berlangsung selama beberapa minggu hingga kurang
dari satu bulan. Biasanya disebabkan oleh penyakit yang sudah diderita
sejak lama.
3) Cronic Insomnia
Insomnia ini berlangsung lebih dari satu bulan hingga menahun dan
disebabkan karena penyakit kronis, stres dan cemas yang
berkepanjangan.

C. Faktor Penyebab Insomnia


Menurut National Sleep Foundation wanita lebih banyak mengalami
insomnia dibandingkan pria, 57% wanita mengalami tanda gejala insomnia
beberapa kali dalam satu mingggu. Insomnia lebih banyak terjadi pada
wanita karena fase tertentu dalam kehidupannya seperti siklus menstruasi,
kehamilan, dan menopause. Menopause pada wanita menyebabkan
terjadinya penurunan hormon estrogen dan progesteron yang berhubungan
dengan kejadian insomnia (Susanti, 2015).
Faktor lain yang mempengaruhi insomnia yaitu keadaan lingkungan.
Lingkungan yang tidak nyaman seperti suhu ruangan yang terlalu tinggi dan
teman tidur yang mendengkur akan menyulitkan seseorang untuk tidur.
Selain itu gangguan kesehatan seperti rasa nyeri, alergi, atau sesak nafas
juga akan menyulitkan seseorang untuk tidur (Litin cit Sulistyowati, 2014).

Menurut Munir (2015) faktor-faktor penyebab insomnia yaitu:

4
a) Stres
Stres akibat pekerjaan, sekolah, atau keluarga dapat membuat pikiran
menjadi aktif dimalam hari.
b) Kecemasan dan depresi
Hal ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan kimia dalam otak
atau kekhawatiran yang menyertai depresi.
c) Obat-obatan
Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk
beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi,
stimulan, dan kortikosteroid.
d) Kafein, nikotin, dan alkohol.
e) Kondisi medis
Gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan kondisi medis lainnya dapat
menyebabkan insomnia karena menimbulkan rasa tidak nyaman.

D. Tanda dan Gejala Insomnia


Gejala insomnia pada umumnya berupa kesulitan untuk memulai tidur,
sulit mengatur waktu tidur, bangun tidur terlalu awal, dan kualitas tidur yang
buruk (Horsley et al, 2016). Menurut Kozier & Erb (2008) gejala
insomnia diantaranya:
a) Sulit untuk memulai tidur
Seseorang yang mengalami insomnia akan sulit untuk memulai tidur
walaupun sudah merasa lelah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Sulis (2015) menyebutkan bahwa keluhan yang paling sering
dikeluhkan oleh pasien adalah kesulitan untuk memulai tidur.
b) Sering terbangun saat tengah malam
Keadaan insomnia sering mengalami terbangun dimalam hari, sehingga
tidurnya selalu terjaga.
c) Sulit kembali tertidur
Setelah terbangun dimalam hari, biasanya penderita insomnia akan sulit
untuk tertidur kembali.
d) Bangun terlalu pagi

5
Penderita insomnia akan bangun terlalu pagi karena tidurnya terjaga.
e) Tidak merasa puas akan tidur
Pada saat bangun di pagi hari biasanya penderita insomnia tidak merasa
puas dengan tidurnya, mereka akan merasakan letih karena tidurnya
selalu terjaga.
f) Mengantuk di siang hari
Mengantuk di siang hari disebabkan karena kurang tidur di malam hari.
g) Sulit untuk berkonsentrasi
Penderita insomnia akan sulit untuk berkonsentrasi saat siang hari
karena mereka merasa lemas dan mengantuk.

E. Dampak Insomnia
Dampak dari insomnia menurut Munir (2015) berupa kelelahan, sulit
untuk berkonsentrasi, mengantuk saat beraktivitas disiang hari, penurunan
motivasi, dan performa sosial yang buruk. Orang yang kurang tidur akan
cenderung melakukan kesalahan saat bekerja dan mudah tersinggung. Hal
tersebut dikarenakan mereka merasa lelah karena kekurangan waktu tidur.
Insomnia dapat menimbulkan gangguan untuk melakukan aktvitas
sepanjang hari, melemahkan energi dan mood, kesehatan, serta kualitas
hidup, dan menyebabkan rasa frustasi bagi yang mengalaminya. Jika
insomnia terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan baik mental maupun fisik (Mayo Clinic, 2013 cit
Sulistyowati, 2014).
Mahasiswa yang kekurangan waktu tidur biasanya mengantuk saat
kuliah atau tidak hadir pada perkuliahan pagi, mereka juga sulit untuk
berkonsentrasi ketika kuliah dan hal tersebut akan berdampak pada prestasi
akademik. Dari hasil penelitian, mahasiswa yang memiliki kualitas tidur
buruk juga memiliki hasil prestasi akademik yang kurang baik (Nifilda,
Nadjmir & Hardisman, 2016).

2.2 Penanganan Insomnia dengan Menggunakan Terapi Akupresur

6
Akupresur merupakan teknik pijat dengan cara memberikan tekanan pada
titik-titik tertentu di tubuh. Terapis akupresur menekan titik-titik ini
menggunakan jari, telapak tangan, atau alat khusus yang terbuat dari kayu.
Prinsip akupresur sebenarnya mirip dengan akupunktur, yakni melancarkan
aliran energi chi yang terdapat dalam tubuh. Aliran energi chi yang terhambat
dipercaya menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan, termasuk insomnia.
Saat digunakan untuk mengatasi insomnia, akupresur akan memberikan
beberapa efek positif bagi tubuh. Di antaranya mengatasi tubuh yang tegang,
membuat otot dan sendi lebih rileks, mengurangi cemas, serta meredakan nyeri
dan rasa tak nyaman. Teknik pijat ini juga dapat melancarkan peredaran darah,
sistem getah bening, serta kinerja hormon. Dengan tubuh yang rileks dan
sirkulasi yang lancar, tidur menjadi lebih nyenyak sehingga kualitas tidur pun
meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Nathazia Meylana (2016) dalam judul
Efektifitas Akupresure Dan Aromaterapi Lavender Terhadap Insomnia Pada
Wanita Perimenopause Di Desa Pancuranmas Magelang menyebutkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah diberikan akupresur
dan aromaterapi lavender dalam mengatasi insomnia pada wanita
perimenopause. Pemberian akupresur lebih efektif dalam mengurangi insomnia
dari pada pemberian aromaterapi lavender.

Langkah-langkah Akupresur Pada Insomnia


1. Tahap Pra Interaksi
1) Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
2) Cuci tangan efektif
3) Siapkan alat-alat
 Baby oil/ minyak kelapa
 Waslap 1 buah
 Handuk 1 buah
4) Cuci tangan efektif

2. Tahap Orientasi

7
1) Salam pembuka dan perkenalkan diri
2) Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan nama dan lihat nomor
RM atau tanggal lahir)
3) Jelaskan prosedur
4) Kontrak waktu
5) Tujuan tindakan pada klien dan keluarga jelaskan prosedur tindakan:
tujuan dan bagian tubuh yang akan diberikan akupresure
6) Tanyakan keluhan klien
7) Berikan kesempatan klien untuk bertanya

3. Tahap Kerja
1) Jaga privasi klien.
2) Anjurkan klien untuk duduk santai..
3) Tumbuhkan rasa percaya diri klien
4) Anjurkan klien untuk minum minuman hangat.
5) Memposisikan pasien berbaring atau duduk di sisi tempat tidur.
6) Basahi tangan perawat dengan minyak kelapa/baby oil, gunakan
untuk pemijatan akupresure.
7) Pertama : lalukan penekanan menggunakan ibu jari pada titik PC 6
(3 jari dari pergelangan tangan) sebanyak 30 kali lakukan pada
kedua tangan.

8) Tekan titik LI 4 (punggung tangan pada tonjolan tertinggi ketika


ibu jari dan telunjuk dirapatkan) ) sebanyak 30 kali lakukan pada
kedua tangan.

8
9) Tekan titik LI 11 (sisi lateral lipat siku (ujung kerutan lipat siku)
waktu lengan ditekuk) sebanyak 30 kali lakukan pada kedua
tangan.

10) Tekan titik GB 20 (lekukan kanan kiri dibelakang kepala 1,5 jari
diatas batas rambut bawah) sebanyak 30 kali.

11) Tekan titik GB 21 (cari belakang clavicula diambil pertengahan


tepat diatas scapula) sebanyak 30 kali.

9
12) Tekan titik CV 12 (dari Processus Xyphoideus sampai umbilicus
cari titik tengah) sebanyak 30 kali.

13) Tekan titik CV 6 (letakkan 2 jari tangan dibawah pusar/umbilicus).

14) Tekan titik SP 6 (terletak 4 jari dari mata kaki) sebanyak 30 kali
lakukan pada kedua kaki.

10
15) Tekan titik ST 36 (terletak 4 jari di bawah lutut di tepi luar kanan
tulang kering) sebanyak 30 kali lakukan pada kedua kaki.

16) Setelah selesai bersihkan area yang dilakukan akupresure


menggunakan waslap basah.
17) Setelah itu keringkan menggunakan handuk.
18) Cuci tangan efektif.

4. Tahap Terminasi
1) Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
2) Berikan reforcement positif pada klien
3) Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
4) Salam penutup
5) Cuci tangan efektif

5. Tahap Dokumentasi
1) Catat hasil tindakan dan respon klien didalam catatan keperawatan
BAB III

PENUTUP

11
3.1 Kesimpulan
Insomnia adalah kondisi dimana seseorang sulit untuk memulai tidur dan
mempertahankan tidurnya. Terdapat 2 macam upaya untuk mengatasi
gangguan tidur, yaitu farmakologi dan non farmakologi. Penggunaan obat-
obatan memiliki efek kecanduan sehingga tidak dianjurkan konsumsi jangka
panjang. Salah satu terapi yang termasuk dalam upaya non farmakologi adalah
terapi akupresur. Akupresur pada insomnia dilakukan pada titik PC 6, LI 4, LI
11, GB 20, GB 21, CV 12, CV 6, SP 6 dan SP 36

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidaayah, Nur., & Alif, Hilmi. (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
Terjadinya Insomnia pada Wanita Premenopause di Dusun Ngablak Desa
Kedungrukem Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol. 9(1). Hal 69-76.

Horsley, K.J., dkk. (2016). Insomnia Symptoms and Heart Rate Recovery Among
Patiens in Cardiac Rehabilitation. Journal of Behavioral Medicine, 39,
642-651. Diakses pada tanggal 25 Februari 2020

Kozier MN RN, B, J., Berman, A. T., Synder, S., & Erb BScN RN, G. (2008).
Fundmental of Nursing: Concepts, Process & Practice ( 8 ed.). New Jersey:
Person Education Inc.

Nathazia Meylana. (2016). Efektifitas Akupresure Dan Aromaterapi Lavender


Terhadap Insomnia Pada Wanita Perimenopause Di Desa Pancuranmas
Magelang. Journal of Holistic Nursing Science

Noman, M. Ikbal, dkk. (2015). Causes of Insomnia and Its Effects on Day
Acctivities of Reluman Medical College Students. Journal of Medical
Students, 1(1) : 28-36

Susanti. (2015). Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia Sebelum dan Sesudah Latihan
Relaksasi Otot Progresif (Progresif Muscle Relaxation) Di Badan
Pelayanan Sosial Tresna Wreda (BPSTW) Ciparay Bandung. Skripsi

Wong Ferry.M. (2011). Acuyoga Kombinasi Akupresure + Yoga. Jakarta: Penebar


Plus (Penebar Swadaya Grup)

13

Anda mungkin juga menyukai