(RDK)
Oleh
Kelompok 10:
A. Definisi
Refleksi Diskusi Kasus (RDK) merupakan pertemuan (forum diskusi) berkala bagi
perawat untuk membahas masalah teknis dalam pemberian asuhan keperawatan baik pada
klien individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Dengan dilakukannya Refleksi
Diskusi Kasus secara berkala (contoh satu kali setiap minggu), pemahaman serta
keterampilan perawat diharapkan meningkat.
B. Kasus
Pasien dengan diagnose medis typhoid hari ke-5 demam masih naik turun dengan hasil ttv
110/90 mmHg, HR 70 x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,5 0C, hasil lab uji widal masih positif.
Pasien maish mengeluh mual dan muntah serta terlihat lemas.
C. Kegiatan RDK
a. Peran Fasilitator
1. Membuka pertemuan dan mengucapkan selamat datang.
2. Menyampaikan tujuan pertemuan, mengajak semua peserta untuk merefleksikan
pengalaman klinis masing-masing.
3. Meminta persetujuan tentang lamanya waktu diskusi (kontrak waktu).
4. Menyampaikan syarat-syarat selama pertemuan.
5. Mempersilakan penyaji untuk mempresentasikan kasusnya selama 10-20 menit.
6. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
secara bergilir selama 30 menit.
7. Mengatur lalu lintas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan
klarifikasi bila ada yang tidak jelas.
8. Fasilitator boleh mengajukan pertanyaan sama seperti peserta lainnya.
9. Setelah pertanyaan berakhir, fasilitator bertanya kepada presenter, apa yang bisa
dipelajari dari diskusi tersebut, kemudian dilanjutkan kepada semua peserta
lainnya satu persatu, termasuk fasilitator sendiri juga memberikan pendapatnya.
10. Fasilitator membuat kesimpulan dan menyampaikan issue-issue yang muncul
berdasarkan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh semua peserta.
11. Fasilitator melengkapi catatan RDK meliputi materi, isu-isu yang muncul,
termasuk meminta tanda tangan semua peserta.
12. fasilitator meminta kesepakatan untuk rencana pertemuan berikutnya.
13. Fasilitator menutup pertemuan dan berjabat tangan.
14. Fasilitator menyimpan laporan RDK pada arsip yang telah ditentukan bersama.
b. Peran Penyaji
1. Memikirkan serta menyiapkan kasus klinis keperawatan yang pernah dialami atau
pernah terlibat didalam perawatannya.
2. Menjelaskan kasus tersebut dan tetap merahasiakan identitas pasien.
3. Tujuan penyajian kasus memberikan kesempatan bagi penyaji untuk berfikir atau
berefleksi ulang tentang bagaimana pasien tersebut ditangani, hambatan apa saja
yang dialami serta keberhasilan apa saja yang telah dicapai.
4. Penyaji mempunyai kesempatan 10-20 menit untuk menyajkan kasus tersebut.
5. Bila penyajian telah selesai, peserta akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
berupa klarifikasi penanganannya. Mereka tidak akan mengatakan apa yang harus
anda lakukan atau memberi jawaban maupun saran apapun.
6. Penyaji menyimak pertanyaan dan memberikan jawaban sesuai dengan
pengetahuan serta pengalaman nyata yang telah dilakukan dan merujuk pada
standar SOP yang berlaku.
7. Bila perlu mencatat esensi penting dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, atau
hal-hal yang belum pernah diketahui sebelumnya sebagai informasi baru.
8. Bila tidak ada lagi pertanyaan, fasilitator akan meminta anda sebagai orang
pertama dalam kelompok untuk menyampaikan apa saja yang dapat dipelajari dari
kasus tersebut, terutama berhubungan dengan informasi baru yang dianggap dapat
memberikan tambahan pengetahuan atau sesuatu hal yang pernah diketahui tetapi
dilupakan. Semua hal tersebut diyakini akan dapat dipergunakan untuk perbaikan
kinerja pada waktu yang akan datang
c. Peran Peserta/ Anggota
1. Setelah memperhatikan penyajian kasus tersebut, setiap peserta menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan, minimal satu pertanyaan. Kesempatan seluas-luasnya
diberikan untuk melakukan klarifikasi atas penanganan kasus tersebut.
2. Didalam mengajukan pertanyaan, cobalah merujuk pada standar atau SOP yang
berlaku, refleksi ulang bila anda mempunyai pengalaman dalam menangani kasus
semacam itu atau iptek terbaru yang diketahui.
3. Peserta tidak diperbolehkan untuk memberikan jawaban, saran secara langsung
atau memberitahukan bagaimana seharusnya perawatan pasien itu harus
dilakukan.
4. Bila anda berpikir bahwa penyaji melakukan perawatan dengan cara yang
berbeda, tidak sesuai standar atau tidak sesuai dengan SOP yang berlaku, anda
dilarang keras untuk melakukan kritik. Anda hanya dapat melakukan klarifikasi
kepada penyaji apakah dia telah memikirkan cara lain seperti apa yang anda
pikirkan.
5. Selama diskusi berlangsung semua peserta memberikan perhatian penuh, karena
sangat mungkin dari setiap pertanyaan atau klarifikasi yang muncul, ada
diantaranya yang belum pernah diketahui oleh peserta lainnya. Ini merupakan
kesempatan bagi semua anggota untuk belajar serta memperoleh informasi atau
pengetahuan baru dari proses diskusi ini dalam waktu yang relatif sangat singkat.
6. Perlu diingat bahwa semua anggota kelompok juga akan belajar dari pemikiran
anda.
7. Peserta mempunyai waktu 20-30 menit untuk mengajukan pertanyaan, setelah itu
anda perlu menyimak kembali apa yang dapat anda pelajari dari proses diskusi
kasus tersebut, guna dapat menjawab dengan tepat pertanyaan dari fasilitator pada
akhir sesi tersebut.
8. Kesimpulan tentang isu-isu yang muncul dapat dijadikan cermin bagi semua
peserta, agar kejadian atau masalah yang sama tidak terulang dimasa yang akan
datang.
Refleksi Diskusi Kasus
Pasien dengan diagnose medis typhoid hari ke-5 demam masih naik turun dengan hasil ttv
110/90 mmHg, HR 70 x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,5 0C, hasil lab uji widal masih positif.
Pasien maish mengeluh mual dan muntah serta terlihat lemas. Berdasarkan keadaan tersebut
perawat melaksanakan RDK.
Perawat mengutarakan keadaan pasien dan meminta persetujuan untuk diadakan DRK kepada
ketua TIM
Ketua tim : Bu, pasien kamar 10 bernama Nn S, pasien sudah 5 hari dirawat dan demam
masih naik turun, pasien juga masih tampak lemas, hasil lab uji widal masih
menunjukkan nilai positif. Pasien belum menunjukkan adanya peningkatan
yang berarti. Jadi saya bermaksud untuk melakukan RDK terhadap Nn. S.
Apakah Ibu setuju?
Ketua tim : Saya sudah menyiapkan tim yang bisa melakukan RDK. Sesuai dengan
jadwal yang ada, RDK dilakukan besok tanggal 18 November 2021, untuk
waktunya masih menunggu kesepakatan dengan TIM.
RDK dilakukan pada tanggal 18 November 2021 di ruang perawat pukul 13.00 WIB. RDK
dihadiri seluruh anggota tim.
Karu : Selamat siang! Selamat datang di diskusi refleksi kasus yang sudah rutin kita
adakan setiap bulannya. Hari ini kita melakukan refleksi kasus yang telah kita
sepakati sebelumnya yaitu tentang typhoid. Sebelumnya kita sepakati terlebih
dahulu waktu diskusi kita hari ini. Bagaimana kalau diskusi kita laksanakan
selama 60 menit?
Peserta : Setuju
Karu : Baiklah seperti biasa, diharapkan semua peserta dapat mengikuti diskusi
dengan baik dan mengikuti perjalanan diskusi dengan aktif. Untuk acara hari
ini, materi akan disajikan oleh ketua tim selama 15 menit, dilanjutkan diskusi
selama 30 menit. Kepada penyaji dipersilahkan untuk menyampaikan materi.
Ketua Tim : Selamat Siang. Pada diskusi kali ini, kita akan membahas tentang typhoid Nn
S. Nn S sudah dirawat selama 5 hari, demam masih naik turun, mual muntah
dan tampak lemas. Typhoid adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh
bakteri salmonella typhi. Salmonella menginfeksi targetnya dengan berada
pada aliran darah dan usus. Diagnosa keperawatan yang diambil adalah
hipertermi dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Dari diagnose tersebut
intervensi yang telah kita lakukan untuk hipertemi adalah:
Karu : Baik, langsung saja, jika ada yang ingin disampaikan dari teman-teman,
silahkan untuk menyampaikan satu per satu.
Perawat 2 : Ketika demam seperti itu, kita harus mengecek suhu di dahi. Jangan hanya
mengecek suhu di aksila saja. Di aksila hasilnya sudah tinggi, bisa saja di dahi
itu lebih tinggi dengan kriteria demam semacam itu. Masalah yang bisa timbul
ketika kita tidak melakukan itu, panas yang tinggi mulai dari leher ke atas itu
bisa menyebabkan penurunan kesadaran jika kita terlewatkan.
Perawat 3 : Ya, itu benar. Saya juga pernah menemukan pasien seperti itu. Kemudian
ketika pasien demam, sudahkah kita mengompres dengan benar? Kompres
yang benar adalah menggunakan air hangat dan dikompres di lipatan-lipatan
tubuh.
Perawat 4 : Sebagian besar keluarga pasien mengompres hanya di dahi saja. Sehingga kita
harus memberikan contoh dan memberitahu kepada keluarga untuk melakukan
kompres dengan benar.
Ketua tim : Oh ya, thermometer kita yang di ruangan hanya thermometer aksila. Kita ada
yang untuk di dahi, tapi masih di dalam lemari penyimpanan alat. Kita bisa
gunakan itu untuk memonitor suhu.
Perawat 1 : Cukup bu
Ketua tim : Baik, jika tidak ada yang ingin disampaikan lagi diskusi hari ini telah
berakhir. Dapat saya simpulkan bahwa pasien dengan demam ini harus
diberikan kompres air hangat dan dikompres pada lipatan-lipatan tubuh serta
kita sebagai perawat harus mampu memberikan edukasi kepada keluarga terkait
kompres yang benar serta memberikan diet lunak dan mengedukasi keluarga
untuk memotivasi asupan nutrisi pasien.
Karena diskusi hari ini telah selesai, kita beri tepuk tangan untuk kita semua.
Jangan lupa mengisi daftar hadir di lembar yang sudah disediakan. Saya akhiri
diskusi hari ini. Om santhi santhi santhi om, selamat pagi. Selamat bekerja
kembali rekan-rekan semuanya.
Laporan Refleksi Diskusi Kasus
6 Ni Ketut Yuliana