Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

N
DI RUANG FLAMBOYAN
RUMAH PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PUCANG GADING
SEMARANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Manajemen Asuhan Keperawatan


Gerontik

Dosen Pembimbing: Ns. Muhammad Muin, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom

Disusun Oleh:

Ayu Martha Puri (22020115120043)

Ayu Karunia Utami (22020115140086)

Tiffani Erlita Sari (22020115130091)

Ni’mah Vicky Priyani (22020115130078)

A.15.1

DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Ayu Martha Puri


2. Ayu Karunia Utami
3. Tiffani Erlita Sari
4. Ni’mah Vicky Priyani

Menyatakan dengan sebenarnya menyatakan bahwa laporan akhir praktik klinik ini
saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Departemen Keperawatan Universitas Diponegoro.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan kepada saya.

Semarang, 27 Agustus 2018

Yang membuat pernyataan,

i
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan seseorang yang berusia lanjut. Mereka yang berumur 60


tahun keatas (UU No. 13 Tahun 1998) dan merupakan kelompok penduduk
yang menjadi fokus perhatian para ilmuwan, masyarakat, dan pemerintah
belasan tahun terakhir ini. Prevelensi jumlah lansia pada tahun di Indonesia
adalah kan sebesar 7,28% dan perkiraan jumlah lansia pada tahun 2020 adalah
11,43% (Maryam, 2008). Hampir seluruh sistem dalam tubuh lansia
mengalami turunnya fungsi fisik, psikologi, spiritual dan sosial. Salah satu
sistem yang mengalami kemunduran adalah sistem muskuloskeletal. Pada
sistem ini lansia sering mengalami rematik, penyakit gout, nyeri sendi dan
lumbago (Maryam, 2008). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Nugroho (2008)
yaitu hampir 8% orang yang berusia 50 tahun keatas mempunyai keluhan
pada sendinya, terutama linu, pegal dan kadang-kadang terasa sangat nyeri.
Observasi yang juga dilakukan di Posyandu Sejahtera Gereja Baptis
Indonesia Setia Bakti Kediri didapatkan bahwa 50 lansia mengalami nyeri
sendi pada bagian panggul, sendi lutut dan kaki.
Lansia yang memiliki tingkat sosial yang baik akan menjadi role model atau
sebagai pendukung dari lansia disekitarnya. Untuk itu perlu adanya pengenalan
diri pada lansia yang tinggi interaksi sosial untuk membantu teman disekitar
yang merasa kesepian.
Permasalahan fisik, spiritual dan psikososial sangatlah lazim terjadi pada
lansia. Terutama di Rumah Pelayanan Dinas Sosial Lanjut Usia Pucang Gading,
beberapa lansia di ruang Flamboyan mengalami masalah dengan Nyeri pada
sendi, gangguan pola tidur, nyeri, adanya riwaya resiko jatuh, serta kesiapan
meningkatkan koping. Untuk itu perlu adanya peran perawat dalam
mendampingi penerima manfaat agar mendapatkan kualitas hidup yang baik.

ii
1.2 Tujuan

a) Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara menyusun asuhan keperawatan
gerontik pada PM sesuai standart evidence base practice secara
komprehensif dan holistik di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang
Gading.
b) Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan
informasi lansia di salah satu Panti Wreda Pucang Gading tentang:
1) Pengkajian data yang menunjang masalah keperawatan pada PM.
2) Diagnosa keperawatan pada PM.
3) Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa keperawatan pada
PM.
4) Pelaksanaan tindakan dan evaluasi keperawatan pada PM.

iii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gangguan aman nyaman


Parastesia merupakan gejala kesemutan yang dapat terjadi karena adanya
gangguan pada sistem saraf yang dapat diisebabkan oleh faktor penyakit
ataupun trauma (Alhoseini et all. 2012). Parasthesia dibedakan menjadi
parasthesia akut dan kronis. Pada Ny.N parasthesia yang dialami sudah masuk
kedalam kategori kronis karena berlangsung lebih dari satu bulan. Penderita
parsthesia umumnya mengeluhkan ketidaknyamanan karena sensasi kesemutan
dan mati rasa yang dialami. Pengambilan diagnosa hambatan rasa nyaman
dilakukan karena Ny.N merasakan ketidaknyamanan atas parastesia yang
dialami. Selain itu, adanya nyeri pada abdomen bagian bawah terutama saat
berjalan juga menjadi salah satu kriteria dalam penentuan diagnosa.
Definisi dari diagnosa hambatan rasa nyaman adalah merasa kurang
nyaman, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan,
budaya, dan/atau sosial. Hambatan rasa nyaman masuk kedalam domain 12
kelas 1 dalam NANDA 2018-20120. Beberapa batasan karakteristiknya antara
lain; adanya perubahan pola tidur pada pasien, kecemasan atau ansietas,
menangis, merasa kurang senang atau kurnag nyaman dengan situasi tertentu,
muncul gejala distres, terjadi ketakutan, merasa dingin dan/atau hangat, lapar,
tidak mampu rileks, terjadi iiritabilitas, gatal, merintih, gelisah dan berkeluh
kesah, serta merasa kurang puas dengan keadaan saat ini. Beberapa faktor
penyebabnya antara lain kurangnya kontrol situasi, kurang privasi, sumber daya
tidak adekuat, kurang pengendalian lingkungan, serta stimuli lingkungan yang
mengganggu. Sedangkan kondisi terkait yang dapat menyebabkan munculnya
hambatan rasa nyaman adala adanya gejala terkait penyakit serta program
pengobatan.

iv
2.2 Gangguan Pola Tidur
Gangguan pola tidur adalah interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat
faktor eksternal (NANDA,2018). Penyebab terjadinya gangguan pola tidur
dikarenaan adanya hambatan lingkungan, pola tidur tidak menyehatkan, kurang
kontrol tidur, kurang privasi,restraint fisik, ketiadaan teman tidur, dan tidak
familiar dengan peralatan tidur (SDKI, 2016).
Gangguan pola tidur ditandai dengan kesulitan berfungsi sehari-hari,
kesulitan memulai tidur kesulitan mempertahankan tetap tidur,ketidakpuasan
tidur, mengeluh kemampuan beraktivitas menurun, tidak merasa cukup
istirahat, serta sering terjaga tanpa penyebab yang jelas (NANDA, 2018).
Pada kondisi tertentu gangguan pola tidur dapat muncul apabila seseorang
menderita nyeri, kecemasan, PPOK, imobilisasi, kehamilan pasca partum
maupun pasca operasi (SDKI,2016)
2.3 Resiko Jatuh
Resiko jatuh adalah peningkatan rentang jatuh, yang dapat menyebabkan
bahaya fisik dan gangguan kesehatan (NANDA, 2018). Resiko jatuh juga berarti
beresiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh
(SDKI, 2016). Berikut populasi yang beresiko mengalami jatuh adalah usia ≥ 65
tahun, usia ≤ 2 tahun, riwayat jatuh, hidup seorang diri dan jenis kelamin laki-
laki berusia < 1 tahun (NANDA,2018)
Resiko jatuh memiliki beberapa faktor resiko, yaitu pada anak, lingkungan,
fisiologis, dll. Anak beresiko untuk jatuh jika tidak ada pagar pada tangga, tidak
ada terali pada jendela, kurang pengawasan dan kurangnya restrain pada mobil.
Kemudian untuk lingkungan yang tergolong faktor resiko adalah lingkungan
yang berkelompok, pemajanan pada kondisi cuaca tidak aman, kurang material
antislip di kamar mandi, kurang pencahayaan, ruang yang tidak dikenal,
penggunaan Restrain dan penggunaan karpet yang tidak rata/terlipat. Sedangkan
penyebab resiko jatuh karena faktor fisiologis dapat berupa perubahan kadar gula
darah, penurunan kekuatan ekstremitas bawah, diare, kesulitan gaya berjalan,
pusing saat mengekstensikan leher, pusing saat menolehkan leher, hambatan
mobilitas, inkontinensia, mengantuk dan urgensi berkemih. Selain itu,

v
mengkonsumsi alcohol dan kurang pengetahuan tentang faktor yang dapat
diubah juga merupakan faktor resiko jatu (NANDA, 2018)
Osteoporosis, kejang, penyakit sebrovaskuler, katarak, glaukoma, demensia,
hipotensi, amputasi, intoksikasi atau preeklamsi mungkin termasuk salah satu kondisi
klinis yang berkaitan dengan resiko jatuh (SDKI, 2016)

2.4 Kesiapan Meningkatkan Koping


a) Definisi
Suatu pola upaya kognitif dan perilaku untuk mengatasi
tuntutan/permintaan yang adekuat untuk kesejahteraan dan dapat
ditingkatkan.
b) Batasan Karakteristik
 Menyadari kemungkinan perubahan lingkungan
 Mengungkapkan keinginan meningkatkan pengetahuan tentang strategi
manajemen stres baru
 Mengungkapan keinginan meningkatkan manajemen stresor
 Mengungkapan keinginan meningkatkan dukungan sosial
 Mengungkapkan keinginan meningkatkan penggunaan rentang strategi
berorientasi masalah
 Mengungkapkan keinginan meningkatkan penggunaan rentang strategi
berorientasi masalah
 Mengungkapkan keinginan meningkatkan penggunaan sumber-sumber
spiritual

vi
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. NAMA LANSIA : Ny.N
2. USIA : 77 th (Sampit, 10 November 1941)
3. AGAMA : Kristen
4. SUKU : Dayak
5. JENIS KELAMIN : Perempuan
6. NAMA WISMA : Rumah Dinas Sosial Pucang Gading
7. PENDIDIKAN : Sekolah Rakyat (Kelas 2 SD)
8. RIWAYAT PEKERJAAN: ART, Penjahit, Petani
9. STATUS PERKAWINAN: Cerai Hidup
10. PENGASUH WISMA : Ibu Lita Vokalita, MPS.Sp
B. ALASAN BERADA DI PANTI:
Ny.N mengatakan “Iya sebenarnya itu saya pengen tenang tinggal di panti
ini. Awalnya saya dulu pernah stres 2 kali. Pertama kali gara-gara anak saya
dibawa pergi ke Cina suami saya. Stres yang kedua gara-gara adik saya
meninggal. Terus setelah itu sama merantau ke Jakarta untuk bekerja untuk
menghilangkan stres saya. Namun ketika sudah tua saya pengen berhenti
bekerja dan pengen tenang. Jadi saat saya di terminal tawang habis dari
Jakarta saya tanya orang-orang mengenai panti jompo. Lalu ada seseorang
yang membantu saya untuk mendapatkan panti jompo. Semuanya diurus
sama dia. Saya nggak tau apa-apa dan saya diantar ke panti ini.”

C. DIMENSI BIOFISIK
RIWAYAT PENYAKIT (Dalam 6 bulan terakhir): Saya kemarin
kemarin itu sering sesek tapi setelah diminumin obat mag udah nggak
pernah sesek lagi. Apa itu mag kali ya.” Selain itu Ny N juga memiliki
riwayat hipertensi. Ny N berkata, “Saya seringnya tinggi tensinya. Kemarin

7
dikasih obat untuk menurunkan tensi saya. Saya juga mempunyai katarak di
mata kiri saya.”

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA: Tn.N mengatakan “Kalau orang


tua saya, saya nggak tau. Soalnya dari kecil dulu dirawat nenek. Saya juga
nggak tau nenek punya sakit apa. Kalau anak saya nggak ada kayaknya.”

RIWAYAT PENCEGAHAN PENYAKIT


1. RIWAYAT MONITORING TEKANAN DARAH:
- Ny. N mengatakan “Saya dari dulu sudah terbiasa tensi tinggi mbak
( Dalam 2 hari adanya pemantauan tekanan darah. Hari pertama
140/70 mmHg, hari kedua 140/70 mmHg)
2. RIWAYAT VAKSINASI: Ny.N mengatakan “Saya dari dulu tidak
pernah mendapat vaksinasi.”
3. SKRINNING KESEHATAN YANG DILAKUKAN: Ny. N
mengatakan “Saya kalau periksa setiap seminggu sekali pada hari Sabtu
sama dokter.”

STATUS GIZI (IMT) : 25,2

Berat badan Ny N 63 kg, karena badan Ny N sudah membungkuk, maka


untuk mengukur tinggi badan dapat menggunakan tinggi lutut. Tinggi
lutut Ny N adalah 50,5 cm. Maka untuk mengukur tinggi badannya
dapat menggunakan rumus
Tinggi : (1.83x tinggi lutut (cm))- (0.24x usia (tahun) +
84.88)

Tinggi : (1,83x 50,5)- (0,24x 77) + 84,88

Tinggi : 158.815 cm ~ 159 cm

8
Maka IMT dapat diukur dengan rumus BB/TB dalam meter kuadrat
63/1.59 = 25,2 nilai IMT tersebut menunjukkan bahwa status nutrisi Ny
N normal dan tidak ada masalah.

Lingkar lengan Ny N 33 cm

MASALAH KESEHATAN TERKAIT STATUS GIZI

1. MASALAH PADA MULUT : Ny.N mengatakan “Saya nggak


pernah sariawan soalnya saya suka minum adem sari, kan rasanya seger
mbak kaya sprite.”
2. PERUBAHAN BERAT BADAN: Ny.N mengatakan “Saya tahun
2010 pas masuk sini 50kg. Sekarang malah naik banyak mbak menjadi
63 kg”.
3. MASALAH NUTRISI: Ny.N mengatakan “Saya merasa nggak pernah
ada masalah. Pas saya mengunyah makanan ya biasa-biasa aja mbak
nggak ada masalah.”

MASALAH KESEHATAN YANG DIALAMI SAAT INI: Ny.N


mengatakan “Saya merasa terganggu kalau lagi jalan. Perut bawah saya
terasa sakit kaya ada gesekan jadi nggak bisa lama-lama kalau berjalan
mbak. Sekarang saya hanya bisa melihat dengan satu mata kanan saya, yang
kiri ada katarak mbak jadi nggak bisa lihat kalau mata kanan ditutup.”

OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT INI:

Obat Maag dan Vitamin B Grahabion

TINDAKAN SPESIFIK YANG DILAKUKAN SAAT INI: Monitoring


Tekanan Darah setiap pagi hari pada pukul 10.00 WIB oleh praktikan

9
STATUS FUNGSIONAL (AKS): Berdasarkan indeks KATZ PM
tergolong dalam skor fungsional A dengan kriteria PM mandiri dalam
semua aktivitas sehari-hari.

No. Aktivitas Mandiri Tergantung


1. Mandi 
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi
(seperti punggung atau ekstremitas yang tidak
mampu ) atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar dari bak mandi,
serta tidak mandi sendiri

2. Berpakaian 
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai
pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
Sebagian
3. Ke Kamar Kecil 
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar

10
kecil dan menggunakan pispot
4. Berpindah 
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau
lebih perpindahan
5. Kontinen 
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total, penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut (pampers)
6 Makan 
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral ( NGT )

11
PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI

1. MOBILISASI : Mandiri
2. BERPAKAIAN : Mandiri
3. MAKAN DAN MINUM : Mandiri
4. TOILETING : Mandiri
5. PERSONAL HIGIENE: Mandiri
6. MANDI : Mandiri
D. DIMENSI PSIKOLOGI
STATUS KOGNITIF (SPMSQ)

JAWABAN JAWABAN PM
PERTANYAAN
BETUL SALAH
1. Tanggal berapa hari ini ? V 27 Agustus 2018
2. Hari apakah hari ini ? V Senin
3. Apakah nama tempat ini ? V Rumah Pelayanan
Sosial Lanjut Usia
4. Berapa no. telepon rumah anda ? Sekarang V 2018
tahun berapa ?
5. Berapa usia anda ? V 77 Tahun
6. Kapan anda lahir (tgl/bln/thn) ? V 10 November 1941
7. Siapakah nama presiden sekarang ? V Jokowi
8. Siapakah nama presiden sebelumnya ? V SBY
9. Siapakah nama Ibu anda ? V Ibu Maria
10. 5+6 adalah ? V 11

Keterangan:
Jumlah kesalahan: Jumlah kesalahan 0 yang berarti bahwa status kognitif PM
baik.
0-2 kesalahan : Baik
3-4 kesalahan : Gangguan ringan
5-7 kesalahan : Gangguan sedang
8-10 kesalahan : Gangguan berat

12
PERUBAHAN YANG TIMBUL TERKAIT STATUS KOGNITIF
Berdasarkan hasil skrining SPMSQ skor Ny.N adalah kesalahan 0 yang
berarti status kognitif baik.

DAMPAK YANG TIMBUL TERKAIT STATUS KOGNITIF


Tidak ada

STATUS DEPRESI

JAWA
JAWAB
PERTANYAAN BAN
AN
PM
1. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda ? TIDAK YA
2. Sudahkah anda meninggalkan aktivitas dan minat anda ? YA TIDAK
3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong ? YA TIDAK
4. Apakah anda sering bosan ? YA TIDAK
5. Apakah anda mempunyai semangat setiap waktu ? TIDAK YA
6. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda ? YA TIDAK
7. Apakah anda merasa bahagia disetiap waktu ? TIDAK YA
8. Apakah anda merasa jenuh ? YA TIDAK
9. Apakah anda lebih suka tinggal dirumah pada malam hari, YA TIDAK
dari pada pergi melakukan sesuatu yang baru ?
10. Apakah anda merasa bahwa anda lebih banyak mengalami YA TIDAK
masalah dengan ingatan anda daripada yang lainnya ?
11. Apakah anda berfikir sangat menyenangkan hidup sekarang TIDAK YA
ini ?
12. Apakah anda merasa tidak berguna saat ini ? YA TIDAK
13. Apakah anda merasa penuh berenergi saat ini ? TIDAK YA
14. Apakah anda saat ini sudah tidak ada harapan lagi ? YA TIDAK
15. Apakah anda berfikir banyak orang yang lebih baik dari anda YA YA
?

13
Keterangan: Nilai 1 poin untuk setiap respon yang cocok dengan jawaban ya dan
tidak setelah pertanyaan.NILAI 5 ATAU LEBIH DAPAT MENANDAKAN
DEPRESI
Kesimpulan : Total point yang cocok dengan jawaban adalah 2 yang berarti tidak
menandakan adanya depresi.

PERUBAHAN YANG TIMBUL TERKAIT STATUS DEPRESI:


Tidak ada
DAMPAK YANG TIMBUL TERKAIT STATUS DEPRESI:
Tidak ada
KEADAAN EMOSI
1. ANXIETAS
Ny.N mengatakan “Saya tidak mengalami kecemasan. Ny. N terlihat
tenang dan nyaman saat dilakukan pengkajian.
2. PERUBAHAN PERILAKU
Ny.N tampak melakukan perilaku yang wajar dan tidak menyimpang.
3. MOOD
Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian GDS Ny.N memiliki skor 3
yang berarti tidak mengalami depresi.

E. DIMENSI FISIK
1. LUAS WISMA : Luas tanah 4400 m2 dan Luas bangunan fisik : 1800
m2
2. KEADAAN LINGKUNGAN DI DALAM WISMA
a) PENERANGAN :
1) Bangsal
Penerangan pada panti di bangsal bagian depan sudah bagus.
Cahaya matahari masuk di dalam ruangan sehingga tanpa
cahaya lampu pada pagi hari sudah terang. Sedangkan
penerangan pada bangsal bagian belakang terlihat redup.

14
Cahaya matahari tidak masuk secara sempurna di bangsal
bagian belakang.
2) Aula
Penerangan pada aula masih cukup terang namun tidak seterang
pada bangsal bagian depan.
3) Lobi depan
Pada pagi hari lobi bagian depan penerangannya gelap.
Penerangan dalam ruangan baik. Terdapat jendela dan lubang
angin yang lebar sehingga memungkinkan pertukaran udara
yang baik. Pencahayaan baik, semua ruangan dapat dijangkau
oleh sinar matahari.
4) KEBERSIHAN DAN KERAPIAN:
Kebersihan dan kerapian pada panti wredha sudah lumayan bagus.
Namun ada sebagian tempat tidur simbahnya yang kurang rapi
karena barang-barangnya masih menumpuk di tempat tidur. Pada
taman kerapiannya sudah bagus. Taman tertata dengan rapi dan
indah.
5) PEMISAHAN RUANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA :
Ruangan antara pria dan wanita dipisahkan. Ruangan untuk wanita
berada di sebelah selatan. Sedangkan ruangan untuk pria berada di
sebelah utara.
6) SIRKULASI UDARA : Sirkulasi udara dalam rumah pelayanan
sosial lanjut usia sangat bagus, setiap ruangan sudah terdapat
jendela. Pada ruang flamboyan ada 25 jendela, 2 pintu dan 8 ventilasi
lubang angin
7) KEAMANAN : Kondisi lantai disetiap kamar baik, tidak licin.
Namun untuk pengaman hanya terdapat di kamar mandi saja.
8) SUMBER AIR MINUM : Sumber air minum di rumah sosial anjut
usia adalah dari air mineral galon isi ulang.

15
9) RUANG BERKUMPUL BERSAMA : Kondisi ruangan untuk
berkumpul bersama sudah cukup luas, terdapat organ, tape recorder,
rebana, kursi

3. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMA


a) PEMANFAATAN HALAMAN
Halaman luas dan dipinggir halaman ditanami tumbuh-tumbuhan.
Halaman biasa digunakan untuk upacara,senam dan juga parkir.
b) PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Pembuangan air limbah keselokan yang terbuka.
c) PEMBUANGAN SAMPAH
Pembuanagn sampah dikumpulkan di tempat pembuangan
sementara di rumah sosial yang terletak dibagian belakang
bangunan.
d) SANITASI
Sanitasi dalam ruangan bagus, hanya saja di dekat dapur dan selokan
sedikit kurang terkontrol kebersihannya.
e) SUMBER PENCEMARAN
Polusi udara dan suara berasal dari jalan raya karena tempat rumah
sosial lanjut usia ini dekat dengan jalan raya.

F. DIMENSI SOSIAL
1. HUBUNGAN LANSIA DENGAN LANSIA DI DALAM WISMA
Ny.N mengatakan “Saya memiliki hubungan yang baik dengan lansia
lainnya. Ny.N mengatakan selama 8 tahun tinggal di Rumah Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang, Ny.N tidak pernah ada
seteru dengan lansia lainnya, dan tidak mau ikut campur jika ada
masalah diantara lansia lainnya. Selain itu, menurut pengasuh, Ny.N
merupakan pribadi yang baik dan tidak suka bertengkar dengan lansia
lainnya mbak.”

16
2. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DILUAR WISMA
Ny.N dikenal sebagai lansia yang baik, lansia di luar bangsal Flamboyan
mengenal dengan baik Ny.N karena Ny.N suka membantu mereka.
Ny.N juga senang membantu lansia lain yang membutuhkan
bantuannya, salah satunya yang sudah kami lihat adalah memberikan
baju-baju yang masih layak pakai yang ia temukan di panti karena tidak
terpakai kepada lansia lain yang bajunya rusak-rusak.
3. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANGGOTA KELUARGA
Ny.N mengatakan “Saya punya adik dan 2 anak saya. Tapi , adik saya
berada di Kalimantan dan sampai saat ini saya tidak tahu bagaimana
kondisi adik saya, sedangkan kedua anak saya dibawa oleh mantan
suami saya ke Taiwan sejak anak-anak berusia 8 tahun dan 5 tahun atau
saat usia saya kurang lebih 40-an tahun. “
4. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMA
Hubungan lansia dengan pengasuh wisma terlihat baik bahkan akrab dan
dekat. Hal ini mungkin karena Ny.N sudah lama berada di panti, selain
itu Ny.N juga diberi kepercayaan untuk membantu mencuci pakaian di
Panti bersama pengasuh, jadi Ny.N lebih sangat dekat dengan pengasuh.
Ny.N juga sering meminta bantuan kepada pengasuh untuk titip
dibelikan barang keperluannya.
5. KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL
Ny.N mengatakan “Saya tidak mengikuti organisasi sosial yang resmi.
Saya aktiv dalam mengikuti kegiatan yang sudah terjadwal di wisma
mbak.”

17
G. DIMENSI TINGKAH LAKU
1. POLA MAKAN : Ny.N mengatakan makan dengan frekuensi 3 kali
sehari. Porsi sekali makan adalah 1 centong nasi, 2 sendok sayur dan
satu macam lauk yang disediakan oleh pihak panti. Pihak panti biasanya
memasak sayur dan lauk yang berbeda-beda setiap makan. Ny. N
mengatakan rutin mengkonsumsi teh manis 2 gelas sehari. Ny.N minum
air putih kurang lebih 1500 ml/hari. Ny.N tidak mempunyai kesulitan
makan. Ny.N berkata, “Saya makan 3 kali sehari, mbak. Kalau nasi
selalu satu centong. Kalau kemaren pagi makannya pake tumis kates,
tempe sama kerupuk. Kalau siangnya pake pepes ikan sama sayur putih.
Sorenya pake tahu bakso sama oseng sawi. Kalo air putih habisnya
setengah gelas ini, bisa sampe 4-5 kali ambil airnya.”
2. POLA TIDUR : Menurut PSQI score yang didapat 8 yang berarti
kualitas tidur buruk. Ny.N mengatakan tidur jam 20.00 WIB. Ny.N
mengatakan setelah tiduran di tempat tidur Ny.N langsung tertidur 5-10
menit. Ny.N mengatakan sering terbangun 3-4 kali pada malam hari
karena merasa ingin BAK. Ny.N mengatakan “Saya abis isya jam
setengah 8 jam 8 gitu udah tidur, mbak. Kalau tengah malem sih sering
kebangun mbak, kira-kira ya 3 sampe 4 kali gara-gara penegn pipis.
Kalo mimpi buruk saya ga pernah. Kalau malem ya nggak kedinginan,
ga kepanasan juga. Saya ga pernah susah tidur, abis pipis ya langsung
bisa tidur lagi, jadi ya ga pernah minum obat tidur. Menurut saya ya
udah bagus sih mbak tidur saya.”

3. POLA ELIMINASI : Ny.N mengatakaan “Saya BAK 5-7 kali sehari,


warna urine kuning cerah. Ny.N mengatakan BAB 1 kali sehari,
konsistensi lunak, warna coklat.”
4. KEBIASAAN BURUK LANSIA : Ny.N mengatakan “Saya dulu rutin
sekali minum kopi. Tetapi sekarang sudah berhenti. “Wah, kalau dulu
saya seneng banget mbak minum kopi. Tapi sekarang udah ga pernah,

18
saya mau diet. Haha.. tapi berenti minum kopi malah naik dari 60 kg
jadi 63 kg.”
5. PELAKSANAAN PENGOBATAN : Ny.N mengatakan “Saya tidak
pernah berobat ke dokter sebelum berada di panti. Selama di panti
pernah diberi dokter obat untuk mengatasi sesak karena sakit maag,
tetapi Ny.N tidak tahu nama obatnya.”
6. KEGIATAN OLAHRAGA : Ny.N mengatakan “Saya senang
melakukan senam bersama yang dilakukan di panti setisp pagi. Selain
itu Ny.N juga melakukan aktivitas mencuci baju semua lansia di panti.”
7. REKREASI : Kegiatan rekreasi yang dilakukan Ny.N selama di panti
yaitu menonton Televisi dan jalan-jalan di sekitar lingkungan panti.
8. PENGAMBILAN KEPUTUSAN : Jika ada masalah kesehatan pada
Ny.N seperti saat sakit, Ny.N sendiri lah yang mengambil keputusan
untuk pergi ke pelayanan kesehatan.

H. DIMENSI SISTEM KESEHATAN


1. PERILAKU MENCARI PELAYANAN KESEHATAN
Ny. N mengatakan, “Kalau sakit langsung bilang mbak, biar cepat
diberi obat cepat sembuh, ndak mau sakit lama-lama.”
2. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
a) FASILITAS KESEHATAN YANG TERSEDIA
Pemeriksaan rutin setiap 1 minggu sekali
b) JUMLAH TENAGA KESEHATAN
Jumlah tenaga kesehatan di panti adalah perawat. Dokter datang
ketika kunjungan setiap satu minggu
c) TINDAKAN PENCEGAHAN TERHADAP PENYAKIT
Melakukan skrining tiap satu minggu sekali.
d) JENIS PELAYANAN KESEHATAN YANG TERSEDIA
Adanya visitasi dokter

19
e) FREKUENSI KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN
Setiap satu minggu sekali

PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan Fisik
Head to toe
a. Kepala
1) Mesocephal
2) Tidak ada benjolan pada kepala
3) Terdapat bekas luka jatuh berwarna merah pada kepala bagian
depan
4) Rambut dominan berwarna putih
5) Kulit kepala dan rambut bersih.
b. Mata
1) Refleks pupil isokor
2) Konjungtiva bewarna merah muda
3) Terdapat katarak pada mata sebelah kiri
4) Ny N mengatakan, “Sebelumnya mata sebelah kanan juga
mengalami katarak namun sudah di operasi”.
c. Telinga
1) Pada telinga sebelah kanan Ny N terlihat ada bekas luka berwarna
hitam. Ny N mengatakan, “O ini dulunya saya garuk gara gara
gatal.”
2) Telinga Ny N terlihat sedikit kotor
3) Tidak terlihat ada bekas tindikan pada telinga Ny N. Ny N
mengatakan, “Dulunya sih ada Mbak, namun saya kan alergi sama
emas, iya kalau pakai emas gitu nggak cocok.”
4) Tidak ada serumen
d. Mulut

20
1) Struktur mulut Ny N sudah berubah karena sudah kehilangan
banyak gigi
2) Gigi seri berjumlah 3 dengan gigi atas satu dan gigi bawah dua.
3) Gigi seri Ny N terlihat ada karies pada ketiga giginya yang masih
4) Tidak terdapat sariawan
5) Tidak radang tenggorokan
e. Leher
1) Tidak ada bengkak
2) Simetris
3) Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
4) Tidak teraba JVP
f. Payudara
Ny.N mengatakan “Payudara saya nggak pernah nyeri mbak. Nggak
ada luka.”
g. Dada
1) Inspeksi : Dada kanan dan dada kiri simetris, tidak ada retraksi
dinding
2) Perkusi : Terdengar bunyi sonor di seluruh lapang paru
3) Palpasi : Taktil fremitus terasa
4) Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler dan tidak ada bunyi nafas
tambahan. Tidak ada ronkhi maupun wheezing.
h. Jantung
1) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
2) Palpasi : Batas jantung normal
3) Perkusi : Tidak ada hepatomegali
4) Auskultasi : Tidak terdengar bunyi tambahan
i. Ginjal
1) Ny N mengatakan sering BAK pada malam hari
j. Genitalia
Tidak terkaji
k. Ekstremitas
21
1) Tidak terdapat edema
2) Kekuatan otot pada kedua ekstremitas atas yaitu 5
3) Kekuatan otot pada kedua ekstremitas bawah yaitu 5
l. Sistem Syaraf
1) Ny N mengalami kesemutan pada kedua paha ekstremitas bawah

22
II. ANALISA DATA

Tanggal Data Fokus Diagnosa Keperawatan


27 Agustus 2018 DO : Hambatan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit (nyeri, parastesia)
- Ny. N tidak merasakan
saat diberi sentuhan
dan cubitan di kedua
paha
- Ny.N memakai korset
untuk mengurangi
nyeri abdomen saat
berjalan, sudah kurang
lebih 2 tahun
- Kulit di area paha
terlihat kering
- TD: 140/90 mmHg

23
- Ny.N tampak meringis
saat menceritakan
sakitnya
- Ny.N terlihat tidak
nyaman saat berjalan
dan menahan sakit di
perutnya.
- Setiap harinya Ny.N
bekerja membantu
mencuci baju di panti

DS :
- Ny.N mengatakan
mengalami mati rasa
dan kesemutan di
kedua paha sejak
sebulan yang lalu

24
- Ny.N mengatakan
memiliki riwayat
hipertensi sejak muda
- Ny.N mengatakan
pegal-pegal di
punggung dan betis
terutama ketika
berjalan jauh
- Ny.N mengatakan
mengalami nyeri di
abdomen bawah sudah
sejak lama (>2 tahun)
diawali dengan pernah
kecelakaan motor
P : nyeri karena trauma
kecelakaan (tidak
terdefinisi)
Q: Ny.N mengatakan
sakit nya seperti

25
ada bagian luka
yang tersentuh,
namun ketika
diraba/ditekan
tidak terasa sakit.
R: Nyeri terdapat pada
abdomen bawah
tepatnya dibawah
pusar
S: skala 4
T: saat duduk, paling
sakit saat berjalan
- SKOR PSQI : 8
(Kualitas tidur buruk)
- Ny.N mengatakan
terbiasa melakukan
pekerjaan fisik sejak
muda dan tipe orang
yang tidak mau diam,

26
hingga merasakan
badan sudah capek
namun perasaannya
menginginkan untuk
bekerja.

DO: Gangguan Pola Tidur b.d pola tidur tidak menyehatkan


- Skor 8
(Berdasarkan
Pengkajian
PSQI) kualitas
tidur buruk

DS:
- Ny.N mengatakan
“Saya setiap malam
sering terbangun
karena BAK 3-4x
sehari.”

27
- Ny.N mengatakan “
Saya selalu ingin
berkemih setiap
malam.”

DO : Resiko Jatuh b.d katarak dan riwayat jatuh


- Hasil pengkajian
POMA dengan skor 24
(Resiko jatuh sedang)
- Terdapat katarak yang
sudah menutup pada
mata sebelah kiri
DS :
- "Ny.N berkata "Saya
susah kalau jalan, suka
ga kuat. Sini
(memegang perut)
sakit kayak kegesek.

28
Tapi sakitnya pas jalan
aja. Ini mulai sakitnya
habis kecelakaan jatoh
naik motor
- Ny.N berkata "Dulu
pernah jatoh kepentok
deket sumur, kepala
saya berdarah sampe
basah satu kaos, tapi
ga mau dijahit. Terus
saya tunggu 2 hari eh
malah kering rapet
lukanya."
- Ny.N berkata saya
"Saya juga pernah
jatoh waktu mau
duduk, ternyata
kursinya itu sebelum

29
saya dudukin udah
pecah"

DO: Kesiapan meningkatkan Koping


- Ny N terlihat kuat
saat menceritakan
masa lalunya
- Ny N terlihat ikhlas
menerima keadaan
yang menerpa
dirinya
DS:
- Ny N mengatakan,
“Saya sudah nggak
mau ingat-ingat anak
saya lagi. Saya sudah
pasrah.”
- Ny N mengatakan,
“Sekarang saya

30
pengen hidup
bahagia tanpa
memikirkan masa
lalu saya.”
- Ny N mengatakan,
“Masalah itu sudah
lama jadi saya sudah
melupakannya.”

II. PRIORITAS MASALAH

Dx. Keperawatan Prioritas Pembenaran


Medium :
Ketidakefektifan perfusi Sifat masalah aktual, ditandai dengan adanya mati rasa pada kedua paha. Masalah
jaringan perifer ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dianggap perlu ditangani karena jika tidak
berhubungan dengan segera tertangani maka akan terjadi ketidakcukupan nutrisi pada jaringan dibawahnya
hipertensi

31
serta memperparah parastesia yang akan mengakibatkan risiko jatuh dan hambatan
mobilitas fisik .

Gangguan Pola Tidur b.d


Pola tidur tidak
Sifat masalah aktual, dengan ditandai dengan PM sering terbangun karena BAK 3-4
menyehatkan
kali setiap malam hari. Berdasarkan pengkajian PSQI terdapat skor 8 yang berarti
kondisi tidurnya buruk . Jika masalah tidak ditangani akan menyebabkan Ny.N
mengalami insomnia, sehingga tekanan darah menjadi naik. Akibatnya hipertensinya
akan kambuh kembali. 1-2 jam sebelum tidur PM tidak dianjurkan mengkonsumsi
minuman terlebih dahulu.
Resiko Jatuh

Sifat masalah potensial, ditandai dengan Ny. N memiliki skor resiko jatuh sebesar 24
yaitu masuk dalam kategori resiko jatuh sedang. Dampak yang dapat ditimbulkan yaitu
kejadian jatuh pada lansia yang nantinya dikhawatirkan akan terjadi fraktur dan
kerusakan jaringan sehingga perlu diperhatikan. Melakukan edukasi kepada PM agar
Low Priority
lebih berhati-hati ketika beraktivitas.
Kesiapan meningkatkan
Koping

32
Sifat masalah tidak aktual tetapi perlu ditangani karena Ny.N pernah memiliki riwayat
depresi akibat masalah keluarga dahulunya. Masalah perlu diatasi agar depresi Ny.N
tidak kembali lagi dengan selalu memberikan morivasi kepada Ny.N

III. RENCANA KEPERAWATAN

Dx. Tujuan Kode


No. Intervensi
Keperawatan Umum Khusus NIC
1 1 Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam, PM keperawatan 1x3 jam,
dapat menjaga tekanan darah Ketidakefektifan perfusi
nya dalam ambang normal jaringan perifer klien dapat
dan stabil menurut kondisi diminimalisir dengan kriteria
hasil :

33
Cardiopulmonary Status :
1. Tekanan darah sistolik
dan diastolik dapat
terkontrol

Neurological Status:
Peripheral
1. Parastesia pada
ekstermitas bawah kanan
berkurang
2. Parastesia pada
ekstermitas bawah kanan
berkurang
2 2 Setelah dilakukan intervensi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Eliminasi Perkemihan 0590
selama 3 x 24 jam selama 3 x 24 jam 1. Anjurkan PM mengosongkan kandung kemih
diharapkan PM gangguan diharapkan pola tidur PM (BAK) sebelum tidur pada malam hari 14
pola tidur berkurang dengan lebih membaik dengan 2. Batasi asupan air dengan tidak minum sebelum
kriteria hasil: kriteria hasil : tidur 1-2 jam

34
Tidur 0004 Eliminasi Urine (II F-0503)
1. Frekuensi terbangun 1. Pola eliminasi PM dari 3-
berkurang dari 3-4 kali 4 kali menjadi 1-2 kali
menjadi 1-2 kali pada pada malam hari
malam hari 050301.4
2. Jam tidur rutin sesuai 2. Intake cairan (konsumsi
jadwal tidur PM (Pukul air dari 1500 mL menjadi
20.00 WIB) 407 1200 mL per hari 07
3. Mengosongkan kandung
kemih sebelum tidur
(BAK sebelum tidur) 13
3 3 Perilaku Pencegahan Fungsi Sensori : P
Jatuh (1909) Penglihatan (2404) 1.
Setelah dilakukan intervensi Setelah dilakukan intervensi
selama 3 x 24 jam selama 3 x 24 jam
diharapkan resiko jatuh PM diharapkan PM mengetahui
berkurang dengan kriteria pencegahan katarak dengan
hasil: kriteria hasil:

35
1. PM menggunakan 1. PM mengetahui cara
pegangan tangan pada pencegahan katarak pada
dinding saat berjalan. mata kanannya
(IV.T.190905) (II.Y.240406)
2. PM mengerti prosedur
berpindah dari 3 posisi
(tidur, duduk dan
berdiri) yang aman.
(IV.T.190919)

4 4 Setelah dilakukan intervensi


keperawatan selama 3 x 24
jam PM mampu
meningkatkan koping
dengan kriteria hasil:
Personal Well Being
1. PM mampu
menyelesaikan masalah

36
tanpa memiliki rasa sakit
hati
2. PM mampu bahagia
dengan ikhlas
sepenuhnya
3. PM mampu
mengungkapkan
masalahnya tanpa
memiliki rasa sakit hati

37

Anda mungkin juga menyukai