PENDAHULUAN
pada wanita daripada pria. Meskipun rheumatoid arthritis dapat terjadi pada
berbagai usia, namun kondisi ini sering kali muncul pada orang dewasa di atas
nyeri hebat dan cacat pada penderita, sehingga dapat mengganggu aktifitas
penderita Rheumatoid Arthritis kini telah mencapai 355 juta orang yang
berarti satu dari enam penduduk dunia menderita rheumatoid arthritis (WHO,
1
kasus/ 100.000, Amerika Utara 38/ 100.000 dan di Eropa Selatan 16,5/
dengan pasti, namun saat ini diperkirakan tidak kurang dari 1,3 juta orang
terjadi di Bali mencapai 22,8%, Aceh 21,3% dan Lampung 14,5%. Prevelensi
berkaitan dengan sistem otot dan jaringan pengikat (Badan Pusat Statistik
Penyantunan Sosial Lanjut Usia Terlantar “Senja Cerah” Paniki diperoleh data
kaki, pergelangan kaki dan lutut. Nyeri dan bengkak pada sendi dapat
al., 2019). Rasa nyeri pada persendian berupa pembegkakan, panas, eritema
2
dan gangguan fungsi merupakan gambaran klinis yang klasik untuk
rheumatoid arthritis.
Persendian dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari berlangsung
selama lebih dari 30 menit. Pola karakteristik dari persendian yang terkena
adalah mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan, dan kaki. Secara
Kegagalan ligament dan dukungan struktural lain. Dalam hal ini obesitas
yaitu nyeri yang merupakan akibat dari inflamasi pada sendi, keterbatasan
mobilitas dan aktivitas sehari-hari, resiko deformitas tulang dan sendi (seperti
bunions dan kaki bengkok) serta masalah psikososial seperti depresi atau
isolasi sosial. Dari permasalahan yang muncul ini ada beberapa cara atau
diet sehat dan olahraga ringan yang sesuai dengan kondisi pasien serta
3
mengatasi masalah psikososial akibat Rheumatoid Arthritis. (Singh,J.A &
cara kompres hangat jahe, karena karena jahe memiliki kandungan enzim
rheumatoid arthritis. Selain itu, jahe juga memiliki efek farmakologis yang
dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot atau terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah, manfaat yang maksimal akan dicapai dalam waktu 20 menit
UPTD Balai Penyantunan Sosial Lanjut Usia Terlantar “Senja Cerah” Paniki?”
4
1.3.2 Tujuan Khusus
Arthritis.
Arthritis.
Arthritis.
Arthritis.
Arthritis.
Hasil penulisan ini diharapkan menjadi landasan yang kuat untuk penulis-
5
1.4.2 Manfaat Praktis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hidup serta peningkatan kepekaan secara individual, ada factor tertentu lansia
tidak dapat memenuhi kebutahan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun
sosial. Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupannya. Kelompok dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
7
2. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, lansia terbagi
sebagai berikut:
oleh seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia, diantara lain:
a. Perubahan Perilaku
masalah.
b. Perubahan Psikososial
8
pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya.
Namun, bagi banyak pekerja, pensiun berarti terputus dari lingkungan, dan
d. Kesehatan Mental
lingkungannya.
dalam mengadakan hubungan dengan orang lain, hubungan antar pribadi dengan
9
1) Kebutuhan Utama
organisasi sosial
2) Kebutuhan Sekunder
10
2.1.5 Proses Menua
Tahap kehidupan dimulai dengan masa anak-anak, masa remaja atau dewasa
dan masa tua atau lansia yang secara alamiah tidak dapat dihindari oleh setiap
individu. Setiap manusia pasti akan mengalami fase penuaan atau proses menua
perlahan yang menyebabkan tubuh rentan terkena masalah pada kesehatan juga
2.2.1 Definisi
Rheumatoid Arthritis atau yang lebih akrab disapa sebagai rematik ialah
keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak sendi, hal ini paling sering dialami
lansia dengan ciri-ciri adanya kekakuan sendi pada pagi hari (Hardiani,2019).
secara kronik sehingga menyebabkan inflamasi sendi dan mengenai lebih dari
lima sendi, seperti sendi pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, tulang
11
2.2.2 Etiologi
1. Genetik
2. Obesitas
3. Faktor Infeksi
rheumatoid arthritis.
4. Faktor Lingkungan
12
2.2.3 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang timbul pada setiap individu pasti berbeda, berikut
a. Gejala-gejala konstitusional
Gejala ini meliputi kelelahan yang hebat, anoreksia, demam dan turunnya
berat badan
b. Poliarthritis simetris
terserang.
Kekakuan ini dapat berlangsung selama lebih dari satu jam, dapat bersifat
d. Arthritis erosive
13
2.2.4 Patofisilogi
etiologi sudah berspekulasi, namun tetap saja tidak ada satu organisme yang
dengan banyak respon autoimun, namun hal ini masih menjadi pertanyaan apakah
(Qadafi,2018)
sendi artikular kartilago. Pada sendi ini akhirnya terjadi pembentukan pannus atau
14
2.2.5 Pathway
Pembentukan pannus
Pembengkakan pada
sendi dan penekanan
sendi
Penghancuran tulang-
tulang rawan
Perubahan
degenerative pada Kehilangan
serabut otot permukaan sendi
Gangguan Mobilitas
Risiko Cedera
Fisik
(D.0136)
(D. 0054)
Sumber: https://repositori.stikes-ppni.ac.id
15
2.2.6 Pemeriksaan Diagnostik
80-95% kasus
sebesar 80-100 mm/h dan akan kembali normal sewaktu gejala meningkat.
mengkaji inflamasi dalam tubuh. Kedua tes ini berguna untuk memonitor
3. Sinar X
erosi pada sendi dan juga untuk melihat apakah penyakit berkembang
jaringan lunak, erosi sendi dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan.
besar dari normal seperti buram, berkabut dan munculnya warna kuning
16
sinoval diambil sampel cairan ini, biasanya diambil dari sendi (lutut),
5. Scan Tulang
2.2.7 Penatalaksanaan
1. Farmakologi
b. Glukokortikoim
c. Analgetik
17
d. NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug)
2. Non Farmakologi
a. Pendidikan
konsekuensinya.
b. Istirahat
adanya rasa lelah yang hebat, maka dari itu istirahat sangatlah
diperlukan.
c. Latihan
d. Gizi
18
zat yang sangat efektif untuk memelihara persendian agar tetap
lentur.
g. Terapi Okupasi
berbeda (Qadafi,2018)
19
2.2.8 Komplikasi
adalah:
b. Anemia
a. Identitas
20
b. Keluhan Utama
nyeri
diderita oleh klien dari mulai keluhan yang dirasakan oleh klien
keterbatasan mobilitas
21
d. Riwayat Penyakit Dahulu
dan merokok.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2) Kesadaran
3) Tanda-Tanda Vital
22
g. Pemeriksaan Review Of System (ROS)
batas normal.
kembali normal)
23
6) Sistem Muskuloskeletal (B6: Bone)
kekuatan ( terutama pada pagi hari, malam hari, dan ketika bangun
tidur).
Yang perlu dikaji adanya aktivitas apa saja yang bisa dilakukan
mobilisasi.
1) Pola Nutrisi
mengunyah.
24
2) Pola Eliminasi
kateter.
jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah tidur, dan
insomnia.
kedalaman pernafasan.
stress pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara
25
Tabel 2.1 Pengkajian Indeks KATZ
26
Mandiri: BAK dan BAB
seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung: Inkontensia parsial
atau total (penggunaan kateter,
pispot, enema, dan pembalut
atau pempers)
5. MAKAN
Mandiri: Mengambilkan
makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri
Tergantung: Bantuan dalam hal
mengambil makanan dari piring
dan menyuapinya, tidak makan
sama sekali dan makan
Beri tanda (√) pada point yang sesuai dengan kondisi klien
Analisa Hasil
fungsi tersebut
27
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
Interpretasi Hasil:
90 : Mandiri
85-80 : Ketergantungan sedang
75-70 : Ketergantungan ringan
28
65-60 : Ketergantungan berat
35-30 : Ketergantungan total
TIDAK
SELALU KADANG
NO ITEM PENILAIAN PERNAH
(2) (1)
(0)
1. A: Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat
kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2. P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan
masalah saya
29
3. G: Growht
Saya puas bahwa keluarga
(teman-teman) saya menerima
dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktifitas atau
arah baru
4. A: Afek
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi
saya seperti marah, sedih atau
mencintai
5. R: Resolve
Saya puas dengan cara teman-
teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-
sama mengekspresikan afek dan
berespon.
JUMLAH
Penilaian
30
dan pembau. Pola klien katarak dapat ditemukan gejala gangguan
]
Tabel 2.4 Pengkajian Status Mental (SPMSQ/ Short Portable
Mental Status Questionnaire)
NO ITEM PERTANYAAN BENAR SALAH
Jam berapa sekarang?
1.
Jawab :
Tahun berapa sekarang?
2.
Jawab :
Kapan bapak/ibu lahir?
3.
Jawab :
Berapa umur bapak/ibu?
4.
Jawab :
Dimana alamat bapak/ibu sekarang?
5.
Jawab :
Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal
6. bersama bapak/ibu?
Jawab :
Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama
7. bapak/ibu?
Jawab :
Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia?
8.
Jawab :
Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang:
9.
Jawab :
Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1
10.
Jawab :
JUMLAH
Analisa Hasil
31
Skore salah : 0-2 : Fungsi Intelektual Utuh
Skore salah : 3-4 : Kerusakan Intelektual Ringan
Skore salah : 5-7 : Kerusakan Intelektual Sedang
Skore salah : 8-10 : Kerusakan Intelektual
No Nilai Nilai
Aspek Kognitif Kriteria
Maksimal Klien
1. Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar:
Tahun:
Hari:
Musim:
Bulan:
Tanggal:
2. Orientasi 5 Dimana sekarang kita berada?
Negara:
Panti:
Propinsi:
Wisma:
Kabupaten/Kota:
3. Registrasi 3 Sebutkan 3 nama obyek
(missal: kursi, meja, kertas),
kemudian ditanyakan kepada
pasien, menjawab:
Kursi, Meja, kertas
4. Perhatian dan 5 Meminta pasien berhitung
Kalkulasi mulai dari 100 kemudian
kurangi 7 sampai 5 tingkat.
Jawaban :
32
93, 86, 79, 72, 65
5. Mengingat 3 Meminta pasien untuk
mengulangi ketiga obyek pada
poin ke-2 (tiap poin nilai 1)
6. Bahasa 9 Menanyakan pada pasien
tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut).
1. Polpen
2. Buku
3. Minta pasien untuk
mengulangi kata berikut:
“ tidak ada, dan, jika, atau
tetapi”
Pasien menjawab:
33
Total nilai 30
Interpretasi hasil:
Kesimpulan :
NO PERTANYAAN YA TIDAK
34
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda?
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
2.
minat atau kesenangan anda?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong?
4. Apakah anda sering merasa bosan?
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap
5.
saat?
Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan
6.
terjadi pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
7.
hidup anda?
8. Apakah anda merasa sering tidak berdaya?
Apakah anda lebih sering dirumah dari pada pergi
9.
keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
10. dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan
orang?
Apakah anda pikir keadaan anda saat ini
11.
menyenangkan?
Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan
12.
anda saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh semangat?
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
14.
harapan?
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaan
15.
daripada anda?
35
8) Pola Seksual dan Reproduksi
membran mukosa.
spiritual.
atau proses kehidupan yang dialami baik secara aktual maupun potensial
yakni:
36
1. D.0078 Nyeri Kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal
sendi
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis (Tim Pokja SIKI DPD
PPNI, 2018).
sendi
37
38
Tabel 2.7 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri Kronis berhubungan Setelah dilakukan intervensi, diharapkan tingkat Manajemen Nyeri (I.08238)
dengan kondisi nyeri menurun dengan kriteria hasil: a. Observasi
musculoskeletal kronis a. Keluhan nyeri menurun 1) Observasi TTV
(adanya inflamasi sendi) b. Meringis menurun 2) Identifikasi lokasi, karakteristik,
c. Gelisah menurun durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
d. Kesulitan tidur menurun nyeri (PQRST)
e. Nafsu makan membaik 3) Identifikasi respon nyeri non verbal
f. Frekuensi nadi membaik b. Terapeutik
g. Pola nafas membaik 4) Berikan teknik non farmakologis
h. Tekanan darah membaik (Tim Pokja SLKI untuk mengurangi rasa nyeri (kompres
DPP PPNI, 2019) hangat)
5) Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (teknik
nafas dalam)
c. Edukasi
6) Edukasi kepatuhan program
pengobatan
39
7) Berikan edukasi tentang RA
d. Kolaborasi
8) Kolaborasi pemberian analgetik
2. Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan intervensi, diharapkan Dukungan Ambulasi (I.06171)
berhubungan dengan kemampuan dalam melakukan gerakan a. Observasi
kekakuan sendi meningkat dengan kriteria hasil: 1). Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
a. Pergerakan ekstremitas meningkat fisik lainnya
b. Kekuatan otot meningkat 2). Monitor frekuensi jantung dan
c. Rentang gerak (ROM) meningkat tekanan darah sebelum memulai
ambulansi
3). Monitor kondisi umum selama
melakukan ambulansi
b. Terapeutik
4). Fasilitasi aktivitas ambulansi dengan
alat bantu (mis. Tongkat, kruk)
c. Edukasi
5). Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
6). Ajarkan ambulasi sederhana yang
40
harus dilakukan (mis. Berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari
tempat tidur ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)
3. D.0136 Risiko Cedera Setelah dilakukan intervensi, diharapkan tingkat Pencegahan Jatuh (I. 14540)
jatuh berkurang, dengan kriteria hasil: a. Observasi
berhubungan dengan
a. Jatuh dari tempat tidur menurun 1). Identifikasi faktor risiko jatuh (mis.
gangguan musculoskeletal
b. Jatuh saat berdiri cukup menurun usia >65 tahun, penurunan tingkat
(penurunan kekuatan otot) c. Jatuh saat duduk menurun kesadaran, deficit kognitif, hipotensi
d. Jatuh saat berjalan cukup menurun ortostatik, gangguan keseimbangan,
e. Jatuh saat dipindahkan menurun gangguan penglihatan, neuropati)
f. Jatuh saat naik tangga cukup menurun 2). Identifikasi faktor lingkungan yang
g. Jatuh saat dikamar mandi cukup menurun meningkatkan risiko jatuh (mis. lantai
h. Jatuh saat membungkuk cukup menurun licin, penerangan kurang)
b. Terapeutik
3). Gunakan alat bantu berjalan ( mis.
kursi roda, walker)
41
c. Edukasi
4). Anjurkan menggunakan alas kaki
yang tidak licin
5). Anjurkan berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan tubuh
42
2.3.4 Implementasi Keperawatan
43
Evaluasi bertujuan untuk melihata dan menilai kemampuan untuk
belum teratasi.
44
a. Masalah belum teratasi
yang telah diamati dan dikaji oleh perawat dimana pasien tidak
c. Masalah teratasi
45
4. P : Merujuk pada planning atau perencanaan tindakan yang akan
a. Intervensi dilanjutkan
releven
b. Intervensi dihentikan
2018)
46
BAB III
METODE PENELITIAN
dalam bentuk studi kasus untuk mengetahui masalah asuhan keperawatan pada
evaluasi.
Subjek penelitian yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
merupakan individu dengan kasus yang akan diteliti secara rinci dan mendalam.
berlangsung
47
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Usia Terlantar “Senjah Cerah” Paniki. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada
yang ada pada kategori batasan lansia yaitu lanjut usia (elderly) dan lanjut usia
tua (old) yang saat ini berada di UPTD Balai Penyantunan Sosial Lanjut Usia
tanda dan gejala seperti nyeri pada bagian persendian, lutut, bahu, pinggul,
48
3.6 Pengumpulan Data
pengumpulan data dari data primer dan data sekunder. Data primer
a. Pengamatan (Observasi)
b. Wawancara
49
c. Pemeriksaan Fisik
50
3.7 Instrumen Penelitian
yang variable yang di teliti. Alat dan bahan untuk penelitian ini menggunakan
menghasilkan sebuah data yang akurat. Selain itu, keabsahan data dilakukan
hari, sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data
utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.
51
3.10 Etika Penelitian
ukur dan hanya mencantumkan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
masalah-masalah lainnya.
52
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah Nurul. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gout Arthritis
Di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda Tahun 2019
( Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur), https://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id/416/, 16 Oktober 2022
Jumlah Kasus 10 Jenis Penyakit Terbanyak di Kota Manado, (2020) Badan Pusat
Statistik Kota Manado, https://manadokota.bps.go.id, 16 Oktober 2022
Panduan Karya Tulis Ilmiah dan Skripsi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
Tahun 2016
53
Perhimpunan Reumatologi Indonesia. (2021), https://reumatologi.or.id, 15 April
2023
54