ASUHAN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
1. DEWI YUANITA
3. MARSAMIDO ADADIKAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
tugas ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga penulis
Tiada gading yang tidak retak, demikian pula dengan penulisan makalah
ini, penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. penulis
akan sangat berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan, kritik
dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan tugas makalah ini. Harapan
penulis semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga amal kebaikan
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara
seluruh dunia mencapai angka 355 juta jiwa, diperkirakan angka ini akan
suku.
1
Manifestasi rematik yaitu: nyeri sendi, inflamasi, deformitas
ringan dengan skala nyeri 1-3, nyeri sedang dengan skala nyeri 4-7, nyeri
berat dengan skala nyeri 8-10 (Soeroso 2010). Untuk itu diharapkan para
kompres panas, kompres dingin, tarik nafas dalam, hipnosis dan senam
rematik untuk menghilangkan rasa nyeri pada sendi serta inflamasi pada
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
asuhan keperawatan.
2
2. Tujuan Khusus
rematik.
rematik.
C. Manfaat Penulis
1. Bagi Penulis
asuhan keperawatan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi lansia
: usia pertengahan (Middle age )= kelompok usia 45-59 tahun, usia lanjut
(Elderly)= antara 60-74 tahun, usia lanjut tua (Old)= antara 75-90 tahun,
(Kurhariyadi,2011).
4
3. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
a. Sel
cairan intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan
b. Sistem Persyarafan
sentuhan.
c. Sistem Penglihatan
d. Sistem Pendengaran
suara atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata,
5
tahun, membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
e. Sistem Cardiovaskuler
dari pembuluh darah perifer, sistole normal ±170 mmHg, diastole normal
± 95 mmHg.
aktifitas otot.
g. Sistem Respirasi
6
turun. Kemampuan batuk menurun (menurunnya aktifitas silia), O2
h. Sistem Gastrointestinal
i. Sistem urinaria
sampai 200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi
sekunder.
j. Sistem Endokrin
dan testoteron.
k. Sistem Kulit
7
vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat
l. System Muskuloskeletal
2. Perubahan psikososial
keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum
orang lain.
8
Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik
dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
pada lansia.
kehidupannya.
9
Pasangan hidup telah meninggal.
Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati
hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering
atas.
yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang
10
untuk mempersiapkan diri, bukan hanya diberi waktu untuk masuk
11
Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya
masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit,
yang tidak punya keluarga atau sanak saudara karena hidup membujang,
atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak dan pasangannya
menjadi terlantar.
12
(Daud,2004). Penyakit autoimun terjadi jika system imun menyerang
system organ.
B. Klasifikasi Rematik
Reumatik, Artritis gout. Rematik non artikular arau ekstra artikular yaitu
13
Rematik dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu:
a. Osteoatritis
beban.
b. Artritis Rematoid
organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien Atritis Rematoid terjadi setelah
Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
c. Olimialgia Reumatik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri
bahu, dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut
d. Artritis gout
akut. Penyakit ini terjadi pada pria dan wanita pada usia pertengahan.
C. Etiologi Rematik
adalah:
14
a. Umur
b. Jenis kelamin
RA jauh lebih sering pada perempuan disbanding laki- laki dengan rasio
3:1. Meskipun mekanisme yang terkait jenis kelamin belum terkait masih
pengaruh.Wanita lebih sering terkena rematik pada lutut dan pria lebih
c. Genetik
Factor genetic berperan 50% sampai 60% dalam perkembangan RA. Selain
itu ada kaitannya juga antara Riwayat keluarga dengan kejadian RA pada
miaslnya pada seorang ibu dari seorang wanita dengan rematik pada sendi-
sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering rematik pada sendi
15
d. Kegemukan (Obesitas)
timbulnya rematik pada pria dan wanita. Karena menahan beban berat
D. Manifestasi Klinis
2. Kelemahan otot.
4. Kekakuan sendi.
6. Gangguan fungsi.
8. Sendi goyah.
(Soumya,2011)
16
E. Patofisiologi
struktur sendi dan sekitarnya termasuk tulang rawan sendi dan kapsul
parut. Proses ini secara lambat merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat
serta deformitas.
17
WOC
Sinovial Menebal
Kurang Pengetahuan
Kartilago Nekrosis
& Subluksasi
18
F. Pemeriksaan Penunjang
klinis)
1. Tes serologik
20 kasus.
- Erosi sendi
- penyakit aktif
- amiloidosis
- infeksi
- sindroma Sjorgen ;
19
3) Anemia : berat ringannya anemia normakromik biasanya berkaitan
dengan aktifitas.
G. Pencegahan Rematik
H. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Memberikan Pendidikan
cukup, gunakan kaos kaki atau sarung tangan sewaktu tidur malam,
2. Istirahat
Sangat penting karena Rematoid Artritis biasanya disertai rasa lelah yang
hebat. Oleh karena itu, pasien harus membagi waktu istirahat dan
beraktivitas.
3. Latihan Fisik
mencakup gerakan aktif dan pasif semua sendi yang sakit, minimalnya
2x sehari.
4. Termotrafi
Lakukan kompres panas pada sendi- sendi yang sakit dan bengkak
5. Gizi
Adapun syarat – syarat diet atritis reumatoid adalah protein cukup, lemak
I. Penatalaksanaan medis
destruksi.
(Putra dkk,2013).
3. Kortikosteroid
4. Rehabilitasi
5. Pembedahan
sabagainya.(Kapita Selecta,2014).
BAB III
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
keletihan.
b. Kardiovaskuler
c. Integritas ego
lain).
d. Makanan/ cairan
membran mukosa.
e. Hygiene
f. Neurosensori
simetris
g. Nyeri/ kenyamanan
h. Keamanan
mukosa.
i. Interaksi sosial
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
didasarkan pada criteria hasil yang telah dibuat sebelumnya (Gordon dalam
E. Evaluasi
akhir yang teramati dan tujuan atau criteria hasil yang dibuat pada tahap
menunjukkan tercapainya tujuan dan criteria hasil, klien bisa keluar dari