PADA LANSIA
Disusun Oleh :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Proses penulisan penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan dan
doa dari berbagai pihak, Oleh karena itu pada kesempatan kali ini peneliti mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Ns. Ashar Prima, M. Kep selaku PLT. Ketua STIKES Bani Saleh Bekasi
2. Ibu Ns. Indah Puspitasari., M. Kep Selaku Ketua Program Studi Keperawatan
D-3 STIKES Bani Saleh Bekasi.
3. Ibu Salamah Thomasita Batubara.,M.K.M selaku Dosen pengampu mata kuliah
riset keperawatan
4. Orang tua kami, yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik
material maupun emosional
5. Teman-Teman kelompok 1 yang telah ikut serta membantu menyelesaikan
Tugas Penelitian ini.
Dengan kerendahan hati peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kata sempurna, baik dari teknis penulisan maupun Bahasa. Untuk itu, peneliti
mengharapkan kritik dan saran guna untuk membangun dari berbagai pihak demi
sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga bermanfaat bagi peneliti maupun
pembaca nya.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua adalah proses kehidupan yg di tandai dengan adaya
penurunan kesehatan baik secara fisik, psikologis maupun sosial yg saling
berkaitan antara satu dengan yg lainnya. Jumlah lansia saat ini di kawasan asia
tenggara sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa (Wulandari et al., 2020)
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2010-2035, jumlah penduduk
lansia di Jawa Barat pada tahun 2017 sebanyak 4,16 juta jiwa, sedangkan pada
tahun 2015jumlah penduduk lansia sebanyak 3,77 juta jiwa. Pada tahun 2021
jumalh penduduk lansia di Jawa Barat diperkirakan sebanyak 5,07 juta jiwa atau
sebesar 10,04 persen dari penduduk total Jawa Barat. Kondisi ini menunjukan
bahwa Jawa Barat sudah memasuki ageing population. Atau populasi penuaan.
(Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2017)
Salah satu masalah yang sering terjadi pada lansia adalah insomnia atau
kesulitan untuk tidur yaitu ketidakmampuan untuk tidur walaupun ada keinginan
untuk melakukannya. Dampak yang ditimbulkan dari insomnia yaitu mengantuk
berlebihan pada siang hari, gangguan memori, mood , depresi dan penurunan
kualitas hidup.
Dampak yang ditimbulkan dari insomnia yaitu mengantuk berlebihan di
siang hari,gangguan atensi dan memori,mood,depresi dan penurunan kualitas
hidup (prananto,2016). Sehingga diperlukan berbagai terapi untuk mengatasi
insomnia pada lansia, beberapa terapi komplementer yang dapat terapkan
untuk mengatasi insomnia pada lansia yaitu terapi rendam air hangat.
Pemanfaat air dapat menyembuhkan keluhan penyakit atau sering di
sebut hidroterapi Pengaturan sirkulasi tubuh Terapi air angat dapat meringankan
penyakit demam , radang paru-paru, sakit kepala insomnia dan bisa berdampak
fisiologis terutama pada pembuluh darah agar sirkulasi darah lancar .
Pengaturan air untuk terapi biasa digunakan pada suhu 37-39c di atas
suhu tubuh, pasien sehingga merasa nyaman dan dapat meringankan pada otot
mempelancar perderahan darah.
Maka dari itu rendam air angat bisa membantu menghilangkan stress
dan membuat tidur lebih mudah .Menurut putra (2017) menyatakan bahwa terapi
rendam kaki dengan air hangat bisa meningkatkan kualitas tidur.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui manfaat atau keefektivan rendam kaki dengan air hangat
terhadap insomnia pada lansia.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui keefektifan rendam kaki dengan air hangat terhadap
insomnia lansia
b. Untuk mengetahui kejadian insomnia pada lansia
c. Mendeskripsikan hasil pengamatan pada imsomnia lansia
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai penerapan rendam kaki dengan air hangat terhadap
insomnia pada lansia, sehingga dapat diterapkan serta dapat mengurangi
insomnia pada lansia.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi pengalaman bagi peneliti serta untuk mengetahui
Manfaat rendam kaki dengan air hangat bagi penderita insomnia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi atau pustaka untuk penelitian selanjutnya tentang
penerapan rendam kaki dengan air hangat terhadap insomnia pada lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Definsi
Lansia merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia dan merupakan proses
alami yang tidak dapat dihindari (Setiowati, 2012).
Menurut World Health Organisation ( WHO, 2013), menerangkan bahwa lansia
adalah seseorang yang berusia diatas 60 tahun. Lansia merupakan kelompok yang
dikategorikan berdasarkan umur yang sudah memasuki tahap akhir dari fase
kehidupan yang mengalami aging process atau proses penuaan.
Usia lanjut dikatakan mewakili tahap perkembangan akhir dari siklus hidup
manusia,termasuk biologis,psikologis,dan sosial (Kusumawati dan Hartono ,2010).
2. Batasan-batasan lansia
Batasan umur pada lanjut usia menurut WHO (2015) meliputi:
a. Usia pertengahan yaitu usia 45 sampai 59 tahun (middle age)
b. Lanjut usia yaitu 60 sampai 74 tahun (elderly)
c. Lanjut usia tua yaitu usia 75 tahun sampai 90 tahun (old)
d. Usia sangat tua diatas usia 90 tahun ( very old)
2. Etiologi
Insomnia dikaitkan dengan ritme sirkadian, hormon, kondisi medis (lesi otak,
tumor, stroke, refluks esofagitis, penyakit Alzheimer, hipertiroidisme, asma,
penyakit Parkinson), gangguan mood (gangguan bipolar, kecemasan, depresi). ,
psikosis), media, atau perangkat elektronik. Perangkat kamar tidur, obat-obatan
(kortikosteroid, statin, alpha-blocker, beta-blocker, SSRI, ACE inhibitor) dan
faktor lainnya (parasit, kehamilan, genetika, stres) (Anggara & Annisa, 2019).
Insomnia bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti stres, stres karena pekerjaan,
sekolah, atau keluarga, dan pikiran Anda menjadi aktif di malam hari. Kecemasan
dan depresi, ketidakseimbangan kimiawi di otak atau karena kecemasan yang
berhubungan dengan depresi. Beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan
darah, obat alergi, stimulan, kortikosteroid, dan obat resep dapat mengganggu
tidur. Kafein, Nikotin, dan Alkohol dan Gangguan Gejala Nyeri Kronis, Kesulitan
Bernapas, dan Gangguan Lainnya menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat
menyebabkan insomnia (Abarca, 2021)
Menurut (Wulandari et al., 2020) Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi
terjadinya insomnia, insomnia lebih banyak dialami oleh perempuan dikarenakan
perempuan mudah mengalami kegelisahan, stress, kecemasan dan depresi.
5. Patofisiologi insomnia
Menurut (Guyton & Hall, 2014) tidur merupakan suatu ritme biologis yang
bekerja selama 24 jam yang bertujuan untuk mengembalikan stamina untuk
kembali melakukan aktivitas. Tidur dan terbangun juga di atur oleh batang otak,
thalamus, hypothalamus dan beberapa neurohormon dan neurotransmitter juga
yang berhubungan dengan tidur. Hasil yang diproduksi oleh mekanisme serebral
dalam batang otak disebut juga serotonin. Serotonin merupakan neurotransmitter
yang juga berperan sangat penting dalam merangsang rasa kantuk, dan juga sebagai
medula kerja otak.
Dalam tubuh juga serotonin dapat diubah menjadi melatonin yang merupakn
hormon katekolamin yang dapat di produksi secara alami oleh tubuh. Dengan
adanya lesi pada pusat pengaturan tidur di hypothalamus juga dapat mengakibatkan
keadaan siaga tidur. Katekolamin yang dilepaskan akan menghasilkan hormone
norepinefrin yang akan merangsang otak secara untuk melakukan peningkatan
pada aktivitas.
6. Penangganan Insomnia
Adapun penanganan insomnia yaitu dengan cara mengoptimalkan pola tidur yang
sehat.terapi insomnia dapat dilakukan dengan cara pendekatan non farmakologi
atau farmakologi .pengobatan insomnia dapat diarahkan pada faktor
penyebab.identifikasi pada faktor penyebab yaitu dengan cara mengoptimalkan
penanganan gangguan medis,penanganan nyeri,menangani gangguan tidur
primer,dan penyalahgunaan obat-obatan .insomnia kronis dapat disembuhkan jika
penyebab medis atau psikiatri di evaluasi dan di obati dengan benar.(Coello, 2012)
7. Komplikasi
Menurut Komplikasi akibat insomnia dapat menganggu fungsi otak yang tepat,
Otak menggunakan tidur sebagai proses aktif, dan pada saat seseorang sedang tidur
otak akan melatih semua sel saraf dengan melewatkan sinyal aktifitas listrik
melalui semua sel saraf. ketika sel saraf otak tidak mendapatkan jumlah tidur yang
cukup maka kerja fungsi otak dalam hal menyimpan atau mengambil informasi dan
kemampuan untuk mentoleransi situasi stress dan berfungsi pada tingkat yang lebih
tinggi dapat terganggu dan tidak optimal.
6. Efek Samping
Secara ilmiah air hangat memiliki dampak fisiologis terhadap tubuh. Yang
utama berdampak pada pembuluh darah, hangatnya air membuat sirkulasi darah
menjadi lancar. Yang kedua pembebanan di dalam air yang menjadi faktor yang
akan menguatkan ligamen dan otot-otot yang dapat mempengaruhi sendi tubuh
(Dewi & Rahmawati, 2019)
Kehancuran jaringan dapat timbul ketika suhu tubuh terpapar air terlalu panas,
kaji selalu berkala suhu pada terapi air hangat dan kaji keadaan kulit pasien selama
terapi berlangsung (MeChan et.al.2009)
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus. Yaitu memberikan
gamabran penerapan terapi rendam kaki dengan air hanagat pada lansia yang mengalami
insomnia. Informasi dan data base pada penelitian ini dikumpulkan melalui google schoolar dan
observasi. Untuk mengetahui evidence based tentang terapi rendam kaki dengan air hangat pada
lansia maka dilakukan pencarian literatur dengan formulasi PICO sebagai berikut:
Population : Lansia
Comparisson :-
Berdasarkan formulasi PICO diatas maka penulis merumuskan research question yaitu “ apakah
rendam kaki dengan air hangat dapat mengatasi gangguan insomnia pada lansia”
DAFTAR PUSTAKA
Abarca, R. M. (2021). Insomnia yaitu kesulitan untuk memulai tidur dan mempertahankan tidur
merupakan gangguan klinis yang termasuk kondisi dimana seseorang kesulitan untuk tidur
kondisi ini seperti bangun di tengah malam hari, kesulitan tidur dan terbangun terlalu pagi.
Nuevos Sistemas de Comunicación e Información, 2013–2015.
Arifin, N., & Mustofa, A. (2021). Penerapan rendam kaki air hangat untuk menurunkan tekanan
darah pada lansia hipertensi. Ners Muda, 2(3), 106. https://doi.org/10.26714/nm.v2i3.8133
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. (2017). Profil Lansia Provinsi Jawa Barat 2017.
Diakses pada tanggal 1 november 2022,
https://jabar.bps.go.id/spublication/2018/05/29/09e63178d5ac779bab448180/profil-lansia-
provinsi-jawa-barat-2017
Dewi, S. U., & Rahmawati, P. A. (2019). Penerapan Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air
Hangat Dalam Menurunkan Tekanan Darah. JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan
Orthopedi), 3(2), 74–80. https://doi.org/10.46749/jiko.v3i2.33
Guyton & Hall. (2014). Yang Merupakan Neurotransmiter Yang Berperan Penting Dalam
Menginduksi Rasa Kantuk, Juga Sebagai Medula Kerja Otak. Paper Knowledge . Toward
a Media History of Documents, 5–13.
Sohib Muhammad. 2021. Literature Review: Pengaruh Pemberian Terapi Rendam Air Hangat
Untuk Mengatasi Gangguan Insomnia Pada Lansia. Bekasi: STIKES Bani Saleh.
Setiowati, E. W. (2012). Analisa Konsep Diri pada Lansia yang dirawat di panti Werdha Darma
Bhakti Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wulandari, F., Hartutik, S., Surakarta, K., Tengah, J., & Kaki, R. (2020). Penerapan Rendam
Kaki dengan Air Hangat terhadap Masalah Insomnia pada Lansia di Pucangsawit.
01(03), 120–124.