Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNOLOGI DALAM MODALITAS PELAKSANAAN

KEPERAWATAN II
“HYDROTHERAPY FOOTBATH”

Dosen Pembimbing:
Rismadefi Woferst., SSi., M.Biomed

Disusun Oleh:
Kelompok 3 (A 2017 3)
Nama Anggota :

Jhodi Ibrahim (1711113657)


Maidenni Fortuna (1711113732)
Maulia Trijuliani Putri (1711123115)
Megawati (1711123135)
Mei Indah Novayani (1711123142)
Nanik Saryati (1711113669)
Netty Ami Ruhama (1711114102)
Nhelmy Nursepta (1711114095)
Novitasari Wijayanti (1711113771)
Nur Ela Janniati Sakina (1711123015)
Permata Rigina Sonia (1711122753)
Putri Dwi Ayuningrum (1711113656)
Putri Melda Nengsih (1711122243)
Ranti Marisa (1711113708)
Retno Ayu Widiyastuti (1711113701)
Sintya Eka Putri (1711113719)
Vivi Dwiyani (1711121838)
Tia Pratiwi (1711123099)
Wulan Dari (1711113724)
Zahwa Ayunda Salsabila (1711123000)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Teknologi dalam Modalitas Pelaksanaan
Keperawatan II tentang “HYDROTHERAPY FOOTBATH”ini dengan baik meskipun masih
banyak kekurangan didalamnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rismadefi
Woferst., SSi., M.Biomed sebagai dosen pembimbing makalah pleno ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Hydrotherapy Footbath, semoga dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna untuk kami sendiri maupun orang yang
membaca.

Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata ataupun ada kata-kata yang kurang
berkenan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Pekanbaru,3 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 4

A. Definisi Hidroterapi 4
B. Cara Kerja Hidroterapi Footbath 4
C. Manfaat dan Tujuan Hidroterapi 5
D. Indikasi dan Kontraindikasi 6
E. Evidence Based 6
F. Penilaian Efektivitas Footbath 8

BAB III. PENUTUP 9

A. Kesimpulan 9
B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia adalah kelanjutan dari usia dewasa yang merupakan proses alami yang
sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho, 2008). Akibatnya jumlah lanjut
usia semakin bertambah dan cenderung lebih cepat dan pesat (Nugroho, 2006). Sistem
tubuh pada lanjut usia akan mengalami penurunan diberbagai aspek baik biologis,
fisiologis, psikososial, maupun spiritual yang merupakan suatu proses penuaan (Stanley &
Beare, 2006).
Menurut Word Health Organization (WHO) populasi lansia yang berusia diatas 60
tahun diperkirakan menjadi dua kali lipat dari 11% pada tahun 2000 dan akan bertambah
menjadi 22% tahun 2050. Pada tahun 2000 penduduk lansia populasinya berjumlah 605
juta jiwa dan akan bertambah menjadi 2 miliar pada tahun 2050 (WHO, 2012).
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2013, jumlah lansia di Indonesia telah mencapai 20,40
juta orang atau sekitar 8,05% dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk di Indonesia
diperkirakan akan terus bertambah menjadi sekitar 450.000 jiwa per tahun. Dengan
demikian, jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2025 akan bertambah sekitar
34,22 juta jiwa (BPS, 2013).
Semakin bertambahnya umur manusia, akan terjadi proses penuaan dengan diikuti
berbagai permasalahan kesehatan terutama secara degeneratif yang berdampak pada
perubahan-perubahan pada diri manusia baik dari perubahan fisik, kognitif, perasaan,
sosial, dan seksual (Azizah, 2011). Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan
berbagai macam gangguan, salah satunya adalah gangguan sulit tidur (insomnia). Lansia
yang berusia diatas 65 tahun yang tinggal di rumah mengalami gangguan tidur sebesar 50%
dan lansia yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang sebesar 66%. Lansia
mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari sebesar 70-80% dibanding dengan
usia muda, dimana 1 dari 4 lansia yang berusia 60 tahun atau lebih mengalami gangguan
tidur (Adiyati, 2010).

Insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang sulit tidur, sering terbangun pada
malam hari atau tidak dapat tidur kembali (Pratiwi, 2009). Menurut Widya (2010),
insomnia merupakan suatu keadaan dimana seseorang sulit untuk tidur atau tidak dapat
tidur dengan nyenyak. Penanganan insomnia dapat dilakukan secara farmakologis dan non
farmakologis. Penanganan secara farmakologis seperti obat-obatan hipnotik sedatif seperti
Zolpidem, Tradozon, Lorazepam, Fenobarbital, Diazepam, Klonazepam, dan Amitripilin
yang akan memiliki efek samping seperti gangguan koordinasi berfikir, gangguan fungsi
mental, amnesia anterograd, ketergantungan, dan bersifat racun (Wiria, 2008). Sedangkan
penanganan non farmakologis termasuk penanganan yang aman, efektif, dan tanpa efek
samping seperti terapi komplementer yang termasuk terapi pengobatan alamiah. Menurut
1
National Institute of Health (NIH), terapi komplementer dikategorikan menjadi 5 yaitu : (1)
Biological based practice : Herbal, vitamin dan suplemen lain, (2) Mind-body techniques :
Meditasi, (3) Manipulative and body-based practice : Pijat (massage), refleksi (4) Energy
therapies : Terapi medan magnet, (5) Ancient medical systems : Obat tradisional chinese,
ayurvedic, akupuntur (Suardi, 2011). Menurut Sudoyo (2006), terapi komplementer bisa
dilakukan dengan cara terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi, terapi
tertawa, akupuntur, akupressur, aromaterapi, refleksiologi, dan hidroterapi.

Terapi pijat (massage) merupakan tindakan manipulasi otot-otot dan jaringan dalam
tubuh dengan tekanan, menggosok, dan vibrasi atau getaran dengan menggunakan sentuhan
tangan, jari-jari tangan, sikut, kaki, dan alat-alat manual atau elektrik untuk memperbaiki
kondisi kesehatan (Nurgiwiati, 2015). Manfaat terapi pijat (massage) salah satunya di kaki
dapat merangsang titik-titik saraf dengan tekanan jari sehingga dapat mengirim sinyal
langsung ke otak untuk memicu terlepasnya bahan kimia seperti endorphin yang dapat
membuat rasa nyaman, mengurangi rasa sakit, dan stres (Trionggo, 2013).
Selain penanganan non farmakologi terapi pijat (massage), merendam kaki
menggunakan air hangat merupakan pengobatan tradisional cina (CTM) dengan suhu
sekitar 40 oC (Gunawan, 2014).
Merendam kaki dengan air hangat bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah,
mengurangi edema, mengendorkan otot-otot, meningkatkan relaksasi otot, meringankan
kekakuan otot, menghilangkan stres, meningkatkan permeabilitas kapiler dan dapat
menyehatkan jantung. Sehingga rendam air hangat efektif digunakan untuk menurunkan
insomnia pada lansia. Rendam air hangat pada kaki ini juga sangat mudah dilakukan oleh
semua orang, tidak membutuhkan biaya yang mahal, dan tidak memiliki efek samping yang
berbahaya (Perry & Potter, 2006).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rendam air hangat pada kaki
terhadap penurunan insomnia pada lansia.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui gambaran insomnia sebelum dilakukan rendam air hangat pada kaki.
b. Menganalisa gambaran insomnia pada lansia sesudah dilakukan rendam air hangat
pada kaki.
c. Menganalisis pengaruh rendam air hangat pada kaki terhadap penurunan insomnia
pada lansia.
C. Manfaat
1. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan ilmu bagi peneliti
tentang pengaruh rendam air hangat pada kaki terhadap penurunan insomnia pada lansia.
2. Bagi institusi pendidikan

2
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bukti dan acuan dalam penurunan
insomnia pada lansia dengan menggunakan rendam air hangat pada kaki.
Mengembangkan ilmu dan keterampilan dalam merawat pasien lansia yang mengalami
insomnia.

3. Bagi masyarakat
Membantu lansia dan masyarakat yang mengalami gangguan tidur agar secara
mandiri atau dibantu keluarga dalam melakukan rendam air hangat pada kaki
4. Bagi perawat dan tenaga kesehatan
Sebagai lahan bagi tenaga kesehatan untuk dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara komprehensif dalam penatalaksanaan terapi komplementer bagi
penderita insomnia.

BAB II

PEMBAHASAN
3
A. Definsi

Hidrotherapy atau terapi air adalah metode perawatan dan penyembuhan dengan
menggunakan air untuk mendapatkan efek-efek terapis (Chaiton , 2002) . Secara khusus , air
memiliki kualitas untuk mencapai respon tubuh yang bisa menyembuhkan simpton-simpton
dan meningkatkan mekanisme tubuh dalam menghadapi ancaman eksternal . Media air bisa
digunakan karena faktor buoyancy (keterapungan) baik di kolam renang maupun kolam
terapi . Air dapat digunakan sebagai terapi dalam kondisi panas , hangat, netral (temperatur
tubuh) , dingin , atau dalam kondisi beku (es).

Hidrotherapy sesungguhnya merupakan metode terapi dengan pendekatan "low-tech"


yang mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap air . Beberapa keuntungan yan g
diperoleh dari terapi air antara lain: untuk mencegah flu/demam, memperbaiki fertilitas,
menyembuhkan kelelahan, meningkatkan fungsi imunitas, meningkatkan energi tubuh, dan
membantu kelancaran sirkulasi darah (Chaiton , 2002 ; Bate s A, & Hanse n N , 1996).

Air hangat adalah satu media terapi yang bisa digunakan untuk
pengobatan, efek hidrostatik, hidrodinamik dan suhu hangatnya yang membuat
peredaran darah di dalam tubuh menjadi lancar. Selain dapat memperlancar
peredaran darah, air hangat juga memberikan efek ketenangan bagi tubuh
(Kusumastuti, 2008 dalam Yulfa, 2013). Salah satu media yang menggunakan
air hangat untuk terapi adalah dengan Hidroterapi. Hidroterapi adalah metode
pengobatan menggunakan air untuk mengobati atau meringankan berbagai
keluhan (Yulfa, 2013). Hidroterapi rendam hangat ini sangat mudah dilakukan
oleh semua orang, tidak membutuhkan biaya yang mahal, tidak memiliki efek
samping yang berbahaya (Perry & Potter, 2006 dalam Damayanti, 2014).

B. Cara kerja Hidroterapi Foothbath

Cara kerja hirdoterapi ketika tubuh sedang stress atau sakit, perubahan yang terjadi
mengakibatkan denyut nadi dan tekanan darah meningkat. Telah diamati bahwa hidroterapi
mampu meringankan kondisi tersebut dengan mengurangi tingkat setress dan memperbaiki
pembengkakan sendi. Hidroterapi mengurangi rasa sakit dengan merangsang produksi
endorphine, yang merupakan zat kimia saraf yang memiliki sifat analgesik. Terapi ini juga
membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan memperlebar pembuluh darah sehingga
lebih banyak oksigen di pasok ke jaringan yang mengalami pembengkakan. Perbaikan
sirkulasi darah juga memperlancar sirkulasi getah bening sehingga membersihkan tubuh dari
racun.

Rendam kaki menggunakan air hangat. :

Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh. Pertama
berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi
lancar, yang kedua adalah faktor pembebanan di dalam air yang akan menguatkan otot-otot
dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh(Hembing, 2000). Hidroterapi rendam air

4
hangat sangat mudah dilakukan oleh semua orang, tidak membutuhkan biaya yang mahal,
dan tidak memiliki efek samping yang berbahaya (Potter & Perry, 2006).

Pada pengobatan tradisional tiongkok, telapak kaki merupakan titik awal dan akhir
dari enam merdian. Terdapat lebih dari 60 titi akupuntur di telapak kaki yang berhubungan
dengan empedu, kandung kemih, lambung, limpa, hati, dan ginjal. merendam kaki dalam air
hangat dapat membantu membuka meridian yang tersumbat dan meningkatkan sirkulas
darah di seluruh tubuh.

Prinsip kerja dari terapi ini yaitu dengan menggunakan air hangat yang bersuhu 40,5 -
43 °c selama 20 - 30 menit secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari air hangat
ke tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan dapat menurunkan
ketegangan otot. Tujuan dari terapi ini adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah,
mengurangi edema,meningkakan relaksasi otot, menyehatkan jantung, mengendorkan otot-
otot,menghilangkan setress, meringankan rasa sakit, meningkatkan permeabilitas kapiler,
memberikan kehangatan pada tubuh sehingga sangat bermanfaat untuk terapi penurunan
tekanan darah pada kasus hipertensi. Terapi rendam kaki air hangat ini memiliki banyak
manfaat, namun dalam beberapa kasus terapi ini justru menjadi kontra indikasi, yaitu pada
kasus penyakit jantung dengan kondisi yang parah, orang yang memiliki tekanan darah
rendah, serta penderita diabetes karena kulit pasien diabetes akan mudah rusak walaupun
hanya dengan air hangat.

C. Manfaat dan Tujuan Hidroterapi


1. Manfaat

Karena air hangat yang mampu menyalurkan rasa rileks dan nyaman dan mampu
menstimulus otak untuk memerintahkan hipotalamus untuk meningkatkan produksi
hormon melatonin yang memiliki turunan hormon serotonin sebagai pengatur pola tidur
manusia dan gelombang sikardian manusia. Selain itu personal hygiene pada responden,
tempat tidur yang bersih dan nyaman, lingkungan yang bersih dan nyaman juga berperan
dalam meningkatkan kenyamanan responden (lansia) dipanti saat tidur sehingga mampu
meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan insomnia.

Secara alamiah air hangat memiliki dampak fisiologis pada tubuh, yaitu:

 Pada pembuluh darah, hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi encer.
 Faktor pembebanan di dalam air akan menguatkan otot-otot dan ligament yang
mempengaruhi sendi tubuh.

2. Tujuan :
 Untuk meningkatkan kualitas tidur dan terpenuhinya kebutuhan tidur
 Mampu menurunkan rasa ketidaknyamanan

5
 Membuatnya lebih merasa rileks yang akan meregangkan syaraf-syaraf yang kaku
sehingga gejala insomnia pun berkurang.

D. Idikasi dan kontraindikasi


1. Indikasi
Terapi rendam kaki menggunakan air hangat dengan suhu 38-40 °C di atas mata
kaki yang dilakukan selama 25-30 menit selain dapat menurunkan tekanan darah,
meringankan nyeri sendi, menurunkan ketegangan otot, melebarkan pembuluh darah,
membunuh kuman, menghilangkan bau dan juga dapat meningkatkan kualitas tidur untuk
lansia. Indikasinya sebagai berikut :
 Cedera subakut atau kronik
 Mengurangi pembengkakan, edema, dan ekimosis
 Mengurangi kejang otot
 Meningkatkan aliran darah
 Meningkatkan rentang gerakan sebelum aktivitas
 Memfasilitasi penyembuhan jaringan
 Memfasilitasi penyembuhan jaringan
 Meringankan kontraktur sendi
 Melawan infeksi
 Meningkatkan kualitas tidur lansia.

2. Kontraindikasi :
a. Individu dengan kelumpuhan atau gangguan lain yang menyebabkan gangguan
sensasi/rasa raba yaitu mereka yang tidak dapat merasakan perubahan suhu air
sehingga dapat menyebabkan luka bakar.
b. Individu dengan penyakit diabetes mellitus dan hipertensi disarankan untuk
berkonsultansi dahulu dengan dokter
c. Wanita hamil, lansia, orang yang sedang dibawah pengaruh alkohol atau obat
d. Orang berpenyakit kulit dan luka terbuka
e. Bak mandi, Jacuzzi dan kolam dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri dan
organism lain yang menyebabkan infeksi. Perlu diperhatikan kebersihan dan
perawatan, suhu yang tepat serta terapi dengan zat kimia tertentu

E. Evidence Based
1. EFEK HIDROTERAPI KAKI DALAM MENURUNKAN INSOMIA LANSIA DI
PANTI WREDHA SALIB PUTIH SALATIGA

Studi pendahuluan di Panti Wreda Salib Putih pada bulan Maret 2015. Ditemukan
dari 34 lansia didapatkan 24 lansia mengalami gangguan tidur. Tindakan yang sering
dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur. Tujuan penelitian untuk “Mengetahui efek

6
hidroterapi kaki dalam menurunkan insomnia lansia di Panti Wreda Salib Putih.
Hidrotherapi memiliki efek relaksasi bagi tubuh.

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan desain pre
test post test. Populasi penelitian ini lansia di Panti Wreda Salib Putih yang berjumlah 34
orang, sampel 24 orang. Variabel independen dalam hidroterapi kaki, variabel dependen,
insomnia. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner, KSPBJ-IRS
(Kelompok Studi Psikiatri Biologik Jakarta Insomnia Rating Scale). data sekunder
diperoleh melalui catatan administrasi Panti Wreda Salib Putih. Analisis data
menggunakan Paired Sample T-test. Hipotesis dalam penelitian ini diterima, jika nilai sig.
hasil penelitian atau p-value < α=5%. Hasil penelitian menunjukkan, 1) Sebelum diberi
tratmen hidroterapi kaki, mayoritas subjek penelitian mengalami insomnia ringan (22
orang atau 91,70%), 2) Setelah diberi treatmen hidroterapi kaki mayoritas subjek
penelitian sembuh dari insomnianya (19 orang atau 79,20%), 3) Hidroterapi kaki
memiliki efek dalam menurunkan insomnia lansia di Panti Wreda Salib Putih, dibuktikan
nilai t-hitung sebesar = 8,333 > t-tabel= 2,069. nilai p-value 0,000 <0,05.

Simpulan yaitu hidroterapi kaki terbukti dapat menurunkan insomnia pada


lansia. Saran dari penelitian ini, bagi pengurus panti treatmen hidroterapi ini sebagai
alternatif bagi penyembuhan insomnia lansia, yang sederhana, murah, dan mudah, jadi
tidak beresiko terhadap kesehatan lansia.

2. PENGARUH HIDROTERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP


KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Stroke non hemoragik merupakan penyakit gangguan fungsional otak akibat


sumbatan oleh bekuan darah, atau penyempitan sebuah arteri atau beberapa arteri yang
mengarah ke otak yang menyebabkan kelemahan kekuatan otot. Terapi non farmakologi
yang memiliki manfaat bagi penderita stroke non hemoragik salah satunya adalah
hidroterapi. Hidroterapi adalah penggunaan air untuk menyembuhkan dan meringankan
berbagai keluhan seperti untuk meningkatkan kekuatan otot. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh hidroterapi rendam kaki air hangat terhadap kekuatan otot
ekstermitas atas pada pasien stroke non hemoragik. Pada penelitian ini menggunakan
desain penelitian quasi experiment dengan pendekatan pre test and post test
nonequivalent control group. Sampel menggunakan tehnik non probability sampling
dengan pendekatan purposive sampling. Jumlah sempel 40 responden. Analisis data
dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukan ada
pengaruh rendam kaki air hangat terhadap kekuatan otot pasien stroke non
hemoragik dengan nilai p-value 0,000 dan ada perbedaan antara kelompok kontrol dan
kelompok intervensi pasien stroke non hemoragik dengan nilai p-value 0,008. Terdapat
pengaruh hidroterapi rendam kaki air hangat terhadap kekuatan otot ekstermitas atas
pasien stroke non hemoragik. Perawat sebagai praktisi kesehatan diharapkan dapat
memberikan hidroterapi rendam kaki air hangat untuk meningkatkan kekuatan otot pada
pasien stroke non hemoragik.
7
F. Penilaian Efektivitas Terapi Footbath

No Author Judul Sampel Hasil


.
1. Heri EFEK Populasi Hasil penelitian menunjukkan,
Wahyudi HIDROTERAPI penelitian ini 1) Sebelum diberi tratmen
KAKI DALAM lansia di Panti hidroterapi kaki, mayoritas
MENURUNKAN Wreda Salib Putih subjek penelitian mengalami
INSOMIA LANSIA yang berjumlah insomnia ringan (22 orang atau
DI PANTI 34 orang, sampel 91,70%), 2) Setelah diberi
WREDHA SALIB 24 orang. treatmen hidroterapi kaki
PUTIH mayoritas subjek penelitian
SALATIGA sembuh dari insomnianya (19
orang atau 79,20%), 3)
Hidroterapi kaki memiliki efek
dalam menurunkan insomnia
lansia di Panti Wreda Salib
Putih, dibuktikan nilai t-hitung
sebesar = 8,333 > t-tabel=
2,069. nilai p-value 0,000
<0,05. Simpulan yaitu
hidroterapi kaki terbukti dapat
menurunkan insomnia pada
lansia.
2. Setiyawan, PENGARUH Sampel Hasil penelitian menunjukan
Lina HIDROTERAPI menggunakan ada pengaruh rendam kaki air
Pratiwi, RENDAM KAKI tehnik non hangat terhadap kekuatan otot
Noerma AIR HANGAT probability pasien stroke non
Shovie TERHADAP sampling hemoragik dengan nilai p-
Rizqiea KEKUATAN dengan value 0,000 dan ada perbedaan
OTOT PADA pendekatan antara kelompok kontrol dan
PASIEN STROKE purposive kelompok intervensi pasien
NON sampling. Jumlah stroke non hemoragik dengan
HEMORAGIK sempel 40 nilai p-value 0,008. Terdapat
responden. pengaruh hidroterapi rendam
kaki air hangat terhadap
kekuatan otot ekstermitas atas
pasien stroke non hemoragik.

BAB III

8
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hidroterapi adalah metode pengobatan menggunakan air untuk mengobati atau


meringankan kondisi yang menyakitkan dan merupakan metode terapi dengan pendekatan
“lowtech” yang mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap air, salah satunya terapi
yang menggunakan air panas yaitu Footbath. Stimulasi yang diberikan Hidroterapi rendam
kaki air hangat akan menyebabkan sel mengalami vasodilatasi yang akan mengakibatkan
aliran darah lancar dan membawa nutrisi dan oksigen lebih banyak ke sel-sel otak dan otot
mendapatkan nutrisi yang cukup termasuk zat kalsium dan kalium. Peningkatan ion kalsium
dalam sitosol terjadi akibat pelepasan ion yang semakin banyak dari reticulum sarkoplasmik,
ion kalium didalam otot berfungsi untuk melakukan potensi aksi otot sehingga masa otot
dapat dipertahankan dan kerja otot dapat meningkat. Akibat aliran darah yang lancar dapat
meningkatkan suplai oksigen ke sel-sel otot.

B. Saran

Dalam memberikan terapi perawat harus memperhatikan penerapan terapi dengan


tepat dan sesuai dengan kebutuhan klien. Setelah dilakukan penerapan terapi pada klien
tersebut, klien mengerti dan dapat menerapkannya. Sebaiknya makalah ini dapat menambah
wawasan pengetahuan bagi penulis, bagi klien dan bagi institusi pendidikan (pelayanan
kesehatan, pendidikan keperawatan, penelitian keperawatan).

DAFTAR PUSTAKA

9
Hardono, H., Oktaviana, E., & Andoko, A. (2019). RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT
SALAH SATU TERAPI YANG MAMPU MENGATASI INSOMNIA PADA LANSIA.
HOLISTIK JURNAL KESEHATAN. https://doi.org/10.33024/hjk.v13i1.1046
Setiyawan, S., Pratiwi, L., & Rizqiea, N. S. (2019). Pengaruh hidroterapi rendam kaki air hangat
terhadap kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik. Caring : Jurnal Keperawatan.
https://doi.org/10.29238/caring.v8i1.363
https://pdfs.semanticscholar.org/80f5/f6bdd97d6f20edc817e4f7b67a7e3fcd866b.pdf?
_ga=2.238757640.940786424.1583048697-1148994763.1583048697. Diakses pada 28
Februari 2020, 20.35.

Santoso, Agung D. (2015). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi. PonƟanak: Universitas Tanjung Pura.

10

Anda mungkin juga menyukai