PENDAHULUAN
Rata-rata orang dewasa dapat tidur antara 8-8,5 jam semalam, tetapi
kebutuhan tidur seseorang dapat berbeda-beda. Beberapa orang tampaknya hanya
membutuhkan tidur tujuh jam untuk menghindari masalah kantuk, sedangkan
yang lain butuh sembilan atau lebih jam tidur. Kebutuhan tidur juga berubah
sepanjang siklus hidup. Bayi yang baru lahir tidur antara 16 dan 18 jam sehari,
dan anak-anak di Indonesia tidur prasekolah antara 11 dan 12 jam sehari. Umur
sekolah Anak-anak dan remaja membutuhkan setidaknya 10 jam tidur setiap
malam.
Kualitas tidur dapat diartikan dengan keadaan di mana tidur yang dijalani
seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun.
(Nashori, 2002; Purwanto, 2003). Kualitas tidur yang baik akan dirasakan bila
individu merasa bugar dan segar ketika bangun tidur, namun sebaliknya jika tidur
yang tidak adekuat atau berkualitas buruk dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan fisiologi dan psikologi. Penelitian yang dilakukan oleh Gaultney
pada tahun 2010 menyatakan bahwa mahasiswa beresiko mengalami gangguan
dalam pemenuhan kebutuhan tidur pada masa perkuliahannya (Dewi, 2016).
2. Manfaat bagi Institusi adalah menjadi bahan pustaka dan literature bagi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Tidur
A. Definisi
B. Fisiologi
Menurut Potter dan Perry (2006), fisiologi tidur dimulai dari irama
sirkadian yang merupakan irama yang dialami individu yang terjadi selama 24
jam. Pola fungsi biologis dan perilaku dipengaruhi oleh irama sirkadian.
Pemeliharaan siklus sirkadian memengaruhi sekresi hormon, temperatur tubuh,
denyut nadi, ketajaman sensori, suasana hati, dan tekanan darah. Irama sirkadian
meliputi siklus harian bangun tidur yang dipengaruhi oleh temperatur, sinar, dan
faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan pekerjaan rutin.
Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah reticular
activating system (RAS) dan bulbar synchronizing regional (BSR) yang terletak
pada batang otak (Potter and Perry, 2005 dalam Agustin, 2012). RAS merupakan
sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk
kewaspadaan dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian atas pons.
Selain itu RAS dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan
perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan
emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan
melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur,
disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di
pons dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter and Perry, 2005 dalam Agustin,
2012)
C. Klasifikasi
Terdapat dua jenis tidur, yakni tidur gelombang lambat atau NREM dan
tidur paradoksal atau REM. Tidur NREM secara umum meliputi 80% dari
seluruh waktu tidur, sedangkan tidur REM lebih kurang 20%. Menurut Hobson
dan Mc. Carley tidur NREM dan REM merupakan siklus yang berlangsung
selama periode tidur. Tidur NREM disebabkan menurunnya aktivitas neuron
monoaminergik (noradrenergik dan serotonergik) yang aktif pada waktu bangun
dan menekan aktivitas neuron kolinergik. Tidur REM disebabkan inaktivitas
neuron monoaminergik sehingga memicu aktivitas neuron kolinergik (neuron
retikuler pons) (Rachman, 2007).
REM ditandai dengan gerakan mata yang cepat dan tibatiba, peningkatan
aktivitas saraf otonom dan mimpi. Pada tidur REM terdapat fluktuasi luas dari
tekanan darah, denyut nadi dan 22 frekuensi nafas. Keadaan ini disertai dengan
penurunan tonus otot dan peningkatan aktivitas otot involunter. REM disebut
juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau tidur paradoks
(Rachman, 2007 dalam Angkat, 2010).
D. Pola Tidur
Menurut Kozier tidur memberikan efek fisiologis pada sistem saraf dan
struktur tubuh. Tidur NREM merupakan bagian dari fungsi perbaikkan tubuh
yaitu waktu yang diperlukan tubuh untuk membangun kembali sumber-sumber
yang diperlukan. Tidur berperan dalam mengurangi kelelahan, menyeimbangkan
suasana hati, meningkatkan aliran darah ke otak, meningktkan sintesis protein,
memilihara mekanisme perlawanan terhadap penyakit (sistem imun), memacu
perkembangan dan perbaikkan seluler, dan meningkatkan kemampuan belajar
dan penyimpanan memori (Timby, 2009). seseorang yang tidak mengalami tidur
cukup biasanya menjadi mudah tersinggung, memiliki konsentrasi yang buruk,
dan sulit mengambil keputusan.
a. Cahaya
c. Lingkungan
d. Umur
Umur menjadi salah satu faktor mempengaruhi tidur dan kebutuhan tidur
seseorang (Pemi, 2009 dalam Indarwati, 2012). Kebutuhan tidur berkurang
dengan pertambahan usia. Kebutuhan tidur anak-anak berbeda dengan kebuthan
tidur dewasa. Kebutuhan tidur dewasa juga akan berbeda dengan kebutuhan
lansia.
e. Pola Tidur
f. Stress Emosional
Tidur sebagai sarana istirahat disebutkan dua kali dalam Al-Qur’an yaitu
dalam surat al-Furqan: 47
Menurut Ahmad Syawqi tidur disebut kematian kecil, karena orang tidur
tidak hidup di alam waktu, kesadaran, dan persepsi, melainkan di alam yang
kedap waktu. Jika tidak dibangunkan, orang tidur akan memasuki kematian
besar.Seseorang yang tidur tidak merasakan perjalanan waktu, karena saat itu
ruhnya sedang berada di alam arwah yang tidak ada perjalanan waktu di
dalamnya. Salah satu contohnya adalah para pemuda Ashabul Kahfi yang tidur
selama 300 tahun dan ketika bangun mereka tidak tahu berapa lama mereka telah
tidur. Ini disebabkan karena ketika tidurruh mereka meninggalkan jasadnya.
Sehingga mereka tidak tahu apapun yang terjadi di sekitar mereka.
Keluarnya ruh dari jasad ini merupakan peristiwa kematian. Oleh karena
itu, di saat seseorang sedang tidur berarti dia sedang mengalami kematian kecil.
Sebab ruhnya telah keluar dari jasadnya, hanya saja ruh dan jasadnya masih
berhubungan.Orang yang tidur bisa disebut sebagai orang mati tentu saja bukan
dalam pengertiannya yang hakiki. Kita bisa melihat bahwa doa menjelang tidur
dan doa bangun tidur yang diajarkan Rasulullah saw jelas-jelas menyamakan
tidur itu dengan mati(Beirut: Dar al-Kutb, 1992).
2.3 Kerangka Teori
1. Cahaya
Faktor yang 2. Aktivitas Fisik
mempengaruhi kualitas
3. Lingkungan
tidur pada mahasiswa
4. Pola Tidur
llll
5. Stres Emosional
6. Umur
Kualitas Tidur
H (0) : Diterima atau tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik, lingkungan
dan stres emosional dengan kualitas tidur.
H (1) : Ditolak atau terdapat hubungan antara aktivitas fisik, lingkungan dan stres
emosional dengan kualitas tidur.
Skala
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur
Pengukuran
Variabel Dependent
Kualitas Keadaan dimana tidur Baik
1 Tidur yang di jalani seorang Kuesioner Nominal
individu dapat Pittsburgh Buruk
menghasilkan kesegaran Sleep Quality
dan kebugaran disaat Index
terbangun
Variabel Independent
Aktivitas
Mempengaruhi
1 fisik Kuesioner
Gerakkan tubuh yang di
lakukan oleh otot rangka Tidak
yang merupakanbentuk Mempengaruhi
pengeluaran tenaga yang
mempengaruhi kualitas
tidur
Stres
Mempengaruhi
3 Emosional Kuesioner
Kondisi yang menekan Nominal
psikis seseorang yang Tidak
berhubungan dengan Mempengaruhi
kualitas tidur
METODE PENELITIAN
3.3 Populasi
3.4 Sampel
a. Kriteria inklusi
Mahasiswa yang dalam keadaan aktif dan hadir saat pengambilan sampel
b. Kriteria eksklusi
Angkatan 2012 :
Angkatan 2013 :
Angkatan 2012 :
Angkatan 2013 :
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari
kuesioner yang diisi oleh responden.
4. Setelah seluruh data terkumpul, data diolah oleh software SPSS Statistics
Deskop versi 23.0
Uji Proposal
Pengambilan data kuesioner
Melakukan Revisi
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/S1-
KEP/article/view/147/117,
http://journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/317/209
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing/article/view/449
Departement of Health and Human Service National Institutes of Health.
2011. “Your Guide To Healthy Sleep”
https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/public/sleep/healthy_sleep.pdf
http://eprints.undip.ac.id/51197/1/BAB_1-3.pdf
http://www.lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S52887-
Hestiani%20Windari%20Br%20Ginting
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1002006098-2-Unggah.pdf
http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2213/R
EPOSITORI%20penelitian%20benar.pdf?sequence=1
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/view/4222/pdf
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/21/jtstikesmuhgo-
gdl-sitinurlel-1042-1-vol.5n-3.pdf
Indri, Umammi V dkk. 2014. “Hubungan Antara Nyeri, Kecemasan Dan
Lingkungan dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Post Operasi
Apendisitis”
https://media.neliti.com/media/publications/187926-ID-hubungan-
antara-nyeri-kecemasan-dan-ling.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/185714-ID-hubungan-
antara-kualitas-tidur-dan-kuant.pdf
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/200
9/Artikel_10504208.pdf
jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita/article/download/752/
665
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/18648/PRIN
T%20SKRIPSI.pdf?sequence=1
Ulfa, Khumaidah. 2014. “Studi Tematik Hadis Tentang Tata Cara Tidur
Nabi Muhammad SAW”
http://eprints.walisongo.ac.id/3929/1/104211028_Coverdll.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/76416-ID-none.pdf