ABSTRACT
The purpose of this study was to test the effectiveness of listening murottal Quran to reduce
insomnia level in student. The research subjects were chosen by purposive sampling technique. The
subject of this research were 5 students who experienced insomnia and measured using insomnia
severity index. This research using one group pretest-posttest design experiment. Murottal Quran,
Surah Ar-Rahman, was heard using MP3 player, with duration of 16.00 minutes for 8 days before
bedtime. The results of data testing using Wilcoxon test find a significance level of 0.031 (p <0.05),
pretest mean is 17.6, and posttest mean is 11.6. The results show that listening to murottal Quran is
effective in reduced insomnia levels in students.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menguji efektivitas mendengarkan murottal Al-Quran dalam
menurunkan tingkat insomnia. Subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling. Jumlah
subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 mahasiswa yang mengalami insomnia berdasarkan
insomnia severity index. Desain eksperimen yang digunakan adalah one grup pretest–posttest
design. Murottal Al-Quran surah Ar-Rahman didengarkan menggunakan MP3 player, dengan
durasi 16.00 menit, selama 8 hari sebelum tidur pada malam hari. Hasil pengujian data
menggunakan uji Wilcoxon memperoleh taraf signifikansi sebesar 0,031 (p<0,05), rata-rata skor
prates adalah 17,6, dan rata-rata skor pascates adalah 11,6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
mendengarkan murottal Al-Quran dapat menurunkan tingkat insomnia pada mahasiswa.
merupakan proses pengembalian kondisi seiring bertambahnya usia. Ketiga, tidur yang
tubuh, adaptasi, pertumbuhan, dan ingatan. terganggu seringkali merupakan salah satu
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Naba: 9 tanda awal infeksi atau gangguan medis, serta
sebagai berikut, artinya: “Dan Kami jadikan konsumsi sejumlah obat-obatan yang mampu
tidurmu sebagai istirahat.” Hal ini mengganggu jadwal tidur normal. Keempat,
menunjukkan bahwa tidur sangat penting bagi stres maupun peristiwa hidup dapat
manusia sebagai istirahat untuk proses mempengaruhi pola tidur. Kelima, gaya hidup
pemulihan tubuh. juga berpengaruh pada pola tidur, seperti
Hasil survei yang berasal dari 110 jadwal tidur yang tidak teratur, diet, olahraga
mahasiswa Fakultas X menunjukkan bahwa, dan kondisi lingkungan yang dapat mengubah
66 mahasiswa (60%) mengalami kesulitan jadwal tidur sehari-hari dan berpengaruh
tertidur pada malam hari dengan berbagai menimbulkan gejala insomnia.
alasan, seperti; karena kesulitan untuk tidur Berawal dari beberapa data penelitian
tanpa tahu penyebabnya dan sering merasa yang telah ditemukan, hal tersebut mendasari
gelisah saat hendak tidur, mengerjakan tugas, peneliti untuk menggunakan cara intervesi
nonton televisi, dan berselancar di dunia murottal Al-Quran untuk menurunkan tingkat
maya. Empat puluh empat (44) mahasiswa insomnia pada mahasiswa. Allah SWT
(40%) tidak mengalami kesulitan untuk berfirman dalam Surah Al-Isra [17]: 82,
tertidur. Mahasiswa yang mengalami sebagai berikut:
kesulitan untuk tertidur kebanyakan telah Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al
berlangsung lama, yaitu 42 mahasiswa Quran suatu yang menjadi penawar dan
(38,18%) terlelap di atas pukul 00.00 sampai rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
pukul 03.00 dini hari dan telah berlangsung Al Quran itu tidaklah menambah kepada
selama 8 bulan sampai 7 tahun, sedangkan 18 orang-orang yang zalim selain kerugian”.
mahasiswa (16,3%) mengalami kesulitan Dari ayat tersebut, dapat disimpulkan
tertidur telah berlangsung 1 sampai 6 bulan, bahwa dengan mendengarkan murottal Al-
dan 2 mahasiswa (1,8%) kesulitan tertidur Quran merupakan penawar penyakit dan
telah berlangsung sekitar 1–2 minggu. Hal rahmat bagi orang-orang yang
tersebut dapat mengganggu kegiatan dan mempercayainya dan hanya menambah
fungsi hidup individu sehari-hari. kerugian terhadap orang-orang yang
Berdasarkan hasil survei yang telah mengabaikannya. Mendengarkan murottal Al-
dilakukan kepada 110 mahasiswa Fakultas X, Qur’an dengan diam dan tenang akan
menunjukkan bahwa hal tersebut memenuhi mendapatkan rahmat Allah SWT., berupa
kriteria gejala insomnia. Morin dan Espie menurunnya tingkat insomnia pada
(2004) menyatakan bahwa insomnia mahasiswa.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
faktor sirkadian, usia dan kematangan, Insomnia
kondisi medis dan konsumsi NAPZA, faktor Coon dan Mitterer (2013) mengatakan
psikososial, serta gaya hidup dan factor bahwa insomnia adalah kesulitan untuk jatuh
lingkungan. Pertama, faktor sirkardian dan tertidur, tidak dapat mempertahankan tidur di
homeostatis, yakni waktu untuk tertidur malam hari dan sering terbangun lebih awal.
berbanding terbalik dengan waktu terjaga Sateia (Sateia M.J, 2010) menyatakan bahwa
sebelumnya, serta variasi harian pada suhu insomnia adalah keluhan sulit tertidur, sulit
tubuh yang dikendalikan oleh faktor mempertahankan tidur, terbangun terlalu dini,
sirkadian. Kedua, kualitas tidur berkurang dan tidak memiliki kualitas tidur yang baik
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
148| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No. 2 Desember 2019
serta tidak memiliki kebugaran ketika bangun bahagia, sehingga amigdala akan merangsang
tidur. Kesulitan tidur terjadi meskipun keaktifan sekaligus pengendalian saraf
memiliki kesempatan dan keadaan yang otonom yang terdiri dari saraf simpatis dan
cukup untuk tidur. parasimpatis. Saraf parasimpatis berfungsi
Morin dan Espie (2004) membagi untuk memperlambat denyut jantung.
jenis-jenis insomnia dalam dua jenis, yaitu Rangsangan saraf otonom yang terkendali
insomnia primer dan sekunder sebagai akan menyebabkan sekresi epinefrin dan
berikut: norepinefrin oleh medula adrenal menjadi
a. Insomnia primer: gangguan tidur tidak terkendali pula, sehingga dapat menghambat
terjadi secara eksklusif dalam konteks pembentukan angiotensin yang selanjutnya
gangguan penyalahgunaan obat, dapat menurunkan tekanan darah.
kejiwaan, atau penyalahgunaan zat. Lantunan murottal Al-Quran
b. Insomnia sekunder: gangguan tidur mengandung unsur suara manusia yang
secara etiologis terkait dengan kondisi merupakan instrumen penyembuhan yang
yang mendasarinya, termasuk gangguan menakjubkan karena dapat menurunkan
kejiwaan, medis, zat terlarang, dan hormon-hormon stres, mangaktifkan hormon
gangguan tidur lainnya. endofrin alami serta dapat meningkatkan
perasaan rileks. Abdurrochman, Wulandari
Murottal Al-Quran dan Fatimah (2007) menjelaskan bahwa
Zahrofi (2013) menjelaskan bahwa dampak dari mendengarkan murotal Al-
terapi murottal Al-Quran adalah terapi bacaan Quran adalah membuat tenang karena
Al-Quran yang merupakan terapi religi memiliki efek relaksasi walaupun hanya satu
dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al- kali didengarkan. Terlihat dari rekaman
Quran selama beberapa menit atau jam Encephalograph (EEG) yang menunjukkan
sehingga memberikan dampak positif bagi terapi murotal Al-Quran rata-rata didominasi
tubuh seseorang. Heruyama (Apriyani, 2015) munculnya gelombang delta sebesar 63,11%
murottal Al-Quran merupakan rekaman suara pada otak manusia, gelombang ini timbul di
Al-Quran yang dilagukan oleh seorang daerah frontal kiri dan kanan otak. Hal
pembaca Al-Quran yang disebut juga sebagai tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang
qori’. Ernawati (2013) murottal Al-Quran mendengarkan murottal Al-Quran dalam
adalah rekaman suara Al-Quran yang kondisi yang sangat tenang bahkan seperti
dilagukan oleh seorang qori’. Lantunan ayat gambaran seseorang yang tidur dalam (deep
suci Al-Quran ibarat merupakan gelombang sleep). Insomnia pada mahasiswa dapat
suara yang memiliki ketukan dan gelombang diturunkan dengan menggunakan metode
tertentu, menyebar dalam tubuh kemudian mendengarkan murottal Al-Quran. Yang
menjadi getaran yang bisa mempengaruhi membedakan penelitian ini dengan penelitian
fungsi gerak sel otak dan membuat Abdurrochman, Wulandari, dan Fatimah
keseimbangan didalamnya. Benda yang adalah penggunaan surah Ar-Rahman.
terpengaruh oleh murottal Al-Quran, getaran Abdurrochman, Wulandari, dan Fatimah
neuronnya akan stabil kembali. menggunakan bacaan Shalawat, Dzikir,
Mustamir (Ernawati, 2013) Tahlil, dan Asma’ul Husna. Penelitian ini
mengemukakan bahwa dampak dari murottal bertujuan untuk mencari tahu apakah
Al-Quran surah Ar-Rahman akan merangsang murottal Al-Quran dapat membantu
hipotalamus untuk mengeluarkan hormon menurunkan kadar insomnia.
endorfin, yaitu membuat seseorang merasa
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Masita Aprilini, Ahmad Yasser Mansyur, Ahmad Ridfah Efektivitas Mendengarkan Murottal… |149
diisi oleh 5 subjek penelitian menunjukkan malam kelima hingga malam ke 8 subjek
bahwa kelima subjek mengalami penurunan tidak lagi terbangun pada malam hari. Subjek
tingkat insomnia. Melalui respon jawaban juga dapat bangun pada waktu subuh dan
pada prates insomnia severity index, dapat mengerjakan sholat subuh tepat waktu.
dilihat bahwa terdapat 1 subjek dengan Pada sleep diary subjek ZM, peneliti
tingkat insomnia tinggi, 3 subjek dengan tidak dapat melihat kualitas tidur dan kualitas
tingkat insomnia sedang, dan 1 subjek dengan istirahat subjek dari hari ke hari, dikarenakan
tingkat insomnia rendah. Sedangkan pada subjek tidak mengisi pengukuran kualitas
pascates insomnia severity index, kelima tidur dan kualitas istirahat subjek perhari yang
subjek mengalami penurunan tingkat berada pada sleep diary yang telah disediakan
insomnia dengan tingkat insomnia rendah. meskipun subjek sudah diingatkan setiap
Hasil dari analisis deskripitif pada data sebelum tidur malam. Meskipun demikian,
penelitian diperoleh dari respon jawaban yang subjek ZM mengatakan merasakan ada
diisi oleh 5 subjek penelitian menunjukkan perubahan setelah menjalani metode murottal
bahwa kelima subjek mengalami penurunan Al-Quran dan gejala insomnia mulai
tingkat insomnia. Melalui respon jawaban berkurang.
pada prates insomnia severity index, dapat Subjek AHI memiliki tingkat insomnia
dilihat bahwa terdapat 1 subjek dengan sedang dengan nilai prates 15 dan mengalami
tingkat insomnia tinggi, 3 subjek dengan penurunan tingkat insomnia menjadi rendah
tingkat insomnia sedang, dan 1 subjek dengan dengan nilai pascates 8 setelah mendengarkan
tingkat insomnia rendah. Sedangkan pada murottal Al-Quran. Pada hari pertama dan
pascates insomnia severity index, kelima kedua, subjek bangun pagi antara pukul 07.30
subjek mengalami penurunan tingkat sampai 08.30 dikarenakan subjek tidak sholat
insomnia dengan tingkat insomnia rendah. subuh dan masih datang bulan, kemudian
Berikut ini hasil kategorisasi respon insomnia pada hari ketiga hingga kedelapan subjek
severity index prates dan pascates sebagai terbangun antara pukul 04.49 hingga pukul
berikut: 06.02 dan melaksanan sholat subuh.
Tabel 2 Pada sleep diary subjek AHI dapat
Kategorisasi Respon Insomnia Severity Index Prates dilihat kualitas tidur dan kualitas istirahat
dan Pascates
subjek dari hari ke hari mengalami
Inisial Usia Prates Kategori Pascates Kategori
peningkatan dari buruk menjadi baik, serta
ZM 21 18 Sedang 10 Rendah
subjek tidak pernah lagi terbangun pada
AHI 23 15 Sedang 8 Rendah
malam hari di tiga malam terakhir. Pada akhir
JC 23 22 Tinggi 11 Rendah pertemuan dengan subjek, subjek mengatakan
MM 21 14 Rendah 11 Rendah sebelum melakukan metode murottal Al-
MNR 19 19 Sedang 18 Sedang Quran, subjek sering terbangun pada siang
hari dan tidak melaksanakan sholat subuh,
Subjek ZM memiliki tingkat insomnia namun setelah melakukan metode murottal
sedang dengan nilai prates 18 dan mengalami Al-Quran, subjek merasa dapat tidur dengan
penurunan tingkat insomnia menjadi rendah nyenyak, bangun di subuh hari dan dapat
dengan nilai pascates 10 setelah melaksakan sholat subuh tepat waktu.
mendengarkan murottal Al-Quran. Pada sleep Subjek JC memiliki tingkat insomnia
diary subjek ZM, dapat dilihat bahwa subjek tinggi dengan nilai prates 22 dan mengalami
sering sekali terbangun pada 4 malam penurunan tingkat insomnia menjadi rendah
pertama,kemudian mulai berkurang pada dengan nilai pascates 11 setelah
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Masita Aprilini, Ahmad Yasser Mansyur, Ahmad Ridfah Efektivitas Mendengarkan Murottal… |151
mendengarkan murottal Al-Quran. Pada sleep hari pertama dan kedua, subjek tidak
diary JC, dapat dilihat kualitas tidur dan melaksanakan sholat subuh dikarenakan
kualitas istirahat subjek dari hari ke hari sedang datang bulan, namun subjek tetap
mengalami peningkatan dari buruk menjadi terbangun antara pukul 05.30 hingga 06.00
baik, serta durasi bangun subjek rata-rata 1 subuh hari.
kali setiap malam, dibandingkan dengan Pada sleep diary subjek MNR juga
subjek lain yang lebih dari 1 kali terbangun dapat dilihat bahwa subjek memiliki kualitas
dimalam hari. Pada akhir pertemuan dengan tidur dan kualitas istirahat yang buruk. Pada
subjek, subjek mengatakan sebelum hari pertama hingga hari keempat, kualitas
melakukan metode murottal Al-Quran, subjek tidur subjek tidak menunjukkan perubahan
sering tertidur ketika jam 5 pagi. Setelah yang signifikan dan tetap berada pada kualitas
melakukan metode murottal Al-Quran subjek buruk, kemudian pada hari ke lima meningkat
sudah dapat tertidur pada pukul 21.35 menjadi sedang, tetapi pada hari keenam
kemudian terbangun pada subuh hari, dan kembali menurun menjadi buruk hingga hari
melaksanakan sholat subuh yang sebelumnya kedelapan kualitas tidur subjek MNR tetap
subjek jarang melakukan sholat subuh. berada pada angka 2, yaitu buruk. Hal yang
Subjek MM memiliki tingkat insomnia sama terjadi pada kualitas istirahat subjek
rendah dengan nilai prates 14 dan mengalami yang berada pada angka dua selama 4 hari
penurunan tingkat insomnia menjadi rendah berturut-turut dan mengalami penurunan pada
dengan nilai pascates 11 setelah hari kelima dengan kualitas sangat buruk.
mendengarkan murottal Al-Quran. Pada sleep Pada hari keenam, mengalami peningkatan
diary subjek MM, dapat dilihat bahwa subjek menjadi sedang dengan angka 3, kemudian di
sering sekali terbangun pada malam hari hari ketujuh menjadi 4 dengan kualitas baik
kecuali pada malam ke 6 dan ke 8 subjek dan kembali menurun pada hari kedelapan
tidak terbangun sama sekali. Pada tiga hari dengan kualitas sedang.
pertama subjek juga tidak melaksanakan Hasil penurunan tingkat insomnia tiap
sholat subuh dikarenakan sedang datang subjek berbeda-beda dan terlihat jelas
bulan, namun subjek tetap terbangun pada perkembangan setiap subjek pada catatan
subuh hari antara pukul 05.00 hingga pukul sleep diary. Hal ini dikarenakan kegiatan
06.00. Pada kualitas tidur dan kualitas antara subjek berbeda-beda setiap hari,
istirahat subjek MM juga dapat dilihat bahwa meskipun peneliti telah melakukan kontrol
subjek memiliki kualitas tidur yang stabil kepada setiap subjek selama masa penelitian
dibandingkan dengan subjek yang lain dengan berlangsung menggunakan sleep diary dan
nilai rata-rata 4 yaitu baik. mengingatkan subjek melalui pesan singkat
Subjek MNR memiliki tingkat dan telepon setiap malam. Selain
insomnia rendah dengan nilai prates 19 dan mendengarkan murottal Al-Quran, subjek
mengalami penurunan tingkat insomnia juga disarankan untuk memahami arti ayat-
menjadi rendah dengan nilai pascates 18 ayat dan menyimak setiap ayat yang
setelah mendengarkan murottal Al-Quran. didengarkan agar dapat meresapi dan
Subjek MNR mengalami sangat sedikit memberi makna tersendiri bagi subjek yang
penurunan tingkat insomnia dengan hanya mendengarkannya, dalam mendengarkan juga
selisih 1 angka dari hasil prates. Pada sleep disarankan untuk tenang dan tidak berbicara
diary subjek dapat dilihat bahwa subjek agar subjek masuk kedalam keadaan rileks.
paling sering terbangun pada malam hari Pada pertemuan akhir dengan subjek,
dibandingkan dengan subjek yang lain. Pada subjek mengatakan bahwa mereka merasa
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
152| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No. 2 Desember 2019
terasa tenang dan rileks sehingga dapat tidur perlahan dapat membuat seseorang berada
dengan nyenyak, serta dapat menjalankan dalam kondisi rileks. Hal ini berdasarkan pada
aktivitas pada siang hari dengan lebih efektif penelitian Shekha, Hassan, dan Othman
dan produktif dibandingkan sebelum (2013) melakukan penelitian terhadap 11
melakukan metode mendengarkan murottal mahasiswa Fakultas Biologi Universitas
Al-Quran. Hal ini telah dijelaskan dalam Al- Salahuddin di Irak, membandingkan efek
Quran surah Al-Furqan [25]: 47 yang artinya antara mendengarkan murottal Al-Quran dan
sebagai berikut, artinya:“Dan Dialah yang mendengarkan musik lembut atau musik rock
menjadikan malam untukmu (sebagai) dengan menggunakan electroencephalogram
pakaian, dan tidur untuk istirahat dan (EEG) menemukan bahwa, mendengarkan
menjadikan siang untuk bangkit berusaha.” murottal Al-Quran dapat menghasilkan
Perasaan yang rileks dan tenang gelombang alpha dan dapat membantu
membuat seseorang dapat tidur dengan seseorang untuk berada dalam kondisi rileks,
nyenyak dan dapat beraktivitas secara dibandingkan dengan beristirahat dan
produktif pada siang hari. Hal ini sejalan mendengarkan musik lembut atau musik rock.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hal ini didukung oleh Al-Quran (2012) surah
Nilifda, Nadjmir, dan Hardisman (2016) Al-Furqan [25]: 32, yang artinya sebagai
bahwa kualitas tidur berpengaruh pada berikut, artinya: “Berkatalah orang-orang
prestasi akademik mahasiswa, mahasiswa kafir: Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan
yang memiliki kualitas tidur yang baik, kepadanya sekalian saja?. Demikianlah agar
memiliki prestasi akademik yang baik pula, Kami memperteguhkan hatimu (Muhammad)
begitupun sebaliknya. Sehingga subjek pada dengannya (Al-Quran) dan Kami bacakan
penelitian ini memiliki kualitas tidur yang secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan
baik setelah menjalani metode mendengarkan benar).”
murottal Al-Quran. Keterbatasan dari penelitian ini yang
Mendengarkan murottal bukan untuk pertama adalah pertama, penelitian tidak
membuat seseorang cepat merasa mengantuk mengontrol seluruh kegiatan sehari-hari
kemudian tertidur. Namun, mendengarkan subjek dan tidak melibatkan orang terdekat
murottal bertujuan untuk membuat subjek subjek untuk mengobservasi selama
merasa lebih rileks ketika ingin memasuki penelitian, peneliti mempercayakan kepada
tidur yang lebih dalam atau deep sleep, serta subjek untuk menjalani metode ini dengan
mendapatkan tidur yang lebih berkualitas kesukarelaan dan ketulusan sebagai bentuk
dibandingkan kuantitas tidur. Abdurrochman, self help treatment untuk insomnia, peneliti
Wulandari dan Fatimah (2007) menjelaskan hanya mengontrol ketika subjek sudah berada
bahwa dampak dari mendengarkan murottal pada jam tidur malam dan tidak melakukan
Al-Quran adalah membuat tenang karena pemantauan hingga subjek terbangun pada
memiliki efek relaksasi. Hal tersebut hari. Hal ini juga dilakukan pada penelitian
menunjukkan bahwa seseorang yang Mimeault dan Morin (1999) menjelaskan
mendengarkan murottal Al-Quran dalam bahwa self help treatment untuk insomnia
kondisi yang sangat tenang bahkan seperti adalah subjek diberikan blibliotherapy
gambaran seseorang yang tidur dalam (deep sebagai treatment dan di pantau melalui sleep
sleep). diary dimana metode ini mengharuskan
Mendengarkan murottal Al-Quran subjek mengisi sleep diary dan
dengan tempo yang lambat serta diam sambil mengembalikannya setiap minggu.sehingga
menyimak setiap ayat yang dibacakan secara peneliti menjadikan metode mendengarkan
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Masita Aprilini, Ahmad Yasser Mansyur, Ahmad Ridfah Efektivitas Mendengarkan Murottal… |153
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468