Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Manusia sepanjang hidupnya akan mengalami berbagai macam

perubahan hingga pada masa lansia, masa lansia pada wanita merupakan masa

puncak perubahan hormonal yang ditandai dengan berhentinya menstruasi atau

disebut dengan fase menopouse. Fase ini merupakan fase terakhir dalam

kehidupan perempuan atau setelah masa reproduksi berakhir dalam kehidupan

perempuan. Umur terjadinya menopouse dipengaruhi oleh keturunan,kesehatan

umum dan pola kehidupan. Perubahan hormonal pada masa menopouse akan

menimbulkan gejala fisik dan psikis, sebenarnya hal ini normal dialami setiap

wanita, namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi psikis pada masa

menopouse seperti faktor budaya dan persepsi individual sehingga gejala yang

dirasakan berbeda disetiap wanita yang mengalami menopouse.

(Setiyaningrum, 2014)

Penurunan produksi hormon ekstrogen akan mengakibatkan indung

telur,rahim, lapisan otot rahim, dan kelenturan kelamin serta kekuatannya akan

menurun bahkan akan mengalami atropi. Organ-organ yang tergantung

terhadap hormon estrogen seperti tulang akan secara perlahan mengalami

kecenderungan osteoporosis,kadar kolesterol dan trigliserida

meningkat,sehingga mudah lelah dan kecemasan akan timbul.


(Wiknjosastro,1999.Pieter, 2011) dalam (Daniel Akbar Wibowo & Syifa

Nadhilah,2020)

Angka harapan hidup wanbita didunia Peningkatan populasi

menopouse mengalami peningkatan khususnya dinegara berkembang. Menurut

data WHO ( World Health Organization) pada tahun 2025 jumlah wanita

menopouse di Asia akan mengalami peningkatan dari angka 107 juta jiwa akan

menjadi 373 juta jiwa.

Fase premenopause terjadi peralihan dari masa subur menuju tidak

adanya pembuahan (anovulatoir), sebagian besar wanita mulai mengalami

gejala premenopause pada usia 40 tahun dan puncaknya tercapai pada usia 50

tahun yaitu terjadinya masa menopause dimana pada masa menopause wanita

sudah tidak mengalami haid lagi (Proverawati, 2010:1)

Kecemasan ( ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan

ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Kecemasan

yang terjadi pada wanita premenopouse disebabkan oleh kekhawatiran wanita

tentang perubahan fisik dan psikis yang dialami selama premenopouse dan

kecemasan karena takut orang-orang yang disekitarnya akan berpaling dan

meninggalkannya akibat dari perubahan fisik yang dialami selama fase

premenopouse. (Hawari,2013).

B. Rumusan Masalah
Berdasararkan uraian latar belakang diatas, Peneliti merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut, “Bagaimana Tingkat Kecemasan Ibu

PraMenopouse dalam Menghadapi Menopouse”

C. Tujuan Penelitian

Setelah menemukan rumusan masalah yang akan diteliti dalam sebuah

penelitian, selanjutnya adalah menetapkan tujuan penelitian. Adapun yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: tingkat kecemasan ibu

premenopouse dalam menghadapi menopouse

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan refensi bagi masyarakat tentang

Gambaran Tingkat Kecemasan Premenopouse dalam Menghadapi

Menopouse

2. Manfaat Praktis

 Puskesmas

Penelitian ini dijadikan masukan bagi Puskesmas…. Dengan

memperhatikan Gambaran Tingkat Kecemasan Premenopouse

dalam Menghadapi Menopouse.

 Penelitian selanjutnya

Diharapkan penelitiasn ini dapat bermanfaat untuk penelitian

selanjutnya dalam melakukan penelitian Tentang Gambaran Tingkat

Kecemasaan Premenopouse dalam menghadapi menopouse.


 Universitas Megarezky

Diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi untuk studi

keperawatan khususnya dan ilomu kesehatan pada umumnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan

1. Pengertrian kecemasan

Kecamasan (dalam bahasa inggris disebut “anxiety” berasal dari

Bahasa Latiin “ angustus “ yang artinya kaku dan “ango, anci” artinya

mencekik) adalah suatu emosi tridak menyenangkan , was-was yang kemudian

ditandai dengan beberapa bentuk seperti khawatir berlebihan,kegelisahan,tanda

saat takut yang dialami dalam tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan

digambarkan sebagai suatu perasaan tidak menentu yang m,emiliki

kemampuan untuk berdampak pada psikologis manusia, yang melibatkan

perasaan,pertilaku,dan respon-respon fisiologis. Orang yang mengalami

kecemasan dapat terjadi gangguan keseimbangan pribadi seperti

tegang,resah,gelisah,takut,dan berkeringat. Orang dengan kecemasan akan

merasa jauh dari perasaan bebas. ( Hayat, 2014)


Kecemasaan tumbuh pada individu saat sedang menghadapi situasi

tidak menyenangkan baginya. Paada tingkat kecemasan sedang, persepsi

individu pada suatu hal penting dan mengesampingkan hal yang lain. Pada

tingkat kecemasan berat atau tinggi, persepsi individu akan lebih mengalami

penurunan, hanya meikirkan hal kecil bahkan mengabaikan hal yang lainnya,

sehingga individu tidak dapat berpikir dengan suasana senang. Kecemasaan

dapat melanda siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin dan kelompok usia

manapun, termasuk mahasiswa. Kecemasan timbul dipicu oleh situasi dan

kondisi tertentu yang membuat perasaan yang tidak nyaman yang dapat terjadi

tanpa disadari. (Suratmi et.al,2017)

2. Faktor Faktor kecemasan

Faktor dasar kecemasan terdiri dari hal hal berupoa stres, kondisi fisik

terhadap penyakit, faktor lingkungan, hinga hal hal yang terjadi di masa

lalu hinga masa sekarang di kehiduupan sehari hari.Beberapa ganguan

kecemasan memiliki relasi yang kuat dengan ginetik. Selain itu, tidak

jarang kecemasan disebapkan oleh peristiwa kehidupan yang penuh tekana

dan rintangan. ( Munir et.al,2019:Adwas et,al 2019 )

Faktor predisposisi dan kecemasan meliputi hal hal sebagai

berikut:

1. Faktor biologis

Kondisi fisologi indifidu yang mampu mempengaruhi terjadinya

fenomena kecemasan.faktor biologis sendieri meliputi faktor ginetik


dan biologi. Faktor ginetik menekankan pada komponen ginetik

terhadap berkermbanya perilaku kecemasan. Sedangkan faktor biologi

melihat struktur fisiologis yang meliputi fungsi saraf,hormon,anatomi

dan kimia saraf, yang meliputi fungsi saraf, hormon, anatomi dan

kimuia saraf,yang meliputi pato fisologi dan kecemasan. ( stuar,2016 )

2. Faktor piskologis

Menurut stuar, berikut beberapa teori piskologis terkait kecamasan:

a. Teori pisikoanalisis

Kecemasan sebagai konfilik aidi dan superego yang merupakan

elemen kepribadian. Aidi bertugas mewakili dorongan insting dan

inpuls primitif, dan superego merupakan gambaran cerminan

hatinurani dan dikendalikan oleh norma budaya yang suda ada

sejak dahulu. Sedangkan ego,bertugas menjadi penengah tuntutan

dari dua elemen yang tersebut, dan cemas menjadi reminder bahaya

antara ketidak seimbangan keduanya.

Teori

Anda mungkin juga menyukai