MAKALAH / RINGKASAN
OLEH
NAMA : YULIANTI MUKSIN
NIM : 21144010109
KELAS : KEPERAWATAN B/IV
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. dapat memberikan Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini. manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Yulianti Muksin
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Biasanya pasien yang menjalani operasi minor bisa langsung pulang di hari yang
sama setelah menjalankan tindakan pembedahan. Operasi mayor adalah tindakan
pembedahan pada bagian organ tubu scara luas dan memiliki tingkat resiko yang
tinggi terhadap keselamatan pasien.
Tahapan pembedahan terbagi menjadi 3 yaitu pre operatif, intra operatif dan post
operatif. Pre operatif merupakan tahapan yang dimulai sejak pasien diterima
masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja
operasi, pada tahapan ini merupakan lingkup keperawatan dalam
mempersiapkan pasien dan mengurangi hal-hal yang dapat mengganggu
jalannya operasi seperti kecemasan yang dapat mempengaruhi kondisi fisik
pasien.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari kecemasan?
2. Apa penyebab dari kecemasan?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari kecemasan?
4. Bagaimana Patofisiologi dari kecemasan?
5. Bagaimana tingkatan dari kecemasan?
6. Apa saja faktor pridisposisi dan presitipasi dari kecemasan?
7. Bagaimana sumber koping dari kecemasan?
8. Bagaimana mekanisme koping dari kecemasan?
9. Apa penatalaksanaan dari kecemasan?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dari kecemasan
2. Untuk mengetahui dari kecemasan
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari kecemasan
4. Untuk mengetahui Patofisiologi dari kecemasan
5. Untuk mengetahui tingkatan dari kecemasan
6. Untuk mengetahui faktor pridisposisi dan presitipasi dari kecemasan
7. Untuk mengetahui sumber koping dari kecemasan
8. Untuk mengetahui mekanisme koping dari kecemasan
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari kecemasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari hari
yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah yang tak menentu.tidak
tenteram, kadang disertai berbagai keluhan fisik.
Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara
subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda
dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu
terhadap sesuatu yang berbahaya. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan
untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan
kehidupan.
B. ETIOLOGI
D. Patfisiologis
CEMAS
1.Khawatir/waspadaberlebihan
ketegangan motorik
hiperaktif autonom
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan,
yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa
baik individu melakukan koping terhadap ansietas.
Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang
dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut:
A. Respons fisik
Ketegangan otot ringan
Sadar akan lingkungan
Rileks atau sedikit gelisah
Penuh perhatian
Rajin
B. Respon kognitif
Lapang persepsi luas.
Terlihat tenang, percaya diri
Perasaan gagal sedikit
Waspada dan memperhatikan banyak hal
Mempertimbangkan informasi
Tingkat pembelajaran optimal
C. Respons emosional
Perilaku otomatis
Sedikit tidak sadar
Aktivitas menyendiri
Terstimulasi
Tenang
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup ata agitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
A. Respon fisik:
Ketegangan otot sedang.
Tanda-tanda vital meningkat.
Pupil dilatasi, mulai berkeringat.
Sering mondar-mandir, memukul tangan
Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung.
B. Respons kognitif
Lapang persepsi menurun
Tidak perhatian secara selektif
Fokus terhadap stimulus meningkat
Rentang perhatian menurun
Penyelesaian masalah menurun
Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
C. Respons emosional
Tidak nyaman
Mudah tersinggung
Kepercayaan diri goyah
Tidak sabra
Gembira
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons
dari ansietas berat adalah sebagai berikut
A. Respons fisik
Ketegangan otot berat
Hiperventilasi
Kontak mata buruk
Pengeluaran keringat meningkat
Bicara cepat, nada suara tinggi
Tindakan tanpa tujuan dan serampangan - Rahang menegang, mengertakan
gigi.
Mondar-mandir, berteriak
Meremas tangan, gemetar
B. Respons kognitif
Lapang persepsi terbatas
Proses berpikir terpecah-pecah
Sulit berpikir
Penyelesaian masalah buruk
Tidak mampu mempertimbangkan informasi
Hanya memerhatikan ancaman
Preokupasi dengan pikiran sendiri
Egosentris
C. Respons emosional
Sangat cemas
Agitasi
Takut
Bingung
Merasa tidak adekuat
Menarik diri
Penyangkalan
Ingin bebas
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
A. Respons fisik
Flight, fight, atau freeze.
Ketegangan otot sangat berat
Agitasi motorik kasar
Pupil dilatasi
Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
Tidak dapat tidur
Hormon stress dan neurotransmiter berkurang.
Wajah menyeringai, mulut ternganga
B. Respons kognitif
Persepsi sangat sempit
Pikiran tidak logis, terganggu
Kepribadian kacau
Tidak dapat menyelesaikan masalah
Fokus pada pikiran sendiri
Tidak rasional
Sulit memahami stimulus eksternal
Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
C. Respon emosional
Merasa terbebani
Merasa tidak mampu, tidak berdaya
Lepas kendali
Mengamuk, putus asa
Marah, sangat takut
Mengharapkan hasil yang buruk
Kaget, takut
Lelah
F. FAKTOR PREDISPOSISI
G. FAKTOR PRESIPITASI
H. SUMBER KOPING
I. MEKANISME KOPING
1. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang
ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba
menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif
ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan memenuhi
kebutuhan.
a. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk
memindahkan seseorang dari sumber stress.
c. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan
personal seseorang.
2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak
selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan
untuk melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri
biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara
realita. Untuk menilai penggunaan makanisme pertahanan individu apakah
adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut:
a. Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme
pertahanan klien.
b. Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa pengaruhnya
terhadap disorganisasi kepribadian.
c. Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan
kesehatan klien.
d. Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan.
J. PENATALAKSANAAN
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara:
a. Makan makan yang bergizi dan seimbang.
b. Tidur yang cukup.
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meminum minuman keras.
2. Terapi psikofarmaka.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
SISTEM RESPONS
Gelisah
Ketegangan fisik.
Tremor.
Gugup
Perilaku
Bicara cepat.
Tidak ada koordinasi.
Kecenderungan untuk celaka.
Menarik diri.
Menghindar.
Terhambat melakukan aktifitas.
Gangguan perhatian.
Konsentrasi hilang.
Pelupa.
Salah tafsir.
Kognitif Adanya bloking pada pikiran.
Menurunnya lahan persepsi.
Kreatif dan produktif menurun.
Bingung.
Khawatir yang berlebihan.
Hilang menilai objektifitas
Takut akan kehilangan kendali.
Takut yang berlebihan.
Mudah terganggu.
Tidak sabar.
Gelisah.
Afektif
Tegang
Nerveus.
Ketakutan.
Alarm.
Tremor.
Gugup.
Gelisah.
4. Sumber Koping.
5. Mekanisme Koping.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1. Penyelesaian kerusakan.
2. Kecemasan.
3. Pola napas tidak efektif.
4. Koping individu tidak efektif.
5. Diam.
6. Gangguan pembagian bidang energi.
7. Ketakutan.
8. Inkontinensial.
9. Stress
10. Cedera
11. Perubahan nutrisi.
12. Respon pasca trauma.
13. Ketidakberdayaan.
14. Gangguan harga diri
15. Gangguan pola tidur.
16. Isolasi sosial.
17. Perubahan proses berfikir.
18. Gangguan eliminasi urine.
C. INTERVENSI
Tujuan umum: Klien akan mengurangi ansietasnya dari tingkat ringan hingga
panik.
Tujuan khusus:
Evaluasi terhadap kecemasan dapat di lihat dari pasien yang selalu khawatir
dengan kematian dan mampu mengenali kecemasannya dengan respon
subjektif klien mengatakan tahu arti cemas, klien mengatakan lebih senang
diam memikirkan masalah sendiri sedangkan respon objektif ekspresi wajah
tampak gelisah, klien menjawab pertanyaan yang diajukan. klien mampu
mengenal kecemasannya. Kecemasan itu pula dapat diartikan sebagai reaksi
yang timbul karena ancaman yang tidak menentu. Pencegahan dari
kecemasan itu dapat dilakukan dengan cara perawat memberikan dorongan
kepada pasien untuk mengembangkan kepercayaan diri, serta sering
mendekatkan diri kepada Allah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Biasanya pasien yang menjalani operasi minor bisa langsung pulang di hari yang
sama setelah menjalankan tindakan pembedahan. Operasi mayor adalah tindakan
pembedahan pada bagian organ tubu scara luas dan memiliki tingkat resiko yang
tinggi terhadap keselamatan pasien.
Tahapan pembedahan terbagi menjadi 3 yaitu pre operatif, intra operatif dan post
operatif. Pre operatif merupakan tahapan yang dimulai sejak pasien diterima
masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja
operasi, pada tahapan ini merupakan lingkup keperawatan dalam
mempersiapkan pasien dan mengurangi hal-hal yang dapat mengganggu
jalannya operasi seperti kecemasan yang dapat mempengaruhi kondisi fisik
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, E., Suliswati.. Farida, P., Rochimah., & Banon E. 2009. Asuhan Keperawatan
Jiwa dengan Masalah Psikososial. Jakarta: Trans Info Media.
Stuart, G.W., & Sundden, S.J. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta:
EGC.