Anda di halaman 1dari 8

JURNAL READING

EFEKTIVITAS RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY


UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN WANITA YANG
MENDERITA KISTA OVARIUM

NAMA MAHASISWA : Ramdan Hipi, S.Kep


NIM : 841722034

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organ reproduksi wanita merupakan salah satu area terjadinya berbagai
penyakit, yang disebabkan oleh hormon, kanker, infeksi, mioma atau kista. Kista
ovarium merupakan penyakit khas perempuan yang ditandai oleh adanya
pengumpulan cairan yang dibungkus oleh selaput pada indung telur (Imade, 2013).
Salah satu masalah terkait penyebaran kista ovarium adalah penyakit ini baru disadari
wanita saat kista sudah membesar dan teraba dari luar (Depkes Jawa Tengah, 2015).
Ada beberapa dampak dari kista ovarium terhadap kehidupan penderitanya.
Dampak yang paling ditakutkan adalah gangguan terhadap pembentukan sel telur.
Selain itu, dampak yang langsung dirasakan oleh wanita penderita kista ovarium
adalah adanya gangguan saat menstruasi, susah buang air kecil, nyeri saat
bersenggama, nyeri panggul (Sungkar, 2015). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa individu yang memiliki penyakit kista ovarium mengalami perasaan takut,
stres dan cemas yang diakibatkan pikiran-pikiran atau keyakinan irasional dari diri
sendiri maupun lingkungan luar terkait salah satu dampak dari penyakit ini yaitu
mengalami gangguan infertilitas. Hal ini memunculkan perilaku tidak nyaman ketika
bertemu dengan orang-oramg yang mengetahui bahwa dirinya memiliki penyakit
kista ovarium.
Kecemasan yang ada dalam diri seseorang dalam menyikapi penyakit yang
datang sesungguhnya merupakan sesuatu yang normal. Ketika seorang wanita
mengetahui bahwa dirinya mengalami penyakit pada bagian ovariumnya, sangat
mungkin mereka merasakan adanya ketakutan dan ketegangan. Kekhawatiran ini
menjadikan mereka berpikir bahwa kematian ini mungkin sudah dekat. Perasaan
cemas yang dialami individu melibatkan reaksi sensional (Atkinson dkk, 2009). Hal
ini juga sependapat dengan Corner (Videbeck, 2008) yang menjelaskan bahwa
seseorang yang mengalami kecemasan memiliki perasaan takut yang seringkali tidak
jelas serta tidak mendapat dukungan yang memadai dari situasi yang terjadi. Saat
mengalami kecemasan, individu merasa takut, tidak nyaman. Sebagian bahkan
mengungkapkan adanya firasat buruk akan ditimpa malapetaka padahal mereka tidak
tahu mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi.
Dikatakan oleh Ormrod (2004), bahwa ada empat aspek yang menunjukkan
kecemasan, yaitu aspek kognitif, afektif, fisiologis, dan perilaku. Aspek kognitif
terkait dengan pikiran negatif, pikiran yang menakutkan, dan berbagai kekhawatiran.
Selanjutnya aspek afektif ditandai oleh adanya perasaan tegang. Aspek fisiologis
dapat diketahui dari peningkatan denyut jantung, pernafasan, tekanan darah, serta
fisiologis lainnya. Terakhir, aspek perilaku diketahui dari perilaku gelisah dan
berjalan mondar-mandir (Greenberg, 2002). Kecemasan yang dialami oleh individu
dapat direduksi melalui berbagai upaya, beberapa di antaranya adalah terapi kognitif
perilaku religius, intervensi kelompok dan koping religi.
Wanita dengan kista ovarium memiliki dampak yang cukup mengganggu bagi
penderitanya sehingga mengalami kecemasan dalam dirinya sehingga tidak
mengetahui cara mengatasinya. Salah satu penanganan untuk meminimalisasi
kecemasan adalah dengan Rational Emotive Behaviour Therapy. Nelson-Jones (2011)
menyatakan bahwa Rational Emotive Behaviour Therapy menekankan bahwa
perilaku bermasalah pada diri individu disebabkan oleh pemikiran yang irasional.
REBT difungsikan para ahli psikologi untuk mengajar klien agar mampu memahami
dan mempergunakan keyakinan rasional untuk meminimalisasi penderitaan klien.
Penelitian dari Faizah (2018) membuktikan terapi kognitif emotif perilaku
dapat menurunkan kecemasan pada penderita Extrapiramidal Sindrom mahasiswa.
REBT ini dimaksudkan untuk menyelesaikan gangguan emosional diri individu
seperti cemas, benci, takut, rasa bersalah dan marah yang mengakibatkan individu
berpikir irasional dan melatih individu agar mampu menghadapi kenyataan hidup
secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri dan kemampuan diri. Dalam
penelitian ini, perlakuan yang digunakan adalah pelatihan berbasis REBT. REBT
dipilih karena dapat diterapkan pada individu yang memiliki kecemasan, perilaku
adiktif, obsesif-kompulsif dan gangguan stress pasca-trauma (Ellis, 2001). Selain itu,
pelatihan ini efektif menghasilkan penurunan gejala yang cepat dan perubahan besar
untuk klien (Seligmen & Reinchenberg, 2013). Berdasarkan uraian di atas, dapat
dirumuskan tujuan penelitian ini, yaitu mengetahui efektivitas Rational Emotive
Behaviour Therapy untuk mereduksi kecemasan pada penderita kista ovarium.

1.2 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui konsep dan teori penerapan intervensi efektivitas rational
emotive behaviour therapy untuk menurunkan kecemasan wanita yang menderita
kista ovarium
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian
Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi
cairan,normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium).
Kistaindung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampaimenopause,
juga selama masa kehamilan (Bilotta. K, 2012).

2.1.2 Etiologi
Menurut Nugroho (2010: 101), kista ovarium disebabkan oleh gangguan
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium (ketidakseimbangan
hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat hipersekresi dari FSH dan LH yang
gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan. Kista granulosa lutein yang
terjadi didalam korpus luteum indung telur yang fungsional dan dapat membesar
bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase
pendarahan dari siklus menstruasi. Kista theka-lutein biasanya bersifay bilateral dan
berisi cairan bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain adalah adanya
pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal
dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.

2.1.3 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis Kista Ovarium Menurut Nugroho (2010: 104), kebanyakan


wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala sampai periode tertentu.
Namun beberapa orang dapat mengalami gejala ini :
1. Nyeri saat menstruasi.
2. Nyeri di perut bagian bawah.
3. Nyeri saat berhubungan seksual.
4. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
5. Terkadang disertai nyeri saat berkemih atau BAB
6. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak

2.1.4 Konsep Kecemasan


Kecemasan adalah suatu istilah yang menggambarkan gangguan psikolgis
yang dapat memiliki karakteristik yaitu berupa rasa takut, keprihatinan terhadap masa
depan, kekhawatiran yang berkepanjangan dan rasa gugup. Kecemasan dan
kekhawatiran yang berlebihan dapat berdampak yang signifikan dalam kehidupan
(Buchanan, Milroy, Baker, Thompson & Levack, 2010). Perubahan fisik dapat
terlihat dengan jelas apabila seseorang mengalami kecemasan. Tanda kecemasan
yang paling jelas terlihat adalah gangguan pencernaan dan kegelisahan (Buchanan,
Dkk, 2010). Penderita kista mengalami kekhawatiran di dalam diri. Kekhawatiran
akan pertumbuhan kista yang terbilang cepat serta ketakutan atas kehamilan yang
sulit dipertahannya.

2.2 Analisis Jurnal


Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen dengan variable
terikat kecemasan pada ibu penderita kista ovarium dan variable bebas adalah
pemberian intervensi rational emotive behaviour therapy (REBT), dengan jumlah
sampel sebanyak 2 orang. Terapi ini mengajarkan dan membantu subjek bagaimana
melawan keyakinan irasional sehingga dampak dari keyakinan dan perasaan yang
diakibatkan kecemasan dapat diubah menjadi rasional dengan tujuan memberikan
dampak positif baik sisi emosional, intelektual dan fisiologis dengan memberikan
beberapa tahapan pelatihan dan tugas rumah sesuai target yang ingin dicapai.
Rational emotive behavior therapy memiliki tujuan untuk mengubah dan
memperbaiki sikap, persepsi, keyakinan, cara berpikir, serta pemikiran-pemikiran
yang tidak masuk akal menjai pandangan yang dapat masuk akal. Dengan begitu,
individu dapat mengembangan potensi diri, meningkatkan aktualisasi diri sekaligus
menghilangemosi-emosi negative yang tidak sehat.
Ada 3 teknik dalam REBT, yaitu teknik kognitif, teknik emotif, dan Teknik
perilaku. Teknik pertama adalah Teknik kognitif yang dilakukan dengan disputing
irrational beliefs (menentang keyakinan irasional). Disputing meliputi detecting,
debating, dan discriminating. (a) Detecting berisi mencari adanya keyakinan
irasional, seperti “Hanya boleh...”, “Hanya bisa…” dan lainnya. Keyakinan seperti itu
berdampak buruk pada emosi dan perilaku subjek. (b) Debating dilakukan dengan
memberikan beberapa pertanyaan kepada subjek yang bersifat mengarahkan subjek
untuk menuju pikiran yang lebih rasional. (c) Discriminating yang dilakukan untuk
membantu subjek memisahkan antara keinginan atau hasrat (nonabsolute value)
dengan kebutuhan (absolute value), sehingga dengan demikian subjek lebih bijak
dalam menentukan pilihan dalam hidupnya.
Kedua adalah Teknik Emotif. Teknik yang digunakan pada terapi ini adalah
guided imagery. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk melatih subjek
mengendalikan emosi negatif atau perasaan yang tidak menyenangkan. Ketiga adalah
Teknik Perilaku. Teknik perilaku diberikan dengan memberikan Homework dan
paspor perubahan untuk melatih subjek berani mengambil tindakan untuk mencapai
perubahan yang diinginkan.
Hasil didapatkan setelah dilakukan pengukuran saat sebelum, sesudah dan
periode tindak lanjut pada dua orang subjek. Berdasarkan pada analisis kuantitatif
dengan menggunakan uji paired sample t-test, diketahui bahwa ada perbedaan yang
signifikan tingkat kecemasan antara pascates dan tindak lanjut pada kedua subjek.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelatihan berbasis
Ratinonal Emotive Behavior Therapy memiliki pengaruh terhadap menurunnya
tingkat kecemasan pada wanita penderita kista ovarium.
Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian yang mengangkat rational emotive
behaviour therapy sebagai intervensi diantaranya penelitian oleh Hermawan (2015)
yang menggunakan REBT untuk meningkatkan self efficacy, Muryani (2014) untuk
mengurangi perilaku agresif, penelitian oleh Hartati (2017) untuk memangun
perilaku etis siswa dan Abdul Kodir dalam menanggulangi perilaku bullying yang
menunjukkan hasil positif..
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

3.1 Kesimpulan
Kecemasan adalah masalah psikologis yang berhubungan langsung dengan
kesehatan tubuh manusia, Penanganan yang baik diperlukan untuk mengembalikan
kondisi psikolgis penerita. Salah satu intervensi yang dapat diberikan adalah rational
emotive behaviour therapy (REBT), dengan mengajarkan dan membantu penderita
bagaimana melawan keyakinan irasional sehingga dampak dari keyakinan dan
perasaan yang diakibatkan kecemasan dapat diubah menjadi rasional dengan tujuan
memberikan dampak positif baik sisi emosional, intelektual dan fisiologis
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari penulisan makalah ini, maka
penulis menyarankan kepada
a. Tenaga medis (Dokter, Bidan dan Perawat)
Dokter, Bidan dan perawat diharapkan dapat mengaplikasikan
intervensi yang telah disebutkan diatas untuk diberikan kepada pasien dengan
keluhan kecemasan baik penderita kista ovarium ataupun penyakit lain
sehingga keluhan yang dirasakan dapat berkurang.
b. Instansi Pendidikan
Instansi Pendidikan terutama bidang keperawatan diharapkan dapat
memberikan pelajaran dan pelatihan khusus bagi mahasiswa keperawatan agar
dapat melakukan terapi-terapi non-farmakologi seperti yang disebutkan diatas
yang dapat mengurangi tingkat kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai