an Sistem Reproduksi
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Kasus Komplek
Nama Kelompok :
BANDUNG
2023
PENDAHULUAN
Tugas utama dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk menghasilkan sel sperma. S
perma diproduksi di testis, sepasang kelenjar reproduksi laki-laki yang terletak di skrotum, ku
lit yang ditutupi kantung yang menggantung dari pangkal paha. Dalam setiap testis, bagian tu
bulus yang berongga disebut tubulus seminiferus dimana sel sperma dihasilkan. Testis juga m
engeluarkan testosterone hormone laki-laki, yang merangsang perkembangan struktur reprod
uksi dan karakteristik seksual sekunder pada pubertas. Setelah produksi, sel sperma bergerak
ke tabung melingkar yang disebut epididimis sebagai tempat sperma matang dan disimpan.
A. Definisi
Gangguan reproduksi pada wanita adalah kegagalan wanita dalam manajemen
kesehatan reproduksi. Diketahui bahwa system pertahanan dari alat kelamin atau orga
n reproduksi wanita cukup baik, yaitu asam basanya. Sekalipun demikian, sistem pert
ahanan ini cukup lemah, sehingga infeksi sering tidak terbendung dan menjalar keseg
ala arah, menimbulkan infeksi mendadak dan menahun dengan berbagai keluhan. Sala
h satu keluhan klinis dari infeksi atau keadaan abnormal alat kelamin adalah keputiha
n (flour albus) (Manuaba,2009).
Ada berbagai macam gangguan reproduksi seperti gangguan menstruasi, Synd
rom premenstruasi, kista ovari, kanker dan tumor pada endrometrium, serta salah satu
nya yaitu infeksi yang di sebabkan oleh bakteri maupun jamur yang sering disebut ke
putihan.
Penyakit reproduksi pria merupakan jenis gangguan kesehatan yang dapat me
mengaruhi fungsi organ kelamin pria. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal,
mulai dari kelainan bawaan, infeksi, cedera, hingga tumor. Sebagian besar orang lebih
mengenal impotensi atau disfungsi ereksi sebagai penyakit reproduksi pria.
1.Faktor Lingkungan
a.Seks Pranikah
Kehidupan saat ini, sistem komunikasi global memudahkan seseorang khusus anak
dan remaja meng-akses informasi baik melalui media cetak, TV, internet, komik, ponsel, dan
media lainnya. Hal ini memberikan manfaat besar bagi kehidupan kita. Akan tetapi,
perkembangan tersebut kadang disalah gunakan oleh anak muda. Tayangan media yang
memiliki tendensi konten pornografi lebih memberikan kesempatan anak muda merasa
terpengaruh termasuk keinginan untuk melakukan hubungan seks diluar nikah.
Perilaku seksual di Indonesia cenderung masih tinggi, sering dianggap bahwa belum
sesuai harapan yang diinginkan. Berdasarkan hasil kajian /survei terkait kesehatan reproduksi
dan seksualitas pada anak muda di Indonesia oleh Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) diperoleh hasil survei tahun 2010 menunjukkan bahwa 51
persen dari total responden remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pranikah (Kasim
2014).
Beberapa akibat dari perilaku seks beresiko sifilis, kehamilan yang tak diinginkan dan
tertularny Penyakit Menular Seksual ( PMS)
b. Lingkungan Kerja
Seiring dengan perkembangan dunia industri tersebut pekerja perempuan maupun
laki- laki sering terpajan denngan berbagai faktor resiko yang berpotensi mengancam
kesehatannya termasuk kesehatan Reproduksi.
Bekerja pada tempat kerja yang tidak sesuai dan lingkungan kerja yang kurang baik
menyebabkan perempuan menjadi lebih rentan untuk terkena ganggungan kesehatan akibat
kerja. Lemak tubuh yang lebih banyak pada perempuan mengakibatkan toleransi terhadap
suhu lingkuangan yang panas menjadi lebih rendah.
Keadaan suhu ruangan yang tidak optimum akan memicu kejra otak yang lamban dan
sering terjadinya ganggguan stres kerja karena pekerja wanita merasa kurang nyaman dengan
tempat kerja dan koontrol emosi menjadi lemah. Akibat lain dari keadaan suhu ruangan
tempat kerja yang tidak optimum pada tenaga kerja wanita adalah adanya gangguan fungsi
reproduksi seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, menyebabkan dehidrasi pada ibu
hamil, dan keguguran serta stres pada janin
Penelitian yang dilakukan oleh Nohara, dkk (2010), mengenai siklus menstruasi dan
masalah gangguan menstruasi dan faktor risiko yang beresiko pada pekerja wanita di Jepang,
didapatkan bahwa terdapat hubungan antara nyeri saat menstruasi dengan stres, suhu yang
panas atau tinggi, umur, IMT, dan jumlah partus . Penelitian lain dilakukan oleh Hafez (2014)
juga memaparkan bahwa paparan getaran dan kebisingan yang terjadi secara terus-menerus
pada wanita yang sedang hamil dapat meningkatkan risiko dampak negatif bagi
menyebabkan reproduksi kemandulan, gangguan menstruasi, abortus spontan dan kelahiran
premature .
2. Faktor Biologis
2.1. Obesitas
a. pada Pria
Pria yang mengalami obesitas mempunyai peluang lebih besar menjadi infertil, karena
berkurangnya hormon testosteron dan produksi hormon pertumbuhan. Tetapi hormon-
hormon ini dapat menjadi normal kembali jika makanan yang dikonsumsi memiliki jumlah
kalori yang rendah. Jadi sebenarnya untuk menanggulangi masalah kekurangan testosteron
dapat tercapai hanya dengan mengurangi makanan yang memiliki kalori tinggi (Dolfing,
2003).
Dolfing menjelaskan bahwa jumlah kortison dan leptin yang tinggi yang biasa terlihat
pada obesitas memiliki efek langsung pada motilitas sperma, dan secara signifikan
mempengaruhi fertilitas pria. Kortison merupakan bagian dari kelas obat-obatan glukortikoid
yang biasa digunakan untuk mengobati asma, arthritis, osteoarthritis, dan berbagai patologi
pada kulit. Biasanya glukokortikoid digunakan karena memiliki kemampuan anti-inflamasi.
Glukokortikoid bisa didapatkan dalam bentuk inhaler, krim, salep, pil, dan injeksi. Penelitian
membuktikan bahwa prednison dan kortison pada dosis tinggi dapat menghambat kelenjar
hipofisis dalam kegiatannya untuk memproduksi follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH) yang akhirnya menyebabkan berkurangnya jumlah sperma. Telah
diketahui bahwa peran FSH antara lain merangsang spermatogenesis pada pria sejak
pubertas,sedangkan LH merangsang sel-sel Leydig yang terdapat pada testis untuk
menghasilkan testosteron. Fungsi testosteron selain sebagai hormon seks pria juga
merangsang proses spermatogenesis.
Jumlah leptin yang tinggi dapat menghambat sekresi FSH dari sel-sel hipofisis
(Dolfing, 2003). Jadi hal ini dapat menghambat produksi sperma secara hormonal, sehingga
dapat disimpulkan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh suami- isteri sangat berpengaruh
pada fertilitas. Untuk menghindari masalah reproduksi, pasangan harus mengkonsumsi
makanan rendah kalori dan rajin berolahraga.
b. Pada Wanita
Obesitas dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi melalui jaringan adiposa
yang secara aktif mempengaruhi rasio hormon estrogen dan androgen. Pada wanita yang
mengalami obesitas terjadi peningkatan produksi estrogen karena selain ovarium, jaringan
adiposa juga dapat memproduksi estrogen. Peningkatan kadar estrogen yang terus- menerus
secara tidak langsung menyebabkan peningkatan hormon androgen yang dapat mengganggu
perkembangan folikel sehingga tidak dapat menghasilkan folikel yang matang. Pada wanita
yang memiliki persen lemak tubuh tinggi (kategori obesitas) terjadi peningkatan produksi
androstenedion yang merupakan androgen yang berfungsi sebagai prekursor hormon
reproduksi. Di dalam tubuh, androgen digunakan untuk memproduksi estrogen dengan
bantuan enzim aromatase. Proses aromatisasi androgen menjadi estrogen ini terjadi di sel-sel
granulosa dan jaringan lemak. Dengan demikian, semakin banyak persentase jaringan lemak
tubuh, semakin banyak pula estrogen yang terbentuk yang kemudian dapat mengganggu
keseimbangan hormon di dalam tubuh sehingga menyebabkan gangguan siklus menstruasi.
3.Sistem Ginjal
Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan negative
pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendahpun ion hidrogen
mempunyai efek yang besar pada sistem biologi. Ion hidrogen berinteraksi dengan berbagai
molekul biologis sehingga dapat mempengaruhi struktur protein, fungsi enzim dan
ekstabilitas membrane. Ion hidrogen sangat penting pada fungsi normal tubuh misalnya
sebagai pompa proton mitokondria pada proses fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP.
Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus meneruls di dalam tubuh.
Perolehan dan pengeluaran ion hidrogen sangat bervariasi tergantung diet, aktivitas dan status
kesehatan. Ion hidrogen di dalam tubuh berasal dari makanan, minuman, dan proses
metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion hidrogen terbentuk sebagai hasil metabolism
karbohidrat, protein dan lemak. glikolisis anaerobik atau ketogenesis.
1. Gizi seimbang.
2. Informasi tentang kesehatan reproduksi.
3. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual.
4. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA.
5. Pernikahan pada usia wajar.
6. Pendidikan dan peningkatan ketrampilan.
7. Peningkatan penghargaan diri.
8. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.