Anda di halaman 1dari 33

MACAM-MACAM GANGGUAN PADA SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI

DAN PEREMPUAN
A. Definisi
1. Gangguan system reproduksi laki-laki
Hipogonadisme
Hipoganadisme adalah suatu keadaan dimana terjadi difisiensi
hormon gonad. Hipogonadisme adalah berkurangnya atau menurunnya
hormone androgen sehingga mempengaruhi fungsi dan ciri seks dari
kelamin baik pria dan wanita

Kriptorkidisme
Testis tidak turun (kriptorkidsme) adalah testis yang belum pindah
pada tempatnya yang tepat dalam kantong kulit yang tergantung di bawah
penis (skrotum) sebelum anak dilahirkan. Pada biasanya kriptorkidsme
hanya terjadi pada satu testis saja namun, diperkirakan masalah ini terjadi
sekitar 10 persen terjadi pada kedua testis. Testis yang tidak turun
umumnya jarang ditemui, tapi cukup umum terjadi pada bayi laki-laki
yang lahir prematur. Pada biasanya testis yang turun dan bergerak ke
posisi yang tepat dengan sendirinya, dalam sebulan setelah anak
dilahirkan.

Urethritis
uretritis adalah peradangan atau infeksi pada saluran yang
mengangut urun dari kantung kemih keluar dari tubuh. Uretritis dapat di
bagi menjadi dua kelompok besar yaitu uretritis gonokokal dan non
gonokokal. Gonokokal itu di sebabkan oleh bakteri naseria gonorrhoeae
dan non gonokokan di sebabkan oleh berbagai jenis kuman.
uteritis gonokokus, uretritis non gonokokus
Uretritis gonokokus (UG) yaitu peradangan uretra yang sering
disebabkan oleh bakteri Gram negatif Neisseria gonorrhoeae dengan
keluhan gatal, panas dibagian uretra eksternum, nyeri saat berkemih
disertai keluhan keluar duh tubuh mukopurulen dari ujung uretra, kadang
dapat mengeluarkan darah, dan polakisuria.1
Uretritis non gonokokus (UNG) merupakan peradangan uretra
sering disebabkan oleh bakteri Gram negatif Chlamydia trachomatis,
ditularkan melalui kontak seksual. Umumnya gejala tidak seberat gonore,

berupa disuria ringan, perasaan tidak enak di uretra, sering kencing, dan
keluarnya duh tubuh seropurulen.1

Epididimistis
Epididimitis (radang epididimis) adalah penyebab signifikan
morbiditas dan diagnosis urologi kelima yang paling umum pada pria
berusia 18-50 tahun.
Epididimitis adalah penyebab paling umum dari peradangan
intrascrotal. Meskipun epididimitis secara historis diduga disebabkan
oleh iritasi kimia dari refluks urin, sebuah penelitian yang diterbitkan
pada tahun 1979 menunjukkan bahwa bakteri yang bertanggung jawab
untuk sebagian besar casus.

Prostatitis
Prostatitis akut adalah infeksi pada prostat yang non spesifik,
biasanya bakteri atau pathogen menyebar dari uretra atau kandung kemih.
Prosedur invasive biasanya menyebabkan infeksi adalah kateterisasi,
cystoscopy, dilasi urethral, dan pembedahan prostat (TURBT). Pathogen
biasanya adalah gonorrhea, sifilis, clamidia, dan pathogen menular
seksual lainnya (Ross dan Wilson, 2009).

Orkitis
Orchitis adalah suatu inflamasi testis (kongesti testikular), biasanya
disebabkan oleh faktor-faktor piogenik, virus, spiroseta, parasit,
traumatis, kimia atau faktor yag tidak diketahui ( Smeltzer, 2002).
Orchitis adalah peradangan testis yang jika bersama dengan
epididimitis menjadi epididimoorkitis dan merupakan komplikasi yang
serius dari epididimitis (Price, 2005).
Orchitis merupakan peradangan satu atau kedua testis, ditandai
dengan pembengkakan dan nyeri. Keadaan ini sering disebabkan oleh
parotitis, sifilis, atau tuberculosis (Hartanto, 2008).

Impotensi
Impotensi atau Disfungsi Ereksi adalah Ketidak mampuan yang
bersifat persisten (menetap) untuk mencapai dan mempertahankan
keadaan ereksi penis dalam mencapai kepuasaan seksual

2. Gangguan system reproduksi perempuan


Premenstrual syndrome
Sindrom pramenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis,
dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi perempuan. Sekitar 8095% perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala
premenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam
kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi
secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat
hilang begitu dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut
setelahnya (Joseph & Nugroho, 2010).
Premenstrual syndrome (PMS) merupakan keluhan-keluhan yang
biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid,
dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-kadang
berlangsung terus sampai haid berhenti (Wiknjosastro, 2005).

Dysmenorrhea
Dismenore adalah keluhan sewaktu haid dalam siklus teratur akibat
dari

peningkatan kadar prostaglandin dalam darah haid (Pritchard,

MacDonald, & Gant, 1991)


Dismenore didefenisikan

sebagai

kram

menstruasi

yang

menyakitkan dan dibagi menjadi dismenore primer (tanpa patologi) dan


dismenore sekunder (karena patologi) (Rees, et al. 2008)

Menstrual irregular
Siklus menstruasi yang tidak teratur adalah suatu penyimpangan
dari siklus yang normal. Lamanya siklus menstruasi merupakan suatu
indikator klinis noninvasif, yang penting untuk menilai fungsi reproduksi.
Gangguan siklus menstruasi dapat dihubungkan dengan meningkatnya
risiko penurunan fertilitas pada wanita usia subur. Menstruasi merupakan
salah satu faktor yang mencerminkan potensi fungsional seorang
perempuan yang dapat dipengaruhi oleh sejumlah variabel yang meliputi
usia, riwayat keluarga, status sosial-ekonomi, pendidikan, aktivitas fisik,
kepribadian, olahraga, berat badan, tinggi badan, stres, infeksi, persentase
distribusi lemak maupun hormonal (Osayande et al., 2014).

Keputihan

Keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain


darah haid (Kasdu. 2005.hlm.37).
Keputihan (flour albus) adalah gejala keluarnya getah atau cairan
vagina yang berlebihan sehingga sering menyebabkan celana dalam basah
(Pudiastuti. 2010. hlm.15).
Keputihan adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau
lendir menyerupai nanah (Bahari. 2012.hlm. 9).
Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan keputihan
adalah suatu cairan putih yang keluar dari liang vagina secara berlebihan
dan tidak berupa darah.

Pelvic inflammatory disease


Pelvic inflammatory disease (PID) adalah kondisi yang muncul
akibat penyebaran infeksi secara seksual. Biasanya PID berawal dari
infeksi pada daerah vulva dan vagina yang menyebar ke atas kea rah servik,
uterus, tuba fallopi, dan ovarium. (Ross dan Wilson, 2009).

Infeksi vagina
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina.

B. Mind map
1. Gangguan system reproduksi laki-laki
Hipogonadisme
ETIOLOGI
PRIMER
( infeksi , atropi kel,Gonad )

SEKUNDER
PATOFISIOLOGISNYA

Tanda Gejala ( PRIA )

TANDA GEJALA ( WANITA


)

Berhentinya menstruasi atau


biasanya tinggi, bahu sempit dan

amenorhoe
otot kecil

atropi payudara dan genetalia


genitalia kecil, suara memiliki

nada tinggi
libido
eksterna serta penurunan
terjadi impotensi, pengurangan

pertumbuhan otot kurang


progresif rambut dan buluMasalah
tubuh, Keperawatan

jenggot

Gangguan
citra tubuh
berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi tubuh
akibat
dan
berkurangnya
pertumbuhan

otot
difisiensi gonad
Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan bentuk dan fungsi organ seks akibat

difisiensi gonad

Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pengobatan

dan perawatan atau minimnya informasi yang didapat

INTERVENSI

LAKI > Dengan pemberian testoteron dengan


dosis yang sesuai untuk hasil yang maksimal
dikombinasikan dengan HCG diberikan 3x
seminggu dalam waktu 4-6 bulan sampai kadar
testoteron normal. Setelah 6 bulan terapi, bila
jumlah sperma tetap sedikit maka pegobatan
dihentikan, bila jumlah sperma meningkat
maka terapi diteruskan.

Wanita > Dengan pemberian estrogen dan


progesteron

Kriptorkidisme

Etiologi dan Faktor resiko

Idiopatik
Kombinasi genetika
Kesehatan ibu dan faktor

lingkungan

Berat badan lahir rendah

Kelahiran prematur
Riwayat keluarga

Down syndrom
Alkohol dan merokok

Obesitas pada ibu

Diagnostic tes :
Laparoskopi
Bedah terbuka
Pemeriksaan fisik
USG

kesehatan ibu dan faktor lingkungan


lainnya dapat mengganggu hormon,
menimbulkan perubahan fisik dan
aktivitas saraf yang dapat
mempengaruhi perkembangan testis.

Selama beberapa bulan terakhir


perkembangan janin normal, maka dengan itu
testis secara bertahap turun dari perut melalui
lorong seperti tabung di pangkal paha (kanalis
inguinalis) ke dalam skrotum. Pada testis yang
tidak turun, proses ini berhenti atau tertunda.

Kriptorkidisme

Pengukuran kadar
hormon

Komplikasi :
Kanker testis
Gangguan kesuburan
Torsi testis
Trauma

Hernia inguinalis
Gejala :
Testis tertarik

Penatalaksanaan :
Terapi bedah

Testik naik

Terapi hormon

Uretritis
URETRITIS

Non
Gonorhoe

Gonorhoe

Klamidia Trakomatik/
Urea Plasma Urelytikum
Melalui
hubungan
seksual
dengan
partner yang
terinfeksi

Neisseria
Gonorrhoeae

Akut

-Asending
infeksi

-infeksi prostat

Kronik

- Mukosa merah dan edema.


- Terdapat cairan eksudat yang purulent.
- Ada ulserasi pada uretra.
- Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala
khas pada uretritis Go yaitu good
morning sign.

-Pengobatan
yang tidak
sempurna saat
masa akut
-Prostatitis
Akut
-Striktura

Melalui
hubungan
seksual
dengan
partner yang
terinfeksi

-Mukosa terlihat granuler dan


merah
-Getah uretra (+), dapat dilihat pada
pagi hari sebelum miksi pertama

Nyeri

Distensi Urin

Infeksi

Epididimistis

Pria dan anak-anak

Terinfeksi bakteri baik dari


hubungan seksual maupun
aktifitas fisik yang berat

Nyeri pada testis saat


BAK atau hubungan

Demam sebagai
respon dari infeksi

Nyeri akut

hipervolemia

FAKTOR RESIKO
1

Disuria

Retensi urin

ETIOLOGI

Sexs bebas tanpa


1 Infeksi bakteri akut
menggunakan
80% disebabkan oleh
pelindung
bakteri gram negative
2 Sexs
dengan
2 Infeksi bakteri kronis
Prostatitis
pasangan
yang
diakibatkan
oleh
PENINGKATAN
berbeda-beda
bakteri
yang
terisolasi
METABOLISME
SISTEM
JUMLAH
3 Operasi BPH
di
dalam
urin,
HIV,
TUBUH
PADA
IMUN TUBUH
HISTAMIN,
4 Kurangnya
kerusakan
system
LOKASI
INFEKSI
MERESPON
BRADIKININ,
kebersihan
urinary,
dan
obstruksi
Sel-Sel
mediasi
inflamasi
HARGA
SEMAKIN
CEPAT
INFEKSI
DAN
daerah
genital
mengeluarkan
ductus
ejaculatorius
senyawa DIRI
mediator
PELEBARAN
HIPERTERMI
RESPON
INFLAMASI
ANXIETAS
MEDIATOR
NYERI AKUT
(TUREK,
2016)
PEMBULUH
inflamasi
(Histamin,
Bradykinin,
dsb)
RENDAH
INFLAMASI

KEMERAHAN

PANAS

PEMBENGKA
KAN
NYERI

Orkitis
ETIOLOGI
INVASI BAKTERI, VIRUS,
JAMUR PADA TESTIS

REAKSI
ANTIGEN
ANTIBODI

PROSES
PERADANGAN

SUHU
MENINGKAT
HIPERTERMI

NYERI
PENEKANAN
PELEPASAN
DEFICIT
(MENINGKAT
BILA
SYARAF PEKA
SEROTONIN
DAN
PERAWATAN
DIRI
BERAKTIVITAS)
NYERI
DISEKITAR
BRADIKININ

VASODILATASI
PEMBULUH
DARAH
PERUBAHA
EDEMA
N POLA
DEFISIENSI
GANGGU
HIPOGONADI
SEKSUAL
TESTOSTER
INFERTILISASI
AN
SME

PERTAHANAN
TUBUH MENURUN
INFEKSI
PADA
TESTIS
(PROLIFERASI
KERUSAKAN
KERUSA
DAN
INTEGRITAS
KAN ULCERASI
MULTIPLIKASI
ABSESJARIGAN
NYERI KULIT
SYARAF

PUS

KERUSAKAN
TUBULUS
SEMINIFIRUS

LEUKOSIT
MATI

RESIKO INFEKSI

Impotensi

psikologis

(kecemasan,
stres, depresi)

SISTEM SARAF,
ALIRAN
DARAH,
KADAR
HORMON

tor
fisik(Obesitas,
Hipertensi,Pe
nyakit

Faktor resiko
(merokok,usia,
narkoba)

ARTERI
SKLEROSIS

ARTERI
SKLEROSIS DAN
KERUSAKAN SEL
SARAF OTAK

DISFUNGSI
EREKSI

Sulit
mendapatkan
dan menjaga
ereksi

DX :
disfungsi

Hubungan
seksual

DX :
ketidakefektifa
n pola seksual

3. Gangguan system reproduksi perempuan


Premenstrual syndrome

Dysmenorrhea

Disminore
( Nyeri
Haid )

Primer
( non ginekologi)
endometriummengandun
g
prostaglandin
dalam
jumlah tinggi

Sekunder
( Ginekologi )
endometriosis, polip atau
fibroid
uterus
,penyakit
radang
panggul
(PRP),
prolaps uterus

Faktor Resiko
Usia , Menarke , Merokok, BMI rendah

Masalah
Keperawatan
Pain , Anxiety
Patofisiologinya

Keadaan
Emosional

Kenaikan Kadar
Prostaglandin

Dimana diketahui bahwa prostaglandin


mempunyai
efek
yang
dapat
meningkatkan kontraktilitas dari otot
uterus.
Dan
juga
prostaglandin
mempunyai efek vasokontriksi yang pada
akhirnya dapat menyebabkan
iskemi
pada
otot
uterus
yang
dapat
menimbulkan rasa nyeri. Konsentrasi
prostaglandin selama siklus haid terjadi
peningkatan yang bermakna. Ditemukan
kadar PGE2 dan PGF2 sangat tinggi
dalam endometrium, myometrium dan
darah haid wanita yang menderita nyeri
haid primer (Mayo, 1997)

Masalah
Keperawatan
Pain , Anxiety

Manifestasi Klinis
( Nyeri , gejala yang kompleks berupa kram
perut bagian bawah yang menjalar ke
punggung atau kaki, mual , demam pusing
(Dorland, 2008)

Farmako
o Analgesik
o Antipiretik
Non Farmako
o Ekstrak Jahe
o Relaksasi
o Teknik Nafas
Dalam

INTERVENSI

Menstrual irregular

Keputihan

Estrogen,haid,stre

ss,kontrasepsi,ovu
lasi

Infeksi :
bakteri(randnerella),jamur(Candida)
, parasit(Trichomoniasis),virus(Virus
Herpes Simplex)

Keputihan
fisiologis

Keputihan
patologis

Cairan banyak, warnanya putih seperti susu basi,


kuning atau kehijauan, disertai dengan rasa gatal dan
pedih, terkadang berbau busuk atau amis
Gangguan
body image

Disfungsi
seksual

Resiko kerusakan
integritas kulit

Pelvic inflammatory disease

FAKTOR RESIKO
Etiologi
Usia
Pasangan
seksual
Infeksi bakteri STD
yang berganti-ganti
ataupun
3 Merokok
mikroorganisme
4 Alat
kontrasepsi
pada alat kelamin
yang tidak bersih
wanita eksternal.
5 RiwayatNDX:
penyakit
(Labia dan Rugae)
PID sebelumnya
1 cairan
Nyeri akut b/d Respon Peradangan ditandai dengan tubuh demam, nyeri
6 Menggunakan
skala 5, kulit terlihat kemerahan, ada pembengkakan
Tanda dan
Gejala:vagina
pembersih
Komplikasi PID:
2 saluran
Hipertermi b/d
responberpindah
peradangan
Bakteri
ke ditandai dengan suhu naik hingga
7 Pembersihan
1 Panas
C
serviks
1 Obstruksi tuba
kemih yang 39,5
tidak
2 Kemerahan3 Ansietas b/d Proses penyakit d/d pasien menyatakan khawatir dan cemas
Menyebar ke organ
falopi menyebabkan
3 benar
Pembengakakan
saat ada nanah
keluar
dari
vagina.
Muncul
Abses
nternal pada daerah
infertilitas
4 Nyeri
4 Harga diri rendah
b/d proses penyakit d/d pasien menyatakan tidak
Tuba-ovarian
2
Peritonitis
panggul
seperti
5 Ada Pus
percaya diri saat
nanah
mulai
keluar
dari
vaginanya.
RESPON
3 bakteriemia
dari produk
Uterus,
Tubasisa
falopi,
6 Berbau sedap
INFLAMASI
bakteri
ovarium
1
2

Infeksi vagina
.

Cairan abdominal

Seks yang tidak aman, bergonta


ganti patner seks, vaginosis
bakteri

Infeksi vagina

Infeksi jamur

Infeksi dari bakteri mengiritasi vagina menyebabkan keluarnya cairan abnormal.


keluarnya
cairan
abnormal
dari
vagina,
baunya
menyengat
atau
disertai gatal-gatal
dan nyeri.
Nyeri akut

Cairan berwarna putih,


abu-abu atau keruh
kekuningan
dan
berbau amis.

Resiko infeksi

Gatal-gatal
sedang
sampai hebat dan rasa
terbakar pada vulva dan
vagina. Kulit tampak
merah dan terasa kasar.
Vagina keluar cairan
rasa
kentalGangguan
seperti keju.

2. Pemeriksaan Diagnostic
1. Gangguan system reproduksi laki-laki
Hipogonadisme
CT Scan otak, untuk

melihat

adanya

tumor

pada

hipofise/hipothalamus
Pengambilan kadar testoteron serum
Kadar gonadotropi serum dan kariotip
Test stimulasi dengan klomifen
Test stimulasi Gn RH
Test stimulasi HCG
Analisis semen untuk kuantitas dan kwalitas sperma.

Kriptorkidisme
Laparoskopi. Sebuah tabung kecil berisi kamera dimasukkan
melalui sayatan kecil ke dalam perut anak. Laparoskopi dilakukan
untuk menemukan sebuah testis intra-abdominal. Dokter dapat
memperbaiki testis tidak turun selama prosedur yang sama, tetapi
operasi tambahan mungkin diperlukan dalam beberapa kasus.
Atau, laparoskopi mungkin tidak menemukan keberadaan testis,
atau sisa-sisa kecil jaringan testis yang tidak berfungsi kemudian
akan diangkat.
Operasi terbuka. Eksplorasi langsung dari perut atau
selangkangan melalui sayatan yang lebih besar mungkin
diperlukan dalam beberapa kasus.
USG
Pengukuran kadar hormon
Pemeriksaan fisik

Urethritis
urinalisa memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan
endapan sel darah merah dengan keterlibatan ginjal.
Kultur ( biakan ) urine mengidentifikasi organisme penyebab

Tes bakteri bersalut- antibodi terhadap bakteri bersalut antibodi


diindikasikan pada pielonefritis.
Sinar x ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi
anomali struktur nyata.
Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau
abnormalitas struktur.

Epididimistis
Urinalisis: Piuria atau bakteriuria (50%); kultur urin diindikasikan
untuk pasien sebelum pubertas dan usia lanjut
Hitung darah lengkap: Leukositosis
Gram stain debit uretra, jika ada

Orkitis
Menurut Ulfiyah, 2012 pemeriksaan diagnostic pada pasien orchitis:

Pemeriksaan urin kultur


Urethral smear (tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoe)
Pemeriksaan darah CBC (complete blood count)
Dopller ultrasound, untuk mengetahui kondisi testis, menentukan

diagnosa dan mendeteksi adanya abses pada skrotum


Testicular scan
Analisa air kemih
Pemeriksaan kimia darah

Impotensi
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan gula darah rutin untukmereka yang memiliki risiko
terhadap penyakit diabetes
Pemeriksaan kadar TSH
USG alat vital

2. Gangguan system reproduksi perempuan


Premenstrual syndrome
Dysmenorrhea
Cervical culture untuk menyingkirkan sexually transmitted
diseases.

Hitung leukosit untuk menyingkirkan infeksi.


Kadar human chorionic gonadotropin untuk menyingkirkan
kehamilan ektopik.

Sedimentation rate.
Cancer antigen 125 (CA-125) assay: ini memiliki nilai klinis
yang terbatas dalam mengevaluasi wanita dengan dismenorea

karena nilai prediktif negatifnya yang relatif rendah.


Laparoscopy
Hysteroscopy
Dilatation
Curettage
Biopsi Endomentrium

Menstrual irregular
Keputihan
Menurut Bahari (2012, hlm. 57), sebelum melakukan tindakan
pengobatan, perlu dilakukan langkah-langkah pemeriksaan guna
mengetahui penyebab keputihan. Berbagai langkah pemeriksaan
tersebut dilakukan berdasarkan usia, keluahan yang dirasakan, sifatsifat cairan yang keluar, kaitannya dengan menstruasi, ovulasi, serta
kehamilan.
Pemeriksaan bisa dilakukan secara langsung dengan melihat vagina,
muara kandung kemih, anus dan lipatan pada paha. Bisa juga
dilakukan pemeriksaan di laboratorium yang memadai dengan cara
mengambil sempel cairan keputihan dan sampel darah. Adapun
pemeriksaan dalam dilakukan terhadap wanita yang sudah menikah.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan speculum. Untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan, bisa dilakukan tindakan biopsi,
yaitu dengan cara mengambil sel-sel yang lepas dengan cara
mengeroknya dari selaput lendir rahim.

Pelvic inflammatory disease


1.Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel
darah putih yang menandakan terjadiny ainfeksi.
2.Kultur untuk GO dan chlamydia digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnosis.
3.Ultrasonografi atau USG dapat digunakan baik USG abdomen
(perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba dan alat
reproduksi lainnya.

4.Biopsi endometrium dapat dipakai untuk melihat adanya infeksi.


5.Laparaskopi adalah prosedur pemasukan alat dengan lampu dan
kamera melalui insisi (potongan) kecil di perut untuk melihat secara
langsung organ di dalam panggul apabila terdapat kelainan.
Infeksi vagina

3. Penatalaksanaan
1. Gangguan system reproduksi laki-laki
Hipogonadisme
Kriptorkidisme
o Terapi bedah
Testis yang tidak turun biasanya dikoreksi melalui prosedur
operasi. Dokter bedah dengan seksama memanipulasi testis ke
dalam skrotum dan menjahit testis pada tempatnya (orchiopexy).
Prosedur ini dapat dilakukan baik dengan laparoskopi atau dengan
operasi terbuka.
o Terapi hormon
Terapi hormon ini meliputi injeksi human chorionic gonadotropin
(HCG). Hormon ini bisa memicu testis pindah ke skrotum anak.
Terapi hormon biasanya tidak dianjurkan karena tidak efektif.

Urethritis
Epididimistis
Orkitis
o Ceftriaxone Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas,
aktivitas gram-negatif; efikasi lebih rendah terhadap organisme
gram-positif. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara
mengikat satu atau lebih penicillin-binding proteins. Dewasa: IM
125-250 mg sekali, anak: 25-50 mg / kg / hari IV; tidak melebihi
125 mg / d
o Doxycycline Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan
bakteri dengan cara mengikat 30S dan kemungkinan 50S subunit
ribosom bakteri. Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone
untuk pengobatan gonore. Dewasa cap 100 mg selama 7 hari,
Anak: 2-5 mg / kg / hari PO dalam 1-2 dosis terbagi, tidak
melebihi 200 mg / hari

o Azitromisin Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang


disebabkan oleh strain rentan mikroorganisme. Diindikasikan
untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada saluran kelamin.
Dewasa 1 g sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk infeksi
klamidia dan gonokokus. Anak: 10 mg / kg PO sekali, tidak
melebihi 250 mg / hari
o Trimetoprim-sulfametoksazol Menghambat pertumbuhan bakteri
dengan menghambat sintesis asam dihydrofolic. Umumnya
digunakan pada pasien > 35 tahun dengan orchitis. Dewasa 960
mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, berdasarkan
TMP, PO tid / qid selama 14 hari
o Ciprofloxacin Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap
pseudomonas, streptococci, MRSA, S epidermidis, dan gram
negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada aktivitas
terhadap anaerob. Menghambat sintesis DNA bakteri dan
akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. Dewasa tab 500 mg
PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan

Impotensi
o

Sildenafil, tadalafil, vardenafil. Ketiga obat ini efektif dalam


meningkatkan aliran darah ke penis secara sementara. Obatobatan ini hanya boleh dikonsumsi satu tablet dalam kurun satu
hari dan biasanya 30 menit hingga satu jam sebelum melakukan
hubungan seksual. Contoh efek samping penggunaan obat-obat
ini bisa berupa gangguan pencernaan, nyeri punggung, mual,
muntah, dan sakit kepala. Ketiga obat ini tergolong obat resep
yang pemakaiannya perlu petunjuk dari dokter dan secara hatihati.

Injeksi hormon testosteron.

Suppositoria prostaglandin. Obat ini digunakan dengan cara


dimasukkan ke dalam saluran uretra melalui ujung lubang penis
guna menimbulkan ereksi.

Pompa vakum. Alat ini berfungsi menarik darah ke dalam penis


sehingga terjadi ereksi. Ereksi kemudian dipertahankan dengan
cara memasangkan sebuah cincin karet pada pangkal penis.
Namun cincin ini harus dilepas setelah 30 menit untuk mencegah
terjadinya kerusakan jaringan penis serta memulihkan sirkulasi.
Pompa vakum cukup efektif dalam membantu pengidap
impotensi. Dilaporkan bahwa sembilan puluh persen pengguna
alat ini mampu melakukan hubungan seks.

Operasi. Operasi atau bedah biasanya dilakukan jika impotensi


akibat terhalangnya suplai aliran darah ke penis tidak dapat
ditangani oleh obat-obatan atau pun alat lainnya. Selain itu,
operasi juga biasanya diperuntukkan bagi pria yang mengalami
impotensi akibat masalah anatomi pada penisnya dan akibat
cidera serius pada bagian panggulnya.

2. Gangguan system reproduksi perempuan


Premenstrual syndrome
Menurut Rayburn (2001), terapi PMS dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
o Terapi simtomatik untuk menghilangkan gejala-gejala antara lain
dengan diuretika untuk mengobati kembung, anti depresan dan
anti ansietas untuk menghilangkan cemas dan depresi,
bromokriptin untuk menghilangkan bengkak dan nyeri pada
payudara dan anti prostaglandin untuk mengatasi nyeri payudara,
nyeri sendi dan nyeri muskuloskeletal.
o Terapi spesifik dibuat untuk mengobati etiologi yang
diperkirakan sebagai penyebab dari PMS antara lain dengan
progesteron alamiah untuk mengatasi defisiensi progesteron dan
pemberian vitamin B6.
o Terapi ablasi yang bertujuan untuk mengatasi PMS dengan cara
menghentikan haid

Dysmenorrhea
o Cara untuk mengatasi dysmenorrhea dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi obat anti peradangan non steroid (ibuprofen,
naproksen, asam mefenamat). Obat ini akan efektif jika diminum
2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai 1-2 ketika
menstruasi.
o Selain dengan obat-obatan, dysmenorrhea juga dapat diatasi
o
o
o
o
o
o

dengan cara-cara berikut ini:


1.
Istirahat cukup
2.
Olahraga teratur (terutama jalan)
3.
Pemijatan
4.
Mengalami orgasme (bagi yang telah menikah)
5.
Kompres hangat diarea sekitar perut
6.
Minum banyak air putih, hindari konsumsi garam berlebih

serta kafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi cairan.


o 7.
Makan makanan kaya zat besi, kalsium, vitamin B
kompleks seperti susu, sayuran hijau.
o 8.
Tinggikan posisi pinggul melebihi bahu ketika tidur
telentang untuk membantu meredakan dysmenorrhea.

Menstrual irregular
Keputihan
Menurut Ayuningsih, Teviningrum dan Krisnawati (2009, hlm.26),
pengobatan untuk keputihan meliputi :
a. Jika keputihan masih ringan, bisa menggunakan sabun atau larutan
antiseptik khusus pembilas vagina seperlunya. Penggunaan berlebihan akan
mematikan flora normal dan mengganggu keasaman vagina. Konsultasi ke
dokter, sehingga akan diperoleh cara pengobatan paling tepat untuk
mengatasi gangguan keputihan patologis dan infeksi sesuai dengan
penyebabnya. Jenis obat dapat berupa sediaan oral berupa tablet atau
kapsul, topical seperti krim yang dioleskan dan yang langsung dimasukkan
ke liang vagina.
b. Bagi yang sudah berkeluarga, lakukan pemeriksaan bersama pasangan.
Jika masih belum sembuh, lakukan uji resistensi obat dan mengganti
dengan obat lain. Ada kemungkinan kuman ternyata resisten terhadap obat
yang di berikan.

d. Bagi penderita yang sudah menikah dan melakukan hubungan seksual


secara rutin, apalagi berusia lebih dari 5 tahun, lakukan papsmear. Idealnya
papsmear dilakukan setahun sekali.
e. Jika positif terkena virus, bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan mulut
rahim. Sebagai penunjang di lakukan pula tes urin dan tesdarah.
f. Melakukan pola hidup sehat agar daya tahan tubuh mendukung proses
pengobatan. Menurut Bahari (2012, hlm. 32), pengobatan keputihan terdiri
dari:
a. Pengobatan Moderen
Jika penyebab keputihan adalah infeksi, ada beberapa tindakan pengobatan
moderen yang bisa dilakukan. Diantaranya:
1) Obat-obatan
Berikut berbagai jenis obat yang bisa digunakan mengatasi keputihan:
a) Asiklovir
Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh virus herpes.
b) Podovilin 25%
Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh kondiloma.
c) Larutan asam Thrikloro-Asetat 40-50% atau salep Asam Salisilat20-40%
(digunakan dengan cara dioleskan).
d) Metronidazole
Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh bakteri
Comonas Vaginalis dan Gardnerella.
e) Nistatin, mikonazole, klotrimazole, dan friconazole.
Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh jamur
Candida Albican.
2) Larutan Antiseptik
Larutan antiseptik hanya berfungsi membersihkan cairan keputihan yang
keluar dari vagina, larutan ini tidak bisa membunuh penyebab infeksi
ataupun menyembuhkan keputihan yang diakibatkan oleh penyebab
lainnya.
3) Hormon Estrogen

Hormon estrogen yang diberikan biasanya berbentuk tablet dan krim.


Pemberian hormon ini dilakukan terhadap penderita yang sudah memasuki
masamenopause atau lanjut usia.
4) Operasi Kecil
Operasi kecil perlu dilakukan jika penyebab keputihan adalah tumor jinak,
misalnya papilloma.
5) Pembedahan
Metode pengobatan ini dilakukan jika penyebab keputihan adalah kanker
serviks atau kanker kandungan lainnya. Selain itu, metode pengobatan ini
juga dilakukan dengan mengacu pada stadium kankernya.
b. Pengobatan Tradisional
1) Oleskan ampas mangga masak ke daerah vagina dan biarkan beberapa
saat, sebelum membilasnya dengan air.
2) Makan satu atau dua buah pisang masak setiap hari secara rutin.
3) Minum segelas jus cranberry segar, sebaiknya tanpa gula, setiap hari.
4) Mengkonsumsi rempah-rempah seperti jahe, lengkuas, dan sebagainya.
Saat mengkonsumsi makanan ini sebaiknya dalam bentuk mentah, atau
dikukus sebentar.
5) Bersihkan derah vagina dengan perasan jeruk lemon dan air.
6) Daun kasingsat muda dikukus kemudian dimakan sebagai lalapan.
7) Rebus 30 gram akar bunga matahari dalam 4 gelas air hingga tersisa 2
gelas. Minum airnya 2 kali sehari.
8) Daun sirih direndam selama satu jam dalam air panas lalu didiamkan
hingga dingin untuk membersihkan daerah vagina. Lakukan setiap hari pagi
dan sore hari.

Pelvic inflammatory disease


Infeksi vagina
o Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan
dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan.

o Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus


sesuai dengan penyebabnya.
o Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, antijamur

atau

anti-virus,

tergantung

kepada

organisme

penyebabnya.
o Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan
vagina dengan campuran cuka dan air.Tetapi pembilasan ini
tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa
meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
o Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan
uretra) menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim
estrogen selama 7-10 hari.
o Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam
propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi
pertumbuhan bakteri.
o Pada infeksi meular seksual, untuk mencegah berulangnya
infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat yang sama.
o Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi
sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet,
plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vagina.

3. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas Pasien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
b. Riwayat Penyakit Sekarang: riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk
rumah sakit
c. Riwayat Penyakit Dahulu: riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh pasien
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : penyakit yang pernah diderita anggota keluarga
yang menjadi faktor resiko.

e. Kebiasaan

sehari-hari:

pola

aktivitas

latihan,

pola

kebiasaan

yang

mempengaruhi kesehatan (rokok, ketergantungan obat, minuman keras).


3. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/Istirahat : Merasa lemah dan pusing
b. Sirkulasi : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia
c. Integritas Ego : Cemas, mudah tersinggung, nyeri, emosional
d. Makanan dan Cairan : Mual, tidak nafsu makan
e. Nyeri/Kenyamanan : Sakit pada daerah abdomen, wajah menyeringai
Diagnosa Keperawatan

Nyeri Akut ( haid ) b/d Kontraktilitas uterus,hipersensitivitas dan syaraf nyeri


uterus

Intervensi
NO
1

Diagnosa
NOC
Nyeri Akut ( haid ) Setelah

NIC
dilakukan Intervensi
Melakukan
pengkajian
b/d Kontraktilitas tindakn selama 1x 24
nyeri
uterus,hipersensitiv jam rasa nyeri haid
( OPQRST )
itas dan syaraf teratasi
Memberikan
informasi
Kriteria Hasil
nyeri uterus
tetang nyeri , penyebab
Menunujukan
Management Nyeri
tingkat nyeri
o Berikan analgetik
( colaborasi)
Indikator
o Lakukan
teknik
Ekspresi nyeri
relaksasi
,
lisan
pada
distraksi massage
wajah
o Hangatkan bagian
Posisi
tubuh
perut
melindungi

nyeri
Perubahan pola
nafas ( ttv)

4. EBN

1. Gangguan system reproduksi laki-laki


Hipogonadisme
Kriptorkidisme
Urethritis
Epididimistis
Kesimpulan: Pengobatan empiris dari epididimitis harus dimulai
berdasarkan

patogen,

sebelum

pengujian

laboratorium

selesai.

Pengobatan berfokus pada menyembuhkan infeksi, meningkatkan gejala,


mencegah penularan, dan mengurangi komplikasi masa depan. Jika
penyakit disebabkan gonokokal atau infeksi klamidia (pasien 14-35
tahun), pengobatan harus terdiri dari ceftriaxone (Rocephin), satu 250mg dosis intramuskular, dan doxycycline (Vibramycin), 100 mg secara
oral dua kali sehari selama 10 days. Azitromisin (Zithromax), tunggal 1g dosis oral, dapat menggantikan doxycycline jika kepatuhan pengobatan
questionable.
Jika organisme enterik, seperti bakteri coliform pada pasien yang lebih
muda dari 14 tahun atau lebih tua dari 35 tahun atau pasien alergi
terhadap sefalosporin atau tetrasiklin, pengobatan harus mencakup
ofloksasin (Floxin; merek tidak lagi tersedia di Amerika Serikat), 300
mg secara oral dua kali sehari selama 10 hari, atau levofloxacin
(Levaquin), 500 mg oral sekali sehari selama 10 days.
Selain pengobatan antibiotik, analgesik, elevasi skrotum, pembatasan
kegiatan, dan penggunaan kompres panas atau dingin untuk nyeri pada
pasien dengan epididimitis.

Prostatitis
Orkitis
Judul: Epidemiology, Etiology, Management and Follow-Up
Recommendations*
Sarel Halachmi1#, Neri Katz2
1Pediatric Urology Service, Bnai Zion Medical Center, Faculty of
Medicine, Technion, Israeli Institute of Technology, Haifa, Israel
2Neonatal Intensive Care Unite, Eadith Wolfson Medical Center, Holon,
Israel
Email: #sarel.halachmi@b-zion.org.il

Received March 26, 2013; revised April 23, 2013; accepted April 30,

2013
ABSTRAK
Epididymo-Orchitis (EO) adalah penyakit yang dapat mempengaruhi
laki-laki di segala usia. Neonatus dan pasien usia lanjut dapat menderita
infeksi bakteri karena proses bawaan atau penuaan mempengaruhi
saluran kemih. Dalam posting pubertas aktif secara seksual dan laki-laki
muda seksual organisme menular dapat menyebabkan EO. EO juga lazim
di pra pubertas anak laki-laki yang sehat; Namun dalam kelompok ini
etiologi, modalitas pencitraan yang diperlukan dan manajemen yang tepat
tidak jelas belum. Naskah ini secara sistematis akan meninjau berbagai
etiologi menyebabkan EO anak laki-laki pra-pubertas, diskus tentang
pencitraan yang tepat yang dibutuhkan, dan interpretasi citra, akan
memberikan

pengobatan

dan

tindak

lanjut

rekomendasi.

Ringkasan
EO lazim di anak laki-laki pra-pubertas, menurut stratifikasi usia, riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik dan urinalisis etiologi untuk EO dapat
diidentifikasi, dan pengobatan disesuaikan, pencitraan lebih lanjut atau
hanya tindak lanjut dapat direkomendasikan untuk setiap pasien.
Pengetahuan tentang pathophisiology dari EO akan menghindari
perlakuan antibi-otic yang tidak perlu dan pencitraan tidak dibutuhkan

pada saluran kemih.


Impotensi
Kesimpulan: Terdapat banyak cara yang digunakan untuk terapi DE,
salah satunya adalah dengan obat oral yang mulai dipasarkan secara luas
yaitu sildenafil. Obat ini hanya bekerja bilamana terdapat stimulasi
seksual dan diminum satu jam sebelum aktifitas seksual dengan dosis
antara 25 100mg. Sildenafil bekerja dengan menghambat kompetitif
enzim PDE 5 yang banyak terdapat pada korpus kavernosus penis,
sehingga menyebabkan relaksasi otot polos yang terdapat berlangsung
lebih lama, dengan demikian ereksi juga akan berlangsung lebih lama.
Masih banyak kontradiksi mengenai penggunaan sildenafil dalam
penatalaksanaan DE, dengan angka keberhasilannya sekitar 60-70 %.
Pada penderita diabetes angka keberhasilan hanya sekitar 50 %.

2. Gangguan system reproduksi perempuan


Premenstrual syndrome
Judul: EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT UNTUK
MENURUNKAN NYERI HAID PADA REMAJA DI DESA
GLODOGAN, KLATEN SELATAN
Ratna Agustiningrum, 2013
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian dengan 36 responden, didapatkan
hasil yang signifikan bahwa kompres air hangat sangat efektif untuk
penurunan nyeri pada pasien PMS
intervention group is 6 people (33,3%) and in the control group is 13
people (72,2%). Chi square result showed p value: 0,019; : 0,05.

Dysmenorrhea
KESIMPULAN :
Jahe
Jahe merupakan obat alami anti inflamasi atau penghilang rasa sakit
saat menstruasi. Ekstrak jahe dapat menekan pengeluaran
prostaglandin

dan

leukotrin

pada

endometrium

yang

mengakibatkan kontraksi kuat sehingga timbul rasa nyeri yang


disebut dismenore atau nyeri haid (Burner, 2012. 8).
Senam Disminore
Secara prosentase hasil penelitian tersebut terdapat perubahan
derajat nyeri bisa terlihat dari 60 responden yang diteliti, terdapat
28.3% yang mengalami dismeneor berat sebelum melakukan senam
dismenore, ketika setelah melakukan senam dismenore terdapat
penurunun jumlah responden yang mengalami dismenore berat
sebesar 15 %, selain dari itu terdapat 1 responden yang ketika
belum diberikan perlakuan mengalami dismenore tingkat ringan,
tetapi setelah diberikan perlakukan rasa nyeri tersebut menghilang
(tidak lagi mengalami dismenore)
(Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No. 2 April-Juni 2014: 56-61)

Menstrual irregular
Pelaksanaan terapi akupuntur diberikan dalam 1 seri terapi yang
terdiri 4 tahap dengan 14 kali terapi selama 15 menit setiap kali terapi.

Setiap kali terpi pasien mengalami 2 posisi yaitu saat pasien terlentang
( saat menusuk titik sanyinjiao (SP6), guanyuan (CV4) dan taixi (k13) dan
telungkup ( saat memasuki tititk ramuan kunyit asam dengan dosis kunyit
sebanyak 5 gr dan asam sebanyak 2 gr dengan tambahan gula batu 10 gr,
yang diminum 1kali sehari setelah makan 50ml dan teh adas gr dengan
tambahan madu secukupnya yang diminum 1kali sehari 50 ml.
Setelah melalui 14 belas kali terapi akupuntur dan pemberian terapi herbal
kunyit asam dan teh adas sebanyak 33 kali, menstruasi pasien menjadi
teratur dengan siklus menstruasi 30 hari, dan keluhan tambahan pasien
dapat berkurang.
Kesimpulan :
Berdasarkan studikasus yang dilakukan menstruasi tidak teratur dapat di
tangani denga pemberian kombinasi terapi akupuntur dan ramua herbal
kombinasi kunyit asam dan teh adas. Hal ini dapat terlihat melalui
pengamatan indikator keberhasilan yaitu siklus menstruasi di kategori
siklus normal dan hilang keluhan yang lain yang dirasakan pasien.

Keputihan
Judul: PENGGUNAAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP
KEPUTIHAN FISIOLOGIS DI KALANGAN REMAJA PUTRI
MAHASISWA POLTEKES DENPASAR
Wayan Mustika, Putu Susy natha Astini,Ni Putu Yunianti SC
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebelum pemberian rebusan daun sirih dan kunyit, keputihan pada
remaja di Pondok Pesantren Putri Mambaus Sholihin Suci Manyar
Kabupaten Gresik didapatkan semua responden mengalami keputihan
patologis.
2. Sesudah pemberian rebusan daun sirih dan kunyit, keputihan pada
remaja di Pondok Pesantren Putri Mambaus Sholihin Suci Manyar
Kabupaten Gresik didapatkan hampir semua responden mengalami
keputihan fisiologis.
3. Pemberian rebusan daun sirih dan kunyit dapat menurunkan keputihan
patologis pada remaja.

Pelvic inflammatory disease


(Hamed A,G 2015) IOSR Journal of Nursing and Health Science, 4 (6):5564

Judul: The Impact Of Genital Hygiene Practices On The Occurrence


Of Vaginal Infection And The Development Of A Nursing Fact Sheet
As Prevention Message For Vulnerable Women (dampak dari praktik
hygiene

kemaluan

pengembangan

terhadap

lembar

kejadian

informasi

infeksi

keperawatan

vagina
sebagai

dan
pesan

pencegahan terhadap wanita yang beresiko)


Abstrak: kebersihan daerah kemaluan adalah komponen utama dari
kesehatan wanita dan sangat penting bagi kesehatan dan perlindungan alat
reproduksi wanita. Akan tetapi, praktik kebersihan daerah kemaluan
mungkin dapat mempengaruhi pertahanan wanita terhadap penyakit
menular seksual (PMS) dan morbiditas seksual dan reproduktif lainnya.
Hasil Penelitian: hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko dari
munculnya infeksi vagina bertambah tinggi seiring dengan bertambahnya
usia maternitas yaitu usia diatas 35 tahun, penghasilan kurang,
berhubungan seksual yang tidak menggunakan alat pelindung, dan
pemakaian kontrasepsi IUD. Wanita lebih cenderung untuk tidak memakai
tekhnik yang benar saat membersihkan daerah kemaluan, memakai kain
yang tidak sekali pakai saat menstruasi, juga menggunakan pembersih
vagina. Suatu lembar informasi keperawatan dibuat untuk menyampaikan
informasi pada wanita yang beresiko.
Kesimpulan: dapat disimpulkan bahwa wanita yang terinfeksi lebih besar
kemungkinannya tidak menggunakan tekhnik membersihkan daerah
kemaluan dengan benar, memakai kain yang tidak sekal pakai pada waktu
menstruasi, dan menggunakan pembersih vagina.
Rekomendasi: wanita perlu mempelajari cara untuk memberihkan daerah
kemaluan dengan benar, wanita yang terinfeksi sebaiknya mengenali efek
dari infeksi berulang, perlu ditekankan pada pentingnya screening lebih
awal, serta perawatan terhadap pasangan mereka.

Infeksi vagina
Judul: TREATMENT PADA PASIEN VAGINITIS (INFEKSI
VAGINA)
JURNAL VAGINITIS DIAGNOSIS AND TREATMENT VOL 83, NO
7, 1 APRIL 2011
1. Treatment pada wanita tidak hamil

Rekomendasi pengobatan saat ini dari Pusat Pengendalian dan


Pencegahan Penyakit (CDC), wanita tidak hamil dengan gejala penyakit
membutuhkan terapi antibakteri untuk menghilangkan gejala. Manfaat
lain dari perawatan termasuk penurunan risiko HIV dan infeksi menular
seksual lainnya dan mengurangi komplikasi infeksi berikut aborsi atau
hysterectomy. Sebuah Cochrane review dari 24 percobaan terkontrol acak
(RCT) menunjukkan bahwa klindamisin dan metronidazole (Flagyl)
sama-sama efektif, mencapai kesembuhan klinis di 91 dan 92 persen
kasus, masing-masing, setelah dua sampai tiga minggu treatment. Enam
RCT menunjukkan topikal dan oral persiapan antibiotik untuk sama-sama
efektif. Salah satu kelemahan rejimen oral durasi yang lebih lama dari
treatment. Intravaginal krim klindamisin lebih disukai dalam kasus alergi
atau intoleransi terhadap metronidazole. metronidazol di dosis 2-g tunggal
memiliki efektivitas terendah untuk mengobati vaginosis bakteri dan tidak
lagi dianjurkan. metronidazol, 500 mg dua kali sehari selama satu minggu,
berlaku efektif untuk mengobati vaginosis bakteri dan trikomoniasis.
Meskipun probiotik lactobacillus aman, tidak ada bukti yang meyakinkan
bahwa mereka lebih unggul atau meningkatkan efektivitas antibiotik
dalam pengobatan bakteri vaginosis.
2. Treatment pada wanita hamil
Vaginosis bakteri terjadi pada hampir 20 persen wanita selama kehamilan.
Klinik AS Preventive Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan
screening vaginosis bakteri rutin asimtomatik pada wanita hamil untuk
mengurangi risiko kelahiran premature (Kelas USPSTF D rekomendasi).

Anda mungkin juga menyukai