DAN PEREMPUAN
A. Definisi
1. Gangguan system reproduksi laki-laki
Hipogonadisme
Hipoganadisme adalah suatu keadaan dimana terjadi difisiensi
hormon gonad. Hipogonadisme adalah berkurangnya atau menurunnya
hormone androgen sehingga mempengaruhi fungsi dan ciri seks dari
kelamin baik pria dan wanita
Kriptorkidisme
Testis tidak turun (kriptorkidsme) adalah testis yang belum pindah
pada tempatnya yang tepat dalam kantong kulit yang tergantung di bawah
penis (skrotum) sebelum anak dilahirkan. Pada biasanya kriptorkidsme
hanya terjadi pada satu testis saja namun, diperkirakan masalah ini terjadi
sekitar 10 persen terjadi pada kedua testis. Testis yang tidak turun
umumnya jarang ditemui, tapi cukup umum terjadi pada bayi laki-laki
yang lahir prematur. Pada biasanya testis yang turun dan bergerak ke
posisi yang tepat dengan sendirinya, dalam sebulan setelah anak
dilahirkan.
Urethritis
uretritis adalah peradangan atau infeksi pada saluran yang
mengangut urun dari kantung kemih keluar dari tubuh. Uretritis dapat di
bagi menjadi dua kelompok besar yaitu uretritis gonokokal dan non
gonokokal. Gonokokal itu di sebabkan oleh bakteri naseria gonorrhoeae
dan non gonokokan di sebabkan oleh berbagai jenis kuman.
uteritis gonokokus, uretritis non gonokokus
Uretritis gonokokus (UG) yaitu peradangan uretra yang sering
disebabkan oleh bakteri Gram negatif Neisseria gonorrhoeae dengan
keluhan gatal, panas dibagian uretra eksternum, nyeri saat berkemih
disertai keluhan keluar duh tubuh mukopurulen dari ujung uretra, kadang
dapat mengeluarkan darah, dan polakisuria.1
Uretritis non gonokokus (UNG) merupakan peradangan uretra
sering disebabkan oleh bakteri Gram negatif Chlamydia trachomatis,
ditularkan melalui kontak seksual. Umumnya gejala tidak seberat gonore,
berupa disuria ringan, perasaan tidak enak di uretra, sering kencing, dan
keluarnya duh tubuh seropurulen.1
Epididimistis
Epididimitis (radang epididimis) adalah penyebab signifikan
morbiditas dan diagnosis urologi kelima yang paling umum pada pria
berusia 18-50 tahun.
Epididimitis adalah penyebab paling umum dari peradangan
intrascrotal. Meskipun epididimitis secara historis diduga disebabkan
oleh iritasi kimia dari refluks urin, sebuah penelitian yang diterbitkan
pada tahun 1979 menunjukkan bahwa bakteri yang bertanggung jawab
untuk sebagian besar casus.
Prostatitis
Prostatitis akut adalah infeksi pada prostat yang non spesifik,
biasanya bakteri atau pathogen menyebar dari uretra atau kandung kemih.
Prosedur invasive biasanya menyebabkan infeksi adalah kateterisasi,
cystoscopy, dilasi urethral, dan pembedahan prostat (TURBT). Pathogen
biasanya adalah gonorrhea, sifilis, clamidia, dan pathogen menular
seksual lainnya (Ross dan Wilson, 2009).
Orkitis
Orchitis adalah suatu inflamasi testis (kongesti testikular), biasanya
disebabkan oleh faktor-faktor piogenik, virus, spiroseta, parasit,
traumatis, kimia atau faktor yag tidak diketahui ( Smeltzer, 2002).
Orchitis adalah peradangan testis yang jika bersama dengan
epididimitis menjadi epididimoorkitis dan merupakan komplikasi yang
serius dari epididimitis (Price, 2005).
Orchitis merupakan peradangan satu atau kedua testis, ditandai
dengan pembengkakan dan nyeri. Keadaan ini sering disebabkan oleh
parotitis, sifilis, atau tuberculosis (Hartanto, 2008).
Impotensi
Impotensi atau Disfungsi Ereksi adalah Ketidak mampuan yang
bersifat persisten (menetap) untuk mencapai dan mempertahankan
keadaan ereksi penis dalam mencapai kepuasaan seksual
Dysmenorrhea
Dismenore adalah keluhan sewaktu haid dalam siklus teratur akibat
dari
sebagai
kram
menstruasi
yang
Menstrual irregular
Siklus menstruasi yang tidak teratur adalah suatu penyimpangan
dari siklus yang normal. Lamanya siklus menstruasi merupakan suatu
indikator klinis noninvasif, yang penting untuk menilai fungsi reproduksi.
Gangguan siklus menstruasi dapat dihubungkan dengan meningkatnya
risiko penurunan fertilitas pada wanita usia subur. Menstruasi merupakan
salah satu faktor yang mencerminkan potensi fungsional seorang
perempuan yang dapat dipengaruhi oleh sejumlah variabel yang meliputi
usia, riwayat keluarga, status sosial-ekonomi, pendidikan, aktivitas fisik,
kepribadian, olahraga, berat badan, tinggi badan, stres, infeksi, persentase
distribusi lemak maupun hormonal (Osayande et al., 2014).
Keputihan
Infeksi vagina
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina.
B. Mind map
1. Gangguan system reproduksi laki-laki
Hipogonadisme
ETIOLOGI
PRIMER
( infeksi , atropi kel,Gonad )
SEKUNDER
PATOFISIOLOGISNYA
amenorhoe
otot kecil
nada tinggi
libido
eksterna serta penurunan
terjadi impotensi, pengurangan
jenggot
Gangguan
citra tubuh
berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi tubuh
akibat
dan
berkurangnya
pertumbuhan
otot
difisiensi gonad
Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan bentuk dan fungsi organ seks akibat
difisiensi gonad
INTERVENSI
Kriptorkidisme
Idiopatik
Kombinasi genetika
Kesehatan ibu dan faktor
lingkungan
Kelahiran prematur
Riwayat keluarga
Down syndrom
Alkohol dan merokok
Diagnostic tes :
Laparoskopi
Bedah terbuka
Pemeriksaan fisik
USG
Kriptorkidisme
Pengukuran kadar
hormon
Komplikasi :
Kanker testis
Gangguan kesuburan
Torsi testis
Trauma
Hernia inguinalis
Gejala :
Testis tertarik
Penatalaksanaan :
Terapi bedah
Testik naik
Terapi hormon
Uretritis
URETRITIS
Non
Gonorhoe
Gonorhoe
Klamidia Trakomatik/
Urea Plasma Urelytikum
Melalui
hubungan
seksual
dengan
partner yang
terinfeksi
Neisseria
Gonorrhoeae
Akut
-Asending
infeksi
-infeksi prostat
Kronik
-Pengobatan
yang tidak
sempurna saat
masa akut
-Prostatitis
Akut
-Striktura
Melalui
hubungan
seksual
dengan
partner yang
terinfeksi
Nyeri
Distensi Urin
Infeksi
Epididimistis
Demam sebagai
respon dari infeksi
Nyeri akut
hipervolemia
FAKTOR RESIKO
1
Disuria
Retensi urin
ETIOLOGI
KEMERAHAN
PANAS
PEMBENGKA
KAN
NYERI
Orkitis
ETIOLOGI
INVASI BAKTERI, VIRUS,
JAMUR PADA TESTIS
REAKSI
ANTIGEN
ANTIBODI
PROSES
PERADANGAN
SUHU
MENINGKAT
HIPERTERMI
NYERI
PENEKANAN
PELEPASAN
DEFICIT
(MENINGKAT
BILA
SYARAF PEKA
SEROTONIN
DAN
PERAWATAN
DIRI
BERAKTIVITAS)
NYERI
DISEKITAR
BRADIKININ
VASODILATASI
PEMBULUH
DARAH
PERUBAHA
EDEMA
N POLA
DEFISIENSI
GANGGU
HIPOGONADI
SEKSUAL
TESTOSTER
INFERTILISASI
AN
SME
PERTAHANAN
TUBUH MENURUN
INFEKSI
PADA
TESTIS
(PROLIFERASI
KERUSAKAN
KERUSA
DAN
INTEGRITAS
KAN ULCERASI
MULTIPLIKASI
ABSESJARIGAN
NYERI KULIT
SYARAF
PUS
KERUSAKAN
TUBULUS
SEMINIFIRUS
LEUKOSIT
MATI
RESIKO INFEKSI
Impotensi
psikologis
(kecemasan,
stres, depresi)
SISTEM SARAF,
ALIRAN
DARAH,
KADAR
HORMON
tor
fisik(Obesitas,
Hipertensi,Pe
nyakit
Faktor resiko
(merokok,usia,
narkoba)
ARTERI
SKLEROSIS
ARTERI
SKLEROSIS DAN
KERUSAKAN SEL
SARAF OTAK
DISFUNGSI
EREKSI
Sulit
mendapatkan
dan menjaga
ereksi
DX :
disfungsi
Hubungan
seksual
DX :
ketidakefektifa
n pola seksual
Dysmenorrhea
Disminore
( Nyeri
Haid )
Primer
( non ginekologi)
endometriummengandun
g
prostaglandin
dalam
jumlah tinggi
Sekunder
( Ginekologi )
endometriosis, polip atau
fibroid
uterus
,penyakit
radang
panggul
(PRP),
prolaps uterus
Faktor Resiko
Usia , Menarke , Merokok, BMI rendah
Masalah
Keperawatan
Pain , Anxiety
Patofisiologinya
Keadaan
Emosional
Kenaikan Kadar
Prostaglandin
Masalah
Keperawatan
Pain , Anxiety
Manifestasi Klinis
( Nyeri , gejala yang kompleks berupa kram
perut bagian bawah yang menjalar ke
punggung atau kaki, mual , demam pusing
(Dorland, 2008)
Farmako
o Analgesik
o Antipiretik
Non Farmako
o Ekstrak Jahe
o Relaksasi
o Teknik Nafas
Dalam
INTERVENSI
Menstrual irregular
Keputihan
Estrogen,haid,stre
ss,kontrasepsi,ovu
lasi
Infeksi :
bakteri(randnerella),jamur(Candida)
, parasit(Trichomoniasis),virus(Virus
Herpes Simplex)
Keputihan
fisiologis
Keputihan
patologis
Disfungsi
seksual
Resiko kerusakan
integritas kulit
FAKTOR RESIKO
Etiologi
Usia
Pasangan
seksual
Infeksi bakteri STD
yang berganti-ganti
ataupun
3 Merokok
mikroorganisme
4 Alat
kontrasepsi
pada alat kelamin
yang tidak bersih
wanita eksternal.
5 RiwayatNDX:
penyakit
(Labia dan Rugae)
PID sebelumnya
1 cairan
Nyeri akut b/d Respon Peradangan ditandai dengan tubuh demam, nyeri
6 Menggunakan
skala 5, kulit terlihat kemerahan, ada pembengkakan
Tanda dan
Gejala:vagina
pembersih
Komplikasi PID:
2 saluran
Hipertermi b/d
responberpindah
peradangan
Bakteri
ke ditandai dengan suhu naik hingga
7 Pembersihan
1 Panas
C
serviks
1 Obstruksi tuba
kemih yang 39,5
tidak
2 Kemerahan3 Ansietas b/d Proses penyakit d/d pasien menyatakan khawatir dan cemas
Menyebar ke organ
falopi menyebabkan
3 benar
Pembengakakan
saat ada nanah
keluar
dari
vagina.
Muncul
Abses
nternal pada daerah
infertilitas
4 Nyeri
4 Harga diri rendah
b/d proses penyakit d/d pasien menyatakan tidak
Tuba-ovarian
2
Peritonitis
panggul
seperti
5 Ada Pus
percaya diri saat
nanah
mulai
keluar
dari
vaginanya.
RESPON
3 bakteriemia
dari produk
Uterus,
Tubasisa
falopi,
6 Berbau sedap
INFLAMASI
bakteri
ovarium
1
2
Infeksi vagina
.
Cairan abdominal
Infeksi vagina
Infeksi jamur
Resiko infeksi
Gatal-gatal
sedang
sampai hebat dan rasa
terbakar pada vulva dan
vagina. Kulit tampak
merah dan terasa kasar.
Vagina keluar cairan
rasa
kentalGangguan
seperti keju.
2. Pemeriksaan Diagnostic
1. Gangguan system reproduksi laki-laki
Hipogonadisme
CT Scan otak, untuk
melihat
adanya
tumor
pada
hipofise/hipothalamus
Pengambilan kadar testoteron serum
Kadar gonadotropi serum dan kariotip
Test stimulasi dengan klomifen
Test stimulasi Gn RH
Test stimulasi HCG
Analisis semen untuk kuantitas dan kwalitas sperma.
Kriptorkidisme
Laparoskopi. Sebuah tabung kecil berisi kamera dimasukkan
melalui sayatan kecil ke dalam perut anak. Laparoskopi dilakukan
untuk menemukan sebuah testis intra-abdominal. Dokter dapat
memperbaiki testis tidak turun selama prosedur yang sama, tetapi
operasi tambahan mungkin diperlukan dalam beberapa kasus.
Atau, laparoskopi mungkin tidak menemukan keberadaan testis,
atau sisa-sisa kecil jaringan testis yang tidak berfungsi kemudian
akan diangkat.
Operasi terbuka. Eksplorasi langsung dari perut atau
selangkangan melalui sayatan yang lebih besar mungkin
diperlukan dalam beberapa kasus.
USG
Pengukuran kadar hormon
Pemeriksaan fisik
Urethritis
urinalisa memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan
endapan sel darah merah dengan keterlibatan ginjal.
Kultur ( biakan ) urine mengidentifikasi organisme penyebab
Epididimistis
Urinalisis: Piuria atau bakteriuria (50%); kultur urin diindikasikan
untuk pasien sebelum pubertas dan usia lanjut
Hitung darah lengkap: Leukositosis
Gram stain debit uretra, jika ada
Orkitis
Menurut Ulfiyah, 2012 pemeriksaan diagnostic pada pasien orchitis:
Impotensi
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan gula darah rutin untukmereka yang memiliki risiko
terhadap penyakit diabetes
Pemeriksaan kadar TSH
USG alat vital
Sedimentation rate.
Cancer antigen 125 (CA-125) assay: ini memiliki nilai klinis
yang terbatas dalam mengevaluasi wanita dengan dismenorea
Menstrual irregular
Keputihan
Menurut Bahari (2012, hlm. 57), sebelum melakukan tindakan
pengobatan, perlu dilakukan langkah-langkah pemeriksaan guna
mengetahui penyebab keputihan. Berbagai langkah pemeriksaan
tersebut dilakukan berdasarkan usia, keluahan yang dirasakan, sifatsifat cairan yang keluar, kaitannya dengan menstruasi, ovulasi, serta
kehamilan.
Pemeriksaan bisa dilakukan secara langsung dengan melihat vagina,
muara kandung kemih, anus dan lipatan pada paha. Bisa juga
dilakukan pemeriksaan di laboratorium yang memadai dengan cara
mengambil sempel cairan keputihan dan sampel darah. Adapun
pemeriksaan dalam dilakukan terhadap wanita yang sudah menikah.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan speculum. Untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan, bisa dilakukan tindakan biopsi,
yaitu dengan cara mengambil sel-sel yang lepas dengan cara
mengeroknya dari selaput lendir rahim.
3. Penatalaksanaan
1. Gangguan system reproduksi laki-laki
Hipogonadisme
Kriptorkidisme
o Terapi bedah
Testis yang tidak turun biasanya dikoreksi melalui prosedur
operasi. Dokter bedah dengan seksama memanipulasi testis ke
dalam skrotum dan menjahit testis pada tempatnya (orchiopexy).
Prosedur ini dapat dilakukan baik dengan laparoskopi atau dengan
operasi terbuka.
o Terapi hormon
Terapi hormon ini meliputi injeksi human chorionic gonadotropin
(HCG). Hormon ini bisa memicu testis pindah ke skrotum anak.
Terapi hormon biasanya tidak dianjurkan karena tidak efektif.
Urethritis
Epididimistis
Orkitis
o Ceftriaxone Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas,
aktivitas gram-negatif; efikasi lebih rendah terhadap organisme
gram-positif. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara
mengikat satu atau lebih penicillin-binding proteins. Dewasa: IM
125-250 mg sekali, anak: 25-50 mg / kg / hari IV; tidak melebihi
125 mg / d
o Doxycycline Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan
bakteri dengan cara mengikat 30S dan kemungkinan 50S subunit
ribosom bakteri. Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone
untuk pengobatan gonore. Dewasa cap 100 mg selama 7 hari,
Anak: 2-5 mg / kg / hari PO dalam 1-2 dosis terbagi, tidak
melebihi 200 mg / hari
Impotensi
o
Dysmenorrhea
o Cara untuk mengatasi dysmenorrhea dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi obat anti peradangan non steroid (ibuprofen,
naproksen, asam mefenamat). Obat ini akan efektif jika diminum
2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai 1-2 ketika
menstruasi.
o Selain dengan obat-obatan, dysmenorrhea juga dapat diatasi
o
o
o
o
o
o
Menstrual irregular
Keputihan
Menurut Ayuningsih, Teviningrum dan Krisnawati (2009, hlm.26),
pengobatan untuk keputihan meliputi :
a. Jika keputihan masih ringan, bisa menggunakan sabun atau larutan
antiseptik khusus pembilas vagina seperlunya. Penggunaan berlebihan akan
mematikan flora normal dan mengganggu keasaman vagina. Konsultasi ke
dokter, sehingga akan diperoleh cara pengobatan paling tepat untuk
mengatasi gangguan keputihan patologis dan infeksi sesuai dengan
penyebabnya. Jenis obat dapat berupa sediaan oral berupa tablet atau
kapsul, topical seperti krim yang dioleskan dan yang langsung dimasukkan
ke liang vagina.
b. Bagi yang sudah berkeluarga, lakukan pemeriksaan bersama pasangan.
Jika masih belum sembuh, lakukan uji resistensi obat dan mengganti
dengan obat lain. Ada kemungkinan kuman ternyata resisten terhadap obat
yang di berikan.
atau
anti-virus,
tergantung
kepada
organisme
penyebabnya.
o Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan
vagina dengan campuran cuka dan air.Tetapi pembilasan ini
tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa
meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
o Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan
uretra) menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim
estrogen selama 7-10 hari.
o Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam
propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi
pertumbuhan bakteri.
o Pada infeksi meular seksual, untuk mencegah berulangnya
infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat yang sama.
o Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi
sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet,
plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vagina.
3. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas Pasien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
b. Riwayat Penyakit Sekarang: riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk
rumah sakit
c. Riwayat Penyakit Dahulu: riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh pasien
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : penyakit yang pernah diderita anggota keluarga
yang menjadi faktor resiko.
e. Kebiasaan
sehari-hari:
pola
aktivitas
latihan,
pola
kebiasaan
yang
Intervensi
NO
1
Diagnosa
NOC
Nyeri Akut ( haid ) Setelah
NIC
dilakukan Intervensi
Melakukan
pengkajian
b/d Kontraktilitas tindakn selama 1x 24
nyeri
uterus,hipersensitiv jam rasa nyeri haid
( OPQRST )
itas dan syaraf teratasi
Memberikan
informasi
Kriteria Hasil
nyeri uterus
tetang nyeri , penyebab
Menunujukan
Management Nyeri
tingkat nyeri
o Berikan analgetik
( colaborasi)
Indikator
o Lakukan
teknik
Ekspresi nyeri
relaksasi
,
lisan
pada
distraksi massage
wajah
o Hangatkan bagian
Posisi
tubuh
perut
melindungi
nyeri
Perubahan pola
nafas ( ttv)
4. EBN
patogen,
sebelum
pengujian
laboratorium
selesai.
Prostatitis
Orkitis
Judul: Epidemiology, Etiology, Management and Follow-Up
Recommendations*
Sarel Halachmi1#, Neri Katz2
1Pediatric Urology Service, Bnai Zion Medical Center, Faculty of
Medicine, Technion, Israeli Institute of Technology, Haifa, Israel
2Neonatal Intensive Care Unite, Eadith Wolfson Medical Center, Holon,
Israel
Email: #sarel.halachmi@b-zion.org.il
Received March 26, 2013; revised April 23, 2013; accepted April 30,
2013
ABSTRAK
Epididymo-Orchitis (EO) adalah penyakit yang dapat mempengaruhi
laki-laki di segala usia. Neonatus dan pasien usia lanjut dapat menderita
infeksi bakteri karena proses bawaan atau penuaan mempengaruhi
saluran kemih. Dalam posting pubertas aktif secara seksual dan laki-laki
muda seksual organisme menular dapat menyebabkan EO. EO juga lazim
di pra pubertas anak laki-laki yang sehat; Namun dalam kelompok ini
etiologi, modalitas pencitraan yang diperlukan dan manajemen yang tepat
tidak jelas belum. Naskah ini secara sistematis akan meninjau berbagai
etiologi menyebabkan EO anak laki-laki pra-pubertas, diskus tentang
pencitraan yang tepat yang dibutuhkan, dan interpretasi citra, akan
memberikan
pengobatan
dan
tindak
lanjut
rekomendasi.
Ringkasan
EO lazim di anak laki-laki pra-pubertas, menurut stratifikasi usia, riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik dan urinalisis etiologi untuk EO dapat
diidentifikasi, dan pengobatan disesuaikan, pencitraan lebih lanjut atau
hanya tindak lanjut dapat direkomendasikan untuk setiap pasien.
Pengetahuan tentang pathophisiology dari EO akan menghindari
perlakuan antibi-otic yang tidak perlu dan pencitraan tidak dibutuhkan
Dysmenorrhea
KESIMPULAN :
Jahe
Jahe merupakan obat alami anti inflamasi atau penghilang rasa sakit
saat menstruasi. Ekstrak jahe dapat menekan pengeluaran
prostaglandin
dan
leukotrin
pada
endometrium
yang
Menstrual irregular
Pelaksanaan terapi akupuntur diberikan dalam 1 seri terapi yang
terdiri 4 tahap dengan 14 kali terapi selama 15 menit setiap kali terapi.
Setiap kali terpi pasien mengalami 2 posisi yaitu saat pasien terlentang
( saat menusuk titik sanyinjiao (SP6), guanyuan (CV4) dan taixi (k13) dan
telungkup ( saat memasuki tititk ramuan kunyit asam dengan dosis kunyit
sebanyak 5 gr dan asam sebanyak 2 gr dengan tambahan gula batu 10 gr,
yang diminum 1kali sehari setelah makan 50ml dan teh adas gr dengan
tambahan madu secukupnya yang diminum 1kali sehari 50 ml.
Setelah melalui 14 belas kali terapi akupuntur dan pemberian terapi herbal
kunyit asam dan teh adas sebanyak 33 kali, menstruasi pasien menjadi
teratur dengan siklus menstruasi 30 hari, dan keluhan tambahan pasien
dapat berkurang.
Kesimpulan :
Berdasarkan studikasus yang dilakukan menstruasi tidak teratur dapat di
tangani denga pemberian kombinasi terapi akupuntur dan ramua herbal
kombinasi kunyit asam dan teh adas. Hal ini dapat terlihat melalui
pengamatan indikator keberhasilan yaitu siklus menstruasi di kategori
siklus normal dan hilang keluhan yang lain yang dirasakan pasien.
Keputihan
Judul: PENGGUNAAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP
KEPUTIHAN FISIOLOGIS DI KALANGAN REMAJA PUTRI
MAHASISWA POLTEKES DENPASAR
Wayan Mustika, Putu Susy natha Astini,Ni Putu Yunianti SC
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebelum pemberian rebusan daun sirih dan kunyit, keputihan pada
remaja di Pondok Pesantren Putri Mambaus Sholihin Suci Manyar
Kabupaten Gresik didapatkan semua responden mengalami keputihan
patologis.
2. Sesudah pemberian rebusan daun sirih dan kunyit, keputihan pada
remaja di Pondok Pesantren Putri Mambaus Sholihin Suci Manyar
Kabupaten Gresik didapatkan hampir semua responden mengalami
keputihan fisiologis.
3. Pemberian rebusan daun sirih dan kunyit dapat menurunkan keputihan
patologis pada remaja.
kemaluan
pengembangan
terhadap
lembar
kejadian
informasi
infeksi
keperawatan
vagina
sebagai
dan
pesan
Infeksi vagina
Judul: TREATMENT PADA PASIEN VAGINITIS (INFEKSI
VAGINA)
JURNAL VAGINITIS DIAGNOSIS AND TREATMENT VOL 83, NO
7, 1 APRIL 2011
1. Treatment pada wanita tidak hamil