Anda di halaman 1dari 13

TUGAS IPA

MAKALAH PENYAKIT SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

NAMA : GIOVAND KAKISINA


KELAS : IX- 2
DAFTAR ISI :
COVER

DAFTAR ISI

BAB I . Pendahuluan

a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penulisan

BAB II. Pembahasan

a. Gangguan Sistem Reproduksi Pria


b. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita

BAB III. Penutup

a. Kesimpulan
b. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan dimana organ reproduksi terbebas
dari penyakit atau gangguan selama proses reproduksi, ketika proses reproduksi tercapai
dalam situasi kesehatan fisik, mental, dan sosial yang sempurna (Kemenkes RI, 2015).
Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi
sejahtera jasmani, rohani, sosial, ekonomi, tidak hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan namun dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi-
fungsinya serta prosesnya. Kesehatan reproduksi merupakan hal penting bagi setiap
orang, pria ataupun wanita, namun wanita mempunyai organ yang lebih sensitif terhadap
suatu penyakit, bahkan keadaan penyakit lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan
kemampuan reproduksinya.
Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan
sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki. Adapun Ovum merupakan sel
kelamin manusia yang dihasilkan oleh perempuan. Organ reproduksi laki-laki terdiri atas
testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses
pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak
pada kantong yang disebut skortum. Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas
deferens, dan uretra. Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat
pematangan dan penyimpanan sementara sperma. Organ reproduksi pada wanita terdiri
atas ovarium, tuba Fallopi, uterus dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan
berfungsi sebagai tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau
oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan rumbai-rumbai.
Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan ovarium. Uterus atau
rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina merupakan tempat
keluarnya bayi saat dilahirkan. Proses reproduksi pada manusia diawali dengan
pembentukan sel kelamin pada laki-laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada
laki-laki (sperma) disebut spermatogenesis.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka timbullah masalah yang dapat di identifikasi
dari system Reproduksi, gangguan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun
penyakit yang tidak menular.

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui masalah-masalah atau gangguan-gangguan yang dapat timbul pada
ystem atau alat reproduksi beserta tanda dan gejalanya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gangguan Sistem Reproduksi Pria

1. Prostatitis
Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan peradangan(-
itis) prostate.
Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat sebagai
akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini dapat mengakibatkan obstruksi
saluran kemih (Thomson, 1993: 1997).
Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian paling
dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-tepi
menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan dorongan
sampai ke arah basis vesika urinaria.

    Penyebab dari Prostatitis


Prostatitis adalah infeksi dari prostate yang seringkali disebabkan oleh beberapa dari
bakteri-bakteri yang menyebabkan infeksi-infeksi kantong kemih. Ini termasuk E.
coli, Klebsiella, dan Proteus.
Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi ada dugaan
oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi perubahan
keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan terjadi konveksi
testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer.

    Tanda/Gejala-Gejala Dari Prostatitis


a) Kesulitan-kesulitan dengan ejakulasi.
b) Disfungsi ereksi.
c) Biasanya ada urgensi.
d) Frekwensi dari membuang air kecil.
e) Dysuria (kencing yang menyakitkan atau
sulit).
f) Demam.

2. Epididimitis
Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat peradangan pada
epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis tempat penyimpanan
sperma yang sudah dewasa.

    Penyebab dari Epididimitis


Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang aktif secara
seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia trachomatis adalah
mikroba penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli dan Neisseria gonorrhoeae.

    Tanda dan gejala dari Epididymitis


a) Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit yang menyerang secara bertahap
seperti nyeri pada testis atau epididimis.
b) Testis mungkin menjadi hangat dan / atau
merah.
c) Darah di dalam air mani (hemospermia)
d) Demam
e) Ejakulasi yang menyakitkan
f) Nyeri pada testis
g) Nyeri saat buang air kecil (disuria)
h) Sebuah benjolan atau gumpalan di testis

3. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat memproduksi
hormon testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa dialami sejak janin
berkembang di perut, sebelum masa puber, atau saat dewasa. Hipogonadisme dibagi
menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Pada
hipogonadisme primer testis mengalami kelainan, kadar testoteron rendah disertai
meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan hipogonadotropik-
hipogonadisme. Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di otak
yang mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon testosteron dan hormon
gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini disebut hipogonadisme-
hipogonadotropik.

    Penyebab Hipogonadisme


a) Infeksi pada testis
b) Trauma pada testis akibat dikebiri atau kecelakaan
c) Sindrom Klinefelter
d) Pengobatan kanker
e) Radang buah zakar
f) Hemokromatosis
g) Sindrom Kallman
h) HIV/AIDS
i) Penuaan
j) Obesitas
k) Tumor

    Tanda dan gejala  dari Hipogonadisme


Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin :
a) Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.
b) Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.

Hipogonadisme yang terjadi saat puber :


a) Suara kurang mendalam
b) Massa otot menurun
c) Pertumbuhan penis dan testikel
terganggu

Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa :


a) Mandul
b) Disfungsi ereksi
c) Kelelahan
d) Penurunan gairah seksual

4. Impotensi
Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan gejala
ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi penis untuk
berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak dapat
mempertahankan penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri sampai selesai.
Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat, dikalangan medis
lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat
gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak mempunyai kemampuan sama sekali
untuk ereksi.

    Penyebab  Impotensi


Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan dalam beberapa kategori
berikut:

a) Impotensi Organik.
Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu kondisi dimana
penis penderita tidak pernah memiliki kemampuan berereksi.
b) Impotensi Fungsional.
Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor patologis atau penyakit
seperti: komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah,
pemakaian alkohol yang berlebihan atau juga sebagai akibat kegiatan merokok
yang sangat kronis.

c) Impotensi Psikis.
Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan, penyebabnya adalah hal
yang bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada
pasangan, rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas, perasaan takut,
was-was, dan lain-lain.

    Tanda dan Gejala dari Impotensi


Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa dirasakan oleh
penderita bersama pasangannya saat melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu,
gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya tidak diketahui. Kecuali, yang
bersangkutan memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis (wawancara
terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan dapat diketahui
adanya tanda dan gejala impotensi.
B. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita

1. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh
lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina)
(Riono, 1999).
Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor
ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian
terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker
serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang
tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan
disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996).

    Penyebab Kanker serviks


Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang
dapat menyebabkan kanker.

    Tanda/gejala dari Kanker Serviks.


a. Pendarahan setelah senggama/berhubungan
b. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
c. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
d. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
e. Nyeri ketika berhubungan seksual.

2. Vaginitis
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri,
parasit atau jamur (Manuaba,2001). Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada
vagina terjadi secara langsung pada vagina atau melalui perineum (Wikniosastro
1999).
    Penyebab dari Vaginitis
a) Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa
gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna
putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas.
b) Bakteri
Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut
bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih
keabu-abuan beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat
kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain
sebagainya.
c) Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit
hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya
kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan
gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan
rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil
tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil
d) Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang
menular dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna
kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan
membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar
peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang
terkontaminasi, dan lain sebagainya.

    Tanda dan Gejala :


a) Pruritus vulvae
b) Nyeri vagina yang hebat
c) Disuria eksterna dan interna
d) Rash pada vulva
e) Eritematosa
f) Sekret khas seperti keju lembut.
g) Secret banyak dan bau busuk
h) Edema vulva
i) Vagina berbau busuk dan amis
j) Perdarahan pervaginam
k) Dispareunia

3. Bartolinitis
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya,
pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan.
Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.

    Penyebab Bartolinitas


a) Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
b) Jamur : kandida albikan.
c) Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
d) Bakteri : neiseria gonore.

    Tanda/Gejala Bartolitis


a) Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam
kelenjar, nyeri tekan.
b) Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau
duduk,juga dapat disertai demam
c) Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan
gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air
kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
d) Terdapat abses pada daerah kelamin
e) Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur
dengan darah.

4. Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau
padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang
paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang
cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat
menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul  (Winkjosastro, et. all,
1999).
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
Kista  ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf
atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari
epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).

    Panyebab Kista Ovarium


Gaya hidup tidak sehat.
a) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b) Zat tambahan pada makanan
c) Kurang olah raga
d) Terpapar denga polusi dan agen infeksius
e) Sering stress

Faktor genetik.
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang
disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan
yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena
radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu
kanker.

    Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain:
a) menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b) perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c) nyeri saat bersenggama.
d) perdarahan.

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:


a) Gangguan haid
b) Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
c) Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
d) Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut : 


a) Asites
b) Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut
(usus dan hati)
c) Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d) buang air besar dan kecil.
e) Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara
internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung
fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan
alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan
dijelaskan dalam makalah ini.
Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi dapat
berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan
penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi.

B.    Saran
a) Diharapkan kepada siswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam tentang
sistem reproduksi pada manusia karena sistem reproduksi ini sangat penting bagi
kelangsungan hidup agar tetap lestari.
b) Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing siswa/i dengan baik agar
siswa/i dapat memahami dengan mudah tentang konsep materi ini. Dan yang paling
penting adalah setelah mempelajari materi ini siswa/i tidak mengarah kepada hal-hal
yang negatif.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8592886/penyakit_reproduksi
https://makalahsekolah96.blogspot.com/2018/11/bab-i-pendahuluan-a_26.html
http://scholar.unand.ac.id/47508/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai